Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa

Indonesia Vol 9 No 2, Oktober 2020


MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENYIMAK PESERTA DIDIK
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

1
NLS Ernawati, 2IW Rasna

Program Studi Pendidikan Bahasa


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
1
sri.ernawati@undiksha.ac.id, 2wayan.rasna@undiksha.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya menumbuhkan keterampian menyimak peserta
didik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif
kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah Pembelajaran Bahasa Indonesia, dengan objek penelitian
adalah keterampian menyimak. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan deskriptif
kualitatif. Data dikumpulkan dengan metode dokumentasi dan analisis deskriptif, dengan menggunakan
instrumen berupa catatan dokumentasi. Proses analisis dilakukan setelah data-data dikumpulkan
berdasarkan instrumen penelitian dengan deskriptif kualitatif. Kemudian peneliti melakukan studi
dokumentasi (document study) yaitu mengkaji berbagai literatur yang relevan yang berhubungan dengan
upaya penumbuhan keterampilan menyimak. Tahapan analisis data meliputi (1) reduksi data (memilah-
milah data yang sesui digunakan sebagai data penelitian), (2) penyajian data (menguraikan data dan hasil
analisis yang didapat secara dekriptif), dan (3) penarikan simpulan/verifikasi. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa upaya yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan keterampilan menyimak peserta
didik dalam pembelajaran yaitu dengan (1) menggunakan media pembelajaran yang bervariasi, (2)
menggunakan bahan ajar yang relevan, (3) melaksanakan evaluasi yang tepat. Kesimpulan dalam
penelitian ini mencakup (1) dengan menggunakan media pembelajaran yang bervariasi dalam proses
mengajar mampu mempermudah komunikasi guru dengan peserta didik sehingga mampu meningkatkan
kualitas pembelajaran menyimak peserta didik. (2) Penggunaan bahan ajar yang tidak sukar atau tidak
mudah, mampu menarik perhatian peserta didik, dan disusun secara sistematis mampu membantu siswa
dalam mencapai kompetensi dasar sesuai kurikulum pendidikan. (3) Membuat alat tes yang tepat
merupakan salah satu cara dalam mengevaluasi keterampilan menyimak.

Kata kunci: Bahasa Indonesia; Keterampilan Menyimak; Pembelajaran; Peserta Didik

Abstract
This study aimed to describe the efforts to develop listening skills of students in learning Indonesian. This
study used a qualitative descriptive research design. The subject in this study was Indonesian Language
Learning, with the object of research was listening skills. The research used a qualitative descriptive
design. The data were collected using documentation methods and descriptive analysis, by using
instruments in the form of documentation notes. The analysis process was carried out after the data were
collected based on descriptive qualitative research instrument. Then the researcher conducted a
document study (document study), which examined various relevant literature related to the efforts to
develop listening skills. The stages of data analysis included (1) data reduction (sorting out the
appropriate data used as research data), (2) data presentation. (describing the data and analysis results
obtained descriptively), and (3) drawing conclusions/verification. The results of this study indicate that
efforts can be made to develop students' listening skills in learning, namely (1) using a variety of learning
media, (2) use relevant teaching materials, (3) carry out proper evaluation. The conclusions in this study
include (1) using a variety of learning media in the learning process was able to facilitate teacher
communication with students so as to improve the quality of learning listening to students. (2) The use of
teaching materials that is not difficult or easy, is able to attract the attention of students, and is
systematically structured to help students achieve basic competencies according to the education
curriculum. (3) Making the right test kit is one way of evaluating listening skills.

Keywords: Indonesian Language; Listening Skills; Learning; Students

103
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 9 No 2, Oktober 2020
PENDAHULUAN keterampilan berbahasa lainnya. Di dalam
Bahasa merupakan hal yang sangat proses pembelajaran keterampilan
penting dalam kehidupan manusia. Bahasa menyimak merupakan keterampilan yang
sebagai alat komunikasi merupakan sarana tidaklah sama dengan kegiatan teoritis.
pendukung utama untuk memahami ilmu Makna dan bahan ajar menyimak tidak
pengetahuan secara lebih luas dan tersurat seutuhnya. Seseorang dianggap
terbuka. Oleh sebab itu belajar bahasa berhasil dalam menyimak ketika ia mampu
adalah belajar berkomunikasi. memahami dan menyampaikan informasi
Kegiatan berbahasa merupakan yang ada dalam bahan simakan yang
kegiatan yang tidak pernah lepas dari diperdengarkan sehingga penyimak dalam
kehiduan manusia. Wendra (2014) hal ini dituntut memiliki kemampuan yang
mengemukakan bahwa aktivitas berbahasa lebih kompleks. Hal tersebut dikarenakan
adalah kegiatan menyampaikan suatu makna-makna dalam menyimak tidak
informasi kepada orang lain. Dalam hanya disampaikan secara tersurat tetapi
kegiatan berbahasa terdapat empat juga tersirat. Hal tersebut diperkuat oleh
keterampilan berbahasa yang bersifat Agustini (2016) yang mengatakan bahwa
kronologis, yaitu menyimak (listening sebenarnya terdapat beberapa tahapan
skills), keterampilan berbicara (speaking dalam proses menyimak, yaitu (1)
skills), keterampilan membaca (reading mendengar, (2) memahami, (3)
skills), dan keterampilan menulis (writing menginterpretasi, (4) mengevaluasi, dan
skills). Keempat keterampiln berbahasa (5) menanggapi. Tahapan-tahapan tersebut
tersebut tidak dapat dipisahkan dan saling merupakan bagian dari keterampilan
berkaitan antara satu dengan yang lain. menyimak yang bersifat reseptif.
Dapat digolongkan bahwa keterampilan Tarigan (2008) mengemukakan
menyimak dan keterampilan berbicara bahwa menyimak adalah proses
merupakan keterampilan lisan. mendengarkan bunyi-bunyi dengan
Keterampilan membaca dan menulis sungguh-sungguh untuk mendapat
merupakan keterampilan tulis. Dalam informasi, pesan atau isi, serta dapat
proses pembelajaran, keempat menemukan makna yang disampaikan oleh
keterampilan berbahasa ini yang melibuti pembicara melalui bunyi-bunyian tersebut.
keterampilan menyimak, keterampilan Sependapat dengan hal tersebut, Rosdiana
berbicara, keterampilan membaca, dan (2013) mengatakan bahwa menyimak
keterampilan menulis selalu muncul. adalah strategi dalam mendapatkan
Keterampilan menyimak merupakan sebuah informasi sehingga seharusnya
salah satu keterampilan berbahasa yang menyimak dilaksanakan dengan benar
paling mendasar dan sangat penting agar pesan atau isi yang diperoleh tidak
dimiliki oleh setiap orang. Menyimak menyimpang.
merupakan tahapan berbahasa pertama Berdasarkan kedua pendapat ahli
yang harus dilalui manusia pada umumnya tersebut dapat ditarik satu kesimpulan
yaitu sejak kanan-kanak. Manusia akan mengenai pengertian menyimak. Menyimak
lebih dulu melakukan proses menyimak adalah suatu proses mendengarkan
bunyi yang didengarnya, lalu dari proses lambang bunyi untuk memahami dan
menyimak kemudian anak-anak akan menafsirkan pesan yang disampaikan
menirukan bunyi-bunyi tersebut sehingga secara lisan oleh orang lain. Pada
mampu berbicara. Keterampilan menyimak dasarnya, kegiatan menyimak sangat
merupakan bentuk keterampilan yang diperlukan dan memiliki peran yang sangat
memiliki tingkatan paling tinggi dan penting. Dikatakan penting karena
mendasar di antara aktivitas berbahasa penguasaan informasi pasti mengarah
lainnya sehingga siswa cukup sulit kepada penguasaan ilmu pengetahuan. Hal
menerapkan keterampilan ini dalam proses tersebut selalu diawali dengan kemampuan
pembelajaran. Keterampilan menyimak menyimak yang baik. Sejalan dengan hal
merupakan keterampilan pertama dan tersebut Saddhono dan Slamet (2014)
utama yang harus menunjang ketiga mengungkapkan bahwa menyimak

104
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 9 No 2, Oktober 2020
berfungsi sebagai dasar pembelajaran dan mendapat perhatian dalam keseluruhan
merupakan penunjang aktivitas berbahas kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia.
lainnya. Hunt (dalam Tarigan, 2008) Pertama, Kegiatan menyimak sering
mendeskripsikan lima tujuan menyimak. kali dipercepat atau dikurangi oleh guru
Menurutnya tujuan menyimak tersebut dalam kompetensi pembelajaran. Guru
diantaranya, yaitu (1) menyimak betujuan jarang menilai keterampilan menyimak
untuk mendapatkan sebuah informasi yang sehingga siswa belum mampu mendengar
berkaitan dengan pekerjaan atau profesi dan menangkap makna suatu kompetensi
seseorang. (2) dengan menyimak yang dengan baik. Hal tersebut dibuktikan dalam
efektif mampu meningkatkan komunikasi hasil penelitian yang dilakukan oleh
sehingga menciptakan hubungan baik Muhaimin (2006) dalam artikel artikel
antarindividu dalam kehidupan sehari-hari. “Pembelajaran Menyimak’
(3) menyimak dapat digunakan sebagai (http://egopadoma.blogspot.com/2010/12/b
alat untuk mendapatkan dan ahan - ajar - menyimak - dalam -
mengumpulkan informasi sebagai bahan pembelajaran.html) yang menunjukkan
pertimbangan dalam pengambilan bahwa kemamuan siswa dalam menyimak
keputusan yang rasional, (4) dengan belum optimal, kemampuan menyimak
menyimak setiap individu dapat dalam mengungkapkan makna yang tepat
memberikan tanggapan yang sesuai dan benar masih tergolong rendah.
berdasarkan apa yang diperdengarkan. Pembelajaran menyimak tidak pernah
Dewasa ini keterampilan menyimak dievaluasi dalam proses pembelajaran
merupakan keterampilan yang sangat padahal pembelajaran menyimak
penting dan perlu diperhatikan oleh merupakan aspek penting dalam proses
pendidik. Sejalan dengan hal tersebut pembelajaran. Hal tersebut diperkuat
penelitian yang dilakukan oleh Rankin dengan pernyataan yang diungkapkan oleh
(dalam Haryadi dan Zamzami, 1996) dalam Iskandarwassid & Sunendar (2016, hlm.
bermasyarakat di kehidupan nyata, 229) yang menyatakan bahwa pendidik
aktivitas berbahasa memiki kadar yang dengan sengaja kurang melakukan
berbeda-beda: menyimak sebanyak 45%, pengamatan atau tidak berencana
berbicara sebanyak 30%, dan membaca melakukan pengamatan secara mendalam
sebanyak 16%, serta menulis sebanyak dalam kegiatan belajar bahasa Indonesia,
9%. Hal tersebut menunjukan bahwa pendidik hanya meraba-raba siapa siswa
keterampilan menyimak merupakan yang sungguh-sungguh dalam proses
keterampilan yang lebih kompleks menyimak. Padahal evaluasi merupakan
dibanding keterampilan berbahasa lainnya. salah satu komponen pembelajaran yang
Mengingat betapa pentingnya mampu mencerminkan ketercapaian tujuan
keterampilan menyimak, peneliti pembelajaran dalam proses belajar
menemukan fakta bahwa saat ini mengajar.
keterampilan menyimak masih sering Kedua, penggunaan metode
kurang mendapat perhatian. Field (2009) mengajar yang monoton juga sangat
mengungkapkan bahwa ditemukan mempengaruhi peningkatan kemampuan
beberapa kasus mengenai keterampilan siswa dalam proses pembelajaran.
menyimak yang belum sepenuhnya Misalnya menggunakan metode mengajar
menjadi perhatian guru di sekolah. yang masih konvensional seperti ceramah.
Melengkapi pernyataan Field (2009), Pada saat ini penggunaan media
Iskandarwassid & Sunendar (2016, hlm. pembelajaran telah sangat berkembang.
229) menambahkan bahwa beberapa Tentu dengan perkembangan media
macam permasalahan tidak lepas dari pembelajaran, metode ceramah tidak lagi
kondisi keterampilan menyimak. Di dalam menjadi strategi mengajar yang baik untuk
semua jenjang pendidikan terdapat siswa. Dalam hal ini Richard & Rubin
kecenderungan bahwa keterampilan (dalam Van Duzer, 1997) menyatakan
menyimak dalam bahasa Indonesia kurang bahwa pada dasarnya keterampilan
menyimak merupakan keterampilan pasif,

105
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 9 No 2, Oktober 2020
tetapi meski demikian dalam kegiatan penelitian deskriptif memiliki tujuan untuk
menyimak juga banyak mengandung memberikan deskripsi atau gambaran,
keaktifan pemilihan dan pemaknaan dengan maksud untuk menjawab
dengan memanfaatkan indera pertanyaan-pertanyaan penelitian. Hal ini
pendengaran serta hal-hal berbau visual. sejalan dengan apa yang dikemukakan
Ketiga, kurang efektifnya oleh Kountur (2009:108) yang
pembelajaran menyimak di sekolah karena mengungkapkan bahwa penelitian
bahan simakan yang kurang matang. deksriptif merupakan suatu gambaran
Dengan kurang efektifnya pembelajaran suatu keadaan dengan sejelas-jelasnya
keterampilan menyimak disekolah mengenai suatu objek tanpa ada
menyebabkan siswa kurang termotivasi di perlakuan. Rancangan penelitian deksriptif
dalam proses pemebalajaran. Dengan kualitatif ini dipilih karena rancangan
begitu proses pembelajaran di kelas penelitian ini dianggap mampu
menjadi tidak aktif. Dalam hal ini Ur (1984) menggambarkan secara jelas upaya
mengungkapkan bahwa pada dasarnya menumbuhkan keterampilan menyimak
bahan simakan harus autentik dan peserta didik dalam pembelajaran Bahasa
memenuhi kriteria dalam proses penilaian. Indonesia.
Peserta didik hendaknya mendapatkan Subjek penelitian merupakan hal,
materi yang efektif dan menyenangkan benda atau orang yang sebagai wadah
serta diberikan latihan-latihan sesuai keberadaan variabel. Wendra (2014: 32)
individu masing-masing. Hal tersebut menyebutkan bahwa subjek penelitian
sebagai bentuk pengalaman belajar secara merupakan pusat sebuah penelitian sebab
nyata mengenai keterampilan menyimak. data variabel yang diteliti dan diamati
Rangkaian pembelajaran yang direcanakan berada pada sujek penelitian. Subjek
secara mendalam tersebut tentu dapat dalam penelitian ini adalah pembelajaran
membangkitkan motivasi siswa dalam Bahasa Indonesia.
proses pembelajaran. Objek penelitian adalah apa yang
Berdasarkan ketiga indikasi tersebut menjadi sasaran atau titik perhatian.
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Sejalan dengan hal tersebut, objek dalam
upaya menumbuhkan keterampilan penelitian ini adalah keterampilan
menyimak peserta didik di sekolah sangat menyimak.
perlu dan menarik untuk dilakukan sebagai Pengumpulan data dalam penelitian
bentuk pembaharuan menuju hasil yang ini yaitu dengan menggunakan data
maksimal. Adapun tujuan penelitian ini sekunder. Data Sekunder dalam hal ini
yaitu mendeskripsikan upaya adalah data yang dipeoleh melalui literatur-
menumbuhkan keterampilan menyimak literatur yang mendukung seperti buku
peserta didik di sekolah yang meliputi (1) yang masih berhubungan dengan
penggunaan media pembelajaran yang penelitian, kamus, internet, dan artikel.
bervariasi, (2) penggunakan bahan ajar Instrumen penelitian yang digunakan
yang relevan, (3) pelaksanaan evaluasi dalam penelitian ini yaitu catatan
yang tepat. dokumentasi. Proses analisis dilakukan
setelah data- data dikumpulkan
METODE berdasarkan instrumen penelitian dengan
Ketercapaian tujuan penelitian dapat deskriptif kualitatif. Kemudian peneliti
dilihat pada metode yang digunakan. melakukan studi dokumentasi (document
Dalam penelitian ini mencakup (1) study) yaitu mengkaji berbagai literatur
rancangan penelitian, (2) subjek, dan objek yang relevan yang berhubungan dengan
penelitian, (3) metode pengumpulan data, upaya penumbuhan keterampilan
(4) instrument penelitian, dan (5) Teknik menyimak.
analisis data. Pennggunaan metode analisis dalam
Rancangan penelitian yang hal ini yaitu sesuai dengan prosedur model
digunakan adalah rancangan deskriptif Miles dan Huberman (dalam Sugiono,
kualitatif. Pada dasarnya, rancangan 2013: 337) yang terdiri dari (1) reduksi data

106
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 9 No 2, Oktober 2020
(memilah-milah data yang masuk ke dalam digunakan sebagai media penyalur
kriteria penelitian), (2) penyajian data informasi oleh guru. Pendapat yang
(menguraikan secara deskriptif data dan mendukung juga dituangkan oleh Steffi
hasil analisis yang telah dilakukan), dan (3) Adam dan Muhhamad Tufik Syastra (2015)
penarikan simpulan/verifikasi. yang mengemukakan bahwa tujuan
pembelajaran pembelajaran akan mudah
HASIL DAN PEMBAHASAN dicapai karena dengan penggunaan media
Hasil penelitian ini mencakup upaya pembelajaran mampu mempermudah guru
menumbuhkan keterampian menyimak dalam menyampaikan materi-materi
peserta didik dalam pembelajaran bahasa pembelajaran kepada peserta didik.
Indonesia. Media merupakan alat komunikasi
yang digunakan untuk menyampaikan
A. Menggunakan media pembelajaran informasi oleh guru kepada siswa. Oemar
yang bervariasi Hamalik (1994) menyebutkan fungsi media
Perkembangan zaman mendorong pembelajaran secara luas, yaitu: (a) fungsi
upaya pembaharuan dalam pemanfaatan edukatif, dalam hal ini media bersifat
hasil teknologi dalam pembelajaran. Para mengedukasi karena mampu memberikan
pendidik dituntut untuk mampu mengikuti pengaruh yang bernilai pendidikan. (b)
perkembangan teknologi dengan Fungsi sosial, memberikan informasi yang
memanfaatkan media dalam proses empiris sehingga dapat dipercaya dan
belajar. Berbagai jenis media pembelajaran mampu memperluas pergaulan dan
merupakan hasil perkembangan zaman pemahaman tetang berbagai hal. (c)
yang mempengaruhi kualitas prestasi Fungsi ekonomis, dengan menggunakan
belajar siswa. media pembelajaran maka tujuan
Prestasi belajar merupakan hasil pembelajaran akan tercapai dengan lebih
yang diterima setelah melalui kegiatan efesien. Media pembelajaran mampu
belajar yang dibuktikan dengan hasil tes menekan tenaga, biaya, serta waktu dalam
berupa simbol atau angka. Prestasi belajar proses pembelajaran. (d) fungsi politis,
tentu berkaitan erat dengan proses dalam bidang politik media komunikasi
menyimak. Agar dapat mendapat prestasi dapat berfungsi terutama politik
belajar yang tinggi tentu peserta didik harus pembangunan baik material maupun
mampu menyimak pembelajaran dengan spiritual (e) fungsi budaya, dalam hal ini
baik sehingga interpretasi yang diterima media mampu meberikan perubahan dalam
tidak menyimpang. Untuk mendapat kehidupan manusia karena budaya mampu
prestasi belajar yang tinggi tentu bukan hal tersebar melalui media yang digunakan.
yang mudah. Salah satu faktor eksternal Fungsi media pembelajaran tersebut tentu
untuk mendapatlkan prestasi belajar yang akan tercapai apabila dalam proses
tinggi yaitu dengan cara menggunakan penerapannya dilakukan dengan benar.
media pembelajaran yang bervariasi. Sejalan dengan hal ini Wina Sanjaya
Penggunaan media pembelajaran yang (2009) mengemukakan bahwa terdapat
bervariasi tentu membantu siswa beberapa prinsip yang harus diperhatikan
menciptakan hasil simakan yang dalam membelajarkan siswa dengan
berkualitas sehingga berpengaruh terhadap memanfaatkan media pembelajaran
hasil akhir yang disebut dengan prestasi Pertama yaitu guru harus mampu
belajar siswa. Sejalan dengan hal tersebut menggunakan media pembelajaran yang
Joni Purwono, dkk (2014) mengungkapkan sesuai dengan bahan ajar sehingga tujuan
bahwa di dalam kegiatan mengajar, media pembelajaran dapat tercapai secara
pembelajaran memiliki peranan yang maksimal. Kedua, media pembelajaran
sangat penting dalam menunjang proses harus mampu menarik minat peserta didik,
pembelajaran. Media pembelajaran adalah mewadahi kebutuhan peserta didik sesuai
sebuah strategi yang dapat mencuri dengan konsisi peserta didik. Ketiga,
perhatian siswa dalam kegiatan belajar, efektivitas penggunaan media
dalam hal ini media pembelajaran pembelajaran harus diperhatikan dengan

107
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 9 No 2, Oktober 2020
baik. Keempat, media pembelajaran yang Bahan ajar dapat berbetuk tulisan maupun
digunakan oleh guru hendaknya dapat lisan. Bahan ajar kemudian dapat dipelajari
dikuasai dengan baik oleh guru. Dengan oleh peserta didik untuk mencapai tujuan
penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran yang diinginkan.
proses pembelajaran tidak hanya mampu Bahan pembelajaran menyimak yang
memperbaiki kualitas hasil simakan, tetapi digunakan pada dasarnya haruslah bahan
juga mampu memperbaiki komunikasi yang tidak terlalu sukar dan juga tidak
antara guru dan peserta didik menjadi lebih terlalu mudah. Bahan pembelajaran
hidup dibandingkan dengan ceramah. menyimak harus dipersiapkan dengan baik
Media pembelajaran mampu sebab bahan pembelajaran menyimak
membangkitkan keinginan untuk belajar harus relevan dengan kemampuan kognitif
peserta didik. Media sebagai perantara dan keterampilan siswa. Oleh sebab itu
menyampaikan informasi memiliki daya guru harus mampu memahami
rangsang yang mampu membangkitkan kemampuan siswa sebagai acuan dalam
motivasi belajar siswa sehingga siswa membuat bahan simakan yang relevan
menjadi tidak mengantuk atau mudah dalam proses pembelajaran. Bahan ajar
bosan dalam proses belajar mengajar tidak hanya sebagai pedoman oleh guru
(Sumberharjo, dkk, 2015). Adapun dan siswa dalam pembelajaran tetapi juga
beberapa peranan media pembelajaran berisi substansi kompetensi dan menjadi
dalam proses belajar mengajar. Pertama, alat evaluasi pencapaian hasil belajar.
dengan menggunakan media pembelajaran Pada dasarnya bahan pembelajaran
siswa mampu memahami materi yang akan digunakan dalam pembelajaran
pembelajaran dengan maksimal. Hal menyimak hendaknya bahan pembelajaran
tersebut diperkuat oleh pendapat Mudhofir yang mampu menarik perhatian siswa.
(1993) yang menyatakan bahwa media Dengan demikian maka siswa akan lebih
pembelajaran adalah sumber belajar berfokus pada materi ajar sehingga siswa
karena dalam pengajaran di dalam kelas mampu menyerap dengan baik apa yang
penggunaan media pembelajaran adalah disampaikan oleh guru. Untuk mendapat
sebuah kebutuhan yang mempengaruhi bahan simakan yang menarik guru harus
minat belajar peserta didik. Kedua, media mampu memanfaatkan pengalaman
sebagai rekam jejak yang mampu mengenai karakteristik peserta didik di
menampilkan kembali suatu objek atau dalam mempertimbangkan isi pembicaraan
kejadian yang dapat disesuaikan dengan yang diminati dan disenangi siswa serta
keperluan. Jadi dapat ditarik garis besarnya dapat memberikan kepuasan intelektual
bahwa dengan menggunakan media kepada mereka. Isi pembicaraan yang
pembelajaran yang bervariasi dalam kontekstual dekat dengan kehidupan siswa
proses mengajar mampu mempermudah atau berdasarkan pengalaman siswa
komunikasi guru dengan peserta didik merupakan salah satu bagian yang mampu
sehingga mampu meningkatkan kualitas menarik perhatian siswa tanpa mengurangi
pembelajaran menyimak peserta didik. substansi bahan simakan yang harus
disampaikan secara sistematis.
B. Menggunakan bahan ajar yang Penggunaan bahan ajar yang sistematis
relevan mampu membantu siswa dalam mencapai
Bahan pembelajaran menyimak kompetensi dasar. Peserta didik dapat
merupakan bahan yang dapat dipelajari mengikuti proses pembelajaran secara
dengan mudah dan diberikan kepada siswa efektif dengan melaksanakan tindakan atau
sehingga mampu menambah kompetensi keterampilan motorik, mengusai
menyimak siswa. Pannen (2001) pengetahuan yang berkaitan dengan fakta,
mengungkapkan bahwa bahan ajar konsep, prinsip, prosedur, dan proses.
merupakan segala bentuk bahan yang Selain itu mampu menerapkan norma
disusun secara sistematis, di dalamnya berupa aturan, sikap, dan nilai-nilai.
berisi materi yang dapat digunakan guru Dalam konteks pembelajaran bahan
atau istruktur dalam proses pembelajaran. ajar yang relevan merupakan salah satu

108
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 9 No 2, Oktober 2020
komponen yang harus adalah dalam pada dasarnya, penilaian merupakan suatu
proses pembelajaran sebab bahan ajar upaya untuk mengetahui sejauh mana
yang relevan merupakan komponen yang peserta didik memahami dan mencapai
sangat penting yang harus dikaji, dicermati tujuan pembelajaran.
dan dijadikan bahan materi yang harus Tujuan evaluasi diungkapkan oleh
dikuasai oleh peserta didik. Tanpa bahan Arikunto (2015, hlm. 18-19). Ia menyatakan
ajar yang relavan maka pembelajaran tidak bahwa tujuan evaluasi dibagi menjadi
akan menghasilkan apa-apa. Iskandar dan empat, yaitu penilaian berfungsi selektif,
Sunender (2007) mengidentifikasi peranan penilaian berfungsi diagnostik, penilaian
bahan ajar yaitu di antaranya: (a) berfungsi sebagai penempatan, dan
menggambarkan sudut pandang yang penilaian sebagai pengukur keberhasilan.
tajam dan inovatif dalam bahan ajar yang Pandangan yang diungkapkan Arikunto
disajikan, (b) tidak terlalu mudah dan tidak (2015) merupakan tujuan evaluasi generasi
terlalu sulit untuk dipahami, bervariasi pertama. di sisi lain Janesick (2001)
sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa, sebagai generasi ketiga mengungkapkan
mengandung sumber masalah yang kaya, fungsi evaluasi, yaitu pertama sebagai
(c) memiliki sumber yang disusun secara pengarah pengembang kurikulum yang
sistematis, (d) menggunakan metode dan berbasis pandangan keilmuan dan sinyal
media pembelajaran yang menarik untuk pasar. Artinya penilaian yang menentukan
mendorong siswa lebih lebih fokus dan aktif kurikulum dan implementasinya. Kedua,
dalam proses pembelajaran, (e) sarana pemandu bagi perencanaan proses
penunjang dalam Latihan dan tugas pembelajaran yang efektif yang berarti
praktis, (f) sebagai alat evaluasi pengembangan pembelajaran didasarkan
pencapaian dan remedial yang tepat guna. pada penilaian yang digunakan. Dalam hal
ini penilaian sebagai penentu model
C. Melaksanakan evaluasi yang tepat pembelajaran yang akan digunakan.
Dalam proses pembelajaran, evaluasi Ketiga, pembimbing pada setiap tahap
merupakan hal yang tidak dapat perkembangan belajar siswa. Dalam
dipisahkan, termasuk di dalam konteks pembelajaran abad ke-21, siswa
pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dituntut untuk mampu berpikir kritis, kreatif,
menyimak. Sebagai suatu pembelajaran, terampil berkomunikasi dan berkolaborasi,
keterampilan menyimak bahasa Indonesia serta terampil menguasai TIK. Dalam hal
dilaksanakan agar dapat mencapai tujuan ini peserta didik diharapkan memiliki
pembelajaran sesuai kebutuhan yang pengetahuan dan keterampilan yang
ditelaah secara mendalam melalui memadai yang nantinya segala bentuk
serangkaian proses pembelajaran. keputusan akan tercermin dari penilaian.
Sehubungan dengan hal tersebut, Keempat, alat ukur yang akuntabel dan
Djiwandono (2005) mengungkapkan bahwa high-stakes artinya bahwa alat ukur yang
dalam proses pembelajaran, pada digunakan dapat dipertanggungjawabkan
hakikatnya kedudukan evaluasi yaitu yang didasarkan pada prinsip-prinsip
sebagai bagian terakhir komponen pokok penilaian sehingga pihak yang merupakan
penyelenggaraan pembelajaran setelah lulusan sebuah program pendidikan telah
tujuan pembelajaran dan kegiatan terjamin kualitasnya.
pembelajaran. Dalam hal ini evaluasi Dalam proses pembelajaran
merupakan suatu upaya yang dapat keterampilan menyimak tidak hanya
dilakukan pendidik untuk mendapatkan sekadar bertujuan mendapatkan informasi
sebuah informasi mengenai peserta didik akan tetapi bagaimana kemudian peserta
yang disusun secara sistematis dan didik memiliki kecakapan ketika terjun
berpedoman pada tujuan intruksional yang dalam masyarakat atau dunia kerja.
nantinya akan digunakan untuk Menyimak dapat dijadikan tujuan khusus
pengambilan keputusan. Sependapat sebagai kecakapan hidup dalam
dengan hal tersebut, Schwartz (dalam komunikasi. Tujuan tersebut nantinya dapat
Hamalik 2001) mengungkapkan bahwa dijadikan pedoman dalam pembuatan alat

109
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 9 No 2, Oktober 2020
penilaian yang dapat simakan. Keempat, tes menyimak tingkat
dipertanggungjawabkan sesuai prinsip- kritis, tes ini bertujuan untuk mengetahui
prinsip evaluasi. Menciptakan alat tes yang pemahaman siswa terhadap materi
tepat merupakan salah satu cara dalam simakan yang kemudian dilanjutkan
mengevaluasi keterampilan menyimak. dengan pemberian evaluasi. Kelima, ters
Nurgiyantoro (2014, hlm 360) berpendapat menyimak terapis. Tes menyimak terapis
bahwa tes kemampuan menyimak dapat merupakan tes menyimak yang bertujuan
dilakukan secara lisan dan tertulis. untuk menyembuhkan sesorang. Tes
Pembuatan tes keterampilan menyimak di menyimak ini biasanya dilakukan oleh
bagi menjadi dua jenis, yaitu (1) tes psikolog.
kompetensi menyimak dengan memilih
jawaban. (2) tes kemampuan menyimak PENUTUP
dengan mengontruksi jawaban. Dalam hal Berdasarkan hasil dan pembahasan
ini point pertama yang berbunyi tes mengenai upaya menumbuhkan
kompetensi dengan memilih jawaban keterampilan menyimak peserta didik
dimaksudkan untuk mengukur kemampuan dalam pembelajaran bahasa Indonesia
peserta didik dengan cara memilih jawaban maka dapat disimpulkan bahwa hal yang
yang telah disediakan. Penggunaan materi dapat dilakukan, yaitu (1) menggunakan
dapat berupa dialog, wacana, atapun media pembelajaran yang bervariasi.
narasi. Point kedua yang berbunyi tes dengan menggunakan media pembelajaran
kemampuan menyimak dengan yang bervariasi dalam proses mengajar
mengontruksi jawaban berarti peserta didik mampu mempermudah komunikasi guru
ditutut agar mampu memberikan jawaban dengan peserta didik sehingga mampu
menggunakan bahasa sendiri berdasarkan meningkatkan kualitas pembelajaran
wacana yang diperdengarkan. Sejalan menyimak peserta didik. (2) Menggunakan
dengan hal tersebut, Nurgiyantoro (2014) bahan ajar yang relevan. Penggunaan
juga menambahkan bahwa dalam bahan ajar yang tidak sukar atau tidak
pemilihan wacana, narasi, atau dialog mudah, mampu menarik perhatian peserta
sebagai bahan dalam keterampilan didik, dan sisusun secara sistematis
menyimak haruslah mempertimbangkan mampu membantu siswa dalam mencapai
tingkat kesulitan wacana, jenis wacana, kompetensi dasar sesuai kurikulum
dan isi serta cakupan wacana tersebut. Pendidikan. (3) Melaksanakan evaluasi
Berdasarkan tingkatannya, Supriyadi dengan tepat. Dalam proses pembelajaran,
(2013) mengemukakan bahwa tes evaluasi merupakan hal yang tidak dapat
menyimak dapat dibagi menjadi lima, yaitu dipisahkan, termasuk di dalam
(1) tes menyimak tingkat deskriptif atau pembelajaran bahasa Indonesia khususnya
marjinal. Tes menyimak tingkat deskriptif menyimak. Membuat alat tes yang tepat
atau marjinal merupakan tes yang merupakan salah satu cara dalam
bertujuan untuk mengetahui kepekaan mengevaluasi keterampilan menyimak.
peserta didik dalam hal membedakan Berdasarkan hasil dan pembahasan
suara dan mengembangkan kepekaan penelitian serta simpulan, maka adapun
terhadap bahasa nonverbal. Kedua, tes saran penulis sebagai berikut.
menyimak tingkat apresiatif, tes ini (1) Bagi guru Bahasa Indonesia,
bertujuan untuk mengetahui kemampuan penelitian ini diharapkan mampu
peserta didik dalam memahami bahan menambah wawasan mengenai upaya
simakan yang berkaitan dengan emosi dan yang harus dilakukan oleh guru untuk
perasaan oleh sebab itu dalam hal ini menumbuhkan keterampilan menyimak
pendidik memberikan bahan simakan yang peserta didik dalam pembelajaran Bahasa
bersifat menyenangkan. Ketiga, tes Indonesia agar pembelajaran lebih menarik
menyimak tingkat komprehensif, pada dan menyenangkan. Guru harus memiliki
tingkat ini tes menyimak bertujuan untuk dengan sengaja rencana yang matang dan
mengetahui pemahaman peserta didik ide kreatif yang dapat digunakan untuk
tentang pesan yang ada dalam bahan menumbuhkan keterampilan menyimak

110
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 9 No 2, Oktober 2020
siswa. Sebab keterampilan menyimak Janesick, V. J. (2001). The assessment
merupakan keterampilan berbahasa yang debate: a reference handbook.
paling mendasar dan sangat penting yang California: ABC-CLIO, Inc
harus dikuasai oleh siswa.
Mudhofir. (1993). Teknologi Intruksional,
(2) Bagi peserta didik, dalam hal ini
Bandung: Remaja Rosda Karya.
peserta didik diharapkan memiliki minat
belajar yang baik khususnya dalam Nurgiyantoro, B. (2014). Penilaian
keterampilan menyimak, sebab minat pembelajaran bahasa berbasis
belajar akan mempengaruhi prestasi kompetensi. Yogyakarta: BPFE-
belajar. Prestasi belajar akan Yogyakarta.
mencerminkan kecakapan berkomunikasi Pannen P dan Purwanto. 2001. Penulisan
yang nantinya akan berguna dalam Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas.
masyarakat dan dunia kerja.
(3) Bagi peneliti lain, penelitian ini Purwono. Joni, dkk. (2014). Penggunaan
diharapkan dapat menjadi acuan atau Media Audio-Visual Pada Mata
refrensi dalam melakukan penelitian yang Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Di
sejenis khususnya mengenai upaya Sekolah Menengah Pertama Negeri1
menumbuhkan keterampilan menyimak Pacitan. Dalam Jurnal Teknologi
peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Pendidikan dan Pembelajaran Vol.2,
Indonesia. No.2: 127

DAFTAR PUSTAKA Rosdiana, E., Kusmariyatni, N. N., &


Widiana, I. W. (2013). Pengaruh
Adam. Steffi dan Muhammad Taufik Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Syastra. (2015). Pemanfaatan Media Paired Storytelling Berbantuan Media
Pembelajaran Berbasis Teknologi Audio Visual Terhadap Keterampilan
Informasi Bagi Siswa Kelas X Sma Menyimak Bahasa Indonesia Siswa
Ananda Batam. Dalam CBIS Journal, Kelas V SD. Mimbar PGSD Undiksha,
Volume 3 No 2: 79 1(1), 1-11.
Arikunto, S. (2015). Dasar-dasar evaluasi Saddhono, K. & St. Y. Slamet. (2014).
pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Pembelajaran Keterampilan
Djiwandono, M.S. 1996. Tes Bahasa dalam Berbahasa Indonesia. Yogyakarta:
Pengajaran. Bandung: ITB Bandung. Graha Ilmu.

Field, J.2009. Listening in the language Sugiyono. 2013. Metode Penelitian


classroom. Cambridge: Cambridge Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
University Press. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Hamalik, Oemar. (1994). Media Sumberharjo. Putra, dkk. (2015). Media


Pendidikan, Bandung: Citra Adtya Pembelajaran Pengenalan Huruf dan
Bakti. Angka Di Taman Kanak-Kanak
Tunas. Dalam Journal Speed– Sentra
Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum dan Penelitian Engineering dan Edukasi–
Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Volume 7 No 3:24
Aksara.
Supriyadi. 2013. Evaluasi Pembelajaran
Haryadi dan Zamzami. (1996). Peningkatan Bahasa Indonesia. Gorontalo. UNG
Keterampilan Berbahasa Indonesia. Press Gorontalo.
Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.
Tarigan, H. G. 2008. Menyimak Sebagai
Iskandarwassid dan Sunendar D. 2007. suatu Keterampilan Berbahasa.
Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Angkasa.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ur, P.1984. Teaching Listening
Comprehension. Cambridge:
Cambridge University Press.

111
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 9 No 2, Oktober 2020
Van Duzer, C. 1997. “Improving ESL
Learners' Listening Skills: At the
Workplace and Beyond”.
http://www.cal.org/caela/esl_
resources/digests/LISTENQA .html.
Bandung, 4 Februari 2013.
Wendra, I Wayan. 2014. Penulisan Karya
Ilmiah (Buku Ajar). Singaraja:
Universitas Pendidikan Ganesha.
Wina Sanjaya. (2009). Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana.
Iskandarwassid & Sunendar, D. (2016).
Strategi pembelajaran bahasa.
Bandung: SPs UPI dan PT Remaja
Rosdakarya.
Agustini, P. P., Kristiantari, M. R., & Putra,
D. K. N. S. (2016). Penerapan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah
Berbantuan Media Audio Visual untuk
Meningkatkan Hasil Belajar
Keterampilan Menyimak Tema
Sejarah Peradaban Indonesia pada
Siswa Kelas V Sdn 8
Sumerta. Mimbar PGSD
Undiksha, 4(1), 1-10.

112

Anda mungkin juga menyukai