OLEH:
KADEK SUMERTA
201930058
AKUNTANSI B
KATA PENGANTAR
Saya ucapkan puji syukur atas selesainya kumpulan materi kuliah ekonomi
makro. Buku ini berisi materi kuliah ekonomi makro dari perkuliahan awal sampai
dengan perkuliahan ke-12.
Saya menyadari bahwa sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari banyak pihak sangat diharapkan.
Akhirnya ucapan terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang
sudah membantu penyusunan tugas ini, saya berharap dapat bermanfaat dan mampu
menambah wawasan bagi semua orang.
Penulis
i
Materi Mata Kuliah Kedua (2)
1
4. Menghindari masalah inflasi
Mazhab Ekonomi
A. Mazhab Klasik (Adam Smith)
Pemahaman mazhab ini dapat dilihat dari asumsi yang digunakan terhadap pasar dan
uang. Pada zaman ini dapat dilihat apabila pasar diasumsikan bersturuktur persaingan
sempurna sehingga intervensi pemerintah hampir tidak dibutuhkan dan uang bersifat
netral.
B. Zaman Keynes
Pada zaman ini dapat dilihat apabila pasar diasumsikan bersturuktur bukan persaingan
sempurna sehingga intervensi pemerintah sangatlah dibutuhkan dalam perekonomian dan
uang bersifat tidak netral. Zaman ini berpendapat bahwa peranan pemerintah dibutuhkan
dalam mengelola perekonomian melalui instrument kebijakan fiscal dan moneter.
1. Kebijakan Moneter
2
investasi yang dilakukan oleh bank umum. Kebijakan moneter kualitatif terdiri dari
pengawasan kredit (pinjaman) secara selektif, dan pembujukan moral.
2. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiscal adalah kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah guna
membuat perubahan dalam bidang perpajakan dan pengeluaran pemerintah dengan
maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian. Tujuan utama
dikeluarkannya kebijakan fiscal adalah untuk menentukan arah, tujuan, sasaran, dan
prioritas pembangunan nasional serta pertumbuhan perekonomian bangsa.
3
Materi Mata Kuliah Ketiga (3)
PENDAPATAN NASIONAL
Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari
Inggris pada Tahun 1665. Pendapatan nasional menerangkan tentang nilai barang-barang dan
jasa-jasa yang diproduksikan suatu Negara dalam suatu tahun tertentu.
Y=r+w+i+p
Keterangan:
4
Y = Pendapatan Nasional
r = Pendapatan dari upah, gaji, dan lainnya
w = Pendapatan bersih dari sewa
i = Pendapatan dari bunga
p = Pendapatan dari keuntungan perusahaan dan usaha perorangan
Kegiatan yang menciptakan nilai tambah (added value) disebut juga kegiatan
produksi. Oleh karena itu, metode ini hanya mencakup perhitungan nilai tambah pada
setiap sektor/lahan produksi. Melalui pendekatan ini, pendapatan nasional dapat dihitung
dengan cara menjumlahkan nilai tambah dari seluruh sektor produksi selama satu periode
tertentu atau satu tahun.
Apakah nilai tambah yang dimaksud di sini? Nilai tambah adalah selisih antara nilai
produksi (nilai output) dengan biaya antara (nilai input), yang terdiri atas bahan yang
terlibat dalam proses produksi, termasuk bahan baku dan bahan penolong.
Keterangan:
Y= Pendapatan nasional
P1= harga barang ke-1 Pn= harga barang ke-n
Q1= jenis barang ke-1 Qn= jenis barang ke-n
Y = C + I + G + (X – M )
5
Keterangan:
Y = Pendapatan nasional
C = consumption (konsumsi rumah tangga)
I = investment (investasi)
G = government expenditure (pengeluaran pemerintah)
X = ekspor
M = impor
Merupakanjumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit
produksi di dalam batas wilayah suatu negara selama setahun. Termasuk yang
dihasilkan oleh perusahaan asing, asalkan wilayahnya masih dalam wilayah suatu
negara. Contohnya terdapat perusahaan A dari Korea yang mempunyai cabang di
Indonesia, hasil produksinya juga harus dihitung ke dalam GDP.
Rumus untuk menghitung GDP yaitu:
Merupakan nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk
suatu negara (nasional) selama satu tahun, termasuk yang dihasilkan oleh warga
negara tersebut yang dihasilkan di luar negeri. Contohnya seperti seseorang pria dari
Indonesia yang menjual pakaian di Singapura, hasilnya berupa barang dan jasanya
termasuk dalam GNP. GNP menekankan pada aspek kewarganegaraan (nationality).
Rumus untuk menghitung GNP yaitu:
GNP = Pendapatan WNI di dalam negeri + Pendapatan WNI di luar negeri
Atau
GNP = GDP + Pendapatan WNI di luar negeri – Pendapatan WNA di dalam negeri
Atau
GNP = GDP – Pendapatan Neto atas factor dari luar negeri
Produk nasional netto adalah produk nasional bruto dikurangi dengan depresiasi
(penyusutan) dan replacement (penggantian barang modal).
Rumus untuk menghitung NNP yaitu:
6
NNP = GNP – (Depreciation – Replacement)
NNI ini menghitung pendapatan nasional berdasarkan jumlah balas jasa yang
diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi.
Rumus untuk menghitung NNI yaitu:
NNI = NNP – Pajak tidak langsung + Subsidi
a. Pajak tidak langsung harus dikurangkan, karena tidak mencerminkan balas jasa
atas faktor produksi. Uang pajak memang diterima oleh penjual/produsen bersama
harga pasar barang yang dijualnya, tetapi uang pajak itu wajib diserahkan kepada
pemerintah.
b. Subsidi harus ditambahkan karena harga-harga tertentu yang dibuat lebih murah
daripada biaya produksi sesungguhnya, misalnya untuk subsidi harga pupuk, BBM,
atau beras.
Personal income adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat yang
benar-benar sampai ke tangan masyarakat setelah dikurangi dengan laba ditahan, iuran
asuransi, iuran jaminan social, pajak perseorangan dan ditambah dengan transfer
payment.
Rumus untuk menghitung PI yaitu:
PI = NNI + Transfer payment – (laba ditahan + iuran asuransi + iuran jaminan social +
pajak perseorangan)
DI adalah pendapatan yang siap dibelanjakan atau pendapatan pribadi yang dikurangi
pajak yang harus dibayar oleh penerima pendapatan.
Rumus untuk menghitung DI yaitu:
DI = PI – Pajak langsung
7
Pengeluaran pengusaha: 16.000
Ekspor: 9.000
Impor: 4.000
Keuntungan: 5.000
Ekspor netto 5.000
Pengeluaran pemerintah: 15.000
Dari data tersebut, besarnya pendapatan nasional negara Adidaya adalah
a. 74.000
b. 90.000
c. 95000
d. 98. 000
e. 87.000
Pembahasan
Dengan menggunakan pendekatan pengeluaran, maka pendapatan nasional dapat dihitung
dengan menambahkan konsumsi, pengeluaran pengusaha (investasi), pengeluaran
pemerintah, serta ekspor netto (ekspor – impor). Perlu diingat bahwa ekspor netto sudah
merupakan selisih antara ekspor dengan impor sehingga kita tidak perlu menghitungnya lagi.
Y = C + I + G + Ekspor netto
Y = 54.000 + 16.000 + 15.000 + 5000
Y = 90.000 (b)
8
Materi Mata Kuliah Keempat (4)
PERKEMBANGAN EKONOMI
Kegiatan ekonomi dua sektor hanya melibatkan dua pelaku ekonomi,yaitu rumah
tangga dan perusahaan.
Dalam kegiatan ekonomi seperti ini sekiranya sektor produksi menggunakan seluruh
faktor produksi yang ada dalam perekonomian, pengeluaran sektor rumah tangga akan
sama dengan nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian. Ini adalah
gambaran yang sangat sederhana yang terjadi pada suatu perekonomian, di mana
kegiatan perdagangan pada umumnya masih menggunakan cara barter.
B. Corak Perekonomian Modern
Dalam perekonomian yang lebih maju, penerima-penerima pendapatan akan
menyisihkan sebagian pendapatan mereka untuk ditabung. Tabungan ini akan
dipinjamkan kepada pengusaha yang akan menggunakannya untuk investasi, yaitu
melakukan pembelian barangbarang modal.menggunakannya untuk investasi, yaitu
melakukan pembelian barangbarang Dalam masyarakat yang seperti ini aliran
pendapatannya adalah seperti yang tampak pada Gambar
9
Tabungan ini akan dipinjamkan kepada pengusaha yang akan menggunakannya untuk
investasi, yaitu melakukan pembelian barang-barang modal.
Ahli-ahli ekonomi klasik tetap berkeyakinan bahwa walaupun rumah tangga akan
menabung sebagian dari pendapatan yang diperolehnya, kekurangan dalam permintaan
tidak akan terjadi dalam perekonomian. Keyakinan didasarkan kepada pandangan yang
pada hakekatnya mengatakan bahwa semua tabungan sektor rumah tangga yang tercipta
pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh akan digunakan oleh para pengusaha untuk
inpestasi.
10
PENYESUAIAN DALAM PASAR MODEL
Berdasarkan pada fleksibelitas, ahli-ahli ekonomi klasik yakin bahwa perubahan
dalam suku bunga ini pada akhirnya akan menciptakan keadaan dimana tabungan yang
tercapai pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh adalah samadengan invesasi oleh
perusahaan-perusahaan.
11
TINGKAT UPAH DAN KEGIATAN EKONOMI
Kalau dibandigkan pendapat ahli-ahli ekonomi klasik dengan kenyataan yang
sebenarnya wujud perekonomian modern, akan dapat dilihat bahwa tingkat upah tidak mudah
mengalami penurunan. Sebagai akibatnya pengangguran sangat sukar di hapuskan. Dalam
perekonomian modern terdapat persatuan-persatuan pekerja yang selalu mempertankan dan
memperjuangkan perbaikan nasib para pekerja . Usaha ini termasuklah menjaga agar para
pekerja diber upah yang wajar . Persatuan pekerja akan selalu menentang setiap usaha untuk
menrunkan tingakt upah yang dibayarkan kepada pekerja . Kekuatan ini menyebabkan tingkat
upah tidak mudah untuk diturunkan.
12
Di pihak lain buku tersebut menerangkan pula faktor utama yang akan menentukan
prestasi kegiatan ekonomi suatu negara. Keynes berpendapat pengeluaran agregat, yaitu
perbelanjaan masyarakat ke atas barang dan jasa, adalah faktor utama yang menentukan
tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai suatu negara. Seterusnya Keynes berpendapat bahwa
dalam system pasar bebas penggunaan tenaga kerja penuh tidak selalau tercipta dan
diperlukan usaha dan kebijakan pemerintah untuk menciptakan tingkat penggunaan tenaga
kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi yang teguh.
13
penuh Oleh karena itu dia tidak menokong campurtangan pemerintah yang
berlebihan dalam kegiatan ekonomi.
- Friedman menunjukkan peranan penawaran uang dalam menentukan tingkat kegiatan
ekonomi. Perubahan perubahan penawaran uang sangat penting artinya dalam
mempengaruhi kegiatan ekonomi dan tingkat harga. dia mengkritik pandangan
Keynesyang sangat menekankan kapada peranan pengeluaran agregat dalam
mempengaruhi kegiatan ekonomi.
- Mengenai bentuk kebijaksanaan pemerintah, apabila diperlukan friedman lebih
menyukai kebijakan pemerintah yang berbentuk kebijakan moneter. Menurut
friedman kebijakan fiscal yang ditekankan golongan Keynesian, tidak terlalu besar
efeknya dalam mempengaruhi kegiatan perekonomian.
2. Ekspektasi Rasional (Klasik baru)
Pandangan golongan ekspektasi rasional didasarkan kepada dua pemisalan penting.
yang pertama teori ini menganggap bahwa semua pelaku kigiatan ekonomi bertindak
secara rasional, mengetahui seluk beluk kegiatan ekonomi dan mempunyai informasi
yang lengkap mengenai peristiwa-peristiwa dalam perekonomian. mereka juga
meramalkan keadaan-keadaan yang akan berlaku dimasa depan. Selanjutnya dengan
pemikiran yang rasional mereka dapat menentukan reaksi terbaik terhadap perubahan
yang diramalkan akan berlaku.
Akibat dari pemisalan ini teori ekspektasi rasional mengembangkan analisisnya
berdasarkan prinsip-prinsip yang terdapat dalam teori makro ekonomi yang juga bertitik
tolak dari anggapan bahwa pembeli, produsen dan pemilik factor produksi bertindak
secara rasional dalam menjalankan kegiatannya. pemisalannya yang kedua adalah sesuai
dengan pendapat ahli ekonomi klasik, teori ekspektasi rasional berpendapat bahwa
semua jenis pasar beroperasi secara efisien dan dapat dengan cepat membuat
penyesuaian-penyesuaian ke atas perubahan yang berlaku. Dengan demikian menurut
pendapat teori ekspektasi rasional tingkat harga dan tingkat upah dapat dengan mudah
mengalai perubahan. Kekurangan penawran barang akan menaikan harga, dan kelebihan
penawaran mengakibatkan harga turun. Buruh yang berlebihan akan menurunkan upah,
sebaliknya kekurangan buruh akan menaikkan upah mereka. Semua pasar bersifat
persaingan sempurna, dan informasi yang lengkap akan diketahui oleh semua pelaku
pasar. sebagai akibat dari keyakinan yang kedua ini dalam teori ekspektasi rasional
diyakini bahwa perekonomian selalu beroperasi pada tingkat penggunaan tenaga kerja
penuh dan kebijakan diskresioner pemerintah (kebijakan fiscal maupun moneter) teidak
akan dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi. Oleh sebab itu teori ekspektasi rasional
berpendapat bahwa pemerintah tidak perlu mengamberl sesuatu apapun tindakan apabila
sekali2 berlaku masalah pengangguran. Masalah seperti itu timbul sebagai akobat
kesalahan ekspektasi pelaku kegiatan ekonomi mengenai kegiatan ekonomi yang akan
terjadi di masa depan. Walau bagaimanapun system mekanisme pasar akan membuat
penyesuaian dan dengan sendirinya mengembalikan kegiatan ekonomi ke tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh. Golongan klasik baru berkeyakinan pelaku kegiatan
ekonomi jarang melakukan kesalah dalam ekspektasinya mengenai keadaan masa depan.
14
Oleh sebab itu pada umumnya perekonomian akan selaku beroperasi pada tingkat
penggunaan tenaga penuh. Pangangguran yang ada merupakan pengangguran yang
bersifat sukarela.
3. Ekonomi segi penawaran
Walaupun berkembang pada waktu yang bersamaan dengan teori rasional,
ekonomi segi penawaran dikembangkan oleh ahli ekonomi yang berbeda. Pandangan
yang mengembangkan pemikiran mengenai segi penawaran datangnya bukan dari
kalangan akademisi tetapi oleh penasihat-penasihat ekonomi dalam pemerintahan Ronald
Reagan (yang terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat pada tahun 1980). Munculnya
pemikiran ekonomi segi penawaran didorong oleh dua perkembangan penting yang
berlaku dalam tahun 1970an dan pemulaan tahun 1980an. Faktor yang pertama adalah
berlakunya stagflasi pada tahun 1970 diberbagai perekonomian negara industri. Faktor
yang kedua adalah terpilihnya Ronald Reagan sebagai presiden amerika serikat.
Kedua factor tersebut menyebabkan penasehat dan perumus kebijakan ekonomi
dalam pemerintah Reagan menumpukkan perhatian yang lebih banyak kepada
mempengaruhi segi panawran dalam merumuskan kebijakan-kebijakan ekonomi mereka.
Dalam kebijakan fiskaldanmeneter yang selaku dijalankan ahli-ahli ekonomi golongan
Keynesianpengannguran dicoba diatasi dengan menjalan kankebijakan moneter dan
fiscal yang bersifat ekspnsif. Dalam keadaan stagflsisebijakan seperti itu unutk
menambahkan pengangguran tenaga kerja akan diikuti oleh infalsi yang semakin cepat
jalannya. Untuk menghindari berlakunya inflasi tersebut ahli-ahli ekonomi segi
penawarab mengusulkan beberapa kebijaksanaan yang hakekatnya akan mempengaruhi
efisiensi berbagai perusahaan. Tindakan seperti iru menurut pendapat mereka akan
meningkatkan penggunaan tenaga kerja dan pendapatan nasional dan pada waktu yang
sama mengatasi inflasi. Untuk mencapai tujuan ini kebijakan ekonomi segi penawaran
bersaha mewujudkan keadaan sebagai berikut:
- Para pekerja akan bekerja lebih giat dan lebih efisien.
- Efisiensi kegiatan usaha dapat ditingkatkan dan biaya produksi dikurangi
- mengmbangkan peranan pihak swasta dan mendorong lebih banyak persaingan.
tujuan-tujuan diatas dapat dicapai dengan cara: mengurangi pengeluaran pemerintah,
menurunkan tingkat pajak yang dipungut terutama pajak dari golongan masyarakat yang
berpendapatan tinggi, penswastaan perusahaan-perusahaan pemerintahyang tidak penting
peranannya kepada masyarak dan mendorong persaingan yang lebih sempurna di pasaran
baran dan pasaran factor.
4. Keynesian Baru
Seorang ahli ekonomi masih belum dapat menerima pandangan-pandangan yang
mengkritik pemikiran Keynesian dan masih tetap yakin akan kesesuaian pandangan
Keynes yang utama. pemikir ekonomi yang masih tetap memberi sokongan kepada
pandangan Keynesiandigolongan kepada mazhaabKeynesian baru.
15
Pada dasarnya bereka belum dapat menerima kritik golongan ekspktasi rasional
yang berkeyakinan system pasaran adalah sempurna dan dapat dengan sendirinya
membua penyesuaian sehinigga perekonomian cenderung akan mencapai kesempatan
kerja penuh. Mereka menunjukkan kelemahan mekanisme dalam pasaran barang dan
pasaran factor yang mengakibatkan penyimpangan yang berkepanjangan dari
kesempatan kerja penuh mungkin berlaku. Mereka menunjukkan kemungkinan
berlakunya kekakuan yang akan mempengaruhi efisiensi pasaran barang. Hal ini
menyebabkan perubahan harga tidak terlalu fleksibel sehingga timbul kemungkinan
berlakunya keadaan di mana terdapat kelebihan permintaan barang atau penawaran
barang. Dalam pasaran tenaga kerja masalah kekakuan keadaan di pasar yaitu upah tidak
mudah berubah untuk menyeimbangkan permintaan dan penawaran tenaga kerja
keadaannya lebih serius. Pertama tama mereka berpendapat apabila berlaku
pengangguran yang serius dalam perkonomian, tingkat upah tidak akan dengan mudah
mengalami penurunan untuk mnyeimbangkan permintaan buruh dengan penawarannya.
dengan demikian mekanisme pasar di pasar tenaga kerja tidak sempurna, dan tidak dapat
menjamin tercapainya kesempatan kerja penuh. Berdasarkan keyakinan mengenai
ketidaksempurnaan pasar barang dan pasar factor, mereka tetap berkeyakinan kebijakan
pemerintah masih cukup diperlukan untuk menstabilkan kegiatan ekonomi dan
mengasahakan agar perkonomian tetap mencapai kesempatan kerja penuh.
16
Materi Mata Kuliah Kelima (5)
Fungsi Tabungan
Pendapatan dimanfaatkan untuk konsumsi dan tabungan sehingga rumus umumnya:
17
Y=C+S
Keterangan:
Y = Pendapatan
C = Konsumsi
S = saving (tabungan)
Keterangan:
DS = Tambahan tabungan
DY = Tambahan pendapatan
Di dalam fungsi konsumsi S = –a + (1 – b)Y, maka besarnya MPS = 1 – b Karena b =
MPC, maka MPS = 1 – MPC atau MPS + MPC = 1. Untuk fungsi saving berbetuk
garis lurus besarnya nilai S, yaitu marginal propensity to save, pada semua tingkatan
pendapatan nasional adalah sama.
18
Faktor yang memengaruhi Tabungan (S), yaitu:
1) Pendapatan yang diterima
Semakin banyak pendapatan yag diterima berarti semakin banyak pula pendapatan
yang disisihkan untuk saving.
2) Hasrat untuk menabung (Maginal Propensity to Save)
Hal ini didorong dengan keinginan masing-masing individu dalam
mengalokasikan pendapatannya untuk ditabung karena pertimbangan keamanan.
3) Tingkat suku bunga bank
Semakin tinggi tingkat suku bunga simpanan maka semakin banyak
masyarakat untuk menabung (saving).
Contoh Soal
1 . Pada tingkat pendapatan Rp. 500.000,00 besarnya konsumsi Rp. 400.000,00 dan pada
tingkat pendapatan Rp. 1.000.000,00 besarnya konsumsi Rp. 600.000,00.
Berdasarkan data tersebut fungsi konsumsinya adalah ...
Jadi, C = a + bY
19
Y = 300.000
Jawab : C = 60 M + 0,7 Y
S = 100.000
C = 270.000
4. Jika diketahui fungsi konsumsi C = 100 + 0,75 Y maka pendapatan saat Break
Even Income adalah ...
Jawab : Y = C
20
Y = 100/0,25
Y = 400
5. Jika diketahui fungsi konsumsi C = 200 + 0,80 Y maka pendapatan pada saat
Break Even Income adalah ...
Jawab : Y = C
Y = 200/0,20
Y = 1000
6. Jika diketahui fungsi konsumsi C = 500 + 0,75 Y maka pendapatan pada saat \
Break Even Income adalah ...
Jawab : Y = C
21
Y = 500/0,25
Y = 5000
7. Jika diketahui fungsi konsumsi C = 100 + 0,75 Y maka MPC adalah ...
22
Jawab :
S = -a + (1 – b)y
= -70.000 + (1 – 0,25) y
= -70.000 + 0,75 . 160.000
= -70.000 + 120.000
= 50.000
23
Materi Mata Kuliah Keenam (6)
FUNGSI TABUNGAN
Tabungan dapat diartikan sebagai bagian pendapatan yang tidak dikonsumsi atau setiap
kemampuan dan kesediaan untuk menahan sebagian dari hasrat konsumsi. Hubungan antara
pendapatan disposabel dan tabungan disebut dengan fungsi tabungan. Fungsi tabungan
diperoleh dari fungsi konsumsi. Persamaan linear yang menggambarkan hubungan antara Yd
dan S adalah sebagai berikut.
Yd = C + S
S = Yd – C = – C + Yd
S = –a + (1–b) Yd atau S = –Co + (1–b)Yd
Adapun a adalah tabungan pada saat Yd = 0 dan 1–b adalah kecenderungan
menabung marjinal (Marginal Propensity to Save atau MPS).
Kecenderungan menabung marjinal (Marginal Propensity to Save) adalah konsep
yang menggambarkan hubungan antara pertambahan pendapatan dan pertambahan tabungan.
Dengan kata lain, MPS menunjukkan gambaran tentang berapa jumlah tabungan akan
bertambah jika pendapatan disps bel bertambah satu unit.
ΔS adalah pertambahan tabungan dan Yd adalah pertambahan pendapatan disposabel
yang mengakibatkan pertambahan konsumsi tersebut.
Adapun kecenderungan menabung rata-rata (Average Propensity to Save) adalah
perbandingan atau rasio antara tabungan total dan pendapatan disposabel total.
S adalah tabungan dan Yd adalah pendapatan disposabel. Contoh penerapan fungsi
konsumsi dan fungsi tabungan tampak pada tingkat pendapatan disposabel dan konsumsi
sebuah rumah tangga sebagai berikut.
Tabel 2. Tingkat Pendapatan Disposabel
Dari Tabel 2.di atas dapat dilihat pada tingkat pendapatan disposabel sama dengan
nol, tingkat konsumsi adalah 300. Hal ini berarti konsumsi dasar sama dengan 300. Pada saat
24
pendapatan disposabel meningkat menjadi 2.000 konsumsi meningkat menjadi 1.700.
Tentukan persamaan konsumsi dan grafiknya.
Diketahui:
Δ Yd = Rp 1.000,00
Δ C = Rp 700,00
Berarti MPC = 0,7, artinya 70 persen dari tambahan pendapatan akan digunakan untuk
konsumsi.
Seorang konsumen yang rasional tidak akan membelanjakan seluruh pendapatan disposabel
untuk konsumsi. Tambahan konsumsi di atas tidak mungkin melebihi tambahan pendapatan
disposabel. Tingkat pendapatan 1.000 merupakan tingkat pendapatan minimal agar rumah
tangga mampu membiayai seluruh konsumsinya sehingga dapat ditulis sebagai berikut.
C = Y = 1.000
C = a + bYd
1.000 = a + 0,7(1.000)
700 + a = 1.000
a = 300
Berarti pada tingkat disposabel sama dengan nol. Tingkat konsumsi dasarnya adalah 300. Jadi
rumus persamaan konsumsinya adalah C = 300 + 0,7Yd
Kurva fungsi konsumsinya terlihat dalam Kurva 1.
25
Dari contoh fungsi konsumsi di atas maka dapat dibuat fungsi tabungan dan kurvanya sebagai
berikut.
C = 300 + 0,7Yd
S = –300 + 0,3Yd
Kurva 2. Fungsi Tabungan
26
2.000 1.700 1.000 700 0,7 0,85
3.000 2.400 1.000 700 0,7 0,80
Dari Tabel 3, dapat dibuat Tabel 4, yaitu sebagai berikut.
Pendapatan ∆ Pendapatan
Tabungan ∆ Tabungan
Disposabel Disposabel MPS APS
(S) (S)
(Yd) (Yd)
0 –300 - - - -
1.000 0 1.000 300 0,3 -
2.000 300 1.000 300 0,3 0,15
3.000 600 1.000 300 0,3 0,20
Contoh Soal :
Apabila fungsi konsumsi ditujukan oleh C = 100 + 0,8 (Y adalah pendapatan), maka fungsi
tabungan ....
Penyelesaian:
C = 100 + 0,8 y
y = pendapatan
C = a + by
S = -a + (1-b) y = -100 + 0,2 y
27
Kekayaan atau aset seseorang dapat berupa kekayaan riil (tanah dan
bangunan) maupun kekayaan finansial (deposito atau dalam bentuk surat
berharga). Kekayaan akan meningkatkan pendapatan disposabel dan selanjutnya
akan meningkatkan konsumsi.
3. Tingkat Bunga
Semakin tinggi tingkat suku bunga, semakin tinggi tabungan yang diciptakan
masyarakat. Dengan demikian hasrat masyarakat untuk melakukan konsumsi
berkurang. Jika suku bunga rendah hasrat masyarakat untuk melakukan konsumsi
akan naik.
4. Perkiraan tentang Kondisi di Masa Depan
Ekspektasi mengenai keadaan di masa mendatang sangat mempengaruhi
kegiatan konsumsi masyarakat. Adanya keyakinan bahwa di masa mendatang
akan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi akan mendorong rumah tangga
meningkatkan konsumsinya di masa sekarang.
B. Faktor Nonekonomi
Faktor nonekonomi terdiri atas faktor demografi dan faktor sosial budaya.
1. Faktor Demografi
Faktor demografi terdiri atas faktor jumlah dan komposisi penduduk.
a) Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk akan memperbesar tingkat konsumsi secara agregat
walaupun pengeluaran rata-rata penduduk umumnya relatif rendah.
b) Komposisi Penduduk
Semakin banyak penduduk usia produktif yang bekerja, semakin tinggi
tingkat pendidikan, dan semakin banyak penduduk tinggal di perkotaan maka
konsumsi akan meningkat.
2. Faktor Sosial Budaya
Faktor sosial budaya akan memengaruhi kegiatan konsumsi masyarakat. Faktor
sosial budaya berkaitan dengan gaya hidup seseorang. Seseorang yang terbiasa
dengan gaya hidup mewah tentunya akan memiliki porsi yang besar dari
pendapatannya untuk kegiatan konsumsi.
28
Materi Mata Kuliah Ketujuh (7)
PERMINTAAN INVESTASI
Kurva Permintaan Investasi
Investasi adalah istilah yang sering diartikan berbeda-beda oleh banyak orang dalam
kehidupan sehari-hari. Anda tentu pernah mendengar ada orang yang mengatakan: “Saya
akan menginvestasikan dana atau kekayaan di Jakarta dengan membeli tanah atau gedung,
atau dalam bentuk surat-surat berharga misalnya, saham dan obligasi”. Dalam analisis
ekonomi, tindakan menggunakan dana seperti di atas tidak digolongkan sebagai investasi. Sri
Mulyani Indrawati (1988), mendefinisikan investasi sebagai penambahan fasilitas produksi
maupun stok modal dalam jangka waktu tertentu, biasanya tahunan. Sadono Sukirno (2000),
mendefinisikan investasi sebagai pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang modal
yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa di masa depan. Dalam analisis
ekonomi, kegiatan pengeluaran dana seperti yang diungkapkan oleh dua ahli ekonomi
tersebut, bisa dikatakan sebagai investasi jika pembelian tanah atau gedung digunakan untuk
mengembangkan pabrik pembuatan kain atau untuk mendirikan perkebunan tebu dan
kegiatan produktif lainnya.
Keputusan untuk melakukan investasi berdasarkan pertimbangan jumlah keuntungan atau
tingkat pengembalian yang diharapkan akan diperoleh dari kegiatan investasi karena untuk
memperoleh tambahan modal (uang) tidak harus berasal dari pengusaha atau milik sendiri,
melainkan dapat melalui pihak lain misalnya, lembaga perbankan atau pasar modal. Dengan
sendirinya, motif untuk melakukan investasi tidak hanya sebatas dari adanya tingkat
pengembalian yang diharapkan diperoleh di masa depan, tetapi harus memperhitungkan biaya
investasinya terutama tingkat suku bunga pinjaman. Semakin rendah biaya (tingkat bunga),
semakin banyak orang yang melakukan investasi. Sebaliknya, semakin tinggi biaya bunga
semakin sedikit orang yang berani melakukan investasi.
1. Fungsi Investasi
Fungsi investasi menggambarkan hubungan antara tambahan investasi dan
tingkat keuntungan yang diharapkan. Fungsi investasi dapat digambarkan melalui
kurva MEC (Marginal
Eficiency of Capital)atau efisiensi modal marjinal adalah tingkat
pengembalian yang diharapkan (expected rate of return) dari setiap tambahan barang
modal. Konsep MEC merupakan konsep yang pertama kali diperkenalkan oleh John
Maynard Keynes dalam bukunya General Theory (1936). Fungsi investasi dipandang
sejenis dengan kurva permintaan. Semakin rendah tingkat bunga (biaya investasi),
semakin besar tambahan barang modal (investasi). Sebaliknya, semakin tinggi tingkat
bunga (biaya peminjaman), semakin kecil tambahan barang modal. Jika tingkat
pengembalian yang diharapkan lebih besar dari tingkat suku bunga, permintaan
investasi akan meningkat.
Sebaliknya, jika tingkat pengembalian yang diharapkan lebih rendah dari
tingkat suku bunga, tingkat investasi akan menurun. Istilah MEC kemudian diganti
29
dengan nama MEI (Marginal Eficiency of Inment)karena yang dimaksud bukan
jumlah modal, tetapi kenaikan atau tambahan modal. Marginal diartikan sebagai
tambahan investasi baru, dan eficiency berarti dapat menghasilkan keuntungan yang
diharapkan.
Dengan menggunakan konsep marginal eficiency dari investasi tersebut, dapat
diketahui bahwa terdapat hubungan berbanding terbalik (korelasi negatif) antara
tingkat suku bunga dan jumlah investasi ( permintaan investasi) yang akan dilakukan
pada suatu periode tertentu. Hal tersebut dapat dilihat dalam Kurva 3.
Kurva 3. Efisiensi Modal Marjinal.
30
Seandainya tingkat suku bunga bank yang berlaku adalah 8 persen, seorang yang
bertindak rasional akan melakukan investasi. Jika keuntungan yang diharapkan
minimal sama atau lebih dari 8 persen, misalnya 10 persen atau 12 persen. Ia tidak
akan melakukan investasinya pada tingkat suku bunga lebih rendah dari tingkat suku
bunga yang sedang berlaku, misalnya 5 persen atau 3 persen. Mengapa? Tentunya
bagi dia akan lebih menguntungkan jika ia menyimpan uangnya di bank karena akan
mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih besar dari bunga, yaitu 8 persen.
Misalnya, investasi senilai 100 miliar rupiah akan menghasilkan keuntungan 12
persen. Tambahan investasi baru senilai 50 miliar rupiah akan menyebabkan
keuntungan turun menjadi 10 persen dan tambahan investasi baru sebesar 50 miliar
rupiah lagi akan menyebabkan potensi keuntungan menurun menjadi 8 persen,
demikian seterusnya. Hubungan permintaan investasi dan tingkat bunga dari kasus di
atas terlihat dalam Tabel 5.
Tabel 5. Permintaan Investasi dan Tingkat Bunga
31
yang diharapkan sangat dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal sebuah
perusahaan.
Kondisi internal perusahaan antara lain tingkat efisiensi perusahaan dalam
berproduksi, kualitas SDM, dan tingkat teknologi yang digunakan. Artinya, semakin tinggi
ketiga aspek tersebut, semakin tinggi tingkat pengembalian yang diharapkan, semakin tinggi
pula permintaan untuk berinvestasi.
Kondisi eksternal perusahaan antara lain menyangkut kondisi secara makro baik
bidang ekonomi sosial maupun politik. Jika perkiraan tentang masa depan ekonomi, sosial,
politik nasional, dan internasional optimis, biasanya tingkat investasi meningkat karena
tingkat pengembalian yang diharapkan dari investasi dapat dinaikkan. Selain itu, kebijakan
pemerintah juga akan mempengaruhi keputusan investasi. Jika pemerintah menaikkan pajak
akan terjadi pengurangan permintaan agregat. Akibatnya tingkat investasi akan menurun.
Berdasarkan uraian tersebut, perhatikanlah Kurva 4. yang menjelaskan tingkat
pengembalian yang diharapkan hasil investasi.
Kurva 4. Tingkat Pengembalian yang Diharapkan dari Hasil Investasi
Berdasarkan kurva 4 di atas tingkat suku bunga dapat memengaruhi investasi. Misalnya
ketika suku bunga pinjaman 10% tingkat investasi akan cenderung turun karena bunga
pinjaman lebih tinggi dari hasil investasi yang diharapkan. Namun, ketika suku bunga
pinjaman turun minat investasi akan naik atau bertambah karena tingkat bunga yang berlaku
lebih rendah dari hasil investasi yang diharapkan Keseimbangan akan tercapai pada saat
tingkat suku bunga 8% dan jumlah investasi sebesar Rp 200 miliar.
32
C + I ke atas, maka keseimbangan pendapatan nasional yang baru akan dicapai dan
pendapatan nasional akan bertambah. Pengurangan investasi juga dapat berlaku, dan sekali
lagi pengeluaran agregat ,
C + I akan mengalami perubahan, yaitu turun dan keseibangan pendapatan nasional dicapai
pada pendapatan nasional yang lebih randah.
Pada perekonomian yang lebih kompleks, yang terdiri dari tiga atau empat sektor,
lebih banyak faktor yang ada memindahkan pengeluaran agregat dari keseimbangan asal dan
seterusnya menimbulkan perubahan dan tingkat kegiatan ekonomi Negara. Perubahan pajak,
perubahan pengeluaran pemerintah, perubahan expor dan impor adalah beberapa faktor
penting lain yang akan menimbulkan perubahan dalam keseimbangan pendapatan nasional
dan tingkat kegiatan perekonomian.
Analisis multiplier bertujuan untuk menerangkan pengaruh dari kenaikan atau
kemerosotan dalam pengeluaran agregat ke atas tingkat keseimbangan dan kerutama ke atas
tingkat pendapatan nasional.
33
Materi Mata Kuliah Kesembilan (9)
34
Keseimbangan Perekonomian Terbuka Dalam Contoh Aljabar.
Dalam suatu perekonomian terbuka cirri fungsi konsumsi rumah tangga, pajak
pemerintah, pengeluaran pemerintah, investasi, ekspor dan impor adalah sebagai berikut:
a) Fungsi penggunaan adalah C = 500 + 0,8Yd.
b) Pajak adalah 25 persen dari pendapatan nasional (T = 0,25Y).
c) Investasi swasta bernilai I = 500, dan pengeluaran pemerintah bernilai G = 1000.
d) Ekspor bernilai X = 800 ketika impor adalah 10% dari pendapatan nasional (M = 0,1Y).
Selanjutnya diasumsikan dalam perekonomian terbuka ini akan mencapai tingkat
kesempatan kerja penuh pada pendapatan nasional sebanyak 6000. Berasarkan
pemisalan yang dinyatakan di atas maka selesaikan beberapa pertanyaan berikut:
1.Tentukan fungsi konsumsi sebagai fungsi dari Y!
2.Tentukan pendapatan nasional pada keseimbangan!
3.Untuk mencapai kesempatan kerja penuh, perubahan yang bagaimanakah perlu dibuat
jika apabila:
a) Pajak saja yang diturunkan!
b) Pengeluaran pemerintah saja yang dinaikkan!
4. Nyatakan kedudukan budget pemerintah pada keseimbangan awal dan pada
kesempatan kerja penuh! Nyatakan fungsi pajak yang baru!
5. Adakah ekspor selalu melebihi impor pada kedua keseimbangan tersebut?
6.Tentukan nilai multiplier dalam perekonomian terbuka tersebut !
35
Y = 2800 + 0,5Y
0,5Y = 2800
Y = 5600
3. Perubahan untuk Mencapai Kesempatan Kerja Penuh:
a) Dengan menurunkan pajak. Oleh karena formula multiplier tidak diketahui, perubahan
pajak untuk mencapai kesempatan kerja penuh tidak dapat ditentukan dengan
menggunakan formula multiplier. Oleh karena itu nilai pajak pada kesempatan kerja
penuh perlu dihitung dengan memisalkan pajak yang diterima pada kesempatan kerja
penuh adalah T0 dan seterusnya menyelesaikan persamaan keseimbangan pada
pendapatan nasional = 6000 (pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh)
Y = C + I + G + (X – M)
Y = 500 + 0,8Yd + 500 + 1000 + (800 – 0,1Y)
Y = 500 + 0,8 (Y – T0) + 500 + 1000 + 800 – 0,1Y
Y = 2800 + 0,8Y – 0,8T0 – 0,1Y
Y = 2800 + 0,8 (6000) – 0,8T0 – 0,1 (6000)
Y = 2800 + 4800 – 0,8T0 – 600
0,8T = 2800 + 4800 – 600 –Y
= 7000 – Y
= 7000 – 6000
0,8T0 = 1000
T0 = 1250
Apabila pajak tidak berubah, pada pendapatan nasional 6000 jumlah pajak adalah:
T = 0,25Y
T = 0,25 (6000)
T = 1500
Pengurangan pajak menyebabkan pada kesempatan kerja penuh, pajak yang diterima
adalah 1250, manakala tanpa pengurangan pajak jumlahnya adalah 1500. Dengan
demikian untuk mencapai kesempatan kerja penuh pajak diturunkan sebanyak
1500 – 1250 = 250.
36
b) Dengan menambah pengeluaran pemerintah. Apabila pengeluaran pemerintah ditambah
perlulah dimisalkan jumlah pengeluaran pemerintah yang baru, misalnya sebesar G 0.
Nilai G0 ini dapat diselesaikan dengan persamaan keseimbangan:
Y = C + I + G (X – M)
Y = 500 + 0,6Y + 500 + G0 + 800 – 0,1Y
6000 = 500 + 0,6 (6000) + 500 + G0 + 800 – 0,1(6000)
6000 = 500 + 3600 + 500 + G0 + 800 – 600
G0 = 6000 – 4800
G0 = 1200
Sehingga untuk mencapai kesempatan kerja penuh, pengeluaran pemerintah perlu
ditambah sebanyak 1200 – 1000 = 200.
4. Budget Pemerintah dan Fungsi Pajak:
Pada Keseimbangan Asal. Pada keseimbangan asal (Y = 5600), pajak adalah sebesar T =
0,25Y = 0,25 (5600) = 1400. Pengeluaran pemerintah adalah G = 1000. Maka
pengeluaran pemerintah mengalami surplus yankni sebanyak 1400 – 1000 = 400.
Kasus pengurangan pajak untuk mencapai kesempatan kerja penuh. Pajak telah berkurang
sebesar 1250. Manakala pengeluaran pemerintah tetap 1000 maka pengeluaran pemerintah
mengalami surplus, yakni sebanyak T – G = 1250 – 1000 = 250.
Kasus menambah pengeluaran pemerintah untuk mencapai kesempatan kerja penuh.
Dalam perhitungannya pengeluaran pemerintah meningkat 1200. Oleh karena tiada
perubahan dalam fungsi pajak, yakni tetap T = 0,25Y maka pada Y = 6000, pajak yang
diterima adalah T = 0,25 (6000) = 1500. Sehingga budget pemerintah surplus sebanyak T
– G = 1500 – 1200 = 300.
Fungsi pajak yang baru. Apabila kesempatan kerja penuh dicapai dengan mengurangi
pajak secara sekaligus, fungsi pajak akan berubah menajdi T = T0 + 0,25Y. Dalam kasus
pengurangan pajak diperoleh 1250 maka dapat membantu menentukan nilai T0 yaitu:
T = T0 = 0,25Y
1250 = T0 + 0,25 (6000)
T0 = 1250 – 1500
T0 = – 250
Dengan demikian fungsi pajak yang baru adalah T = – 250 + 0,25Y.
5. Keseimbangan Ekspor dan Impor:
Pada keseimbangan asal Y = 5600. Impor adalah M = 0,1Y = 0,1 (5600) = 560. Maka
ekspor lebih besar (800) dari impor. Maka terdapat surplus dalam neraca perdagangan.
37
Pada Y = 6000. Impor adalah 0,1Y = 0,1 (6000) = 600. Maka ekspor tetap lebih besar (800)
dari impor. Dan ini menunjukkan bahwa pada kesempatan kerja penuh terdapat surplus
dalam neraca perdagangan.
6. Nilai Multiplier:
Dalam penghitungannya pertambahan pendapatan nasional adalah 6000 – 5600 = 400.
Sedangkan pengeluaran pemerintah yang diperlukan untuk menambah pendapatan
nasional adalah 200 (naik dari 1000 menjadi 1200). Dengan demikain dalam
perekonomian yang diasumsikan ini, nilai multiplier adalah: 400 / 200 = 2.
Mtp = 1 = 1 = 1 = 2,5
1 – b (1 – t) 1 – 0,8 (1 – 0,25) 0,4
Dan ini menunjukkan bahwa nilai nilai multiplier dalam perekonomian terbuka lebih kecil
yakni 2 dari nilai multiplier dalam perekonomian tertutup yakni sebesar 2,5.
38
Materi Mata Kuliah Kesepuluh (10)
PERSAMAAN PERTUKARAN
MV = PT
Dapat dinyatakan sebagai berikut:
Keterangan:
- M adalah penawaran uang
- V adalah laju peredaran uang
- P adalah tingkat harga
- T adalah jumlah barang-barang dan jasa yang diperjual belikan dalam
perekonomian.
MVy = Y
Keterangan:
39
Menurut ahli-ahli ekonomi klasik kelajuan peredaran uang tergantung kepada
beberapa faktor teknikal seperti :sistem pembayaran gaj,ciri-ciri kegiatan perdagangan
,efisiensi sistem pengankutan dan kepadatan penduduk. Faktor-faktor ini tidak
mengalami perubahan dalam jangka waktu pendek dan cara masyarakat menggunakan
uang dan berbelanja tidak berubah.
b. Kesempatan kerja penuh selalu tercapai dalam ekonomi
Oleh karena itu jumlah barang-barang adalah tetap dan tidak dapat di tambah.
Adapun Rumusan Say yang berbunyi, setiap barang yang di keluarkan akan di beli
masyarakat (supply creates its own demand)
2. TEORI SISA TUNAI
Beberapa tahun sebelum Irving Fisher mengembangkan teori kuantitas, seorang ahli
ekonomi Inggris yaitu Alferd Marshall dari Cambridge mengembangkan teori sisa
tunai yang juga menerangkan sifat hubungan di antara penawaran uang dan tingkat
harga.
Teori ini juga berpendapat bahwa perubahan dalam penawaran uang akan
menimbulkan perubahan harga-harga yang sama tingkatnya. Berikut adalah
persamaannya:
M = kPT
Keterangan : dimana M, P, T mempunyai arti yang sama dalam MV = PT.
Dalam teori ini k adalah bagian dari pendapatan masyarakat yang tetap dipegang
mereka dalam bentuk tunai.
40
- Dalam jangka panjang kemajuan dan perkembangan institusi keuangan mengurangi sisa
tunai dan ini mempercepat laju peredaran uang.
3. Perhubungan diantara penawaran uang dan harga adalah lebih rumit dari yang
diterangkan oleh teori kuantitas.
4. Teori kuantitas hanya memperhatikan fungsi uang sebagai alat untuk melicinkan
kegiatan tukar menukar dan transaksi dengan meng-gunakan uang.
5. Teori kuantitas mengabaikan efek perubahan penawaran uang ke atas suku bunga
Menurut ahli ekonomi klasik bahwa penawaran uang tidak mempengaruhi suku bunga
dan menurut golongan Keynesian penawaran uang mempengaruhi suku bunga.
3. TEORI KEUANGAN KEYNES
Teori keuangan Keynes terutama menerangkan tiga hal, yaitu:
i. Tujuan-tujuan masyarakat untuk meminta (menggunakan) uang.
ii. Faktor-faktor yang menentukan tingkat bunga.
iii. Efek perubahan penawaran uang ke atas kegiatan ekonomi negara.
41
barang dalam ekonomi) dapat berubah dan, (ii) kenaikan harga yang mungkin berlaku
tidaklah sebesar seperti yang diramalakan oleh teori kuantitas yaitu kenaikan harga adalah
sama tingkat kelajuannya dengan pertambahan penawaran uang. Sedangkan kelemahan teori
Keynes adalah analisisnya tidak memperhatikan efek perubahan penawaran ke atas tingkat
harga.
42
1. Bank-bank perdagangan tidak memiliki kelebihan cadangan, operasi pasar terbuka
hanya akan berhasil apabila bank-bank perdagangan tidak mempunyai kelebihan
cadangan lagi.
2. Dalam ekonomi telah tersedia cukup banyak surat-surat berharga yang dapat
diperjualbelikan
Bank sentral hanya akan menerima surat-surat berharga yang mudah tunai seperti
sertifikat Bank Indonesia. Apabila bank-bank perdagangan menjual surat-surat berharga
seperti itu kepada bank sentral maka langkah itu dinamakan mendiskontokan surat-surat
berharga.
Bank sentral akan menetapkan suku diskonto dari Sertifikat Bank Indonesia atau
surat-surat berharga lainnya yang mudah tunai yang dijual kepada bank sentral. Tingkat yang
ditentukan oleh bank sentral tersebut dinamakan suku diskonto.
Peranan bank sentral sebagai suatu sumber pinjaman atau tempat untuk
mendiskontokan surat-surat berharga tersebut dapat digunakan oleh bank sentral sebagai
suatu alat untuk mengendalikan jumlah penawaran uang dan tingkat kegiatan ekonomi.
43
a. Mengarahkan supaya bank-bank perdagangan memberikan pinjaman kepada pembeli-
pembeli rumah biaya murah dengan tingkat bunga yang rendah.
b. Mengalakkan pemberian pinjaman kepada pedagang-pedagang kecil.
c. Memberikan syarat yang lebih tingan untuk pinjaman kepada pedagang kecil dan
industri rumah tangga.
Pembujukan Moral
Kebijakan ini dijalankan oleh bank sentral bukan dengan menetapkan dalam bentuk
tertulis hal-hal yang harus dilakukan oleh bank-bank perdagangan, tetapi dengan mengadakan
pertemuan langsung dengan bank-bank tersebut.
Dalam menggunakan pembujukan moral didalam menjalankan kebijakan moneternya,
bank sentral mungkin menjalankan kebijakan bersifat kuantitatif tetapi mungkin pula
menjalankan kebijakn yang bersifat kualitatif.
Dengan melalui pembujukan moral bank sentral dapat meminta bank-bank
perdagangan untuk mengurangi atau menambah keseluruhan jumlah pinjaman atau
mengurangi atau menambah pinjaman kepada sektor-sektor tertentu atau membuat
perubahan-perubahan atas suku bunga yang mereka tetapkan atas pinjaman yang mereka
berikan. Kesuksesan dari kebijakan yang dijalankan secara pembujukan moral tergantung
kepada sampai dimana bank-bank perdagangan menjalankan kebijakan yang diusulkan oleh
bank sentral.
44
Materi Mata Kuliah Kesebelas (11)
45
Kebijakan bantuan luar negeri merupakan sebuah tindakan atau kebijakan
yang dilakukan oleh pemerintah yang berhubungan dengan bantuan, pinjaman dan
lainnya. Bantuan itu berupa bantuan dengan tujuan untuk membantu rehabilitasi serta
pembangunan dan bantuan meiliter kepada negara lain.
Yang dimaksud dengan autarki adalah sebuah jalan untuk menghindari dari
pengaruh negara lain dalam beberapa hal bukan hanya ekonomi, namun juga pada
bidang politik dan militer.
2. Kesejahteraan
46
5. Pembangunan ekonomi
Menekan jumlah barang impor yang tidak terlalu dibutuhkan atau tidak essential
dan hanya melakukan impor jika mendesak dan benar-benar dibutuhkan.
Bea ekspor
Untuk tarif jenis ini adalah pajak atau bea yang dikenakan kepada barang-
barang yang diangkut atau dikirim ke negara lainnya. Batas wilayah barang-barang
tidak kena pajak adalah di custom area dimana semua barang bebas bergerak tanpa
terkena bea, namun jika sudah melewati batas ini maka barang-barang tersebut
akan terkena bea ekspor sesuai dengan aturan yang ada.
Bea transito
Merupakan salah satu jenis tarif atau bea yang dikenakan kepada barang-
barang yang telah melewati batas wilayah suatu negara dengan ketentuan
bahwasannya brang-barang tersebut memang tujuan akhirnya akan dikirim ke
negara lainnya. Sesuai dengan namanya yakni transito maka bea ini dikenakan saat
barang-barang ini transit di suatu wilayah sebelum menuju negara Sedangkan bea
impor adalah pajak atau bea yang dikenakan kepada barang-barang yang masuk ke
dalam custom area yang dimana tujuan akhirnya adalah dalam negeri. Dengan
47
demikian segala bentuk barang yang masuk ke dalam negeri akan dikenakan pajak
sesuai dengan aturan yang berlaku.
2. Kuota
Yang dimaksud dengan kuota adalah sebuah pembatasann yang diberlakukan kepada
barang-barang impor dan jumlah barang-barang ekspor. Kuota ini ditentukan sesuai
dengan ketentuan yang dibuat oleh pemerintah, bisa jadi di setiap negara memiliki
batasan-batasannya sendiri. Ada dua jenis kuota yakni :
Kuota impor
Kuota ekspor
48
1. Menambah produksi dalam negeri
2. Mempertahankan jumlah konsumsi dalam negeri
3.Menjual dengan harga yang lebih murah daripada produk impor.
Kelebihan Subsidi
• Subsidi biasanya diberikan untuk barang-barang kebutuhan pokok masyarakat banyak
• Subsidi biasanya bersifat transparan dan dapat dikontrol oleh masyarakat
Tujuan jangka panjang pemerintah adalah menjaga agar tingkat inflasi yang berlaku
berada pada tingkat yang sangat rendah. Tingkat inflasi nol persen bukanlah tujuan utama
kebijakan pemerintah karena ia adalah sukar untuk dicapai. Yang paling penting untuk
diusahakan adalah menjaga agar tingkat inflasi tetap rendah. Adakalanya tingkat inflasi
meningkat dengan tiba-tiba atau wujud sebagai akibat suatu peristiwa tertentu yang berlaku di
luar ekspektasi pemerintah, misalnya efek dari pengurangan nilai uang (depresiasi nilai uang)
yang sangat besar atau ketidakstabilan politik. Menghadapi masalah inflasi yang bertambah
cepat ini pemerintah akan menyusun langkah-langkah yang bertujuan agar kestabilan harga-
harga dapat diwujudkan kembali.
Jenis-jenis Inflasi
a) Menurut Sifatnya
49
1. Inflasi merayap/rendah (creeping inflation), yaitu inflasi yang besarnya
kurang dari 10% pertahun • Inflasi menengah (galloping inflation)
besarnya antara 10 – 30% pertahun.
2. Inflasi ini biasanya ditandai oleh naiknya harga-harga secara cepat dan
relatif besar. Angka inflasi pada kondisi ini biasanya disebut inflasi 2
digit, misalnya 15%, 20%, 30%, dan sebagainya. •
3. Inflasi berat (high inflation), yaitu inflasi yang besarnya antara 30 –
100% pertahun. Dalam kondisi ini harga-harga secara umum naik.
4. Inflasi sangat tinggi (hyper inflation), yaitu inflasi yang ditandai oleh
naiknya harga secara drastic hingga mencapai 4 digit (di atas 100%).
Pada kondisi ini masyarakat tidak ingin lagi menyimpan uang, karena
nilainya merosot sangat tajam, sehingga lebih baik ditukarkan dengan
barang.
b) Berdasarkan Sebabnya
Berdasarkan asalnya inflasi dibagi menjadi dua, yaitu pertama inflasi yang
berasal dari dalam negeri (domestic inflation) yang timbul karena terjadinya
defisit dalam pembiayaan dan belanja negara yang terlihat pada anggaran belanja
negara.
50
Untuk mengatasinya biasanya pemerintah mencetak uang baru. Selain itu
harga-harga naik dikarenakan musim paceklik (gagal panen), bencana alam yang
berkepanjangan dan sebagainya. Kedua inflasi yang berasal dari luar negeri.
Karena negara-negara yang menjadi mitra dagang suatu negara mengalami
inflasi yang tinggi, dapatlah diketahui bahwa harga-harga dan juga ongkos
produksi relatif mahal, sehingga bila terpaksa negara lain harus mengimpor
barang tersebut maka harga jualnya di dalam negeri tentu saja bertambah mahal.
Metode Pengukuran Inflasi Suatu kenaikan harga dalam inflasi dapat diukur
dengan menggunakan indeks harga. Ada beberapa indeks harga yang dapat
digunakan untuk mengukur laju inflasi (Nopirin,1987:25) antara lain:
a. ConsumerPriceIndex (CPI) Indeks yang digunakan untuk mengukur biaya atau
pengeluaran rumah tangga dalam membeli sejumlah barang bagi keperluan
kebuthan hidup:
51
Dampak dari Inflasi
Inflasi umumnya memberikan dampak yang kurang menguntungkan dalam
perekonomian, akan tetapi sebagaimana dalam salah satu prinsip ekonomi bahwa dalam
jangka pendek ada trade off antara inflasi dan pengangguran menunjukkan bahwa inflasi
dapat menurunkan tinhgkat pengangguran, atau inflasi dapat dijadikan salah satu cara untuk
menyeimbangkan perekonomian Negara, dan lain sebagainya. Secara khusus dapat diketahui
beberapa dampak baik negatif maupun positif dari inflasi adalah sebagai berikut:
a. DAMPAK NEGATIF
1. Bila harga secara umum naik terus-menerus maka masyarakat akan panik,
sehingga perekonomian tidak berjalan normal, karena disatu sisi ada masyarakat
yang berlebihan uang memborong sementara yang kekurangan uang tidak bisa
membeli barang akibatnya negara rentan terhadap segala macam kekacauan yang
ditimbulkannya.
2. Sebagai akibat dari kepanikan tersebut maka masyarakat cenderung untuk
menarik tabungan guna membeli dan menumpuk barang sehingga banyak bank di
rush akibatnya bank kekurangan dana berdampak pada tutup (bangkrut ) atau
rendahnya dana investasi yang tersedia.
3. Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga untuk
memperbesar keuntungan dengan cara mempermainkan harga di pasaran.
4. Distribusi barang relative tidak adil karena adanya penumpukan dan konsentrasi
produk pada daerah yang masyarakatnya dekat dengan sumber produksi dan yang
masyarakatnya memiliki banyak uang.
5. Bila inflasi berkepanjanagn produsen banyak yang bangkrut karena produk-nya
relatif akan semakin mahal sehingga tidak ada yang mampu membeli.
6. Jurang antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata yang
mengarah pada sentimen dan kecemburuan ekonomi yang dapat berakhir pada
penjarahan dan perampasan.
b. DAMPAK POSITIF
1. Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi, produksi akan
diusahakan sefisien mungkin dan konsumi dapat ditekan.
2. Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil dalam negeri
menjadi semakin dipercaya dan tangguh.
3. Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan tergerak
untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau membuka usaha.
52
Sasaran kebijakan moneter dicapai melalui pengaturan jumlah uang beredar. Bank
Sentral dapat mengatur uang giral melalui peralatan moneter yaitu :
a. Pelaksanaan Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) dimana
pengendalian jumlah uang beredar oleh Bank Sentral dengan cara menjual atau
membeli surat-surat berharga. Untuk meningkatkan jumlah uang beredar,
Bank Sentral menjual surat-surat berharga. Sedangkan untuk menurunkan
jumlah uang beredar, Bank Sentral membeli surat-surat berharga ;
b. Penetapan Tingkat Diskonto (Discount Rate Policy) yang merupakan tingkat
bunga yang ditetapkan Bank Sentral sebagai pinjaman yang diberikan kepada
Bank Umum.
c. Penetapan Rasio Cadangan Wajib Minimum (Reserve Requirement) yaitu
proporsi cadangan minimum yang harus dipegang Bank umum atas simpanan
masyarakat yang dimiliki. Untuk menekan laju inflasi cadangan minimum ini
dinaikkan sehingga jumlah uang menjadi lebih kecil.
2. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah serta
perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total dan
dengan demikian akan mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui
penurunan permintaan total. Kebijakan fiskal yang berupa pengurangan
pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan dapat mengurangi permintaan
total, sehingga inflasi dapat ditekan.
3. Kebijakan yang Berkaitan dengan Output Kenaikan output dapat memper-kecil
laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai misalnya dengan
kebijaksanaan penurunan bea masuk sehingga impor cenderung meningkat.
Bertambahnya jumlah barang dalam negeri cenderung menurunkan harga. d)
Kebijakan Penentuan Harga dan Indexing Ini dilakukan dengan penentuan harga,
serta didasarkan pada indeks harga tertentu untuk gaji ataupun upah (gaji/upah
secara riil tetap). Kalau indeks harga naik, gaji atu upah juga dinaikkan.
PENGANGGURAN
Pengertian Pengangguran
Pengangguran atau orang yang menganggur adalah mereka yang tidak mempunyai
pekerjaan dan sedang tidak aktif mencari pekerjaan. Kategori orang yang menganggur
biasanya adalah mereka yang tidak memiliki pekerjaan pada usia kerja dan masanya kerja.
Usia kerja biasanya usia yang tidak dalam masa sekolah tetapi di atas usia anak anak (relatif
di atas 6 – 18 tahun, yaitu masa pendidikan dari SD – tamat SMU). Sedangkan di atas usia
18, namun masih sekolah dapatlah dikategorikan sebagai penganggur, meski untuk hal ini
masih banyak yang memperdebatkannya.
53
mencari pekerjaan baru karena alasan jenuh, bosan atau tidak cocok dengan pekerjaan dan
perusahaan, dan berbagai macam alasan lainnya.
Jenis-Jenis Pengangguran
a) Bedasarkan penyebab terjadinya (Yanuar, 2016):
1. Pengangguran friksional : sifatnya sementara disebabkan oleh kendala waktu,
informasi dan kondisi geografis antara pelamar dengan pembuka lamaran pekerjaan.
Ini terjadi karena pelamar kerja tidak mampu memenuhi syarat yang dibutuhkan
oleh pembuka lamaran kerja.
2. Pengangguran konjungtural : pengangguran yang disebabkan oleh naik turunnya
siklus ekonomi.
3. Pengangguran struktural : pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur
ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang.
4. Pengangguran musiman : keadaan menganggur yang disebabkan oleh fluktuasi
ekonomi jangka pendek yang menyebabkan tenaga kerja untuk menganggur.
5. Pengangguran siklikal : pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun
siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran
kerja.
6. Pengangguran teknologi : pengangguran yang disebabkan adanya perubahan tenaga
manusia menjadi tenaga mesin.
7. Pengangguran siklus : pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan
perekonomian karena terjadi resesi
8. Pengangguran Terbuka : Pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan
lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Sebagai
akibatnya dalam perekonomi-an semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak
dapat memperleh pekerjaan. Efek dari keaadaan ini di dalam suatu jangka masa yang
cukup panjang mereka tidak melakukan sesuatu pekerjaan. Jadi mereka menganggur
secara nyata dan sepenuh waktu, dan oleh karenanya dinamakan pengangguran
terbuka.
9. Pengangguran Tersembunyi : Di banyak negara berkembang, seringkali didapati
bahwa jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi adalah lebih banyak dari yang
sebenarnya diperlukan supaya ia dapat menjalankan kegiatannya dengan efisien.
Kelebihan tenaga kerja yang digunakan digolongkan dalam pengangguran
tersembunyi.
Contoh – contohnya ialah, pelayan restoran yang lebih banyak dari yang
diperlukan dan kluarga petani dengan anggota kluarga yang besar yang mengerjakan
luas tanah yang sangat kecil.
10. Pengangguran Bermusim : Pengangguran ini terutama terdapat di sektor pertanian
dan perikanan. Pada musim hujan penyadap karet dan nelayan tidak dapat
melakukan pekerjaan mereka dan terpaksa menganggur. Pada musim kemarau pula
para pesawah tidak dapat mengerjakan tanahnya. Di samping itu, pada umumnya
para pesawah tidak begitu aktif di antara waktu sesudah menanam dan sudah
menuai. Apabila dalam masa di atas penyadap karet, nelayan dan pesawah tidak
54
melakukan pekerjaan lain maka mereka terpaksa menganggur. Pengnggur seperti ini
digolongkan sebagai pengangguran bermusim.
11. Setengah Menganggur : Di Negara-negara berkembang penghijrahan atau migrasi
dari desa ke kota adalah sangat pesat. Sebagai akibatnyatidak semua orang yang
pindah ke kota dapat memperoleh pekerjaan dengan mudah. Sebagiannya menjadi
penganggur sepenuh waktu. Di samping itu ada pula yang tidak menganggur, tetapi
tidak pula bekerja sepenuh waktu, dan jam kerja mereka adalah jauh lebihrendah
dari yang normal. Mereka mungkin hnya bekerja satu hingga dua hari seminggu,
atau satu hingga empat jam sehari. Pekerja-pekerja yang mempunyai masa kerja
seperti yang dijelaskan ini digolongkan sebagai setengah menganggur atau dalam
bahasa Inggris : underemployed dan jenis penganggurannya dinamakan
underemplayment.
Akibat Pengangguran
Bagi perekonomian Indonesia :
1. Penurunan pendapatan perkapita.
2. Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari pajak.
3. Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan pemerintah.
Bagi masyarakat :
a) Menjadi beban psikologis dan psikis.
b) Dapat menghilangkan keterampilan karena tidak pernah dipakai untuk bekerja.
c) Menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik, sperti meningkat-nya tindak
kriminalitas.
55
didasari teori yang kuat ditemukan suatu bukti bahwa ada hubungan yang terbalik antara
tingkat inflasi dan pengangguran, dalam arti apabila inflasi naik, maka pengangguran turun,
sebaliknya apabila inflasi turun, maka pengangguran naik.
Secara teori, Lipsey (tahun 1997) menerangkan hubungan antara tingkat inflasi
dengan pengangguran melalui teori pasar tenaga kerja. Menurutnya, upah tenaga kerja akan
cenderung turun bila pengangguran relatif banyak, karena banyaknya tingkat pengangguran
mencerminkan adanya kelebihan penawaran tenaga kerja. Sebaliknya upah tenaga kerja naik
bila tingkat pengangguran relatif rendah, karena adanya kelebihan permintaan tenaga kerja.
Namun, meskipun pada suatu kondisi terdapat keseimbangan anatara permintaan dan
penawaran tenaga kerja yang memberikan tingkat upah tertentu, pengangguran masih saja
tetap ada, hal ini dikarenakan informasi yang kurang keahlian yang tidak sesuai dengan
lowongan dan sebagainya. Jadi menurut Lipsey, sehubungan dengan teori Phillips,
penawaran dan permintaan itu menentukan tingkat upah dan perubahan tingkat upah
tergantung dari adanya kelebihan permintaan tenaga kerja. Dengan demikian, makin besar
kelebihan permintaan tenaga kerja, maka tingkat upah akan semakin besar, ini berarti tingkat
pengangguran akan semakin kecil/rendah. Karena hubungan antara kelebihan permintaan
tenaga kerja sebanding dengan kenaikan upah, maka berarti bila tingkat upah tinggi maka
pengangguran rendah, sebaliknya bila tingkat upah rendah, maka pengangguran tinggi.
Namun, bila dibalik pernyataannya menjadi bila tingkat pengangguran tinggi, maka upah
rendah dan bila pengangguran rendah, maka upah tinggi. Perlu diingat bahwa asumsi dasar
dari teori ini adalah bahwa bila upah riil sama dengan upah nominal, dimana upah riil adalah
upah nominal dibagi dengan harga yang berlaku.
56