Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH METODE NARATIF

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok


Mata Kuliah: Metode Analisis Data Bisnis
Dosen Pengampu: Rani Munggaran,S.Pd., M.si.

Disusun Oleh: Kelompok 4


Ahmad Jamil (220330121079)
Billy Ariansyah (220330121236)
Cipta Ripman (220330121308)
Dimas Prima (220330121086)
Fieza Hanipa Putri (220330121279)
Muhammad Kresna Bayu (220330121189)
Ahmad Maulana (220330121221)
Tio Pramesta (220330121204)
Widi Gusti (220330121138)
Zahran (220330121052)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


UNIVERSITAS SEBELAS APRIL SUMEDANG TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah  makhluk Storying. Memahami dunia dan hal-hal yang
terjadi adalah dengan membangun narasi untuk menjelaskan dan
menginterpretasikan kejadian baik untuk diri kita sendiri maupun orang
lain. Struktur narasi dan kosa kata yang kita gunakan ketika kita berinteraksi dan
bercerita mengenai kisah dan pengalaman hidup kita secara detail dan signifikan,
akan memberikan informasi tentang posisi sosial dan budaya. Dalam arti ini cerita
bukan hanya menjadi cerita saja, melainkan menjadi bagian dari penelitian untuk
memahami manusia dan dunianya.
Orang menjalankan kehidupan yang penuh cerita. Mereka bercerita untuk
berbagi pengalaman hidupnya dengan oranglain dan untuk memberikan uraian
pribadi mereka tentang kelas, sekolah, masalah-masalah pendidikan, dan ranah
dimana mereka bekerja. Ketika seseorang itu bercerita kepada seorang peneliti,
mereka merasa didengarkan, dan informasi mereka lebih mendekatkan peneliti ke
praktik pendidikan yang sesungguhnya. Jadi, cerita-cerita yang dilaporkan dalam
penelitian naratif kualitatif memperkaya kehidupan peneliti maupun partisipan.
Catherine kohler riessman (2005) menyatakan Dalam sejarah sosial dan
antropo, narasi dapat merujuk pada seluruh kisah hidup yang ditenun dari benang
wawancara, observasi, dan dokumen. Dalam psikologi dan sosiologi tradisi yang
lain, narasi pribadi mencakup bagian panjang dari catatan panjang dikonteks yang
berkembang selama berlangsungnya wawancara tunggal ataupun ganda.
Bentuk naratif banyak digunakan dalam penelitian kualitatif. Ketika
menganalisis formulir dalam laporan penelitian kualitatif. setiap bentuk
pengetahuan manusia adalah suatu bentuk cerita tentang alam semesta, ataupun
tentang dirinya sendiri. Dengan menggunakan metode naratif, kita sebagai peneliti
juga dapat memahami proses pembentukan pengetahuan manusia di dalam suatu
masyarakat tertentu. Thomas Kuhn pernah berpendapat, bahwa untuk memahami
suatu kelompok masyarakat, orang perlu untuk memahami masyarakat tersebut.
Di dalam metode penelitian naratif, tindakan pengalaman tidak perlu dilakukan
secara langsung (walaupun tetap perlu dilakukan, jika ingin memperoleh
pengetahuan yang lebih mendalam).  Pandangan dunia dan cara berpikir orang-
orang yang hidup di dalam suatu kelompok biasa tampak di dalam cerita atau
narasi yang mereka dengar dan tuturkan sehari-hari. Rasa untuk menjadi bagian
dari suatu komunitas terbentuk, ketika kita sebagai peneliti telah menghidupi
cerita yang dituturkan di dalam masyarakat yang ingin kita teliti.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembahasan makalah ini.
1. Bagaimana Pengertian Penelitian Naratif?
2. Bagaimana Jenis-jenis Penelitian Naratif?
3. Bagaimana Karakteristik Penelitian Naratif?
4. Bagaimana Langkah-langkah Pengumpulan Data Penelitian Naratif?
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk Mengetahui Pengertian Penelitian Naratif
2. Untuk Mengetahui Jenis-jenis Penelitian Naratif
3. Untuk Mengetahui Karakteristik Penelitian Naratif
4. Untuk Mengetahui Langkah-langkah Pengumpulan Data Penelitian Naratif
5.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penelitian Naratif
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, narasi memiliki arti
pengisahan suatu cerita atau kejadian yang disusun berdasarkan urutan waktu.
Sedangkan naratif memiliki arti bersifat menguraikan atau menjelaskan.
Sehingga kata naratif lebih cocok digunakan untuk menjelaskan suatu metode
penelitian.
Penelitian naratif adalah studi tentang cerita, ilmu yang mempelajari
sejarah manusia, di suatu negara/pemerintahan sejarah merupakan penelitian
naratif. Pengalaman suatu organisasi/ ras/ individu dapat dijadikan sebagai
penelitian narasi, tetapi tidak semua pengalaman harus dijadikan penelitian,
pengalaman disini adalah sesuatu yang dapat diambil manfaatnya oleh
masyarakat.1
Istilah naratif berasal dari kata kerja “to narrate” (menarasikan) atau “to
tell (as a story) in detail” menceritakan secara terperinci (Ehrlich dkk, 1980).
Clandinin & Connelly (1990); Riessman (2008) menjelaskan pendekatan
naratif adalah sebagai metode, yang dimulai dengan melakukan studi
pengalaman yang diekspresikan dalam cerita yang disampaikan oleh individu.
Penelitian narasi biasanya memfokuskan pada mempelajari seseorang,
mengumpulkan data melalui kumpulan cerita, pengalaman individu dan
makna pengalaman bagi individu.2
Penelitian naratif dapat diartikan sebagai penelitian cerita atau berbentuk
cerita yang diambil dari individu tentang pengalaman yang memberi manfaat
untuk individu tersebut dan orang lain, atau bisa juga cerita yang dapat
memberikan inspirasi bagi pembaca. Penelitian naratif biasa digunakan oleh
sastrawan mendongeng atau sosial tentang sejarah.

B.Jenis-jenis Penelitian Naratif


1

2
Penelitian naratif merupakan penelitian secara umum atau menyeluruh dari
berbagai praktik penelitian kualitatif. Sehingga untuk melaksanakan penelitian
naratif perlu dipahami karakteristik penting dari jenis-jenis penelitian yang
termasuk dalam kategori penelitian naratif.3
Banyak sekali jenis dari penelitian naratif seperti yang ditulis oleh Casey
(1995/1996) yaitu:
 Autobiografi
 Biografi
 Riwayat hidup (Life history)
 Dokumen Pribadi
 Narasi Pribadi
 Wawancara Naratif
 Cerita pribadi (personal accounts)
 Dll

Beberapa jenis penelitian naratif yang akan kami jelaskan pada makalah ini
adalah:
 Autobigrofi adalah salah satu jenis penelitian naratif dimana individu
yang menjadi subjek penelitian menulis ceritanya.
 Biografi adalah bentuk penelitian naratif dimana peneliti menulis dan
mencatat pengalaman kehidupan orang lain.
 Life history (riwayat hidup) adalah cerita naratif pengalaman seumur hidup
seseorang. Contohnya seorang antropolog terlibat dalam penelitian
riwayat hidup untuk mempelajari tentang kehidupan seseorang dalam
konteks kelompok berbudaya-sama. Akan tetapi, dalam pendidikan,
penelitian naratif biasanya tidak melibatkan cerita tentang seluruh
kehidupan tetapi memfokuskan pada episode atau peristiwa dalam
beberapa kehidupan individu.
 Cerita pribadi (personal accounts) adalah penelitian naratif tentang
pengalaman pribadi seseorang yang ditemukan dalam satu episode atau
3
multi-episode, situasi pribadi, atau communal folklore (cerita rakyat
komunal). Contoh dalam bidang pendidikan, peneliti melaporkan cerita
guru untuk menangkap kehidupan guru sebagai profesional dan untuk
menelaah pembelajaran di kelas 4
Jenis-jenis penelitian yang dijelaskan dalam makalah ini dapat di
simpulakan yaitu persamaan dari autobiografi dan biografi yaitu keduanya
menyampaikan kisah yang menarik mengenai kehidupan dan pengalaman-
pengalaman pribadi seseorang. Banyaknya jenis penelitian naratif sehingga
untuk mengetahui jenis naratif apa yang akan digunakan memang penting,
tetapi yang lebih penting adalah mengetahui karakteristik esensial dari tiap-
tiap jenis. Lima pertanyaan berikut ini yang akan membantu dalam
menentukan jenis penelitian naratif, yaitu:
1. Siapa yang menulis atau mencatat cerita?
Menentukan siapa yang menulis dan mencatat cerita individu adalah
perbedaan mendasar dalam penelitian naratif. Contohnya dalam
melakukan penelitian naratif jenis biografi dan autobiografi. Keduanya
memiliki perbedaan dalam hal siapa yang menjadi penulis cerita.
2. Berapa banyak bagian kehidupan yang dicatat dan disajikan?
Riwayat hidup adalah suatu narasi dari keseluruhan pengalaman hidup
seseorang. Fokusnya sering meliputi titik balik atau peristiwa penting
dalam kehidupan individu. Dalam pendidikan, studi naratif secara khusus
tidak meliputi laporan dari suatu keseluruhan kehidupan tetapi malah
berfokus pada suatu bagian atau peristiwa tunggal dalam kehidupan
individu.
3. Siapa yang menyediakan cerita?
Faktor ini secara khusus relevan dalam pendidikan, dimana tipe pendidik
atau tenaga pendidik menjadi fokus dalam beberapa studi naratif. Sebagai
contoh, naratif guru merupakan personal account guru tentang
pengalamannya di dalam kelas. Studi naratif yang lain berfokus pada siswa
di dalam kelas. Beberapa individu yang lain dalam latar pendidikan dapat

4
memberikan cerita, misalnya tenaga administrasi, pramusaji, tukang kebun
dan tenaga kependidikan yang lain.
4. Apakah suatu pandangan teoretis digunakan?
Suatu pandangan teoretis dalam penelitian naratif adalah pedoman
perspektif atau ideologi yang memberikan kerangka untuk menyokong dan
menulis laporan. Pandangan teoritis untuk Amerika latin menggunakan
pandangan “testimonios”, untuk cerita tentang wanita menggunakan
perspektif “feminist”.
5. Dapatkah bentuk naratif digabungkan?
Suatu studi naratif mungkin berupa biografi karena peneliti menulis dan
melaporkan tentang partisipan dalam penelitiannya. Penelitian juga dapat
berfokus pada suatu studi pribadi dari seorang guru. Hal ini dapat
menunjukkan suatu peristiwa dalam kehidupan seorang guru, misalnya
pemecatan guru dari sekolah, menghasilkan suatu naratif pribadi. Jika
individunyaseorang wanita, peneliti akan menggunakan perspektif teoretis
“feminist” untuk menguji kekuatan dan mengontrol masalahnya. Pada
akhirnya menghasilkan suatu naratif dari kombinasi beberapa unsur yang
berbeda yaitu gabungan dari biografi, personal account, cerita guru, dan
perspektif “feminist”.5
B. Karakteristik Penelitian Naratif
Penelitian naratif memiliki ciri khusus atau karakteristik dari penelitian
naratif yang mempunyai banyak jenis. Salah satu kunci karakteristik yang
menonjol dalam penelitian naratif adalah terdapat pada tujuh karakteristik
utama penelitian naratif yaitu:
1. Pengalaman individu
Peneliti naratif berfokus pada pengalaman satu individu atau lebih. Peneliti
mengeksplorasi pengalaman-pengalaman individu. Pengalaman yang
dimaksud pengalaman pribadi dan pengalaman sosial. Clandinin dan
Connelly (2000), pengalaman dalam penelitian naratif ini bersifat personal,
yaitu apa yang dialami individu, dan sosial individu yang berinteraksi

5
dengan orang lain. Jadi, peneliti naratif memfokuskan pada memahami
riwayat atau pengalaman masa lalu individu dan bagaimana pengalaman
itu memberikan kontribusi pada pengalaman saat ini dan yang akan
datang.
2. Kronologi pengalaman.
Memahami masa lalu individu seperti juga masa sekarang dan masa depan
adalah salah satu unsur kunci dalam penelitian naratif. Peneliti naratif
menganalisis suatu kronologi dan melaporkan pengalaman individu.
Ketika peneliti berfokus pada pemahaman pengalaman ini, peneliti
memperoleh informasi tentang masa lalu, masa sekarang dan masa depan
partisipan. Kronologi yang dimaksud dalam penelitian naratif adalah
peneliti menganalisis dan menulis tentang kehidupan individu
menggunakan urutan waktu menurut kronologi kejadian.
3. Mengumpulkan cerita individu
Peneliti memberi tekanan pada pengumpulan cerita yang diceritakan oleh
individu kepadanya atau dikumpulkan dari beragam field texts. Cerita
dalam penelitian naratif adalah orang pertama langsung secara lisan yang
mengatakan atau menceritakan. Cerita biasanya memiliki awal, tengah dan
akhir. Cerita secara umum harus terdiri dari unsur waktu, tempat, plot dan
adegan. Peneliti naratif mengumpulkan cerita dari beberapa sumber data.
Field texts dapat diwakili oleh informasi dari sumber lain yang
dikumpulkan oleh peneliti dalam desain naratif. Cerita dikumpulkan
dengan cara diskusi, percakapan atau wawancara. Akan tetapi, cerita juga
bisa bersifat autobiografis, di mana peneliti merefleksikan tentang
ceritanya dan menjalinkan cerita itu dengan cerita orang lain. Cerita, foto,
dan kotak kenangan keluarga-kumpulan benda yang memicu ingatan
adalah bentuk lain yang digunakan untuk mengumpulkan cerita dalam
penelitian naratif.
4. Restorying
Cerita pengalaman individu yang diceritakan kepada peneliti diceritakan
kembali dengan kata-kata sendiri oleh peneliti. Peneliti melakukan ini
untuk menghubungkan dan mengurutkannya. Restorying adalah proses
dimana peneliti mengumpulkan cerita, menganalisisnya dengan unsur
kunci cerita (waktu, tempat, plot dan adegan) dan kemudian menulis
kembali cerita itu untuk menempatkannya dalam urutan kronologis.
Ada beberapa tahap untuk melakukan restory :
a. Peneliti melakukan wawancara dan mencatat percakapan dari rekaman
suara.
b. Peneliti mencatat data kasar/mentah dengan mengidentifikasi unsur
kunci cerita.
c. Peneliti menceritakan kembali dengan mengorganisir kode kunci
menjadi suatu rangkaian atau urutan. Rangkaian yang dimaksud adalah
latar (setting), tokoh atau karakter, tindakan, masalah dan resolusi.
5. Mengode untuk tema
Peneliti naratif dapat memberi kode dari cerita atau data menjadi tema-
tema atau kategori-kategori. Identifikasi tema-tema memberikan
kompleksitas sebuah cerita dan menambah kedalaman untuk menjelaskan
tentang pemahaman pengalaman individu. Peneliti menggabungkan tema-
tema menjadi kalimat mengenai cerita individu atau memasukannya
sebagai bagian terpisah dalam suatu penelitian. Peneliti naratif secara
khusus memberi tema utama setelah menceritakan kembali kisahnya.
6. Konteks atau Ranah
Peneliti mendeskripsikan secara terperinci latar atau konteks dimana
pengalaman individu menjadi pusat fenomenanya. Ketika melakukan
restory cerita partisipan dan menentukan tema, peneliti memasukkan
rincian latar atau konteks pengalaman partisipan. Latar atau setting dalam
penelitian naratif boleh jadi teman-teman, keluarga, tempat kerja, rumah
dan organisasi sosial atau sekolah.
7. Berkolaborasi dengan Partisipan
Peneliti dan partisipan berkolaborasi sepanjang proses penelitian.
Kolaborasi dalam penelitian naratif yaitu peneliti secara aktif meliput
partisipannya dalam memeriksa cerita yang dibukakan atau dikembangkan.
Kolaborasi bisa meliputi beberapa tahap dalam proses penelitian dari
merumuskan pusat fenomena sampai menentukan jenis field texts yang
akan menghasilkan informasi yang berguna untuk menulis laporan cerita
pengalaman individu. Kolaborasi meliputi negoisasi hubungan antara
peneliti dan partisipan untuk mengurangi potensi gap atau celah antara
penyampai naratif dan pelapor naratif. Kolaborasi juga termasuk
menjelaskan tujuan dari penelitian kepada partisipan, negoisasi transisi
dari mengumpulkan data sampai menulis cerita dan menyusun langkah-
langkah untuk berbaur dengan partisipan dalam penelitian.6
C. Langkah-langkah Pengumpulan Data Penelitian Naratif
Terlepas dari tipe dan bentuk penelitian naratifnya, atau jenis dan
karakteriknya, dalam melakukan langkah-langkah dan tekhnik yang serupa di
semua jenis penelitian naratif. Terdapat tujuh langkah utama menyusun atau
mengumpulkan data penelitian naratif. Langkah-langkah dalam penysunan
memag saling terkait tetapi tidak harus semua diikutkan apabila dirasa tidak
diperlukan atau tidak linier. Langkahnya sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi suatu kejadian yang menjawab permasalahan penelitian
untuk dieksplorasi.
Penelitian dimulai dengan memfokuskan pada suatu permasalahan
penelitian untuk diteliti dan diidentifikasi suatu kejadian sentral untuk
dieksplorasi dalam proses kualitatif.
2. Pilih satu atau lebih individu yang dapat memberikan pemahaman tentang
kejadian yang dimaksud.
Partisipan bisa seorang yang tipikal atau seseorang yang kritis bagi
penelitian karena telah mengalami masalah atau situasi tertentu.
Disamping itu juga ada opsi-opsi lain untuk pengambilan sampel.
Meskipun banyak penelitian naratif hanya menelaah seorang individu saja,
Anda juga dapat meneliti beberapa individu dalam suatu proyek, masing-
masing dengan cerita yang berbeda, yang mungkin bertentangan atau
saling mendukung satu sama lain.

6
3. Mengumpulkan informasi berupa cerita dari individu
Cara terbaik untuk mendapatkan cerita adalah dengan meminta kepada
individu tersebut untuk menceritakan pengalamannya melalui percakapan
pribadi atau wawancara.
Anda juga dapat mengumpulkan field text, dengan cara :
a. Meminta individu untuk mencatat ceritanya dalam catatan harian atau
buku harian
b. Mengamati individu dan membuat catatan lapangan
c. Mengumpulkan surat yang dikirim oleh individu
d. Merangkai cerita tentang individu dari para anggota keluarga
e. Mengumpulkan dokumen, seperti memo atau korespondensi resmi
tentang individu
f. Mendapatkan foto, kotak kenangan, dan artefak pribadi / keluarga /
sosial lain
Mencatat pengalaman hidup individu (misalnya: menari, teater, musik,
film, seni dan sastra
4. Menceritakan kembali kisah indvidu
Peneliti berperan aktif dan menyusun kembali “restory” cerita tersebut
ke dalam kerangka yang bermakna. Kerangka ini mungkin tersusun
sebagai berikut : mengumpulkan cerita, menganalisisnya untuk
menemukan unsur-unsur penting dalam cerita tersebut (misalnya, waktu,
tempat, alur, dan suasana), dan kemudian menuliskan kembali cerita
tersebut untuk menempatkannya dalam sebuah rangkaian kronologis
(Ollerenshaw & Creswell, 2000). Satu aspek penting dari kronologis
adalah cerita itu memiliki permulaan, pertengahan, dan akhir. Kronologi
lebih lanjut dapat tersusun dari ide-ide masa lalu, masa sekarang, dan masa
depan (Clandinin&Connelly,2000).
Dari krononologi kejadian peneliti dapat mengambil memperinci tema
yang muncul dari cerita tersebut yang menyediakan pembahasan yang
lebih detail tentang makna dari cerita tersebut. Maka dari itu, analisis data
kualitatif dapat berupa deskripsi tentang cerita dan sekaligus tema yang
muncul.
5. Berkolaborasi dengan partisipan yang menceritakan kisahnya
Langkah ini berinteraksi dengan semua langkah lain dalam proses.
peneliti berkolaborasi secara aktif dengan partisipan selama proses
penelitian. Kolaborasi ini bisa mengambil beberapa bentuk. Misalnya,
menegosiasikan entry ke tempat dan partisipan penelitian, bekerja dekat
dengan partisipan untuk mendapatkan field texts untuk menangkap
pengalaman individu, menulis dan menceritakan kisah individu dengan
kata-kata peneliti.
6. Menulis suatu cerita tentang pengalaman-pengalaman personal dan sosial
partisipan
Langkah utama dalam menulis penelitian adalah penulis menulis dan
menyajikan cerita tentang pengalaman individu. Meskipun tidak ada cara
tunggal untuk menulis laporan naratif, akan membantu memasukan fitur
narasi. Kisah yang diceritakan kembali tentu menduduki tempat penting
atau sentral dalam laopran naratif. Disamping itu, penulis harus
memasukkan suatu analisis tentang tema tertentu yang muncul selama
proses cerita.
7. Menvalidasi keakuratan laporan
Jika ada kolaborasi dengan partisipan, validasi ini bisa terjadi di sepanjang
proyek. Beberapa praktik validasi, seperti member checking,
mentriangulasi diantara sumber data, dan mencari bukti-bukti yang
mendiskonfirmasi, berguna untuk menentukan keakuratan dan kredibilitas
suatu cerita naratif.7
Selain dari langkah-langkah penelitian naratif biasanya dilakukan
wawancara, observasi, dan dokumentasi sebagai tekhnik pengumpulan data.
Penelitian naratif juga mempunyai kelebihan dan kekurangan, contoh
kelebihan daripada penelitian naratif itu sendiri adalah Peneliti akan terlibat
secara langsung dengan objek, bisa juga memberikan ide kerangka atau topik

7
yang akan dibahas. Kekurangan dari penelitian naratif itu sendiri adalah bisa
saja penelitian ini hanya omong kosong/ pemalsuan data, dan juga belum tentu
keadaan individu tersebut dapat berpengaruh ceritanya terhadap orang lain di
beda daerah. Untuk mengantisipasi tentunya peneliti benar-benar berupaya
tidak melakukan pemalsuan data supaya cerita tersebut bermakna bagi
individu atau objek dan orang lain.
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
1. Penelitian naratif merupakan penelitian yang mengemukakan suatu cerita dan
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang bersifat menceritakan atau
menjelaskan suatu kejadian yang menjadi pusat perhatian peneliti berdasarkan
urutan waktu tertentu secara rinci.
2. Jenis-jenis penelitian naratif adalah Autobiografi, Biografi, Riwayat hidup,
Cerita pengalaman pribadi, Dokumen pribadi, Sejarah hidup, dll.
3. Karakteristik penelitian naratif yaitu pengalaman individu, kronologi
pengalaman, pengumpulan cerita, restroying, coding tema, konteks atau latar,
kolaborasi.
4. Prosedur penelitian naratif : Mengidentifikasi suatu fenomena yang menjawab
permasalahan penelitian untuk dieksplorasi, Pilih satu atau lebih individu yang
dapat memberikan pemahaman tentang fenomena yang dimaksud,
Mengumpulkan informasi berupa cerita dari partisipan, Menceritakan kembali
kisah individu, Berkolaborasi dengan partisipan yang menceritakan kisahnya,
menulis cerita tentang pengalaman partisipan dan Menvalidasi keakuratan
laporan.
5. Penelitian naratif yang baik melaporkan cerita tentang pengalaman hidup
individu, mengorganisasikan ke dalam kronologi, menempatkannya dalam
ranah atau konteks, menarik beberapa tema dari cerita itu, dan
mendemonstrasikan kolaborasi yang dekat antara peneliti dan partisipan dalam
proyek naratif.
DAFTAR PUSTAKA

Cathrine, Riessman Kohler, 2005, Narrative Analisys In: Narrative, Memory

&Everyday Life, University of Huddersfield

Creswell, John, 2015, Riset Pendidikan: Perencanaan, Pelaksanaan, dan

Evaluasi Riset Kualitatif & Kuantitatif, edisi ke-5, diterjemahkan Helly

Prajitno Soetjipto & Sri Mulyantini Soetjipto, Cet.I, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Suparman, Ujang, 2017, Qualitative Research for language teaching and

learning, Bandung: CV Arfino Raya

Anda mungkin juga menyukai