Anda di halaman 1dari 10

HAKIKAT PENDDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM

MENGEMBANGKAN UTUH SARJANA ATAU PROFESIONAL

Alifah Nuralfiyyah
Program Studi Pendidikan Guru Sukolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Makassar
Email : nuralfiyyahalifah@gmail.com

Abstrak

Latar belakang munculnya PKn dimulai dengan sejarah panjang bangsa indonesia yang dimulai
dari perjuangan dan mempertahankan kemerdekaan hingga selesainya kemerdekaan bahkan
berlanjut hingga era reformasi. Semangat perjuangan bangsa yang merupakan kekuatan mental
spiritual telah melepaskan kekuatan yang luar biasa dalam perjuangan fisik. Apalagi dalam
menghadapi globalisasi dan masa depan untuk mengisi kemerdekaan membutuhkan perjuangan
nonfisik sesuai dengan bidang profesinya masing-masing. Perjuangan non fisik memerlukan
sarana kegiatan pendidikan bagi setiap warga negara indonesia pada umumnya dan siswa sebagai
calon sarjana pada khususnya, yaitu melalui pendidikan kewarganegaraan.

Kata Kunci : Pendidikan, Warga Negara, dan Negara

PENDAHULUAN
Pendidikan kewarganegaraan sebenarnya dilakukan dan dikembangkan di seluruh dunia,
meskipun dengan berbagai macam istilah atau nama, mata kuliah tersebut sering disebut sebagai
civic education, citizenship education dan bahkan ada yang menyebut sebagai democracy
education. Mata kuliah ini memiliki peran yang strategis dalam mempersiapkan warga negara
yang cerdas, bertanggung jawab dan berkeadaban. Berdasarkan rumusan Civic internasional
1995 disepakati bahwa pendidikan demokrasi penting untuk pertumbuhan Civic culture, untuk
keberhasilan pengembangan dan pemeliharaan pemerintahan demokrasi (Mansoer,2005)
Secara yuridis istilah pendidikan kewarganegaraan di Indonesia termuat dalam undang-
undang no.2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional. Pasal 39 undang-undang tersebut
menyatakan bahwa di setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat pendidikan
Pancasila, pendidikan agama, dan pendidikan kewarganegaraan.
Dalam undang-undang tersebut dijelaskan bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah
upaya untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan hubungan antara warganegara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara
(PPBN) agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara kesatuan
republik Indonesia.
Belajar tentang pendidikan kewarganegaraan pada dasarnya adalah belajar tentang
keindonesiaan, belajar untuk menjadi manusia yang berkepribadian Indonesia, membangun rasa
kebangsaan dan mencintai tanah air Indonesia.

PEMBAHASAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1).
“warga negara” dapat berarti warga, anggota (member) dari sebuah negara. Warga negara
adalah anggota dari sekelompok manusia yang hidup atau tinggal di wilayah hukum tertentu
yang memiliki hak dan kewajiban. Di Indonesia, istilah “warga negara” adalah terjemahan dari
istilah bahasa Belanda, staatsburger. Selain istilah staatsburger dalam bahasa Belanda dikenal
pula istilah onderdaan. Menurut Soetoprawiro (1996), istilah onderdaan tidak sama dengan
warga negara melainkan bersifat semi warga negara atau kawula negara. Munculnya istiah
tersebut karena Indonesia memiliki budaya kerajaan yang bersifat feodal sehingga dikenal
istilah kawula negara sebagai terjemahan dari onderdaan. Setelah Indonesia memasuki era
kemerdekaan dan era modern, istilah kawula negara telah mengalami pergeseran. Istilah
kawula negara sudah tidak digunakan lagi dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara
di Indonesia saat ini. Istilah “warga negara” dalam kepustakaan Inggris dikenal dengan istilah
“civic”, “citizen”, atau “civicus”. Apabila ditulis dengan mencantumkan “s” di bagian belakang
kata civic mejadi “civics” berarti disiplin ilmu kewarganegaraan.
Secara etimologis, pendidikan kewarganegaraan berasal dari kata “pendidikan” dan kata
“kewarganegaraan”. Pendidikan berarti usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya, sedangkan kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga
negara. 2. Secara yuridis, pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk
peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. 3. Secara
terminologis, pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan yang berintikan
demokrasi politik, diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya: pengaruh-pengaruh
positif dari pendidikan sekolah, masyarakat, dan orang tua. Kesemuanya itu 24 diproses guna
melatih para siswa untuk berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak demokratis dalam
mempersiapkan hidup demokratis berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 4. Negara perlu
menyelenggarakan pendidikan kewarganegaraan karena setiap generasi adalah orang baru
yang harus mendapat pengetahuan, sikap/nilai dan keterampilan agar mampu
mengembangkan warga negara yang memiliki watak atau karakter yang baik dan cerdas (smart
and good citizen) untuk hidup dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
sesuai dengan demokrasi konstitusional. 5. Secara historis, PKn di Indonesia awalnya
diselenggarakan oleh organisasi pergerakan yang bertujuan untuk membangun rasa
kebangsaaan dan cita-cita Indonesia merdeka. Secara sosiologis, PKn Indonesia dilakukan pada
tataran sosial kultural oleh para pemimpin di masyarakat yang mengajak untuk mencintai tanah
air dan bangsa Indonesia. Secara politis, PKn Indonesia lahir karena tuntutan konstitusi atau
UUD 1945 dan sejumlah kebijakan Pemerintah yang berkuasa sesuai dengan masanya. 6.
Pendidikan Kewarganegaraan senantiasa menghadapi dinamika perubahan dalam sistem
ketatanegaraan dan pemerintahan serta tantangan kehidupan berbangsa dan bernegara. 7. PKn
Indonesia untuk masa depan sangat ditentukan oleh pandangan bangsa Indonesia, eksistensi
konstitusi negara, dan tuntutan dinamika perkembangan bangsa

 Konsep Dan Urgensi Pendidkan Kewarganegaraan Dalam Pencerdasan


Kehidupan Bangsa
Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia pada hakikatnya
merupakan sumber hukum dasar dalam negara Indonesia. Sebagai suatu
sumber hukum dasar secara objektif Pancasila merupakan suatu pandangan
hidup, kesadaran, cita-cita hukum, serta cita-cita moral yang luhur yang
meliputi suasana kejiwaan, serta watak bangsa Indonesia, yang pada tanggal
18 Agustus 1945 telah dipadatkan dan diabstraksikan oleh para pendiri
negara ini menjadi lima sila yang ditetapkan secara yuridis formal menjadi
dasar filsafat negara Republik Indonesia.

Unsur-unsur yang merupakan materi pendidikan Pancasila diangkat dari


pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini
merupakann kausa materialis (asal bahan) Pancasila. Unsur-unsur Pancasila
tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara,
sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara, ideologi bangsa dan
negara Indonesia.

Keanekaragaman suku,bangsa adat istiadat, dan agama yang berada pada


ribuan pulau yang berbeda sumber kekayaan alamnya, memungkinkan untuk
terjadi keanekaragaman kehendak dalam Negara karena tumbuhnya sikap
premordalisme sempit, yang akhirnya memungkinkan dapat terjadi konflik
yang negatif, oleh karena itu dalam pendidikan dibutuhkan alat perekat
bangsa dengan adanya kesamaan cara pandang tentang visi dan misi negara
melalui wawasan nusantara sekaligus akan menjadi kemampuan menangkal
ancaman pada berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Kompentensi kehadiran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah


dimana masyarakat dan pendidikan suatu negara berupaya untuk menjamin
kelangsungan hidup serta kehidupan generasi penerusnya dan bermakna.
Generasi penerus tersebut diharapkan akan mampu mengantisipasi hari
depan bangsa yang senantiasa berubah dan selalu terkait dengan konteks
dinamika budaya, bangsa, Negara, dan hubungan internasional.

Kompetensi lulusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah


didapatnya tindakan cerdas yang penuh tanggung jawab dari seorang warga
negara dalam berhubungan dengan negara, dan memecahkan berbagai
masalah hidup bermasyarakat,berbangsa dan bernegara dengan menerapkan
konsepsi falsafah bangsa, wawasan nusantara dan ketahanan nasional.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan diharapkan dapat membuahkan
sikap mental yang cerdas, penuh rasa tanggung jawab. Sikap ini disertai
dengan perilaku yang : Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, menghayati nilai–nilai falsafah bangsa; berbudi pekerti luhur,
berdisiplin; rasional, dinamis, dan sadar akan hak dan kewajibannya sebagai
warga negara; serta bersifat profesional yang dijiwai oleh kesadaran bela
negara.
 Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan
Dengan pendidikan kewarganegaraan ini para generasi muda diharapkan
memiliki kesadaran penuh akan demokrasi dan HAM. Dengan bekal
keadaran ini, mereka akan memberikan kontribusi yang berarti dalam
mengatasi berbagai masalah yang dihadapi bangsa, seperti konflik dan
kekerasan yang terjadi dalam masyarakat Indonesia, dengan cara-cara yang
damai dan cerdas.
Mencetak generasi muda yang bertanggungjawab atas keselamatan dan
kejayaan tanah air adalah tujan berikutnya. Rasa tanggung jawab ini akan
tercermin dalam partisipasi aktif generasi muda dalam pembangunan.
Generasi muda yang bertanggung jawab akan menyaring pengaruh-pengaruh
dari luar, mengambil sisi positifnya dan menolak hal-hal yang tidak sesuai
dengan nilai luhur dan moral bangsa.
Akhirnya, Pendidikan kewarganegaraan diharapkan mampu menumbuhkan
sikap setia kepada tanah air dan bersedia dengan tulus iklhas untuk
menyumbangkan setiap potensinya demi kemajuan tanah air walaupun
mendapat iming-iming popularitas atau harta dari pihak-pihak lain.
 Hal- Hal Penting Dalam PKN
1. Pendidikan kewarganegaraan mengajarkan siswa untuk mampu
memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara sopan santun,
jujur, dan demokratis serta ihklas sebagai warga negara terdidik dalam
kehidupannya selaku warganegara Republik Indonesia yang
bertanggung jawab bersama. Ini merupakan hal yang mendasar dalam
pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Tanggung jawab sangat penting
dalam proses ini.
2. Dalam pembelajaran ini dibahas lagi tentang bagaimana kita warga
negara untuk ikut dalam berpolitik. Karena akan kepedulian terhadap
politik kita bangsa Indonesia. Tanpa kekacauan merupakan hal
terpenting dalam menjaring hubungan yang baik antara warga dan
pemerintah.
3. Memberikan pengajaran kepada siswa untuk saling memahami sesama
warga neraga. Saling tenggang rasa, toleransi dan saling menghormati
satu sama lainnya.
4. Memberikan pengetahuan kepada para siswa dan pelajar mengenai
sistem pemerintahan dan tentang peraturan negara yang berlaku baik
yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Juga untuk membuka
kesadaran kita akan pentingnya bela dan cinta tanah air. Karena kita
hidup disini dan secara bersama.

Dengan ini, sesungguhnya Pendidikan Kewarganegaraan sangat penting


untuk diajarkan oleh anak idik bangsa kita sendiri. Sesungguhnya
pendidikan kewarganegaraan tidak hanya harus di ajar tetapi juga harus di
leksanakan, karena pendidikan kewarganegaraan juga membawa ajaran dari
pancasila yang juga harus kita amalkan baik perbuatan atau segala
macamnya.
 Esensi dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan untuk Masa Depan
Apakah tuntutan, kebutuhan, dan tantangan yang akan dihadapi bangsa
Indonesia di masa depan? Bagaimana Anda dapat memprediksi kondisi 21
Indonesia di masa depan? Apa gagasan berupa pemikiran hasil analisis Anda
untuk masa depan? Anda masukkan indikator-indikator berupa fakta dan
peristiwa yang mungkin akan terjadi dalam pendidikan kewarganegaraan.
Pada tahun 2045, bangsa Indonesia akan memperingati 100 Tahun Indonesia
merdeka. Bagaimana nasib bangsa Indonesia pada 100 Tahun Indonesia
merdeka? Berdasarkan hasil analisis ahli ekonomi yang diterbitkan oleh
Kemendikbud (2013) bangsa Indonesia akan mendapat bonus demografi
(demographic bonus) sebagai modal Indonesia pada tahun 2045 (Lihat
gambar tabel di bawah). Indonesia pada tahun 2030- 2045 akan mempunyai
usia produktif (15-64 tahun) yang berlimpah. Inilah yang dimaksud bonus
demografi. Bonus demografi ini adalah peluang yang harus ditangkap dan
bangsa Indonesia perlu mempersiapkan untuk mewujudkannya. Usia
produktif akan mampu berproduksi secara optimal apabila dipersiapkan
dengan baik dan benar, tentunya cara yang paling strategis adalah melalui
pendidikan, termasuk pendidikan kewarganegaraan. Bagaimana kondisi
warga negara pada tahun 2045? Apa tuntutan, kebutuhan, dan tantangan
yang dihadapi oleh negara dan bangsa Indonesia? Benarkah hal ini akan
terkait dengan masalah kewarganegaraan dan berdampak pada kewajiban
dan hak warga negara?
Ekonomi Indonesia sangat menjanjikan walaupun kondisinya saat ini belum
dipahami secara luas. Saat ini, ekonomi Indonesia berada pada urutan 16
besar. Pada tahun 2030, ekonomi Indonesia akan
berada pada urutan 7 besar dunia. Saat ini, jumlah konsumen sebanyak 45 23
juta dan jumlah penduduk produktif sebanyak 53%. Pada tahun 2030,
jumlah konsumen akan meningkat menjadi 135 juta dan jumlah penduduk
produktif akan meningkat menjadi 71%.
Nasib sebuah bangsa tidak ditentukan oleh bangsa lain, melainkan sangat
tergantung pada kemampuan bangsa sendiri. Apakah Indonesia akan berjaya
menjadi negara yang adil dan makmur di masa depan? Indonesia akan
menjadi bangsa yang bermartabat dan dihormati oleh bangsa lain Semuanya
sangat tergantung kepada bangsa Indonesia.
Demikian pula untuk masa depan PKn sangat ditentukan oleh eksistensi
konstitusi negara dan bangsa Indonesia. PKn akan sangat dipengaruhi oleh
konstitusi yang berlaku dan perkembangan tuntutan kemajuan bangsa.
Bahkan yang lebih penting lagi, akan sangat ditentukan oleh pelaksanaan
konstitusi yang berlaku.

PENUTUP
Hakikat dan Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan
Secara etimologis, pendidikan kewarganegaraan berasal dari kata “pendidikan” dan kata
“kewarganegaraan”. Pendidikan berarti usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya, sedangkan kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang berhubungan
dengan warga negara.
Secara yuridis, pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta
didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
Secara terminologis, pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan yang
berintikan demokrasi politik, diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya:
pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat, dan orang tua.
Kesemuanya itu diproses guna melatih para siswa untuk berpikir kritis, analitis, bersikap
dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945
Negara perlu menyelenggarakan pendidikan kewarganegaraan karena setiap generasi
adalah orang baru yangharus mendapat pengetahuan, sikap/nilai dan keterampilan agar
mampu mengembangkan warga negara yang memiliki watak atau karakter yang baik dan
cerdas (smart and good citizen) untuk hidup dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara sesuai dengan demokrasi konstitusional.
Secara historis, PKn di Indonesia awalnya diselenggarakan oleh organisasi pergerakan
yang bertujuan untuk membangun rasa kebangsaaan dan cita-cita Indonesia merdeka.
Secara sosiologis, PKn Indonesia dilakukan pada tataran sosial kultural oleh para
pemimpin di masyarakat yang mengajak untuk mencintai tanah air dan bangsa Indonesia.
Secara politis, PKn Indonesia lahir karena tuntutan konstitusi atau UUD 1945 dan
sejumlah kebijakan Pemerintah yang berkuasa sesuai dengan masanya.
Pendidikan Kewarganegaraan senantiasa menghadapi dinamika perubahan dalam sistem
ketatanegaraan danpemerintahan serta tantangan kehidupan berbangsa dan bernegara.
PKn Indonesia untuk masa depan sangat ditentukan oleh pandangan bangsa Indonesia,
eksistensi konstitusi negara, dan tuntutan dinamika perkembangan banga

DAFTAR PUSTAKA
Zulfitri, H., Setiawati, N. P., & Ismaini, I. (2019). Pendidikan profesi guru (PPG) sebagai
upaya meningkatkan profesionalisme guru. LINGUA: Jurnal Bahasa dan Sastra, 19(2),
130-136.
Pahlevi, F. S. (2017). Eksistensi Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Dalam Memperkokoh karakter Bangsa Indonesia. Jurnal Kependidikan Dasar Islam
Berbasis Sains. https://doi. org/10.21154/ibriez. v2i1, 26.
Suryana, D. (2013). Profesionalisme Guru Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis
Peraturan Menteri No. 58 Tahun 2009. Pedagogi: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 13(2),
53-61.

Darmadi, Harmadi. 2010. Pengantar Pendidkan Kewarganegaraan. Bandung: Penerbit


Alfabeta.
Winarno. 2013. Pembelajran Pendidikan Kewarganegaraan: Isi, Strategi, dan Penilaian.
Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai