Indonesia
Trisha Devita Indraswari – 120210170065
Universitas Padjadjaran
trisha17001@mail.unpad.ac.id
Di era globalisasi ini, sumber daya manusia merupakan suatu kebutuhan untuk
mendukung pembangunan ekonomi. Indonesia yang merupakan negara kepulauan terbesar di
dunia dan jumlah penduduk terbanyak ke-4 setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Dengan
sumber daya manusia yang melimpah maka diperlukan suatu implementasi untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Sudah menjadi kewajiban bagi suatu negara
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Pendidikan dan sumber daya manusia
merupakan dua faktor yang dapat berhubungan dalam kontribusi pembangunan ekonomi di
Indonesia (Islam, Ghani, Kusuma & Theseira, 2016).
Bidang Pendidikan
Bidang pendidikan akan diarahkan untuk perluasan akses
pendidikan/peningkatan keterampilan dalam bentuk beasiswa/bantuan
operasional untuk semua jenjang dari usia dini sampai dewasa, peningkatan
kualitas dan kesejahteraan guru, perbaikan sarana/prasarana pendidikan,
dukungan kegiatan penetilitian serta peningkatan kualitas perguruan tinggi
Bidang Kesehatan
Bidang kesehatan akan diarahkan untuk peningkatan akses dan layanan
kesehatan, dalam bentuk bantuan iuran bagi rakyat miskin dalam rangka
jaminan kesehatan, perluasan fokus daerah untuk percepatan penurunan
stunting, pemberian imunisasi dan bantuan ibu melahirkan.
Sumber daya manusia sendiri mempunyai peran yang sangat penting dalam
mendukung pembangunan suatu negara karena sumber daya manusia merupakan subjek yang
menjadi penggerak dalam kontrol untuk mengolah sumber daya alam yang tersedia disuatu
negara. Pembangunan ekonomi di suatu negara pun bisa meliputi meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, mengurangi ketidaksetaraan distribusi pendapatan dan dan memberantas
kemiskinan untuk menghasilkan keuntungan ekonomi yang dapat menjadi manfaat dalam
proses efisiensi ekonomi. Fuente (2011) berargumen bahwa model human capital dan
produktivitas dapat dibangun berdasarkan hipotesis bahwa sumber daya manusia bisa
meningkatkan produktivitas dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi untuk membangun dan
menciptakan teknologi baru. Untuk itu menurut Kementerian Keuangan, fokus fiskal 2020
merupakan pembangunan kualitas sumber daya manusia.
Abimanyu dan Megantara (2008) pada Era Baru Kebijakan Fiskal: Konsep Pemikiran
dan Implementasi menyatakan bahwa kebijakan fiskal mempunyai dua instrumen yaitu
kebijakan perpajakan dan pengeluaran. Dengan menggunakan dua komponen tersebut maka
kebijakan fiskal mampu menjawab pertanyaan bagaimana pengaruh pendapatan dan
pengeluaran di suatu negara bisa menghadapi kondisi seperti pengangguran, pendidikan
rendah dan inflasi. Dalam konteks rencana pembangunan ekonomi, kebijakan fiskal tidak
hanya sepenuhnya mengarah pada pembangunan yang direpresentasikan dengan pendapatan
per kapita, pertumbuhan ekonomi, penurunan tingkat pengangguran dan kestabilan ekonomi.
Tetapi kebijakan fiskal juga mengarah pada aspek sosial yaitu, kesehatan, pendidikan dan
kesejahteraan.
Wang & Liu (2016) menyatakan bahwa pendidikan tinggi berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi, tetapi pendidikan menengah dan sekolah dasar (SD) tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, APBN 2020 ditujukan untuk
menggalakkan program-program pendukung dalam beberapa aspek, yaitu pendidikan,
ketenagakerjaan dan kesehatan. Rencana pemerintah pada tahun 2020, yaitu:
1) Sebesar Rp 508,1 Triliun dari APBN 2020 dialokasikan untuk Anggaran Pendidikan
yang diarahkan untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi dan kualitas pendidikan.
Alokasi Anggaran Pendidikan yang sebesar Rp 508,1 Triliun ini berasal dari
20% dari total APBN 2020 yaitu senilai Rp 1.683,5 Triliun. Dana ini tidak hanya
dikelola oleh pemerintah pusat akan tetapi juga oleh pemerintah daerah melalui
penyaluran Dana Alokasi Khusus. Dengan alokasi dana sebagai berikut:
Belanja Pusat = Rp 172,2 Triliun
Transfer ke Daerah = Rp 306,9 Triliun
Pembiayaan = Rp 29 Triliun
Belanja Pusat
Transfer ke Biaya
Pembiayaan
Menurut Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal tahun 2020
yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan, bisa disebutkan bahwa fokus utama yaitu
APBN untuk akselerasi daya saing melalui inovasi dan penguatan kualitas sumber daya
manusia. Secara garis besar KEM PPKF tahun 2020 ini mencakup: Pertama, visi dan
tantangan pembangunan menuju Indonesia berdaulat maju, adil, dan makmur pada tahun
2045. Kedua, kebijakan fiskal dalam kondisi makro jangka menengah 2020-2024. Ketiga,
kondisi ekonomi makro dan postur makro fiskal tahun 2020. Dan sebagainya.
Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas merupakan salah satu
modal utama dalam mewujudkan tercapainya pertumbuhan ekonomi nasional yang optimal
serta berkelanjutan. Untuk itu, pemerintah berkomitmen untuk terus melakukan penguatan
investasi pembangunan SDM terutama melalui pembangunan di bidang pendidikan dan
kesehatan. Komitmen tersebut antara lain tercermin dari pemenuhan Anggaran Pendidikan
dan Anggaran Kesehatan masing-masing sebesar 20 dan 5 persen dari APBN.
1. Bidang Pendidikan
AIndonesia saat ini sedang mengalami kondisi bonus
demografi di mana jumlah penduduk usia produktif terus mengalami
peningkatan dan memuncak pada tahun 2030. Momentum bonus
demografi tersebut merupakan suatu tantangan dan juga peluang yang
bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk meningkatkan
produktivitas dan daya saing bangsa sehingga terhindar dari middle
income trap. Oleh karena itu, pemerintah harus segera menyiapkan
strategi untuk menciptakan SDM Indonesia yang berkualitas antara
lain adalah terus melakukan upaya perbaikan dalam bidang pendidikan
dan bidang kesehatan. Maka kebijakan anggaran pendidikan di tahun
2020 akan difokuskan antara lain untuk mendukung:
- Peningkatan akses pendidikan yang berkualitas dan merata antara
lain dengan Program Wajib Belajar 12 tahun, BOP Keselarasan,
BOS berbasis kinerja serta review besaran bantuan Program
Indonesia Pintar (PIP) dan Bidik Misi.
- Percepatan dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana
pendidikan yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat (PUPR)
- Penguatan kebijakan afirmasi bagi pendidikan yang berada di
daerah tertinggal dan sangat tertinggal melalui BOS afirmasi serta
perluasan Tenaga Kerja Guru (TKG) untuk Guru Garis Depan
(GGG).
- Peningkatan kompetensi dan pemerataan distribusi guru antara lain
dengan pemerataan komprehensif mengenai kebutuhan dan
ketersediaan guru, tunjangan berbasis kinerja dan program
pelatihan.
- Penguatan sinergi antara pemerintah pusat dengan pemerintah
daerah terutama dalam peningkatan ketersediaan sarana dan
prasarana pendidikan.
2. Bidang Kesehatan
Penguatan kualitas kesehatan diperlukan untuk mendorong peningkatan
produktivitas SDM, antara lain melalui penguatan program promotif maupun
preventif, peningkatan kualitas layanan kesehatan, dan menjaga keberlanjutan
Jaminan Kesehatan Nasional. Secara umum, arah kebijakan anggaran
kesehatan di tahun 2020 akan difokuskan antara lain pada:
- Refocusing anggaran kesehatan yang ditujukan oleh antara lain
untuk mendorong peningkatan kualitas belanja kesehatan di daerah,
penggalian pajak baru (negative externalities) untuk kesehatan, dan
meningkatkan program promotif dan preventif antara lain melalui
program GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat), dan
efisiensi belanja kesehatan dan pemanfaatn teknologi.
- Penguatan anggaran kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan
nutrisi ibu hamil/menyusui dan balita dan penurunan akselerasi
stunting melalui P for R.
- Peningkatan dan pemerataan akses ke layanan kesehatan antara lain
melalui harmonisasi dan sinkronisasi Kementerian atau Lembaga
dan Pemda untuk membangun fasilitas kesehatan dan mendorong
skema kerja sama pemerintah dan badan usaha.
- Peningkatan level efektivitas program Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) antara lain melalui cara percepatan peningkatan kepesertaan,
peningkatan kualitas layanan kesehatan, dan strategic purchasing
efisiensi biaya manfaat dari program tersebut.
KESIMPULAN
Pada tahun 2020, Indonesia akan dihadapi dengan berbagai tantangan untuk
menunjang pertumbuhan ekonomi. Sumber daya manusia merupakan kunci yang
valid untuk menjawab segala tantangan yang akan terjadi di masa depan. Untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang maksimal, pendidikan dan
kesehatan merupakan faktor penting penunjang visi dan misi Indonesia baik jangka
panjang dan jangka menengah. APBN 2020 memiliki fokus utama untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Bisa dicerminkan bahwa 20 persen dari
APBN 2020 disalurkan untuk bidang pendidikan dengan program unggulan seperti
Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Pra-Kerja dan sebagainya. Dan sebanyak 5
persen dari APBN 2020 disalurkan untuk bidang kesehatan dengan peningkatan
kualitas layanan kesehatan. Baik bidang pendidikan dan kesehatan bisa menjamin
bahwa Indonesia bisa menjawab dan menghadapi tantangan bonus demografi 2030.
Daftar Pustaka
(Fiskal, 2017; Francis, 2012; Gatot & Senayan, 2017; Gunawan, Economist, Bank, &
Persero, 2019; Hendarmin & Kartika, 2019; Idris, Bakar, Salha, & Ahmad, 2018; Ismal,
2011; Jaelani, 2016, 2017, Keuangan, 2019b, 2019a; KLI, 2019; Kurniawan & Managi,
2018; Leasiwal, 2013; LPEM, 2020; Nasution, 2008; Nurabadi, 2018; Priana, 2019;
Saputro, 2019; Suryana, 1999; Yulianita, Susetyo, A.K, & Azwardi, 2017)