Anda di halaman 1dari 23

PEMANFATAN CITRA SATELIT PENGINDERAAN JAUH

UNTUK PEMANTAUAN LAND SUBSIDENCE


TIM POKLITBANGJI LAND SUBSIDENCE, PUSFATJA, LAPAN

PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH


LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL

www.lapan.go.id
Jakarta is Sinking City….?
Naiknya permukaan laut akibat pemanasan iklim, laut di pesisir
Bangladesh, India, Indonesia, dan Filipina akan mengalami
kenaikan lima sampai 10 kali lipat pada 2050.

Tenggelamnya Jakarta tak hanya disebabkan oleh kenaikan


Sejumlah daerah di Pantura Jateng, seperti
permukaan air laut. Tanah di Jakarta juga turun karena perilaku
Langsa, Medan, Indragiri, Palembang, Pontianak, Semarang, Tegal, Pekalongan, Jepara dan Demak,
masyarakat kita, yakni penyedotan air tanah.
Palangkaraya, Mahakam, Gorontalo, Papua Selatan. mengalami penurunan permukaan tanah (land
Tangerang, Jakarta, Bekasi, Pongkor, Bandung, subsidence).
Bungbulang, Cilacap, Pondok Bali, Cirebon, Kendal,
Semarang, Demak, dan Pekalongan. Kota Semarang terparah, dengan laju land Pada umumnya, 2 hingga 3 decade mendatang, kota-kota pesisir di
subsidence mencapai 15 cm/tahun. Indonesia terancam kehilangan daratan di wilayah pesisirnya
Arifsyah (Jurkam Laut Greenpeace)
Dibuat regulasi pengambilan air tanah untuk
megurangi laju subsidensi. https://www.youtube.com/watch?v=Amkyt1SMKPc
Apa itu Penurunan Tanah ?

Penurunan tanah adalah penurunan perlahan dan bertahap atau tenggelamnya permukaan tanah secara tiba-tiba
yang disebabkan oleh proses alami, antropogenik, atau kombinasi keduanya. (Galloway dan Burbey, 2011)

Mengapa Penurunan Tanah Berbahaya ?

• Prosesnya cenderung perlahan, senyap, dan seringkali diabaikan dampaknya;


• Dapat sangat merusak infrastruktur linier (jembatan, jalan, jalur KA);
• Mengakibatkan masalah serius pada stabilitas bangunan;
• Menimbulkan kerugian ekonomi;
• Menimbulkan banjir rob.

Apakah Penyebabnya?

• Eksploitasi air tanah berlebihan;


• Beban bangunan diatas permukaan tanah;
• Konsolidasi alami tanah.
Photo Courtesy by: Heri Andreas, Mahsyur Irsyam
Bagaimana Caranya Mengamati dan Mengukur Penurunan Tanah ?

Pengamatan Permukaan:
1. Pemetaan Geologi Kuarter.
2. Pemetaan Geologi Teknik.
3. Monitoring dengan terestris dan penginderaan jauh.
(Geodetic Method)
Pengamatan Bawah Permukaan: Patok di 50 m
1. Kajian Hidrogeologi
2. Kajian Geologi Teknik
3. Kajian Geofisika
17 Mei 2016
Monitoring dengan Terestris, penurunan tanah dipantau menggunakan
beberapa metode, seperti: pengukuran leveling (extensometer),
pengamatan tingkat air tanah, survey GNSS (Global Navigation Satellite 9 Agustus 2017
System).

+ -
Click on the model to interact
Handal dan akurat Biaya pemasangan dan Pemeliharaan Tinggi
Photo Courtesy by:
pada tolak ukur Heri Andreas, Taufiq Wirabuana

tertentu Titik pengukuran memiliki tk kerapatan rendah


Bagaimana Satelit Dapat Mengidentifikasi dan Mengukur Penurunan Tanah ?

Penginderaan Jauh, penurunan tanah dipantau menggunakan dua atau


lebih citra satelit SAR/RADAR yang mengakuisisi wilayah yang sama dalam
Incident Electric Field
waktu berbeda.

SAR (Synthetic Aperture Radar): metode penginderaan jauh yang Backscattered


Electric Field
memanfatkan gelombang mikro dan metode signal processing pada
wahana bergerak untuk menciptakan efek antena sintesis demi
mendapatkan resolusi spasial citra yang tinggi.

Besar kecilnya panjang gelombang elektromagnetik yang digunakan Wave length : Wave length : Wave length :
mempengaruhi penetrasi gelombang tersebut pada objek 3.0-3.2 cm 6.0-7.5 cm 68.0 cm

di permukaan bumi.

Mengapa Data SAR?

• Mencakup area pengamatan yang luas;


• Dapat mengamati siang dan malam, tidak ada pengaruh awan maupun cuaca.
• Ekonomis (untuk pengamatan di area yang luas dan kerapatan titik pengamatan
Click on yang tinggi)
the model to interact

• Perkembangan teknologi SAR yang terus meningkat dari waktu ke waktu.


Source: ESA@2007
SAR untuk Pengamatan Pergerakan Tanah

Data SAR
(SLC Image)

Amplitudo Phase
(Backscatter Image) (Interferometry SAR)

Perubahan Perubahan Penurunan Pengangkatan


LU/LC Objek Tanah Tanah

InSAR merupakan suatu teknik yang digunakan untuk


mengekstraksi informasi tiga dimensi (3D) dari permukaan
bumi dengan pengamatan fasa gelombang radar.
Source: TRE-Altamira

Pengukuran fasa gelombang balik dilakukan pada dua citra Interferometri SAR memungkinkan mengukur parameter
Click on the model to interact
yang mengamati lokasi yang sama dalam kurun waktu geofisika, seperti: topografi permukaan, deformasi tanah dan
berbeda. Apabila ada pergeseran objek di permukaan tanah, penurunan permukaan tanah serta deteksi perubahan.
maka akan terjadi perubahan nilai fase pada gelombang
Cryosat (2002)
Envisat (2004)
SBAS InSAR 2002
Risat (2013)
PS-InSAR 1999 ALOS (2007, 2015)
ERS 1 (1992)
JERS (1993) Sentinel 1 (2015,2016)
ERS 2 (1996)
Radarsat 1 (1997)
State of The Art Methods
SEASAT (1978)
for Land Subsidence Monitoring
InSAR (1974)

Explanation
Differential InSAR (DInSAR)  Multiple and long series data
Permanent Scattered InSAR (PS-InSAR)  Single master data
Small Baseline Subset (SBAS InSAR)  Multiple master data
Bagaimana Ketersediaan Data SAR di LAPAN?
Mosaik TerraSAR 2017-2019 (Status Update : Juni 2020) ALOS PALSAR 2 (SCANSAR 50 m)

Sentinel 1 (Descending Mode) Sentinel 1 (Ascending Mode)

Polarisasi dual : VV dan VH


Ascending :
- 115 scenes / 12 harian
Descending
- 161 scenes / 12 harian

Sumber: Arief, 2020


Bagaimana Ketersediaan Data SAR di LAPAN? http://spacemap.lapan.go.id/

Ketersediaan Data TerraSAR-X/TanDEM-X, 2017 s/d 2019


(Status Jan 2020)

Interferometry Stack of TerraSAR-X

: Data 2017 (1.000.500 km2)


: Data 2018 (1.000.500 km2)
: Data 2019 (1.000.500 km2)

Sumber: Arief, 2020


Apa yang Telah Dilakukan LAPAN Dalam Memonitor Penurunan Tanah ?

• Data TSX / TDX dari Agt 2017 –Okt 2018 (19 Scenes) Wilayah Jakarta.
• Metode: Persistent Scattered Interferometry (PSI).
• Hasil : Kecepatan Laju Subsidence di Resampled Area (Jakarta Utara)
sekitar -10mm / tahun
(Arief, 2019)

Bagaimana dengan Kini?

• Bersama BAPPENAS , sejumlah K/L, dan institusi LN, sedang melakukan riset bersama untuk memantau penurunan
muka tanah di kota-kota pesisir pantai utara (PANTURA) Jawa.
• Menggunakan berbagai jenis citra satelit, riset tersebut dilaksanakan
untuk mendukung Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
untuk 2020-2024, dalam Proyek Utama Perlindungan Pesisir di 5
Wilayah Kota di Pantai Utara Jawa.

• Menjadi bagian dari Tim Pokja Pelaksanaan Mitigasi dan Amblesan Tanah di Dataran Rendah Pesisir. (Kemenkomarinvest)
Bagaimana dengan Kini?

Riset

• Mengembangkan metode pengolahan data SAR


untuk penurunan tanah yang sesuai dengan
karakteristik wilayah Indonesia dengan tingkat
ketelitian yang terukur.
• Menyiapkan arsitektur desain untuk system
automatisasi ekstraksi informasi penurunan tanah.

Produk Informasi

• Metode: DiNSAR.
• Data : Sentinel 1
• Software: Geohazards-TEP Platform.
• (+) : Proses Cepat, Historical Data Lengkap.
• (-) : Data yang digunakan masih terbatas jenisnya.
• DInSAR approach for Jakarta coastal area 2017-2020

2017-2018 2018-2019 2019-2020


Laju Displacement Rata-rata hingga -10 cm/tahun
• DInSAR approach for Pekalongan coastal area 2017-2020

2017-2018 2018-2019 2019-2020

Laju Displacement Rata-rata hingga -7 cm/tahun


• DInSAR approach for Semarang coastal area 2017-2020

2017-2018 2018-2019 2019-2020


Laju Displacement Rata-rata hingga -6 cm/tahun
• DInSAR approach for Surabaya coastal area 2017-2020

2017-2018 2018-2019 2019-2020


Laju Displacement Rata-rata hingga -8 cm/tahun
• PSI methods With Terasarx Data  dinSAR methdos with Sentinel 1 Data

Land Subsidence Value in PSI methods and diNSAR


0.02000000000
0.01000000000
0.00000000000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
-0.01000000000
-0.02000000000
-0.03000000000
-0.04000000000
-0.05000000000
-0.06000000000
-0.07000000000
-0.08000000000

PSI dinSAR
Bagaimana dengan Akurasi-nya?

Uji Akurasi Informasi LoS dari Citra Sentinel 1 tahun 2018 dengan
Data MONAS di Wilayah Jakarta
HASIL SEMENTARA

Data Citra Vertical Displacement DKI Jakarta


RMSE = 4.82 cm
Apa Selanjutnya ?

• Uji akurasi (vertikal dan horizontal) menggunakan data dari pengukuran lapangan (survei leveling, GNSS), yang telah
dilakukan oleh Kementerian energi dan sumber daya mineral, BPPT, BIG, ITB, Undip, dan lainnya.

• Mengembangkan metode untuk mengekstraksi informasi tentang penurunan tanah untuk meningkatkan akurasi.
(misalnya: menggunakan metode PSBAS).

• Uji coba menggunakan berbagai sensor data SAR (X, L, dan C band) untuk menentukan potensi penggunaannya
untuk berbagai jenis tutupan lahan.

• Uji coba menggunakan berbagai sensor data SAR (X, L, dan C band) untuk menentukan potensi penggunaannya
untuk berbagai jenis tutupan lahan.
Kesimpulan

• Data penginderaan jauh (space borne maupun air borne) dapat memberikan informasi awal akan terjadinya
fenomena penurunan tanah di suatu wilayah secara cepat, hemat, akurat, berulang, dan mencakup wilayah yang
luas.
• Keakuratan teknologi SAR tidak dapat menyamai akurasi pengamatan di lapangan (GPS, leveling, dan lainnya), tetapi
cukup efektif untuk diterapkan pada cakupan area yang luas, menghemat waktu dan pengamatan dapat dilakukan
dalam rangkaian waktu.
• Informasi indikasi penurunan tanah dari data penginderaan jauh dapat dijadikan sebagai salah satu data dasar dalam
analisis keruangan pada proses penyusunan rencana tata ruang kota atau perizinan pembangunan fisik wilayah

Saran

• Informasi LoS (Line of Sight)perlu diverifikasi dan validasi dengan data pengukuran lapangan (GNSS, Levelling Survey,
dll) untuk mendapatkan laju penurunan vertikal (z values).
Perlu dukungan dan kerjasama dengan institusi terkait untuk menghasilkan informasi yang komprehensif dan akurat.
• Dibutuhkan data SAR/RADAR dalam jumlah yang banyak dan lengkap untuk mendapatkan tingkat akurasi yang baik.
Melakukan kerjasama dengan badan antariksa negara lain dan institusi pendidikan untuk melengkapi ketersediaan
data SAR di Indonesia.
Kuis
Apa format tipe data Sentinel 1 yang bisa digunakan untuk
menghasilkan Informasi deformasi,penurunan muka tanah dan
topografi permukaan dalam metode InSAR?
• A.GRD
• B.SLC
Saran
• C.ARD
• D.SSC
dipo.yudhatama@lapan.go.id
mohammadardha@gmail.com
jansensitorud@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai