Makalah Penginderaan Jauh
Makalah Penginderaan Jauh
www.lapan.go.id
Jakarta is Sinking City….?
Naiknya permukaan laut akibat pemanasan iklim, laut di pesisir
Bangladesh, India, Indonesia, dan Filipina akan mengalami
kenaikan lima sampai 10 kali lipat pada 2050.
Penurunan tanah adalah penurunan perlahan dan bertahap atau tenggelamnya permukaan tanah secara tiba-tiba
yang disebabkan oleh proses alami, antropogenik, atau kombinasi keduanya. (Galloway dan Burbey, 2011)
Apakah Penyebabnya?
Pengamatan Permukaan:
1. Pemetaan Geologi Kuarter.
2. Pemetaan Geologi Teknik.
3. Monitoring dengan terestris dan penginderaan jauh.
(Geodetic Method)
Pengamatan Bawah Permukaan: Patok di 50 m
1. Kajian Hidrogeologi
2. Kajian Geologi Teknik
3. Kajian Geofisika
17 Mei 2016
Monitoring dengan Terestris, penurunan tanah dipantau menggunakan
beberapa metode, seperti: pengukuran leveling (extensometer),
pengamatan tingkat air tanah, survey GNSS (Global Navigation Satellite 9 Agustus 2017
System).
+ -
Click on the model to interact
Handal dan akurat Biaya pemasangan dan Pemeliharaan Tinggi
Photo Courtesy by:
pada tolak ukur Heri Andreas, Taufiq Wirabuana
Besar kecilnya panjang gelombang elektromagnetik yang digunakan Wave length : Wave length : Wave length :
mempengaruhi penetrasi gelombang tersebut pada objek 3.0-3.2 cm 6.0-7.5 cm 68.0 cm
di permukaan bumi.
Data SAR
(SLC Image)
Amplitudo Phase
(Backscatter Image) (Interferometry SAR)
Pengukuran fasa gelombang balik dilakukan pada dua citra Interferometri SAR memungkinkan mengukur parameter
Click on the model to interact
yang mengamati lokasi yang sama dalam kurun waktu geofisika, seperti: topografi permukaan, deformasi tanah dan
berbeda. Apabila ada pergeseran objek di permukaan tanah, penurunan permukaan tanah serta deteksi perubahan.
maka akan terjadi perubahan nilai fase pada gelombang
Cryosat (2002)
Envisat (2004)
SBAS InSAR 2002
Risat (2013)
PS-InSAR 1999 ALOS (2007, 2015)
ERS 1 (1992)
JERS (1993) Sentinel 1 (2015,2016)
ERS 2 (1996)
Radarsat 1 (1997)
State of The Art Methods
SEASAT (1978)
for Land Subsidence Monitoring
InSAR (1974)
Explanation
Differential InSAR (DInSAR) Multiple and long series data
Permanent Scattered InSAR (PS-InSAR) Single master data
Small Baseline Subset (SBAS InSAR) Multiple master data
Bagaimana Ketersediaan Data SAR di LAPAN?
Mosaik TerraSAR 2017-2019 (Status Update : Juni 2020) ALOS PALSAR 2 (SCANSAR 50 m)
• Data TSX / TDX dari Agt 2017 –Okt 2018 (19 Scenes) Wilayah Jakarta.
• Metode: Persistent Scattered Interferometry (PSI).
• Hasil : Kecepatan Laju Subsidence di Resampled Area (Jakarta Utara)
sekitar -10mm / tahun
(Arief, 2019)
• Bersama BAPPENAS , sejumlah K/L, dan institusi LN, sedang melakukan riset bersama untuk memantau penurunan
muka tanah di kota-kota pesisir pantai utara (PANTURA) Jawa.
• Menggunakan berbagai jenis citra satelit, riset tersebut dilaksanakan
untuk mendukung Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
untuk 2020-2024, dalam Proyek Utama Perlindungan Pesisir di 5
Wilayah Kota di Pantai Utara Jawa.
• Menjadi bagian dari Tim Pokja Pelaksanaan Mitigasi dan Amblesan Tanah di Dataran Rendah Pesisir. (Kemenkomarinvest)
Bagaimana dengan Kini?
Riset
Produk Informasi
• Metode: DiNSAR.
• Data : Sentinel 1
• Software: Geohazards-TEP Platform.
• (+) : Proses Cepat, Historical Data Lengkap.
• (-) : Data yang digunakan masih terbatas jenisnya.
• DInSAR approach for Jakarta coastal area 2017-2020
PSI dinSAR
Bagaimana dengan Akurasi-nya?
Uji Akurasi Informasi LoS dari Citra Sentinel 1 tahun 2018 dengan
Data MONAS di Wilayah Jakarta
HASIL SEMENTARA
• Uji akurasi (vertikal dan horizontal) menggunakan data dari pengukuran lapangan (survei leveling, GNSS), yang telah
dilakukan oleh Kementerian energi dan sumber daya mineral, BPPT, BIG, ITB, Undip, dan lainnya.
• Mengembangkan metode untuk mengekstraksi informasi tentang penurunan tanah untuk meningkatkan akurasi.
(misalnya: menggunakan metode PSBAS).
• Uji coba menggunakan berbagai sensor data SAR (X, L, dan C band) untuk menentukan potensi penggunaannya
untuk berbagai jenis tutupan lahan.
• Uji coba menggunakan berbagai sensor data SAR (X, L, dan C band) untuk menentukan potensi penggunaannya
untuk berbagai jenis tutupan lahan.
Kesimpulan
• Data penginderaan jauh (space borne maupun air borne) dapat memberikan informasi awal akan terjadinya
fenomena penurunan tanah di suatu wilayah secara cepat, hemat, akurat, berulang, dan mencakup wilayah yang
luas.
• Keakuratan teknologi SAR tidak dapat menyamai akurasi pengamatan di lapangan (GPS, leveling, dan lainnya), tetapi
cukup efektif untuk diterapkan pada cakupan area yang luas, menghemat waktu dan pengamatan dapat dilakukan
dalam rangkaian waktu.
• Informasi indikasi penurunan tanah dari data penginderaan jauh dapat dijadikan sebagai salah satu data dasar dalam
analisis keruangan pada proses penyusunan rencana tata ruang kota atau perizinan pembangunan fisik wilayah
Saran
• Informasi LoS (Line of Sight)perlu diverifikasi dan validasi dengan data pengukuran lapangan (GNSS, Levelling Survey,
dll) untuk mendapatkan laju penurunan vertikal (z values).
Perlu dukungan dan kerjasama dengan institusi terkait untuk menghasilkan informasi yang komprehensif dan akurat.
• Dibutuhkan data SAR/RADAR dalam jumlah yang banyak dan lengkap untuk mendapatkan tingkat akurasi yang baik.
Melakukan kerjasama dengan badan antariksa negara lain dan institusi pendidikan untuk melengkapi ketersediaan
data SAR di Indonesia.
Kuis
Apa format tipe data Sentinel 1 yang bisa digunakan untuk
menghasilkan Informasi deformasi,penurunan muka tanah dan
topografi permukaan dalam metode InSAR?
• A.GRD
• B.SLC
Saran
• C.ARD
• D.SSC
dipo.yudhatama@lapan.go.id
mohammadardha@gmail.com
jansensitorud@gmail.com