Anda di halaman 1dari 53

EVALUASI MODUL PEMBELAJARAN

Disusun Oleh
Ziyad Fauzi Ahmad
NIM. 21107251033

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI PEMBELAJARAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................... i

DAFTAR TABEL .......................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2

C. Tujuan ................................................................................................................ 2

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Modul ............................................................................................... 3

B. Karakteristik Modul ........................................................................................... 4

C. Komponen Modul .............................................................................................. 6

D. Mutu Modul ..................................................................................................... 12

E. Teori Warna ..................................................................................................... 15

BAB III PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN

A. Pengembangan Modul dengan Model ADDIE ................................................ 22

BAB IV PEMANFAATAN MODUL PEMBELAJARAN

A. Integrasi Modul dalam Pembelajaran .............................................................. 26

B. Pemanfaatan Modul dalam Pembelajaran ........................................................ 27

BAB V EVALUASI MODUL PEMBELAJARAN

A. Instrumen Evaluasi Modul untuk Ahli Media ................................................. 29

B. Rubrik Penilaian Instrumen Ahli Media .......................................................... 31

C. Instrumen Evaluasi Modul untuk Ahli Materi ................................................. 34

D. Rubrik Penilaian Instrumen Ahli Materi ......................................................... 37

E. Instrumen Evaluasi Modul untuk Pendidik ..................................................... 38

i
F. Rubrik Penilaian Instrumen untuk Pendidik .................................................... 41

G. Instrumen Evaluasi Modul untuk Peserta Didik .............................................. 42

H. Rubrik Penilaian Instrumen untuk Peserta Didik ............................................ 45

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 47

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Campuran Warna Primer .................................................................................. 16

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Format Kerangka Modul................................................................................. 8


Gambar 2. Warna Primer (Merah, Kuning, Biru)........................................................... 16
Gambar 3. Warna Sekunder ........................................................................................... 16
Gambar 4. Warna Tersier ............................................................................................... 17
Gambar 5. Warna Hangat dan Dingin ............................................................................ 17
Gambar 6. Tints, Shades, Tones ..................................................................................... 18
Gambar 7. Warna Komplementer ................................................................................... 19
Gambar 8. Warna Analogus ........................................................................................... 20
Gambar 9. Warna Triadic ............................................................................................... 20
Gambar 10. Warna Split Komplementer ........................................................................ 21
Gambar 11. Warna Tetradic ........................................................................................... 21

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Evaluasi merupakan proses berkesinambungan untuk penyediaan informasi
yang dpat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang
didahului oleh proses pengukuran dan penilaian (Nunuk Suryani, 2018: 208).
Evaluasi perlu dilakukan dalam tahapan pengembangan bahan ajar untuk kegiatan
pembelajaran. Hal tersebut dimaksudkan untuk melihat kualitas bahan ajar, baik
dari segi isi materi, tampilan, teknis, signifikansi pengaruhnya terhadap
pembelajaran, sehingga bahan ajar tersebut dapat memenuhi persyaratan sebagai
bahan ajar yang baik.
Bahan ajar yang baik adalah bahan ajar yang mampu mendukung kegiatan
pembelajaran menjadi lebih efektif. Penting untuk mempertimbangkan berbagai hal
terkait dengan pengembangan bahan ajar, karena bahan ajar yang baik bukan hanya
bahan ajar yang menarik dari segi tampilan saja, namun bahan ajar tersebut haruslah
mampu meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran.
Modul sebagai salah satu jenis bahan ajar dapat menjadi alternatif untuk
mendukung kegiatan pembelajaran. Penggunaan modul dalam pembelajaran dapat
mendukung pendekatan pembelajaran yang bersifat student center. Pembelajaran
dengan modul menuntut peserta belajar untuk belajar secara mandiri, mulai dari
membaca uraian dan petunjuk dalam kegiatan pembelajaran, menjawab pertanyaan,
hingga melaksanakan pekerjaan yang harus diselesaikan dalam setiap tugas
(Mulyasa, 2003: 45).
Pentingnya sebuah modul sebagai salah satu bahan ajar, disadari sepenuhnya
oleh pihak-pihak yang terkait dalam penyelenggaraan pembelajaran. Namun,
penyusunan modul yang ideal untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan
bukanlah sesuatu yang mudah dan sederhana dilakukan baik dari segi penulisan
maupun substansinya. Penulisan modul yang tidak sesuai kebutuhan ataupun tidak
memenuhi standar serta kaidah-kaidah penulisan yang baik tidak hanya
menyulitkan peserta belajar dalam memahami dan menyelesaikan kegiatan

1
pembelajaran, tetapi pada juga dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan
pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan modul?
2. Bagaimana karakteristik modul untuk pembelajaran?
3. Apa saja komponen modul?
4. Bagaimana mutu modul yang baik untuk pembelajaran?
5. Bagaimana mengembangkan modul untuk pembelajaran?
6. Bagaimana pemanfaatan modul untuk pembelajaran?
7. Bagaimana prosedur evaluasi modul untuk pembelajaran?

C. Tujuan
1. Memahami pengertian modul.
2. Memahami karakteristik modul untuk pembelajaran.
3. Memahami komponen modul.
4. Memahami mutu modul yang baik untuk pembelajaran.
5. Memahami pengembangan modul untuk pembelajaran.
6. Memahami pemanfaatan modul untuk pembelajaran.
7. Memahami prosedur evaluasi modul untuk pembelajaran.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Modul
Pengembangan modul dapat menjadi salah satu alternatif penyelesaian
masalah dalam pembelajaran. Tentunya perlu dilakukan analisis terlebih dahulu
terkait dengan masalah yang ada. Apabila permasalahan terletak pada waktu
pembelajaran yang terbatas sehingga memerlukan bahan ajar yang dapat digunakan
secara mandiri oleh peserta belajar, maka modul dapat menjadi salah satu solusinya.
Modul merupakan bahan ajar yang dirancang secara sistematis berdasarkan suatu
kurikulum dan disusun dalam bentuk satuan kegiatan pembelajaran yang
memungkinkan dipelajari oleh pengguna secara mandiri dalam kurun waktu
tertentu hingga pengguna menguasai kompetensi yang diharapkan (Purwanto,
2007:9).
Sebuah modul pembelajaran (Sharon E. Smaldino dkk, 2012: 279)
merupakan bahan ajar yang dirancang secara lengkap untuk digunakan oleh peserta
belajar atau sekelompok kecil peserta belajar tanpa adanya kehadiran seorang guru.
Tujuan modul secara umum adalah untuk memudahkan belajar tanpa adanya
pendampingan secara langsung saat proses belajar, sehingga seluruh elemen yang
digunakan untuk pembelajaran hendaknya dikumpulkan dalam satu unit baik
berupa cetak maupun digital berbasis komputer.
Modul pembelajaran dipilih berdasarkan pada kelebihan yang dimiliki oleh
modul. Modul pada dasarnya merupakan bahan ajar yang dapat digunakan secara
mandiri, sehingga pengguna dapat belajar menggunakan modul di mana saja dan
kapan saja tanpa terikat dengan waktu dan tempat. Modul dapat menyampaikan
pesan menggunakan kata-kata/teks, angka, dan gambar sehingga mampu
mendukung untuk meningkatkan motivasi belajar penggunanya. Hal ini tentu harus
dibersamai dengan pengembangan modul yang sesuai dengan prosedur
pengembangan. Menurut Fatimah et al., (2013) Keunggulan bahan ajar modul
lainnya adalah dapat dijadikan sebagai bahan ajar mandiri yang berfungsi untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk belajar sendiri. Apabila pengguna
telah terbiasa mempelajari suatu pengetahuan menggunakan modul secara mandiri,

3
maka secara tidak langsung kemampuan pengguna tersebut dalam mempelajari
pengerahuan secara mandiri juga meningkat. Oleh karena itu, penyusunan modul
harus memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran dan sesuai dengan hakikat atau
karakteristik modul.

B. Karakteristik Modul
Pengembangan modul harus memperhatikan karakteristik yang diperlukan
dan sesuai dengan kebutuhan belajar dalam sebuah proses pembelajaran agar
mampu menjadi bahan ajar yang baik. Untuk menghasilkan modul yang baik dan
mampu meningkatkan motivasi belajar, pengembangan modul harus
memperhatikan karakteristik yang diperlukan sebagai modul, yaitu (Direktorat
Bina Operasi Dan Pemeliharaan, 2019):
1. Self instructional (pembelajaran mandiri)
Modul merupakan bahan ajar yang memungkinkan peserta belajar
untuk menggunakannya secara mandiri dan tidak tergantung dengan pihak
lain. Oleh karena itu, modul haru memiliki karakter self instructional
(pembelajaran mandiri). Karakter self instructional dapat dipenuhi dengan
memperhatikan perihal berikut.
a. Terdapat tujuan pembelajaran yang jelas,
b. Materi pembelajaran dikemas dalam tahapan kegiatan yang spesifik,
sehingga memudahkan untuk dipelajari secara tuntas,
c. Memuat contoh atau ilustrasi yang mampu mendukung kejelasan materi
pembelajaran,
d. Terdapat soal latihan atau tugas yang memungkinkan menjadi alat ukur
penguasaan materi peserta belajar,
e. Penyajian materi sesuai dengan konteks kegiatan maupun lingkungan
dari peserta belajar,
f. Bahasa yang digunakan sederhana dan komunikatif,
g. Terdapat rangkuman materi pembelajaran,
h. Mencakup instrumen penilaian yang memungkinkan peserta belajar
untuk melakukan penilaian secara mandiri (self assessment),

4
i. Adanya umpan balik (feed back) atas penilaian peserta belajar sehingga
peserta belajar mampu mengetahui tingkat penguasaan materi,
j. Mencakup informasi tentang referensi yang mendukung materi
pembelajaran.
2. Self contained (materi memadai/menyatu)
Karakter modul dapat menjadi self-contained bila seluruh materi
pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam modul tersebut dan sesuai
dengan kompetensi yang diharapkan. Penulisan modul sebaiknya ditulis lebih
runtut dan utuh, ditujukan agar pengguna atau peserta belajar lebih mudah
memahami materi yang dimuat dalam modul. Jadi sesuai dengan satu
kesatuan disiplin ilmu, yang telah disesuaikan dengan unit kompetensi.
Tujuan dari karakter ini adalah memberikan kesempatan peserta belajar untuk
mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena materi belajar
dikemas dalam satu kesatuan yang utuh. Apabila akan melakukan pembagian
materi dari satu standar kompetensi atau kompetensi dasar, maka harus
mempertimbangkan keluasan dari standar tersebut.
3. Stand alone (berdiri sendiri)
Modul sebagai bahan ajar mandiri selayaknya tidak membutuhkan
bahan ajar lain untuk dapat digunakan. Karakter modul yang tidak
membutuhkan bahan ajar lainnya untuk dapat digunakan ini disebut dengan
stand alone. Stand alone (berdiri sendiri) merupakan karakteristik modul
yang tidak tergantung pada bahan ajar/media lain dan dapat digunakan cukup
dengan modul saja. Dengan menggunakan modul, peserta belajar tidak perlu
bahan ajar yang lain untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada
modul tersebut. Jika peserta belajar masih menggunakan dan bergantung pada
bahan ajar lain selain modul yang digunakan, maka bahan ajar tersebut tidak
dapat dikategorikan sebagai modul yang berdiri sendiri.
4. Adaptive (beradaptasi)
Modul hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi. Modul dibuat sesuai dengan
perkembangan ilmu terbaru sehingga ilmu yang dipaparkan mengikuti
perkembangan ilmu teknologi yang saat ini sedang berkembang. Hal tersebut

5
dapat mengantisipasi terjadinya kondisi bosan bagi peserta belajar. Tantangan
bagi pengembang modul untuk terus berkreasi lebih kreatif dalam menyusun
modul. Kreatif menyusun dan membuat modul yang lebih menarik,
menantang dan memotivasi minat baca peserta didik. Selain berfokus kepada
konten terkait materi, penyusun juga dapat mengaitkan materi dengan
penemuan terbaru saat ini agar peserta belajar juga mendapatkan pengetahuan
dan wawasan yang lebih luas.
5. User friendly (mudah digunakan)
Penyusunan modul disesuaikan dengan karakteristik dari target
penggunanya, sehingga modul hendaknya juga memenuhi kaidah user
friendly atau bersahabat/akrab dengan penggunanya. Setiap instruksi dan
paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan
pemakainya, termasuk kemudahan pengguna dalam mempelajari modul
sesuai keinginan dna kemampuan. Penggunaan bahasa yang sederhana,
mudah dimengerti, serta menggunakan istilah yang umum digunakan,
merupakan salah satu bentuk user friendly. Jika modul dibuat untuk pelajar
SMP, maka bahasa yang digunakan menggunakan bahasa anak usia SMP.
Apabila modul diperuntukan untuk pelajar SMA, maka bahasa yang
digunakanpun juga disesuaikan dengan bahasa anak usia SMA. Begitupun
ketika buku di peruntukan untuk buku S1 atau jenjang di atasnya, maka isi
atau konten-kontennya pun juga harus disesuaikan. Fungsinya adalah agar
modul menjadi lebih akrab dan bersahabat dengan pengguna.

C. Komponen Modul
Menurut (Hujair AH Sanaky, 2013: 191) modul pembelajaran memuat
petunjuk umum penggunaan modul, materi pembelajaran, dan lembar kerja atau
evaluasi kegiatan pembelajaran.
1. Petunjuk Umum
Petunjuk umum dalam modul pembelajaran terdiri atas:
a. Kompetensi dasar,
b. Pokok materi pembelajaran,
c. Indikator pencapaian,

6
d. Referensi atau buku-buku yang digunakan,
e. Strategi atau skenario pembelajaran,
f. Lembar kegiatan belajar,
g. Evaluasi.
2. Materi pembelajaran, berisi satu pokok bahasan atau lebih, disajikan dalam
pembagian setiap pertemuan, disesuaikan dengan silabus pembelajaran.
3. Lembar kerja, terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang menjadi instrumen
untuk mengetahui pemahaman pengguna terhadap materi yang telah
dipelajari.
Sharon E. Smaldino (2012: 279) menjelaskan bahwa terdapat beberapa
komponen dalam modul pembelajaran, yaitu:
1. Dasar pemikiran, berisi penjelasan kepada pengguna mengenai pentingnya
mempelajari materi dalam modul.
2. Tujuan pembelajaran, berisi hasil yang diharapkan dapat diperoleh oleh
pengguna setelah menyelesaikan modul.
3. Ujian awal, berisi instrumen pertanyaan yang dapat menggambarkan kondisi
awal atau kemampuan prasyarat dari pengguna.
4. Material multimedia, hendaknya modul menggunakan tidak hanya satu jenis
media saja, namun perlu untuk memadukan beberapa jenis media dalam satu
modul. Ragam media yang digunakan dapat memberikan manfaat untuk
digunakan dalam modul.
5. Kegiatan pembelajaran, berisi strategi atau tahapan yang harus dilakukan oleh
pengguna untuk dapat mempelajari materi yang ada pada modul.
6. Latihan (praktik) dengan umpan balik, berisi kegiatan praktik yang perlu
dilakukan oleh pengguna untuk dapat memahami setiap tujuan dan
memberikan umpan balik terkait dengan ketepatan respon pengguna.
7. Ujian mandiri, berisi instrumen pertanyaan yang digunakan untuk
memberikan kesempatan kepada pengguna dalam meninjau kembali dan
memeriksa kemajuan pengguna masing-masing.
8. Ujian penutup, berisi instrumen pertanyaan yang berguna untuk menilai
ketercapaian pengguna terhadap tujuan yang telah ditentukan.

7
Format penulisan modul dapat dikembangkan sesuai dengan kompetensi
yang akan dicapai dan alokasi waktu yang tersedia. Format modul dapat disusun
sebagai berikut Dwi Rahdiyanta (2016).

Halaman Sampul
Halaman Francis
Kata Pengantar
Daftar Isi
Peta Kedudukan Modul
Glosarium

I. PENDAHULUAN
Deskripsi
Prasarat
Petunjuk Penggunaan Modul
Penjelasan Bagi Siswa
Peran Guru Antara Lain
Tujuan Akhir
Kompetensi
Cek Kemampuan

II. PEMBELAJARAN
A. Rencana Belajar Siswa
B. Kegiatan Belajar
1. Kegiatan Belajar 1
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
b. Uraian Materi
c. Rangkuman
d. Tugas
e. Tes Formatif
f. Kunci Jawaban Formatif
g. Lembar Kerja
2. Kegiatan Belajar 2
3. Kegiatan Belajar N

III. EVALUASI
Kognitif Skill
Psikomotor Skill
Attitude Skill
Produk/Benda Kerja Sesuai Kriteria Standart
Batasan Waktu Yang Telah Ditetapkan
Kunci Jawaban
Daftar Pustaka

PENUTUP

Gambar 1. Format Kerangka Modul

8
Penjelasan terkait dengan kerangka modul sesuai gambar di atas adalah
sebagai berikut.
1. Halaman Sampul
Berisi antara lain: judul modul, sasaran modul, gambar ilustrasi,
penulis/penyusun, tahun pembuatan modul.
2. Kata Pengantar
Memuat informasi tentang peran modul dalam proses pembelajaran.
3. Daftar Isi
Memuat kerangka (outline) modul dan dilengkapi dengan nomor
halaman.
4. Peta Kedudukan Modul
Diagram yang menunjukkan kedudukan modul dalam keseluruhan
program pembelajaran.
5. Glosarium
Memuat penjelasan tentang arti dari setiap istilah, kata-kata sulit dan
asing yang digunakan dan disusun menurut urutan abjad (alphabetis).
6. Standar Kompetensi
Standar kompetensi yang akan dipelajari pada modul.
7. Deskripsi
Penjelasan singkat tentang nama dan ruang lingkup isi modul, kaitan
modul dengan modul lainnya, hasil belajar yang akan dicapai setelah
menyelesaikan modul, serta manfaat kompetensi tersebut dalam proses
pembelajaran dan kehidupan secara umum.
8. Waktu
Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menguasai kompetensi yang
menjadi target belajar.
9. Prasyarat
Kemampuan awal yang dipersyaratkan untuk mempelajari modul
tersebut, baik berdasarkan bukti penguasaan modul lain maupun dengan
menyebut kemampuan spesifik yang diperlukan.
10. Petunjuk Penggunaan Modul
Memuat panduan tatacara menggunakan modul, yaitu:

9
a. Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mempelajari modul
secara benar,
b. Perlengkapan, seperti sarana/prasarana/ fasilitas yang harus
dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan belajar,
11. Tujuan Akhir
Pernyataan tujuan akhir (performance objective) yang hendak dicapai
peserta belajar setelah menyelesaikan suatu modul. Rumusan tujuan akhir
tersebut harus memuat:
a. Kinerja (perilaku) yang diharapkan
b. Kriteria keberhasilan
c. Kondisi atau variable yang diberikan
12. Cek Penguasaan Standar Kompetensi
Berisi tentang daftar pertanyaan yang akan mengukur penguasaan awal
kompetensi peserta belajar, terhadap kompetensi yang akan dipelajari pada
modul ini. Apabila peserta belajar telah menguasai standar kompetensi/
kompetensi dasar yang akan dicapai, maka peserta belajar dapat mengajukan
uji kompetensi kepada penilai.
13. Pembelajaran 1
Kompetensi dasar yang hendak dipelajari.
a. Tujuan
Memuat kemampuan yang harus dikuasai untuk satu kesatuan
kegiatan belajar. Rumusan tujuan kegiatan belajar relatif tidak terikat
dan tidak terlalu rinci.
b. Uraian Materi
Berisi uraian pengetahuan/ konsep/ prinsip tentang kompetensi
yang sedang dipelajari.
c. Rangkuman
Berisi ringkasan pengetahuan/ konsep/ prinsip yang terdapat pada
uraian materi.

10
d. Tugas
Berisi instruksi tugas yang bertujuan untuk penguatan
pemahaman terhadapkonsep/ pengetahuan/ prinsip-prinsip penting
yang dipelajari. Bentuk-bentuk tugas dapat berupa:
1) Kegiatan observasi untuk mengenal fakta,
2) Studi kasus,
3) Kajian materi,
4) Latihan-latihan.
Setiap tugas yang diberikan perlu dilengkapi dengan lembar
tugas, instumen observasi, atau bentuk-bentuk instrumen yang lain
sesuai dengan bentuk tugasnya
e. Tes
Berisi tes tertulis sebagai bahan pengecekan bagi peserta belajar
dan guru untuk mengetahui sejauh mana penguasaan hasil belajar yang
telah dicapai, sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan berikut.
f. Lembar Kerja Praktik
Berisi petunjuk atau prosedur kerja suatu kegiatan praktik yang
harus dilakukan peserta belajar dalam rangka penguasaan kemampuan
psikomotorik. Isi lembar kerja antara lain: alat dan bahan yang
digunakan, petunjuk tentang keamanan/keselamatan kerja yang harus
diperhatikan, langkah kerja, dan gambar kerja (jika diperlukan) sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai. Lembar kerja perlu dilengkapai
dengan lembar pengamatan yang dirancang sesuai dengan kegiatan
praktik yang dilakukan.
14. Pembelajaran 2 s.d N
Pembelajaran 2 sampai seterusnya mengikuti tata cara yang sama
dengan pembelajaran namun berbeda topik dan fokus bahasan.
15. Evaluasi
Teknik atau metoda evaluasi harus disesuaikan dengan ranah (domain)
yang dinilai, serta indikator keberhasilan yang diacu.

11
16. Tes Kognitif
Instrumen penilaian kognitif dirancang untuk mengukur dan
menetapkan tingkat pencapaian kemampuan kognitif (sesuai standar
kompetensi dasar). Soal dikembangkan sesuai dengan karakteristik aspek
yang akan dinilai dan dapat menggunakan jenis-jenis tes tertulis yang dinilai
cocok.
17. Tes Psikomotor
Instrumen penilaian psikomotor dirancang untuk mengukur dan
menetapkan tingkat pencapaian kemampuan psikomotorik dan perubahan
perilaku (sesuai standar kompetensi/ kompetensi dasar). Soal dikembangkan
sesuai dengan karakteristik aspek yang akan dinilai.
18. Penilaian Sikap
Instrumen penilaian sikap dirancang untuk mengukur sikap kerja
(sesuai kompetensi/standar kompetensi dasar).
19. Kunci Jawaban
Berisi jawaban pertanyaan dari tes yang diberikan pada setiap kegiatan
pembelajaran dan evaluasi pencapaian kompetensi, dilengkapi dengan kritria
penilaian pada setiap item tes.
20. Daftar Pustaka
Semua referensi/ pustaka yang digunakan sebagai acuan pada saat
penyusunan modul.

D. Mutu Modul
Modul yang baik adalah modul yang mampu memerankan fungsi dan
perannya dalam pembelajaran yang efektif. Modul perlu dirancang dan
dikembangkan dengan memperhatikan elemen-elemen pembentuknya, seperti
format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, area kosong, dan konsistensi
(Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan, 2009).
1. Format
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan format modul
adalah sebagai berikut.

12
a. Penggunaan format kolom (tunggal atau multi) yang proporsional.
Pemilihan format kolom, baik kolom tunggal atau pun kolom multi
harus sesuai dengan bentuk dan ukuruan kertas yang digunakan.
Apabila menggunakan kolom multi, hendaknya jarak dan perbandingan
antar kolom diatur secara proporsional.
b. Penggunaan format kertas (vertikal atau horizontal) yang tepat.
Penggunaan format kertas, dapat diatur secara vertikal atau horizontal
dengan memperhatikan tata letak, format pengetikan, dan kebutuhan
pembelajaran.
c. Penggunaan tanda-tanda (icon) yang mudah ditangkap dan dipahami
oleh peserta belajar. Hal ini bertujuan untuk menekankan pada hal-hal
yang dianggap penting atau khusus. Tanda yang diberikan dapat berupa
gambar, cetak tebal, cetak miring atau lainnya.
d. Pengaturan ruang antar judul bab dan sub bab.
e. Batas tepi (marjin), batas tepi yang luas memaksa perhatian peserta
belajar untuk fokus ke tengah-tengah halaman.
2. Organisasi (Pengaturan Konten/Materi)
Pengorganisasian materi dalam modul sebaiknya dilakukan dengan
cara berikut.
a. Tampilkan peta konsep/bagan yang menggambarkan cakupan materi
yang akan dibahas dalam modul untuk memberikan gambaran awal
bagi peserta belajar.
b. Organisasikan isi materi pembelajaran dengan urutan dan susunan yang
sistematis atau sesuai dengan tahapannya, sehingga memudahkan
pesera belajar dalam memahami materi pembelajaran.
c. Susun dan tempatkan naskah, gambar dan ilustrasi sesuai dengan
tempatnya dan konten lain yang sedang dipelajari sehingga informasi
mudah mengerti oleh peserta belajar.
d. Atur pengorganisasian antar bab, sub judul, unit dan paragraf dengan
susunan dan alur yang membuat peserta belajar mampu mempelajari
dengan lebih mudah dan sesuai.
3. Daya Tarik

13
Daya tarik modul penting untuk memberikan kesan awal yang menarik
bagi peserta belajar. Tampilan modul yang menarik dapat meningkatkan
motivasi belajar peserta belajar. Pengaturan modul agar menarik dapat
ditempatkan pada beberapa bagian berikut.
a. Bagian sampul atau halaman depan, dengan mengkombinasikan warna,
gambar (ilustrasi), bentuk dan ukuran huruf yang serasi dan senada.
b. Bagian isi modul, dengan menempatkan rangsangan-rangsangan
berupa gambar atau ilustrasi, pencetakan huruf tebal, miring, garis
bawah atau warna.
c. Tugas dan latihan dikemas sedemikian rupa sehingga menarik.
4. Bentuk dan Ukuran Huruf
Bentuk dan ukuran huruf pada penyusunan modul dapat disesuaikan
dengan pengaturan berikut.
a. Gunakan bentuk dan huruf yang mudah dibaca sesuai dengan
karakteristik atau kemampuan peserta belajar.
b. Pilih bentuk dan huruf yang proporsional antar judul, sub judul, dan isi
naskah.
c. Hindari penggunaan huruf kapital untuk teks yang panjang agar tidak
menyulitkan proses membaca.
5. Ruang (Area Kosong)
Ruang kosong adalah suatu istilah yang menggambarkan suatu ruang
terbuka di antara objek-objek desain (Sulistiani, 2018: 20). Ruang kosong
dapat memberikan fungsi untuk memisahkan atau menyatikan elemen-
elemen dalam suatu layout, menegaskan sebuah elemen atau objek, atau
sebagai tempat istirahat bagi mata pengguna.
Pemberian ruang kosong dalam suatu tata letak perlu dipertimbangkan
agar mampu sesuai dengan fungsinya. Hal pertama yang harus diperhatikan
adalah melihat ruang yang tersedia, kemudian mengelola bagaiman gambar
dan tulisan bisa saling bekerja sama dalam suatu tata letak. Hingga pada
akhirnya dapat melihat bagaimana keseluruhan dari tampilan sebuah tata
letak. Ruang kosong juga dapat membantu mengarahkan mata pembaca dari

14
satu titik ketitik lainnya sehingga konten-konten dalam modul dapat
dinikmati dan dibaca dengan lebih nyaman.
6. Konsistensi
Penggunaan elemen-elemen pada modul harus memiliki konsistensi
baik yang terkait dengan format penulisan, organisasi, bentuk huruf, maupun
ruang kosong. Konsistensi dapat membuat peserta belajar lebih nyaman
karena mampu memudahkan penggunaan modul.
Prinsip konsistensi dapat diterapkan pada margin, layout, huruf, dan
warna. Penggunaan huruf sebaiknya satu sehingga tiga jenis saja, sementara
untuk warna, dapat menggunakan tiga sampai empat warna.

E. Teori Warna
Warna menjadi salah satu unsur yang harus diperhatikan dalam penyusunan
bahan ajar maupun media pembelajaran, khususnya dalam penyusunan modul.
Warna menjadi penting karena melalui warna, suatu tampilan visual dapat menjadi
lebih indah dan lebih menarik. Pemilihan warna yang tepat harus dilakukan agar
sesuai dengan karakteristik pengguna modul.
Salah satu cara untuk dapat memilih warna yang tepat dan menarik adalah
dengan memperhatikan dasar teori warna (color wheel). Dalam color wheel dapat
diketahui hubungan dan urutan antara warna satu dengan yang lainnya secara
harmonis (Meilani, 2013).
1. Jenis Warna Berdasarkan Letaknya
a. Warna Primer
Warna primer merupakan warna utama, yang tediri dari merah,
kuning, dan biru. Disebut sebagai warna utama karena ketiga warna
tersebut adalah warna yang dapat dikombinasikan dan menghasilkan
warna-warna lainnya.

15
Gambar 2. Warna Primer (Merah, Kuning, Biru)
(Sumber: www.tigercolor.com)

b. Warna Sekunder
Warna sekunder adalah warna-warna yang merupakan hasil dari
campuran warna-warna primer (merah, biru, dan kuning). Warna-warna
primer apabila dicampur, maka akan menjadi warna sekunder sebagai
berikut.
Warna Primer Warna Sekunder
Biru + Kuning Hijau
Kuning + Merah Jingga
Merah + Biru Ungu
Tabel 1. Campuran Warna Primer

Gambar 3. Warna Sekunder


(Sumber: www.tigercolor.com)

16
c. Warna Tersier
Warna tersier adalah warna yang dihasilkan dari campuran satu
warna primer dengan satu warna sekunder dalam suatu ruang warna.

Gambar 4. Warna Tersier


(Sumber: www.tigercolor.com)

d. Warna Hangat dan Warna Dingin


Selain warna primer, sekunder, dan tersier, warna juga dapat
dibagi menjadi dua jenis, yaitu warna hangat dan warna dingin. Warna
hangat merupakan warna yang cenderung terang dan memberi kesan
energik. Sedangkan warna dingin merupakan warna yang memberikan
kesan tenang dan efek menenangkan.

Gambar 5. Warna Hangat dan Dingin


(Sumber: www.tigercolor.com)

17
e. Warna Natural
Warna natural dalam color wheel adalah warna hitam, abu-abu,
dan putih. Warna natural dapat dicampur dengan warna primer,
sekunder, maupun tersier sehingga dapat memberikan kesan atau efek
tertentu.
1) Tint, menambahkan warna putih
2) Tone, menambahkan warna hitam
3) Shades, menambahkan warna abu-abu
Pada dasarnya, tints, tone, shades adalah menambahkan warna
natural ke suatu warna yang lain sehingga dapat memberikan efek baik
untuk membuatnya memiliki intensitas yang semakin terang atau
semakin gelap.

Gambar 6. Tints, Shades, Tones


(Sumber www.tigercolor.com)

18
2. Jenis-Jenis Warna Berdasarkan Keharmonisannya
Keharmonisan warna dapat membantu meningkatkan keindahan bagi
suatu objek (tampilan/desain). Dengan perpaduan komposisi warna yang
sesuai, hasil yang diperoleh akan terlihat lebih indah dan menarik.
a. Warna Komplementer
Warna komplementer merupakan warna yang letaknya berseberangan
di dalam color wheel. Letak warna komplementer antara satu warna
dengan yang lainnya memiliki sudut 180 derajat, dua warna dengan
posisi kontras. Warna komplementer menghasilkan perpaduan warna
yang sangat menonjol.

Gambar 7. Warna Komplementer


(Sumber www.dkv.binus.ac.id)

b. Warna Analogus
Berbeda dengan warna komplementer yang saling berjauhan,
warna analogus merupakanwarna yang berdekatan antara satu warna
dengan yang lainnya dalam color wheel. Skema warna analogus yang
berdekatan memberikan kesan yang halus dalam peralihannya dan
memberikan efek ceria sehingga warna terlihat harmonis.

19
Gambar 8. Warna Analogus
(Sumber www.dkv.binus.ac.id)

c. Warna Triadic
Warna triadic merupakan warna yang dapat dibentuk dengan
membuat segitiga sama sisi yang ditarik di atas color wheel. Kombinasi
warna triadic memiliki kombinasi 3 pilihan warna yang relatif berjarak
sama dalam color wheel. Warna triadic memiliki kesan warna yang
bernada kontras.

Gambar 9. Warna Triadic


(Sumber www.dkv.binus.ac.id)

d. Warna Split Komplementer


Warna split komplementer memiliki kemiripan dengan warna
komplementer, namun ada penambahan 1 warna, yang apabila di
cocokkan dapat menyerupai huruf “Y”.

20
Gambar 10. Warna Split Komplementer
(Sumber www.dkv.binus.ac.id)

e. Warna Tetradic
Warna tetradic merupakan dua warna komplementer yang
dipadukan dan digunakan secara bersamaan. Kombinasi tersebut
menghasilkan warna yang sangat kontras antara warna hangat dan
warna dingin.

Gambar 11. Warna Tetradic


(Sumber www.dkv.binus.ac.id)

21
BAB III
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN

A. Pengembangan Modul dengan Model ADDIE


Proses penyusunan modul secara umum terdiri dari tiga tahapan pokok, yaitu:
1. Menetapkan strategi pembelajaran dan media pembelajaran yang sesuai. Pada
tahap ini, perlu diperhatikan berbagai karakteristik dari kompetensi yang akan
dipelajari, karakteristik peserta belajar, dan karakteristik konteks dan situasi
dimana modul akan digunakan.
2. Memproduksi atau mewujudkan fisik modul. Komponen isi modul antara lain
meliputi: tujuan belajar, prasyarat pembelajar yang diperlukan, substansi atau
materi belajar, bentuk-bentuk kegiatan belajar dan komponen pendukungnya.
3. Mengembangkan perangkat penilaian. Dalam hal ini, perlu diperhatikan agar
semua aspek kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan sikap terkait) dapat
dinilai berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditetapkan.
Secara lebih mendetail, penyusunan modul dapat dilakukan dengan
menerapkan model ADDIE. ADDIE merupakan suatu model yang dapat digunakan
untuk pengembangan pembelajaran. ADDIE berfokus kepada pengembangan untuk
tujuan pembelajaran yang salah satunya adalah media pembelajaran (Nunuk
Suryani dkk, 2018: 125). Tujuan pemilihan model ADDIE sebagai model
pengembangan media yaitu untuk menghasilkan produk atau prosedur yang diuji
coba di lapangan secara sistematis sehingga memenuhi kriteria atau standar yang
digunakan. ADDIE merupakan akronim dari langkah-langkah yang dilakukan
dalam pengembangan media pembelajaran, yaitu (Nunuk Suryani dkk, 2018: 128):
1. Analysis
Sebelum melakukan analisis, sebaiknya pengembang melakukan studi
awal dengan mengumpulkan data yang terkait dengan kebutuhan media
pembelajaran, seperti data hasil ujian, wawancara, observasi, studi pustaka,
dan lainnya. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan analisis yang akan dilakukan
dapat berjalan sesuai dengan koridor atau batasan-batasannya.
Setelah diperoleh hasil studi awal, selanjutnya dilakukan tahapan
analisis untuk mengetahui penyebab terjadinya kesenjangan antara kondisi

22
yang diharapkan dengan kondisi yang sebenarnya. Tahapan analisis yang
dilakukan secara umum sebagai berikut.
a. Memeriksa penyebab dibutuhkannya pengembangan
b. Menentukan tujuan pembelajaran
c. Mengonfirmasi calon pengguna
d. Mengidentifikasi sumber daya yang diperlukan
e. Menentukan sistem penyampaian yang potensial
f. Menyusun rencana pengelolaan proyek
Hasil dari kegiatan analisis berupa kesimpulan yang memuat
kesenjangan yang ditemukan berdasarkan studi awal, penyebab terjadinya
kesenjangan, sasaran pengguna produk yang akan dikembangkan, sumber
daya yang dibutuhkan, sistem penyampaian yang cocok untuk mencapai
tujuan yang diharapkan, serta rencana pengelolaan proyek pengembangan.
2. Design
Tahap ini dilakukan untuk merancang modul yang diharapkan dan
metode pengujian atau validasi yang tepat. Tahap perancangan modul terdiri
dari langkah-langkah berikut.
a. Menentukan kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator capaian
pembelajaran
b. Membuat flowchart
c. Mengumpulkan bahan materi dan gambar
d. Menyusun draft modul
e. Membuat strategi pengujian
3. Development
Dalam tahap pengembangan ada beberapa tahapan yang dilakukan,
yaitu:
a. Membangun konten
b. Memilih atau mengembangkan media pendukung
c. Mengembangkan panduan untuk peserta
d. Mengembangkan panduan untuk guru
e. Melakukan validasi ahli
f. Melakukan revisi formatif

23
g. Uji coba satu-satu
h. Uji coba kelompok kecil
i. Uji lapangan
Pengembangan modul dilakukan dengan memperhatikan unsur-unsur
yang terdapat dalam modul untuk menghasilkan mutu modul yang baik,
diantaranya:
a. Penggunaan bahasa
1) Menggunakan bahasa yang baik dan benar
2) Menggunakan transliterasi yang telah dibakukan
3) Menarik dan merangsang rasa ingin tahu
4) Urutan sajian yang logis
5) Kalimat mudah dipahami
6) Komunikatif dan dialogis
7) Sapaan menggunakan kata “Anda” atau kata ganti orang kedua
b. Petikan/kutipan
Dapat berupa kata, ungkapan, bagian kalimat, paragraf, gambar,
ilustrasi, peta yang diambil dari sumber lain (orang, buku, dokumen,
media massa dan elektronik, internet, dsb.) yang diambil langsung atau
disadur. Kutipan bersifat menegaskan dan relevan dengan suatu ide,
berasal dari sumber pertama, mutakhir, sahih/valid, tidak lebih dari
setengah halaman, dan gunakan tatacara baku.
c. Penomoran
1) Setiap modul beri nomor urut dengan angka (modul 1, modul 2)
dan dilengkapi dengan judul modul.
2) Setiap Kegiatan Belajar (KB) diberi nomor dan dilengkapi
dengan judul KB
3) Pokok uraian materi ditulis judulnya dengan urutan abjad kapital
dan sub pokok uraian ditulis berdasarkan nomor urut angka arab.
d. Ketentuan lainnya
1) Setiap modul terdiri dari sekurang-kurangnya 2 pokok bahasan
2) Setiap pokok bahasan terbagi dalam sub-pokok bahasan

24
3) Sebaiknya dilengkapi dengan kegiatan percobaan, praktikum, dan
sebagainya.
4. Implementation
Pada tahap implementasi, berarti modul digunakan untuk pembelajaran.
Terdapat dua pihak yang akan terkait pada tahap implementasi ini, yaitu guru
dan peserta belajar. Guru dan peserta belajar menggunakan modul
sebagaimana mestinya sesuai dengan kegiatan yang tertera di dalam modul.
Modul memang dirancang untuk dapat digunakan secara mandiri, namun
peran guru dalam penggunaan modul juga tidak dapat ditinggalkan karena
guru berperan sebagai fasilitator pembelajaran. Selain itu, guru juga dapat
memberikan umpan balik secara langsung.
5. Evaluation
Kegiatan evaluasi bertujuan untuk menilai kualitas modul yang
dikembangkan terkait proses dan hasil pembelajaran, baik sebelum atau
sesudah implementasi. Evaluasi menjadi dasar untuk pengambilan keputusan
berikutnya, karena itu evaluasi dilakukan secara berkelanjutan. Evaluasi tidak
hanya cukup dilakukan satu kali, apabila dalam pengembangan terdapat
berbagai hal yang belum dapat memenuhi kebutuhan peserta belajar hingga
tujuan pembelajaran belum tercapai.

25
BAB IV
PEMANFAATAN MODUL PEMBELAJARAN

A. Integrasi Modul dalam Pembelajaran


Modul pada dasarnya dirancang untuk kegiatan belajar mandiri, namun bukan
berarti pembelajaran dengan modul tidak membutuhkan guru sama sekali.
Pembelajaran menggunakan modul dapat diintegrasikan dengan pembelajaran
bersama guru secara klasikal, yang dalam pelaksanaannya, pengguna modul
mempelajari materi dalam modul dan berkonsultasi dengan guru setelah
menyelesaikan suatu kegiatan pembelajaran (Sharon E. Smaldino, 2013: 281)
Apabila modul digunakan untuk pembelajaran secara individual, maka
peserta belajar akan belajar dari bagian satu ke bagian berikutnya sesuai dengan
kecepatan dan kemampuannya masing-masing. Hal ini dapat memfasilitasi peserta
belajar yang tentunya memiliki kecepatan belajar yang berbeda-beda. Namun,
perbedaan kecepatan tersebut dapat menyebabkan kesenjangan yang semakin besar.
Teknik tersebut akan mudah diterapkan apabila di suatu kelas terdapat hanya sedikit
peserta belajar, namun apabila terdapat jumlah peserta yang banyak dalam satu
kelas dan mata pelajaran yang dipelajari juga terdapat jumlah yang banyak, maka
akan dapat menyebabkan pelaksanaan pembelajarannya menjadi lebih rumit.
Pembelajaran dengan sistem modul juga dapat diterapkan untuk
pembelajaran secara klasikal. Pembelajaran yang dilakukan secara klasikal akan
mampu membuat peserta belajarn untuk belajar dalam waktu bersamaan dan untuk
melanjutkan ke modul berikutnya juga dapat dilakukan secara bersama-sama. Bagi
peserta belajar yang memiliki kemampuan belajar lebih cepat, maka dapat
memperoleh pengayaan dari waktu yang masih tersedia (Sungkono, 2014).
Peserta belajar juga dapat menyampaikan kesulitan-kesulitan yang dialami
dalam mempelajari materi kepada guru untuk kemudian didiskusikan mengenai
pemecahan masalahnya. Selain itu, guru juga dapat mengetahui sejauh mana
kemajuan peserta belajar setelah menggunakan modul dan dapat menganalisis
terkait kekuatan dan kelemahan modul yang digunakan.

26
B. Pemanfaatan Modul dalam Pembelajaran
Penelitian yang telah dilakukan terkait dengan penggunaan atau pemanfaatan
modul dalam pembelajaran diantaranya:
1. Pengembangan Modul Pembelajaran untuk Meningkatkan Pemahaman
Konsep dan Minat SMP (Lasmiyati & Harta, 2014). Hasil penelitian tersebut
membuktikan bahwa terdapat peningkatan pemahaman konsep siswa yang
menggunakan modul pembelajaran dibandingkan dengan siswa yang tidak
menggunakan modul. Selain itu, minat belajar siswa yang menggunakan
modul juga terdapat peningkatan dibandingkan dengan siswa yang belajar
tanpa menggunakan modul.
2. Pengembangan Modul Biologi Problem Based Learning untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik SMA (Selviani, 2019).
Berdasarkan penelitian tersebut disimpulkan bahwa modul dengan
pembelajaran problem based learning efektif dalam meningkatkan
kemampuan berpikir kritis peserta didik. Modul juga dapat meningkatkan
hasil belajar, dibuktikan dengan hasil belajar peserta didik yang belajar
menggunakan modul lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik yang
tidak menggunakan modul dalam pembelajaran mandiri.
3. Pengembangan Modul Fisika STEM Terintegrasi Kearifan Lokal “Beduk”
untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP
(Almuharomah et al., 2019). Modul yang disusun adalah modul fisika
berdasarkan kearifan lokal Beduk yang berorientasi pada indikator
kemampuan berpikir kreatif. Pengembangan modul diintegrasikan dengan
berbagai bidang disiplin ilmu Science, Technology, Engineering, dan
Mathematic (STEM). Kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan
modul diketahui mengalami peningkatan dengan N-gain sebesar 0,92
kategori tinggi. Berdasarkan evaluasi modul pengembangan modul yang baru
telah sesuai dengan STEM yang terintegrasi secara keseluruhan. Modul
Fisika STEM terintegrasi kearifan lokal “beduk” untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif ini layak digunakan sebagai pendamping buku
paket di sekolah.

27
4. Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Pemograman
Dasar Menggunakan Modul di SMKN 2 Sumbawa (Pebruanti & Munadi,
2015). Pemanfaatan media pembelajaran berupa modul dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pemograman dasar, yang
dilaksanakan pada peserta didik kelas X semester 2 jurusan Multimedia tahun
pelajaran 2014/2015 di SMK Negeri 2 Sumbawa. Penerapan media
pembelajaran berupa modul dilakukan dalam 3 siklus, setiap siklus
mengalami peningkatan kearah yang lebih baik. Siklus pertama, jumlah siswa
yang masuk ke dalam kategori Baik sebanyak 27 orang dengan persentase
sebesar 79,41% dan kategori Cukup sebanyak 7 orang dengan persentase
sebesar 20,59%. Siklus kedua, jumlah siswa yang masuk kategori Baik
sebanyak 31 orang dengan persentase sebesar 91,18% dan kategori baik
sebesar 3 orang dengan persentase sebesar 8,82%. Siklus ketiga seluruh siswa
masuk ke dalam kategori Baik sebesar 100%.
Beberapa penelitian di atas memperjelas bahwa penyusunan modul yang
sesuai dengan mutu modul yang baik dan disesuaikan dengan kebutuhan peserta
belajar, mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dari berbagai aspek. Oleh
karena itu, modul bisa menjadi salah satu alternatif solusi untuk menyelesaikan
permasalahan belajar.

28
BAB V
EVALUASI MODUL PEMBELAJARAN

A. Instrumen Evaluasi Modul untuk Ahli Media


Penyusunan instrumen evaluasi modul untuk ahli media menyesuaikan
kebutuhan ahli media dalam melihat bagaimana modul sebagai media untuk belajar,
khususnya belajar mandiri.

LEMBAR VALIDASI
AHLI MEDIA

Identitas
Jenis Media : ................................................................................
Mata Pelajaran : ................................................................................
Pokok Bahasan : ................................................................................
Sasaran : ................................................................................
Penyusun : ................................................................................
Validator Media : ................................................................................

A. Petunjuk Pengisian
1. Lembar evaluasi ini diisi oleh ahli media
2. Lembar evaluasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan penilaian dari
Bapak/Ibu sebagai ahli media terkait kualitas modul yang disusun
3. Penilaian dilakukan dengan memberikan tanda cek (v) pada kolom penilaian
yang telah disediakan, dengan kriteria penilaian:
SB : Sangat Baik
B : Baik
K : Kurang
SK : Sangat Kurang
4. Mohon untuk memberikan komentar dan saran pada lembar yang telah
disediakan untuk perbaikan media yang digunakan.

29
Atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi lembar instrumen ini diucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya.

Tanggapan
No. Pertanyaan Komentar
SB B K SK
Aspek Tampilan
1 Kemenarikan desain sampul
2 Kualitas kertas halaman sampul
3 Kualitas kertas halaman isi
4 Kelengkapan informasi pada sampul
5 Ukuran modul
6 Kesesuaian margin dengan tata letak
konten
7 Keseimbangan tata letak
8 Konsistensi tata letak
9 Ketepatan pemilihan warna
10 Kontras warna background dengan
warna konten
Aspek Isi Modul
11 Penggunaan bahasa dalam modul
12 Kesesuaian gambar dengan materi
13 Kemenarikan dalam penyajian materi
14 Kesesuaian jarak spasi antar baris
15 Kesesuaian jarak spasi antar huruf
16 Ketepatan pemilihan jenis font
17 Kombinasi font yang digunakan
18 Kesesuaian ukuran font dalam penyajian
materi
19 Proporsi ukuran font antara judul, sub
judul, dan konten materi

30
B. Rubrik Penilaian Instrumen Ahli Media

No. Pertanyaan Skor Pedoman Penilaian

Aspek Tampilan
1 Kemenarikan desain cover SB Desain cover modul rapi, menggambarkan isi modul, sesuai
perkembangan usia pengguna.
B Desain cover modul rapi, menggambarkan isi modul, tetapi belum sesuai
perkembangan usia pengguna.
K Desain cover modul rapi, tetapi belum menggambarkan isi modul dan
sesuai dengan perkembangan usia pengguna.
SK Desain cover modul tidak rapi, menggambarkan isi modul dan sesuai
dengan perkembangan usia pengguna.
2 Kualitas kertas halaman cover SB Kertas halaman cover kuat, nyaman dipegang, tidak mudah kusam.
B Kertas halaman cover kuat, nyaman dipegang, tetapi mudah kusam.
K Kertas halaman cover kuat, tetapi tidak nyaman dipegang, mudah kusam.
SK Kertas halaman cover tidak kuat, nyaman dipegang, dan mudah kusam.
3 Kualitas kertas halaman isi SB Kertas halaman isi kuat, mudah digunakan untuk beralih ke halaman lain,
dan tidak mudah kusam.
B Kertas halaman isi kuat, mudah digunakan untuk beralih ke halaman lain,
tetapi mudah kusam.

31
K Kertas halaman isi kuat, tetapi tidak mudah digunakan untuk beralih ke
halaman lain, dan mudah kusam.
SK Kertas halaman isi tidak kuat, sulit digunakan untuk beralih ke halaman lain,
dan mudah kusam.
4 Kelengkapan informasi pada halaman SB Pada halaman sampul terdapat 5 komponen berikut: judul modul, sasaran
sampul modul, gambar ilustrasi, penulis/penyusun, tahun pembuatan modul.
B Pada halaman sampul terdapat lebih dari atau sama dengan 3 dari 5
komponen berikut: judul modul, sasaran modul, gambar ilustrasi,
penulis/penyusun, tahun pembuatan modul.
K Pada halaman sampul terdapat 2 dari 5 komponen berikut: judul modul,
sasaran modul, gambar ilustrasi, penulis/penyusun, tahun pembuatan
modul.
SK Pada halaman sampul terdapat kurang dari atau sama dengan 1 dari 5
komponen berikut: judul modul, sasaran modul, gambar ilustrasi,
penulis/penyusun, tahun pembuatan modul.
5 Ukuran modul
6 Kesesuaian margin dengan tata letak
konten
7 Keseimbangan tata letak
8 Konsistensi tata letak

32
9 Ketepatan pemilihan warna
10 Kontras warna background dengan
warna konten
Aspek Isi Modul
11 Penggunaan bahasa dalam modul
12 Kesesuaian gambar dengan materi
13 Kemenarikan dalam penyajian materi
14 Kesesuaian jarak spasi antar baris
15 Kesesuaian jarak spasi antar huruf
16 Ketepatan pemilihan jenis font
17 Kombinasi font yang digunakan
18 Kesesuaian ukuran font dalam
penyajian materi
19 Proporsi ukuran font antara judul, sub
judul, dan konten materi

33
C. Instrumen Evaluasi Modul untuk Ahli Materi
Penyusunan instrumen evaluasi modul untuk ahli materi menyesuaikan
kebutuhan ahli materi dalam melihat kelengkapan dan kesesuaian materi pada
modul dengan konsep yang sebenarnya.

LEMBAR VALIDASI
AHLI MATERI

Identitas
Jenis Media : ................................................................................
Mata Pelajaran : ................................................................................
Pokok Bahasan : ................................................................................
Sasaran : ................................................................................
Penyusun : ................................................................................
Validator Materi : ................................................................................

B. Petunjuk Pengisian
1. Lembar evaluasi ini diisi oleh ahli materi
2. Lembar evaluasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan penilaian dari
Bapak/Ibu sebagai ahli materi terkait kualitas modul yang disusun
3. Penilaian dilakukan dengan memberikan tanda cek (v) pada kolom penilaian
yang telah disediakan, dengan kriteria penilaian:
SB : Sangat Baik
B : Baik
K : Kurang
SK : Sangat Kurang
4. Mohon untuk memberikan komentar dan saran pada lembar yang telah
disediakan untuk perbaikan media yang digunakan.

Atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi lembar instrumen ini diucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya.

34
Tanggapan Komentar
No. Pertanyaan
SB B K SK
Aspek Isi/Materi
1 Kesesuaian SK/KD dalam modul dengan
kurikulum yang diterapkan
2 Kesesuaian indikator dalam modul
dengan kompetensi dasar
3 Kesesuaian materi yang disajikan dengan
indikator
4 Kebenaran konsep pada materi yang
disajikan
5 Penyusunan atau pengorganisasian
materi
6 Cakupan keluasan dan kedalaman materi
7 Kesesuaian materi dengan
perkembangan saat ini
8 Kesesuaian soal evaluasi dengan materi
yang disajikan
9 Kesesuaian kunci jawaban dengan
jawaban soal yang seharusnya
Aspek Pembelajaran
10 Kemudahan dalam memahami bahasa
yang digunakan dalam modul
11 Penulisan sesuai dengan kaidah EYD
12 Susunan kalimat dalam penyajian materi
13 Penggunaan prinsip peningkatan
motivasi
14 Kemenarikan dalam penyajian materi
15 Kemudahan dalam memahami petunjuk
penggunaan

35
16 Pemberian gambaran isi modul dengan
peta konsep
17 Penyajian gambar/visualisasi materi
18 Penyajian rangkuman materi
19 Glosarium untuk memudahkan dalam
memahami istilah asing dalam modul
20 Penggunaan modul untuk belajar mandiri
21 Kemampuan modul untuk digunakan
tanpa bantuan media lain
22 Kemudahan modul untuk digunakan
Aspek Tampilan
23 Tata letak atau layout dalam modul
24 Ketepatan dalam pemilihan warna
dengan perkembangan usia pengguna
25 Ketepatan dalam pemilihan jenis font
dengan usia pengguna
26 Ketepatan dalam pemilihan ukuran font
dengan usia pengguna
27 Ketepatan jarak spasi dan jarak antar
paragraf
28 Proporsi dalam penyajian gambar (tidak
terlalu kecil atau besar)

36
D. Rubrik Penilaian Instrumen Ahli Materi

37
E. Instrumen Evaluasi Modul untuk Pendidik
Penyusunan instrumen evaluasi modul untuk pendidik disesuaikan dengan
karakteristik modul serta melihat dari sudut pandang pendidik selaku pengguna
modul sebagai pengajar.

LEMBAR INSTRUMEN PENILAIAN


MODUL UNTUK PEMBELAJARAN

Identitas Responden
Nama : ................................................................................
NIP : ................................................................................

C. Petunjuk Pengisian
1. Lembar evaluasi ini diisi oleh pendidik
2. Lembar evaluasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan penilaian dari
Bapak/Ibu sebagai responden mengenai modul yang digunakan
3. Penilaian dilakukan dengan memberikan tanda cek (v) pada kolom penilaian
yang telah disediakan, dengan kriteria penilaian:
SB : Sangat Baik
B : Baik
K : Kurang
SK : Sangat Kurang
4. Mohon untuk memberikan komentar dan saran pada lembar yang telah
disediakan untuk perbaikan media yang digunakan.

Atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi lembar instrumen ini diucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya.

Tanggapan Komentar
No. Pertanyaan
SB B K SK
Aspek Isi/Materi

38
1 Kesesuaian SK/KD dalam modul dengan
kurikulum yang diterapkan
2 Kesesuaian indikator dalam modul
dengan kompetensi dasar
3 Kesesuaian materi yang disajikan dengan
indikator
4 Kebenaran konsep pada materi yang
disajikan
5 Penyusunan atau pengorganisasian
materi
6 Cakupan keluasan dan kedalaman materi
7 Kesesuaian materi dengan
perkembangan saat ini
8 Kesesuaian soal evaluasi dengan materi
yang disajikan
9 Kesesuaian kunci jawaban dengan
jawaban soal yang seharusnya
Aspek Pembelajaran
10 Kemudahan dalam memahami bahasa
yang digunakan dalam modul
11 Penulisan sesuai dengan kaidah EYD
12 Susunan kalimat dalam penyajian materi
13 Penggunaan prinsip peningkatan
motivasi
14 Kemenarikan dalam penyajian materi
15 Kemudahan dalam memahami petunjuk
penggunaan
16 Pemberian gambaran isi modul dengan
peta konsep
17 Penyajian gambar/visualisasi materi
18 Penyajian rangkuman materi

39
19 Glosarium untuk memudahkan dalam
memahami istilah asing dalam modul
20 Penggunaan modul untuk belajar mandiri
21 Kemampuan modul untuk digunakan
tanpa bantuan media lain
22 Kemudahan modul untuk digunakan
23 Kesesuaian modul dengan karakter
peserta didik
24 Kemampuan modul untuk mendukung
kegiatan pembelajaran
25 Fleksibilitas penggunaan modul dalam
pembelajaran
Aspek Tampilan
26 Tata letak atau layout dalam modul
27 Ketepatan dalam pemilihan warna
dengan perkembangan usia pengguna
28 Ketepatan dalam pemilihan jenis font
dengan usia pengguna
29 Ketepatan dalam pemilihan ukuran font
dengan usia pengguna
30 Ketepatan jarak spasi dan jarak antar
paragraf
31 Proporsi dalam penyajian gambar (tidak
terlalu kecil atau besar)

40
F. Rubrik Penilaian Instrumen untuk Pendidik

41
G. Instrumen Evaluasi Modul untuk Peserta Didik
Penyusunan instrumen evaluasi modul untuk peserta didik disesuaikan
dengan karakteristik modul serta melihat dari sudut pandang peserta didik selaku
pengguna modul untuk belajar.

LEMBAR INSTRUMEN PENILAIAN


MODUL UNTUK PEMBELAJARAN

Identitas Responden
Nama : ................................................................................
NIS : ................................................................................

D. Petunjuk Pengisian
1. Lembar evaluasi ini diisi oleh peserta didik
2. Lembar evaluasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan penilaian dari Anda
sebagai responden mengenai modul yang digunakan
3. Penilaian dilakukan dengan memberikan tanda cek (v) pada kolom penilaian
yang telah disediakan, dengan kriteria penilaian:
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
TS : Tidak Sesuai
STS : Sangat Tidak Sesuai
4. Mohon untuk memberikan komentar dan saran pada lembar yang telah
disediakan untuk perbaikan media yang digunakan.

Atas kesediaan Anda untuk mengisi lembar instrumen ini kami ucapkan terima
kasih.
Tanggapan Komentar
No. Pertanyaan
SS S TS STS
Aspek Materi
1 Materi yang disajikan dalam modul
mudah dipahami

42
2 Soal evaluasi menuntun saya untuk
memahami materi
3 Kunci jawaban memudahkan saya dalam
mengevaluasi keberhasilan belajar saya
Aspek Kemudahan Penggunaan
4 Bahasa yang digunakan mudah dipahami
bagi saya
5 Saya merasa berinteraksi dengan modul
karena bahasa yang digunakan
komunikatif
6 Susunan kalimat dalam modul ini tidak
membingungkan
7 Petunjuk penggunaan yang ada pada
modul memudahkan saya dalam
menggunakan modul
8 Peta konsep memberikan gambaran isi
modul secara keseluruhan
9 Penyajian gambar/visualisasi
memudahkan untuk memahami materi
10 Rangkuman disajikan secara ringkas dan
jelas sehingga saya mudah memahami isi
modul
11 Glosarium memudahkan saya dalam
memahami istilah asing dalam modul
Aspek Tampilan
12 Tata letak atau layout dalam modul
menarik
13 Pemilihan warna dalam modul membuat
saya tertarik untuk mempelajari modul
14 Jenis font yang digunakan memudahkan
saya dalam membaca teks yang ada pada
modul

43
15 Jarak spasi dan jarak antar paragraf
sesuai, sehingga memudahkan dalam
membaca modul
16 Gambar disajikan secara proporsional
(tidak terlalu kecil atau besar)
Kesimpulan:
Materi dan modul ini dinyatakan:*
Layak digunakan tanpa ada revisi
Layak digunakan dengan revisi bagian yang diperlukan
Tidak layak digunakan, revisi total
*) Centang salah Satu

Saran:

……………………, ……………...............
Peserta Didik,

…………………………………………….

44
H. Rubrik Penilaian Instrumen untuk Peserta Didik

45
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penulisan modul belajar merupakan proses penyusunan materi pembelajaran
yang dikemas secara sistematis sehingga siap dipelajari oleh peserta belajar untuk
mencapai kompetensi atau sub kompetensi. Penyusunan modul belajar harus
mengacu pada kompetensi yang terdapat di dalam garis-garis besar program
pendidikan dan pelatihan atau unit kompetensi yang dibutuhkan. Untuk
menghasilkan modul pembelajaran yang mampu memerankan fungsi dan perannya
dalam pembelajaran yang efektif, modul perlu dirancang dan dikembangkan
dengan mengikuti kaidah dan elemen yang mensyaratkannya.

46
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Ilmiah
Almuharomah, F. A., Mayasari, T., & Kurniadi, E. (2019). Pengembangan Modul Fisika
STEM Terintegrasi Kearifan Lokal “Beduk” untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kreatif Siswa SMP. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika, 7(1), 1.
https://doi.org/10.20527/bipf.v7i1.5630
Fatimah, S., Sarwanto, S., & Aminah, N. S. (2013). Pembelajaran Fisika Dengan
Pendekatan Problem Based Learning (Pbl) Menggunakan Modul Dan Buletin
Ditinjau Dari Kemampuan Verbal Dan Motivasi Berprestasi Siswa. INKUIRI:
Jurnal Pendidikan IPA, 2(01), 114–120.
https://doi.org/10.20961/inkuiri.v2i01.9750
Lasmiyati, & Harta, I. (2014). Pengembangan Modul Pembelajaran untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep dan Minat SMP. Pengembangan Modul Pembelajaran Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Minat SMP, 9(2), 161–174.
https://doi.org/10.21831/pg.v9i2.9077
Meilani, M. (2013). Teori Warna: Penerapan Lingkaran Warna dalam Berbusana.
Humaniora, 4(1), 326. https://doi.org/10.21512/humaniora.v4i1.3443
Pebruanti, L., & Munadi, S. (2015). PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL
BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PEMOGRAMAN DASAR
MENGGUNAKAN MODUL DI SMKN 2 SUMBAWA. Jurnal Pendidikan
Vokasi, 5(3), 365–376.
Selviani, I. (2019). Pengembangan Modul Biologi Problem Based Learning Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik SMA. IJIS Edu :
Indonesian Journal of Integrated Science Education, 1(2), 147–154.
https://doi.org/10.29300/ijisedu.v1i2.2032
Sungkono. (2014). Pengembangan Dan Pemanfaatan Bahan Ajar Modul Dalam Proses
Pembelajaran. Majalah Ilmiah Pembelajaran, 5–1.

Buku, Website, Artikel


Direktorat Bina Operasi Dan Pemeliharaan. 2019. Modul Panduan Menyusun Modul
Pelatihan: Bimbingan Teknik Pengembangan Tata Guna Air Dalam Rangka

47
Pelatihan Teknis Instruktur Ptga. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia,
Jakarta. 22 Hal.
Meilani. 26 Aug 2015. Jenis-Jenis Warna Berdasarkan Keharmonisannya.
https://dkv.binus.ac.id/2015/08/26/jenis-jenis-warna-berdasarkan-
keharmonisannya/
Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik dan
Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nunuk Suryani, dkk. 2018. Media Pembelajaran Inovatif dan Pengembangannya.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Purwanto, M.N. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Rahdiyanta, D. 2016. Teknik penyusunan modul. Artikel.(Online) http://staff. uny. ac.
id/sites/default/files/penelitian/dr-dwi-rahdiyanta-mpd/20-teknik-penyusunan-
modul. pdf.
Sanaky, Hujair AH. 2013. Media Pembelajaran Interaktif-Inovatid. Bantul: Kaukaba
Dipantara.
Smaldino, Sharon E. dkk. 2012. Instructional Technology and Media for Learning:
Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar. Jakarta: Kencana Pradana
Media Grup.
Sulistiani, Ino. 2018. Desain Web. Kota Palopo: Lembaga Penerbit Kampus IAIN Palopo.

48

Anda mungkin juga menyukai