ANALISA DATA
Analisa data pasang surut dilakukan untuk mendapatkan elevasi penting seperti
elevasi muka air tertinggi (LWS), muka air rata-rata (MSL) dan sebagainya.
Elevasi ini berguna bagi desain dimensi suatu struktur yang senantiasa
berinteraksi dengan laut seperti pelabuhan, breakwater, groin, dan sebagainya.
Jika hasil peramalan cukup memuaskan, maka dapat dilakukan peramalan untuk
waktu-waktu selanjutnya sampai dirasakan elevasi pasang surut terlingkup
secara keseluruhan kejadiannya di lapangan. Waktu peramalan yang paling ideal
diambil selama-lamanya, namun pada pekerjaan ini ditetapkan waktu peramalan
pasang surut selama 30 tahun. Setelah data pasang surut diramal selama waktu
tersebut, maka dilakukan analisis penentuan elevasi penting yang dimaksud
dalam pekerjaan analisis pasang surut ini.
Bab II - 2
PT. BINA BUANA RAYA
4. Hasil pengamatan
Untuk kebutuhan perencanaan selanjutnya data elevasi muka air hasil
perhitungan yang akan digunakan adalah HWL untuk kedudukan air tertinggi
dan LWL kedudukan air terendah.
40
20
0
0 80 160 240 320 400 480 560 640 720
Data (jam)
Bab II - 3
PT. BINA BUANA RAYA
100
80
60
Elevasi (cm)
40
20
0
0 80 160 240 320 400 480 560 640 720
Data (jam)
Bab II - 4
PT. BINA BUANA RAYA
Jika panjang tinggi gelombang terdapat pada interval waktu yang lama
maka prediksi tinggi gelombang dapat dilakukan dengan menggunakan
data angin, karena anginlah yang membangkitkan gelombang jenis sea
waves. Jika terdapat hembusan angin yang kencang maka minimal akan
terdapat dua fenomena yaitu, gelombang yang tinggi dan kenaikan muka
air laut karena hembusan angin (Wind set-up). Pantai Kota Agung
merupakan pantai yang lautnya mempunyai pembangkitan gelombang
(fetch) yang panjang dan dalam, maka besarnya wind set-up akan sangat
kecil sekali (sekitar 10 centimeter).
Dari analisis data angin selama sepuluh tahun yaitu dari tahun 1994 –
2003 diperoleh frekwensi terlampauinya kecepatan angin dengan terlebih
dahulu merata-ratakan kecepatan angin selama sepuluh tahun.
Bab II - 5
PT. BINA BUANA RAYA
U
BL TL
B T
BD TG
Bab II - 6
PT. BINA BUANA RAYA
04 44 594 mT
04 44 616 mT 93 92 060 mU
93 92043 mU
05° 30'S
104° 30' T
04 44 616 mT 04 72308 mT
93 90
93 85
104° 30' T
05° 45'S
04 44640 mT
93 64 407 mU
104° 30' T
P. T A B U A N
Tl.Tampang
Tl. Belimbing
Bab II - 7
PT. BINA BUANA RAYA
Fe =
Xi. cos =
171439,32
= 11068,96 m = 11,07 km
cos 15,49
2
1.9
1.8
1.7
1.6 -0.2883
1.5
y = 2.2568x
2
1.4 R = 0.9982
RL=Uw/Ul
1.3
1.2
1.1
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0 5 10 15 20 25 30 35
m/s
Dari grafik Konversi Angin di Darat menjadi Angin di Laut diperoleh faktor
tegangan angin (UA) sebesar 9,2 m/dt. Berdasarkan data UA dan data
fetch effektif yang dilihat pada grafik peramalan gelombang didapat :
UA = 9 m/detik
Didapatkan:
Tinggi gelombang signifikan (H) = 1.0 meter
Periode (T) = 4.5 detik
Durasi minimum angin bertiup = 4.5 jam
Hasil simulasi ini tidak bersifat kuantitatif, dalam arti lebih cenderung
untuk meramalkan pola perubahan garis pantai yang terjadi berdasarkan
kondisi bathymetri dan iklim gelombang pada suatu saat, dalam hal ini
garis pantai yang disimulasikan pada suatu titik terdeposisi atau tererosi.
Hal ini karena model numerik yang digunakan didasarkan pada sejumlah
asumsi dan penyederhanaan untuk mempermudah penyusunan persamaan
model matematik yang berpengaruh, dan memiliki keterbatasan dalam
memodelkan semua parameter atau faktor-faktor yang kemungkinan
berpengaruh dalam proses fisik yang sebenarnya. Namun demikian
secara numerik besarnya perubahan garis pantai yang terjadi pada suatu
titik tetap dapat diperoleh dari out put simulasi.
Bab II - 10
PT. BINA BUANA RAYA
Hasil simulasi ini tidak bersifat kuantitatif, dalam arti lebih cenderung
untuk meramalkan pola perubahan garis pantai yang terjadi berdasarkan
kondisi batimetri dan iklim gelombang pada suatu saat, dalam hal ini
garis pantai yang disimulasikan pada suatu titik terdeposisi atau tererosi.
Hal ini karena model numerik yang digunakan didasarkan pada sejumlah
asumsi dan penyederhanaan untuk mempermudah penyusunan persamaan
model matematik yang berpengaruh, dan mempunyai keterbatasan dalam
memodelkan semua parameter atau faktor-faktor yang kemungkinan
berpengaruh dalam proses fisik yang sebenarnya. Namun demikian secara
numerik besarnya transport sedimen sepanjang pantai dan besarnya
perubahan garis pantai yang terjadi pada suatu titik tetap dapat
diperoleh dari simulasi.
Bab II - 12
PT. BINA BUANA RAYA
Pengambilan sample air dilakukan pada 5 (lima) lokasi yaitu Dermaga TPI Kota
Agung, Muara Sungai Kapuran, Muara Sungai Jelai, Muara Sungai Way Lalaan dan
perairan laut Desa Sukabanjar. Pengujian sample air dilaboratorium dilakukan
untuk mengetahui kadar kandungan zat terlarut (masing masing parameter yang
diuji) di laboratorium air sehingga dapat diketahui tingkat pencemaran yang
terjadi pada lokasi tersebut.
Bab II - 13
PT. BINA BUANA RAYA
Bab II - 14