Anda di halaman 1dari 5

PT PERDAGANGAN INDO MANDIRI SEJATI

Alamat : Jl. Arifin Ahmad No. 148 Kel. Sidomulyo Timur, Kec. Marpoyan Damai, Pekanbaru – Riau
Telp. 0761-7415370, Email : pimssejati@gmail.com

SOAL TEST BIDANG


PT PERDAGANGAN INDO MANDIRI SEJATI

PT Abadi adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jual beli barang dagang dan
telah berdiri sejak tahun 2015. Berikut data yang dimiliki oleh PT Abadi untuk tahun 2020.
Data Akun :

No Nama Akun Nominal


1 Kas Rp    2.500.000
2 Piutang dagang    Rp    2.800.000
3 Sewa dibayar dimuka Rp    2.200.000
4 Persediaan        Rp  10.000.000
5 Peralatan kantor Rp    3.000.000
6 Akumulasi penyusutan peralatan                          Rp       500.000
kantor
7 Utang usaha      Rp   3.000.000
8 Modal Tuan Joko   Rp 11.150.000
9 Prive Tuan Joko Rp       300.000
10 Penjualan Rp 10.000.000
11 Retur Penjualan Rp       500.000
12 Potongan Penjualan Rp       300.000
13 Pembelian Rp    5.500.000
14 Biaya Angkut Pembelian Rp       400.000
15 Retur Pembelian                          Rp      250.000
16 Pendapatan Jasa Rp   5.000.000
17 Beban Gaji               Rp   2.000.000
18 Beban Iklan Rp       400.000

Data Transaksi selama bulan Desember 2020 sebagai berikut :


Des        1       Dijual kepada Toko Bengawan barang dagangan Rp 1.500.000 faktur No.015
              2       Dibeli barang dagang dari PT. Sari Rp 2.500.000 faktur No.241
              5       Dijual tunai barang dagangan kepada Toko Ombilin Rp 500.000
6       Dibeli tunai perlengkapan kantor dari Toko Serayu Rp 150.000
7       Dibeli tunai dari Fa. Singkarak barang dagangan senilai Rp 1.000.000
12       Diterima dari Toko Bengawan pelunasan faktur No.015
19       Dikirim kembali kepada PT. Sari barang yang telah dibeli seharga Rp 400.000
20       Dijual kepada Toko Mahakam barang dagangan Rp 4.000.000 faktur No.016
22       Dibeli dari PT. Sari barang dagang Rp 2.500.000 faktur No.255
28    Dijual tunai barang dagang Rp 600.000 kepada Toko Sambas
30       Dibayar gaji karyawan Rp 500.000

Data penyesuaian adalah sebagai berikut :


a. Persediaan perlengkapan yang tersisa pada 31 Desember 2020 Rp 4.000.000
b. Sewa kantor Rp 2.200.000,-  dibayar tanggal 1 Mei 2020 untuk 1 tahun
c. Peralatan kantor disusutkan Rp 250.000,-
d. Iklan yang telah kadaluwarsa Rp 200.000,-

Diminta :
a.     Buatlah jurnal dari transaksi bulan Desember
b.     Susunlah jurnal penyesuaian berdasarkan data di atas

2. Mulyono menjual sebuah pupuk dengan harga Rp. 44.000.000 dan sudah termasuk PPN ke
PT. ABC, Berapa nilai DPP pada transaksi tersebut?
3. PT. Gragas merupakan PKP yang menjual elektronik di Palembang. Selama Agustus 2016, PT
Gragas melakukan berbagai transaksi sebagai berikut:
 Penjualan secara langsung kepada konsumen sebesar Rp1.600.000.000.
 Penyerahan BKP, yakni barang elektronik kepada Pemerintah Kota Palembang sebesar
Rp660.000.000. Harga tersebut sudah termasuk PPN.
 PT. Gragas juga membangun sebuah gudang elektronik seluar 500m2 di kawasan
pergudangan sendiri dengan biaya sebesar Rp550.000.000.
 Menyumbang ke sebuah yayasan panti jompo 1 buah televisi dengan harga Rp2.000.000
termasuk keuntungan Rp200.000.
 Selain transaksi di atas, terdapat tambahan transaksi selama bulan Agustus sebagai
berikut:
 Membeli sebuah mobil box untuk mengangkut barang dengan harga Rp550.000.000 dan
harga tersebut sudah termasuk PPN.
Dari transaksi-transaksi yang terjadi di atas, maka hitunglah PPN dari transaksi tersebut? Dan
berapa total PPN yang disetorkan?
3. PT Sinergi Abadi merupakan Perusahaan Tbk dengan penghasilan bruto sebesar
Rp80.000.000.000 dengan Penghasilan Kena Pajak dari hasil pembukuannya sebesar
Rp5.000.000.000. berapakah PPh terutang ?
4. PT Abadi Jaya memiliki peredaran bruto sebesar Rp45.000.000.000 dan Penghasilan Kena
Pajak adalah sebesar Rp 4.500.000.000. berapakah PPh terutang ?
2. DPP = 100/110 x nilai transaksi
= 100/110 x Rp 44.000.000
= Rp. 40.000.000
Dengan besaran DPP pada nilai Rp. 40.000.000, maka besaran PPN yang terutang pada transaksi
tersebut adalah:
PPN = 10% x Rp. 40.000.000
= Rp. 4.000.000

3. PPN dan PPnBM setiap transaksi contoh PPN di atas adalah sebagai berikut. 
Transaksi pertama:
PPN = 10% x Rp1.600.000.000 = Rp160.000.000 (pajak keluaran/penjualan)

Transaksi kedua:
DPP = 100/110 x Rp660.000.000 = Rp600.000.000
PPN = 10% x Rp600.000.000 = Rp60.000.000 (pajak keluaran/penjualan)

Transaksi ketiga:
DPP = 20% x Rp550.000.000 = Rp110.000.000
PPN = 10% x Rp110.000.000 = Rp100.000.000 (pajak keluaran)

Transaksi keempat:
DPP = Rp2.000.000 – Rp200.000 = Rp1.800.000 (pajak keluaran)

Transaksi tambahan:
DPP = 100/110 x Rp550.000.000 = Rp500.000.000
PPN = 10% x Rp500.000.000 = Rp50.000.000 (pajak masukan)

Total PPN yang harus disetorkan:


PPN keluaranya:
Transaksi pertama + transaksi kedua + transaksi ketiga + transaksi keempat
Rp160.000.000 + Rp60.000.000 + Rp100.000.000 + Rp1.800.000 = Rp321.800.000

PPN masukannya:
Rp50.000.000

Cara menghitung PPN yang harus disetorkan: Pajak keluaran – pajak masukan


Rp321.800.000 – Rp50.000.000 = Rp271.800.000

Jadi, total PPn yang perlu PT. Gragas setorkan atas transaksi yang dilakukan selama Agustus
2016 tersebut adalah sebesar Rp271.800.000.
PT AAA merupakan Perusahaan Tbk dengan penghasilan bruto sebesar
Rp80.000.000.000 dengan Penghasilan Kena Pajak dari hasil pembukuannya
sebesar Rp5.000.000.000.

Karena Peredaran Bruto PT AAA telah melebihi Rp50 miliar, maka


ketentuan penghitungan PPh sesuai Pasal 17 ayat (2a) yaitu menggunakan
tarif sebesar 25%.

Maka, PPh Badan Terutang PT AAA adalah:

Peredaran Bruto = Rp80.000.000.000


Penghasilan Kena Pajak = Rp5.000.000.000
PPh Badan = (25% x Penghasilan Kena Pajak)
= 25% x Rp5.000.000.000
= Rp1.250.000.000

Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan bagian penghasilan


kena pajak yang memperoleh fasilitas pengurangan tarif dan menghitung
besar PPh untuk bagian tersebut.

Peredaran Bruto = Rp45.000.000.000


Penghasilan Kena Pajak = Rp4.500.000.000
Bagian Penghasilan Kena Pajak dengan Fasilitas:
= ([Batas Penghasilan Bruto yang mendapat fasilitas tarif : Peredaran Bruto] x Penghasilan
= (Rp4.800.000.000/Rp45.000.000.000) x Rp4.500.000.000
= Rp480.000.000
PPh Terutang untuk Bagian dengan Fasilitas:
= (Pengurang Tarif x Tarif PPh x Penghasilan Kena Pajak dengan Fasilitas)
= 50% x 25% x Rp480.000.000
= Rp60.000.000
 
 

2. Langkah kedua

Langkah kedua adalah menentukan bagian Penghasilan Kena Pajak yang


tidak memperoleh fasilitas pengurangan tarif dan menghitung PPh atas
bagian tersebut.
Bagian Penghasilan Kena Pajak tidak memperoleh fasilitas diperoleh dari
pengurangan seluruh penghasilan kena pajak dengan bagian penghasilan kena
pajak yang memperoleh fasilitas.

Peredaran Bruto = Rp45.000.000.000


Penghasilan Kena Pajak = Rp4.500.000.000
Bagian Penghasilan Kena Pajak Tanpa Fasilitas:
= (Penghasilan Kena Pajak – Penghasilan Kena Pajak dengan Fasilitas)
= Rp4.500.000.000 – Rp480.000.000
= Rp4.020.000.000
PPh Terutang untuk Bagian Tanpa Fasilitas:
= (Tarif PPh x Penghasilan Kena Pajak Tanpa Fasilitas)
= 25% x Rp2.020.000.000
= Rp505.000.000
 
 

3. Langkah ketiga

Dengan demikian, besarnya PPh Badan Terutang PT CC adalah:

= (PPh Bagian dengan Fasilitas) + (PPh Bagian Tanpa Fasilitas)


= Rp60.000.000 + Rp505.000.000
= Rp565.000.000
 

Anda mungkin juga menyukai