Abstrak
Kata naratif bermakna menceritakan atau menggambarkan sesuatu dalam sebuah cerita yang mendetail dan
kronologis. Prosedur dalam penelitian naratif mengharuskan peneliti untuk mendapatkan cerita secara utuh
dari seseorang atau individu yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Setelah mendapat data tentang
seseorang yang dijadikan subjek pengetahuan secara utuh, peneliti harus mendeskripsikan data tersebut
secara naratif. Analisis yang yang digunakan dalam penelitian naratif diantaanya adalah strategi yang
digunakan oleh peneliti dalam mendeskripsikan cerita secara kronologis dan utuh, kajian dalam bentuk
biografi yang memotret seluruh kehidupan subjek kajian
Kata Kunci: penelitian, desain, naratif
dibentuk dan dipengaruhi oleh berbagai konteks social, dan pengalaman yang
aspek dan faktor di lingkungan sekolah, mengesankan; (3) sejarah kehidupan; merupakan
teman sekolah, dan gurunya. Chan, penggambaran kehidupan seseorang secara utuh.
mengekplorasi cerita da berbagai konflik Ini berbeda dengan penelitian naratif yang
yang dialami subjek, kemudian berkaitan dengan pengalaman pribadi seseorang
menceritannya kembali dengan berbagai yang terjadi dalam satu atau beberapa situasi
analisis tematik serta menggambarkan pribadi; (4) sejarah tutur; merupakan
secara ututh setiap kotegangan dan konflik pengumpulan refleksi pribadi tenatng peristiwa
yang dialami subjek penelitian di sekolah. dan sebag akibat terhadap satu atau beberpa
individu.
Berbagai persolaan seperti
kesulitan subjek penelitian dalam Beberapa pengalaman individu yang dapat
penggunan Bahasa Ingris disekolah dijadikan sebagai subjek dalam penelitian naratif
menjadi salah satu faktor penghambat adalah sebagai berikut: (1) autobigrafi; (2) biografi;
pembelajarannya, serta tekanan untuk (3) penulisan kehidupan; (4) akun pribadi; (5)
selalu menggunakan Bahasa Ibu dengan narasi pribadi; (6) dokumen pribadi; (7) dokumen
keluarganya di rumah. Di akhir laporan kehidupan; (8) ingatan atau kenangan yang dikenal
penelitian, Chan, membuat sebuah sintesa khalayak; (9) etnografi yang berpusat pada
tentang: (1) bagaimana membantu seseorang, serta pengalaman indivual lainnya.
memahami berbagai tantangan dan
kesulitan seorang imigran atau minoritas,; Prosedur penelitian naratif
(2) nilai-nilai individu dalam komunitas
Beberapa prosedur yang harus dilakukan
etnik dibentuk; (3) tekanan dan dalam penelitian naratif adalah: (1) menentukan
pertentangan yang saling Tarik menarik
masalah atau problem terkait peneltian naratif
antara keluarga, teman, dan harapan yang akan dilaksanakannya. Yang harus dipahami
sekolah
bahwa penelitian naratif sesuai untuk mengungkap
Metodologi Penulisan pengalaman hidup individu secara terperinci dari
sebuah atau satu episode hidupnya. Proses ini
Penulis menggunakan metode telaah dilakukan dalam perumusan msalah atau focus
pustaka untuk menulis artikel ini. Berangkat penelitian. Meskipun bentuk fenomena dalam
dari keunikan tentang penelitian naratif, penelitian naratif adalah cerita atau kisah individu,
maka penulis mengkaji tentang desain penelti juga harus mengindentifikasi isu yang
penelitian naratif yang meliputi tipe terkait dengan permasalahan penting.
penelitian naratif, prosedur penelitian
naratif, dan bagaimana melakukan evaluasi Misalnya terkait dengan isu kesulitas yang
terhadap penelitian naratif. dihadapi seorang siswa, peneliti dapat mengambil
focus atau rumusan permasalah terkait dengan
Pembahasan kesulitas partisipan, tekanan yang dihadapi,
kekecawaan, atau permasalah pendting laing yang
Bentuk dan tipe penelitian naratif dihadapi partisipan; (2) Memfokuskan pada
dapat ketegorikan sebagai berikut: (1) studi seorang indivisu tunggal (bisa dua atau tiga
biografis; studi ini bersikan peneliti individu). Peneliti dapat memilih partisipan sesuai
merekam dan mengekplorasi pengalaman dengan tujuan penelitian yang ingin dicapainya.
dari kehidupan oran lain; (2) auto etnografi; Setela memilih individu yang dijadikan subjek
pengalaman kehidupan direkam dan penelitiannya, peneliti harus mengahbiskan banyak
dieksporasi sendiri oleh individu yang waktu dengan partisipan untuk mengumpulkan
menjadi partisipan. Muncey (2010) cerita ari berbagai sumber dan informasi (Clandinin
menyimpulkan tipe auto-etnografi sebagai dan Connelly, 2000). Partisipan dapat merekam
sebuah ide dari beragam lapisan kesadaran, ceritanya sendiri melalui jurnal, diary, atau
diri yang rentan, diri yang koheren, krtik instrument lain yang disiapkan peneliti. Selain itu,
143
Jurnal DISASTRI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Volume 2, Nomor 3, Desember 2020| P-ISSN : 2716-4114 | E-ISSN: 2722-3329
144
Jurnal DISASTRI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Volume 2, Nomor 3, Desember 2020| P-ISSN : 2716-4114 | E-ISSN: 2722-3329
145
Jurnal DISASTRI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Volume 2, Nomor 3, Desember 2020| P-ISSN : 2716-4114 | E-ISSN: 2722-3329
memastikan rekaman dari seluruh data atau pengalaman individu. Pelibatan atau
yang didapat dari partisipan dapat direview kolaborasi dengan partisipan juga penting dalam
kembali untuk memastikan apakah proses ini.
penceritaan yang dilakukan peneliti tidak
mengalami pergeseran. Selain melakukan pngkodean, peneliti juga
harus mendeskripsikan secara detail konteks yang
Proses penceritaan kembali yang terkait dengan pengalaman atau cerita individu.
dilakukan oleh peneliti dapat dilakukan Dalam proses restorying, peneliti harus memrinci
melalui 3 tahapan berikut: dengan detail konteks yang terkait dengan cerita
partisipan. Proses pemahaman konteks ini dapat
1. Setelah melakukan pengumpulan data disampaikan di awal dalam proses penceritaan
dari pengalaman individu partisipan kembali yang dilakukan oleh peneliti. Strategi lain
baik memlui wawancara dan studi lain adalah memberikan informasi tentang konteks
berbagai dokumen, kemudian dilakukan disampaikan dalam keseruhan penceritaan
transkripsi rekman wawancara atau
rekaman lain yang berupa kolaborasi Kelima, proses analisis dan pelaporan penelitian
peneliti dengan partisipan. Hasil naratif dilakukan dengan berbagai cara. Peneliti
transkripsi merupakan data mentad dari menuliskan laporan penelitian dengan
prosen penceritaan kembali dari peneliti menceritakan kembali pengalaman yang
diceritakan partisipan. Meskipun laporan
2. Peneliti mengidentifikasi berbagai penelitian tidak mungkin berupa narasi, peneliti
elemen kunci dari transkripsi yang telah harus memasukkan sejunlah fitur naratif dalam
dibuat. Berbagai kata kunci yang laporan penelitian. Penceritaan ulang yang
ditemukan dijadikan peneliti untuk dilakukan peneliti merupakan titik sentral dalam
mengidentifikasi setting, tindakan, laporan penelitian naratif. Dalam mengembangkan
karakter, masalah, solusi, dan tegangan laporan penelitian naratif, peneliti dapat
lain dari pengalaman partisipan. Dalam memasukkan sebuah analisis untuk menyoroti
penelitian naratif, peneliti dapat tema-tema yang penting atau spesifik yang muncul
membuat kode yang terkait dengan dalam hasil penceritaan ulang pengalaman
cerita atau alurnya. Dapat juga membuat partisipan.
model ruang tiga dimensi, serta tema
yang muncul dari cerita tersebut. Proses mengalisis penelitian naratif, berupa
penyusunan kembali cerita individu yang menjadi
3. Menceritakan kembali pengalaman subjek penelitian dalam kerangka yang bermakna.
individu dari partispan dalam sebuah Restorying merupakan istilah yang digunakan
urutan kronologis. Urutan yang dalam proses penceritaan kembali dalam penelitian
disajakan dalam proses penceritaan naratif. Restorying merupakan proses reorganisasi
ulang berupa setting, karakter, tindakan, ceria menjadi beberapa jenis kerangkan umum.
masalah dan berbagai proses Kemudian kerangka tersebut disusun degan pola:
penyelesaian dari msalah yang dihadapi. (1) mengumpulan cerita: (2) mengalisisnya untuk
menemukan unsur penting dalam cerita tersebut.
Seperti penelitian yang lain, prose
Unsur penting tersebut dapat berupa waktu,
penngkodean tema dalam penelitian naratif
tempat, alur, dan suasana. (3) menuliskan cerita
dapat menyusun pengkodean data dari
cerita dalam beberapa tema. Proses tersebut dalam dalam sebuah kerangka kronologis
mengindentifikasi tema dilakukan dengan (Ollerenshaw & Creswell, 2002).
mengaji kompleksitas isi cerita atau Selama proses Restorying tersebut, peneliti
pengalaman individu yang dijadikan subjek mengembangkan hubungan kasusal antar ide. Yang
penelitian. Peneliti kemudian tidak dapat diabaikan dalam proses Restorying
menggabungkan tema yang diklasifika adalah cerita yang dihasilkan harus memenuhi
tersebut dalam laporan mengenai cerita unsur permulaan, pertengahan, dan akhir. Unsur
146
Jurnal DISASTRI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Volume 2, Nomor 3, Desember 2020| P-ISSN : 2716-4114 | E-ISSN: 2722-3329
147
Jurnal DISASTRI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Volume 2, Nomor 3, Desember 2020| P-ISSN : 2716-4114 | E-ISSN: 2722-3329
148