PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan adalah fase terakhir yang terpenting dalam kehamilan yang
kehamilan dimana masa ini banyak ditunggu dan sangat mendebarkan bagi
pasangan suami istri. Dimana persalinan merupakan suatu proses mendorong
keluarnya hasil konsepsi (janin, plasenta dan ketuban) dari dalam rahim lewat
jalan lahir atau dengan jalan lain (Reeder. 2012). Persalinan merupakan
pengalaman hidup yang dapat menimbulkan potensi positif dan negatif bagi
psikologis ibu dan pengalaman persalinan pada ibu akan mempengaruhi
persepsi, respon, kebutuhan dan dukungan dalam menghadapi persalinan.
Persalinan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pervaginam dan pelahiran
section caesarea. Persalinan pervaginam adalah keluarnya hasil konsepsi
melewati jalan lahir yang dapat dilakukan tanpa bantuan alat (persalinan
spontan) dan dengan bantuan alat (obstetrik operatif), pelahiran sectio
caesarea adalah persalinan buatan dimana janin dimasukkan melalui insisi
pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan
utuh dan berat janin diatas 500 gram yang sering disebut dengan sectio
caesarea. (Mitayani, 2011)
Perluasan indikasi melakukan Sectio Caesarea dan kemajuan dalam
teknik operasi dan anestesi serta obat antibiotika yang menyebabkan kejadian
Sectio Caesarea dari periode ke periode yang meningkat. Sectio Caesarea
akhir-akhir ini telah menjadi trend karena dianggap lebih praktis dan tidak
menyakitkan sehingga tidak heran jika telah menjadi tindakan bedah
kebidanan kedua tersering yang digunakan di Indonesia maupun di luar
negeri. Dengan adanya operasi Sectio Caesarea bukan hanya ibu yang akan
menjadi aman tetapi juga jumlah bayi yang cedera akibat partus lama dan
pembedahan traumatik vagina menjadi berkurang. Karena itu, insidensidari
tahun ke tahun terus meningkat disertai dengan penurunan absolut mortalitas
perinatal.
1
Menurut WHO (2019) angka kejadian sectio caesarea di Mexiko
dalam 10 tahun terakhir dari tahun 2007–2017 mengalami peningkatan.
Tingkat nasional persalinan sectio caesarea sebanyak 45,3% dan sisanya
adalah persalinan pervaginam. Tingkat kelahiran sectio caesarea di Mexiko
meningkat dari 43,9% menjadi 45,5. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018 angka kejadian persalinan sectio caesarea
di Indonesia adalah sebesar 17,6% tertinggi di wilayah DKI Jakarta sebesar
31,3% dan terendah di Papua sebesar 6,7% (Kemenkes RI, 2019).
Berdasarkan Dinkes Provinsi Banten mengungkapkan bahwa komplikasi
dalam kehamilan dan persalinan tidak selalu dapat diduga sebelumnya, oleh
karenanya semua persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan agar
komplikasi kebidanan dapat segera dideteksi dan ditangani. Kabupaten/kota
dengan persentase penanganan komplikasi tertinggi adalah Kabupaten Serang
yaitu 105,9%.
Berdasarkan data SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit) di Dinas
Kesehatan Provinsi Banten, dari total persalinan dengan komplikasi di
Banten sebanyak 21.965 pada pada tahun 2015, sekitar 58,5% dilakukan
lewat operasi sectio caesarea. Menurut data SIRS, selama tahun 2015, kasus
kelahiran melalui sectio caesarea terbanyak terjadi di kota Serang 4.915
kasus, disusul kemudian kabupaten Serang sebanyak 2.567 kasus (Dinkes
Banten, 2017). Persalinan dengan menggunakan metode sectio cesarea
bukanlah tanpa resiko, terbukti resiko kematian ibu akibat Sectio Caesarea
adalah 4-6 kali lebih besar dari kelahiran pervaginam (Hacker & Moore,
2001). Menurut Riskesdas tahun 2013, di Indonesia bedah caesarea hanya
dilakukan atas dasar indikasi medis tertentu dan kehamilan dengan
komplikasi.
Penyembuhan luka pasca operasi sectio caesarea kira-kira 1 minggu,
sedangkan pemulihan rahim kira-kira 3 bulan. Rasa nyeri mungkin masih
terasa sampai 6 bulan dengan intensitas ringan yang disebabkan oleh simpul
benang pada fascia (sarung otot) sedangkan lama penyembuhan sectio
caesarea berlanjut selama 1 tahun atau lebih hingga bekas luka merekat kuat
(Valleria, 2009). Bersamaan dengan hal tersebut, di Indonesia terjadi
2
peningkatan kejadian infeksi luka pasca Sectio Caesarea yaitu infeksi pada
rahim/endometritis, alat-alat berkemih, usus dan luka operasi. Sekitar 90%
dari morbiditas yang pasca operasi yang disebabkan oleh infeksi luka operasi,
dan contoh kejadian infeksi luka post sectio caesarea pada rumah sakit-rumah
sakit di Indonesia bisa menjadi gambaran kejadian infeksi luka operasi
section caesarea.
Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis normal akibat
proses patologis yang berasal dari internal maupun eksternal dan mengenai
organ tertentu. (Perry, 2006) proses penyembuhan luka terdiri dari 3 fase
yaitu inflamasi, ploriferasi (epitelisasi), dan maturasi (remodelling).
Penyembuhan luka pada fase inflamasi terjadi sampai hari ke-3 setelah
pembedahan, fase ini bisa berjalan lama jika luka mengalami infeksi. Proses
penyembuhan luka di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : usia, nutrisi,
mobilisasi dini, obesitas, diabetesmilitus, anemia, gangguan oksigenasi,
merokok, obat-obatan, dan stres luka. (Perry, 2006). Luka post operasi
sembuh sampai dengan hari ke-10 sampai 14 (Heather et al., 2010). Luka
Post Sectio Ceesarea merupakan luka yang membekas dan disebabkan oleh
bedah Caesar ketika wanita tidak dapat melahirkan secara normal. Proses ini
dicapai karena adanya suatu hambatan untuk proses persalinan normal,
seperti lemahnya tenaga sang ibu untuk melahirkan, detak jantung bayi
lemah, ukuran bayi terlalu besar dan lainnya. Dengan demikian angka
kejadian infeksi luka post caesarea masih tinggi Oleh karena itu, Proses
penyembuhan luka post sectio caesarea yang normal adalah 6-7 hari
postpartum.
3
Perlu dipahami dengan baik mengapa suatu operasi caesar harus
dilakukan, baik sebagai pilihan yang diambil secara sengaja ataupun sebagai
prosedur darurat. Mengetahui apa yang akan terjadi pada anda dan bayi anda
akan membuat anda lebih tenang saat menjalani operasi caesar. Waalaupun
kemungkinan besar anda akan merasakan banyak ketidaknyamaan setelah
operasi, Penting bagi Ibu Pasca Operasi caesar untuk bangkit dari tempat
tidur dan melakukan mobilisasi (Chrissie 2005).
4
Oprasi Pada Ibu Post Sectio Caesaria di RSIA Bunda Citra Ananda Ciputat
Kota Tangerang Selatan Tahun 2021."
B. Rumusan Masalah
Banyaknya luka infeksi pada ibu post oprasi cectio caesaria di RSIA
Bunda Citra Ananda dan menunjunjukan sebagian besar masyarakat masih
banyak yang belum mengetahui bagaimana perawatan luka pasca operasi
Sectio Caesarea. Penulis akan membahas tentang gambaran kondisi luka
sectio caesarea dengan menggunakan konsep terbaru dan tidak meninggalkan
konsep perawatan konvensional yang masih bisa diterapkan dan mensupport
lingkungan lembab pada area luka. Namun di masyarakat menunjukan bahwa
sebagian besar masyarakat masih mempercayai adanya pantang makan,
mereka menerima dan menolak jenis makanan tertentu. Pantang terhadap
makan sebenarnya tidak boleh dilakukan oleh ibu postpartum karena dapat
menyembuhkan luka sectio seasar, sebelumnya pada bahasan-bahasan awal
penulis akan menguraikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan sectio
caesarea, sejarah adanya operasi caesarea, indikasi faktor risiko, gambaran
kondisi luka sectio caesarea, dan penyebab lain sebagainya sampai bagaimana
prosedur perawatan luka Sectio Caesarea, berdasarkan latar belakang di atas
maka penulis ingin melakukan penelitian "Gambaran Kondisi Luka Oprasi
Pada Ibu Post Sectio Caesaria di RSIA Bunda Citra Ananda Ciputat Kota
Tangerang Selatan Tahun 2021."
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran kondisi luka oprasi pada ibu post
sectio cesarea Di RSIA Bunda Citra Ananda Ciputat Kota Tangerang
Selatan Tahun 2021.
2. Tujuan Khusus
5
a. Mengetahui gambaran karakteristik umum pada ibu post sectio
ceasaria di RSIA Bunda Citra Ananda berdasarkan (Usia Ibu,
Tingkat pendidikan)
b. Mengetahui riwayat medis pada ibu melahirkan secara sectio
ceasarea berdasarkan (Paritas, Usia Kehamilan, Indikasi SC,
Komorbid)
c. Untuk mendapatkan gambaran kondisi luka ibu post sectio ceasaria
di RSIA Bunda Citra Ananda pada Hari ke-3 dan Hari ke-10
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Unit Pelayanan Kesehatan
Bagi Pelayanan keperawatan penelitian ini dapat meningkatkan
mutu pelayanan, dalam pelayanan pasien yang memberikan
informasi bahwa perawatan luka yang tepat dapat membantu
mempercepat proses penyembuhan luka pasca sectio cesarean
sehingga pelayanan kesehatan semakin optimal.
2. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
a. Bagi pendidikan, Dapat menambah perbendaharaan ilmu
pengetahuan, pada mata kuliah keperawatan.
b. Bagi Akademis, dapat dijadikan suatu gambaran bagi penelitian
lainnya dan sebagai bahan referensi pertimbangan pemikiran
dalam penelitian selanjutnya dalam bidang yang sama.
3. Manfaat Bagi Ibu Hamil dan Keluarganya
a. Memberikan informasi tentang pentingnya perawatan luka post
sectio cesarean pada ibu nifas
b. Dapat memberikan informasi atau gambaran dalam hal tentang
perawatan luka untuk mempercepat proses penyembuhan luka
sectio cesarean.
4. Manfaat Bagi Penelitian Selanjutnya
a. Menyediakan data untuk penelitian lanjutan tentang hubungan
perawatan luka sectio cesarean.
6
b. Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan
kesehatan dan dapat dijadikan sebagai landasan penelitian
berikutnya.