Anda di halaman 1dari 6

Pengaruh Theory of Planned Behavior, Teknologi

Informasi, dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap


Kepatuhan Wajib Pajak
(Studi Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Usahawan di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sidoarjo Selatan)

Sigit Hermawan1, Tri Yuda Lesmana2.

1
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Sigithermawan@umsida.ac.id.
2
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Triyudalesmana7@gmail.com.

Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Theory of Planned Behavior yang diproksi dengan sikap (X1), Theory
of Planned Behavior yang diproksi dengan norma subjektif (X 2), Theory of Planned Behavior yang diproksi dengan kontrol
keperilakuan (X3), teknologi informasi (X4), dan kesadaran wajib pajak (X 5) terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi
usahawan yang terdaftar di KPP Pratama Sidoarjo Selatan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Dalam
hal ini, yang menjadi objek penelitian adalah wajib pajak orang pribadi yang menjalankan usaha yang terdaftar di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Sidoarjo Selatan. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 7.207 dan teknik sampel yang digunakan
adalah simple random sampling dengan jumlah 100 responden. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui penyebaran
kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial Theory of Planned Behavior yang diproksi dengan sikap (X1),
Theory of Planned Behavior yang diproksi dengan norma subjektif (X2), teknologi informasi (X4), kesadaran wajib pajak (X5)
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak (Y), sedangkan Theory of Planned Behavior yang diproksi dengan kontrol
keperilakuan (X3) tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak (Y). Secara simultan, hasil penelitian menunjukkan
bahwa Theory of Planned Behavior yang diproksi dengan sikap (X1), Theory of Planned Behavior yang diproksi dengan
norma subjektif (X2), Theory of Planned Behavior yang diproksi dengan kontrol keperilakuan (X3), teknologi informasi (X4),
dan kesadaran wajib pajak (X5) berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak (Y).

Keywords : Theory of Planned Behavior, Sikap, Norma Subjektif, Kontrol Keperilakuan, Teknologi Informasi,
Kesadaran Wajib Pajak.

Corresponding author. Email: Sigithermawan@umsida.ac.id

1. Pendahuluan pemerintah sebagai sarana untuk mencapai tujuan tertentu


[2]. Dengan kata lain, pajak sebagai alat untuk mengatur
Di Indonesia pajak merupakan salah satu komponen atau menerapkan kebijakan pemerintah dalam bidang
penting dalam melaksanakan pembangunan nasional, ekonomi, sosial, dan politik.
penerimaan pajak menyumbang sekitar 70% dari seluruh Sebelum era reformasi perpajakan di Indonesia, sistem
penerimaan negara. Fungsi pajak di Indonesia terbagi pemungutan pajak yang ditetapkan oleh pemerintah adalah
menjadi dua, yaitu fungsi finansial (budgeter) dan fungsi official assessment system. Official assessment system
mengatur (regulerend). Pajak sebagai fungsi budgeter adalah sistem pemungutan pajak yang secara penuh
berarti bahwa sumber penerimaan pajak untuk negara [1]. memberi wewenang kepada fiskus untuk menghitung
Semua penerimaan negara dari sektor pajak digunakan besarnya pajak terutang oleh wajib pajak. Kemudian, pada
pemerintah untuk membiayai pengeluaran rutin maupun masa sekarang sistem pemungutan pajak di Indonesia
untuk pembangunan. Sedangkan pajak sebagai fungsi menggunakan self assessment system. Self assessment
regulerend, yaitu fungsi dimana pajak digunakan oleh system adalah sistem pemungutan pajak yang secara penuh
memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menghitung assessment system diharapkan wajib pajak memiliki kepatuhan
sendiri besarnya pajak terutang. Dengan adanya self yang tinggi dalam melaporkan besarnya pajak yang terutang

1
dengan jumlah yang sebenarnya. faktor dari Theory of Planned Behavior (sikap, norma
Berdasarkan penjelasan tersebut sudah sepatutnya kita subjektif, kontrol keperilakuan), teknologi informasi, dan
sebagai warga negara yang baik untuk taat dalam membayar kesadaran wajib pajak.
pajak. Wujud nyata dari pajak yang kita bayarkan dapat Theory of Planned Behavior (TPB) ini dikemukakan dan
dilihat dari pembangunan sarana umum seperti jalan, dikembangkan oleh Icek Ajzen di tahun 1988 yang
jembatan, sekolah, rumah sakit atau puskesmas dan kantor merupakan perkembangan dari teori sebelumnya yaitu
polisi, dimana semua itu menggunakan uang yang berasal Theory of Reasoned Action (TRA). Theory of Planned
dari pajak. Behavior (TPB) menyatakan bahwa selain adanya sikap dan
norma subjektif dari seseorang untuk melakukan suatu
Tabel 1. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak (dalam tindakan tertentu, terdapat kontrol keperilakuan yang juga
triliun) mempengaruhi atau dipertimbangkan seseorang dalam
Tahun Target Relisasi Persentase kemampuannya untuk melakukan tindakan tersebut [5].
2015 1.294,2 1.060,0 81,50% Faktor utama, sikap merupakan sebuah evaluasi dari
2016 1.355,0 1.105,0 81,54% kepercayaan terhadap perasaan positif maupun negatif dari
individu atau seseorang dalam melakukan perilaku tertentu
2017 1.450,9 1.339,8 91,00%
yang dilakukan. Faktor kedua, norma subjektif merupakan
2018 1.424,0 1.315,9 92,40% persepsi individu dalam melakukan suatu tindakan atau
Sumber : [3] perilaku dipengaruhi oleh tekanan sosial baik dari orang lain
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa, terget dan maupun kelompok. Sedangkan, faktor ketiga, kontrol
realisasi penerimaan dari sektor pajak hingga saat ini masih keperilakuan adalah perasaan yang dialami oleh individu
belum optimal. Belum optimalnya penerimaan tersebut tentang mudah atau sulitnya sesuatu dalam melakukan
kemungkinan terjadi karena kurangnya kepatuhan wajib perilaku tertentu yang dipengaruhi oleh faktor pendukung
pajak dalam melaporkan atau membayar pajak. Besarnya atau faktor penghambat.
wajib pajak yang tidak melaporkan atau membayar pajak Selain faktor tersebut, di dalam penelitian ini terdapat
tersebut menunjukkan bahwa kepatuhan wajib pajak di faktor yang juga sangat penting dalam dunia perpajakan
Indonesia masih sangat rendah. Sehingga pencapaian yang yaitu teknologi informasi. Di era globalisasi ini, dunia
dilakukan oleh negara melalui pajak terkadang belum dipenuhi dengan kecanggihan teknologi informasi. Begitu
mencapai hasil yang maksimal. juga dengan perpajakan di Indonesia, dimana terdapat
Dalam rangka untuk mencapai target pajak maksimum teknologi informasi yang canggih antara lain yaitu sistem
yang dilakukan oleh pemerintah, perlu dukungan dari wajib modernisasi administrasi perpajakan. Hal tersebut
pajak dalam hal kepatuhan wajib pajak tersebut untuk diharapkan dapat membantu wajib pajak dalam
melaporkan atau membayarkan besarnya pajak terutang melaksanakan kewajiban perpajakannya. Dengan adanya
dengan aturan yang telah ditetapkan. Kepatuhan membayar sistem modernisasi admisistrasi perpajakan, wajib pajak
pajak dalam artian ini mencakup keadaan dimana wajib dapat dengan mudah mendaftarkan diri melalui e-
pajak paham akan peraturan perpajakan serta tunduk dan Registration, melaporkan SPT dengan e-Filling,
patuh terhadap peraturan tersebut dengan memenuhi dan pembayaran pajak online dengan menggunakan e-Billing,
melaksanakan hak serta kewajiban perpajakan. faktur elektronik melalui e-Faktur.
Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak menyatakan bahwa
tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi masih rendah, Tabel 2. Realisasi Pelaporan SPT Online
hingga batas akhir penyampaian SPT Tahunan wajib pajak Tahun Pelaporan SPT SPT Online SPT Manual
orang pribadi tanggal 1 April 2019, jumlah pelaporan masih
2017 8,7 Juta 77 % 23 %
mencapai 11,03 juta. Hal tersebut mencerminkan bahwa
kepatuhan wajib pajak orang pribadi sebesar 65,45% dari 2018 10,05 Juta 81,5 % 18,5 %
16,85 juta yang seharusnya melaporkan SPT Tahunannya 2019 11,3 Juta 92,5 % 7,5 %
[4]. Sumber : [6]
Penelitian tentang kepatuhan wajib pajak telah banyak Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa, setiap tahun
dilakukan, dari beberapa penelitian sebelumnya pelaporan SPT Tahunan secara online di Indonesia
mengungkapkan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi mengalami peningkatan, sedangkan pelaporan SPT Tahunan
wajib pajak untuk patuh terhadap pajak. Namun dalam hal secara manual mengalami penurunan. Hal tersebut
ini peneliti memilih beberapa faktor yang kemungkinan menunjukkan bahwa penggunaan teknologi informasi
dapat mempengaruhi persepsi wajib pajak untuk patuh perpajakan yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak
terhadap perpajakan. Oleh karena itu, penelitian ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh wajib pajak yang ada
tergolong penelitian yang baru karena menggunakan di Indonesia.
beberapa faktor yang berbeda yaitu menggunakan ketiga Faktor selanjutnya yang tidak kalah penting dari faktor-
faktor sebelumnya adalah kesadaran wajib pajak. Kesadaran
merupakan suatu keadaan mengerti dan mengetahui.
Kesadaran wajib pajak dalam hal ini yaitu keadaan dimana
wajib pajak telah mengerti hak dan kewajiban
perpajakannya serta paham mengenai perpajakan,
pemahaman tersebut mencakup kesadaran wajib pajak fungsi penerimaan negara dari sektor pajak. Jika wajib pajak
dalam membayar pajak tanpa paksaan, serta mengetahui memiliki kesadaran yang tinggi terhadap perpajakan, maka

2
wajib pajak tersebut menganggap bahwa membayar pajak atau sudut pandang pada tingkat kemudahan atau kesulitan
merupakan bentuk pengabdian masyarakat terhadap negara, dalam melakukan perilaku tertentu [12]. Kontrol
karena pajak juga digunakan dalam pembangunan negara, keperilakuan adalah perasaan yang dialami oleh individu
apabila wajib pajak menunda dan mengurangi pembayaran tentang mudah atau sulitnya sesuatu dalam melakukan
pajak maka hal tersebut dapat merugikan negara. perilaku tertentu yang dipengaruhi oleh faktor pendukung
Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi atau faktor penghambat.
kepatuhan wajib pajak telah banyak dilakukan. Penelitian ini
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh [7] yang Teknologi Informasi
menyatakan bahwa sikap, norma subjektif, kontrol Teknologi informasi yang dimaksud dalam penelitian ini
keperilakuan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. yaitu teknologi informasi perpajakan. Teknologi dan
Berbeda pula dengan penelitian yang dilakukan oleh [8] informasi perpajakan adalah penggunaan sarana dan
yang menyatakan bahwa teknologi informasi, sanksi pajak, prasarana perpajakan dengan memanfaatkan ilmu dan
dan self assessment system berpengaruh terhadap kepatuhan perkembangan teknologi serta informasi di bidang
wajib pajak. Serta berbeda dengan penelitian yang dilakukan perpajakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
oleh [9] yang menyatakan bahwa kesadaran wajib pajak, perpajakan terhadap wajib pajak yang akan memenuhi
tingkat pemahaman wajib pajak, dan sanksi pajak kewajiban perpajakannya [13]. Teknologi informasi
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. perpajakan adalah sistem informasi yang disediakan oleh
Kepatuhan wajib pajak memiliki peranan yang sangat Direktorat Jenderal Pajak yang berbasis komputer, internet,
penting dalam rangka peningkatan penerimaan pajak, dan intranet yang digunakan untuk membantu wajib pajak
sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
pajak dalam melaporkan besarnya pajak terutang perlu
dikaji lebih lanjut. Dengan hal tersebut diharapkan mampu Kesadaran Wajib Pajak
memberikan pengetahuan bagi semua warga negara bahwa Kesadaran wajib pajak adalah kondisi dimana wajib
kepatuhan wajib pajak merupakan hal yang sangat penting pajak mengetahui, mengerti, dan menerapkan peraturan
yang berdampak terhadap penerimaan negara melalui sektor perpajakan dengan baik, sukarela, dan bersungguh-sungguh
pajak. untuk memenuhi kewajiban perpajakan [14]. Kesadaran
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh wajib pajak adalah suatu kondisi dan keadaan dimana wajib
Theory of Planned Behavior yang diproksi dengan sikap pajak paham dan mengetahui serta mengerti perihal pajak.
(X1), Theory of Planned Behavior yang diproksi dengan
norma subjektif (X2), Theory of Planned Behavior yang Kepatuhan Wajib Pajak
diproksi dengan kontrol keperilakuan (X3), teknologi Kepatuhan wajib pajak adalah bersedianya wajib pajak,
informasi (X4), dan kesadaran wajib pajak (X5) terhadap perusahaan, dan yayasan kena pajak lainnya untuk
kepatuhan wajib pajak orang pribadi usahawan yang mematuhi undang-undang perpajakan serta patuh dengan
terdaftar di KPP Pratama Sidoarjo Selatan. persyaratan administrasi pajak tanpa paksaan [15].
Kepatuhan wajib pajak merupakan keadaan dimana wajib
2. Kajian Pustaka pajak paham akan peraturan perpajakan serta tunduk dan
patuh terhadap peraturan tersebut dengan memenuhi dan
Sikap melaksanakan hak serta kewajiban perpajakan.
Sikap didefinisikan sebagai penilaian seseorang atas
persetujuan atau penolakannya terhadap perilaku tertentu Rerangka Konseptual
[10]. Sikap merupakan sebuah evaluasi dari kepercayaan
terhadap perasaan positif maupun negatif dari individu atau Sikap (X1)
seseorang dalam melakukan perilaku tertentu yang
dilakukan. H1
Norma Subjektif (X2)
Norma Subjektif H2
Norma subjektif adalah persepsi seseorang tentang
Kepatuhan Wajib pajak (Y)
tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan Kontrol Keperilakuan (X3) H3 H4
perilaku di bawah pertimbangan sosial tersebut [11]. Norma H5
subjektif merupakan persepsi individu dalam melakukan
suatu tindakan atau perilaku dipengaruhi oleh tekanan sosial Teknologi Informasi (X4)
baik dari orang lain maupun kelompok. H6

Kesadaran Wajib Pajak (X5)


Kontrol Keperilakuan
Kontrol keperilakuan dapat diartikan sebagai persepsi
: Parsial
: Simultan

Gambar 1. Rerangka Konseptual Penelitian


3. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode
penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian
3
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan setiap item pernyataan yang digunakan akan memperoleh
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan
pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan
analisis data bersifat kuantitatif statisik, dengan tujuan untuk jawaban yang sebelumnya.
menguji hipotesis yang telah ditetapkan [16].
Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Uji t
Pratama Sidoarjo Selatan. Populasi dalam penelitian ini
adalah wajib pajak orang pribadi usahawan yang terdaftar di Tabel 3. Analisis Linear Berganda
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sidoarjo Selatan yang Variabel Koefisien t hitung Sig.
berjumlah 7.207. Teknik pengambilan sampel dalam
Sikap (X1) 0,121 3,512 0,001
penelitian ini adalah menggunakan simple random sampling.
Norma Subjektif (X2) 0,099 2,220 0,029
Dalam teknik simple random sampling, masing-masing
elemen populasi mempunyai kemungkinan pemilihan yang Kontrol Keperilakuan (X3) 0,012 0,233 0,816
sama. Selanjutnya setiap kemungkinan sampel dari ukuran Teknologi Informasi (X4) 0,145 2,274 0,025
tertentu ini mempunyai kemungkinan yang sama untuk Kesadaran Wajib Pajak (X5) 0,313 5,235 0,000
dipilih [17]. Untuk penentuan ukuran sampel minimum yang
layak dalam penelitian adalah 30 sampel [18]. Maka dari itu, Sumber : Data diolah
dalam penelitian ini jumlah atau ukuran sampel yang Berdasarkan tabel 3, menunjukkan bahwa hasil
digunakan adalah 100 responden. perhitungan regresi berganda untuk variabel sikap (X 1)
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,001 < 0,05, dan nilai
dengan menggunakan kuesioner yang disebar kepada t hitung > t tabel (3,512 > 1,984). Hal ini menunjukkan bahwa
responden, kuesioner tersebut disebar kepada wajib pajak hipotesis diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa
orang pribadi usahawan yang melakukan pembayaran atau Theory of Planned Behavior (TPB) yang diproksi dengan
pelaporan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama sikap (X1) berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal
Sidoarjo Selatan. Responden akan menilai setiap tersebut menunjukkan bahwa wajib pajak orang pribadi
pernyataan menggunakan skala Likert dengan 5 (lima) usahawan yang terdaftar di KPP Pratama Sidoarjo Selatan
pilihan jawaban, dari sangat setuju (SS) sampai sangat tidak mempunyai sikap yang positif serta mendukung terhadap
setuju (STS) terhadap suatu pernyataan yang ada di dalam perpajakan, sehingga wajib pajak tersebut berperilaku patuh
kuesioner. terhadap pajak.
Uji kualitas data dalam penelitian ini menggunakan uji Berdasarkan tabel 3, menunjukkan bahwa hasil
validitas dan uji reliabilitas. Penelitian ini menggunakan perhitungan regresi berganda untuk variabel norma subjektif
analisis linear berganda, sehingga pengujian hipotesis (X2) mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,029 < 0,05, dan
menggunakan uji t (parsial), uji F (simultan), dan koefisien nilai t hitung > t tabel (2,220 > 1,984). Hal ini menunjukkan
determinasi (R2). Berdasarkan penjelasan tersebut, teknik bahwa hipotesis diterima, sehingga dapat disimpulkan
analisis dalam penelitian ini menggunakan alat bantu atau bahwa Theory of Planned Behavior (TPB) yang diproksi
software SPSS 18. dengan norma subjektif (X2) berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak. Hal tersebut menunjukkan bahwa
dalam melakukan pembayaran atau pelaporan pajak, wajib
4. Pembahasan pajak orang pribadi usahawan yang terdaftar di KPP
Pratama Sidoarjo Selatan masih mempertimbangkan rujukan
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas atau ajakan positif dari orang-orang yang ada disekitarnya
Hasil uji validitas untuk setiap instrumen dari variabel untuk patuh terhadap pajak, sehingga wajib pajak tersebut
sikap (X1), norma subjektif (X2), kontrol keperilakuan (X3), patuh untuk membayar atau melaporkan pajak dengan
teknologi informasi (X4), kesadaran wajib pajak (X5), dan rujukan atau ajakan tersebut.
kepatuhan wajib pajak (Y) masing-masing memiliki nilai Berdasarkan tabel 3, menunjukkan bahwa hasil
pearson correlation > 0,30. Hal ini berarti bahwa semua perhitungan regresi berganda untuk variabel kontrol
item pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini valid. keperilakuan (X3) mempunyai nilai signifikansi sebesar
Sehingga pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini 0,816 > 0,05, dan nilai t hitung < t tabel (0,233 < 1,984). Hal ini
mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur pada menunjukkan bahwa hipotesis ditolak, sehingga dapat
kuesioner tersebut. disimpulkan bahwa Theory of Planned Behavior (TPB) yang
Hasil uji reliabilitas variabel sikap (X1), norma subjektif diproksi dengan kontrol keperilakuan (X3) tidak
(X2), kontrol keperilakuan (X3), teknologi informasi (X4), berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal tersebut
kesadaran wajib pajak (X5), dan kepatuhan wajib pajak (Y) menunjukkan bahwa kepatuhan wajib pajak orang pribadi
masing-masing memiliki nilai Cronbach Alpha > 0,60. Hal usahawan yang terdaftar di KPP Pratama Sidoarjo Selatan
ini berarti pernyataan dalam penelitian ini reliabel. Sehingga tidak dapat dipengaruhi oleh kontrol keperilakuan, atau
perasaan yang dimiliki wajib pajak tersebut tentang mudah
atau sulitnya dalam pembayaran pajak tidak mempengaruhi
kepatuhan wajib pajak. Hal tersebut dikarenakan wajib pajak
orang pribadi usahawan yang terdaftar di KPP Pratama
Sidoarjo Selatan memiliki perasaan yang positif mendukung Berdasarkan tabel 3, menunjukkan bahwa hasil perhitungan
pajak dan memiliki kesadaran pajak yang tinggi sehingga regresi berganda untuk variabel teknologi informasi (X 4)
menganggap bahwa pajak adalah sebuah kewajiban. mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,025 < 0,05, dan nilai t
4
> t tabel (2,274 > 1,984). Hal ini menunjukkan bahwa
hitung Berdasarkan tabel 5, menunjukkan bahwa hasil
hipotesis diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa perhitungan koefisen determinasi diperoleh nilai adjusted R
teknologi informasi (X4) berpengaruh terhadap kepatuhan square sebesar 0,436 atau 43,6%. Hal ini menunjukkan
wajib pajak. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan bahwa variabel kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh
adanya teknologi informasi perpajakan, wajib pajak orang variabel sikap, norma subjektif, kontrol keperilakuan,
pribadi usahawan yang terdaftar di KPP Pratama Sidoarjo teknologi informasi, dan kesadaran wajib pajak sebesar
Selatan dapat menggunakan atau memanfaatkan kemajuan 43,6%. Sedangkan sisanya 56,4% (100-43,6) dipengaruhi
teknologi informasi perpajakan tersebut dengan baik dan oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
mudah, sehingga dapat terciptanya kepatuhan wajib pajak
dengan adanya kemajuan teknologi tersebut.
5. Kesimpulan
Berdasarkan tabel 3, menunjukkan bahwa hasil
perhitungan regresi berganda untuk variabel kesadaran wajib
Kesimpulan penelitian ini adalah Theory of Planned
pajak (X5) mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,000 <
Behavior yang diproksi dengan sikap (X1), Theory of
0,05, dan nilai t hitung > t tabel (5,235 > 1,984). Hal ini
Planned Behavior yang diproksi dengan norma subjektif
menunjukkan bahwa hipotesis diterima, sehingga dapat
(X2), teknologi informasi (X4), dan kesadaran wajib pajak
disimpulkan bahwa kesadaran wajib pajak (X5) berpengaruh
(X5) berpengaruh secara parsial terhadap kepatuhan wajib
terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal tersebut menunjukkan
pajak (Y), sedangkan Theory of Planned Behavior yang
bahwa wajib pajak orang pribadi usahawan yang terdaftar di
diproksi dengan kontrol keperilakuan (X3) tidak berpengaruh
KPP Pratama Sidoarjo Selatan memiliki kesadaran yang
secara parsial terhadap kepatuhan wajib pajak (Y). Secara
tinggi terhadap pajak, sehingga hal tersebut dapat
simultan, hasil penelitian menunjukkan bahwa Theory of
meningkatkan kepatuhan wajib pajak serta membantu
Planned Behavior yang diproksi dengan sikap (X1), Theory
pendapatan negara melalui sektor pajak.
of Planned Behavior yang diproksi dengan norma subjektif
(X2), Theory of Planned Behavior yang diproksi dengan
Uji F
kontrol keperilakuan (X3), teknologi informasi (X4), dan
kesadaran wajib pajak (X5) berpengaruh terhadap kepatuhan
Tabel 4. Uji F
Sum of Mean F wajib pajak (Y).
Model Squares Df Square hitung Sig.

Regression 151,042 5 30,208 16,323 0,000a Acknowledgment


Residual 173,958 94 1,851
Total 325,000 99 Penelitian ini telah didukung oleh Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo.
Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel 4, menunjukkan bahwa hasil
perhitungan uji F pada diperoleh nilai signifikansi sebesar Daftar Pustaka
0,000 < 0,05, dan nilai t hitung > t tabel (16,323 > 2,31). Hal ini
menunjukkan bahwa hipotesis diterima, sehingga dapat [1] Purwaningsih, Anna. Impact of Government
disimpulkan bahwa variabel Theory of Planned Behavior Regulation No. 46 Year 20 in Income Tax of Small and
(TPB) yang diproksi dengan sikap (X1), Theory of Planned Medium Enterprises in Indonesia. Review of
Behavior (TPB) yang diproksi dengan norma subjektif (X2), Integrative Business & Economics Research.
Theory of Planned Behavior (TPB) yang diproksi dengan Univesitas Atma Jaya Yogyakarta. 2014; Vol. 3 (2).
kontrol keperilakuan (X3), teknologi informasi (X4), dan [2] Kasim, Elsie Sylviana., Arianty, Fitria., and Hikmah,
kesadaran wajib pajak (X5) berpengaruh secara simultan Yulial. Sunset Policy and its Effect on Tax
terhadap kepatuhan wajib pajak (Y). Compliance
: Case Study Indonesia. International Journal of
Engineering & Technology. Universitas Indonesia.
Koefisien Determinasi (R2)
2018; Vol 7 : 120-126.
[3] Kementerian Keuangan Republik Indonesia. (2019).
Tabel 5. Uji Koefisien Determinasi (R2) APBN 2019. https://www.kemenkeu.go.id.
Model R R Square Adjusted R Square
[4] Alika, Rizky. Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT
1 0,682a 0,465 0,436 Pajak Orang Pribadi Baru 65%. https://katadata.co.id.
Sumber : Data diolah [5] Ajzen, Icek. “The Theory of Planned Behavior”.
Organizational Behavior and Human Decision
Processes Jurnal. 1991; Vol. 50 (2) : 179-211.
[6] Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Pelaporan SPT Melalui E-Filing Meningkat Cukup
Signifikan. https://www.kemenkeu.go.id.
[7] Dyan, Femka., dan Venusita, Lintang. Analisis
Pengaruh Sikap, Norma Subyektif, Dan Kontrol
Keperilakuan Terhadap Perilaku Kepatuhan Wajib
Pajak Restoran Di Surabaya. Jurnal Akuntansi.

5
Universitas Negeri Surabaya. 2013; Vol. 5 (1) : 59-74.
[8] Lubis, Raja Irsal. Pengaruh Teknologi Informasi,
Sanksi Pajak, Dan Self Assessment System Terhadap
Kepatuhan Pajak. Universitas Komputer Indonesia.
2014.
[9] Khuzaimah, Ninik., dan Hermawan, Sigit. Pengaruh
Tingkat Pemahaman Wajib Pajak, Kesadaran Wajib
Pajak, dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak. Journal of Islamic Accounting and Tax.
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. 2018; Vol. 1 (1)
: 37-48.
[10] Park, H., and Blenkinsopp, J. Whistleblowing as
planned behaviour – a survey of South Korean police
officers. Journal of Business Ethics. 2009; Vol. 85 (4) :
545–556.
[11] Novianti, Agnes Findia., and Dewi, Nurul Hasanah
Uswati. An Investigation of The Theory of Planned
Behavior and The Role of Tax Amnesty In Tax
Compliance. The Indonesian Accounting Review.
STIE Perbanas Surabaya. 2017; Vol. 7. (1) : 79-94.
[12] Putra, Afuan Fajrian., dan Osman, Amir Hakim. Tax
Compliance of MSME’s Taxpayer : Implementation oh
Theory Planned Behavior. Journal of Contemporary
Accounting. Universitas Islam Indonesia and
Universiti Teknologi MARA Perak Branch Malaysia.
2019; Vol. 1 (1) : 1-10.
[13] Silaen, Charles. Pengaruh Sistem Perpajakan,
Diskriminasi, Teknologi Dan Informasi Perpajakan
Terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika
Penggelapan Pajak (Tax Evasion). Jom FEKON.
Universitas Riau, Pekan Baru. 2015; Vol. 2 (2).
[14] Lestari, Tutik., dan Wicaksono, Monot. Effect of
Awareness, Knowledge, and Attitude of Taxpayers Tax
Compliance For Taxpayer in Tax Service Office
Boyolali. International Journal of Economics,
Business, and Accounting Research. STIE-AAS Jawa
Tengah. 2017; Vol. 1 (1): 12-25.
[15] Al-Maghrebi, Mohammed Saleh., Ahmad, Riayati.,
and Palil, Mohd Rizal. Budget Transparency and Tax
Awareness Towards Tax Compliance : A Conceptual
Approach. South East Asia Journal of Contemporary
Business, Economics and Law. University Kebangsaan
Malaysia. 2016; Vol. 10 (1) : 95-101.
[16] Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta;
2018.
[17] Hermawan, Sigit., dan Amirullah. Metode Penelitian
Bisnis (Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif). Malang
: MNC Publishing; 2016.
[18] Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta;
2010.

Anda mungkin juga menyukai