Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

HAKIKAT DAN PROSEDUR PENELITIAN NARATIF

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Metodologi Penelitian Kualitatif yang dibina oleh Dr. Sueb, M.Kes

Oleh

Kelompok 6/ B

1. Qurniasty (190341864418)
2. Zurienia Mimi Bibiyana (190341864402)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PASCASARJANA PENDIDIKAN BIOLOGI
SEPTEMBER 2019
HAKIKAT DAN PROSEDUR PENELITIAN NARATIF

Sueb1, Qurniasty2, Bibiyana2


1
Dosen Jurusan Biologi Universitas Negeri Malang
2
Mahasiswa Jurusan Biologi Universitas Negeri Malang
sueb.fmipa@um.ac.id, qurniasty1995@gmail.com, zurieniamimib@gmail.com

Abstrak

Makalah ini merupakan makalah deskriptif kualitatif yang bertujuan menjelaskan hakikat dan prosedur
penelitian naratif. Metode pengumpulan data adalah dengan studi pustaka. Data yang diperoleh
dikompulasi, dianalisis, dan disimpulkan sehingga mendapatkan kesimpulan mengenai penelitian
naratif. Hasil akhir makalah ini berupa kajian tentang gambaran penelitian naratif, jenis-jenis
penelitian naratif, karakteristik, prosedur serta evaluasi penelitian naratif. Penelitian naratif merupakan
penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data melalui cerita-cerita dan pengalaman orang
kemudian dituliskan atau dilaporkan kembali. Langkah-langkah dalam melakukan penelitian naratif
adalah mengfokuskan diri pada masalah atau fenomena hidup yang unik, mengumpulkan dan merekam
informasi atau cerita pengalaman hidup dari partisipan yang terpilih, analisis data dan diceritakan
kembali (restorying), dan melakukan kolaborasi dengan partisipan agar tidak terjadi perbedaan
pemaknaan pada cerita atau pengalaman hidup partisipan, sehingga menghasilkan studi naratif yang
baik.

Kata Kunci: penelitian naratif, prosedur, karakteristik, evaluasi

Abstract
This paper is a qualitative descriptive paper that explains the nature and procedures of narrative
research. The data collection method is by library research. The data obtained is compiled, analyzed,
and conclusions obtained from narrative research. The final result of this paper is a study of the
characteristics of narrative research, types of narrative research, characteristics, procedures and
evaluation of narrative research. Narrative research is research conducted by collecting data through
people's stories and experiences and then written down or republished. The steps in conducting
narrative research are focusing on unique problems or life phenomena, collecting and accessing
information or life experience stories from selected participants, analyzing data and retelling, and
collaborating with participants so as not to prove meaningful to participants' stories or life experiences,
so as to produce a good narrative study.

Keywords: narrative research, procedures, characteristics, evaluation

ii
PENDAHULUAN
Penelitian pendidikan tidak terlepas dari metodologi penelitian kualitatif itu
sendiri. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang di alami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, dan tindakan. Penelitian kualitatif memiliki aspek penting
utamanya pada data yang berupa kata-kata dan tidakan. Bentuk pengumpulan datanya
dapat dilakukan melalui wawancara, pengambilan foto, rekaman dan lain sebagainya.
Penelitian kualitatif memiliki berbagai jenis penelitian didalamnya meliputi penelitian
tindakan, penelitian studi kasus, penelitian survey, dan penelitian naratif.
Menurut Pachler yang dikutip oleh Elci dan Devran [1] bahwa sinonim dari
istilah 'narasi' adalah 'cerita' atau 'sejarah'. Narasi didefinisikan sebagai “aktivitas vital
manusia berdasarkan pengalaman dan memberikan makna”. Proses dan fitur produk
dari narasi dan modus penyelidikan membedakan mereka dari satu sama lain. Narasi
dapat dilihat sebagai cara penataan dan pengorganisasian pengalaman dan
pengetahuan baru dengan membangun pengetahuan dan membuatnya lebih dipelajari.
Biasanya penelitian naratif digunakan dalam domain yang beragam seperti sosiologi,
antropologi, sejarah, keperawatan, psikologi, dan studi komunikasi. Baru-baru ini
penelitian naratif telah digunakan dalam praktek pendidikan, khususnya dalam
mengeksplorasi pengalaman guru dan siswa hidup [1].
Penelitian naratif merupakan penelitian yang dilakukan dengan
mengumpulkan data melalui cerita-cerita dan pengalaman orang kemudian dituliskan
atau dilaporkan kembali. Walaupun nampak sederhana, menurut Fraenkle [2]
penelitian naratif ini tidak mudah untuk dilakukan karena beberapa alasan seperti
luasnya informasi yang harus peneliti kumpulkan dari subjek penelitiannya, selain itu
peneliti juga harus memahami periode peristiwanya untuk menentukan banyaknya
partisipan yang sesuai dengan periode tersebut.
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka penelitian naratif perlu
untuk dipahami lebih mendalam. Makalah ini membahas secara rinci terkait
penelitian naratif mulai dari hakikat penelitian naratif hingga prosedur bagaimana
penelitian naratif itu dilakukan.

1
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah hakikat penelitian naratif?
2. Apa saja jenis penelitian naratif?
3. Bagaimanakah karakteristik penelitian naratif?
4. Bagaimanakah prosedur penelitian naratif?
5. Bagaimanakah cara mengevaluasi penelitian naratif?

TUJUAN
1. Mengetahui hakikat penelitian naratif secara konkrit.
2. Mengetahui jenis penelitian naratif.
3. Memahami karakteristik penelitian naratif.
4. Memahami prosedur penelitian naratif secara runtut dan sistematis.
5. Memahami cara mengevaluasi penelitian naratif.

2
KAJIAN PUSTAKA
A. Gambaran Umum Penelitian Naratif
Penelitian naratif merupakan penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan
data melalui cerita-cerita dan pengalaman orang kemudian dituliskan atau dilaporkan
kembali [2]. Lebih lanjut, Penelitian naratif merupakan salah satu bentuk dari
penelitian kualitatif di mana peneliti mengumpulkan data melalui cerita seseorang
tentang pengalaman hidupnya dan kemudian mendeskripsikan kisah hidup tersebut
untuk dilaporkan atau diceritakan kembali dengan menggunakan bahasa dari peneliti
sendiri namun tetap mempertahankan makna atau runtutan cerita yang
sebenarnya.Penelitian naratif menyediakan pendekatan kualitatif di mana seorang
peneliti dapat menuliskanya dalam sebuah persuasif sebagai bentuk literasi [3].
Penelitian naratif digunakan ketika terdapat seorang partisipan yang hendak
berbagi pengalamannya dan terdapat keinginan peneliti untuk melaporkan kembali
cerita pengalamannya.Penelitian naratif ini memberikan kesempatan untuk menjalin
kerja sama dengan baik antara peneliti dan partisipan, sebab cerita yang akan
dilaporkan kembali harus selalu dikonfirmasi kepada pemilik cerita agar tidak
terdapat kesalahan dalam memaknai cerita yag ada.Lebih lanjut, penelitian naratif
memberikan kesempatan bagi partisipan yang telah berbagi cerita pengalamannya
mungkin merasa bahwa cerita yang telah diberikan adalah penting dan mereka
didengar [3].
B. Jenis Penelitian Naratif
Penelitian naratif memiliki banyak jenis dengan struktur pelaksanaanya masing-
masing. Dalam makalah ini hanya akan dibahas beberapa jenis dari penelitian naratif,
diantaranya sebagai berikut:
1) Biografi
Biografi merupakan bentuk penelitian naratif di mana terdapat cerita atau
riwayat hidup yang menggambarkan identitas pribadi seseorang (bukan peneliti),
dengan kata lain peneliti tidak menuliskan atau menceritakan pengalaman hidup
dirinya sendiri melainkan pegalaman orang lain. Ke-khasan penyusunan penelitian ini

3
adalah peneliti menyusun biografi dari rekaman dan arsip, terkadang juga
menggunakan wawancara dan gambar [3].
2) Life history
Merupakan salah satu bentuk penelitian naratif yang mengungkapkan atau
menceritakan kehidupan seseorang secara menyeluruh (utuh). Contohnya adalah
seorang antropolog untuk mempelajari kehidupan individu dalam konteks budaya.
Akan tetapi dalam pendidikan, penelitian naratif biasanya tidak melibatkan cerita
tentang seluruh kehidupan tetapi memfokuskan pada peristiwa dalam kehidupan
individu [3].
3) Personal Experience story
Merupakan bentuk penelitian naratif dari pengalaman seseorang yang
ditemukan dalam satu atau lebih peristiwa, keadaan tertentu, atau cerita rakyat [3].
Bentuk penelitian ini seperti pengalaman yang melaporkan tentang guru dan
pembelajaran di sekolah.
4) Sejarah Lisan
Merupakan suatu studi yang berusaha untuk memperoleh atau mengumpulkan
dan menceritakan sikap seseorang terhadap suatu kejadian ataupun fenomena serta
sebab dan dampaknya terhadap satu atau beberapa orang [3].

Menurut Cresswell [3], untuk mengetahui jenis naratif apa yang akan digunakan
memang penting, tetapi yang lebih penting adalah mengetahui karakteristik esensial
dari tiap-tiap jenis. Lima pertanyaan berikut ini yang akan membantu dalam
menentukan jenis penelitian naratif, yaitu:

4
1) Siapa yang menulis atau mencatat cerita?
Menentukan siapa yang menulis dan mencatat cerita individu adalah perbedaan
mendasar dalam enelitian naratif. Contohnya dalam melakukan penelitian naratif
jenis biografi atau autobiografi. Keduanya memiliki perbedaan dalam hal siapa
yang menjadi penulis cerita.
2) Berapa banyak dari suatu kehidupan yang dicatat dan disajikan?
Riwayat hidup adalah suatu naratif dari keseluruhan pengalaman hidup
seseorang. Fokusnya sering meliputi titik balik atau peristiwa penting dalam
kehidupan individu. Studi naratif secara khusus tidak meliputi laporan dari suatu
keseluruhan kehidupan tetapi malah berfokus pada suatu bagian atau peristiwa
tunggal dalam kehidupan individu.
3) Siapa yang memberikan cerita?
Sebagai contoh, naratif guru merupakan personal account guru tentang
pengalamannya di kelas. Studi naratif yang lain berfokus pada siswa di dalam
kelas. Beberapa individu yang lain dalam latar pendidikan dapat memberikan
cerita, misalnya tenaga administrasi, pramusaji, dan tenaga kepeendidikan yang
lain.
4) Apakah suatu pandangan teoritis digunakan?
Suatu pandangan teoritis dalam penelitian naratif adalah pedoman perspektif atau
ideologi yang memberikan kerangka untuk menyokong dan menulis laporan.
Pandangan teoritis untuk Amerika lain menggunakan pandangan “testimonies”
untuk cerita tentang wanita menggunakan perspektif “feminist”.
5) Dapatkah bentuk naratif dikombinasikan?
Suatu studi naratif mungkin berupa biografi karena peneliti menulis dan
melaporkan tentang partisipan dalam penelitiannya. Penelitian juga dapat
berfokus pada suatu studi pribadi seorang guru misalnya. Hal ini dapat
menunjukkan suatu peristiwa dalam kehidupan seorang guru, misalnya
pemecatan guru dari sekolah, menghasilkan suatu naratif pribadi. Jika
individunya seorang wanita, peneliti akan menggunakan perspektif teoretis
“feminism” untuk menguji kekuatan dan mengontrol masalahnya. Pada akhirnya

5
akan menghasilkan suatu naratif dari kombinasi beberapa unsur yang berbeda
yaitu gabungan dari biografi, personal account, cerita guru, dan perspektif
“feminist”.
C. Karakteristik Penelitian Naratif
Salah satu kunci karakteristik yang menonjol dalam penelitian naratif adalah
terdapat pada tujuh karakteristik utama penelitian naratif yaitu sebagai berikut [3]:
1) Pengalaman individu
Penelitian naratif seringkali meneliti satu individu/partisipan, namun penelitian
naratif juga memungkinkan untuk fokus terhadap pengalaman satu atau lebih individu
meskipun jumlahnya tidak banyak. Peneliti lebih tertarik untuk mengkaji terkait
pengalaman seseorang. Pengalaman dalam penelitian narasi ini bersifat pribadi, baik
itu tentang pengalaman individu ataupun sosial. Penelitian naratif berfokus pada
memahami kisah individu atau pengalamanya di masa lampau dan kemudian
berdasarkan kisah tersebut bagaimana kontribusinya terhadap masa sekarang dan
masa yang akan datang [3].
2) Kronologi dari pengalaman
Kunci penelitian naratif adalah dengan memahami pengalaman individu di
masa lampau untuk perbaikan di masa sekarang dan masa yang akan datang. Peneliti
naratif menganalisis dan melaporkan sebuah kronologi dari pengalaman seorang
individu. Kronologi dalam penelitian naratif seharusnya menekankan pada rentetan
peristiwa. Kronologi yang dimaksud adalah peneliti menganalisis dan menulis
tentang kehidupan individu menggunakan urutan waktu yaitu informasi tentang masa
lalu, masa sekarang dan masa depan partisipan [3].
3) Mengumpulkan cerita individu
Peneliti naratif mengumpulkan cerita dengan berbagai cara misalnya teks
lapangan (field texts), diskusi, dan wawancara. Bentuk lain yang juga digunakan
dalam mengumpulkan data naratif yaitu menggunakan jurnal yang ditulis baik oleh
peneliti maupun partisipan, kolaborasi antar peneliti, atau peneliti dan partisipan.
Lebih lanjut, cerita keluarga, fotografi, dan memory box adalah bentuk dari
pengumpulan cerita dalam penelitian naratif.

6
Cerita secara umum harus terdiri dari unsur waktu, tempat, plot dan adegan.
Peneliti naratif mengumpulkan cerita dari beberapa sumber data. Field texts dapat
diwakili oleh informasi dari sumber lain yang dikumpulkan oleh peneliti dalam
desain naratif. Cerita dapat dikumpulkan dengan cara diskusi, percakapan atau
wawancara. Akan tetapi cerita juga bisa bersifat autobiografis, dimana peneliti
merefleksikan tentang ceritanya dan menjalinkan cerita itu dengan cerita orang lain
[3].
4) Restorying
Merupakan proses peneliti menggambarkan kembali sebuah cerita yang didapat
dengan menganalisis kata kunci dari ceritanya, dan menuliskan kembali cerita
tersebut dalam sebuah kronologi yang runtut. Ketika peneliti mengkontruksi cerita,
maka mereka akan menuliskan beberapa informasi sebagai berikut.
 Interaksi: interaksi personal berdasarkan perasaan, harapan, reaksi, dan posisi,
sebaik seperti interaksi sosial untuk melibatkan orang lain seperti perhatian
mereka, tujuan, asumsi, dan sudut pandangnya.
 Kontinuitas: pembahasan tentang mengingat masa lalu dan menghubungkan
dengan peristiwa saat ini serta masa depan yang mungkin terjadi.
 Situasi: berupa informasi tentang konteks, waktu dan tempat.
5) Coding Tema
Peneliti naratif mungkin mengelompokkan data dari cerita kedalam tema atau
kategori tertentu. Mengidentifikasi tema memberikan kedetailan cerita lebih
mendalam tentang pengalaman individu. Peneliti memasukkan tema tentang kisah
individu sebagai bagian yang terpisah dari penelitian. Secara khas peneliti naratif
menampilkan tema setelah menceritakan kembali sebuah kisah [3].
6) Konteks dan setting
Peneliti mendeskripsikan kondisi dan konteks cerita secara detail yang mengacu
pada peristiwa utama dari pengalaman individu. Ketika melakukan restory cerita
pastisipan dan menentukan tema, peneliti memasukkan rincian latar atau konteks
pengalaman partisipan. Setting dalam penelitian naratif dapat meliputi teman,

7
keluarga, tempat kerja, rumah, masyarakat, ataupun tempat dimana peristiwa tersebut
terjadi [3].
7) Berkolaborasi dengan partisipan
Maksud berkolaborasi dengan partisipan dalam penelitian naratif adalah
peneliti menjalin komunikasi dengan baik terhadap partisipan terkait pegalaman
partisipan yang akan di ceritakan kembali oleh peneliti. Tujuan dari kolaborasi ini
adalah agar tidak terjadi kesalahan pemaknaan yang dilakukan peneliti, sehingga
menghasilkan laporan yang benar-benar sesuai dengan pengalaman partisipan.
Kolaborasi bisa meliputi beberapa tahap dalam proses penelitian dari
merumuskan fenomena sampai menentukan jenis field texts yang akan menghasilkan
informasi yang berguna untuk menulis laporan cerita pengalaman individu.
Kolaborasi meliputi negosisasi hubungan antara peneliti dan partisipan untuk
mengurangi potensi gap atau celah antara penyampaian naratif dan pelapor naratif.
Kolaborasi juga termasuk menjelaskan tujuan dari penelitian kepada partisipan,
negosiasi transisi dari mengumpulkan data sampai menulis cerita dan menyusun
langkah-langkah untuk berbaur dengan partisipan dalam penelitian [3].

8
PEMBAHASAN
A. Prosedur Penelitian Naratif
Berdasarkan pendekatan yang dikemukakan oleh Clandinin & Connely [5] dalam
Creswell [3] sebagai panduan prosedural umum, dapat dilihat bahwa metode studi
naratif ternyata tidak mengikuti pendekatan yang lockstep. Terdapat tujuh langkah
utama menyusun atau mengumpulkan data penelitian naratif. Langkah-langkah dalam
penyusunan memang saling terkait tetapi tidak harus semua diikutkan apabila dirasa
tidak diperlukan atau tidak linier. Langkahnya sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi suatu kejadian yang menjawab permasalahan penelitian untuk
dieksplorasi.
Penelitian dimulai dengan memfokuskan pada suatu permasalahan penelitian
untuk diteliti dan diidentifikasi suatu kejadian sentral untuk dieksplorasi dalam
proses kualitatif.
2. Pilih satu atau lebih individu yang dapat memberikan pemahaman tentang kejadian
yang dimaksud.
Partisipan bisa seorang yang tipikal atau seseorang yang kritis bagi penelitian
karena telah mengalami masalah atau situasi tertentu. Disamping itu juga ada opsi-
opsi lain untuk pengambilan sampel. Meskipun banyak penelitian naratif hanya
menelaah seorang individu saja, Anda juga dapat meneliti beberapa individu
dalam suatu proyek, masing-masing dengan cerita yang berbeda, yang mungkin
bertentangan atau saling mendukung satu sama lain.
3. Mengumpulkan informasi berupa cerita dari individu
Cara terbaik untuk mendapatkan cerita adalah dengan meminta kepada
individu tersebut untuk menceritakan pengalamannya melalui percakapan pribadi
atau wawancara. Tetapi juga dapat mengumpulkan field text, dengan cara:
a. Meminta individu untuk mencatat ceritanya dalam catatan harian atau buku
harian
b. Mengamati individu dan membuat catatan lapangan
c. Mengumpulkan surat yang dikirim oleh individu
d. Merangkai cerita tentang individu dari para anggota keluarga

9
e. Mengumpulkan dokumen, seperti memo atau korespondensi resmi tentang
individu
f. Mendapatkan foto, kotak kenangan, dan artefak pribadi / keluarga / sosial lain
g. Mencatat pengalaman hidup individu (misalnya: menari, teater, musik, film,
seni dan sastra [5]
4. Menceritakan kembali kisah indvidu
Peneliti berperan aktif dan menyusun kembali “restory” cerita tersebut ke
dalam kerangka yang bermakna. Kerangka ini mungkin tersusun sebagai berikut:
mengumpulkan cerita, menganalisisnya untuk menemukan unsur-unsur penting
dalam cerita tersebut (misalnya, waktu, tempat, alur, dan suasana), dan kemudian
menuliskan kembali cerita tersebut untuk menempatkannya dalam sebuah
rangkaian kronologis. Satu aspek penting dari kronologis adalah cerita itu
memiliki permulaan, pertengahan, dan akhir. Kronologi lebih lanjut dapat tersusun
dari ide-ide masa lalu, masa sekarang, dan masa depan [6].
Dari krononologi kejadian peneliti dapat mengambil memperinci tema yang
muncul dari cerita tersebut yang menyediakan pembahasan yang lebih detail
tentang makna dari cerita tersebut. Maka dari itu, analisis data kualitatif dapat
berupa deskripsi tentang cerita dan sekaligus tema yang muncul.
5. Berkolaborasi dengan partisipan yang menceritakan kisahnya
Langkah ini berinteraksi dengan semua langkah lain dalam proses. peneliti
berkolaborasi secara aktif dengan partisipan selama proses penelitian. Kolaborasi
ini bisa mengambil beberapa bentuk. Misalnya, menegosiasikan entry ke tempat
dan partisipan penelitian, bekerja dekat dengan partisipan untuk mendapatkan field
texts untuk menangkap pengalaman individu, menulis dan menceritakan kisah
individu dengan kata-kata peneliti.
6. Menulis suatu cerita tentang pengalaman-pengalaman personal dan sosial
partisipan
Langkah utama dalam menulis penelitian adalah penulis menulis dan
menyajikan cerita tentang pengalaman individu. Meskipun tidak ada cara tunggal
untuk menulis laporan naratif, akan membantu memasukan fitur narasi. Kisah

10
yang diceritakan kembali tentu menduduki tempat penting atau sentral dalam
laopran naratif. Disamping itu, penulis harus memasukkan suatu analisis tentang
tema tertentu yang muncul selama proses cerita.
7. Menvalidasi keakuratan laporan
Jika ada kolaborasi dengan partisipan, validasi ini bisa terjadi di sepanjang
proyek. Beberapa praktik validasi, seperti member checking, mentriangulasi
diantara sumber data, dan mencari bukti-bukti yang mendiskonfirmasi, berguna
untuk menentukan keakuratan dan kredibilitas suatu cerita naratif [3].
B. Mengevaluasi Penelitian Naratif
Penelitian naratif yang baik melaporkan cerita tentang pengalaman hidup
individu, mengorganisasikan ke dalam kroologi, menempatkannya dalam ranah atau
konteks, menarik beberapa tema dari cerita itu, dan mendemonstrasikan kolaborasi
yang dekat anatara peneliti dan partisipan dalam proyek naratif. Sebagai bentuk
penelitian kualitatif, narasi perlu konsisten dengan kriteria untuk penelitian kualitatif
yang baik. Di samping itu, terdapat aspek-aspek naratif tertentu yang mungkin
dipertimbangkan oleh para pembaca dan mengevaluasi suatu penelitian. Kriteria
untuk penelitian naratif yang berkualitas tinggi ditunjukkan dalam Tabel dibawah ini
didasarkan pada saran-saran Clandinin dan Connely [5] dan Riessman [7].

Mengevaluasi Kualitas Penelitian Naratif


Kriteria Kualitas Indikator Kualitas yang Indikator Kualitas yang Lebih
Lebih Tinggi Rendah
Elemen-Elemen Kunci
Penelitian naratif Peneliti memfokuskan pada Peneliti meneliti lebih dari
memfokuskan pada seorang individu (atau dua dua orang individu, sehingga
satu atau dua individu orang individu) dan kisah yang diceritakan lebih
memberikan alasan merupakan cerita kolektif
mengapa individu ini dipilih daripada cerita terperinci
untuk potret naratif. tentang pengalaman hidup
seseorang
Peneliti melaporkan Peneliti memberi pembaca Peneliti tidak terlalu
pengalaman hidup pemahaman tentang terperinci menceritakan
individu dengan detail kehidupan seseorang tantang pengalaman hidup
melalui detail-detail yang seorang individu sehingga
jelas dari pengalaman pembaca tidak mendapatkan
mereka pemahaman yang benar dan

11
utuh tentang pengalaman
hidup individu.
Peneliti mengambil Peneliti menyatukan banyak Peneliti menyajikan peristiwa
cerita mereka dan cerita dari jalan cerita acak yang tidak menyatu
menceritakannya individu, yang sering kali dalam suatu jalan cerita
kembali, mungkin diceritakan dalam suatu tentang kehidupan individu.
untuk kronologi. Peneliti
mengembangkan memahamkan peristiwa
kronologi kejadian kunci dalam cerita ini.
Laporan akhir Peneliti mendiskripsikan Peneliti hanya melaporkan
mendeskripsikan konteks yang lebih luas dari cerita tentang individu tanpa
konteks cerita, kehidupan individu, menempatkan kehidupannya
ranahnya, dan misalnya keluarga, teman, dalam konteks pekerjaan,
beberapa orang yang pekerjaan, kegiatan, minat, keluarga dan sebagainya.
terlibat hobi, dan lain-lain. Dalam tipe naratif ini kita
Informasi ini dikumpulkan tidak memahami ranah yang
melalui wawancara, lebih luas dimana pengalaman
observasi, dokumen yang individu itu ada
ada di luar individu.
Peneliti melaporkan Peneliti setelah Peneliti membatasi narasi
tema yang muncul di mendeskripsikan individu pada cerita individu dan tidak
cerita dan konteknya, menganalisis data untuk
mengemukakan beberapa menyimpulkan tema yang
tema penting yang muncul menyuguhkan peristiwa
dari ceritanya. Tema-tema utama atau ide yang
ini dapat diorganisasikan terkandung dalam cerita itu.
secara kronologis atau
disajikan untuk
mengilustrasikan berbagai
peristiwa yang signifikan
dalam kehidupan individu.
Peneliti naratif Peneliti mengundang Peneliti menceritakan cerita
berkolaborasi erat partisipan untuk memeriksa objektif tanpa memeriksa
dengan partisipan data yang dikumpulkan dan balik dengan partisipan
yang menyediakan melibatkan partisipan dalm tentang keakuratan ceritanya
cerita membentuk cerita final yang dan bagaimana cerita itu
diceritakan dalam narasi sebaliknya diceritakan

12
SIMPULAN
1. Penelitian naratif sebagai suatu bentuk popular dari peneltian kualitatif. Penelitian
naratif menjadi suatu cara untuk mendeskripsikan pengalaman hidup,
mengumpulkan cerita (data), menceritakan kembali dan menulis laporan naratif
tentang pengalaman-pengalaman individu.
2. Beberapa jenis penelitian naratif diantaranya yaitu biografi, life history, personal
experience story dan sejarah lisan.
3. Karakteristik yang menonjol dalam penelitian naratif adalah terdapat pada tujuh
karakteristik utama penelitian naratif yaitu pengalaman individu, kronologi dari
pengalaman, mengumpulkan cerita individu, restorying, coding tema, onteks dan
setting, kolaborasi dengan partisipan
4. Langkah-langkah dalam melakukan penelitian naratif adalah mengfokuskan diri
pada masalah atau fenomena hidup yang unik, mengumpulkan dan merekam
informasi atau cerita pengalaman hidup dari partisipan yang terpilih, analisis data
dan diceritakan kembali (restorying), dan melakukan kolaborasi dengan partisipan
agar tidak terjadi perbedaan pemaknaan pada cerita atau pengalaman hidup
partisipan, sehingga menghasilkan studi naratif yang baik.

13
DAFTAR RUJUKAN

[1] Elçi A., & Devran B.C. 2014. A Narrative Research Approach: The Experiences
of Social Media Support in Higher Education. Aksaray University, Department
of Management Information Systems, Aksaray. DOI: 10.1007/978-3-319-07482-
5_4.
[2] Fraenkel, J., Wallen, N. 2009. How to Design and Evaluate Research and
Education.McGraw-Hill: New York.
[3] Creswell, J. W. 2012. Educational Research.Planning, Conducting, and
Evaluation Quantitative and Qualitative Research. Fourth Edition. Boston:
Pearson International Edition.
[4] Riessman Kohler, 2005, Narrative Analisys in: Narrative, Memory & Everyday
Life, University of Huddersfield
[5] Clandinin, D.J., & Connely, F.M. 2000. Narrative Inquiry: Experince and Story
Inqualitative Research. San Fransisco: Jossey-Bass.
[6] Ollerenshaw, J.A., & Creswell, J.W. 2000. Data Analysis in Narrative Research:
A Comparation of Two “restorying” Approaches. Los Angeles: Paper presented
at the Annual American Educational Reserch Association.
[7] Riessman, C.K. 2008. Narrative Method for the Human Sciences. Los Angeles:
Sage.

14

Anda mungkin juga menyukai