FERTILISASI
MATA KULIAH
STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN PRAKTIKUM
OLEH:
ANDRO CHAESI TODOAN MANULLANG
2013091016
3 BIOLOGI
I. Tujuan:
3. Fertile Echinidea
4. 1 – 5 cc syringe
5. Pipet tetes
7. Beaker glass
8. Petri dish
9. Tissue
11. Microscope
III. Prosedur Kerja:
A. Spawning
1) Menyuntikkan 0,55 M KCl sebanyak 0,1 – 0,2 ml ke dalam mulut dan anus dari
Echinidea.
3) Setelah 1 – 3 menit amati sperma atau telur yang mulai keluar dari permukaan
Echinidea.
4) Apabila yang keluar adalah sperma, letakkan Echinidea pada petri dish dengan
posisi mulut berada di atas. Kumpulkan sperma tanpa FSW ke dalam tube 1,5 ml.
5) Apabila yang keluar adalah telur, letakkan Echinidea pada beaker glass yang berisi
FSW penuh dengan posisi bagian mulut berada di atas. Kumpulkan telur yang
B. Fertilisasi
1) Preparasi sperma dengan cara membuat seri pengenceran sperma 25%, 50%, dan
2) Telur yang telah dikumpulkan diletakkan di dalam petridish yang berisi sedikit
3) Mengambil sedikit telur dengan pipet dan meneteskan pada object glass
(dibuat 3 seri sesuai dengan jumlah seri sperma yang akan digunakan).
4) Meletakkan object glass pada mikroskop dan mengamati telur. Apabila sudah siap
selanjutnya meneteskan sperma pada object glass yang telah berisi sampel telur
C. Perkembangan Embryo
embryo Echinidea
terbentuk.
Potassium
Chloride
Solution, akan
mengeluarkan
cairan putih
yang disebut
Sel sperma bulu babi dengan sperma.
Pengamatan
dengan
mikroskop akan
menampilkan
morfologi dari
sel sperma pada
bulu babi.
Potassium
Chloride
Solution, jika
Sel telur bulu babi mengeluarkan
cairan merah
maka disebut sel
telur.
Pengamatan
dengan
mikroskop akan
menampilkan
morfologi dari
sel telur pada
Sel telur bulu babi tipe bulu babi.
isolecithal
3. Pengamatan Sel telur dan sel
Tahap sperma sudah
Pembuahan mengalami
(Fertilisasi) fertilisasi.
Terus membelah
sampai 8 sel ,16,
dan ke tahap
blastula 128 sel
setelah satu hari
pembuahan.
Sel telur membelah
menjadi 8 sel.
Blastopore berubah
Balstopore berubah
menjadi berbentuk bulat
dan letaknya berada
ditengah
Secondary mesenchyme
cell
Archenteron berubah
bentuk menjadi
memanjang ke atas
Mouth
Blastopore
tumpul. Terdapat
blastopore, archenteron,
dan mouth
Mouth
Arm
Skeleton Anus
Awal metamorphosis
Sudah bermetamorfosis
setelah metamorphosis
2. Pembentukan (Gambar 1)
embrio-ikan Embrio tahap
muda
satu (blastodisc)
menyerupai
kecebong yang
khas.
(Gambar 2-4)
Kuning telur
mempertahankan
struktur seluler
Kuning Zigot tunggal dan
telur membentuk
syncytium.
(Gambar 5-7)
Perisai embrio
yang terbentuk.
Embrio
terbentuk
disepanjang
kuning telur
yang memiliki
sejumlah inti
didalamnya, jadi
ini adalah sel
syncytial.
(Gambar 9-12)
Mata dan telinga
serta tabung
saraf sedang
terbentuk dan
terdapat sel-sel
otot. Area
kuncup ekor
mulai terbentuk
dan itu diambil
dari struktur
seperti kecebong.
Ikan muda belum
bisa berenang
karena kurangya
streamline yang
dibutuhkan untuk
berenang.
Salah satu
lakilaki saat
masih dalam
keadaan embrio
Mutagenesis dimutagenkan
dengan semacam
mutagen. Jika
dikawinkan
dengan betina
tipe liar, jika
hewan itu
menunjukkan
mutase dominan
(kecil
kemungkinan),
dapat dilihat
pada generasi
Fenotip 1 (F1).
Akan terjadi
dengan cara
tersebut dengan
hasil resesif 25%.
Embrio
transparan.
3. Pengamatan Protein
organ penyusun fluorescent
dengan
hujau/merah
penambahan
protein untuk pengaturan
fluorescent gen. Gen landak
hujau sonik ikan zebra.
Fluorescent hijau yang diterapkan Gen landak akan
pada zigot mendorong
perkembangan
jenis sel embrio
tertentu menjadi
sel saraf. Sel
retina yang
sekarang diberi
label dengan
protein
flurorescent
hijau. Ini adalah
nares, sel-sel
hidung yang
sensorik.
(Gambar A)
Lingkar
hijau
merupakan sel
retina. Hijau pada
pojok mata
disebut nares
(sel-sel hidung
sebagai sensorik).
(Gambar B)
Yang berwarna
hijau disebut
protein
flurorescent
hujau.
V. Pertanyaan
Jawab :
Menghasilkan sperma dengan ekor yang relative panjang dan kuat, jumlah sperma banyak
untuk meningkatkan peluang keberhasilan (namun jika terlalu banyak sperma yang
mencapai telur maka fertilisasi akan mengalami gangguan), menghasilkan sel telur yang
jauh lebih banyak dari hewan yang fertilisasinya secara internal.
Jawab :
• Faktor Internal
a) Jumlah dan distribusi yolk, yolk akan mempengaruhi polaritas pada zigot yang
mengakibatkan pembelahan menjadi tidak sempurna. Sel telur yang mengandung
kuning telur yang banyak dan persebarannya tidak merata akan menyebabkan
terhalangnya pembelahan sel. Contohnya pada sel telur burung yang memiliki
kuning telur yang berlimpah, maka pembelahn selnya hanya terjadi pada satu
kutub yaitu animal pole, akibatnya blastomere yang dihasilkan ukurannya tidak
seragam dan akan berdampak pada letak blastocoels dari spesies hewan tersebut.
b) Adanya sitoplasma (ribosom dan sentriol), yang sangat berpengaruh terhadap
pembelahan sel. Pada beberapa zigot hewan-hewan multiseluler sitoplasma juga
terdapat pada satu kutub zigot (animal pole), sehingga pembelahan sel pada kutub
ini berjalan lebih cepat jika dibandingkan dengan kutub yang lain (vegetal pole).
• Faktor Eksternal
a) Suhu (pembelahan zigotakanterhenti apabila suhu terlau rendah dan zigot akan
rusak apabila suhu tinggi).
b) Zat kimia dalam air
c) Tekanan air
d) pH air
e) Kadar garam (air yang hipertonis atau hipotonis dapat mempengaruhi pembelahan
zigot).