Anda di halaman 1dari 10

Fokus APBN 2020: Pembangunan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

Indonesia
Trisha Devita Indraswari – 120210170065
Universitas Padjadjaran
trisha17001@mail.unpad.ac.id

Di era globalisasi ini, sumber daya manusia merupakan suatu kebutuhan untuk
mendukung pembangunan ekonomi. Indonesia yang merupakan negara kepulauan terbesar di
dunia dan jumlah penduduk terbanyak ke-4 setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Dengan
sumber daya manusia yang melimpah maka diperlukan suatu implementasi untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Sudah menjadi kewajiban bagi suatu negara
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Pendidikan dan sumber daya manusia
merupakan dua faktor yang dapat berhubungan dalam kontribusi pembangunan ekonomi di
Indonesia (Islam, Ghani, Kusuma & Theseira, 2016).

Menurut laporan Kementerian Keuangan, Rancangan APBN Indonesia 2020,


difokuskan pada lima hal utama yaitu: Pertama, peningkatan kualitas SDM dan perlindungan
sosial dalam rangka memperkuat modal dasar manusia untuk menghadapi revolusi industri
4.0 dan teknologi digital. Kedua, pengembangan infrastruktur untuk memacu pertumbuhan
ekonomi nasional dalam jangka menengah panjang, serta penyerapan tenaga kerja dan
pengurangan pengangguran. Ketiga, pemberian insentif perpajakan dalam jangka mendukung
peningkatan SDM dan daya saing untuk kegiatan vokasi dan lkitbang, serta industri padat
karya, Keempat, penguatan transfer ke daerah dan dana desa untuk pemerataan
pembangunan, termasuk penyerapan tenaga kerja. Kelima, penguatan dana abadi di bidang
pendidikan untuk meningkatkan SDM, pemajuan kebudayaan nasional dan pengembangan
riset nasional. Dari kelima fokus utama APBN 2020, dapat dinyatakan secara tersirat bahwa
kelima fokus tersebut bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia.

Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, diperlukan beberapa program


yang harus dilaksanakan dan mewakili beberapa aspek yang berguna untuk menunjang
meningkatnya kualitas sumber daya manusia. Diantaranya:

 Bidang Pendidikan
Bidang pendidikan akan diarahkan untuk perluasan akses
pendidikan/peningkatan keterampilan dalam bentuk beasiswa/bantuan
operasional untuk semua jenjang dari usia dini sampai dewasa, peningkatan
kualitas dan kesejahteraan guru, perbaikan sarana/prasarana pendidikan,
dukungan kegiatan penetilitian serta peningkatan kualitas perguruan tinggi
 Bidang Kesehatan
Bidang kesehatan akan diarahkan untuk peningkatan akses dan layanan
kesehatan, dalam bentuk bantuan iuran bagi rakyat miskin dalam rangka
jaminan kesehatan, perluasan fokus daerah untuk percepatan penurunan
stunting, pemberian imunisasi dan bantuan ibu melahirkan.

Sumber daya manusia sendiri mempunyai peran yang sangat penting dalam
mendukung pembangunan suatu negara karena sumber daya manusia merupakan subjek yang
menjadi penggerak dalam kontrol untuk mengolah sumber daya alam yang tersedia disuatu
negara. Pembangunan ekonomi di suatu negara pun bisa meliputi meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, mengurangi ketidaksetaraan distribusi pendapatan dan dan memberantas
kemiskinan untuk menghasilkan keuntungan ekonomi yang dapat menjadi manfaat dalam
proses efisiensi ekonomi. Fuente (2011) berargumen bahwa model human capital dan
produktivitas dapat dibangun berdasarkan hipotesis bahwa sumber daya manusia bisa
meningkatkan produktivitas dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi untuk membangun dan
menciptakan teknologi baru. Untuk itu menurut Kementerian Keuangan, fokus fiskal 2020
merupakan pembangunan kualitas sumber daya manusia.

Abimanyu dan Megantara (2008) pada Era Baru Kebijakan Fiskal: Konsep Pemikiran
dan Implementasi menyatakan bahwa kebijakan fiskal mempunyai dua instrumen yaitu
kebijakan perpajakan dan pengeluaran. Dengan menggunakan dua komponen tersebut maka
kebijakan fiskal mampu menjawab pertanyaan bagaimana pengaruh pendapatan dan
pengeluaran di suatu negara bisa menghadapi kondisi seperti pengangguran, pendidikan
rendah dan inflasi. Dalam konteks rencana pembangunan ekonomi, kebijakan fiskal tidak
hanya sepenuhnya mengarah pada pembangunan yang direpresentasikan dengan pendapatan
per kapita, pertumbuhan ekonomi, penurunan tingkat pengangguran dan kestabilan ekonomi.
Tetapi kebijakan fiskal juga mengarah pada aspek sosial yaitu, kesehatan, pendidikan dan
kesejahteraan.
Wang & Liu (2016) menyatakan bahwa pendidikan tinggi berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi, tetapi pendidikan menengah dan sekolah dasar (SD) tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Menurut Kementerian Keuangan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun


2020 mengusung tema yaitu “Menuju Indonesia Maju” yang merupakan visi dan misi
Indonesia pada tahun 2045. Dengan fokus kebijakan fiskal yang mengarah pada daya saing
melalui inovasi dan penguatan kualitas sumber daya manusia. Dibalik dengan adanya
penguatan kualitas sumber daya manusia, maka kebijakan fiskal pun mengarah pada
kebijakan di bidang pendidikan dan di bidang kesehatan, hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar siap berkompetisi dan beradaptasi dengan
kemajuan industri dan teknologi.

Kenyataannya Indonesia maupun seluruh dunia harus menyigapi adanya tantangan


revolusi industri 4.0. Lee et al (2013) menjelaskan bahwa industri 4.0 ditandai dengan
peningkatan digitalisasi manufaktu yang didorong oleh empat faktor: 1) peningkatan volume
data, kekuatan komputasi, dan konektivitas; 2) munculnya analisis, kemampuan, dan
kecerdasan bisnis; 3) terjadinya bentuk interaksi baru antara manusia dengan mesin; dan 4)
perbaikan instruksi transfer digital ke dunia fisik, seperti robotika dan 3D printing. Lifter dan
Tschiener (2013) menambahkan, prinsip dasar industri 4.0 adalah penggabungan mesin, alur
kerja, dan sistem, dengan menerapkan jaringan cerdas di sepanjang rantai dan proses
produksi untuk mengendalikan satu sama lain secara mandiri. Namun pemasalahannya
banyak sekali penduduk Indonesia yang masih belum siap dalam menghadapi tantangan
revolusi industri 4.0. Dengan komponen utama adalah teknologi yang menggerakkan atau
menopang industri 4.0 masih terdapat banyak sekali penduduk indonesia masih buta
terhadap teknologi. Hal ini menjadi salah satu boomerang yang harus segera ditanggulangi
oleh Indonesia. Dan pendidikan merupakan salah satu kunci utama untuk bisa menghadapi
tantangan tersebut.

Dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, APBN 2020 ditujukan untuk
menggalakkan program-program pendukung dalam beberapa aspek, yaitu pendidikan,
ketenagakerjaan dan kesehatan. Rencana pemerintah pada tahun 2020, yaitu:

1) Sebesar Rp 508,1 Triliun dari APBN 2020 dialokasikan untuk Anggaran Pendidikan
yang diarahkan untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi dan kualitas pendidikan.
Alokasi Anggaran Pendidikan yang sebesar Rp 508,1 Triliun ini berasal dari
20% dari total APBN 2020 yaitu senilai Rp 1.683,5 Triliun. Dana ini tidak hanya
dikelola oleh pemerintah pusat akan tetapi juga oleh pemerintah daerah melalui
penyaluran Dana Alokasi Khusus. Dengan alokasi dana sebagai berikut:
 Belanja Pusat = Rp 172,2 Triliun
 Transfer ke Daerah = Rp 306,9 Triliun
 Pembiayaan = Rp 29 Triliun

Alokasi Anggaran Pendidikan

Belanja Pusat
Transfer ke Biaya
Pembiayaan

2) Pemerintah juga melakukan investasi pembiayaan dalam bidang pendidikan sebesar


Rp 29 Triliun yang tersebar kedalam berbagai program.
Beberapa program yang dibiayai oleh pemerintah yaitu:
a) Dana Pendidikan Pengembangan Nasional (DPPN)
b) Dana Abadi Penelitian
c) Dana Abadi Kebudayaan
d) Dana Abadi Perguruan Tinggi

3) Melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, pemerintah memperluas cakupan


beasiswa kuliah untuk kalangan mahasiswa kurang mampu.
Kartu Indonesia Pintar (KIP) adalah program pemerintah yang mendukung
keberlanjutan pendidikan masyarakat miskin ke jenjang yang lebih tinggi. KIP Kuliah
merupakan program utama Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
(Kemenristekdikti) di tahun 2020. KIP Kuliah merupakan lanjutan dari Bidikmisi.
Semua program beasiswa dijadikan satu nama. Sebelumnya ada bidikmisi beasiswa
afismasi 3T, beasiswa prestasi, difabel serta atlet. Nanti semua beasiswa yang akan
dijadikan menjadi satu nama branding yaitu Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Target Pendidikan, Kartu Indonesia Pintar (SD,SMP,SMA sederajat)
dianggarkan Rp 11,1 Triliun dengan sasaran 20,1 juta siswa. Kartu Indonesia Pintar
(KIP) Kuliah sendiri dianggarkan sebesar Rp 6,7 Triliun dengan target sasaran 819,4
ribu mahasiswa.
Untuk menjamin keberhasilan kualitas sumber daya manusia pada sisi
pendidikan maka Kementerian Pendidikan yang bertanggung jawab atas pendidikan
di Indonesia, Kementerian Pendidikan sendiri mempunyai beberapa sasaran output
strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tah6un 2020. Adapun
beberapa sasaran output strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada
tahun 2020 antara lain:
1. Penyaluran KIP untuk 17,9 siswa
2. Pemberian Tunjangan kepada 377 ribu guru non PNS
3. Pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan sebesar 3.163 unit/ruang
4. Penyaluran beasiswa unggulan dan Dharmasiswa bagi 8. 150 siswa
5. Penyaluran beasiswa siswa berprestasi kepada 34.248 siswa
6. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum 259.767 sekolah dan
7. Pendidikan vokasi antara lain untuk sertifikasi lulusan SMK 100.000,
Teaching Factory 500 sekolah dan pelatihan guru vokasi sebanyak 500 orang.
4) Pemerintah mengalokasikan sebesar Rp 10 Triliun dari APBN 2020 untuk program
Kartu Pra Kerja.
Kartu Pra Kerja adalah sebuah kartu yang digalangkan dalam rangka program
pelatihan dan pembinaan warga negara Indonesia yang memiliki keterampilan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 10 Triliun
untuk program Kartu Pra Kerja. Anggaran tersebut akan diberikan kepada 2 juta
orang penerima kartu program Pra Kerja. Adapun beberapa sasaran output strategis
pada Kementerian Ketenagakerjaan antara lain:
1. Tenaga kerja yang mendapat pelatihan berbasis kompetensi sebanyak
365.000 orang
2. Pelaksanaan sertifikasi bagi 375.000 orang
3. Tenaga kerja yang diberdayakan melalui kegiatan padat karya
sebanyak 40.000 orang
4. Pelaku hubungan industrial yang mendapat pelatihan teknik negoisasi
sebanyak 6.200 orang
5. Pengujian dan pemeriksaan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada
4.000 perusahaan
6. Wirausaha baru melalui inkubasi bisnis perluasan kesempatan kerja
sebanyak 9.000 tenant
7. Pengembangan skill development center di 20 lokasi

Menurut Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal tahun 2020
yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan, bisa disebutkan bahwa fokus utama yaitu
APBN untuk akselerasi daya saing melalui inovasi dan penguatan kualitas sumber daya
manusia. Secara garis besar KEM PPKF tahun 2020 ini mencakup: Pertama, visi dan
tantangan pembangunan menuju Indonesia berdaulat maju, adil, dan makmur pada tahun
2045. Kedua, kebijakan fiskal dalam kondisi makro jangka menengah 2020-2024. Ketiga,
kondisi ekonomi makro dan postur makro fiskal tahun 2020. Dan sebagainya.

Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas merupakan salah satu
modal utama dalam mewujudkan tercapainya pertumbuhan ekonomi nasional yang optimal
serta berkelanjutan. Untuk itu, pemerintah berkomitmen untuk terus melakukan penguatan
investasi pembangunan SDM terutama melalui pembangunan di bidang pendidikan dan
kesehatan. Komitmen tersebut antara lain tercermin dari pemenuhan Anggaran Pendidikan
dan Anggaran Kesehatan masing-masing sebesar 20 dan 5 persen dari APBN.

1. Bidang Pendidikan
AIndonesia saat ini sedang mengalami kondisi bonus
demografi di mana jumlah penduduk usia produktif terus mengalami
peningkatan dan memuncak pada tahun 2030. Momentum bonus
demografi tersebut merupakan suatu tantangan dan juga peluang yang
bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk meningkatkan
produktivitas dan daya saing bangsa sehingga terhindar dari middle
income trap. Oleh karena itu, pemerintah harus segera menyiapkan
strategi untuk menciptakan SDM Indonesia yang berkualitas antara
lain adalah terus melakukan upaya perbaikan dalam bidang pendidikan
dan bidang kesehatan. Maka kebijakan anggaran pendidikan di tahun
2020 akan difokuskan antara lain untuk mendukung:
- Peningkatan akses pendidikan yang berkualitas dan merata antara
lain dengan Program Wajib Belajar 12 tahun, BOP Keselarasan,
BOS berbasis kinerja serta review besaran bantuan Program
Indonesia Pintar (PIP) dan Bidik Misi.
- Percepatan dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana
pendidikan yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat (PUPR)
- Penguatan kebijakan afirmasi bagi pendidikan yang berada di
daerah tertinggal dan sangat tertinggal melalui BOS afirmasi serta
perluasan Tenaga Kerja Guru (TKG) untuk Guru Garis Depan
(GGG).
- Peningkatan kompetensi dan pemerataan distribusi guru antara lain
dengan pemerataan komprehensif mengenai kebutuhan dan
ketersediaan guru, tunjangan berbasis kinerja dan program
pelatihan.
- Penguatan sinergi antara pemerintah pusat dengan pemerintah
daerah terutama dalam peningkatan ketersediaan sarana dan
prasarana pendidikan.
2. Bidang Kesehatan
Penguatan kualitas kesehatan diperlukan untuk mendorong peningkatan
produktivitas SDM, antara lain melalui penguatan program promotif maupun
preventif, peningkatan kualitas layanan kesehatan, dan menjaga keberlanjutan
Jaminan Kesehatan Nasional. Secara umum, arah kebijakan anggaran
kesehatan di tahun 2020 akan difokuskan antara lain pada:
- Refocusing anggaran kesehatan yang ditujukan oleh antara lain
untuk mendorong peningkatan kualitas belanja kesehatan di daerah,
penggalian pajak baru (negative externalities) untuk kesehatan, dan
meningkatkan program promotif dan preventif antara lain melalui
program GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat), dan
efisiensi belanja kesehatan dan pemanfaatn teknologi.
- Penguatan anggaran kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan
nutrisi ibu hamil/menyusui dan balita dan penurunan akselerasi
stunting melalui P for R.
- Peningkatan dan pemerataan akses ke layanan kesehatan antara lain
melalui harmonisasi dan sinkronisasi Kementerian atau Lembaga
dan Pemda untuk membangun fasilitas kesehatan dan mendorong
skema kerja sama pemerintah dan badan usaha.
- Peningkatan level efektivitas program Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) antara lain melalui cara percepatan peningkatan kepesertaan,
peningkatan kualitas layanan kesehatan, dan strategic purchasing
efisiensi biaya manfaat dari program tersebut.

KESIMPULAN

Pada tahun 2020, Indonesia akan dihadapi dengan berbagai tantangan untuk
menunjang pertumbuhan ekonomi. Sumber daya manusia merupakan kunci yang
valid untuk menjawab segala tantangan yang akan terjadi di masa depan. Untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang maksimal, pendidikan dan
kesehatan merupakan faktor penting penunjang visi dan misi Indonesia baik jangka
panjang dan jangka menengah. APBN 2020 memiliki fokus utama untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Bisa dicerminkan bahwa 20 persen dari
APBN 2020 disalurkan untuk bidang pendidikan dengan program unggulan seperti
Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Pra-Kerja dan sebagainya. Dan sebanyak 5
persen dari APBN 2020 disalurkan untuk bidang kesehatan dengan peningkatan
kualitas layanan kesehatan. Baik bidang pendidikan dan kesehatan bisa menjamin
bahwa Indonesia bisa menjawab dan menghadapi tantangan bonus demografi 2030.
Daftar Pustaka

Fiskal, W. (2017). Dana Desa, (3).


Francis, S. (2012). Fiscal Policy Evolution and Distributional Implications: The Indonesian
Experience. Principal Economist (Vol. 1).
Gatot, J., & Senayan, S. (2017). PROGRAM INDONESIA PINTAR : IMPLEMENTASI
KEBIJAKAN JAMINAN SOSIAL BIDANG PENDIDIKAN ( STUDI DI KOTA
KUPANG , PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DAN KOTA PALEMBANG ,
PROVINSI SUMATERA SELATAN ) The Implementation of Social Security Policy in
Education and Palembang City , South Sumatera Province ) Hartini Retnaningsih, (20),
161–177.
Gunawan, A. H., Economist, C., Bank, P. T., & Persero, M. (2019). Indonesia ’ s Economic
Outlook 2019 and Key Economic Challenges.
Hendarmin, & Kartika, M. (2019). The Relationship between Human Capital and Regional
Economic Productivity. JEJAK Journal Economics and Policy, 12(1).
Idris, M., Bakar, R., Salha, T., & Ahmad, T. (2018). Evaluation of Fiscal Responsibility
Legislation in Sub-Saharan Africa : Issues and Challenges on the Nigerian Economic
Growth, (January). https://doi.org/10.18535/ijmei/v4i1.02
Ismal, R. (2011). Assesing Economic Growth and Fiscal Policy in Indonesia. East-West
Journal Economics and Business, XIV(1).
Jaelani, A. (2016). Fiscal Policy in Indonesia: Analysis of State Budget 2017 in Islamic
Economic Perspective. Munich Persona RePEC Archive.
Jaelani, A. (2017). Fiscal Policy in Indonesia : Analysis of State Budget 2017 in Islamic
Economic Perspective, 7(5), 14–24.
Keuangan, K. (2019a). APBN 2020 sebagai Instrumen Strategis dan Efektif Mewujudkan
Kesejahteraan dan Keadilan Rakyat.
Keuangan, K. (2019b). Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal 2020.
KLI, B. (2019). KIP Kuliah Dukung Akses Pendidikan Tinggi di Indonesia. Retrieved from
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/kip-kuliah-dukung-akses-pendidikan-
tinggi-di-indonesia/
Kurniawan, R., & Managi, S. (2018). Economic Growth and Sustainable Development in
Indonesia: An Assestment. Bulletin of Indonesian Economic Studies, 54, 339–361.
Leasiwal, T. C. (2013). THE ANALYSIS OF INDONESIA ECONOMIC GROWTH : A
STUDY IN SIX BIG ISLANDS IN INDONESIA ANALISIS PERTUMBUHAN
EKONOMI INDONESIA : STUDI PADA ENAM, 16(80), 1–12.
LPEM. (2020). Indonesia Economic Outlook 2020.
Nasution, E. (2008). Problematika Pendidikan di Indonesia Oleh : Jurnal Fakultas
Ushuluddin Dan Dakwah IAIN Ambon, 1–10.
Nurabadi, A. (2018). Analisis alokasi anggaran pendidikan dalam anggaran pendapatan
belanja daerah, 1, 22–28.
Priana, H. (2019). Jokowi: Anggaran Pendidikan 2020 Capai Rp505,8 Triliun. Retrieved
from https://tirto.id/jokowi-anggaran-pendidikan-2020-capai-rp5058-triliun-
egp7https://tirto.id/jokowi-anggaran-pendidikan-2020-capai-rp5058-triliun-egp7
Saputro, F. A. (2019). RAPBN 2020, Anggaran Pendidikan Naik Tipis. Retrieved from
https://nasional.republika.co.id/berita/pwblns458/rapbn-2020-anggaran-pendidikan-
naik-tipis
Suryana. (1999). Permasalahan mutu pendidikan dalam perspepektif pembangunan
pendidikan.
Yulianita, A., Susetyo, D., A.K, S., & Azwardi. (2017). Human Capital and Economic
Convergence in Indonesia: An Empirical Analysis. International Journal of Scientific
and Research Publication, 7(7).
(Gatot & Senayan, 2017)

(Fiskal, 2017; Francis, 2012; Gatot & Senayan, 2017; Gunawan, Economist, Bank, &
Persero, 2019; Hendarmin & Kartika, 2019; Idris, Bakar, Salha, & Ahmad, 2018; Ismal,
2011; Jaelani, 2016, 2017, Keuangan, 2019b, 2019a; KLI, 2019; Kurniawan & Managi,
2018; Leasiwal, 2013; LPEM, 2020; Nasution, 2008; Nurabadi, 2018; Priana, 2019;
Saputro, 2019; Suryana, 1999; Yulianita, Susetyo, A.K, & Azwardi, 2017)

Anda mungkin juga menyukai