Anda di halaman 1dari 3

SISTEM POLITIK MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

Tahukah kalian bahwa Indonesia berada pada masa demokrasi terpimpin dari tahun 1950-
1959. Masa demokrasi terpimpin di Indonesia dapat dikatakan belum stabil. Hal ini dapat terlihat
dari seringnya berganti kabinet. Demokrasi Liberal atau sering disebut juga dengan Demokrasi
Parlementer diwarnai oleh pemerintahan dengan tujuh masa kabinet yang berbeda. Jelas dengan
adanya pergantian kabinet ini, program kerja yang tadinya telah direncanakan menjadi tidak
dapat berjalan dengan baik. Selain itu, pada masa demokrasi liberal juga diwarnai dengan adanya
persaingan politik. Dua partai terkuat pada masa itu (PNI & Masyumi) silih berganti memimpin
kabinet.

Masa demokrasi liberal berlangsung pada 6 September 1950 sampai dengan 10 Juli 1959.
Pada periode ini, system pemerintahan yang berlaku adalah parlementer. Sistem parlementer
merupakan sebuah sistem pemerintahan di mana parlemen memiliki wewenang dalam
mengangkat perdana menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan
cara mengeluarkan semacam mosi tidak percaya. Parlemen memiliki peranan yang sangat
penting.

Konstitusi yang berlaku saat itu, yakni Undang Undang Dasar Sementara 1950. UUDS
1950 menganut sistem pemerintahan demokrasi barat dengan sistem kabinet parlementer.
Berdasarkan Pasal 51 UUDS 1950 ”Presiden menunjuk seorang atau beberapa orang pembentuk
kabinet setelah itu sesuai dengan anjuran pembentuk kabinet presiden mengangkat seorang
menjadi perdana mentri dan mengangkat mentri-menteri yang lain. Menteri-menteri
bertanggungj awab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah baik bersama-sama untuk seluruhnya
maupun masing-masing untuk bagiannya sendiri-sendiri.

Pelaksanaan demokrasi liberal dianggap sudah sesuai dengan konstitusi yang berlaku saat
itu, yakni Undang Undang Dasar Sementara 1950. Pemerintahan berada di tangan Perdana
Menteri yang bertanggung jawab kepada Parlemen. Kabinet disusun menurut perimbangan
kekuatan kepartaian dan sewaktu-waktu dapat dijatuhkan oleh wakil Partai dalam Parlemen.

Seperti yang telah disebutkan diatas, pada masa Demokrasi Liberal ini seringkali terjadi
pergantian kabinet. Hal ini lebih disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan diantara
partai-partai yang ada. Sejak tahun 1950 sampai tahun 1959 tercatat bahwa Indonesia telah 7 kali
mengalami pergantian kabinet. Sementara itu, Ir Soekarno hanya sebagai kepala negara yang
tidak memiliki kekuasaan penuh.

Kabinet Natsir (1950-1951) didukung oleh Partai Masyumi, Kabinet Sukiman (1951-
1952) didukung oleh Partai Masyumi, Kabinet Wilopo (1952-1953) didukung oleh Partai
Nasional Indonesia, Kabinet Ali Sastroamidjoyo I (1953-1955) didukung oleh Partai Nasional
Indonesia, Kabinet Burhanudin Harahap (1955-1956) didukung oleh Partai Masyumi, Kabinet
Ali Sastroamidjoyo II (1956-1957) didukung oleh Partai Nasional Indonesia dan Kabinet
Djuanda (1957-1959). Kabinet Djuanda disebut sebagai Zaken Kabinet karena Kabinet ini
merupakan kabinet ahli, artinya diisi oleh orang-orang yang ahli dalam bidangnya, bukan
berdasarkan Partai.

Sebenarnya setiap kabinet memiliki program utama yang sama yaitu menyelesaikan
masalah Irian Barat. Namun setiap kabinet memiliki cara yang berbeda dalam mengatasi
permasalahan tersebut. Sehingga dalam rata-rata waktu satu tahun, kabinet-kabinet tersebut silih
berganti. Banyaknya permaslahan yang ternyata tak mampu diatasi oleh kabinet-kabinet pertama
hingga ke enam menyebabkan adanya pembentukan Zaken Kabinet dibawah pimpinan Ir.
Djuanda. Jika kita melihat lagi dari dukungan partai-partai diatas, maka dapat kita simpulkan
bahwa pada Partai Masyumi dan Partai Nasional Indonesia silih berganti menjadi Partai yang
memiliki peranan utama di Nusantara.

Nah itulah dinamika politik yang dialami bangsa Indonesia setelah 5 tahun merdeka.
Kalau kita lihat ya memang belum benar-benar stabil.

Sumber :

Farid, Samsul.2015. Buku Siswa Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas XII.
Yrama Widya : Bandung

Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. 2010. Sejarah


Nasional Indonesia VI. Balai Pustaka : Jakarta

Abdurakhman, Arif Pradono, Linda Sunarti dan Susanto Zuhdi. 2018. Sejarah
Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI. Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang
Kemendikbud

Anda mungkin juga menyukai