Anda di halaman 1dari 9

JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO.

2, 2019

FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK ETANOL 96% RIMPANG


JAHE MERAH (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum) DENGAN
HIDROKSIETIL SELULOSA SEBAGAI GELLING AGENT

Pricillya M L 1, Senny Listy K F 2, Siska Julisna 3

1,2,3
Akademi Farmasi IKIFA

Email Korespondensi : sennylisty@yahoo.com

ABSTRAK
Jahe merah (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum) adalah tanaman yang telah
banyak diteliti memiliki aktivitas antibakteri terhadap Propionibacterium acnes yang
merupakan salah satu penyebab jerawat. Salah satu bentuk sediaan topikal yang sering
digunakan untuk pengobatan jerawat adalah bentuk sediaan gel. Dalam formulasi gel
ekstrak etanol 96% rimpang jahe merah ini digunakan Hidroksietil Selulosa sebagai
gelling agent. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peningkatan
konsentrasi Hidroksietil Selulosa terhadap formulasi sediaan gel ekstrak etanol 96%
rimpang jahe merah. Gel dibuat menjadi 3 formula dengan konsentrasi masing-masing
2%, 2.5%, dan 3%. Tiap formula kemudian diuji sifat organaleptis, homogenitas, pH
dan viskositas. Hasil penelitian menunjukkan sediaan pada uji organoleptis tidak
mengalami perubahan, homogen dan pH stabil. Dari hasil perubahan viskositas formula
1, 2 dan 3 mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya waktu penyimpanan,
viskositas yang paling kecil ada pada formula 1 dengan konsentrasi gelling agent 2%.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa formula 1 Hidroksietil
selulosa dengan konsentrasi 2% sebagai gelling agent yang paling baik berdasarkan
mutu fisik, kimia dan uji organoleptis sediaan.

Kata kunci : Formulasi, Ekstrak Etanol 96% Rimpang Jahe Merah, Gel, Hidroksietil
selulosa

131
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 2, 2019

ABSTRACT
Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum is a plant that has been determined to have
antibacteria activity for Propionibacterium acnes which serve as one of the cause of acnes. Gel
is the topical form used to acne’s medication. Hydroxiethyl Cellulose is used as gelling agent in
gel of red ginger’s root’s ethanol 96% extract. The goal of the research is to determine the
influence of increased concentration of hydroxiethyl cellulose to the formulation of red
ginger’s root’s extract of ethanol 96%. The gel was made into 3 formulas with each
concentration of 2%, 2.5%, and 3%. Each formulas wastested about the organoleptics,
homogenity, pH, and viscosity. The result shows that on organoleptic test, the gels don’t have
any change, they are homogen and their pH were stable. Based on the viscosity test, 1st, 2nd
and 3rd formulas have some increase with the addition of storage’s time. The formula 1 have
less viscocity with the concentration of about 2%. Based on this research, we can conclude that
the 1 st formula was the best one based on the physical, chemical quality and the organoleptic
test.

Keywords : Formulation, Red Ginger’s Root’s Extract of Ethanol 96%, Hydroxiethyl cellulose
Banyaknya penelitian mengenai
PENDAHULUAN aktivitas antibakteri dari ekstrak
Jahe merah (Zingiber officinale rimpang jahe merah (Zingiber officinale
Rosc. Var. Rubrum) merupakan Rosc.
tanaman yang telah banyak diteliti Var. Rubrum) dan besarnya risiko serta
memiliki aktivitas antibakteri. jumlah penderita jerawat mendorong
Kandungan senyawa yang terdapat pada untuk memformulasikan sediaan gel dari
jahe merah dapat memberikan aktivitas ekstrak rimpang jahe merah (Zingiber
antibakteri diantaranya flavonoid, fenol, officinale Rosc. Var.rubrum) sebagai obat
minyak atsiri, triterpenoid dan tanin anti jerawat. Berdasarkan penelitian
(Fissy, 2014). Hal ini yang sebelumnya menunjukkan bahwa 0,5 %
menyebabkan jahe merah lebih sering ekstrak rimpang jahe merah berkhasiat
digunakan dalam dunia pengobatan. sebagai anti jerawat (Fissy, 2014).
Selain itu, ekstrak jahe merah Pada permukaan kulit manusia
memberikan aktivitas antibakteri terdapat berbagai mikroorganisme yang
terhadap bakteri Gram positif seperti S. pada kondisi tertentu mikroorganisme
epidermis, S.aureus, S. tersebut mampu
agalactiae, Listeria monocytogenes menginfeksi kulit. Staphylococcus
dan aureus dan
Propionibacterium acnes (Fissy, 2014), Pseudomonas aeruginosa diketahui
sehingga dapat diasumsi bahwa ekstrak sebagai infeksi kulit dan jaringan lunak
rimpang jahe merah juga dapat yang mampu mengancam jiwa. Kulit
memberikan aktivitas yang sama merupakan organ terluas penyusun tubuh
terhadap bakteri Gram positif penyebab manusia yang terletak paling luar dan
jerawat yaitu P.acne dan P.epidermis. menutupi seluruh permukaan tubuh.

132
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 2, 2019

Letak paling luar menyebabkan kulit mudah dicuci, juga bentuk sediaan gel
pertama kali menerima rangsangan cocok untuk terapi topikal pada jerawat
sentuhan, rasa sakit, maupun pengaruh terutama penderita dengan tipe kulit
buruk dari luar. Hal-hal tersebut berminyak (Wiguna, 2016).
menyebabkan kulit rentan terkena Turunan selulosa merupakan basis
penyakit. Salah satu penyakit kulit yang pembentuk gel yang paling banyak
paling sering diderita oleh masyarakat digunakan karena menghasilkan gel yang
adalah jerawat (Wiguna, 2016). netral, memiliki daya tahan terhadap
Secara alamiah kulit telah berusaha serangan mikroba, dan mempunyai
untuk melindungi diri dari serangan kejernihan yang tinggi. Hidroksietil
mikroorganisme dengan adanya tabir selulosa merupakan turunan selulosa
lemak diatas kulit yang diperoleh dari yang dapat larut dalam air panas dan air
kelenjar lemak dan sedikit kelenjar dingin (Voigt, 1994).
keringat dari kulit serta adanya lapisan Berdasarkan latar belakang di atas,
kulit luar yang berfungsi sebagai sawar maka penulis ingin melakukan penelitian
kulit. Namun dalam kondisi tertentu mengenai formulasi sediaan gel ekstrak
faktor perlindungan alamiah tersebut etanol 96% rimpang jahe
tidak mencukupi dan sering kali akibat merah
bakteri yang melekat pada kulit (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum)
menyebabkan jerawat (Wiguna, 2016). dengan Hidroksietil selulosa sebagai
Jerawat (acne) adalah salah satu gelling agent.
penyakit kulit yang selalu mendapat
perhatian bagi para remaja dan dewasa METODE PENELITIAN Pembuatan
muda. Kulit yang berminyak ekstrak rimpang jahe merah
menyebabkan pori-pori tersumbat, Rimpang jahe merah
sehingga bakteri anaerobik seperti yang terkumpul dibersihkan dari kotoran
Staphylococcus akan berkembangbiak yang menempel. Rimpang yang telah
dengan cepat dan menyebabkan bersih kemudian di kupas dan dirajang.
timbulnya jerawat. Oleh karena itu di Pembuatan ekstrak rimpang jahe
butuhkan kosmetika untuk mengobati merah dilakukan dengan cara sokletasi.
jerawat agar bakteri penyebab jerawat Serbuk simplisia rimpang jahe merah di
tersebut dapat dihilangkan (Wiguna, timbang 25 g dan di masukkan ke dalam
2016). wadah sampel, dimasukkan 500ml etanol
Bentuk sediaan gel lebih baik 96% ke dalam labu lalu di panaskan
digunakan pada pengobatan jerawat sampai mendidih dan menguap, ekstrak
daripada bentuk krim karena sediaan gel etanol 96% jahe merah dikentalkan
dengan pelarut polar lebih mudah menggunakan vacum rotary evaporator,
dibersihkan dari permukaan kulit setelah di timbang berat ekstraknya dan dihitung
pemakain dan tidak mengandung minyak rendemennya (Putri, 2014). Identifikasi
yang dapat meningkatkan keparahan senyawa a. Uji flavonoid
jerawat. Gel dipilih karena tidak Sebanyak 0,5 gram ekstrak
mengandung minyak sehingga tidak akan kental ditambahkan 2 tetes larutan
memperburuk jerawat, bening, mudah NaOH. Terbentuknya warna kuning
mengering membentuk lapisan film yang

133
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 2, 2019

yang menjadi tidak berwarna dengan b) Bau : bau dari gel yang telah
penambahan asam encer disimpan dalam wadah yang
menunjukkan adanya flavonoid sesuai dilakukan dengan cara
(Fathurrachman, 2014). membuka tutup botol dari
b. Uji terpenoid sediaan dan dicium aromanya.
Sebanyak 0,5 gram ekstrak c) Bentuk : diamati secara visual
kental ditambahkan kloroform dan dengan mata
reagen Lieberman Burchard. .
Kemudian larutan dikocok perlahan 2) Homogenitas
dan di biarkan selama beberapa Uji homogenitas dilakukan
menit. Triterpenoid akan memberikan dengan meletakkan sediaan diatas
warna merah atau ungu (Putri, 2014). kaca objek, lalu di perhatikan
adanya partikel-partikel kasar atau
Tabel 1. Formulasi Gel ketidak homogenan di bawah
Bahan Formula % Kegun cahaya (Yulin, 2015).
F1 F2 F3 aan
Ekstrak 0,5 0,5 0,5 Zat 3) Pengukuran pH
etanol aktif Pengukuran pH larutan gel
96% menggunakan pH meter dengan
rimpang prosedur sebagai berikut (Yulin,
jahe merah 2015) :
a) Cuci dan bilas elektroda
Hidroksiet 2 2,5 3 Basis
dengan aquadest.
il selulosa gel
Gliserin 15 15 15 Humect b) Kalibrasi pH meter dengan
an larutan dapar pH 4 dan 7.
Metil 0,18 0,18 0,18 Pengaw c) Siapkan gel yang akan
paraben et diukur.
Propil 0,02 0,02 0,02 Pengaw d) Celupkan elektroda pH yang
paraben et telah dibersihkan
Aqua dest 100 100 100 Pelarut sedemikian rupa sampai
c. Evaluasi sediaan gel ujung elektroda tercelup ke
Evaluasi sediaan gel dilakukan dalam sediaan
pada suhu kamar diamati secara e) Catat pH yang didapat,
berkala pada minggu ke 0, 1, 2, 3, dan pengukuran dilakukan 3
4 kali.
1) Organoleptis
Diamati warna, bau dan bentuk 4) Viskositas
gel (Yulin, 2015). Sediaan gel dimasukkan ke dalam
a) Warna : pengamatan warna gelas. Pemeriksaan dilakukan dengan
dilakukan secara visual menggunakan viskometer Brookfield
dengan mata terhadap gel yang dengan menggunakan spindel yang
dikemas dalam botol bening. sesuai, kemudian dimasukkan ke dalam

134
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 2, 2019

sediaan sampai tanda batas yang ada pada menjadi padat


spindel s64 (Setyaningrum, 2013) 3,5% Tidak bisa mengalir
menjadi padat
HASIL DAN PEMBAHASAN 3% Menghasilkan kental
Karakteristik Ekstrak Etanol 96% berbentuk gel
Rimpang Jahe Merah 2,5% Kental berbentuk gel
2% Kental berbentuk gel
Tabel 2. Karakteristik Ekstrak Etanol
Evaluasi Sediaan Gel Pengamatan
96% Rimpang Jahe Merah
Organoleptis dan Homogenitas
Karakteristik Hasil pengamatan
Pengamatan organoleptis dan
Bentuk Kental
homogenitas dilakukan dengan
Bau Khas aroma jahe merah
mengamati bentuk, warna, bau dan
Warna Coklat kekuningan
homogenitas yang terjadi selama 4
Rendemen 5,3847 % b/b
minggu. Pemeriksaan sediaan awal
memberikan hasil dengan bentuk gel,
warna bening kekuningan, bau khas jahe
Hasil Identifikasi Ekstrak Etanol 96% merah dan homogen, seperti pada tabel 5
Rimpang Jahe Merah
Hasil identifikasi pada ekstrak Tabel 5. Organoleptis dan
etanol 96% rimpang jahe merah dapat Homogenitas Gel Ekstrak
dilihat pada tabel 4.2. Etanol 96% Rimpang Jahe
Merah
Formula Pengujian organoleptis Wak
Tabel 3. Hasil Identifikasi
No Kandungan Hasil 0 1
1 Flavonoid + 1 Warna +++ +++
Bau +++ +++
2 Terpenoid +
Bentuk +++ +++
Homogenitas +++ +++
Ket : + = mengandung zat aktif
- = tidak mengandung zat aktif 2 Warna +++ +++
Orientasi Hidroksi Selulosa Bau +++ +++
Sebagai Gelling Agent Bentuk +++ +++
Sebelum pembuatan formula gel,
Homogenitas +++ +++
dilakukan orientasi konsentrasi gelling
3 Warna +++ +++
agent terlebih dahulu, hasil orientasi
Bau +++ +++
sebagai berikut:
Bentuk +++ +++
Tabel 4. Hasil Orientasi Hidroksietil Homogenitas +++ +++
Selulosa
Orientasi Hasil
Keterangan : (+++) = tidak
4% Tidak bisa mengalir
terjadi perubahan

135
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 2, 2019

(++) = sedikit sehingga


terjadi semakin viskositas selama
perubahan asam. 4 minggu dapat
(+) = terjadi perubahan dilihat pada grafik
Pengukuran pH berikut:
Nilai pH Pengukuran
Uji adalah derajat Viskositas dan
organoleptis keasaman yang Sifat Alir
dilakukan secara digunakan untuk Hasil
visual dengan menyatakan pengukuran
mengamati ada tingkat keasaman
tidaknya atau kebasaan pH
perubahan warna, yang dimiliki oleh 6,5
bau dan bentuk suatu sediaan.
6
sediaan gel Pengukuran pH

pH
Formula 1
selama dalam penelitian 5,5
Formula 2
penyimpanan. ini dilakukan 5
Formula 3
Sedangkan uji dengan 1 2 3 4 5
homogenitas menggunakan pH waktu (Minggu)
dilakukan dengan meter.
cara mengoleskan Berdasarkan Gambar 1. Grafik Hasil
sediaan gel secara grafik dapat Pengukuran pH
tipis-tipis pada dilihat bahwa
kaca objek, nilai pH
kemudian ditutup mengalami
dengan kaca penurunan selama
objek, dan diamati waktu
dibawah cahaya penyimpanan,
apakah terdapat namun masih
partikel-partikel memenuhi
kasar atau ketidak persyaratan pH
homogenan. Dari kulit yaitu 4,5-7,0
hasil pengamatan sehingga sediaan Gambar 2. Grafik Viskositas Formula
gel selama 4 aman digunakan 1
minggu tidak (Wasitaatmadja,
mengalami 1997) Penurunan
perubahan nilai pH gel
apapun, hal ini terjadi karena
menunjukkan reaksi hidrolisis
bahwa ke-3 pada gugus
formula stabil hidroksietil (OH)
secara fisik. sehingga ion H+
semakin banyak,

136
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 2, 2019

agent grafik dapat


mengembang. disimpulkan
Hidroksietil bahwa ke-3
selulosa bekerja formula gel
melalui proses memiliki sifat
pengembangan alir tiksotropik
dengan cara karena pada
mengikat air kurva terlihat
yang ada adanya kurva
sehingga turun disebelah
molekul-molekul kiri dari kurva
Gambar 3. Grafik Viskositas Formula air akan saling naik, hal ini
2 berdekatan dan menunjukkan gel
terjadi gaya tarik memiliki
menarik. viskositas lebih
FORMULA 3 Semakin tinggi rendah pada
0 ,8 konsentrasi setiap kecepatan
hidroksietil geser. Hal ini
0,6 minggu ke 0
selulosa maka terjadi karena
rpm

0 ,4 minggu ke 1
akan semakin adanya
0 ,2 banyak keikatan
minggu 2 pemecahan
0 antara
minggu ke 3fase struktur yang
700000 750000 800000 850000 900000 pendispersinya
minggu ke 4 tidak terbentuk
viskositas (cps) dan kembali dengan
terdispersinya segera jika stress
Gambar 4. Grafik Viskositas Formula sehingga tersebut
3 konsentrasi dhilangkan atau
Pengukuran dengan sediaan menjadi dikurangi. Sifat
viskositas selama bertambahnya lebih stabil. alir tiksotropik
4 minggu dengan waktu Hidroksietil merupakan sifat
menggunakan penyimpanan. selulosa stabil alir yang di
viskometer Viskositas yang pada pH 5,5-8,5, harapkan dalam
brookfield DV-E dihasilkan maka jika pH suatu sediaan gel
dengan spindel berbedabeda sediaan kurang dimana sediaan
nomor s64 pada pada setiap dari range memiliki
kecepatan 0,5-2 formula. tersebut sediaan konsistensi tinggi
rpm. Berdasarkan Peningkatan tidak stabil dan dalam wadah,
grafik diatas viskositas otomatis akan tetapi sedikit
menunjukkan ke- kemungkinan mempengaruhi gaya yang dapat
3 formula terjadi karena viskositas (Rowe, dikeluarkan dari
mengalami proses 2009). wadah dengan
peningkatan pendiaman yang Dari hasil mudah dan
viskositas seiring membuat gelling yang didapat dari mudah menyebar

137
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 2, 2019

jika digunakan karena stabil Negeri 2012, h


pada kulit. dalam pengujian Syarif 320.
Hal ini organoleptis dan Hidayatulla Putri DA.
menunjukkan homogenitas, pH h; 2014, h Pengaruh
bahwa sediaan nya 5,99 masih 18. Metode
memenuhi aman digunakan Fissy ON, Sari R, Ekstraksi
persyaratan gel pada kulit, Pratiwi R. Dan
yang baik karena viskositasnya Efektivitas Konsentrasi
memiliki sifat dari 186666,67- Gel Anti Terhadap
alir tiksotropik 191000 cps dan Jerawat Aktivitas
(Goeswin, 2012). sifat alirnya Ekstrak Jahe Merah
tiksotropik yang Etanol (Zingiber
memiliki Rimpang Officinale
konsistensi tinggi Jahe Merah Var
SIMPULAN dalam wadah dan (Zingiber Rubrum)
Berdasarka mudah digunakan officinale Sebagai
n dari hasil pada kulit. Rosc. Var Anti
penelitian yang Rubrum) Bakteri
dilakukan dapat DAFTAR terhadap Escherichi
disimpulkan PUSTAKA Propioniba a Coli.
bahwa adanya Fathurrachman cterium Bengkulu:
pengaruh acnes dan Universitas
peningkatan Pengaruh Staphyloco Bengkulu;
konsentrasi Konsentrasi ccus 2014, h 25.
Hidroksietil Pelarut Terhadap epideemidi Rowe RC,
selulosa sebagai Aktivitas s. Sheskey PJ,
gelling agent Antioksida Pontianak: Quinn ME.
terhadap n Ekstrak Fakultas Handbook
formulasi sediaan Etanol Kedokteran of
gel ekstrak etanol Daun Universitas Pharmaceut
96% rimpang Sirsak Tanjungpur ical
jahe merah dan (Annona a; 2014, h Excipients.
formulasi yang Muricata 193-201. 6th ed.
paling baik Linn) Goeswin A. Pharmaceu
berdasarkan Dengan Sediaan tical Press
mutu fisik, kimia Metode Farmasi And
dan uji Peredaman LikuidaSe American
organoleptis Radikal misolida. Pharmacist
sediaan adalah Bebas Seri Associatio
formula 1 dengan DPPH. Farmasi n. 2009, h
konsentrasi Jakarta: Industri ke- 283, 311,
Hidroksietil Universitas 7. ITB : 441, 596.
selulosa 2% s Islam Bandung;

138
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 2, 2019

Setyaningrum Press, Fisik Gel


NL. Yogyakarta, Masker
Pengaruh h 340-341. Peel Off
Variasi Wasitaatmadja, Serbuk
Kadar basis SM, Getah Buah
HPMC Penuntun Pepaya
dalam Ilmu (Carica
Sediaan Kosmetik papaya L)
Gel Medik. UI dengan
Ekstrak Press: Basis
Etanolik Jakarta; Polivinil
Bunga 1997. Alkohol
Kembang Wiguna A. Uji dan
Sepatu Aktivitas Hidroksipr
(Hibiscus Formulasi opilmetil
rosa Gel Anti Selulosa.
sinensis L) Jerawat Jakarta:
Terhadap Ekstrak Universitas
Sifat Fisik Daun Islam
dan Daya Nangka Negeri
Antibakteri (Artocarpu Syarif
Pada s Hidayatulla
Staphyloco heterophyll h; 2015, h
ccus us Lam) 28.
aureus. terhadap
Surakarta: bakteri
Universitas Staphyloco
Muhamma ccus
diyah aureus
Surakarta. secara in
2013, h 7. vitro.
Voigt R. Buku Ciamis:
Pelajaran Sekolah
Teknologi Tinggi Ilmu
Farmasi. Kesehatan
Terjemahan: Muhamma
Soendani diyah
Noerono Ciamis;
Soewandhi. 2016, h
Edisi ke-5. 2.
Gajah Mada. Yulin HR. Uji
1994. Stabilitas
University

139

Anda mungkin juga menyukai