Pembuatan Selai
Pembuatan Selai
P-ISSN: 2656-0623
E-ISSN: 2684-8252
Abstract
Quality degradation due to the process of respiration as well as physical, chemical and
biological damage to the fruit is very undesirable because it caused indirectly shorten the
shelf life of the fruit. Damaged fruit will have a low selling value. Various attempts were
made to overcome these problems including of fruit chips, sweets, to fruit leather. In addition
to these methods, fruit can also be processed into bread spread ingredients such as jam and
marmalade. Jam is a thick or semi-solid food product made from crushed or chopped of fruit
with added some sugar. Marmalade is a semi-solid food product made from fruit juice, sugar,
citric acid, and includes pieces of fruit or fruit skin. Marmalade is generally made from citrus
fruits, but nowadays marmalades are also made from other fruits. Both of jam and
marmalade products involve the heating process and the use of high concentrations of sugar
as a preservative. Several factors that influence the making of jam and marmalade include
pectin, sugar, water and the presence of acids which are very influential in gel formation.
Abstrak
Penurunan mutu akibat proses respirasi maupun adanya kerusakan fisik, kimiawi maupun
biologis pada buah sangat tidak diinginkan karena secara tidak langsung dapat
memperpendek masa simpan buah. Buah yang rusak akan memiliki nilai jual yang rendah.
Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut diantaranya pengolahan
keripik buah, manisan, hingga fruit leather. Selain cara tersebut, buah juga dapat diolah
menjadi bahan olesan roti seperti selai dan marmalade. Selai adalah produk makanan yang
berbentuk gel, bersifat kental atau semi padat dibuat dari hancuran buah dan gula. Sedangkan
marmalade adalah produk makanan bersifat semi padat yang terbuat dari sari buah, gula,
asam sitrat, dan menyertakan potongan buah atau kulit buah. Marmalade umumnya dibuat
dari buah jeruk, namun seiring perkembangan jaman, marmalade juga dibuat dari buah yang
lain. Baik produk selai dan marmalade melibatkan proses pemanasan serta penggunaan gula
dengan konsentrasi yang tingi sebagai bahan pengawetnya. Beberapa faktor yang
mempengaruhi pembuatan selai dan marmalade antara lain kandungan pectin, gula, air serta
adanya asam yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan gel.
Kata kunci: buah; gula; marmalade; pengawetan; selai.
27
Journal of Food Technology and Agroindustry Volume 2 No 1 Februari 2020
P-ISSN: 2656-0623
E-ISSN: 2684-8252
28
Journal of Food Technology and Agroindustry Volume 2 No 1 Februari 2020
P-ISSN: 2656-0623
E-ISSN: 2684-8252
yang sering digunakan dalam pembuatan tersebut kemudian diipanaskan pada suhu
selai dan marmalade adalah asam sitrat. 80-1000C selama 22-23 menit. Selai yang
Selain asam sitrat, pengasam lainnya yang sudah jadi, dimasukkan dalam botol yang
dapat ditambahkan dalam produk selai telah di sterilisasi dan disimpan rapat.
maupun marmalade antara lain asam Penelitian mengenai marmalade
malat, asam tartaratm asam laktat, asam jeruk kalamansi yang dilakukan oleh
fumarat ataupun asam fosfat. Desrosier Novita dkk (2017) memiliki metode
(1988) menjelaskan ada 4 substansi sebagai berikut : bahan baku berupa sari
penting dalam pembentukan gel pada sari jeruk murni seberat 200 g,
pembuatan marmalade, yaitu sari buah ditambahkan dengan 100 g air. Kemudian
jeruk, pektin, gula, asam dan air. ditambahkan sukrosa dan pectin. Semua
bahan dihomogenkan, baru kemudian
dilakukan pemanasan pada suhu 700C
Metode selama kurang lebih 20 menit hingga
Dalam penelitiannya, Amelia dkk mengental dan membentuk gel. Analisis
yang dilakukan meliputi kekentalan,daya
(2016) menjelaskan mengenai pembuatan
oles, kadar air, pH, serta total padatan
selai buah jambu biji merah yang telah
terlarut
dilakukannyan antara lain pengupasan biji Adityas dkk (2018) menjelaskan
buah jambu biji merah, penimbangan bahwa untuk mendapatkan marmalade
sebanyak 500 g, pencucian, pengecilan kulit jeruk sunkist dapat dilakukan dengan
ukuran dan penghancuran dengan merebus kulit kulit jeruk Sunkist dengan
menggunakan blender. Kemudian air selama ±20 menit dengan suhu 800 C
dilakukan penambahan air serta hingga teksturnya lunak dan pektinnya
penyaringan dan penambahan asam sitrat keluar. Kemudian dicampur dengan
dan pektin. Setelah itu dilakukan proses potongan buah jeruk sunkist, nanas, gula
pemasakan pada suhu 60-650C selama 3-5 sesuai perlakuan dan air perasan jeruk
menit untuk melarutkan asam sitrat dan nipis. Lalu dipanaskan pada suhu 1050 C
pectin. Tahap selanjutnya penambahan selama ±40 menit sehingga marmalade
mengental. Kemudian marmalade yang
sukrosa serta pemanasan pada suhu 100-
telah mengental dimasukkan ke dalam
1100C selama 20-25 menit sambil
botol steril.
dilakukan pengadukan hingga mengental.
Sesekali dilakukan pengujian kekentalan Pektin
dengan spoon test untuk menentukan
kekentalan. Setelah kekentalan yang Pektin adalah senyawa polimer yang
diinginkan tercapai, selai segera diangkat dapat mengikat air, membentuk gel atau
dan dikemas dalam botol. mengentalkan cairan bersama gula dan
asam (Puspitasari, dkk. 2008). Menurut
Fasogbon et al.(2013) dalam
BPOM (2013) pada proses pembuatan
penelitiannya menggunakan buah nanas
produk pangan, pectin dapat digunakan
yang telah didehidrasi secara osmosis. sesuai kebutuhan produk, tidak terdapat
Langkah pertama yang dilakukan adalah proporsi yang tetap dalam penggunaanya.
melakukan rehidrasi pada potongan nanas Amelia dkk (2016) dalam
kering kemudian dihancurkan dengan penelitiannya menyebutkan jumlah pectin
blender dengan penambahan air dengan akan mempengaruhi daya oles selai jambu
perbandingan 18 g air dan 34 g nanas. biji merah. Konsentrasi pectin yang
Kemudian ditambahkan 65% gula, 0.4% digunakan dalam penelitian tersebuta
pectin, dan 0.4% asam sitrat. Campuran antara lain 0; 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1%. Hasil
29
Journal of Food Technology and Agroindustry Volume 2 No 1 Februari 2020
P-ISSN: 2656-0623
E-ISSN: 2684-8252
30
Journal of Food Technology and Agroindustry Volume 2 No 1 Februari 2020
P-ISSN: 2656-0623
E-ISSN: 2684-8252
aktifnya fenolase dan juga dapat berperan Nanas (Ananas comosus) Dengan
sebagai pengkelat unsur Cu dalam enzim Variasi Penambahan Gula. Jurnal
(Apandi, 1984) JITIPARI Vol 4: 104-111
Pada pembuatan selai tempurung Amelia, O., Astuti, S., & Zulferiyenni.
kelapa yang dilakukan oleh Yuliani 2016. Pengaruh Penambahan Pektin
(2011), asam sirat menunjukkan interaksi dan Sukrosa Terhadap Sifat Kimia
dengan pectin dan menujukkan pengaruh dan Sensori Selai Jambu Biji Merah
pada total gula, kadar pektin, total asam, ( Psidium guajava L.). Prosiding
kadar air, kekentalan, dan derajat Seminar Nasional Pengembangan
keasaman. Perlakuan terbaik pada Teknologi Pertanian Politrknik
penelitian tersebut adalah selai tempurung Negeri Lampung ISBN: 978-602-
kelapa muda dengan penambahan pektin 70530-4-5 hal 149-159
0,75 % dan asam sitrat 0,50 %. Adanya Apandi,M.1984. Teknologi Buah dan
Sayur. Alumni. Bandung
interaksi antara gula dan asam sitrat juga
Badan Pengawas Obat dan Makanan
terjadi pada penelitian mengenai selain
Republik Indonesia. 2013. Peraturan
kulit buah naga merah yang dilakukan oleh BPOM No.202013. Batas
Prasetya (2018). Dalan penelitiannya, Maksimum Penggunaan Bahan
Prasetya (2018) menyebutkan bahwa Tambahan Pangan
perlakuan penambahan gula sebesar 50% Pengemulsi.Jakarta
dan asam sitrat sebesar 0,9% memberikan Beatrice M. Fasogbon, Saka O.
respon terbaik dari segi rasa dan Gbadamosi and Kehinde A. Taiwo.
penerimaan oleh panelis. 2013. Studies on the Chemical and
Sensory
Desrosier, N. W. 1988. Teknologi
Kesimpulan Pengawetan Pangan. Penerjemah M.
Muljohardjo. UIPress. Jakarta
Pembentukan gel pada selai maupun
Gaffar, R., Lahming, Rais, M. 2017.
marmalade dipengaruhi oleh beberapa Pengaruh Konsntrasi Gula Terhadap
faktor, antara lain kandungan pectin dalam Mutu Selai Kulit Jeruk Bali (Citrus
bahan, konsentrasi sukrosa yang maxima). Jurnal Pendidikan
ditambahkan, serta adanya asam. Pektin Teknologi Pertanian, Vol. 3: S117-
dapat ditambahkan pada buah atau bahan S125
yang kandungan pektinnya rendah. Lastriyanto, A., Sumardi ., R.Y., Melati,
Penambahan pectin, sukrosa dan asam R.M. 2016. Karakterisasi Kimia
dalam konsentrasi tertentu akan Keripik Apel Manalagi Hasil
mempengaruhi karakteristik fisik seperti Penggorengan Vakum Dengan
viskositas dan daya oles, karakter kimiawi Menggunakan Minyak Goreng
seperti kadar air dan nilai total padatan Berulang. Jurnal Keteknikan
Pertanian Tropis dan Biosistem Vol.
terlarut (TPT) serta mempengaruhi
4 No. 2: 157-172
penerimaan konsumen terhadap produk.
Nofriati, D. 2013. Kajian Pengawetan
Manisan Kering Buah Nanas Ananas
comosus L. Merr) Selama Masa
Daftar Pustaka Penyimpanan. Jurnal Agroindustri
ISSN 2088 – 5369 Vol. 3 No. 2: 77
Adityas, E.W.P., Kurniawati, L., Mustofa,
– 82
A. 2018. Karakteristik Marmalade
Jeruk Sunkist (Caridina propinqua)-
31
Journal of Food Technology and Agroindustry Volume 2 No 1 Februari 2020
P-ISSN: 2656-0623
E-ISSN: 2684-8252
32