Anda di halaman 1dari 7

SKB Kemampuan Umum

Etika dan Hukum


By Denka Study

Medical Malpractice

Yaitu tindakan dari tenaga medis yang salah dalam melaksanakan profesi di bidang medik. Medical
malpractice ada dua yaitu: Ethical Malpractice dan legal malpractic.

1. Ethical Malpractice
Kesalahan atau kekeliruan tindakan tenaga medis yang diukur atau dilihat dengan paramater ketentuan
etika profesi medis (Kode Etik Kedokteran, Bidan, Apoteker dll)

2. Legal Malpractice
Kesalahan atau kekeliruan tindakan para medis (tenaga kesehatan) diukur atau dilihat dengan paramater
ketentuan-ketentuan hukum positif

a. Criminal Medical Malpractice


Tanggung jawab Hukum Criminal Malpractice Pada criminal malpractice pada umumnya
tanggung jawabnya selalu bersifat individual (bukan korporasi) dan personal (hanya pada yang
melakukan), oleh karena itu tidak dapat dialihkan kepada orang lain atau kepada rumah sakit. Namun
demikian dalam hal-hal tertentu korporasi (lembaga penyelenggara pelayanan medik) dapat dituntut
secara pidana. (Pasal: 42 jo pasal 80 UU.No.29 Th. 2004). Suatu perbuatan dapat dikategorikan
criminal malpractice apabila memenuhi rumusan tindak pidana yaitu :

1) Pertama perbuatan tersebut (positive act, atau negative act) harus merupakan perbuatan melawan
hukum (onrecht) atau tercela (actus reus), Suatu perbuatan disebut positif act apabila melakukan
perbuatan yang melanggar larangan. Sedangkan suatu perbuatan disebut negative act apabila tidak
melakukan sesuatu yang harus dilakukan.

Contoh Intentional Criminal Malpractice


- Melakukan aborsi tanpa indikasi/alasan medik
- Melakukan euthanasia
- Tidak melakukan pertolongan terhadap seseorang yang dalam keadaan emergency, walaupun ia
tahu tidak ada petugas medik lain yang akan menolongnya (negative act)
- Memberikan surat keterangan dokter isinya tidak benar.

2) Dilakukan dengan kesalahan (mens rea) yaitu berupa kealpaan (negligence), atau kecerobohan
(reckessness).

Contoh :

Recklessness Criminal Malpractice


- Melakukan tindakan medik yang tidak memenuhi standar profesi dan teori
medik.
- Melakukan tindakan medik tanpa informed consent, walaupun diketahui
tindakan medik tersebut mengharuskan adanya informed consent.

Negligence Criminal Malpractice


- Alpa atau kurang hati-hati dlm melakukan tindakan medik (operasi), shg ada
alat medik yang tertinggal di dalam perut.
- Alpa atau kurang hati-hati sehingga berakibat sakitnya semakin parah, cacat
bahkan meninggal dunia.
b. Civil Medical Malpractice

Civil Medical malpractice terjadi apabila dokter tidak melaksanakan kewajiban (wanprestasi),
yaitu tidak memberikan prestasinya sebagaimana yang telah disepakat dalam informed consent, atau
karena adanya perbuatan melawan hukum yang menimbulkan kerugian bagi (pasien dan atau
keluarganya).

Faktor/Indikasi Civil Malpractice


- Tidak melakukan (negative act) apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan.
- Melakukan (positive act) apa yang diperjanjikan, tetapi terlambat.
- Melaksanakan apa yang diperjanjikan, tetapi tidak sebagaimana yang diperjanjikan/tidak sempurna.
- Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan

Pertanggungjawaban Hukum Civil Malpractice


Pertanggungjawaban hukum dalam malpraktik perdata (civil malpractice) dapat bersifat
individual dan atau korporasi. Selain itu diterapkan pertanggungjawaban dengan dialihkan kepada
pihak lain berdasarkan sistem (principle of vicarious liability). Dengan demikian, rumah sakit dapat
dipertanggungjawabkan atas kesalahan yang dilakukan oleh dokter/petugas medis lainnya (sub
oordinat), dengan catatan tindakan dokter/petugas medis lainnya itu dilakukan dalam rangka
melaksanakan kewajiban dari rumah sakit tersebut.

c. Administrative Medical Malpractice

Administrative Medical Malpractice terjadi apabila tindakan para medis nyata-nyata telah
melanggar ketentuan hukum tata usaha negara/hukum administrasi negara. Sanksi hukum yang dapat
dijatuhkan bagi pelaku administrative malpractice adalah sanksi administratif.

Contoh Administrative Medical Malpractice


- Menjalankan praktik dokter tanpa izin.
- Melakukan tindakan medik yang tidak sesuai izin yang dimiliki.
- Melakukan praktik dokter dengan menggunakan izin yang telah habis masa
berlakunya (kadaluwarsa).
- Dalam kasus tertentu tindakan criminal malpractice sekaligus merupakan tindakan
administrative malpractice.

Prinsip Bioetika
Prinsip-prinsip bioetika pada dasarnya merupakan penerapan prinsip-prinsp etika dalam bidang
kedokteran dan kesehatan. Bioetika kedokteran merupakan salah satu etika khusus dan etika sosial dalam
kedokteran yang memenuhi kaidah praksiologik (praktis) dan filsafat moral (normatif) yang berfungsi
sebagai pedoman (das sollen) maupun sikap kritis reflektif (das sein), yang bersumber pada 4 kaidah dasar
moral (kaidah dasar bioetika-KDB) beserta kaidah turunannya. Kaidah dasar moral bersama dengan teori
etika dan sistematika etika yang memuat nilai-nilai dasar etika merupakan landasan etika profesi luhur
kedokteran. (Afandi, 2017; Suryadi, 2009) Beauchamp dan Childress (2001) menguraikan empat kaidah
dasar (basic moral principle) dan beberapa rules dibawahnya. Keempat kaidah dasar tersebut adalah:
(Afandi, 2017; Suryadi, 2009; Bhanji, 2013)

1. Prinsip beneficience, yaitu prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang ditujukan ke kebaikan
pasien;
2. Prinsip non maleficence, yaitu prinsip moral yang melarang tindakan yang memperburuk keadaan pasien.
Prinsip ini dikenal sebagai “primum non nocere” atau “above all do no harm”,
3. Prinsip autonomi, yaitu prinsip moral yang menghormati hak-hak pasien, terutama hak autonomi pasien
(the rights to self determination),
4. Prinsip justice, yaitu prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan dalam mendistribusikan

sumberdaya (distributive justice).


Pelanggaran dan Penanganan

Anda mungkin juga menyukai