Anda di halaman 1dari 7

Jurnal DISASTRI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)

Volume 2, Nomor 3, Desember 2020| P-ISSN : 2716-4114 | E-ISSN: 2722-3329

NARRATIVE RESEARCH; A RESEARCH DESIGN


Afan Faizin¹, Haerussaleh²
¹’²Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Dr. Soetomo

Corresponding Author: ¹afan.faizin@unitomo.ac.id


Abstract
The word narrative describes or describes something in a detailed and chronological story. The
procedure in narrative research requires the researcher to get the full story of or from the individual who
is the subject of one's research. After obtaining data about someone who is the subject of complete
knowledge, researchers must describe the data in a narrative. The analysis used in narrative research
includes the strategies used by researchers in describing the story chronologically and completely, studies
in biographies that portray all life forms of the study subject
Keywords: research, design, naraative

RISET NARATIF; SEBUAH DESAIN PENELITIAN

Abstrak
Kata naratif bermakna menceritakan atau menggambarkan sesuatu dalam sebuah cerita yang mendetail dan
kronologis. Prosedur dalam penelitian naratif mengharuskan peneliti untuk mendapatkan cerita secara utuh
dari seseorang atau individu yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Setelah mendapat data tentang
seseorang yang dijadikan subjek pengetahuan secara utuh, peneliti harus mendeskripsikan data tersebut
secara naratif. Analisis yang yang digunakan dalam penelitian naratif diantaanya adalah strategi yang
digunakan oleh peneliti dalam mendeskripsikan cerita secara kronologis dan utuh, kajian dalam bentuk
biografi yang memotret seluruh kehidupan subjek kajian
Kata Kunci: penelitian, desain, naratif

sejarah, budaya dan sastra, bidang antropologi,


Pendahuluan sosiologi, sosiolinguistik, serta pendidikan, namun
Riset naratif merupakan salah satu dalam perkembangannya bidang yang telah juga
desain penelitian dalam pendekatan telah menggunakan desain naratif dalam
kualitatif. Terdapat lima desain penelitian penelitiannya (Chase, 2005). Sebagai sebuah
kualitatif yakni; Riset naratif, riset metode penelitian naratif diawali dengan mendapat
fenomenologis, riset grounded theory, riset data yang holistic tentang pengalaman individu
etnografi, dan riset studi kasus (Creswell yang dijadikan subjek penelitian yang kemudian
2007). Riset naratif adalah salah satu diceritakan atau dinarasikan kembali oleh peneliti
bentuk dan jenis dari penelitian kualitatif, dengan utuh.
yang menitikberatkan pada pengalaman Metode penelitian naratif dapat dijadikan
individu dan menuliskannya kembali dalam sebagai dasar pelaksanaan penelitian, saat peneliti
bentuk kronologi naratif. mempunyai untuk menaratifkan secara utuh dan
Kata naratif berasal dari kata to kronologis sesuai tahapan perjalanan seseorang
narrate yang bermakna menceritakan atau dan menyajikannya dalam bentuk laporan
menggambarkan sebuah peristiwa atau penelitian. Studi naratif yang popular dilakukan
fenomena dengan detail. Bentuk riset oleh Chan (2010) yang menjadikan seorang siswi
naratif beragam dan mempunyai banyak imigran asal Tiongkok sebagai subjek
bentuk (Daiute & Lightfoot, 2004). Praktik penelitiannya. Ai mei Zhang yang dijadikan subjek
analisis penelitian naratif juga mempunyai penelitian merupakan siswa kelas tujud dan di
banyak ragam, serta banyak berakar pada delapan di Bay street School Toronto, Kanada.
disiplin ilmu sosial serta humaniora. Pemilihan subjek penelitian tersebut didasarkan
pada pertimbangan pada informasi dan
Munculnya riset naratif berasal dari pengalaman subjek terkait identitas etnisnya
142
Jurnal DISASTRI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Volume 2, Nomor 3, Desember 2020| P-ISSN : 2716-4114 | E-ISSN: 2722-3329

dibentuk dan dipengaruhi oleh berbagai konteks social, dan pengalaman yang
aspek dan faktor di lingkungan sekolah, mengesankan; (3) sejarah kehidupan; merupakan
teman sekolah, dan gurunya. Chan, penggambaran kehidupan seseorang secara utuh.
mengekplorasi cerita da berbagai konflik Ini berbeda dengan penelitian naratif yang
yang dialami subjek, kemudian berkaitan dengan pengalaman pribadi seseorang
menceritannya kembali dengan berbagai yang terjadi dalam satu atau beberapa situasi
analisis tematik serta menggambarkan pribadi; (4) sejarah tutur; merupakan
secara ututh setiap kotegangan dan konflik pengumpulan refleksi pribadi tenatng peristiwa
yang dialami subjek penelitian di sekolah. dan sebag akibat terhadap satu atau beberpa
individu.
Berbagai persolaan seperti
kesulitan subjek penelitian dalam Beberapa pengalaman individu yang dapat
penggunan Bahasa Ingris disekolah dijadikan sebagai subjek dalam penelitian naratif
menjadi salah satu faktor penghambat adalah sebagai berikut: (1) autobigrafi; (2) biografi;
pembelajarannya, serta tekanan untuk (3) penulisan kehidupan; (4) akun pribadi; (5)
selalu menggunakan Bahasa Ibu dengan narasi pribadi; (6) dokumen pribadi; (7) dokumen
keluarganya di rumah. Di akhir laporan kehidupan; (8) ingatan atau kenangan yang dikenal
penelitian, Chan, membuat sebuah sintesa khalayak; (9) etnografi yang berpusat pada
tentang: (1) bagaimana membantu seseorang, serta pengalaman indivual lainnya.
memahami berbagai tantangan dan
kesulitan seorang imigran atau minoritas,; Prosedur penelitian naratif
(2) nilai-nilai individu dalam komunitas
Beberapa prosedur yang harus dilakukan
etnik dibentuk; (3) tekanan dan dalam penelitian naratif adalah: (1) menentukan
pertentangan yang saling Tarik menarik
masalah atau problem terkait peneltian naratif
antara keluarga, teman, dan harapan yang akan dilaksanakannya. Yang harus dipahami
sekolah
bahwa penelitian naratif sesuai untuk mengungkap
Metodologi Penulisan pengalaman hidup individu secara terperinci dari
sebuah atau satu episode hidupnya. Proses ini
Penulis menggunakan metode telaah dilakukan dalam perumusan msalah atau focus
pustaka untuk menulis artikel ini. Berangkat penelitian. Meskipun bentuk fenomena dalam
dari keunikan tentang penelitian naratif, penelitian naratif adalah cerita atau kisah individu,
maka penulis mengkaji tentang desain penelti juga harus mengindentifikasi isu yang
penelitian naratif yang meliputi tipe terkait dengan permasalahan penting.
penelitian naratif, prosedur penelitian
naratif, dan bagaimana melakukan evaluasi Misalnya terkait dengan isu kesulitas yang
terhadap penelitian naratif. dihadapi seorang siswa, peneliti dapat mengambil
focus atau rumusan permasalah terkait dengan
Pembahasan kesulitas partisipan, tekanan yang dihadapi,
kekecawaan, atau permasalah pendting laing yang
Bentuk dan tipe penelitian naratif dihadapi partisipan; (2) Memfokuskan pada
dapat ketegorikan sebagai berikut: (1) studi seorang indivisu tunggal (bisa dua atau tiga
biografis; studi ini bersikan peneliti individu). Peneliti dapat memilih partisipan sesuai
merekam dan mengekplorasi pengalaman dengan tujuan penelitian yang ingin dicapainya.
dari kehidupan oran lain; (2) auto etnografi; Setela memilih individu yang dijadikan subjek
pengalaman kehidupan direkam dan penelitiannya, peneliti harus mengahbiskan banyak
dieksporasi sendiri oleh individu yang waktu dengan partisipan untuk mengumpulkan
menjadi partisipan. Muncey (2010) cerita ari berbagai sumber dan informasi (Clandinin
menyimpulkan tipe auto-etnografi sebagai dan Connelly, 2000). Partisipan dapat merekam
sebuah ide dari beragam lapisan kesadaran, ceritanya sendiri melalui jurnal, diary, atau
diri yang rentan, diri yang koheren, krtik instrument lain yang disiapkan peneliti. Selain itu,

143
Jurnal DISASTRI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Volume 2, Nomor 3, Desember 2020| P-ISSN : 2716-4114 | E-ISSN: 2722-3329

peneliti juga dapat mengamati dan menggunakan


merekam kegiatan dan kisah partisipan kronologi
dengan berbagai media yang disediakan 7 Laporan Mengembangkan
peneliti. Peneliti dapat menjadi pendengar tertulis narasi tentang
atau penanya untuk mendapat pengalaman kehidupan seorang
hidup partisipan. Interaksi yang dilakukan
individu
peneliti dan partisipan dapat dilakukan
Identifikasi segmen
sepanjang waktu; (3) Ketiga,
mengumpulkan informasi tentang konteks narasi
dari cerita atau pengalaman yang Identifikasi pola
disampaikan partisipan. Konteks yang makna (peristiwa,
dapat didalam berkaitan dengan pekerjaan, proses, ephiphanies
etnis, keyakinan, waktu dan tempat, latar (kesadarar, persepsi
budaya dan lainnya; (4) peneliti menyusun intuitif), tema)
kembali cerita yang didapat dalam bentuk
kronologi yang utuh; (5) menganalisis data pertama, kegiatan utama yang harus
dan membuat laporan; (6) membuat dilakukan oleh peneliti naratif adalah
Refleksi dari peneliti tentang proses dan mengumpulkan cerita dari partisipan atau subjek
hasil penelitiannya. penelitian. Cerita yang dimaksud adalah
pengalaman individual yang dituturkan oleh
Ciri utama penelitian naratif subjek. Partisipan dapat menyampaikan cerita yang
dituturkan langsung kepada peneliti, dapat juga
Sebuah penelitian yang menggunakan melalui cerita yang dibentuk antara partisipan dan
motode naratif sebagai prosedur kerja peneliti, serta dapat juga berupa pertunjukan
penelitiannya, mempunyai ciri utama drama yang dilakukan oleh partisipan dan peneliti
sebagaimana berikut: secara kolabortif (Riesmann, 2008). Yang
Tabel 1. Ciri-ciri utama penelitian naratif membedakan penelitian naratif dengan antropologi
No Aspek Ciri-ciri penelitian adalah seberapa banyak cerita atau pengalaman
individu yang direkam atau dieksplorasi oleh
1 Fokus Mengeksplorasi
peneliti. Antropologi menggunakan penelitian
kehidupan
historis untuk mempelajari kehidupan individu
seseorang/individu atau kelompok tertentu dalam konteks budaya.
2 Tipe Menuturkan cirita Focus penelitian antropologi dapat berupa titik
Permasalahan tentang pengalaman balik atau sebuah kejadian yang signifikan dalam
individual kehidupan individu atau kelompok. Penelitian
3 Latar Humaniora, naratif tidak melibatkan seluruh pengalaman
belakang antropologi, sastra, individual dari keseluruhan hidup, namun focus
disiplin sejarah, psikologi, dan pada satu kejadian penting atau satu episode
sosiologi kehidupan individu (Denzim, 1989).
4 Satuan Mempelajari satu atau Kedua, cerita naratif yang disampaikan
analisis lebih individu individu menrupakan pengalaman individual, dari
5 Bentuk Wawancara dan cerita tersebut dapat diungkap identitas dari
pengumpulan dokumen individu dan bagaimana mereka melihat dirinya
data sendiri. Dalam menuturkan pengalaman
6 Strategi Menganalisis data pribadinya, tidak menutup kemungkinan partisipan
analisis data untuk cerita-cerita, tidak dapat atau tidak mampu mengungkapkan
menuturkan kembali, kejadian yang sebenarnya. Ketidakmampuan
mengembangkan tersebut dapat disebabkan karena pengalaman
tema dengan yang dialami terlalu traumatic untuk diingat akan

144
Jurnal DISASTRI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Volume 2, Nomor 3, Desember 2020| P-ISSN : 2716-4114 | E-ISSN: 2722-3329

diungkapkan kembali. Kejadian traumatic yang dapat menunjukan proses pengumpulan


seperti perkosaan, korban bencana alam, cerita partisipan. Peneliti harus mendapat ijin
dan penindasan memerlukan upaya dan untuk mengakses berbagai dokumen pribadi dari
strategi yang baik dari peneliti, agar partisipan. Beberapa kiat yang dapat diterapkan
partisipan mampu mengungkapkan peneliti saat pengumpulan kisah atau cerita dari
keadaan yang sebenarnya. Oleh karena itu, partisipan adalah dengan meminta partisipan
dalam proses pengumpulan cerita, peneliti untuk mendeskripsikan pengalaman-
menjadikan strategi kolaboratif antara pengalamnnya melaui dialog dan percakapan
dirinya dengan partisipan seperti bermin pribadi. Peneliti juga dapat membuat field tex
drama bersama atau pendekatan mendalam sebagaimana berikut:
agar partisipan mampu mengungkapkan
kejadian yang sebenarnya. Saat 1. Meminta partisipan membuat catatan kegiatan
mengumpulkan cerita, peneliti melakukan yang dilalakukan, serta berbagai kejadian yang
dengan kehati-hatian agar partisipan dialami. Catatan kegiatan tersebut dapat berupa
bersedia mengungkapkan kejadian yang jurnal atau diary
sebenarnya. Strategi lain dalam 2. Peneliti dapat menjadi pengamat dan
pengumpulan cerita dapat dilakukan menuliskan hasil pengamatannnya dalam
dengan mengumpulkan berbagai rekaman catatan penelitian
dokumen pribadi dari partisipan yang
mendukung peristiwa yang dialaminya. 3. Mengunpulkan dokumen pribadi atas ijin
partisipan
Masalah yang lain yang harus
diantisipasi adalah perubahan sudut 4. Mengumpulkan surat-surat atau chat yang
pandang partisipan terhadap kejadian yang dikrimkan partisipan
pernah dialaminya saat menceritakan
kembali pengalamannya. Tidak menutup 5. Mengumpulkan bahan atau deskripsi lain yang
kemungkinan Karena pertimbangan mendukung terkumpulkannya cerita partisipan
psikologis partisipan mengubah sudut
6. Mengumpulkan dokumen seperti foto, berita,
pandang perasaannya terhadap
media social, atau file partisipan lainnya
pengalaman hidupnya, dan itu berpengaruh
keakuratan data yang dikumpulkan peneliti. 7. Merekam dan mencatat pengalaman partisipan
Partisipan juga tidak mampu menceritakan di berbagai kegiatan dan bidang kehidupannya,
pengalaman hidup yang sebenarnya apabila termasuk kegiatan yang terkait hobi dan
ada potensi pengucilan atau ancaman kesenangan partisipan
apabila partisipan menceritakan
pengalaman hidupnya apa adanya. Maka Keempat, peneliti menyusun kembali cerita
diperlukan berbagai pendekatan yang yang diperoleh dari partisipan dalam bentuk
mampu membuat partisipan dengan jujur penceritaan kembali. Tahap ini adalah tahap paling
menuturkan kejadian yang dialaminya apa krusial dalam penelitian naratif. Peneliti harus
adanya. Peneliti harus mengantisipasi mampu menceritakan kembali secara kronologis.
berbagai hal tersebut, termasuk juga haru Dalam pengumpulan data, cerita yang disampaikan
mampu mendapat ijin dari partisipan untuk oleh partisipan bias saja melompat dari sebuah
melaporkan cerita yag diperolehnya. kejadian pada kejadian lainnya, proses penceritaan
kembali oleh peneliti akan menyatukan berbagai
Ketiga, prose pengumpulan data. cerita yang tidak urut tersebut sebuah kronologi.
Dalam proses pengumpulan data seperti Potensi masalah yang muncul dalam proses
yang telah dipaparkan sebelumnya, peneliti penceritaan kembali oleh peneliti adalah adanya
tidak hanya berfokus pada satu teknik kemunkinan penceritaan tersebut refleksi dari
pengumpulan data dan bentuk data. Peneliti sudut pandang peneliti, bukan cerita dari
harus menggunakan beragam bentuk data partisipan. Oleh karena itu, peneliti harus

145
Jurnal DISASTRI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Volume 2, Nomor 3, Desember 2020| P-ISSN : 2716-4114 | E-ISSN: 2722-3329

memastikan rekaman dari seluruh data atau pengalaman individu. Pelibatan atau
yang didapat dari partisipan dapat direview kolaborasi dengan partisipan juga penting dalam
kembali untuk memastikan apakah proses ini.
penceritaan yang dilakukan peneliti tidak
mengalami pergeseran. Selain melakukan pngkodean, peneliti juga
harus mendeskripsikan secara detail konteks yang
Proses penceritaan kembali yang terkait dengan pengalaman atau cerita individu.
dilakukan oleh peneliti dapat dilakukan Dalam proses restorying, peneliti harus memrinci
melalui 3 tahapan berikut: dengan detail konteks yang terkait dengan cerita
partisipan. Proses pemahaman konteks ini dapat
1. Setelah melakukan pengumpulan data disampaikan di awal dalam proses penceritaan
dari pengalaman individu partisipan kembali yang dilakukan oleh peneliti. Strategi lain
baik memlui wawancara dan studi lain adalah memberikan informasi tentang konteks
berbagai dokumen, kemudian dilakukan disampaikan dalam keseruhan penceritaan
transkripsi rekman wawancara atau
rekaman lain yang berupa kolaborasi Kelima, proses analisis dan pelaporan penelitian
peneliti dengan partisipan. Hasil naratif dilakukan dengan berbagai cara. Peneliti
transkripsi merupakan data mentad dari menuliskan laporan penelitian dengan
prosen penceritaan kembali dari peneliti menceritakan kembali pengalaman yang
diceritakan partisipan. Meskipun laporan
2. Peneliti mengidentifikasi berbagai penelitian tidak mungkin berupa narasi, peneliti
elemen kunci dari transkripsi yang telah harus memasukkan sejunlah fitur naratif dalam
dibuat. Berbagai kata kunci yang laporan penelitian. Penceritaan ulang yang
ditemukan dijadikan peneliti untuk dilakukan peneliti merupakan titik sentral dalam
mengidentifikasi setting, tindakan, laporan penelitian naratif. Dalam mengembangkan
karakter, masalah, solusi, dan tegangan laporan penelitian naratif, peneliti dapat
lain dari pengalaman partisipan. Dalam memasukkan sebuah analisis untuk menyoroti
penelitian naratif, peneliti dapat tema-tema yang penting atau spesifik yang muncul
membuat kode yang terkait dengan dalam hasil penceritaan ulang pengalaman
cerita atau alurnya. Dapat juga membuat partisipan.
model ruang tiga dimensi, serta tema
yang muncul dari cerita tersebut. Proses mengalisis penelitian naratif, berupa
penyusunan kembali cerita individu yang menjadi
3. Menceritakan kembali pengalaman subjek penelitian dalam kerangka yang bermakna.
individu dari partispan dalam sebuah Restorying merupakan istilah yang digunakan
urutan kronologis. Urutan yang dalam proses penceritaan kembali dalam penelitian
disajakan dalam proses penceritaan naratif. Restorying merupakan proses reorganisasi
ulang berupa setting, karakter, tindakan, ceria menjadi beberapa jenis kerangkan umum.
masalah dan berbagai proses Kemudian kerangka tersebut disusun degan pola:
penyelesaian dari msalah yang dihadapi. (1) mengumpulan cerita: (2) mengalisisnya untuk
menemukan unsur penting dalam cerita tersebut.
Seperti penelitian yang lain, prose
Unsur penting tersebut dapat berupa waktu,
penngkodean tema dalam penelitian naratif
tempat, alur, dan suasana. (3) menuliskan cerita
dapat menyusun pengkodean data dari
cerita dalam beberapa tema. Proses tersebut dalam dalam sebuah kerangka kronologis
mengindentifikasi tema dilakukan dengan (Ollerenshaw & Creswell, 2002).
mengaji kompleksitas isi cerita atau Selama proses Restorying tersebut, peneliti
pengalaman individu yang dijadikan subjek mengembangkan hubungan kasusal antar ide. Yang
penelitian. Peneliti kemudian tidak dapat diabaikan dalam proses Restorying
menggabungkan tema yang diklasifika adalah cerita yang dihasilkan harus memenuhi
tersebut dalam laporan mengenai cerita unsur permulaan, pertengahan, dan akhir. Unsur

146
Jurnal DISASTRI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Volume 2, Nomor 3, Desember 2020| P-ISSN : 2716-4114 | E-ISSN: 2722-3329

tersebut seperti unsur dalam novel yang


No Aspek Penyajian riset
bagus yang didalamnya terdapat konflik,
naratif
keadaan yang menegangkan, alur yang baik,
dan proses pemecahan masalah (carter 1 Organisasi data Menciptakan dan
1993). Kronologi yang disusun dalam mengorganisasi data
kegiatan Restorying berupa ide-ide dari 2 pembacaan Membaca teks.
masa lalu, masa sekarang, dan masa yang Membuat catatan
akan datang. pinggir, membentuk
kode awal
Selain proses Restorying yang
3 Mendeskripsikan Mendeskripsikan
menghasilkan cerita kronologis, peneliti
juga harus memerinci tema yang muncul data menjadi kode cerita atau rangkaian
dari cerita yang disusun, serta melakukan dan tema pengalaman dalam
pembahasan yang lebih detail tentang sebuah kronologi
makna dari cerita tersebut (Huber & 4 Klasifikasi data- Mengidentifikasi
Whelan, 1999). Oleh karena itu, analisis menjadi kode dan cerita
data dapat berupa deskripsi tentang cerita tema - Mengidentifikasi
dan sekaligus tema yang muncul dari hasi ephipanies
Restorying. - Mengindentifikasi
bahan kontekstual
Proses analisis juga dapat dilakukan
dengan mendekonstruksi cerita, melakukan 5 Manafsirkan data Menafsirkan makna
pemugaran terhadap cerita dengan strategi yang lebih luas dari
analisis. Unsur yang dapat di dekontruksi cerita tersebut
misalnya (1) pemaparan dikotomi, (2) 6 Menyajikan, Menyajikan narasi
memriksa keheningan; (3) mengungap memvisualisasikan dengan berfokus pada
kecacauan; dan (4) kontradiksi yang dapat data proses, dan ciri unik
diungkap dalam cerita (Czarniawska dalam dan umum dari
Creswell, 2015). kehidupan subjek
Proses terakhir dalam analisis dan Keenam, peneliti harus berkolaborasi dengan
palaporan penelitian naratif adalah peneliti partisipan. Kolaborasi menjadi elemen yang tidk
mencari tema atau kategori. Peneliti dapat boleh diabaikan oleh peneliti, karena hubungan
menggunakan pendekatan mikrolinguistik antara peneliti dan partisipan dapat menjadikan
dan penyelidikan untuk makna dari kata, proses penelitian berjalan dengan baik. Tahapan
frase, dan unit diskursus yang lebih besar kolaborasi peneliti dengan partisipan mencakup
didalamnya, sebagaimana analisis yang semua kegiatan dan prosedur dalam penelitian
dilakukan dalam percakapan. Strategi lain naratif. Kolaborasi dengan partisipan ini dimaknai
yang dapat dilakukan peneliti dalam analisis sebagai kegiatan yang dilakukan bersama antara
penelitian naratif adalah mengkaji cerita peneliti dengan partisipan.
serta mempelajari bagaimana cerita
tersebut dihasilkan secara interaktif antara Saat peneliti mengupulkan cerita atau
peneliti dan partisipan yang dapat berupa pengalaman individual dari partisipan, peneliti juga
permainan atau drama. Berikut table untuk merundingkan bagaimana sebaiknya atau aktivitas
mempermudah memahami ciri-ciri apa yang terbaik yang membuat partisipan menjadi
penelitian naratif yang dikembankan nyaman dalam proses pengumpulan cerita.
Creswell (2017): Kolaborasi juga dilakukan saat penceritaan kembali
oleh peneliti. Keterlibatan partisipan dalam proses
penceritaan kembali menjadi sangat penting untuk
proses evaluai apakah penceritaan kembali yang
dilakukan peneliti tidak bias dengan persepsi

147
Jurnal DISASTRI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Volume 2, Nomor 3, Desember 2020| P-ISSN : 2716-4114 | E-ISSN: 2722-3329

peneliti. Kolaborasi peneliti dengan naratif, peneliti dapat mengajukan pertanyaan


partisipan juga dibutuhkan untuk pertanyaan yang akan mengarahkan peneliti agar
memperhalus hasil penceritaan kembali. proses penelitiannya sudah valid. Mempertanyakan
Kolaborasi juga saat diperlukan saat analisis respresentasi individu yang dijadikan partisipan
dan pelaporan penelitian naratif. adalah hal yan sangat penting untuk validitas
Keterlibatan partisipan alam menentukan penelitian naratif. Bagaimana partisipan menulis
maksud dari cerita dan kejadian penting atau menceritakan pengalaman juga menjadi
dalam cerita menjadikan hal tersebut indikator dan evaluasi penelitian naratif.
menjadi bagian validasi data dan pelaporan
penelitian Proses validitas juga harus memperhatikan
berbagai potensi masalah atau bias, yakni: (1)
Evalusi penelitian naratif meminimalkan prtisipan bercerita yang tidak
sebenarnya atau tidak jujur; (2) meminimalkan
Evaluasi penelitian naratif dapat partisipan mengubah sudut pandangnya pada
dilakukan dengan memastikan apakah kejadian yang dialaminya; (3) meminimalkan
langkah-langkah yang telah ditentukan persepsi peneliti saat proses penceritaan ulang dari
dalam penelitian naratif dilakukan dengan data pengalaman partisipan.
benar. Selain itu, evaluasi juga dapat
dilakukan dengan menjawab beberapa Simpulan
pertanyaan yangmengarahkan peneliti
untuk memvalidasi penelitian naratif yang Penelitian naratif merupaka suatu penelitian
dilakukan. Beberapa pertanyaan yang dengan pendekatan kualitatif. Penelitian naratif
menjadikan dasar evaluasi dan validasi: memiliki beberapa tipe seperti Riset naratif, riset
fenomenologis, riset grounded theory, riset
1. Apakah penelitian focus terhadap etnografi, dan riset studi kasus. Jenis-jenis
pengalaman individu? penelitian naratif tersebut diharapkan mampu
meningkatkan minat peneliti untuk menggunakan
2. Adakah focus pada satu atau bebera desain penelitian naratif. Sehingga mampu
individu? mewarnai riset yang ada. Dalam melakukan
3. Apakah peneliti mengumpulkan cerita penelitian naratif tentu diharapkan
dari pengalaman individu? memperhatikan prosedur penelitian dan evaluasi
penelitian yang tepat. Sehingga hasil penelitian
4. Apakah peneliti mencerita kembali dapat dipercaya.
cerita partisipan?

5. Apakah peneliti mengidentifikasi tema Daftar Pustaka


yang mewakili cerita?
Creswell, John W. 2017. Reseacrh Design,
6. Apakah cerita tersebut memasukkan Pendekatan Kualitatif, kuantitatif, dan Mixed..
informasi tentang waktu atau tempat (alih bahasa oleh Ahmad Fawaid).Yogyakarta:
individu? Pustaka Pelajar.
7. Apakah cerita tersebut memiliki urutan Creswell, John W. 2017. Penelitian Kualitatif dan
kronologis meliputi masa depan? Desain Riset. Memilih di antara lima
pendekatan. (alih bahasa oleh Ahmad Lintang
8. adakah bukti bahwa peneliti Lazuardi).Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
berkolaborasi dengan partisipan?
Liggtfoot, C., & Daiute, C (eds). (2004). Narrative
9. Apakah cerita tersebut mengarah pada Analysis: Studying, the Development of
pertanyaan dan tujuan penelitian Individual in Soeciety. Thousand Oaks, CA:
Sage
Selain itu proses validitas penelitian

148

Anda mungkin juga menyukai