Anda di halaman 1dari 2

2.

3 Proses Biofisik Sekunder yang Berkaitan dengan Urbanisasi


Dampak yang ditimbulkan, antara lain:
1. Hilangnya habitat
2. Fragmentasi dan Isolasi Habitat
3. Perubahan Iklim
4. Perubahan hidrologi dan cahaya
5. Peningkatan tingkat kebisingan
6. Pencemaran udara, air dan tanah
2.3.1 Hilangnya Habitat, Fragmentasi dan Isolasi Habitat
1. Suatu fragment (potongan) habitat dari wilayah habitat lainnya menjadi terisolasi satu sama
lain oleh lanskap infrastruktur perkotaan, manusia dan pergerakan kendaraan-kendaraan.
2. Satu patch habitat terbagi menjadi beberapa patch habitat yang lebih kecil.
Lanskap perkotaan lebih terfragmentasi daripada lanskap pedesaan dengan banyak patch kecil
dari berbagai jenis penggunaan lahan atau biotop yang terjadi di area yang relatif kecil.
3. Lahan basah perkotaan mudah diserang oleh hewan-hewan baru seperti, ikan dan kura-kura.
2.3.2. Perubahan Iklim
1. Terjadinya pengaruh Urban-heat island
2. Meningkatnya cloudiness (kekeruhan)
3. Mengurangi radiasi matahari
4. Mengubah curah hujan, kelembaban dan pola angin
Disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pabrik (manufaktur), pembangkit listrik,
evaporative cooling dan penyiraman taman serta kebun dapat melepaskan kelembaban ke
atmosfer, meningkatkan kelembaban di kota.
5. Meningkatkan aktivitas badai petir
6. Meningkatkan kabut
Selama musim dingin, kabut di perkotaan mencapai 2-3 kali lebih banyak daripada di daerah
pedesaan
7. Kelembaban atmosfer, pulusi udara, panas dan berkurangnya kecepata angin di perkotaan
meningkatkan pembentukan awan. Hal ini juga meningkatkan cloudiness, mengurangi radiasi
matahari meskipun polusi udara juga mengurangi radiasi matahari tanpa adanya awan.
8. Ketinggian (roughness) bangunan kota yang beragam dapat mengurangi kecepatan angin,
jauh di bawah kecepatan angin di daerah pedesaan, tetapi Gedung tinggi juga dapat
menyalurkan angin dan menciptakan efek wind-tunnel.
2.3.3 Perubahan Hidrologi
Perubahan hidrologi kota disebabkan oleh :
1. Penggantian permukaan permeable dengan impermeable di daerah aliran sungai perkotaan
2. Pembangunan sistem drainase air hujan
2.3.4 Perubahan Tingkat Kebisingan dan Cahaya
1. Kebisingan di daerah perkotaan berasal dari lalu lintas kendaraan di jalan, industri,
konstruksi, pesawat dan kereta api yang melintas dan lain-lain. Di habitat perairan seperti
sungai, danau, muara dan pelabuhan, kebisingan bawah air dari lalu lintas perahu dan
konstruksi jembatan dan jalan dapat menjadi penyebab yang substansial.
2. Polusi cahaya ekologis terjadi Ketika cahaya buatan mengubah siklus alami terang dan
gelap di dalam ekosistem. Pencemaran cahaya ekologis begitu terasa sehingga dapat
terlihat jelas dari luar angkasa.
2.3.5 Pencemaran Udara, Air dan Tanah
Pencemaran udara dapat berasal dari emisi idustri, knalpot mobil dan pembakaran bahan bakar.
Tergantung pada jenis dan konsntrasi polutan yaitu, karbon monoksida, diesel, ozon, benzene,
logam berat, fosfor, nitrogen, residu pestisida dan herbisida, limbah kota dan kotoran manusia.
Sebagai contoh,
1. Herbisida glisofat yang umum digunakan di daerah perkotaan dan pedesaan dapat
membunuh amfibi (pada tahap larva dan dewasa).
2. Paparan polusi udara dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan penyakit
pernapasan seperti asma dan emfisema, kanker, serta infertilitas pada manusia.

2.4 Stochasticity di Lingkungan Perkotaan


Stokastisitas lingkungan dapat didefinisikan sebagai variasi acak skala kecil hingga sedang,
dalam kondisi lingkungan dari waktu ke waktu yang mempengaruhi tingkat kelahiran dan
kematian individu dalam suatu populasi.

2.5 Ringkasan
Urbanisasi dapat menghancurkan habitat yang ada, mengubah habitat lain, dan
menciptakan habitat baru tanpa paralel yang jelas di lingkungan yang lebih pedesaan atau
murni. Namun, proses biofisik primer dan sekunder yang terkait dengan pembangunan kota
umumnya hampir sama di seluruh dunia, terlepas dari vegetasi lokal, iklim, dan bentuk
alam.

Anda mungkin juga menyukai