NIM : 2100030258
Ideologi sendiri memiliki fungsi yang sangat sentral bagi suatu negara, di mana fungsi
dari ideologi sendiri adalah sebagai sesuatu yang memperkuat dan memperdalam identitas
rakyatnya (Prof. W. Howard Wriggins). Dari pernyataan tersebut, maka dapat dikatakan
bahwa ideologi adalah identitas dari suatu bangsa.
Sama seperti identitas yang dimiliki oleh setiap orang sebagai tanda pengenal, ideologi
dapat dikatakan sebagai tanda pengenal dari suatu bangsa. Selain menjadi identitas, ideologi
juga memiliki fungsi lain yaitu fungsi kognitif dan orientasi dasar. Fungsi kognitif memiliki
artian bahwa ideologi dapat menjadi suatu landasan bagi suatu bangsa dalam memandang
dunia, sedangakan fungsi orientasi dasar berarti ideologi tersebut memberikan wawasan dan
makna bagi rakyat dan juga memberikan tujuan bagi rakyatnya.
Ideologi memiliki posisi yang sangat penting bagi setiap bangsa. Posisi penting ini
dikarenakan ideologi peranan sebagai arah atau pedoman bagi bangsa untuk mencapai
tujuannya masing-masing. Selain itu, peran lain yang dimiliki oleh ideologi adalah sebagai
alat untuk mencegah terjadinya konflik sosial dalam masyarakat agar setiap masyarakat dapat
hidup dalam ketentraman dan juga memiliki rasa solidaritas yang tinggi. Peranan lain dari
ideologi adalah sebagai alat pemersatu suatu bangsa. Setiap bangsa tentu saja memiliki
keberagaman baik dalam suku,bahasa,adat-istiadat,kebudayaan, dan lain sebagainya.
Ideologi memiliki peran dalam mempersatukan keberagaman yang ada dalam masyarakat
supaya dapat terbentuknya kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik. Dari paparan
tersebut, maka dapat terlihat betapa pentingnya ideologi bagi setiap bangsa.
Identitas bangsa Indonesia sendiri tertuang kedalam ideologi yang dianut oleh bangsa
Indonesia, yaitu Ideologi Pancasila. (https://binus.ac.id/character-building/2020/10/pancasila-
sebagai-ideologi-negara/)
Selain demokrasi terdapat pula sosialisme, yang secara sederhana dapat diartikan sebagai
paham kenegaraan dan ekonomi yang berusaha supaya harta benda, industri, dan perusahaan
menjadi milik negara. Sosialisme sendiri terbagi menjadi beberapa cabang, salah satunya
sosialisme versi Marx adalah sebuah fase ekonomi yang terjadi setelah runtuhnya fase
kapitalisme dan merupakan fase perantara sebelum memasuki fase komunisme. Pada
praktiknya gagasan sosialisme versi Marx inilah yang menginspirasi pembentukan negara
komunis seperti Kuba, Uni Soviet, Vietnam, RRC, dll.
Pancasila sendiri memiliki kelima sila yang setiap silanya mempunyai makna tersendiri.
Jika dilihat dari berbagai ideologi yang dijabarkan diatas, Pancasila menganut ideologi
demokrasi dan sosialisme. Hal tersebut dikarenakan bangsa Indonesia memiliki nilai
kepedulian yang tinggi untuk kepentingan bersama, dan ingin mewujudkan kesejahteraan
dalam masyaraktnya, tercantum dengan sangat jelas pada sila ke lima "keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia". Dalam hal ini pemerintah menjadi perwakilan rakyat untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ideologi Pancasila
dengan tegas lebih mengedepankan kepentingan bersama dibanding dengan kepentingan
pribadi. (https://www.kompasiana.com/feliciavlntn/5d0a60b5097f360d493fbe93/pancasila-
dan-ideologi-lainnya)
3. Analisa kasus
a. Contoh kasus Pancasila dijadikan sebagai perekat
Persoalan wilayah perbatasan dinilai menjadi masalah yang sangat krusial dalam
sebuah negara. Hal ini karena dikarenakan menyangkut juga batas wilayah negara. Untuk
negara seperti Indonesia, masalah perbatasan mestinya mendapat perhatian lebih karena
beberapa tahun kemarin kita dikejutkan dengan lepasnya pulau Sipadan-Ligitan ke
pelukan negeri jiran, Malaysia.
Selain karena absennya perhatian pemerintah dalam persoalan perbatasan ini, masalah
kesenjangan struktural dan ketidakmerataan juga menjadi faktor dominan bagi lepasnya
wilayah-wilayah tersebut dari bumi Indonesia. Kasus lepasnya Timor-Timor dari
pangkuan Bumi Pertiwi patut menjadi pelajaran penting agar kasus serupa tidak terjadi di
wilayah lain.
Bangsa Indonesia yang bersifat majemuk, terdiri atas berbagai agama, suku bangsa,
adat istiadat, bahasa daerah, menempati wilayah dan kepulauan yang sedemikian luas,
maka tidak mungkin berhasil disatukan tanpa alat pengikat. Tali pengikat itu adalah
cita-cita, pandangan hidup yang dianggap ideal yang dipahami, dipercaya dan bahkian
diyakini sebagai sesuatu yang mulia dan luhur.
Memang ada sementara pendapat, bahwa agama akan bisa mempersatukan bangsa.
Dengan alasan bahwa masing-masing agama selalu mengajarkan tentang persatuan,
kebersamaan dan tolong menolong, sebagai dasar hidup bersama. Akan tetapi pada
kenyataannya, tidak sedikit konflik yang terjadi antara penganut agama yang berbeda.
Tidak sedikit orang merasakan bahwa perbedaan selalu menjadi halangan untuk bersatu.
Maka Pancasila, dengan sila pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, merangkum
dan sekaligus menyatukan pemeluk agama yang berbeda itu. Mereka yang berbeda-beda
dari berbagai aspeknya itu dipersatukan oleh cita-cita dan kesamaan idiologi bangsa
ialah Pancasila. (https://kostrad.mil.id/post_artikel/pancasila-sebagai-perekat-
kemajemukan-bangsa/)