1
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Sigithermawan@umsida.ac.id.
2
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Triyudalesmana7@gmail.com.
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Theory of Planned Behavior yang diproksi dengan sikap (X1), Theory
of Planned Behavior yang diproksi dengan norma subjektif (X 2), Theory of Planned Behavior yang diproksi dengan kontrol
keperilakuan (X3), teknologi informasi (X4), dan kesadaran wajib pajak (X 5) terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi
usahawan yang terdaftar di KPP Pratama Sidoarjo Selatan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Dalam
hal ini, yang menjadi objek penelitian adalah wajib pajak orang pribadi yang menjalankan usaha yang terdaftar di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Sidoarjo Selatan. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 7.207 dan teknik sampel yang digunakan
adalah simple random sampling dengan jumlah 100 responden. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui penyebaran
kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial Theory of Planned Behavior yang diproksi dengan sikap (X1),
Theory of Planned Behavior yang diproksi dengan norma subjektif (X2), teknologi informasi (X4), kesadaran wajib pajak (X5)
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak (Y), sedangkan Theory of Planned Behavior yang diproksi dengan kontrol
keperilakuan (X3) tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak (Y). Secara simultan, hasil penelitian menunjukkan
bahwa Theory of Planned Behavior yang diproksi dengan sikap (X1), Theory of Planned Behavior yang diproksi dengan
norma subjektif (X2), Theory of Planned Behavior yang diproksi dengan kontrol keperilakuan (X3), teknologi informasi (X4),
dan kesadaran wajib pajak (X5) berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak (Y).
Keywords : Theory of Planned Behavior, Sikap, Norma Subjektif, Kontrol Keperilakuan, Teknologi Informasi,
Kesadaran Wajib Pajak.
1
dengan jumlah yang sebenarnya. faktor dari Theory of Planned Behavior (sikap, norma
Berdasarkan penjelasan tersebut sudah sepatutnya kita subjektif, kontrol keperilakuan), teknologi informasi, dan
sebagai warga negara yang baik untuk taat dalam membayar kesadaran wajib pajak.
pajak. Wujud nyata dari pajak yang kita bayarkan dapat Theory of Planned Behavior (TPB) ini dikemukakan dan
dilihat dari pembangunan sarana umum seperti jalan, dikembangkan oleh Icek Ajzen di tahun 1988 yang
jembatan, sekolah, rumah sakit atau puskesmas dan kantor merupakan perkembangan dari teori sebelumnya yaitu
polisi, dimana semua itu menggunakan uang yang berasal Theory of Reasoned Action (TRA). Theory of Planned
dari pajak. Behavior (TPB) menyatakan bahwa selain adanya sikap dan
norma subjektif dari seseorang untuk melakukan suatu
Tabel 1. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak (dalam tindakan tertentu, terdapat kontrol keperilakuan yang juga
triliun) mempengaruhi atau dipertimbangkan seseorang dalam
Tahun Target Relisasi Persentase kemampuannya untuk melakukan tindakan tersebut [5].
2015 1.294,2 1.060,0 81,50% Faktor utama, sikap merupakan sebuah evaluasi dari
2016 1.355,0 1.105,0 81,54% kepercayaan terhadap perasaan positif maupun negatif dari
individu atau seseorang dalam melakukan perilaku tertentu
2017 1.450,9 1.339,8 91,00%
yang dilakukan. Faktor kedua, norma subjektif merupakan
2018 1.424,0 1.315,9 92,40% persepsi individu dalam melakukan suatu tindakan atau
Sumber : [3] perilaku dipengaruhi oleh tekanan sosial baik dari orang lain
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa, terget dan maupun kelompok. Sedangkan, faktor ketiga, kontrol
realisasi penerimaan dari sektor pajak hingga saat ini masih keperilakuan adalah perasaan yang dialami oleh individu
belum optimal. Belum optimalnya penerimaan tersebut tentang mudah atau sulitnya sesuatu dalam melakukan
kemungkinan terjadi karena kurangnya kepatuhan wajib perilaku tertentu yang dipengaruhi oleh faktor pendukung
pajak dalam melaporkan atau membayar pajak. Besarnya atau faktor penghambat.
wajib pajak yang tidak melaporkan atau membayar pajak Selain faktor tersebut, di dalam penelitian ini terdapat
tersebut menunjukkan bahwa kepatuhan wajib pajak di faktor yang juga sangat penting dalam dunia perpajakan
Indonesia masih sangat rendah. Sehingga pencapaian yang yaitu teknologi informasi. Di era globalisasi ini, dunia
dilakukan oleh negara melalui pajak terkadang belum dipenuhi dengan kecanggihan teknologi informasi. Begitu
mencapai hasil yang maksimal. juga dengan perpajakan di Indonesia, dimana terdapat
Dalam rangka untuk mencapai target pajak maksimum teknologi informasi yang canggih antara lain yaitu sistem
yang dilakukan oleh pemerintah, perlu dukungan dari wajib modernisasi administrasi perpajakan. Hal tersebut
pajak dalam hal kepatuhan wajib pajak tersebut untuk diharapkan dapat membantu wajib pajak dalam
melaporkan atau membayarkan besarnya pajak terutang melaksanakan kewajiban perpajakannya. Dengan adanya
dengan aturan yang telah ditetapkan. Kepatuhan membayar sistem modernisasi admisistrasi perpajakan, wajib pajak
pajak dalam artian ini mencakup keadaan dimana wajib dapat dengan mudah mendaftarkan diri melalui e-
pajak paham akan peraturan perpajakan serta tunduk dan Registration, melaporkan SPT dengan e-Filling,
patuh terhadap peraturan tersebut dengan memenuhi dan pembayaran pajak online dengan menggunakan e-Billing,
melaksanakan hak serta kewajiban perpajakan. faktur elektronik melalui e-Faktur.
Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak menyatakan bahwa
tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi masih rendah, Tabel 2. Realisasi Pelaporan SPT Online
hingga batas akhir penyampaian SPT Tahunan wajib pajak Tahun Pelaporan SPT SPT Online SPT Manual
orang pribadi tanggal 1 April 2019, jumlah pelaporan masih
2017 8,7 Juta 77 % 23 %
mencapai 11,03 juta. Hal tersebut mencerminkan bahwa
kepatuhan wajib pajak orang pribadi sebesar 65,45% dari 2018 10,05 Juta 81,5 % 18,5 %
16,85 juta yang seharusnya melaporkan SPT Tahunannya 2019 11,3 Juta 92,5 % 7,5 %
[4]. Sumber : [6]
Penelitian tentang kepatuhan wajib pajak telah banyak Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa, setiap tahun
dilakukan, dari beberapa penelitian sebelumnya pelaporan SPT Tahunan secara online di Indonesia
mengungkapkan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi mengalami peningkatan, sedangkan pelaporan SPT Tahunan
wajib pajak untuk patuh terhadap pajak. Namun dalam hal secara manual mengalami penurunan. Hal tersebut
ini peneliti memilih beberapa faktor yang kemungkinan menunjukkan bahwa penggunaan teknologi informasi
dapat mempengaruhi persepsi wajib pajak untuk patuh perpajakan yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak
terhadap perpajakan. Oleh karena itu, penelitian ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh wajib pajak yang ada
tergolong penelitian yang baru karena menggunakan di Indonesia.
beberapa faktor yang berbeda yaitu menggunakan ketiga Faktor selanjutnya yang tidak kalah penting dari faktor-
faktor sebelumnya adalah kesadaran wajib pajak. Kesadaran
merupakan suatu keadaan mengerti dan mengetahui.
Kesadaran wajib pajak dalam hal ini yaitu keadaan dimana
wajib pajak telah mengerti hak dan kewajiban
perpajakannya serta paham mengenai perpajakan,
pemahaman tersebut mencakup kesadaran wajib pajak fungsi penerimaan negara dari sektor pajak. Jika wajib pajak
dalam membayar pajak tanpa paksaan, serta mengetahui memiliki kesadaran yang tinggi terhadap perpajakan, maka
2
wajib pajak tersebut menganggap bahwa membayar pajak atau sudut pandang pada tingkat kemudahan atau kesulitan
merupakan bentuk pengabdian masyarakat terhadap negara, dalam melakukan perilaku tertentu [12]. Kontrol
karena pajak juga digunakan dalam pembangunan negara, keperilakuan adalah perasaan yang dialami oleh individu
apabila wajib pajak menunda dan mengurangi pembayaran tentang mudah atau sulitnya sesuatu dalam melakukan
pajak maka hal tersebut dapat merugikan negara. perilaku tertentu yang dipengaruhi oleh faktor pendukung
Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi atau faktor penghambat.
kepatuhan wajib pajak telah banyak dilakukan. Penelitian ini
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh [7] yang Teknologi Informasi
menyatakan bahwa sikap, norma subjektif, kontrol Teknologi informasi yang dimaksud dalam penelitian ini
keperilakuan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. yaitu teknologi informasi perpajakan. Teknologi dan
Berbeda pula dengan penelitian yang dilakukan oleh [8] informasi perpajakan adalah penggunaan sarana dan
yang menyatakan bahwa teknologi informasi, sanksi pajak, prasarana perpajakan dengan memanfaatkan ilmu dan
dan self assessment system berpengaruh terhadap kepatuhan perkembangan teknologi serta informasi di bidang
wajib pajak. Serta berbeda dengan penelitian yang dilakukan perpajakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
oleh [9] yang menyatakan bahwa kesadaran wajib pajak, perpajakan terhadap wajib pajak yang akan memenuhi
tingkat pemahaman wajib pajak, dan sanksi pajak kewajiban perpajakannya [13]. Teknologi informasi
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. perpajakan adalah sistem informasi yang disediakan oleh
Kepatuhan wajib pajak memiliki peranan yang sangat Direktorat Jenderal Pajak yang berbasis komputer, internet,
penting dalam rangka peningkatan penerimaan pajak, dan intranet yang digunakan untuk membantu wajib pajak
sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
pajak dalam melaporkan besarnya pajak terutang perlu
dikaji lebih lanjut. Dengan hal tersebut diharapkan mampu Kesadaran Wajib Pajak
memberikan pengetahuan bagi semua warga negara bahwa Kesadaran wajib pajak adalah kondisi dimana wajib
kepatuhan wajib pajak merupakan hal yang sangat penting pajak mengetahui, mengerti, dan menerapkan peraturan
yang berdampak terhadap penerimaan negara melalui sektor perpajakan dengan baik, sukarela, dan bersungguh-sungguh
pajak. untuk memenuhi kewajiban perpajakan [14]. Kesadaran
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh wajib pajak adalah suatu kondisi dan keadaan dimana wajib
Theory of Planned Behavior yang diproksi dengan sikap pajak paham dan mengetahui serta mengerti perihal pajak.
(X1), Theory of Planned Behavior yang diproksi dengan
norma subjektif (X2), Theory of Planned Behavior yang Kepatuhan Wajib Pajak
diproksi dengan kontrol keperilakuan (X3), teknologi Kepatuhan wajib pajak adalah bersedianya wajib pajak,
informasi (X4), dan kesadaran wajib pajak (X5) terhadap perusahaan, dan yayasan kena pajak lainnya untuk
kepatuhan wajib pajak orang pribadi usahawan yang mematuhi undang-undang perpajakan serta patuh dengan
terdaftar di KPP Pratama Sidoarjo Selatan. persyaratan administrasi pajak tanpa paksaan [15].
Kepatuhan wajib pajak merupakan keadaan dimana wajib
2. Kajian Pustaka pajak paham akan peraturan perpajakan serta tunduk dan
patuh terhadap peraturan tersebut dengan memenuhi dan
Sikap melaksanakan hak serta kewajiban perpajakan.
Sikap didefinisikan sebagai penilaian seseorang atas
persetujuan atau penolakannya terhadap perilaku tertentu Rerangka Konseptual
[10]. Sikap merupakan sebuah evaluasi dari kepercayaan
terhadap perasaan positif maupun negatif dari individu atau Sikap (X1)
seseorang dalam melakukan perilaku tertentu yang
dilakukan. H1
Norma Subjektif (X2)
Norma Subjektif H2
Norma subjektif adalah persepsi seseorang tentang
Kepatuhan Wajib pajak (Y)
tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan Kontrol Keperilakuan (X3) H3 H4
perilaku di bawah pertimbangan sosial tersebut [11]. Norma H5
subjektif merupakan persepsi individu dalam melakukan
suatu tindakan atau perilaku dipengaruhi oleh tekanan sosial Teknologi Informasi (X4)
baik dari orang lain maupun kelompok. H6
5
Universitas Negeri Surabaya. 2013; Vol. 5 (1) : 59-74.
[8] Lubis, Raja Irsal. Pengaruh Teknologi Informasi,
Sanksi Pajak, Dan Self Assessment System Terhadap
Kepatuhan Pajak. Universitas Komputer Indonesia.
2014.
[9] Khuzaimah, Ninik., dan Hermawan, Sigit. Pengaruh
Tingkat Pemahaman Wajib Pajak, Kesadaran Wajib
Pajak, dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak. Journal of Islamic Accounting and Tax.
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. 2018; Vol. 1 (1)
: 37-48.
[10] Park, H., and Blenkinsopp, J. Whistleblowing as
planned behaviour – a survey of South Korean police
officers. Journal of Business Ethics. 2009; Vol. 85 (4) :
545–556.
[11] Novianti, Agnes Findia., and Dewi, Nurul Hasanah
Uswati. An Investigation of The Theory of Planned
Behavior and The Role of Tax Amnesty In Tax
Compliance. The Indonesian Accounting Review.
STIE Perbanas Surabaya. 2017; Vol. 7. (1) : 79-94.
[12] Putra, Afuan Fajrian., dan Osman, Amir Hakim. Tax
Compliance of MSME’s Taxpayer : Implementation oh
Theory Planned Behavior. Journal of Contemporary
Accounting. Universitas Islam Indonesia and
Universiti Teknologi MARA Perak Branch Malaysia.
2019; Vol. 1 (1) : 1-10.
[13] Silaen, Charles. Pengaruh Sistem Perpajakan,
Diskriminasi, Teknologi Dan Informasi Perpajakan
Terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika
Penggelapan Pajak (Tax Evasion). Jom FEKON.
Universitas Riau, Pekan Baru. 2015; Vol. 2 (2).
[14] Lestari, Tutik., dan Wicaksono, Monot. Effect of
Awareness, Knowledge, and Attitude of Taxpayers Tax
Compliance For Taxpayer in Tax Service Office
Boyolali. International Journal of Economics,
Business, and Accounting Research. STIE-AAS Jawa
Tengah. 2017; Vol. 1 (1): 12-25.
[15] Al-Maghrebi, Mohammed Saleh., Ahmad, Riayati.,
and Palil, Mohd Rizal. Budget Transparency and Tax
Awareness Towards Tax Compliance : A Conceptual
Approach. South East Asia Journal of Contemporary
Business, Economics and Law. University Kebangsaan
Malaysia. 2016; Vol. 10 (1) : 95-101.
[16] Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta;
2018.
[17] Hermawan, Sigit., dan Amirullah. Metode Penelitian
Bisnis (Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif). Malang
: MNC Publishing; 2016.
[18] Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta;
2010.