Anda di halaman 1dari 58

RANGKUMAN EKONOMI MAKRO

OLEH:

KADEK SUMERTA

201930058

AKUNTANSI B

KATA PENGANTAR

Saya ucapkan puji syukur atas selesainya kumpulan materi kuliah ekonomi
makro. Buku ini berisi materi kuliah ekonomi makro dari perkuliahan awal sampai
dengan perkuliahan ke-12.
Saya menyadari bahwa sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari banyak pihak sangat diharapkan.
Akhirnya ucapan terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang
sudah membantu penyusunan tugas ini, saya berharap dapat bermanfaat dan mampu
menambah wawasan bagi semua orang.

Makassar, 24 Juni 2020

Penulis

i
Materi Mata Kuliah Kedua (2)

KONSEP DASAR EKONOMI MAKRO

Pendekatan Ilmu Ekonomi


1. Aspek Ontologi
Ilmu ekonomi yang berkaitan dengan objek yang telah ditelaah atau sasaran ilmu dan
bagaimana wujud sebenarnya dari objek tersebut. Secara ontologis, sasaran ilmu
ekonomi adalah hubungan antar manusia dalam memenuhi kebutuhan materialnya,
sedangkan kebutuhan spiritual tidak termasuk dalam lingkup ekonomi. Inti dari ilmu
ekonomi adalah upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas ditengah-
tengah jumlah sumber daya ekonomi yang terbatas jumlahnya.
2. Aspek Aksiologi
Ilmu ekonomi yang berkaitan dengan penggunaan ilmu ekonomi. Disinilah nilai
ekonomi dapat dilihat dengan mengatasi masalah seperti pengangguran, tanggung jawab
social perusahaan, peningkatan mutu dan taraf kehidupan.
3. Aspek Epistemologi
Ilmu ekonomi yang membahas tentang asal mula/sumber, struktur, metode, dan
validitas dari ilmu ekonomi.

Pengertian Ilmu Ekonomi Makro


Pengertian Ekonomi dari Bahasa Yunani
Oikos = Keluarga/Rumah tangga, sedangkan Nomos = Peraturan
Pengertian Ekonomi Makro Menurut Mankiw:2006
Ilmu yang mempelajari fenomena ekonomi secara agregat, keseluruhan, dan global.
Contohnya inflasi, pengangguran, pertumbuhan ekonomi, ekspor-impor, neraca pembayaran.
Pengertian Ekonomi Mikro
Ilmu yang mempelajari perilaku rumah tangga dan perusahaan dalam membuat
keputusan dan berinteraksi di pasar.

Fokus Ekonomi Makro


1. Bagaimana segi permintaan dan penawaran dapat menentukan kegiatan
perekonomian.
2. Masalah-masalah yang dihadapi terhadap perekonomian.
3. Campur tangan pemerintah dalam menangani masalah perekonomian.

Tujuan Ekonomi Makro


1. Menstabilkan kegiatan ekonomi
2. Mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh tanpa inflasi
3. Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang kuat

1
4. Menghindari masalah inflasi

Mazhab Ekonomi
A. Mazhab Klasik (Adam Smith)
Pemahaman mazhab ini dapat dilihat dari asumsi yang digunakan terhadap pasar dan
uang. Pada zaman ini dapat dilihat apabila pasar diasumsikan bersturuktur persaingan
sempurna sehingga intervensi pemerintah hampir tidak dibutuhkan dan uang bersifat
netral.
B. Zaman Keynes
Pada zaman ini dapat dilihat apabila pasar diasumsikan bersturuktur bukan persaingan
sempurna sehingga intervensi pemerintah sangatlah dibutuhkan dalam perekonomian dan
uang bersifat tidak netral. Zaman ini berpendapat bahwa peranan pemerintah dibutuhkan
dalam mengelola perekonomian melalui instrument kebijakan fiscal dan moneter.

Masalah Pokok Ekonomi

 Pertumbuhan Ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang


menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan
kemakmuran meningkat.
 Pengangguran adalah suatu keadaan seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja,
ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.
 Inflasi adalah suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam perekonomian.
 Neraca Pembayaran adalah ringkasan pembukuan yang menunjukkan aliran
pembayaran yang dilakukan dari Negara-negara lain ke dalam negeri, dan dari dalam
negeri ke Negara-negara lain.

Kebijakan Ekonomi Makro

1. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah kebijakan otoritas keuangan dalam mengatur penawaran


uang atau jumlah uang yang beredar serta tingkat bunga dalam suatu Negara. Kebijakan
ini dilaksanakan oleh oleh Bank Sentral sebagai otoritas keuangan tertinggi pada suatu
Negara. Melalu kebijakan ini bank sentral dapat menambah, mengurangi atau
mempertahankan kemampuan pertumbuhan ekonomi dan mengendalikan laju inflasi
dalam suatu perekonomian Negara.

Kebijakan moneter dibagi menjadi dua, yaitu:


 Kebijakan moneter yang bersifat kuantitatif, yaitu seluruh langkah yang diambil
oleh bank sentral yang bertujuan untuk mempengaruhi jumlah penawaran uang
serta tingkat bunga dalam perekonomian. Kebijakan ini terdiri dari operasi pasar
terbuka, mengubah tingkat diskonto, dan mengubah tingkat cadangan minimum.
 Kebijakan moneter yang bersifat kualitatif, yaitu langkah-langkah yang diambil
oleh bank sentral yang tujuannya untuk mengawasi bentuk-bentuk pinjaman serta

2
investasi yang dilakukan oleh bank umum. Kebijakan moneter kualitatif terdiri dari
pengawasan kredit (pinjaman) secara selektif, dan pembujukan moral.

2. Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiscal adalah kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah guna
membuat perubahan dalam bidang perpajakan dan pengeluaran pemerintah dengan
maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian. Tujuan utama
dikeluarkannya kebijakan fiscal adalah untuk menentukan arah, tujuan, sasaran, dan
prioritas pembangunan nasional serta pertumbuhan perekonomian bangsa.

Penentu kebijakan fiscal terbagi menjadi dua komponen, yaitu:


 Pendapatan Negara (pajak) sebagai komponen penyusun kebijakan fiscal.
Pendapatan Negara sebagai komponen penyusun kebijakan fiscal karena sebagai
sumber pembangunan, bersifat memaksa dan tercantum dalam konstitusi.
 Pengeluaran Negara (APBN) yang merupakan kumpulan berbagai pengeluaran
Negara. Instrument APBN terdiri dari pembanguna infrastruktur, fasilitas umum,
hingga biaya operasional pemerintah.

Penentuan Kegiatan Ekonomi

Terdapat 4 komponen pengeluaran agregat:


1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga ( C ) adalah pengeluaran yang dilakukan rumah
tangga untuk barang dan jasa.
2. Investasi perusahaan ( I ) adalah pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan
terhadap barang dan jasa untuk penggunaan dimasa depan.
3. Pengeluaran konsumsi & investasi pemerintah ( G ) adalah belanja yang dilakukan
oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhannya dan kepentingan masyarakat.
4. Ekspor – Impor ( X – M ) adalah nilai ekspor yang dilakukan sutau Negara dalam
suatu tahun tertentu dikurangi dengan nilai impor dalam periode yang sama dan
dinamakan sebagai ekpor neto.

3
Materi Mata Kuliah Ketiga (3)

PENDAPATAN NASIONAL
Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari
Inggris pada Tahun 1665. Pendapatan nasional menerangkan tentang nilai barang-barang dan
jasa-jasa yang diproduksikan suatu Negara dalam suatu tahun tertentu.

Manfaat Pendapatan Nasional

1. Mengetahui tingkat kemakmuran suatu negara


2. Mengevaluasi kinerja perekonomian dalam skala tertentu
3. Mengukur perubahan perekonomian dari waktu ke waktu
4. Membandingkan kinerja ekonomi antar sektor
5. Sebagai indikator kualitas hidup suatu negara
6. Sebagai indikator perbandingan kinerja ekonomi antar negara
7. Sebagai indikator perbandingan kualitas standar hidup satu negara dengan negara lain
8. Sebagai ukuran dan perbandingan pertumbuhan ekonomi dari waktu ke waktu
9. Sebagai ukuran dan perbandingan pertumbuhan ekonomi dan kekayaan antar negara

Metode Perhitungan Pendapatan Nasional


Ada 3 metode perhitungan yang bisa digunakan untuk mencari tahu jumlah atau nilai
dari pendapatan nasional tersebut. Metode-metode ini antara lain metode perhitungan dengan
pendekatan produksi, pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan.

 Metode Pendekatan Pendapatan

Metode pendekatan pendapatan (income a product) memperoleh besaran pendapatan


nasional dengan cara menjumlahkan pendapatan dari berbagai faktor produksi yang
memberikan sumbangan terhadap proses produksi. Dengan kata lain, metode ini
mendapatkan hasil dari penjumlahan seluruh penerimaan yang diterima oleh pemilik
faktor produksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu atau satu tahun.
Apa saja yang termasuk ke dalam faktor produksi? Adapun hal-hal yang termasuk ke
dalam faktor produksi, antara lain tenaga kerja, modal, tanah dan
keahlian/kewirausahaan. Masing-masing faktor produksi ini akan menghasilkan
pendapatan yang berbeda-beda.

Rumus pendekatan pendapatan adalah sebagai berikut: 

Y=r+w+i+p

Keterangan:

4
Y = Pendapatan Nasional
r = Pendapatan dari upah, gaji, dan lainnya
w = Pendapatan bersih dari sewa
i = Pendapatan dari bunga
p = Pendapatan dari keuntungan perusahaan dan usaha perorangan

 Metode Pendekatan Produksi

Kegiatan yang menciptakan nilai tambah (added value) disebut juga kegiatan
produksi. Oleh karena itu, metode ini hanya mencakup perhitungan nilai tambah pada
setiap sektor/lahan produksi. Melalui pendekatan ini, pendapatan nasional dapat dihitung
dengan cara menjumlahkan nilai tambah dari seluruh sektor produksi selama satu periode
tertentu atau satu tahun.
Apakah nilai tambah yang dimaksud di sini? Nilai tambah adalah selisih antara nilai
produksi (nilai output) dengan biaya antara (nilai input), yang terdiri atas bahan yang
terlibat dalam proses produksi, termasuk bahan baku dan bahan penolong.

Rumus pendekatan produksi adalah sebagai berikut: 

Y = (P1X Q1)+(P2X Q2)+….(PnX Qn)

Keterangan:
Y= Pendapatan nasional
P1= harga barang ke-1               Pn= harga barang ke-n
Q1= jenis barang ke-1               Qn= jenis barang ke-n

 Metode Pendekatan Pengeluaran

Metode perhitungan dengan pendekatan pengeluaran ini dilakukan dengan cara


menjumlahkan seluruh pengeluaran berbagai sektor ekonomi, yakni rumah tangga,
pemerintah, perusahaan dan masyarakat luar negeri suatu negara pada periode tertentu.
Pengeluaran dari berbagai sektor ekonomi dibagi menjadi beberapa jenis. Jenis-jenis
pengeluaran ini terdiri dari:
 Pengeluaran untuk konsumsi (C)
 Pengeluaran untuk investasi (I)
 Pengeluaran untuk pemerintah (G)
 Pengeluaran untuk ekspor (X), dan impor (M)

Rumus pendekatan pengeluaran adalah sebagai berikut: 

Y = C + I + G + (X – M )

5
Keterangan:
Y = Pendapatan nasional
C = consumption (konsumsi rumah tangga)
I = investment (investasi)
G = government expenditure (pengeluaran pemerintah)
X = ekspor
M = impor

Konsep Pendapatan Nasional

 Gross Domestic Product (GDP) atau Pendapatan Domestic Bruto (PDB)

Merupakanjumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit
produksi di dalam batas wilayah suatu negara selama setahun. Termasuk yang
dihasilkan oleh perusahaan asing, asalkan wilayahnya masih dalam wilayah suatu
negara. Contohnya terdapat perusahaan A dari Korea yang mempunyai cabang di
Indonesia, hasil produksinya juga harus dihitung ke dalam GDP.
Rumus untuk menghitung GDP yaitu:

GDP = Pendapatan WNI di dalam negeri + Pendapatan WNA di dalam negeri

 Gross National Product (GNP) atau Pendapatan Nasional Bruto (PNB)

Merupakan nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk
suatu negara (nasional) selama satu tahun, termasuk yang dihasilkan oleh warga
negara tersebut yang dihasilkan di luar negeri. Contohnya seperti seseorang pria dari
Indonesia yang menjual pakaian di Singapura, hasilnya berupa barang dan jasanya
termasuk dalam GNP. GNP menekankan pada aspek kewarganegaraan (nationality).
Rumus untuk menghitung GNP yaitu:
GNP = Pendapatan WNI di dalam negeri + Pendapatan WNI di luar negeri
Atau
GNP = GDP + Pendapatan WNI di luar negeri – Pendapatan WNA di dalam negeri
Atau
GNP = GDP – Pendapatan Neto atas factor dari luar negeri

 Net National Product (NNP) atau Produk Nasional Netto (PNN)

Produk nasional netto adalah produk nasional bruto dikurangi dengan depresiasi
(penyusutan) dan replacement (penggantian barang modal).
Rumus untuk menghitung NNP yaitu:

6
NNP = GNP – (Depreciation – Replacement)

 Net National Income (NNI) atau Pendapatan Nasional Bersih (PNB)

NNI ini menghitung pendapatan nasional berdasarkan jumlah balas jasa yang
diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi.
Rumus untuk menghitung NNI yaitu:
NNI = NNP – Pajak tidak langsung + Subsidi

a. Pajak tidak langsung harus dikurangkan, karena tidak mencerminkan balas jasa
atas faktor produksi. Uang pajak memang diterima oleh penjual/produsen bersama
harga pasar barang yang dijualnya, tetapi uang pajak itu wajib diserahkan kepada
pemerintah.
b. Subsidi harus ditambahkan karena harga-harga tertentu yang dibuat lebih murah
daripada biaya produksi sesungguhnya, misalnya untuk subsidi harga pupuk, BBM,
atau beras.

 Personal Income (PI) atau Pendapatan Perseorangan

Personal income adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat yang
benar-benar sampai ke tangan masyarakat setelah dikurangi dengan laba ditahan, iuran
asuransi, iuran jaminan social, pajak perseorangan dan ditambah dengan transfer
payment.
Rumus untuk menghitung PI yaitu:
PI = NNI + Transfer payment – (laba ditahan + iuran asuransi + iuran jaminan social +
pajak perseorangan)

 Disposible Income (DI) atau Pendapatan Siap Pakai

DI adalah pendapatan yang siap dibelanjakan atau pendapatan pribadi yang dikurangi
pajak yang harus dibayar oleh penerima pendapatan.
Rumus untuk menghitung DI yaitu:
DI = PI – Pajak langsung

Contoh Soal dan Pembahasan


Soal:
Negara Adidaya bermaksud untuk menghitung besarnya pendapatan nasional negara tersebut
dengan menggunakan pendekatan pengeluaran. Diketahui beberapa data dari negara Adidaya
sebagai berikut: (dalam milyar rupiah)
Sewa tanah: 15.000
Konsumsi: 54.000
Upah: 26.000

7
Pengeluaran pengusaha: 16.000
Ekspor: 9.000
Impor: 4.000
Keuntungan: 5.000
Ekspor netto 5.000
Pengeluaran pemerintah: 15.000
Dari data tersebut, besarnya pendapatan nasional negara Adidaya adalah
a. 74.000
b. 90.000
c. 95000
d. 98. 000
e. 87.000
Pembahasan
Dengan menggunakan pendekatan pengeluaran, maka pendapatan nasional dapat dihitung
dengan menambahkan konsumsi, pengeluaran pengusaha (investasi), pengeluaran
pemerintah, serta ekspor netto (ekspor – impor). Perlu diingat bahwa ekspor netto sudah
merupakan selisih antara ekspor dengan impor sehingga kita tidak perlu menghitungnya lagi.
Y = C + I + G + Ekspor netto
Y = 54.000 + 16.000 + 15.000 + 5000
Y = 90.000 (b)

8
Materi Mata Kuliah Keempat (4)

PERKEMBANGAN EKONOMI
Kegiatan ekonomi dua sektor hanya melibatkan dua pelaku ekonomi,yaitu rumah
tangga dan perusahaan.

A. Corak Kegiatan Ekonomi Subsistem


Dalam corak kegiatan ekonomi subsistem penerima-penerima pendapatan, dalam hal
ini rumah tangga, tidak menabung, dan para pengusaha tidak menanam modal. Dalam
masyarakat yang seperti ini aliran pendapatannya adalah seperti yang tampak pada
Gambar

Dalam kegiatan ekonomi seperti ini sekiranya sektor produksi menggunakan seluruh
faktor produksi yang ada dalam perekonomian, pengeluaran sektor rumah tangga akan
sama dengan nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian. Ini adalah
gambaran yang sangat sederhana yang terjadi pada suatu perekonomian, di mana
kegiatan perdagangan pada umumnya masih menggunakan cara barter.
B. Corak Perekonomian Modern
Dalam perekonomian yang lebih maju, penerima-penerima pendapatan akan
menyisihkan sebagian pendapatan mereka untuk ditabung. Tabungan ini akan
dipinjamkan kepada pengusaha yang akan menggunakannya untuk investasi, yaitu
melakukan pembelian barangbarang modal.menggunakannya untuk investasi, yaitu
melakukan pembelian barangbarang Dalam masyarakat yang seperti ini aliran
pendapatannya adalah seperti yang tampak pada Gambar

9
Tabungan ini akan dipinjamkan kepada pengusaha yang akan menggunakannya untuk
investasi, yaitu melakukan pembelian barang-barang modal.
Ahli-ahli ekonomi klasik tetap berkeyakinan bahwa walaupun rumah tangga akan
menabung sebagian dari pendapatan yang diperolehnya, kekurangan dalam permintaan
tidak akan terjadi dalam perekonomian. Keyakinan didasarkan kepada pandangan yang
pada hakekatnya mengatakan bahwa semua tabungan sektor rumah tangga yang tercipta
pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh akan digunakan oleh para pengusaha untuk
inpestasi.

PENENTUAN SUKU BUNGA


Mengapakah ahli-ahli ekonomi Klasik Berkeyakinan bahwa perubahan-perubahan
yang dapat dengan mudah berlaku ke atas suku bunga akan menjamin terciptanya kesamaan
di antara jumlah tabungan yang akan disediakan rumah tangga dan jumlah investasi yang
akan dilakukan oleh pengusaha..?? Menurut pendapat mereka keadaan seperti ini akan terjadi
karena suku bunga menetukan besarnya tabungan maupun investasi yang akan dilakukan
dalam perekonomian. Setiap perubahan dalam suku bunga akan menyebabkan pula
perubahan dalam tabungan rumah tangga dan permintaan dana untuk investasi perusahaan
.Perubahan-perubahan dalam suku bunga akn terus-menerus berlangsung sebelum kesamaan
di antara jumlah tabungan dengan jumlah permintaan dana investasi tercapai.

Faktor Yang Menentukan Suku Bunga


Jumlah tabungan rumah tangga pada waktu perekonomian mencapai penggunaan
enaga kerja penuh. Akan selalu sama dengan jumlah seluruh investasi yang akan dilakukan
oleh para pengusaha, maka dalam perekonomian pengeluaran agregat pada penggunaan
tenaga kerja penuh akan selalu dapat mencapai tingkat yang sama dengan penawaran agregat
pada penggunaan tenaga kerja penuh.

10
PENYESUAIAN DALAM PASAR MODEL
Berdasarkan pada fleksibelitas, ahli-ahli ekonomi klasik yakin bahwa perubahan
dalam suku bunga ini pada akhirnya akan menciptakan keadaan dimana tabungan yang
tercapai pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh adalah samadengan invesasi oleh
perusahaan-perusahaan.

FLEKSIBILITAS SUKU BUNGA dan KEGIATAN EKONOMI


Ahli-ahli ekonomi klasik berpendapat dalam perekonomian akan selalu tercapai
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh oleh karena pengeluaran agrega dapat mencapai
tingkat penawaran agregat pada penggunaan tenaga kerja penuh.
Apabila terjadi pengangguran, mekanisme pasar akan menciptakan penyesuaian-penyesuaian
di dalam pasar tenaga kerja sehingga akhirnya pengangguran dapat dihapuskan.
Apabila dalam perekonomian terdapat pengangguran ,para penganggur akan bersedia bekerja
pada tingkat upah yang lebih rendah dari yang berlaku di pasar. Keadaan ini akan
menimbulkan kekuatan-kekuatan yang akn menurunkan tingkat upah ,dan penurunan dalam
tingkat upah ini akan memperluas tingkat kegiatan ekonomi.
Di dalam analisis mereka ahli-ahli ekonomi klasik berkeyakinan:
a. Para pengusaha akan selalu mencari kentungan yangmaksimum.
b. Keuntungan maksimum akan dicapai pada keadaan dimana upah adalah sama dengan
prodksi fisik marjinal.
Analisis-analisis yang dikemukakan oleh ahli-ahli ekonomi Klasik tidak dapat
memberikan penjelasan mengenai sebab-sebabnya pengangguran yang disebabkan oleh
kekurangan permintaan agregat dapat terjadi . Keyakinan mereka bahwa di dalam
perekonomian akan selalu terdapat permintaan yang cukup besar, sehingga akan selalu
menjamin terwujudnya tingkat penggunaan tenaga kerja penuh, menyebabkan mereka
mengabaikan analisis terhadap permintaan agregat yang wujud dalam perekonomian.

 KRITIK KEYNES TERHADAP PANDANGAN KLASIK


Menyadari kelemahan analisis yang dilakukan oleh ahli-ahli ekonomi Klasik
merupakan dorongan pernting kepada Keynes untuk melakukan suatu pendekatan baru di
dalam menelaah pola kegiatan ekonomi masyarakat,dan bagaimana tingkat kegiatan ekonomi
dan tingkat produksi nasional yang ditentukan .
Keynes tidak menyetujui pandangan yang paling pokok dalam teori Klasik , yaitu bahwa
penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercipta dalam perekonomian . Keynes
berpendapat “penggunaan tenaga kerja penuh adalah keadaan yang jarang terjadi, dan
hal itu disebabkan karena kekurangan permintaan agregat yang wujud dalam
perekonomian.”

 PENENTU SUKU BUNGA: PANDANGAN KEYNES


Dalam teori keuangan modern yang dikembangkan oleh Keynes, suku bunga
ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Bank Sentral dan sistem perbankan a dalah
institusi yang akan menentukan besarnya penawaran uang pada suatu waktu tertentu.
Sedangkan permintaan uang ditentukan oleh keinginan masyarakat untuk memegang uang.

11
TINGKAT UPAH DAN KEGIATAN EKONOMI
Kalau dibandigkan pendapat ahli-ahli ekonomi klasik dengan kenyataan yang
sebenarnya wujud perekonomian modern, akan dapat dilihat bahwa tingkat upah tidak mudah
mengalami penurunan. Sebagai akibatnya pengangguran sangat sukar di hapuskan. Dalam
perekonomian modern terdapat persatuan-persatuan pekerja yang selalu mempertankan dan
memperjuangkan perbaikan nasib para pekerja . Usaha ini termasuklah menjaga agar para
pekerja diber upah yang wajar . Persatuan pekerja akan selalu menentang setiap usaha untuk
menrunkan tingakt upah yang dibayarkan kepada pekerja . Kekuatan ini menyebabkan tingkat
upah tidak mudah untuk diturunkan.

PENENTUAN KEGIATAN EKONOMI: PANDANGAN KEYNES


Bagian ini akan menerangkan pokok pandangan Keynes mengenai penentuan tingkat
kegiatan sesuatu perekonomian. Hal-hal yang akan diterangkan dalam bagian ini adalah:

 peranan pendapatan belanja agregat.


 Komponen utama dari perbelanjaan agregat.

PERANAN PERMINTAAN AGREGAT DALAM KEGIATAN


EKONOMI
Analisis Keynes mennjukan tentag pentingnya peranan dari pengeluaran agregat ke
atas jumlah barang dan jasa yang akan diproduksikan oleh sektor perusahaan di dalam
menentukan tingkat kegiatan ekonomi. Ini berarti analisis Keynes lebih banyak
memeperhatikan aspek permintaan . yaitu menganalisis mengenai peranan dari pemintaan
berbagai golongan masyarakat di dalam menentukan tingkat kegiatan ekonomi yang akan di
capai oleh suatu perekonomian . Pada hakikatnya analisis itu berpendapat bahwa tingkat
kegiatan ekonomi negara ditentukan oleh besarnya permintaan efektif ,yaitu permintaan
yang diserati oleh kemampuan untuk membayar barang dan jasa yang diminta tersebut
,yang wujud dalam perekonomian.

PENENTU-PENENTU PERBELANJAAN AGREGAT


                 Dalam analisis nya Keynes membagikan permintaan agregat kepada 2 jenis
pengeluaran yaitu pengeluaran konsumsi oleh rumah tangga dan penanaman modal oleh para
pengusaha. Dalam analisis makroekonomi yang wujud sekarang pengeluaran agregat dalam
perekonomian meliputi pula pengeluaran pemerintah dan ekspor. Dengan demikian
pengeluaran agregat dapat dibedakan kepada empat komponen: konsumsi rumah tangga,
investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah, dan ekspor.

Pandangan Utama Teori Keynes


Secara garis besarnya pandangan dalam buku Keynes tersebut dapat dibedakan
kepada dua aspek.  Di satu pihak buku tersebut mengemukakan beberapa kritik ke atas
pandangan ahli-ahli ekonomi klasik mengenai faktor-faktor yang menentukan tingkat
kegiatan sesuatu perekonomian.  Kritik-kritik tersebut menunjukan kelemahan-kelemahan
dari pandangan yang menjadi landasan kepada keyakinan ahli-ahli ekonomi klasik bahwa
penggunaan tenaga kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi yang teguh selalu dicapai.

12
Di pihak lain buku tersebut menerangkan pula faktor utama yang akan menentukan
prestasi kegiatan ekonomi suatu negara.  Keynes berpendapat pengeluaran agregat, yaitu
perbelanjaan masyarakat ke atas barang dan jasa, adalah faktor utama yang menentukan
tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai suatu negara.  Seterusnya Keynes berpendapat bahwa
dalam system pasar bebas penggunaan tenaga kerja penuh tidak selalau tercipta dan
diperlukan usaha dan kebijakan pemerintah untuk menciptakan tingkat penggunaan tenaga
kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi yang teguh.

Pandangan Keynes mengenai penentu-penentu suku bunga


Keynes juga mengkritik pandangan klasik mengenai penentuan suku bunga.  Dalam
teori keuangan modern yang dikembangkan oleh Keynes, suku bunga ditentukan oleh
permintaan dan penawaran uang.  Bank sentral dan system perbankan adalah institusi yang
akan menentukan besarnya penawaran uang pada suatu waktu tertentu.  Sedangkan
permintaan uang ditentukan oleh keinginan masyrakat untuk memegang uang.

Pandangan modern mengenai penentuan tingkat kegiatan ekonomi


1.   Aliran-aliran pendapatan dalam perekonomian moderen
Corak kegiatan ekonomi  modern.Yang mana penerima-penrima pendapatan akan
menyisihkan pendapatan mereka untuk ditabung. tabungan ini akan dipinjamkan kepada
pengusaha dan mereka akan menggunakan tabungan itu untuk investasi, yaitu
melakukan  pembelian barang-barang modal. Investasi akan menambah jumlah barang-
barang modal  yang tersedia  dan meninggikan kemampuan perekonomian itu
menghasilkan barang2 kebutuhan masyarakat.
2.   Pendekatan terkini dalam penentuan kegiatan perekonomian
Perkembangan  ekonomi di negara  maju.Penentu kegiatan perekonomian berbentuk
mengatasi  masalah penganguran  yang serius dengan cara:
1. Mempertahankan kesempatan kerja  penuh  dan menghindari  masalah inflasi
( kenaikan harga).
2. Menciptakan pertumbuhan  ekonomi  yang lebih besar  dalam jangka  panjang.
3. Persolan di atas  tidak banyak  diperhatikan  dalam  analisis  keynesian.

Perkembangan analisis makroekonomi


Analisis  makro ekonomi  yg dikemukakan  sesudah  masa  golongan  keynesian dapat
di bedakan  kepada  4 pemikiran  :
1.   Golongan  monetaris
Golongan ini dipelopori oleh MiltonFredman, yang lama mengembangkan
karirnya di universitas Chicago. Pada dasarnya friedman mengkritik pandangan Keynes
dalam hal-hal berikut:
- Friedman yakin system pasar bebas cukup efisien dalam mengatur kegiatan ekonomi
dan mampu menyebabkan perekonomian selalu beroperasi pada kesempatan kerja

13
penuh Oleh karena itu dia tidak menokong campurtangan pemerintah yang
berlebihan dalam kegiatan ekonomi.
- Friedman menunjukkan peranan penawaran uang dalam menentukan tingkat kegiatan
ekonomi. Perubahan  perubahan penawaran uang sangat penting artinya dalam
mempengaruhi kegiatan ekonomi dan tingkat harga. dia mengkritik pandangan
Keynesyang sangat menekankan kapada peranan pengeluaran agregat dalam
mempengaruhi kegiatan ekonomi.
- Mengenai bentuk kebijaksanaan pemerintah, apabila diperlukan friedman lebih
menyukai kebijakan pemerintah yang berbentuk kebijakan moneter. Menurut
friedman kebijakan fiscal yang ditekankan golongan Keynesian, tidak terlalu besar
efeknya dalam mempengaruhi kegiatan perekonomian.
2.   Ekspektasi  Rasional  (Klasik baru)
Pandangan golongan ekspektasi rasional didasarkan kepada dua pemisalan penting.
yang pertama teori ini menganggap bahwa semua pelaku kigiatan ekonomi bertindak
secara rasional, mengetahui seluk beluk kegiatan ekonomi dan mempunyai informasi
yang lengkap mengenai peristiwa-peristiwa dalam perekonomian. mereka juga
meramalkan keadaan-keadaan yang akan berlaku dimasa depan. Selanjutnya dengan
pemikiran yang rasional mereka dapat menentukan reaksi terbaik terhadap perubahan
yang diramalkan akan berlaku.
Akibat dari pemisalan ini teori ekspektasi rasional mengembangkan analisisnya
berdasarkan prinsip-prinsip yang terdapat dalam teori makro ekonomi yang juga bertitik
tolak dari anggapan bahwa pembeli, produsen dan pemilik factor produksi bertindak
secara rasional dalam menjalankan kegiatannya. pemisalannya yang kedua adalah sesuai
dengan pendapat ahli ekonomi klasik, teori ekspektasi rasional berpendapat bahwa
semua jenis pasar beroperasi secara efisien dan dapat dengan cepat membuat
penyesuaian-penyesuaian ke atas perubahan yang berlaku. Dengan demikian menurut
pendapat teori ekspektasi rasional tingkat harga dan tingkat upah dapat dengan mudah
mengalai perubahan. Kekurangan penawran barang akan menaikan harga, dan kelebihan
penawaran mengakibatkan harga turun. Buruh yang berlebihan akan menurunkan upah,
sebaliknya kekurangan buruh akan menaikkan upah mereka. Semua pasar bersifat
persaingan sempurna, dan informasi yang lengkap akan diketahui oleh semua pelaku
pasar. sebagai akibat dari keyakinan yang kedua ini dalam teori ekspektasi rasional
diyakini bahwa perekonomian selalu beroperasi pada tingkat penggunaan tenaga kerja
penuh dan kebijakan diskresioner pemerintah (kebijakan fiscal maupun moneter) teidak
akan dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi. Oleh sebab itu teori ekspektasi rasional
berpendapat bahwa pemerintah tidak perlu mengamberl sesuatu apapun tindakan apabila
sekali2 berlaku masalah pengangguran. Masalah seperti itu timbul sebagai akobat
kesalahan ekspektasi pelaku kegiatan ekonomi mengenai kegiatan ekonomi yang akan
terjadi di masa depan. Walau bagaimanapun system mekanisme pasar akan membuat
penyesuaian dan dengan sendirinya mengembalikan kegiatan ekonomi ke tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh. Golongan klasik baru berkeyakinan pelaku kegiatan
ekonomi jarang melakukan kesalah dalam ekspektasinya mengenai keadaan masa depan.

14
Oleh sebab itu pada umumnya perekonomian akan selaku beroperasi pada tingkat
penggunaan tenaga penuh. Pangangguran yang ada merupakan pengangguran yang
bersifat sukarela.
3.   Ekonomi segi penawaran
Walaupun berkembang pada waktu yang bersamaan dengan teori rasional,
ekonomi segi penawaran dikembangkan oleh ahli ekonomi yang berbeda. Pandangan
yang mengembangkan pemikiran mengenai segi penawaran datangnya bukan dari
kalangan akademisi tetapi oleh penasihat-penasihat ekonomi dalam pemerintahan Ronald
Reagan (yang terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat pada tahun 1980). Munculnya
pemikiran ekonomi segi penawaran didorong oleh dua perkembangan penting yang
berlaku dalam tahun 1970an dan pemulaan tahun 1980an. Faktor yang pertama adalah
berlakunya stagflasi pada tahun 1970 diberbagai perekonomian negara industri. Faktor
yang kedua adalah terpilihnya Ronald Reagan sebagai presiden amerika serikat.
Kedua factor tersebut menyebabkan penasehat dan perumus kebijakan ekonomi
dalam pemerintah Reagan menumpukkan perhatian yang lebih banyak kepada
mempengaruhi segi panawran dalam merumuskan kebijakan-kebijakan ekonomi mereka.
Dalam kebijakan fiskaldanmeneter yang selaku dijalankan ahli-ahli ekonomi golongan
Keynesianpengannguran dicoba diatasi dengan menjalan kankebijakan moneter dan
fiscal yang bersifat ekspnsif. Dalam keadaan stagflsisebijakan seperti itu unutk
menambahkan pengangguran tenaga kerja akan diikuti oleh infalsi yang semakin cepat
jalannya. Untuk menghindari berlakunya inflasi tersebut ahli-ahli ekonomi segi
penawarab mengusulkan beberapa kebijaksanaan yang hakekatnya akan mempengaruhi
efisiensi berbagai perusahaan. Tindakan seperti iru menurut pendapat mereka akan
meningkatkan penggunaan tenaga kerja dan pendapatan nasional dan pada waktu yang
sama mengatasi inflasi. Untuk mencapai tujuan ini kebijakan ekonomi segi penawaran
bersaha mewujudkan keadaan sebagai berikut:
- Para pekerja akan bekerja lebih giat dan lebih efisien.
- Efisiensi kegiatan usaha dapat ditingkatkan dan biaya produksi dikurangi
- mengmbangkan peranan pihak swasta dan mendorong lebih banyak persaingan.
tujuan-tujuan diatas dapat dicapai dengan cara: mengurangi pengeluaran pemerintah,
menurunkan tingkat pajak yang dipungut terutama pajak dari golongan masyarakat yang
berpendapatan tinggi, penswastaan perusahaan-perusahaan pemerintahyang tidak penting
peranannya kepada masyarak dan mendorong persaingan yang lebih sempurna di pasaran
baran dan pasaran factor.
4.   Keynesian Baru
Seorang ahli ekonomi masih belum dapat menerima pandangan-pandangan yang
mengkritik pemikiran Keynesian dan masih tetap yakin akan kesesuaian pandangan
Keynes yang utama. pemikir ekonomi yang masih tetap memberi sokongan kepada
pandangan Keynesiandigolongan kepada mazhaabKeynesian baru.

15
Pada dasarnya bereka belum dapat menerima kritik golongan ekspktasi rasional
yang berkeyakinan system pasaran adalah sempurna dan dapat dengan sendirinya
membua penyesuaian sehinigga perekonomian cenderung akan mencapai kesempatan
kerja penuh. Mereka menunjukkan kelemahan mekanisme dalam pasaran barang dan
pasaran factor yang mengakibatkan penyimpangan yang berkepanjangan dari
kesempatan kerja penuh mungkin berlaku. Mereka menunjukkan kemungkinan
berlakunya kekakuan yang akan mempengaruhi efisiensi pasaran barang. Hal ini
menyebabkan perubahan harga tidak terlalu fleksibel sehingga timbul kemungkinan
berlakunya keadaan di mana terdapat kelebihan permintaan barang atau penawaran
barang. Dalam pasaran tenaga kerja masalah kekakuan keadaan di pasar yaitu upah tidak
mudah berubah untuk menyeimbangkan permintaan dan penawaran tenaga kerja
keadaannya lebih serius. Pertama tama mereka berpendapat apabila berlaku
pengangguran yang serius dalam perkonomian, tingkat upah tidak akan dengan mudah
mengalami penurunan untuk mnyeimbangkan permintaan buruh dengan penawarannya.
dengan demikian mekanisme pasar di pasar tenaga kerja tidak sempurna, dan tidak dapat
menjamin tercapainya kesempatan kerja penuh. Berdasarkan keyakinan mengenai
ketidaksempurnaan pasar barang dan pasar factor, mereka tetap berkeyakinan kebijakan
pemerintah masih cukup diperlukan untuk menstabilkan kegiatan ekonomi dan
mengasahakan agar perkonomian tetap mencapai kesempatan kerja penuh.

16
Materi Mata Kuliah Kelima (5)

FUNGSI KONSUMSI DAN FUNGSI TABUNGAN


Fungsi konsumsi
Fungsi Konsumsi menjelaskan hubungan antara konsumsi dan pendapatan nasional
kedalam bentuk persamaan digunakan beberapa asumsi sebagai berikut:
a. Jika Y = 0 masyarakat tetap akan melakukan pengeluaran konsumsi minimum
(otonom)
b. Pengeluaran konsumsi tergantung dari besar kecilnya pendapatan
c. Jika terjadi kenaikan pendapatan, maka konsumsi meningkat dengan jumlah yang
lebih kecil dibanding kenaikan pendapatan.
d. Proporsi kenaikan pendapatan yang akan dikonsumsi adalah tetap. Proporsi ini
disebut “Marginal Propensity to Consume” (MPC)
Berdasarkan asumsi persamaan linier pengeluaran konsumsi dirumuskan : 
C = a +  bY
 Keterangan :
Y = Pendapatan (income)
C = Konsumsi
a = Konstanta, besarnya konsumsi saat tidak ada pendapatan ( sama dengan nol)
disebut konsumsi otonom.
b = Tambahan melakukan konsumsi bila ada tambahan pendapatan, disebut hasrat
konsumsi  marginal, merupakan perbandingan antara perubahan pengeluaran
konsumsi dan perubahan pendapatan.
APC =  C/Y   dan   MPC = ∆C/∆Y
Untuk menghitung besar ( a ) dirumuskan
a = (APC – MPC) Y
Untuk menghitung ( b )  Secara matematis dirumuskan :
MPC =  ∆C/∆Y     
Dimana :
APC = Average Propencity to Consume
MPC = Marginal Propensity to Consume

Fungsi Tabungan
Pendapatan dimanfaatkan untuk konsumsi dan tabungan sehingga rumus umumnya:

17
Y=C+S
Keterangan:
Y = Pendapatan
C = Konsumsi
S = saving (tabungan)

Karena Y = C + S maka S = Y – C, Jika kita subtitusikan  dengan fungsi konsumsi,


maka:
S=Y–C
S = Y – (a + bY)
S = Y – a – bY
S = –a + (1 – b)Y
Hasrat untuk Menabung (Marginal Propensity to Save/ MPS)
Dalam fungsi saving juga mengenal Marginal Propensity to Save (MPS), yaitu
perbandingan antara bertambahnya saving dengan bertambahnya pendapatan nasional
yang mengakibatkan bertambahnya saving termaksud. Di mana perumusannya adalah
sebagai berikut :

Keterangan:
DS  =  Tambahan tabungan
DY =  Tambahan pendapatan
Di dalam fungsi konsumsi S = –a + (1 – b)Y, maka besarnya MPS = 1 – b Karena b =
MPC, maka MPS = 1 – MPC atau MPS + MPC = 1. Untuk fungsi saving berbetuk
garis lurus besarnya nilai S, yaitu marginal propensity to save, pada semua tingkatan
pendapatan nasional adalah sama.

18
Faktor yang memengaruhi Tabungan (S), yaitu:
1) Pendapatan yang diterima
Semakin banyak pendapatan yag diterima berarti semakin banyak pula pendapatan
yang disisihkan untuk saving.
2) Hasrat untuk menabung (Maginal Propensity to Save)
Hal ini didorong dengan keinginan masing-masing individu dalam
mengalokasikan pendapatannya untuk ditabung karena pertimbangan keamanan.
3) Tingkat suku bunga bank
Semakin tinggi tingkat suku bunga simpanan maka semakin banyak
masyarakat untuk menabung (saving).

Contoh Soal
1 . Pada tingkat pendapatan Rp. 500.000,00 besarnya konsumsi Rp. 400.000,00 dan pada
tingkat pendapatan Rp. 1.000.000,00 besarnya konsumsi Rp. 600.000,00.
Berdasarkan data tersebut fungsi konsumsinya adalah ...

Jawab : Dik : Y1 = Rp. 500.000,00             Dit : Fungsi konsumsi?

                      C1 = Rp. 400.000,00

                      Y2 = Rp. 1.000.000,00

                      C2 = Rp. 600.000,00

             Jawab : MPC = Y2/Y1 = 1.000.000/500.000 = 0,4

                           APC = C1/Y1 = 400.000/500.000 = 0,8

                           a = (0,8 - 0,4) x 500.000 = 0,4 x 500.000 = 200

                          Jadi, C = a + bY

                                  C = 200 + 0,4Y

2. Diketahui fungsi konsumsi masyarakat adalah C = 60 milyar + 0,7 Y.


Jika pendapatan nasionalnya Rp. 300.000 milyar maka besarnya
tabungan masyarakat adalah ...

Jawab :       Dik : C = 60 milyar + 0,7 Y              Dit : S?

19
                               Y = 300.000

Jawab : C = 60 M + 0,7 Y

                                     S = -60 M + 0,3 x 300.000

                                     S = -60 M + 90.000

                                     S = 89.940 Milyar

3. Diketahui fungsi konsumsi C = 200.000,00 + 0,70 Y. Jika besarnya tabungan


masyarakat Rp. 100.000,00 maka besarnya konsumsi adalah ...

Jawab :   Dik : C = 200.000,00 + 0,70 Y            Dit : C?

                         S = 100.000

                            Jawab : C = 200.000 + 0,70 Y

                                         C = 200.000 + 0,70 x 100.000

                                         C = 200.000 + 70.000

                                         C = 270.000
 
4. Jika diketahui fungsi konsumsi C = 100 + 0,75 Y maka pendapatan saat Break
Even Income adalah ...

             Jawab :      Dik : C = 100 + 0,75 Y

                                Dit : Titik keseimbangannya?

                                Jawab : Y = C

                                             Y = 100 + 0,75 Y

                               Y – 0,75 Y = 100

                                      0,25 Y = 100

20
                                             Y = 100/0,25

                                             Y = 400

5. Jika diketahui fungsi konsumsi C = 200 + 0,80 Y maka pendapatan pada saat
Break Even Income adalah ...

Jawab :      Dik : C = 200 + 0,80 Y

                                Dit : Titik keseimbangannya?

                                Jawab : Y = C

                                             Y = 200 + 0,80 Y

                               Y – 0,80 Y = 200

                                      0,20 Y = 200

                                             Y = 200/0,20

                                             Y = 1000
 
6. Jika diketahui fungsi konsumsi C = 500 + 0,75 Y maka pendapatan pada saat \
Break Even Income adalah ...

Jawab :      Dik : C = 500 + 0,75 Y

                                Dit : Titik keseimbangannya?

                                Jawab : Y = C

                                             Y = 500 + 0,75 Y

                               Y – 0,75 Y = 500

                                      0,25 Y = 500

21
                                             Y = 500/0,25

                                             Y = 5000
7. Jika diketahui fungsi konsumsi C = 100 + 0,75 Y maka MPC adalah ...

             Jawab : C             = 100 + 0,75 Y

                         MPC         = 0,75


 
8. Jika diketahui fungsi konsumsi S = -100 + 0,25 Y maka MPC adalah ...

             Jawab : MPC + MPS     = 1

                          MPC + 0,25     = 1

                          MPC                 = 1 – 0,25

                           MPC                 = 0,75


 
9. Jika diketahui fungsi konsumsi S = -100 + 0,25 Y maka MPS adalah ...

                         Jawab : S             = -100 + 0,25 Y

                          MPS       = 0,25


 10.  Dalam suatu masyarakat memiliki fungsi konsumsi sebesar C = 70.000 + 0,25y.
Kemudian, pendapatan nasional Negara tersebut adalah Rp 160.000,00. Maka hitunglah
besar tabungan masyarakat !
Jawab  :
Diketahui       :
a        = 70.000
b        = 0,25
y        = 160.000
c        = 110.000
Ditanya                   :
S        = ?

22
Jawab            :
S        =        -a + (1 – b)y
          =        -70.000 + (1 – 0,25) y
          =        -70.000       + 0,75 . 160.000
          =        -70.000       + 120.000
          =        50.000

23
Materi Mata Kuliah Keenam (6)

FUNGSI TABUNGAN
Tabungan dapat diartikan sebagai bagian pendapatan yang tidak dikonsumsi atau setiap
kemampuan dan kesediaan untuk menahan sebagian dari hasrat konsumsi. Hubungan antara
pendapatan disposabel dan tabungan disebut dengan fungsi tabungan. Fungsi tabungan
diperoleh dari fungsi konsumsi. Persamaan linear yang menggambarkan hubungan antara Yd
dan S adalah sebagai berikut.
Yd = C + S
S = Yd – C = – C + Yd
S = –a + (1–b) Yd atau S = –Co + (1–b)Yd
Adapun a adalah tabungan pada saat Yd = 0 dan 1–b adalah kecenderungan
menabung marjinal (Marginal Propensity to Save atau MPS).
Kecenderungan menabung marjinal (Marginal Propensity to Save) adalah konsep
yang menggambarkan hubungan antara pertambahan pendapatan dan pertambahan tabungan.
Dengan kata lain, MPS menunjukkan gambaran tentang berapa jumlah tabungan akan
bertambah jika pendapatan disps bel bertambah satu unit.
ΔS adalah pertambahan tabungan dan Yd adalah pertambahan pendapatan disposabel
yang mengakibatkan pertambahan konsumsi tersebut.
Adapun kecenderungan menabung rata-rata (Average Propensity to Save) adalah
perbandingan atau rasio antara tabungan total dan pendapatan disposabel total.
S adalah tabungan dan Yd adalah pendapatan disposabel. Contoh penerapan fungsi
konsumsi dan fungsi tabungan tampak pada tingkat pendapatan disposabel dan konsumsi
sebuah rumah tangga sebagai berikut.
Tabel 2. Tingkat Pendapatan Disposabel

Pendapatan Konsumsi ∆ Pendapatan ∆ Konsumsi


Disposabel disposabel
0 300 - -
1.000 1.000 1.000 700
2.000 1.700 1.000 700

Dari Tabel 2.di atas dapat dilihat pada tingkat pendapatan disposabel sama dengan
nol, tingkat konsumsi adalah 300. Hal ini berarti konsumsi dasar sama dengan 300. Pada saat

24
pendapatan disposabel meningkat menjadi 2.000 konsumsi meningkat menjadi 1.700.
Tentukan persamaan konsumsi dan grafiknya.
Diketahui:
Δ Yd = Rp 1.000,00
Δ C = Rp 700,00
Berarti MPC = 0,7, artinya 70 persen dari tambahan pendapatan akan digunakan untuk
konsumsi.
Seorang konsumen yang rasional tidak akan membelanjakan seluruh pendapatan disposabel
untuk konsumsi. Tambahan konsumsi di atas tidak mungkin melebihi tambahan pendapatan
disposabel. Tingkat pendapatan 1.000 merupakan tingkat pendapatan minimal agar rumah
tangga mampu membiayai seluruh konsumsinya sehingga dapat ditulis sebagai berikut.
C = Y = 1.000
C = a + bYd
1.000 = a + 0,7(1.000)
700 + a = 1.000
a = 300
Berarti pada tingkat disposabel sama dengan nol. Tingkat konsumsi dasarnya adalah 300. Jadi
rumus persamaan konsumsinya adalah C = 300 + 0,7Yd
Kurva fungsi konsumsinya terlihat dalam Kurva 1.

Kurva 1. Fungsi Konsumsi


Berdasarkan Kurva 1,di atas, kurva konsumsi yang sudut kemiringannya kurang dari 45o
menunjukkan bahwa MPC (kecenderungan melakukan tambahan konsumsi) tidak mungkin
lebih dari satu. Hal ini terbukti, pada saat pendapatan disposabel meningkat Rp1.000,00
konsumsi hanya bertambah 700 unit atau MPC sama dengan 0,7.

25
Dari contoh fungsi konsumsi di atas maka dapat dibuat fungsi tabungan dan kurvanya sebagai
berikut.
C = 300 + 0,7Yd
S = –300 + 0,3Yd
Kurva 2. Fungsi Tabungan

Kurva 2. Fungsi Tabungan

Hubungan antara Pendapatan Disposabel, Konsumsi, dan Tabungan


Dari pembahasan fungsi tabungan, persamaan hubungan antara pendapatan disposabel,
konsumsi, dan tabungan dapat dituli sebagai berikut.
Yd = C + S,
Dengan demikian,
∆Yd = ∆C + ∆S
1 = MPC + MPS
1 = APC + APS
Tabel 3. Pendapatan Disposabel dan Konsumsi

Pendapatan ∆ Pendapatan ∆ Konsumsi


Konsumsi
Disposabel Disposabel (C) MPC APC
(C)
(Yd) (Yd)
0 300 - - - -
1.000 1.000 1.000 700 0,7 1

26
2.000 1.700 1.000 700 0,7 0,85
3.000 2.400 1.000 700 0,7 0,80
Dari Tabel 3, dapat dibuat Tabel 4, yaitu sebagai berikut.

Tabel 4. Pendapatan Disposabel dan Tabungan

Pendapatan ∆ Pendapatan
Tabungan ∆ Tabungan
Disposabel Disposabel MPS APS
(S) (S)
(Yd) (Yd)
0 –300 - - - -
1.000 0 1.000 300 0,3 -
2.000 300 1.000 300 0,3 0,15
3.000 600 1.000 300 0,3 0,20

Contoh Soal :
Apabila fungsi konsumsi ditujukan oleh C = 100 + 0,8 (Y adalah pendapatan), maka fungsi
tabungan ....
Penyelesaian:
C = 100 + 0,8 y
y = pendapatan
C = a + by
S = -a + (1-b) y = -100 + 0,2 y

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi


Menurut Prathama Rahardja dan Mandala Manurung (2004), kegiatan konsumsi
rumah tangga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor ekonomi dan faktor
nonekonomi.
A. Faktor Ekonomi
Empat faktor ekonomi yang sangat menentukan konsumsi adalah pendapatan,
kekayaan, tingkat bunga, dan ekpektasi.
1. Pendapatan rumah tangga
Semakin tinggi tingkat pendapatan rumah tangga semakin besar porsi
pendapatan yang dikonsumsikan.
2. Kekayaan

27
Kekayaan atau aset seseorang dapat berupa kekayaan riil (tanah dan
bangunan) maupun kekayaan finansial (deposito atau dalam bentuk surat
berharga). Kekayaan akan meningkatkan pendapatan disposabel dan selanjutnya
akan meningkatkan konsumsi.
3. Tingkat Bunga
Semakin tinggi tingkat suku bunga, semakin tinggi tabungan yang diciptakan
masyarakat. Dengan demikian hasrat masyarakat untuk melakukan konsumsi
berkurang. Jika suku bunga rendah hasrat masyarakat untuk melakukan konsumsi
akan naik.
4. Perkiraan tentang Kondisi di Masa Depan
Ekspektasi mengenai keadaan di masa mendatang sangat mempengaruhi
kegiatan konsumsi masyarakat. Adanya keyakinan bahwa di masa mendatang
akan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi akan mendorong rumah tangga
meningkatkan konsumsinya di masa sekarang.
B. Faktor Nonekonomi
Faktor nonekonomi terdiri atas faktor demografi dan faktor sosial budaya.
1. Faktor Demografi
Faktor demografi terdiri atas faktor jumlah dan komposisi penduduk.
a) Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk akan memperbesar tingkat konsumsi secara agregat
walaupun pengeluaran rata-rata penduduk umumnya relatif rendah.
b) Komposisi Penduduk
Semakin banyak penduduk usia produktif yang bekerja, semakin tinggi
tingkat pendidikan, dan semakin banyak penduduk tinggal di perkotaan maka
konsumsi akan meningkat.
2. Faktor Sosial Budaya
Faktor sosial budaya akan memengaruhi kegiatan konsumsi masyarakat. Faktor
sosial budaya berkaitan dengan gaya hidup seseorang. Seseorang yang terbiasa
dengan gaya hidup mewah tentunya akan memiliki porsi yang besar dari
pendapatannya untuk kegiatan konsumsi.

28
Materi Mata Kuliah Ketujuh (7)

PERMINTAAN INVESTASI
Kurva Permintaan Investasi
Investasi adalah istilah yang sering diartikan berbeda-beda oleh banyak orang dalam
kehidupan sehari-hari. Anda tentu pernah mendengar ada orang yang mengatakan: “Saya
akan menginvestasikan dana atau kekayaan di Jakarta dengan membeli tanah atau gedung,
atau dalam bentuk surat-surat berharga misalnya, saham dan obligasi”. Dalam analisis
ekonomi, tindakan menggunakan dana seperti di atas tidak digolongkan sebagai investasi. Sri
Mulyani Indrawati (1988), mendefinisikan investasi sebagai penambahan fasilitas produksi
maupun stok modal dalam jangka waktu tertentu, biasanya tahunan. Sadono Sukirno (2000),
mendefinisikan investasi sebagai pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang modal
yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa di masa depan. Dalam analisis
ekonomi, kegiatan pengeluaran dana seperti yang diungkapkan oleh dua ahli ekonomi
tersebut, bisa dikatakan sebagai investasi jika pembelian tanah atau gedung digunakan untuk
mengembangkan pabrik pembuatan kain atau untuk mendirikan perkebunan tebu dan
kegiatan produktif lainnya.
Keputusan untuk melakukan investasi berdasarkan pertimbangan jumlah keuntungan atau
tingkat pengembalian yang diharapkan akan diperoleh dari kegiatan investasi karena untuk
memperoleh tambahan modal (uang) tidak harus berasal dari pengusaha atau milik sendiri,
melainkan dapat melalui pihak lain misalnya, lembaga perbankan atau pasar modal. Dengan
sendirinya, motif untuk melakukan investasi tidak hanya sebatas dari adanya tingkat
pengembalian yang diharapkan diperoleh di masa depan, tetapi harus memperhitungkan biaya
investasinya terutama tingkat suku bunga pinjaman. Semakin rendah biaya (tingkat bunga),
semakin banyak orang yang melakukan investasi. Sebaliknya, semakin tinggi biaya bunga
semakin sedikit orang yang berani melakukan investasi.
1. Fungsi Investasi
Fungsi investasi menggambarkan hubungan antara tambahan investasi dan
tingkat keuntungan yang diharapkan. Fungsi investasi dapat digambarkan melalui
kurva MEC (Marginal
Eficiency of Capital)atau efisiensi modal marjinal adalah tingkat
pengembalian yang diharapkan (expected rate of return) dari setiap tambahan barang
modal. Konsep MEC merupakan konsep yang pertama kali diperkenalkan oleh John
Maynard Keynes dalam bukunya General Theory (1936). Fungsi investasi dipandang
sejenis dengan kurva permintaan. Semakin rendah tingkat bunga (biaya investasi),
semakin besar tambahan barang modal (investasi). Sebaliknya, semakin tinggi tingkat
bunga (biaya peminjaman), semakin kecil tambahan barang modal. Jika tingkat
pengembalian yang diharapkan lebih besar dari tingkat suku bunga, permintaan
investasi akan meningkat.
Sebaliknya, jika tingkat pengembalian yang diharapkan lebih rendah dari
tingkat suku bunga, tingkat investasi akan menurun. Istilah MEC kemudian diganti
29
dengan nama MEI (Marginal Eficiency of Inment)karena yang dimaksud bukan
jumlah modal, tetapi kenaikan atau tambahan modal. Marginal diartikan sebagai
tambahan investasi baru, dan eficiency berarti dapat menghasilkan keuntungan yang
diharapkan.
Dengan menggunakan konsep marginal eficiency dari investasi tersebut, dapat
diketahui bahwa terdapat hubungan berbanding terbalik (korelasi negatif) antara
tingkat suku bunga dan jumlah investasi ( permintaan investasi) yang akan dilakukan
pada suatu periode tertentu. Hal tersebut dapat dilihat dalam Kurva 3.
Kurva 3. Efisiensi Modal Marjinal.

Perhatikan Kurva 3 di atas. Titik A menggambarkan pada suku bunga r0 sebanyak I0


investasi akan dilakukan perusahaan-perusahaan dalam perekonomian. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pada waktu yang sama, nilai investasi untuk melaksanakan suatu
proyek yang memberikan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return)
setidak-tidaknya sama dan melebihi r0 adalah I0. Pada titik B menunjukkan bahwa
pengurangan suku bunga dari r0 menjadi r1 menyebabkan investasi perusahaan dalam
perekonomian meningkat dari I0 menjadi I1. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada
waktu yang sama, nilai investasi untuk melaksanakan suatu proyek yang memberikan
tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) setidak-tidaknya sama dan
melebihi r1 adalah I1.
MEC dan MEI adalah dua konsep yang sama yang menggambarkan tingkat
pengembalian yang diharapkan (expected rate of return) dari setiap tambahan barang
modal (investasi). Jika tingkat pengembalian yang diharapkan dari investasi lebih
besar dari tingkat bunga, pengusaha akan meminjam uang dari perbankan atau pasar
modal untuk melakukan investasi. Sebaliknya, jika tingkat pengembalian yang
diharapkan dari investasi lebih rendah dari tingkat bunga yang berlaku, pengusaha
tidak akan meminjam uang dari bank dan tidak akan melakukan investasi, mungkin
akan lebih memilih menyimpan uangnya di bank.
Hubungan antara investasi, tingkat pengembalian yang diharapkan, dan tingkat
suku bunga yang berlaku dapat lebih jelas dalam contoh berikut.

30
Seandainya tingkat suku bunga bank yang berlaku adalah 8 persen, seorang yang
bertindak rasional akan melakukan investasi. Jika keuntungan yang diharapkan
minimal sama atau lebih dari 8 persen, misalnya 10 persen atau 12 persen. Ia tidak
akan melakukan investasinya pada tingkat suku bunga lebih rendah dari tingkat suku
bunga yang sedang berlaku, misalnya 5 persen atau 3 persen. Mengapa? Tentunya
bagi dia akan lebih menguntungkan jika ia menyimpan uangnya di bank karena akan
mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih besar dari bunga, yaitu 8 persen.
Misalnya, investasi senilai 100 miliar rupiah akan menghasilkan keuntungan 12
persen. Tambahan investasi baru senilai 50 miliar rupiah akan menyebabkan
keuntungan turun menjadi 10 persen dan tambahan investasi baru sebesar 50 miliar
rupiah lagi akan menyebabkan potensi keuntungan menurun menjadi 8 persen,
demikian seterusnya. Hubungan permintaan investasi dan tingkat bunga dari kasus di
atas terlihat dalam Tabel 5.
Tabel 5. Permintaan Investasi dan Tingkat Bunga

Tingkat suku Permintaan Tambahan


bunga investasi
(dalam % Per (million rupiah)
tahun
Investasi (milliard
rupiah
12 100 -
10 150 50
8 200 50
5 275 75
3 325 50

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investasi


Terdapat dua faktor utama yang memengaruhi tingkat investasi, yaitu tingkat suku
bunga dan tingkat pengembalian yang diharapkan.
a. Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga pinjaman adalah biaya investasi yang paling menentukan.
Semakin tinggi tingkat bunga pinjaman, biaya investasi semakin mahal. Akibatnya,
minat atau permintaan masyarakat untuk berinvestasi akan menurun.
b. Tingkat Pengembalian yang Diharapkan
Seseorang atau perusahaan akan melakukan investasi pada masa sekarang
dengan harapan memperoleh keuntungan di masa mendatang. Tingkat pengembalian

31
yang diharapkan sangat dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal sebuah
perusahaan.
Kondisi internal perusahaan antara lain tingkat efisiensi perusahaan dalam
berproduksi, kualitas SDM, dan tingkat teknologi yang digunakan. Artinya, semakin tinggi
ketiga aspek tersebut, semakin tinggi tingkat pengembalian yang diharapkan, semakin tinggi
pula permintaan untuk berinvestasi.
Kondisi eksternal perusahaan antara lain menyangkut kondisi secara makro baik
bidang ekonomi sosial maupun politik. Jika perkiraan tentang masa depan ekonomi, sosial,
politik nasional, dan internasional optimis, biasanya tingkat investasi meningkat karena
tingkat pengembalian yang diharapkan dari investasi dapat dinaikkan. Selain itu, kebijakan
pemerintah juga akan mempengaruhi keputusan investasi. Jika pemerintah menaikkan pajak
akan terjadi pengurangan permintaan agregat. Akibatnya tingkat investasi akan menurun.
Berdasarkan uraian tersebut, perhatikanlah Kurva 4. yang menjelaskan tingkat
pengembalian yang diharapkan hasil investasi.
Kurva 4. Tingkat Pengembalian yang Diharapkan dari Hasil Investasi

Berdasarkan kurva 4 di atas tingkat suku bunga dapat memengaruhi investasi. Misalnya
ketika suku bunga pinjaman 10% tingkat investasi akan cenderung turun karena bunga
pinjaman lebih tinggi dari hasil investasi yang diharapkan. Namun, ketika suku bunga
pinjaman turun minat investasi akan naik atau bertambah karena tingkat bunga yang berlaku
lebih rendah dari hasil investasi yang diharapkan Keseimbangan akan tercapai pada saat
tingkat suku bunga 8% dan jumlah investasi sebesar Rp 200 miliar.

PERUBAHAN KESEIMBANGAN DAN MULTIPLIER


Keseimbangan pendapatan nasional akan selalu mengalami perubahan. dalam
perekonomi dua sektor, perubahan tersebut terutama disebabkan karena perubahan dalam
investasi. Perkembangan teknologi, misalnya akan menambah Investasi dan investasi yang
bertambah akan memindahkan pengeluarkan agregat

32
C + I ke atas, maka keseimbangan pendapatan nasional yang baru akan dicapai dan
pendapatan nasional akan bertambah. Pengurangan investasi juga dapat berlaku, dan sekali
lagi pengeluaran agregat ,
C + I akan mengalami perubahan, yaitu turun dan keseibangan pendapatan nasional dicapai
pada pendapatan nasional yang lebih randah.
Pada perekonomian yang lebih kompleks, yang terdiri dari tiga atau empat sektor,
lebih banyak faktor yang ada memindahkan pengeluaran agregat dari keseimbangan asal dan
seterusnya menimbulkan perubahan dan tingkat kegiatan ekonomi Negara. Perubahan pajak,
perubahan pengeluaran pemerintah, perubahan expor dan impor adalah beberapa faktor
penting lain yang akan menimbulkan perubahan dalam keseimbangan pendapatan nasional
dan tingkat kegiatan perekonomian.
Analisis multiplier bertujuan untuk menerangkan pengaruh dari kenaikan atau
kemerosotan dalam pengeluaran agregat ke atas tingkat keseimbangan dan kerutama ke atas
tingkat pendapatan nasional.

Peristiwa yang menimbulkan Proses Multiplier.


Misalkan para pengusaha meminjam dari bank-bank umum membiayai perluasan
kegiatan yang dilakukan dalam berbagai perusahaan yang mereka miliki, dengan kegiatannya
menambah produksi dari tingkat yang dicapai sekarang ketingkat yang lebih tinggi lagi.
Untuk mewujudkan keinginannya tersebut para pengusaha haruslah menambah barang-
barang modal, menambah tenaga kerja dan menambah pembelian bahan-bahan mentah yang
diperlukan, pembelian barang-barang modal yang baru, penggunaan pekerja-pekerja baru dan
pembelian tambahan atas bahan-bahan mentah tersebut akan menaikkan pendapatan nasional.
Apabila semuat uang yang dipinjam dari bank-bank tersebut digunakan untuk membiayai
kegiatan menambah produksi tersebut, tingkat pendapatan nasioanl akan bertambah sebanyak
jumlah pinjanman yang dilakukan oleh para pengusaha untuk prosuksi mereka.
Perubahan pendapatan nasional yang terjadi tersebut tidak akan berhenti. Dengan
terjadi perubahan pendapatan nasional tersebut maka dengan sendirinya pendapatan
masyarakat akan bertambah pula, dan pertambaha ini akan menimbulkan pertambahan baru
dalam konsumsi rumah tangga yang selanjutkan akan menimbulkan lagi pertambahan dalam
pendapatan nasional.
Proses perubahan pendapatan masyarakat, pengeluaran konsumsi dan selanjutnya
pendapatan nasional akan terus berlangsung sehingga tidak terdapat lagi pertambahan
pendapatan dalam masyarakat. Apabila keadaan itu tercapai para pengusaha tidak akan
menambah lagi produksi mereka dan tingkat keseimbangan perekonomian Negara yang baru
akan tercapai. Tingkat pedapatan nasional baru yang dicapai telah mengalami pertambahan
kalau dibandingkan dengan tingkat pendapatan nasional sebelumnya. Pertambahan itu adalah
beberapa kali lipat besarnya kalau dibandingkan dengan pertambahan pengeluaran agregat
yang mula-mula sekali tejadi.

33
Materi Mata Kuliah Kesembilan (9)

KESEIMBANGAN EKONOMI EMPAT SEKTOR


Berdasarkan uraian dalam keseimbangan ekonomi dua sektor dan keseimbangan tiga
sektor dapat dipahami tentang bagaimana tingkat kegiatan ekonomi suatu negara ditentukan.
Akan tetapi analisa mengenai penentuan kegiatan ekonomi negara tersebut belum sesuai
dengan realita yang sebenarnya oleh karena kegiatan ekonomi yang digambarkan belum
sepenuhnya sesuai dengan keadaan dalam perekonomian.
Apabila kegiatan ekspor dan impor diperhitungkan dalam penentuan keseimbangan
pendapatan nasional, maka analisis mengenai kegiatan ekonomi dalam suatu negara telah
sepenuhnya menggambarkan keadaan yang sebenarnya wujud dalam realitas. Maka dalam
kegiatan ekonomi yang sebenarnya, perekonomian dapat dibedakan dalam empat sektor yaitu
ditambah dengan sektor luar negeri dimana kegiatan ekspor dan impor dijalankan.   
Dalam perekonomian empat sektor disebut juga sebagai perekonomian terbuka karena
kegiatannya tidak lagi berkecimpung hanya  dalam negeri tetapi sudah melakukan hubungan
kerja sama dalam perdaganga luar negeri yakni kegiatan ekpor dan impor.

Komponen Pengeluaran Agregat.


Berdasarkan aliran-aliran  pendapatan ke atas produksi sektor perusahaan dan ke atas
barang impor maka dapat disimpulkan bahwa dalam ekonomi terbuka pengeluaran agregat
meliputi lima jenis pengeluaran yaitu:
1)  Konsumsi rumah tangga ke atas barang yang dihasilkan di dalam negeri (Cdn).
2)  Pengeluaran  pemerintah ke atas barang dan jasa yang diperoleh dalam negeri (G).
3)  Investasi perusahaan (I) untuk menambah kapasitas sektor perusahaan yang menghasilkan
barang dan jasa.
4)  Ekspor yaitu pembelian oleh negara lain ke atas barang buatan di dalam negeri (X).
5)  Barang impor, yaitu barang dibeli dari luar negeri (M).
Dalam suatu perekonomian keseimbangan pendapatan nasional akan tercapai apabila
penawaran agregat adalah sama dengan pengeluaran agregat. Dengan demikian keadaan
yang menciptakan keseimbangan dalam perekonomian empat sektor adalah: Penawaran
agregat sama dengan pengeluaran agregat
(Y=AE), atau   Y = C + I + G + (X – M)
                        dan secara suntikan-bocoran
                         I + G + X = S + T + M

34
Keseimbangan Perekonomian Terbuka Dalam Contoh Aljabar.
Dalam suatu perekonomian terbuka cirri fungsi konsumsi rumah tangga, pajak
pemerintah, pengeluaran pemerintah, investasi, ekspor dan impor adalah sebagai berikut:
a)      Fungsi penggunaan adalah C = 500 + 0,8Yd.
b)      Pajak adalah 25 persen dari pendapatan nasional (T = 0,25Y).
c)      Investasi swasta bernilai I = 500, dan pengeluaran pemerintah bernilai G = 1000.
d)      Ekspor bernilai X = 800 ketika impor adalah 10% dari pendapatan nasional (M = 0,1Y).
Selanjutnya diasumsikan dalam perekonomian terbuka ini akan mencapai tingkat
kesempatan kerja penuh pada pendapatan nasional sebanyak 6000. Berasarkan
pemisalan yang dinyatakan di atas maka selesaikan beberapa pertanyaan berikut:
1.Tentukan fungsi konsumsi sebagai fungsi dari Y!
2.Tentukan pendapatan nasional pada keseimbangan!
3.Untuk mencapai kesempatan kerja penuh, perubahan yang bagaimanakah perlu dibuat
jika apabila:
a) Pajak saja yang diturunkan!
b) Pengeluaran pemerintah saja yang dinaikkan!
4. Nyatakan kedudukan budget pemerintah pada keseimbangan awal dan pada
kesempatan kerja penuh! Nyatakan fungsi pajak yang baru!
5. Adakah ekspor selalu melebihi impor pada kedua keseimbangan tersebut?
6.Tentukan nilai multiplier dalam perekonomian terbuka tersebut !

Penghitungan dan Jawaban.


1. Fungsi Konsumsi sebagai Fungsi dari Y:
            C = 500 + 0,8Yd
            C = 500 + 0,8 (Y – T)
            C = 500 + 0,8 (Y – 0,25Y)
            C = 500 + 0,6Y
2. Pendapatan Nasioanl pada Keseimbangan:
            Y = C + I + G + (X – M)
            Y = 500 + 0,6Y + 500 + 1000 + (800 – 0,1Y)
            Y = 500 + 0,6Y + 500 + 1000 + 800 – 0,1Y        

35
Y = 2800 + 0,5Y
  0,5Y = 2800
            Y = 5600
3. Perubahan untuk Mencapai Kesempatan Kerja Penuh:
a) Dengan menurunkan pajak. Oleh karena formula multiplier tidak diketahui, perubahan
pajak untuk mencapai kesempatan kerja penuh tidak dapat ditentukan dengan
menggunakan formula multiplier. Oleh karena itu nilai pajak pada kesempatan kerja
penuh    perlu dihitung dengan memisalkan pajak yang diterima pada kesempatan kerja
penuh adalah T0 dan seterusnya menyelesaikan persamaan keseimbangan pada
pendapatan nasional = 6000 (pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh)

                        Y = C + I + G + (X – M)
                   Y = 500 + 0,8Yd + 500 + 1000 + (800 – 0,1Y)
                   Y = 500 + 0,8 (Y – T0) + 500 + 1000 + 800 – 0,1Y
                   Y = 2800 + 0,8Y – 0,8T0 – 0,1Y
                   Y = 2800 + 0,8 (6000) – 0,8T0 – 0,1 (6000)
                   Y = 2800 + 4800 – 0,8T0 – 600
0,8T = 2800 + 4800 – 600 –Y
= 7000 – Y
= 7000 – 6000
                  0,8T0 = 1000
                       T0 = 1250
 Apabila pajak tidak berubah, pada pendapatan nasional 6000 jumlah pajak adalah:
T = 0,25Y
T = 0,25 (6000)
T = 1500
Pengurangan pajak menyebabkan pada kesempatan kerja penuh, pajak yang diterima
adalah 1250, manakala tanpa pengurangan pajak jumlahnya adalah 1500. Dengan
demikian untuk mencapai kesempatan kerja penuh pajak diturunkan sebanyak 
1500 – 1250 = 250.

36
 b) Dengan menambah pengeluaran pemerintah. Apabila pengeluaran pemerintah ditambah
perlulah dimisalkan jumlah pengeluaran pemerintah yang baru, misalnya sebesar G 0.
Nilai G0 ini dapat diselesaikan dengan persamaan keseimbangan:
Y = C + I + G (X – M)
Y = 500 + 0,6Y + 500 + G0 + 800 – 0,1Y
                   6000 = 500 + 0,6 (6000) + 500 + G0 + 800 – 0,1(6000)
                   6000 = 500 + 3600 + 500 + G0 + 800 – 600
                       G0 = 6000 – 4800
                       G0 = 1200
Sehingga untuk mencapai kesempatan kerja penuh, pengeluaran pemerintah perlu
ditambah sebanyak 1200 – 1000 = 200.
4. Budget Pemerintah dan Fungsi Pajak:
Pada Keseimbangan  Asal. Pada keseimbangan asal (Y = 5600), pajak adalah sebesar T =
0,25Y  = 0,25 (5600) = 1400. Pengeluaran pemerintah adalah G = 1000. Maka
pengeluaran pemerintah mengalami surplus yankni sebanyak 1400 – 1000 = 400.
Kasus pengurangan pajak untuk mencapai kesempatan kerja penuh. Pajak telah berkurang
sebesar 1250. Manakala pengeluaran pemerintah tetap 1000 maka pengeluaran pemerintah
mengalami surplus, yakni sebanyak T – G = 1250 – 1000 = 250.
Kasus menambah pengeluaran pemerintah untuk mencapai kesempatan kerja penuh.
Dalam perhitungannya pengeluaran pemerintah meningkat 1200. Oleh karena tiada
perubahan dalam  fungsi pajak, yakni tetap T = 0,25Y maka pada Y = 6000, pajak yang
diterima adalah T =  0,25 (6000) = 1500. Sehingga budget pemerintah surplus sebanyak T
–  G = 1500 – 1200 = 300.
Fungsi pajak yang baru. Apabila kesempatan kerja penuh dicapai dengan mengurangi
pajak secara sekaligus, fungsi pajak akan berubah menajdi T = T0 + 0,25Y. Dalam kasus
pengurangan pajak diperoleh 1250 maka dapat membantu menentukan nilai T0 yaitu:
                        T = T0  = 0,25Y
       1250 = T0 + 0,25 (6000)
                       T0 = 1250 – 1500
                       T0 = – 250 
    Dengan demikian fungsi pajak yang baru adalah T = – 250 + 0,25Y.
5. Keseimbangan Ekspor dan Impor:
Pada keseimbangan asal Y = 5600. Impor adalah M = 0,1Y = 0,1 (5600) = 560.     Maka
ekspor lebih besar (800) dari impor. Maka terdapat surplus dalam neraca perdagangan.

37
Pada Y = 6000. Impor adalah 0,1Y = 0,1 (6000) = 600. Maka ekspor tetap lebih besar (800)
dari impor. Dan ini menunjukkan bahwa pada kesempatan kerja penuh terdapat surplus
dalam neraca perdagangan.
6. Nilai Multiplier:
Dalam penghitungannya pertambahan pendapatan nasional adalah 6000 – 5600  = 400.
Sedangkan pengeluaran pemerintah yang diperlukan untuk menambah pendapatan
nasional adalah 200 (naik dari 1000 menjadi 1200). Dengan demikain dalam
perekonomian yang diasumsikan ini, nilai multiplier adalah: 400 / 200 = 2.

Multiplier dalam Perekonomian Terbuka.


Penghitungan multiplier dalam perekonomian terbuka lebih kecil daripada perekonomian
tertutup. Dan keadaan ini selalu berlaku karena impor selalu diasumsikan secara proporsional
dari pendapatan nasional (M = mY).
Mengacu pada kasus perekonomian terbuka di atas diketahui C = 500 + 0,8Y d. Dan T =
0,25Y sedangkan, I = 500 dan G = 1000 maka dalam perekonomian tertutup ini nilai
multipliernya:

Mtp =         1           =              1                =      1      =  2,5
           1 – b (1 – t)      1 – 0,8 (1 – 0,25)         0,4

Dan ini menunjukkan bahwa nilai nilai multiplier dalam perekonomian terbuka lebih kecil
yakni 2 dari nilai multiplier dalam perekonomian tertutup yakni sebesar 2,5.

Persamaan Mulitplier Perekonomian Terbuka


Multiplier adalah nisbah pertambahan pendapatan nasional dengan pertambahan
pengeluaran agregat. Dengan demikian multiplier dalam perekonomian dengan sistem pajak
proporsional:
Mtp =     ΔY     = _____1_______  
               ΔX         1 – b (1 – t) + m                   

Dan multiplier dengan sistem pajak tetap adalah: Mtp =       1____  


                                                                                             1 – b  + m

38
Materi Mata Kuliah Kesepuluh (10)

PENAWARAN UANG DAN KEGIATAN EKONOMI NEGARA


PENAWARAN UANG DAN HARGA (PANDANGAN KLASIK)
Teori keuangan ini boleh dibedakan dalam dua bentuk, yaitu: teori kuantitas (quantity
theory of money) dan teori sisa tunai (cash balance theory).
Perubahan dalam penawaran uang akan menimbulkan perubahan yang sama
presentasinya dengan tingkat yang sama dengan tingkat harga. Kenaikan penawaran uang
akan menaikan harga pada tingkat yang sama dan penurunan penawaran uang akan
menurunkan harga juga pada tingkat yang sama. Merupakan pandangan pokok teori yang
sama antara ahli ekonomi Klasik dengan ahli ekonomi Keynes.

 PERSAMAAN PERTUKARAN
MV = PT
Dapat dinyatakan sebagai berikut:
Keterangan: 
- M adalah penawaran uang
- V adalah laju peredaran uang 
- P adalah tingkat harga
- T adalah jumlah barang-barang dan jasa yang diperjual belikan    dalam
perekonomian.

MVy = Y

Teori kuantitas uang adakalanya dinyatakan dengan menggunakan persamaan berikut:

Keterangan:

- M adalah penawaran uang


- Vy adalah laju peredaran uang yang di belanjakan untuk membeli barang- barang
jadi saja
- Y adalah pendapatan nasional

Dibawah terdapat beberpa Teori :


1. TEORI KUANTITAS UANG
Teori kuantitas uang dapat diringkas sebagai berikut : perubahan dalam penawaran
uang akan menimbulkan perubahan yang sama tingkatnya ke atas harga-harga, dan
perubahan kedua variabel tersebut adalah kearah yang sama.
Pandangan teori kuantitas menurut Irving Fisher golongan ahli-ahli ekonomi Klasik, 
didasarkan kepada dua asumsi berikut :
a. Laju peredaran uang atau V adalah tetap

39
Menurut ahli-ahli ekonomi klasik kelajuan peredaran uang tergantung kepada
beberapa faktor teknikal seperti :sistem pembayaran gaj,ciri-ciri kegiatan perdagangan
,efisiensi sistem pengankutan dan kepadatan penduduk. Faktor-faktor ini tidak
mengalami perubahan dalam jangka waktu pendek dan cara masyarakat menggunakan
uang dan berbelanja tidak berubah.
b. Kesempatan kerja penuh selalu tercapai dalam ekonomi
Oleh karena itu jumlah barang-barang adalah tetap dan tidak dapat di tambah.
Adapun Rumusan Say yang berbunyi, setiap barang yang di keluarkan akan di beli
masyarakat (supply creates its own demand)
2. TEORI SISA TUNAI
Beberapa tahun sebelum Irving Fisher mengembangkan teori kuantitas, seorang ahli
ekonomi Inggris yaitu Alferd Marshall dari Cambridge mengembangkan teori sisa
tunai  yang juga menerangkan sifat hubungan di antara penawaran uang dan tingkat
harga.
Teori ini juga berpendapat bahwa perubahan dalam penawaran uang akan
menimbulkan perubahan harga-harga yang sama tingkatnya. Berikut adalah
persamaannya:
M = kPT
Keterangan : dimana M, P, T mempunyai arti yang sama dalam MV = PT.
Dalam teori ini k adalah bagian dari pendapatan masyarakat yang tetap dipegang
mereka dalam bentuk tunai.

KRITIK-KRITIK KE ATAS TEORI KUANTITAS UANG


Ahli-ahli ekonomi modern yang menyongkong teori kuantitas uang di kenal sebagai
golongan Monetaris. Golongan Monetaris berpendapat bahwa kebijakan moneter adalah alat
yang paling efektif untuk mengendalikan kegiatan ekonomi.
Kritik-kritik utama yang dikemukakan oleh beberapa ahli yang berbeda pendapat
keatas teori kuantitas sebagai berikut:
1.   Pemisalan bahwa T adalah kurang tetap
Ahli-ahli ekonomi Klasik berpendapat kesempatan kerja penuh selalu tercapai maka
seterusnya mereka berpendapat bahwa jumlah barang-barang dalam perekonomian tak
dapat di tambah. Golongan Keynesian berpendapat bahwa kesempatan kerja penuh tidak
selalu dicapai yang banyak berlaku adalah kegiatan ekonomi yang tidak menggunakan
faktor-faktor produksi secara sepenuhnya dan menyebabkan pengangguran.
2.     Laju peredaran uang tidak selalu tetap dalam jangka pendek dan jangka panjang
Menurut ahli-ahli ekonomi Klasik faktor yang mempengaruhi kelajuan peredaran uang
yaitu:
- Pengangguran yang tinggi mengrangi pengeluaran masyarakat
- Inflansi

40
- Dalam jangka panjang kemajuan dan perkembangan institusi keuangan mengurangi sisa
tunai dan ini mempercepat laju peredaran uang.
3.   Perhubungan diantara penawaran uang dan harga adalah lebih rumit dari yang
diterangkan oleh teori kuantitas.
4.     Teori kuantitas hanya memperhatikan fungsi uang sebagai alat untuk melicinkan
kegiatan tukar menukar dan transaksi dengan meng-gunakan uang.
5.   Teori kuantitas mengabaikan efek perubahan penawaran uang ke atas suku bunga
Menurut ahli ekonomi klasik bahwa penawaran uang tidak mempengaruhi suku bunga
dan menurut golongan Keynesian penawaran uang mempengaruhi suku bunga.
3. TEORI   KEUANGAN   KEYNES
Teori keuangan Keynes terutama menerangkan tiga hal, yaitu:
           i.     Tujuan-tujuan masyarakat untuk meminta (menggunakan) uang.
          ii.     Faktor-faktor yang menentukan tingkat bunga.
        iii.     Efek perubahan penawaran uang ke atas kegiatan ekonomi negara.

TUJUAN-TUJUAN MEMEGANG UANG


1. Permintaan Uang untuk Transaksi
Tingkat spelisalisasi yang tinggi hanya mungkin wujud apabila pertukaran
dilakukan dengan menggunakan uang karena dengan ini pemilik uang dapat dengan
mudah menggunakannya untuk membeli barang-barang yang mereka perlukan.

2. Permintaan Uang untuk Berjaga-jaga


Uang yang disisihkan untuk tujun menghadapi keadaan kesusahan atau
masalah penting lain di masa depan dinamakan permintaan uang untuk tujuan
berjaga-jaga. Permintaan uang untuk tujuan awasan adalah permintaan uang untuk
menghadapi kesusahan-kesusahan seperti apabila ada anggota keluarga yang sakit.
3. Permintaan Uang untuk Spekulasi
Masyarakat menggunakan pola uangnya untuk tujuan spekulasi yaitu disimpan
atau digunakan untuk membeli surat-surat berharga seperti Obligasi
Pemerintah,saham perusahaan dan “treasury bill”.

PERANAN UANG DALAM PEREKONOMIAN


Milton Friedman merupakan pelopor golongan Monetaris yang mengemukakan
pandangan baru yang pada dasarnya menyempurnakan pandangan teori kuantitas. Teori
Friedman berpendapat bahwa pertambahan penawaran uang dapat menimbulkan kenaikan
harga maupun kenaikan pendapat nasional riil.
Melalui analisis AD (Agregart Demand) – AS ( Agregrat Supply) dapat dibutikan
bahwa pandangan golonagn Klasik dan Keynes tidak sepenuhnya benar. Pandangan Klasik
kurang tepat karena, (i) kesempatan kerja penuh tidak selalu tercapai oleh sebab itu T (jumlah

41
barang dalam ekonomi) dapat berubah dan, (ii) kenaikan harga yang mungkin berlaku
tidaklah sebesar seperti yang diramalakan oleh teori kuantitas yaitu kenaikan harga adalah
sama tingkat kelajuannya dengan pertambahan penawaran uang. Sedangkan kelemahan teori
Keynes adalah analisisnya tidak memperhatikan efek perubahan penawaran ke atas tingkat
harga.

KEBIJAKAN MONETER DAN KEGIATAN EKONOMI


Kebijakan moneter dibedakan kepada dua golongan yaitu kebijakan moneter
kuantitatif dan kebijakan moneter kualitatif.
Kebijakan moneter kuantitatif adalah langkah-langkah bank sentral yang tujuan utamanya
adalah untuk mempengaruhi jumlah penawaran uang dan suku bunag dalam perekonomian.
Kebijakan moneter kualitatif adalah langkah-langkah bank sentral yang bertujuan
mengawasi bentuk-bentuk pinjaman dan investasi yang dilakukan oleh bank-bank
perdagangan. Tujuan utama kebijakan ini bukanla untuk mengawasi perkembangan
penawaran uang tetapi untuk mempengaruhi jenis-jenis pinjaman yang diberikan institusi
keuangan.

KEBIJAKAN MONETER KUANTITATIF


Kebijakan ini dapat dibedakan dalam tiga jenis tindakan, yaitu:
a. Melakukan jual beli surat-surat berharga di dalam pasar uang dan pasar modal
langkah ini dinamakan operasi pasar terbuka.
b. Membuat perubahan keatas suku diskonto dan suku bunga yang harus dibayar oleh
bank-bank perdagangan.
c. Membuat perubahan atas cadangan minimum yag harus disimpan oleh bank-bank
perdagangan.

KEBIJAKAN MONETER KUALITATIF


Kebijakan moneter yang bersifat kualitatif biasanya dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
i.     Pengawalan pinjaman secara terpilih dilakukan dengan menentukan jenis-jenis
pinjaman mana yang harus dikurangi atau digalakkan.
ii.     Pembujukan moral dilakukan oleh bank sentral yang mengadakan pertemuan
langsung dengan bank-bank perdagangan untuk meminta mereka melakukan langkah-
langkah tertentu.

 Operasi Pasar Terbuka


Penawaran uang akan bertambah karena apabila bank sentral melakukan pembayaran
atas pembelian surat-surat berharga maka cadangan yang ada pada bank perdagangan telah
menjadi besar.Dalam masa inflasi kegiatan ekonomi yang berlebihan harus dikurangkan
dengan langkah mengurangkan penawaran uang.
Tujuan mengurangkan penawaran uang dapat dicapai oleh bank sentral dengan membeli
surat-surat berharga. Agar operasi pasar terbuka dapat dilaksanakan dengan sukses dengan
diwujudkan dengan keadaan-keadaan diantaranya:

42
1. Bank-bank perdagangan tidak memiliki kelebihan cadangan, operasi pasar terbuka
hanya akan berhasil apabila bank-bank perdagangan tidak  mempunyai kelebihan
cadangan lagi.
2. Dalam ekonomi telah tersedia cukup banyak surat-surat berharga yang dapat
diperjualbelikan

 Mengubah Suku Bunga dan Suku Diskonto


Ada dua bentuk bantuan untuk bank-bank perdagangan yang dapat diberikan oleh bank
sentral yaitu:
i. Dengan memberikan pinjaman
ii. Dengan membeli surat-surat berharga tertentu yang dimiliki oleh bank perdagangan
yang  memerlukan bantuan .

Bank sentral hanya akan menerima surat-surat berharga yang mudah tunai seperti
sertifikat Bank Indonesia. Apabila bank-bank perdagangan menjual surat-surat berharga
seperti itu kepada bank sentral maka langkah itu dinamakan mendiskontokan surat-surat
berharga.
Bank sentral akan menetapkan suku diskonto dari Sertifikat Bank Indonesia atau
surat-surat berharga lainnya yang mudah tunai yang dijual kepada bank sentral. Tingkat yang
ditentukan oleh bank sentral tersebut dinamakan suku diskonto.
Peranan bank sentral sebagai suatu sumber pinjaman atau tempat untuk
mendiskontokan surat-surat berharga tersebut dapat digunakan oleh bank sentral sebagai
suatu alat untuk mengendalikan jumlah penawaran uang dan tingkat kegiatan ekonomi.

 Mengubah Tingkat Cadangan Minimum


Apabila kelebihan cadangan banyak terdapat di bank-bank per-dagangan didalam
mempengaruhi penawaran uang langkah bank sentral yang paling efektif adalah dengan
mengubah tingkat cadangan minimum.

 Pengawasan Pinjaman Secara Terpilih


Tujuan utama dari melaksanakan pengawasan pinjaman secara terpilih adalah untuk
memastikan bahwa bank-bank perdagangan memberikan pinjaman-pinjaman dan melakukan
investasi-investasi yang sesuai dengan yang diinginkan oleh pemerintah.
Pengawasan pinjaman secara terpilih ini bukanlah tujuan untuk mengendalikan
jumlah uang yang diwujudkan oleh bank –bank perdagangan melalui kegiatan mereka
meminjamkan dan menginvestasikan uang dipasaran uang dan pasaran modal. Dalam
kebijakan ini yang diawasi adalah bentuk pinjaman dan investasi keuangan yang dilakukan
oleh bank-bank perdagangan.
Beberapa contoh lain langkah-langkah bank sentral untuk mengendalikan pinjaman bank-
bank perdagangan adalah:

43
a.       Mengarahkan supaya bank-bank perdagangan memberikan pinjaman kepada pembeli-
pembeli rumah biaya murah dengan tingkat bunga yang rendah.
b.      Mengalakkan pemberian pinjaman kepada pedagang-pedagang kecil.
c.       Memberikan syarat yang lebih tingan untuk pinjaman kepada pedagang kecil dan
industri rumah tangga.

 Kebijakan pinjaman secara terpilih dapat pula dilakukan untuk:


1.      Pinjaman bank perdagangan kepada para konsumen.
2.      Pinjaman untuk membeli saham-saham di pasaran modal.
Ø  Pinjaman kepada para konsumen
Pada waktu ekonomi sedang menghadapi banyak pengangguran pemerintah perlulah
menggalakkan para konsumen untuk melakukan lebih banyak perbelanjaan. Bank sentral
dapat melaksanakan tujuan ini dengan memberikan syarat-syarat yang lebih ringan kepada
peminjam-peminjam untuk membeli barang-barang yang tahan lama atau rumah. 
Ø  Pinjaman untuk membeli saham
Ketiadaan pembatasan besarnya pinjaman surat berharag menimbulkan spekulasi yan
berlebihan yang pada akhirnya menimbulkan kenaikan dan kemerosotan harga yang tinggi di
pasaran saham.

 Pembujukan Moral
            Kebijakan ini dijalankan oleh bank sentral bukan dengan menetapkan dalam bentuk
tertulis hal-hal yang harus dilakukan oleh bank-bank perdagangan, tetapi dengan mengadakan
pertemuan langsung dengan bank-bank tersebut.
            Dalam menggunakan pembujukan moral didalam menjalankan kebijakan moneternya,
bank sentral mungkin menjalankan kebijakan bersifat kuantitatif tetapi mungkin pula
menjalankan kebijakn yang bersifat kualitatif.
            Dengan melalui pembujukan moral bank sentral dapat meminta bank-bank
perdagangan untuk mengurangi atau menambah keseluruhan jumlah pinjaman atau
mengurangi atau menambah pinjaman kepada sektor-sektor tertentu atau membuat
perubahan-perubahan atas suku bunga yang mereka tetapkan atas pinjaman yang mereka
berikan. Kesuksesan dari kebijakan yang dijalankan secara pembujukan moral tergantung
kepada sampai dimana bank-bank perdagangan menjalankan kebijakan yang diusulkan oleh
bank sentral.

44
Materi Mata Kuliah Kesebelas (11)

KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL


Lingkup perekonomian tidak hanya dalam negeri namun bisa menjadi lebih besar
hingga luar negeri yang sering kita sebut dengan ekonomi internasional. Dalam ekonomi
internasional terdapat banyak kerjasama yang dilakukan oleh beberapa negera untuk
mencapai sebuah tujuan yang sama. Tentu hal ini membutuhkan sebuah kebijakan yang bisa
mengatur segala aktivitas di dalamnya yakni kebijakan ekonomi internasional.
Kebijakan ekonomi internasional dalam artian luas adalah sebuah tindakan atau
kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pmerintah yang secara langsung maupun tidak
langsung akan mempengaruhi segala beNtuk perdagangan dan pembayaran internasional baik
itu dari sisi komposisi, arah dan lainnya. Perlu digaris bawahi bahwasannya kebijakan ini
tidak berfokus pada tarif, quota, namun juga mencangkup kebijakan pemerintah dalam negeri
yang secara tidak langsung akan memberikan pengaruh terhadap roda perdagangan serta
pembayaran internasional, misalnya peran kebijakan fiskal dan peran kebijakan moneter
Sedangkan arti kebijakan ekonomi internasional secara sempit yakni sebuah tindakan
atau kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan memberikan dampak dan pengaruh
secara langsung pada perdagangan dan pembayaran internasional. selanjutnya kita akan
membahas poin-poin penting yang ada dalam kebijakan ekonomi internasional, antara lain :

Instrumen Kebijakan Ekonomi Internasional


Instrumen kebijkan ekonomi internasional ini dibedakan berdasarkan kegiatan atau
tindakan yang dilakukan. Setidaknya ada tiga instrumen penting yang ada dalam kebijakan
ekonomi internasional yaitu :
1. Kebijakan perdagangan internasional

Ruang lingkup kebijakan perdagangan internasional meliputi segala tindakan


yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sebuah rekening yang masih atau sedang
berjalan transaksinya dari neraca pembayaran internasional, khususnya hal-hal yang
berhubungan dengan kegiatan ekspor dan impor suatu produk baik barang ataupun
jasa. Jenis dari kebijakan ini seperti kebijakan tarif terhadap impor, bilateral trade
agreement dan masih banyak lainnya. 
2. Kebijakan pembayaran internasional

Untuk kebijakan pembayaran ini mecangkup beberapa hal mengenai kebijakan


pemerintah terhadap rekening modal dalam neraca pembayaran internasional tepatnya
pada pengawasan terhadap pembayaran internasional. Contoh dari kebijakan ini
seperti pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap lalu lintas devisa atau
pengawasan terhadap lalu lintas modal jangka panjang.
3. Kebijakan bantuan luar negeri

45
Kebijakan bantuan luar negeri merupakan sebuah tindakan atau kebijakan
yang dilakukan oleh pemerintah yang berhubungan dengan bantuan, pinjaman dan
lainnya. Bantuan itu berupa bantuan dengan tujuan untuk membantu rehabilitasi serta
pembangunan dan bantuan meiliter kepada negara lain.

Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional


1. Autarki

Yang dimaksud dengan autarki adalah sebuah jalan untuk menghindari dari
pengaruh negara lain dalam beberapa hal bukan hanya ekonomi, namun juga pada
bidang politik dan militer.

2. Kesejahteraan

Salah satu tujuan dari penerapan kebijakan ekonomi internasional adalah


menciptakan kesejahteraan dengan mengadakan per-dagangan internasional yang
akan memperoleh keuntungan maksimal dari terjadinya spesialisasi produksi dan
meninghkatnya tingkat konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat di suatu negara.
Selain itu dengan adanya kebijakan ekonomi internasional bisa menghapuskan segala
bentuk hambatan perdagangan internasional seperti tarif/bes, larangan perdagangan,
quota dan lain sebagainya.
3. Proteksi

Sesuai dengan namanya proteksi yakni perlindungan. Dimana penerapan


kebijakan ekonomi internasional bertujuan untuk melindungi semua industri yang
sedang mengalami perkembangan atau sedang tumbuh dan juga melindungi
perusahaan baru yang dari perusahaan-perusahaan besar yang melakukan hal
semaunya sendiri dengan kelebihan dan keunggulannya, serta memberikan
perlindungan produk dalam negeri dari persaingan barang-barang impor. Pada
dasarnya bentuk perlindungan dalam perdagangan ini antara lain kebijakan tarif,
kuota, larangan impor, subsidi dan dumping.
4. Kesimbangan neraca pembayaran

Keseimbangan neraca pembayaran merupakan tujuan dari diterapkannya


kebijakan ekonomi internasional. Karena pada dasarnya penerapan kebijakan
ekonomi internasional ini akan mempengaruhi keadaan neraca pembayaran pula.
Contoh ketika pemerintah menerapkan kebijakan stabilitas ekonomi internasional
pada negara dengan kelebihan valuta asing atau devisa maka yang tidak akan terjadi
apa-apa pada neraca pembayaran. Sedangkan jika pemerintah menerapkan kebijakan
ekonomi internasional di negara yang valuta asingnya kurang, maka hal berbeda akan
terjadi akan ada sebuah perubahan baik dari proses maupun lalu lintas uang. Contoh
kebijakan yang dilakukan yakni pengawasan tidak hanya pada devisa namun juga
pada lalu lintas barang dan jasa serta modal.

46
5. Pembangunan ekonomi

Terjadinya pembangunan ekonomi merupakan salah satu tujuan utama dari


diterapkannya kebijakan ekonomi internasional. Perlu kita ketahui bahwasannya
ketika suatu negara mengalami pembangunan ekonomi yang baik dan merata maka
menunjukkan kesejahteraan masyarakatnya terjamin. Untuk mencapai tujuan ini maka
perlu ditatapkan atau diterapkannya sebuah kebijakan, antara lain :

 Melakukan perlindungan terhadap industri dalam negeri, khususnya pada


industri yang masih dalam masa awal per-jalanannya.

 Menekan jumlah barang impor yang tidak terlalu dibutuhkan atau tidak essential
dan hanya melakukan impor jika mendesak dan benar-benar dibutuhkan.

 Memperbanyak jumlah ekspor.

Macam-macam Bentuk Kebijakan Ekonomi Internasional


1. Tarif
Yang dimaksud dengan tarif adalah suatu pajak yang dikenakan kepada semua
barang yang telah melewati batas suatu negara. Tarif juga sering disebut dengan bea
masuk, dimana bertujuan untuk melindungi atau memberi proteksi terhadap industri-
industri yang ada dalam negeri. Sebenarnya bukan hanya bertujuan untuk
memberikan proteksi, pengenaan tarif biasanya juga merupakan kebutuhan yang
sudah diatur dalam APBN yang bertujuan untuk menambah jumlah pemasukan fungsi
devisa negara.
Ada beberapa jenis atau bentuk dari tarif, yakni :

 Bea ekspor

Untuk tarif jenis ini adalah pajak atau bea yang dikenakan kepada barang-
barang yang diangkut atau dikirim ke negara lainnya. Batas wilayah barang-barang
tidak kena pajak adalah di custom area dimana semua barang bebas bergerak tanpa
terkena bea, namun jika sudah melewati batas ini maka barang-barang tersebut
akan terkena bea ekspor sesuai dengan aturan yang ada. 

 Bea transito

Merupakan salah satu jenis tarif atau bea yang dikenakan kepada barang-
barang yang telah melewati batas wilayah suatu negara dengan ketentuan
bahwasannya brang-barang tersebut memang tujuan akhirnya akan dikirim ke
negara lainnya. Sesuai dengan namanya yakni transito maka bea ini dikenakan saat
barang-barang ini transit di suatu wilayah sebelum menuju negara Sedangkan bea
impor adalah pajak atau bea yang dikenakan kepada barang-barang yang masuk ke
dalam custom area yang dimana tujuan akhirnya adalah dalam negeri. Dengan

47
demikian segala bentuk barang yang masuk ke dalam negeri akan dikenakan pajak
sesuai dengan aturan yang berlaku. 

2. Kuota

Yang dimaksud dengan kuota adalah sebuah pembatasann yang diberlakukan kepada
barang-barang impor dan jumlah barang-barang ekspor. Kuota ini ditentukan sesuai
dengan ketentuan yang dibuat oleh pemerintah, bisa jadi di setiap negara memiliki
batasan-batasannya sendiri. Ada dua jenis kuota yakni :

 Kuota impor

Kuota impor merupakan batasan yang diberikan dan diberlakukan kepada


setiap barang impor, ada beberapa jenis kuota impor antara lain kuota absolut dimana
batasan ditentukan oleh negara yang bersangkitan, kuota negosiasi dimana batasannya
ditentukan dari perjanjian dua pihak yang bersangkutan, tarif kuota yang merupakan
gabungan dari tarif dan kuota itu sendiri, dan kuota campuran yakni kuota yang murni
dibebankan untuk melindungi industri dalam negeri agar tetap bisa bersaing. 

 Macam-macam Kuota Impor


1. Absolute/ unilateral kuota sistem kuota yang ditetapkan secara sepihak
2. Negotiated/ bilateral kuota sistem kuota yang ditetapkan atas kesepakatan atau
menurut perjanjian
3. Tarif kuota pembatasan impor yang dilakukan dengan meng-kombinasikan sistem
tarif dan kuota
 Efek kuota Impor
a. Terjadi kenaikan harga
b. Penurunan konsumsi dalam negeri
c. Kenaikan produksi dalam negeri
d. Keuntungan bagi pemegang/ pemilik kuota
e. Terdapat redistribusi pendapatan atau subsidi dari konsumen terhadap
produsen
f. Penurunan impor

 Kuota ekspor

Kuota yang biasanya diberlakukan kepada bahan-bahan mentah yang termasuk


ke dalam komoditas perdagangan penting.
Subsidi
Adalah kebijakan pemerintah untuk memberikan perlindungan atau bantuan kepada
industri dalam negeri dalam bentuk keringanan pajak, pengembalian pajak, fasilitas kredit,
subsidi harga
• Tujuan:

48
1. Menambah produksi dalam negeri
2. Mempertahankan jumlah konsumsi dalam negeri
3.Menjual dengan harga yang lebih murah daripada produk impor.
Kelebihan Subsidi
• Subsidi biasanya diberikan untuk barang-barang kebutuhan pokok masyarakat banyak
• Subsidi biasanya bersifat transparan dan dapat dikontrol oleh masyarakat

Materi Mata Kuliah Keduabelas (12)

INFLASI DAN PENGANGGURAN


INFLASI
Pengertian Inflasi
Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secara terus-menerus. Sedangkan
kebalikan dari inflasi adalah deflasi, yaitu penurunan harga secara terus menerus, akibatnya
daya beli masyarakat bertambah besar, sehingga pada tahap awal barang-barang menjadi
langka, akan tetapi pada tahap berikutnya jumlah barang akan semakin banyak karena
semakin berkurangnya daya beli masyarakat (https://www.academia.edu). Sedangkan lawan
dari inflasi adalah deflasi, yaitu manakala harga-harga secara umum turun dari periode
sebelumnya (nilai inflasi minus). Akibat dari inflasi secara umum adalah menurunnya daya
beli masyarakat karena secara riil tingkat pendapatannya juga menurun. Jadi, misalkan
besarnya inflasi pada tahun yang bersangkutan naik sebesar 5%, sementara pendapatan tetap,
maka itu berarti secara riil pendapatan mengalami penurunan sebesar 5% yang akibatnya
relatif akan menurunkan daya beli sebesar 5% juga.

Tujuan jangka panjang pemerintah adalah menjaga agar tingkat inflasi yang berlaku
berada pada tingkat yang sangat rendah. Tingkat inflasi nol persen bukanlah tujuan utama
kebijakan pemerintah karena ia adalah sukar untuk dicapai. Yang paling penting untuk
diusahakan adalah menjaga agar tingkat inflasi tetap rendah. Adakalanya tingkat inflasi
meningkat dengan tiba-tiba atau wujud sebagai akibat suatu peristiwa tertentu yang berlaku di
luar ekspektasi pemerintah, misalnya efek dari pengurangan nilai uang (depresiasi nilai uang)
yang sangat besar atau ketidakstabilan politik. Menghadapi masalah inflasi yang bertambah
cepat ini pemerintah akan menyusun langkah-langkah yang bertujuan agar kestabilan harga-
harga dapat diwujudkan kembali.

Jenis-jenis Inflasi
a) Menurut Sifatnya

Berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi 4 kategori utama yaitu sebagai


berikut:

49
1. Inflasi merayap/rendah (creeping inflation), yaitu inflasi yang besarnya
kurang dari 10% pertahun • Inflasi menengah (galloping inflation)
besarnya antara 10 – 30% pertahun.
2. Inflasi ini biasanya ditandai oleh naiknya harga-harga secara cepat dan
relatif besar. Angka inflasi pada kondisi ini biasanya disebut inflasi 2
digit, misalnya 15%, 20%, 30%, dan sebagainya. •
3. Inflasi berat (high inflation), yaitu inflasi yang besarnya antara 30 –
100% pertahun. Dalam kondisi ini harga-harga secara umum naik.
4. Inflasi sangat tinggi (hyper inflation), yaitu inflasi yang ditandai oleh
naiknya harga secara drastic hingga mencapai 4 digit (di atas 100%).
Pada kondisi ini masyarakat tidak ingin lagi menyimpan uang, karena
nilainya merosot sangat tajam, sehingga lebih baik ditukarkan dengan
barang.
b) Berdasarkan Sebabnya

Inflasi berdasarkan penyebab terbagi:


1. Demand Pull Inflation. Inflasi ini timbul karena adanya permintaan
keseluruhan yang tinggi di satu pihak, di pihak lain kondisi produksi
telah mencapai kesempatan kerja penuh (full employment),
akibatnya adalah sesuai dengan hukum per-mintaan, bila permintaan
banyak sementara penawaran tetap, maka harga akan naik. Dan bila
hal ini berlangsung secara terus-menerus akan mengakibatkan inflasi
yang berkepanjangan. Oleh karena itu, untuk mengatasinya
diperlukan adanya pembukaan kapasitas produksi baru dengan
penambahan tenaga kerja baru.
2. Cost Push Inflation. Inflasi ini disebabkan turunnya produksi karena
naiknya biaya produksi (naiknya biaya produksi dapat terjadi karena
tidak efisiennya perusahaan, nilai kurs mata uang negara yang
bersangkutan jatuh/menurun, kenaikan harga bahan baku industri,
adanya tuntutan kenaikan upah dari serikat buruh yang kuat dan
sebagainya). Akibat naiknya biaya produksi, maka dua hal yang bisa
dilakukan oleh produsen, yaitu: pertama, langsung menaikkan harga
produknya dengan jumlah penawaran yang sama, atau harga
produknya naik (karena tarik menarik permintaan dan penawaran)
karena penurunan jumlah produksi.
c) Berdasarkan Asalnya

Berdasarkan asalnya inflasi dibagi menjadi dua, yaitu pertama inflasi yang
berasal dari dalam negeri (domestic inflation) yang timbul karena terjadinya
defisit dalam pembiayaan dan belanja negara yang terlihat pada anggaran belanja
negara.

50
Untuk mengatasinya biasanya pemerintah mencetak uang baru. Selain itu
harga-harga naik dikarenakan musim paceklik (gagal panen), bencana alam yang
berkepanjangan dan sebagainya. Kedua inflasi yang berasal dari luar negeri.
Karena negara-negara yang menjadi mitra dagang suatu negara mengalami
inflasi yang tinggi, dapatlah diketahui bahwa harga-harga dan juga ongkos
produksi relatif mahal, sehingga bila terpaksa negara lain harus mengimpor
barang tersebut maka harga jualnya di dalam negeri tentu saja bertambah mahal.
Metode Pengukuran Inflasi Suatu kenaikan harga dalam inflasi dapat diukur
dengan menggunakan indeks harga. Ada beberapa indeks harga yang dapat
digunakan untuk mengukur laju inflasi (Nopirin,1987:25) antara lain:
a. ConsumerPriceIndex (CPI) Indeks yang digunakan untuk mengukur biaya atau
pengeluaran rumah tangga dalam membeli sejumlah barang bagi keperluan
kebuthan hidup:

CPI= (Cost of marketbasket ingiven year : Cost of marketbasket in base year)


x 100% .
b. Produsen PriceIndex dikenal dengan Whosale Price Index Index yang lebih
menitikberatkan pada perdagangan besar seperti harga bahan mentah (raw
material), bahan baku atau barang setengah jadi. Indeks PPI ini sejalan dengan
indeks CPI.
c. NP Deflator GNP deflator ini merupakan jenis indeks yang berbeda dengan
indeks CPI dan PPI, dimana indeks ini mencangkup jumlah barang dan jasa
yang termasuk dalam hitungan GNP, sehingga jumlahnya lebih banyak
dibanding dengan kedua indeks diatas:

GNP Deflator = (GNP Nominal : GNP Riil) x 100%

Definisi Inflasi Merayap dan Hiperinflasi


1. Inflasi merayap adalah proses kenaikan harga-harga yang lambat jalannya. Yang
digolongkan kepada inflasi ini adalah kenaikan harga-harga yang tingkatnya tidak
melebihi dua atau tiga persen setahun. Malaysia dan Singapura adalah dua dari
negara-negara yang tingkat inflasinya dapat digolongkan sebagai inflasi merayap.
2. Hiperinflasi adalah proses kenaikan harga-harga yang sangat cepat, yang
menyebabkan tingkat harga menjadi dua atau beberapa kali lipat dalam masa yang
singkat. Di Indonseia, sebagai contoh, pada tahun 1965 tingkat inflasi adalah 500
persen dan pada tahun 1966 ia telah mencapai 650 persen. Ini berarti tingkat harga-
harga naik 5 kali lipat pada tahun 1965 dan 6,5 kali lipat dalam tahun 1966.

Di negara-negara berkembang adakalanya tingkat inflasi tidak mudah dikendalikan.


Negara-negara tersebut tidak menghadapi masalah hiperinflasi, akan tetapi juga tidak mampu
menurunkan inflasi pada tingkat yang sangat rendah. Secara rata-rata di sebagian negara
tingkat inflasi mencapai di antara 5 hingga 10 persen. Inflasi dengan tingkat yang seperti itu
digolongkan sebagai inflasi rendah atau moderate inflation.

51
Dampak dari Inflasi
Inflasi umumnya memberikan dampak yang kurang menguntungkan dalam
perekonomian, akan tetapi sebagaimana dalam salah satu prinsip ekonomi bahwa dalam
jangka pendek ada trade off antara inflasi dan pengangguran menunjukkan bahwa inflasi
dapat menurunkan tinhgkat pengangguran, atau inflasi dapat dijadikan salah satu cara untuk
menyeimbangkan perekonomian Negara, dan lain sebagainya. Secara khusus dapat diketahui
beberapa dampak baik negatif maupun positif dari inflasi adalah sebagai berikut:

a. DAMPAK NEGATIF
1. Bila harga secara umum naik terus-menerus maka masyarakat akan panik,
sehingga perekonomian tidak berjalan normal, karena disatu sisi ada masyarakat
yang berlebihan uang memborong sementara yang kekurangan uang tidak bisa
membeli barang akibatnya negara rentan terhadap segala macam kekacauan yang
ditimbulkannya.
2. Sebagai akibat dari kepanikan tersebut maka masyarakat cenderung untuk
menarik tabungan guna membeli dan menumpuk barang sehingga banyak bank di
rush akibatnya bank kekurangan dana berdampak pada tutup (bangkrut ) atau
rendahnya dana investasi yang tersedia.
3. Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga untuk
memperbesar keuntungan dengan cara mempermainkan harga di pasaran.
4. Distribusi barang relative tidak adil karena adanya penumpukan dan konsentrasi
produk pada daerah yang masyarakatnya dekat dengan sumber produksi dan yang
masyarakatnya memiliki banyak uang.
5. Bila inflasi berkepanjanagn produsen banyak yang bangkrut karena produk-nya
relatif akan semakin mahal sehingga tidak ada yang mampu membeli.
6. Jurang antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata yang
mengarah pada sentimen dan kecemburuan ekonomi yang dapat berakhir pada
penjarahan dan perampasan.
b. DAMPAK POSITIF
1. Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi, produksi akan
diusahakan sefisien mungkin dan konsumi dapat ditekan.
2. Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil dalam negeri
menjadi semakin dipercaya dan tangguh.
3. Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan tergerak
untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau membuka usaha.

Inflasi dan Kemakmuran Masyarakat Di samping menimbulkan efek buruk ke atas


kegiatan ekonomi negara, inflasi juga akan menimbulkan efek efek yang berikut kepada
individu masyarakat.

Cara mencegah inflasi


1. Kebijakan Moneter

52
Sasaran kebijakan moneter dicapai melalui pengaturan jumlah uang beredar. Bank
Sentral dapat mengatur uang giral melalui peralatan moneter yaitu :
a. Pelaksanaan Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) dimana
pengendalian jumlah uang beredar oleh Bank Sentral dengan cara menjual atau
membeli surat-surat berharga. Untuk meningkatkan jumlah uang beredar,
Bank Sentral menjual surat-surat berharga. Sedangkan untuk menurunkan
jumlah uang beredar, Bank Sentral membeli surat-surat berharga ;
b. Penetapan Tingkat Diskonto (Discount Rate Policy) yang merupakan tingkat
bunga yang ditetapkan Bank Sentral sebagai pinjaman yang diberikan kepada
Bank Umum.
c. Penetapan Rasio Cadangan Wajib Minimum (Reserve Requirement) yaitu
proporsi cadangan minimum yang harus dipegang Bank umum atas simpanan
masyarakat yang dimiliki. Untuk menekan laju inflasi cadangan minimum ini
dinaikkan sehingga jumlah uang menjadi lebih kecil.
2. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah serta
perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total dan
dengan demikian akan mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui
penurunan permintaan total. Kebijakan fiskal yang berupa pengurangan
pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan dapat mengurangi permintaan
total, sehingga inflasi dapat ditekan.
3. Kebijakan yang Berkaitan dengan Output Kenaikan output dapat memper-kecil
laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai misalnya dengan
kebijaksanaan penurunan bea masuk sehingga impor cenderung meningkat.
Bertambahnya jumlah barang dalam negeri cenderung menurunkan harga. d)
Kebijakan Penentuan Harga dan Indexing Ini dilakukan dengan penentuan harga,
serta didasarkan pada indeks harga tertentu untuk gaji ataupun upah (gaji/upah
secara riil tetap). Kalau indeks harga naik, gaji atu upah juga dinaikkan.

PENGANGGURAN
Pengertian Pengangguran
Pengangguran atau orang yang menganggur adalah mereka yang tidak mempunyai
pekerjaan dan sedang tidak aktif mencari pekerjaan. Kategori orang yang menganggur
biasanya adalah mereka yang tidak memiliki pekerjaan pada usia kerja dan masanya kerja.
Usia kerja biasanya usia yang tidak dalam masa sekolah tetapi di atas usia anak anak (relatif
di atas 6 – 18 tahun, yaitu masa pendidikan dari SD – tamat SMU). Sedangkan di atas usia
18, namun masih sekolah dapatlah dikategorikan sebagai penganggur, meski untuk hal ini
masih banyak yang memperdebatkannya.

Pengangguran selalu menjadi masalah, bukan saja karena pengangguran berarti


pemborosan dana. Akan tetapi, juga memberikan dampak social yang tidak baik misalkan
akan semakin meningkatnya tindakan kriminal dan pelanggaran moral. Akan tetapi, di sisi
lain pengangguran atau menganggur umumnya dilakukan dengan suka rela, baik karena
memilih pekerjaan, menunggur pekerjaan yang sesuai, keluar dari pekerjaan lama untuk

53
mencari pekerjaan baru karena alasan jenuh, bosan atau tidak cocok dengan pekerjaan dan
perusahaan, dan berbagai macam alasan lainnya.

Jenis-Jenis Pengangguran
a) Bedasarkan penyebab terjadinya (Yanuar, 2016):
1. Pengangguran friksional : sifatnya sementara disebabkan oleh kendala waktu,
informasi dan kondisi geografis antara pelamar dengan pembuka lamaran pekerjaan.
Ini terjadi karena pelamar kerja tidak mampu memenuhi syarat yang dibutuhkan
oleh pembuka lamaran kerja.
2. Pengangguran konjungtural : pengangguran yang disebabkan oleh naik turunnya
siklus ekonomi.
3. Pengangguran struktural : pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur
ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang.
4. Pengangguran musiman : keadaan menganggur yang disebabkan oleh fluktuasi
ekonomi jangka pendek yang menyebabkan tenaga kerja untuk menganggur.
5. Pengangguran siklikal : pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun
siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran
kerja.
6. Pengangguran teknologi : pengangguran yang disebabkan adanya perubahan tenaga
manusia menjadi tenaga mesin.
7. Pengangguran siklus : pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan
perekonomian karena terjadi resesi
8. Pengangguran Terbuka : Pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan
lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Sebagai
akibatnya dalam perekonomi-an semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak
dapat memperleh pekerjaan. Efek dari keaadaan ini di dalam suatu jangka masa yang
cukup panjang mereka tidak melakukan sesuatu pekerjaan. Jadi mereka menganggur
secara nyata dan sepenuh waktu, dan oleh karenanya dinamakan pengangguran
terbuka.
9. Pengangguran Tersembunyi : Di banyak negara berkembang, seringkali didapati
bahwa jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi adalah lebih banyak dari yang
sebenarnya diperlukan supaya ia dapat menjalankan kegiatannya dengan efisien.
Kelebihan tenaga kerja yang digunakan digolongkan dalam pengangguran
tersembunyi.
Contoh – contohnya ialah, pelayan restoran yang lebih banyak dari yang
diperlukan dan kluarga petani dengan anggota kluarga yang besar yang mengerjakan
luas tanah yang sangat kecil.
10. Pengangguran Bermusim : Pengangguran ini terutama terdapat di sektor pertanian
dan perikanan. Pada musim hujan penyadap karet dan nelayan tidak dapat
melakukan pekerjaan mereka dan terpaksa menganggur. Pada musim kemarau pula
para pesawah tidak dapat mengerjakan tanahnya. Di samping itu, pada umumnya
para pesawah tidak begitu aktif di antara waktu sesudah menanam dan sudah
menuai. Apabila dalam masa di atas penyadap karet, nelayan dan pesawah tidak

54
melakukan pekerjaan lain maka mereka terpaksa menganggur. Pengnggur seperti ini
digolongkan sebagai pengangguran bermusim.
11. Setengah Menganggur : Di Negara-negara berkembang penghijrahan atau migrasi
dari desa ke kota adalah sangat pesat. Sebagai akibatnyatidak semua orang yang
pindah ke kota dapat memperoleh pekerjaan dengan mudah. Sebagiannya menjadi
penganggur sepenuh waktu. Di samping itu ada pula yang tidak menganggur, tetapi
tidak pula bekerja sepenuh waktu, dan jam kerja mereka adalah jauh lebihrendah
dari yang normal. Mereka mungkin hnya bekerja satu hingga dua hari seminggu,
atau satu hingga empat jam sehari. Pekerja-pekerja yang mempunyai masa kerja
seperti yang dijelaskan ini digolongkan sebagai setengah menganggur atau dalam
bahasa Inggris : underemployed dan jenis penganggurannya dinamakan
underemplayment.

Akibat Pengangguran
Bagi perekonomian Indonesia :
1. Penurunan pendapatan perkapita.
2. Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari pajak.
3. Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan pemerintah.

Bagi masyarakat :
a) Menjadi beban psikologis dan psikis.
b) Dapat menghilangkan keterampilan karena tidak pernah dipakai untuk bekerja.
c) Menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik, sperti meningkat-nya tindak
kriminalitas.

Hubungan Antara Inflasi dan Pengangguran


Arti inflasi dan pengangguran telah dijelaskan secara singkat di atas, sebagaimana
diketahui bahwa manakala inflasi terlalu tinggi, maka masyarakat cenderung tidak ingin
menyimpan uangnya lagi, tetapi akan diubah dalam bentuk barang, baik barang yang siap
dipakai atau harus melalui proses produksi (membuat rumah misalnya). Sementara
pengangguran adalah orang yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan.
Dalam kondisi tingkat inflasi yang relatif tinggi, maka secara teoritis para
pengangguran akan banyak memperoleh pekerjaan, bukan saja karena banyak masyarakat
membutuhkan tenaganya, tetapi juga para produsen seharusnya akan memanfaatkan
momentum kenaikan harga barang dengan menambah produksinya yang tentu saja harus
membuka kapasitas produksi baru dan ini tentu memerlukan tenaga kerja baru sampai pada
tingkat full employment.
Kenyataannya inflasi yang relatif tinggi membuat masyarakat hidup berhemat, banyak
PHK dan penurunan jumlah produksi sehingga terjadi kelangkaan barang di pasar, dan ini
justru akan menjadi inflasi yang sudah tinggi menjadi lebih tinggi.
Prof. A. W Phillips dari London School of Economic (tahun 1958), Inggris meneliti
data dari berbagai negara mengenai tingkat penganggur-an dan inflasi. Secara empiris tanpa

55
didasari teori yang kuat ditemukan suatu bukti bahwa ada hubungan yang terbalik antara
tingkat inflasi dan pengangguran, dalam arti apabila inflasi naik, maka pengangguran turun,
sebaliknya apabila inflasi turun, maka pengangguran naik.
Secara teori, Lipsey (tahun 1997) menerangkan hubungan antara tingkat inflasi
dengan pengangguran melalui teori pasar tenaga kerja. Menurutnya, upah tenaga kerja akan
cenderung turun bila pengangguran relatif banyak, karena banyaknya tingkat pengangguran
mencerminkan adanya kelebihan penawaran tenaga kerja. Sebaliknya upah tenaga kerja naik
bila tingkat pengangguran relatif rendah, karena adanya kelebihan permintaan tenaga kerja.
Namun, meskipun pada suatu kondisi terdapat keseimbangan anatara permintaan dan
penawaran tenaga kerja yang memberikan tingkat upah tertentu, pengangguran masih saja
tetap ada, hal ini dikarenakan informasi yang kurang keahlian yang tidak sesuai dengan
lowongan dan sebagainya. Jadi menurut Lipsey, sehubungan dengan teori Phillips,
penawaran dan permintaan itu menentukan tingkat upah dan perubahan tingkat upah
tergantung dari adanya kelebihan permintaan tenaga kerja. Dengan demikian, makin besar
kelebihan permintaan tenaga kerja, maka tingkat upah akan semakin besar, ini berarti tingkat
pengangguran akan semakin kecil/rendah. Karena hubungan antara kelebihan permintaan
tenaga kerja sebanding dengan kenaikan upah, maka berarti bila tingkat upah tinggi maka
pengangguran rendah, sebaliknya bila tingkat upah rendah, maka pengangguran tinggi.
Namun, bila dibalik pernyataannya menjadi bila tingkat pengangguran tinggi, maka upah
rendah dan bila pengangguran rendah, maka upah tinggi. Perlu diingat bahwa asumsi dasar
dari teori ini adalah bahwa bila upah riil sama dengan upah nominal, dimana upah riil adalah
upah nominal dibagi dengan harga yang berlaku.

56

Anda mungkin juga menyukai