Anda di halaman 1dari 7

TOPOGRAFI: PEMETAAN KETINGGIAN WILAYAH (DI AREA TERBATAS)

Intan Nailussalam (K1C019033) & Razah Deden Ginanjar (K1C019034)


Asisten: Muhamad Sofwal Widad
Tanggal Percobaan: 30/10/2021
PAF15313 - Praktikum Fisika Eksperimen I
Laboratorium Fisika Inti dan Material – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Unsoed

Abstrak

Praktikum topografi: pemetaan ketinggian wilayah (di area terbatas) bertujuan untuk menentukan
lokasi survei ketinggian untuk area terbatas, mengoperasikan, merekam data lokasi dan ketinggian
dari unit GPS for survey, serta membuat peta kontur ketinggian sebuah wilayah dan
menganalisanya. Pada praktikum ini digunakan satu unit GPS survey, perlengkapan survei
lapangan (meteran), kamera (penentuan lokasi survei), baterai cadangan untuk unit GPS survei,
dan alat tulis. Pada praktikum ini diperoleh nilai koordinat lokasi berupa lintang dan bujur serta
nilai ketinggian di setiap titik pengukuran. Nilai lintang dan bujur tersebut dikonversi derajat
menjadi nilai elevasi. Semua nilai yang diperoleh tersebut diolah menjadi grafik kontur 2D dan 3D
serta grafik nilai elevasi.

Kata kunci: Topografi, koordinat, ketinggian, elevasi.

konfigurasi medan (terrain). Kegunaan


survei topografi adalah untuk
1. PENDAHULUAN mengumpulkan data yang diperlukan untuk
Topografi (berasal dari kata “topos” gambar peta topografi. Gambar peta dari
yang berarti tempat dan “grapho” yang gabungan data akan membentuk suatu peta
berarti menulis) adalah studi tentang topografi. Sebuah topografi memperlihatkan
bentuk permukaan bumi dan benda langit karakter vegetasi dengan memakai tanda-
lain, seperti planet, satelit (alami, seperti tanda yang sama seperti halnya jarak
bulan), dan asteroid. Hal itu juga termasuk horizontal di antara beberapa features dan
penggambarannya di peta. Ada dua teknik elevasinya masing-masing di atas datum
yang dapat membantu studi topografi ini, tertentu. Sistem koordinat geografi
yaitu survei secara langsung dan digunakan untuk menunjukkan suatu titik
penginderaan jarak jauh (remote sensing). di bumi berdasarkan garis lintang dan garis
bujur. Garis lintang adalah garis vertikal
Survei topografi adalah suatu metode
yang memotong bumi menjadi dua belahan
untuk menentukan posisi tanda-tanda
yaitu utara dan selatan dengan tengahnya
(features) buatan manusia maupun alamiah
dinamakan equator. Sedangkan, garis bujur
di atas permukaan tanah. Survei topografi
adalah garis horizontal yang memotong
juga digunakan untuk menentukan
1
Laporan Praktikum – Laboratorium Fisika Inti dan Material – FMIPA Unsoed
bumi menjadi dua belahan yaitu barat dan bahaya longsor dan aktifitas pergerakan
timur dengan tengahnya disebut prime tanah lainnya. Selain itu, dengan memiliki
meridian. Masing-masing belahan dibagi peta topografi dapat dilihat keadaan
menjadi beberapa bagian yang besarnya bentang alam pada suatu daerah dan
dinyatakan dalam derajat, menit, dan sedikit banyak menjadi cerminan dari
detik [3]. keadaan geologinya, terutama distribusi
batuan. Pada bidang ketekniksipilan, selain
Tinggi adalah jarak vertikal atau jarak
berfungsi untuk mengetahui keadaan tanah
tegak lurus dari suatu bidang referensi
pada suatu daerah juga berfungsi untuk
tertentu terhadap suatu titik sepanjang
melihat elevasi tanah. Elevasi berfungsi
garis vertikalnya. Sistem tinggi yang ada di
untuk menentukan ketinggian suatu
permukaan bumi pada umumnya dapat
dataran dari mulai di atas permukaan laut.
didefinisikan menjadi empat, yaitu tinggi
Pada proyek, elevasi berfungsi sebagai
ellipsoid, tinggi dinamis, tinggi orthometris
acuan dalam perencanaan suatu bangunan
dan tinggi normal. Ketinggian titik yang
[4].
diberikan oleh GPS adalah ketinggian titik
di atas permukaan ellipsoid. Tinggi ellipsoid Proses pemetaan topografi adalah
suatu titik adalah tinggi titik tersebut di proses pemetaan yang pengukurannya
atas ellipsoid dihitung sepanjang garis langsung dilakukan di permukaan bumi
normal ellipsoid yang melalui titik tersebut dengan peralatan survei teristris. Teknik
[1]. pemetaan mengalami perkembangan sesuai
dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
Peta topografi adalah peta yang
Dengan perkembangan peralatan ukur
menggambarkan bentuk permukaan bumi
tanah secara elektronis, maka proses
melalui garis-garis ketinggian. keadaan
pengukuran menjadi semakin cepat dengan
topografi adalah keadaan yang
tingkat ketelitian yang tinggi dan proses
menggambarkan kemiringan lahan atau
perhitungan menjadi semakin mudah dan
kontur lahan, semakin besar kontur lahan
cepat serta penggambarannya dapat
berarti lahan tersebut memiliki kemiringan
dilakukan secara otomatis [2].
lereng yang semakin besar. Garis kontur
merupakan garis yang digambarkan dalam
2. METODOLOGI
peta yang menunjukkan titik-titik yang
sama tingginya, dari suatu bidang referensi 2.1 ALAT DAN BAHAN
tertentu. Peta topografi mutlak digunakan,
TABEL 2- 1 ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
khususnya di dalam perencanaan
pengembangan wilayah, sehubungan dengan NO ALAT BAHAN
pemulihan lokasi atau di dalam pekerjaan
1. Satu unit GPS Data pemetaan
konstruksi. Peta topografi digunakan pada
survey ketinggian
tahap awal dari kegiatan lapangan untuk
membahas tentang kemungkinan proses
2. Perlengkapan
geologi muda yang mungkin saja terjadi,
survei lapangan
seperti proses erosi, gerak tanah atau
2
Laporan Praktikum – Laboratorium Fisika Inti dan Material – FMIPA Unsoed
(meteran) 2.2 DIAGRAM ALIR

3. Kamera
(penentuan lokasi
survei)

4. Baterai cadangan
untuk unit GPS
survey

5. Alat tulis

3
Laporan Praktikum – Laboratorium Fisika Inti dan Material – FMIPA Unsoed
3. HASIL DAN ANALISIS 23 109 15 3,39 7 24 26,15 124

24 109 15 3,18 7 24 26,21 123


3.1 DATA PRAKTIKUM
25 109 15 2,88 7 24 26,27 124
TABEL 3- 1 PELAKSANAAN PRAKTIKUM
26 109 15 2,61 7 24 26,37 123

Lokasi Google Meet 27 109 15 2,42 7 24 26,48 124

hari/tgl: Sabtu jam: 16.00-


28 109 15 2,24 7 24 26,55 122

17.00 WIB 29 109 15 2,1 7 24 26,85 123


30 Oktober
2021 30 109 15 2,09 7 24 27,14 124

31 109 15 2,04 7 24 27,3 124

32 109 15 2,02 7 24 27,62 124

TABEL 3- 2 DATA HASIL PRAKTIKUM


33 109 15 1,95 7 24 27,89 124

NO BUJUR LINTANG h
34 109 15 1,99 7 24 28,14 124

1 109 15 6,96 7 24 29,21 120


35 109 15 1,98 7 24 28,42 124

2 109 15 7 7 24 29,14 121


36 109 15 1,99 7 24 28,71 123

3 109 15 7,04 7 24 28,93 119


37 109 15 1,93 7 24 28,93 124

4 109 15 6,99 7 24 28,58 123


38 109 15 1,83 7 24 29,06 123

5 109 15 7 7 24 28,39 123


39 109 15 1,9 7 24 29,36 122

6 109 15 6,96 7 24 28,19 123


40 109 15 1,82 7 24 29,48 123

7 109 15 6,87 7 24 27,9 122


41 109 15 1,91 7 24 30,08 123

8 109 15 6,82 7 24 27,62 124


42 109 15 2,02 7 24 30,42 121

9 109 15 6,73 7 24 27,36 123


43 109 15 1,97 7 24 30,62 123

10 109 15 6,53 7 24 27 124


44 109 15 1,96 7 24 30,82 124

11 109 15 6,3 7 24 26,71 124


45 109 15 2,03 7 24 31,04 125

12 109 15 6,14 7 24 26,51 125


46 109 15 2,01 7 24 31,33 125

13 109 15 5,91 7 24 26,35 125


47 109 15 2,11 7 24 31,62 124

14 109 15 5,65 7 24 26,1 124


48 109 15 2,23 7 24 31,95 125

15 109 15 5,39 7 24 26,04 125


49 109 15 2,25 7 24 32,18 125

16 109 15 5,14 7 24 25,95 124


50 109 15 2,33 7 24 32,39 125

17 109 15 4,95 7 24 25,96 124


51 109 15 2,41 7 24 32,73 125

18 109 15 4,63 7 24 26 124


52 109 15 2,71 7 24 32,86 125

19 109 15 4,27 7 24 25,91 123


53 109 15 2,99 7 24 32,93 124

20 109 15 4,03 7 24 26,06 125


54 109 15 3,38 7 24 32,93 126

21 109 15 3,82 7 24 26,1 125


55 109 15 3,61 7 24 32,97 127

22 109 15 3,65 7 24 26,07 125

4
Laporan Praktikum – Laboratorium Fisika Inti dan Material – FMIPA Unsoed
56 109 15 3,93 7 24 33,11 125

57 109 15 4,15 7 24 33,23 126 GAMBAR 3.2.1 PETA KONTUR 2D AREA TERBATAS

58 109 15 4,49 7 24 33,27 127

59 109 15 4,69 7 24 33,37 127

60 109 15 5,02 7 24 33,34 127

61 109 15 5,31 7 24 33,24 126

62 109 15 5,59 7 24 33,08 127

63 109 15 5,89 7 24 32,99 129

64 109 15 6,1 7 24 32,85 127

65 109 15 6,31 7 24 32,71 127

66 109 15 6,53 7 24 32,48 128

67 109 15 6,67 7 24 32,22 128

68 109 15 6,87 7 24 32 129

Data tersebut juga dapat digambarkan


69 109 15 6,87 7 24 31,73 130

menjadi peta kontur 3D pada Gambar


70 109 15 7,03 7 24 31,45 129
3.2.2 sebagai berikut.
71 109 15 7,02 7 24 31,13 128
GAMBAR 3.2.2 PETA KONTUR 3D AREA TERBATAS
72 109 15 7,09 7 24 30,82 130

73 109 15 7,06 7 24 30,56 129

74 109 15 7,03 7 24 30,26 128

75 109 15 6,94 7 24 30 128

76 109 15 7,03 7 24 29,71 129

77 109 15 7,02 7 24 29,44 128

3.2 PEMBAHASAN
Berdasarkan data hasil praktikum
maka dapat digambarkan menjadi peta
kontur 2D pada Gambar 3.2.1 sebagai
berikut.

Berdasarkan Gambar 3.2.1 dan Gambar


3.2.2 maka dapat diketahui kontur pada

5
Laporan Praktikum – Laboratorium Fisika Inti dan Material – FMIPA Unsoed
wilayah tersebut memiliki ketinggian paling pemilihan metode uji, kompetensi personil,
tinggi pada 130 meter yang terletak di kalibrasi atau verifikasi alat uji serta
titik lintang -7.40856111° dan titik bujur penggunaan perhitungan yang tepat.
-109.25196944°. sedangkan, untuk
ketinggian terendahnya yaitu memiliki
4. KESIMPULAN

ketinggian 119 meter yang terletak pada Berdasarkan praktikum topografi:


titik lintang -7.40803611° dan pada titik pemetaan ketinggian wilayah (di area
bujur -109.25195556°. Lebih jelasnya bisa terbatas) maka dapat disimpulkan bahwa:
di lihat pada gambar gabungan 3.2.3 di
1. Lokasi survei ketinggian untuk area
bawah ini.
terbatas dapat ditentukan yaitu gor
GAMBAR 3.2.3 OVERLAY / GABUNGAN PETA KONTUR 2D soesilo soedirman purwokerto
DAN 3 D
2. Grafik 2D dan 3D di dapatkan dari
hasil olah software surfer data
posisi dan ketinggian arae
terbatas.Ketinggian pada area
terbatas;

Ketinggian (meter)

119

120

121

Nilai elevasi dapat digambarkan pada


122
Gambar 3.2.4 sebagai berikut.

GAMBAR 3.2.4 GRAFIK NILAI ELEVASI 123

124

125

126

127

128

129

130
Faktor-faktor yang mempengaruhi presisi
dan akurasi data diantaranya ialah
6
Laporan Praktikum – Laboratorium Fisika Inti dan Material – FMIPA Unsoed
3. Pada area terbatas tersebut
ketinggian tertingginya yaitu pada
130 meter sedangkan untuk
terendahnya yaitu pada 119 meter,
dan kebanyakan area terbatas
tersebut berada pada ketinggian
124 meter. Dengan rata-rata
ketinggiannya ialah 124,88 meter.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Abidin, Hasanuddin Z. 2001. Geodesi


Satelit. Jakarta: Pradya Paramita.

[2] Barus, B. & Wiradisastra, U. S. 2000.


Sistem Informasi dan Geografis. Bogor:
IPB.

[3] Rais, Jacub. 1980. Ilmu Ukur Tanah.


Semarang: Cipta Sari Grafika.

[4] Suparno & Endy. 2006. Perencanaan


dan Pengembangan Perumahan.
Yogyakarta: Andi.

LAMPIRAN

7
Laporan Praktikum – Laboratorium Fisika Inti dan Material – FMIPA Unsoed

Anda mungkin juga menyukai