Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM KI-3141

DINAMIKA KIMIA
PERCOBAAN H-1
PENGENDAPAN SOL HIDROFOB OLEH ELEKTROLIT

Nama : Atika Afritama

NIM : 10518071

Kelompok :6

Tanggal percobaan : Kamis, 4 November 2021

Tanggal pengumpulan : Kamis, 11 November 2021

Asisten : Zico

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI SARJANA KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT
TEKNOLOGI BANDUNG
2021

1
PERCOBAAN H-1
PENGENDAPAN SOL HIDROFOB OLEH ELEKTROLIT

1. Tujuan Percobaan
 Menentukan pengaruh penambahan elektrolit pada sol hidrofob
 Menentukan nilai pengendapan ion – ion bervalensi satu, dua, dan tiga terhadap sol
hidrofob tertentu.
2. Teori Dasar
Secara umum koloid adalah sistem yang terdiri dari satu zat (fase terdispersi: padat, cair,
atau gas) yang dibagi dan didistribusikan secara merata ( secara relative) di seluruh zat kedua
(media disperse atau fase kontinu : padat cair, atau gas). Contoh koloid yang umum ditemui
adalah susu, asap, kabut, gel, cat, dan tulang. (Myers, 1999)
Sistem koloid dari partikel padat yang terdisersi dalam zat cair disebut sol. Sol biasanya
dibentuk dengan pemecahan padatan menjadi partikel – partikel kecil berdimensi koloid dan
partikel – partikel tersebut terdispersi dalam fasa cairan. Sol yang banyak digunkan adalah
dalam pengecatan dimana zat yang pendispersi cairan menguap setelah disemprotkan pada
permukaan yang luas. Sol juga dapat dibentuk oleh pembuatan partikel koloid dari agregat
molekul. Contoh, jika HCl ditambahkan cepat pada larutan AgNO3, maka larutan seperti susu
yang mengandung kolodial, namun karena waktu dan pemanasan akhirnya akan menjadi
endapan sesungguhnya kemudian AgCl mengendap. Selain itu, koloid jenis sol banyak kita
temukan dalam kehidupan sehari – hari maupun dalam industry. Contoh sol: air sungai , sol
sabun, sol detergen, sol kanji, tinta tulis, dan cat. (Septianinggrum, 2013)

3. Alat dan Bahan


3.1 Alat
Tabung reaksi +rak tabung 40 buah, pipet ukur (10ml) 5buah , gelas kimia (150 ml) 6
buah, Buret +klem (25 mL) 2 buah, botol semprot (500 mL), sikat tabung 1 buah.
3.2 Bahan
NaF (0,2M) 90 mL, MgSO4 (0,005 M) 90 mL, Al2 ( SO4 )3 (0,0005 M) 10 mL, dan Na 3 PO 4
(0,0005 M) 90 mL.
4. Cara Kerja
Disiapkan lrutan elektrolit NaF 0,2 M;MgSO4 0,05 M; Al2 ( SO4 )3 lalu dimasukkan ke
dalam tabung reaksi bersih dengan komposisi:

Tabel 4.1 Komposisi larutan elektrolit


Nomor tabung I II III IV V
V elektrolit (mL) 1 2 3 4 5
Vair (mL) 4 3 2 1 0
Sebanyak 5 mL sol Fe 2 O3 ditambahkan pada setiap tabung reaksi dan dicampurkan kedua
larutan dengan membalik- balikkan tabung reaksi 2-3 kali. Diamkan selama 15 menit, lalu
diamati tabung tempat terjadi pengendapan secara sempurna. Dibuat kembali campuran
dengan komposisi:
Tabel 4.2 Komposisi larutan elektrolit untuk Sol yang mengandung pengendapan
Velektrolit (mL) 3,2 3,4 3,6 3,8
V air (mL) 1,2 1,6 1,4 1,2
2
Campuran dibiarkan selama 15 menit dan dilakukan pengamatan. Dilakukan hal yang
sama untuk ketiga larutan elektrolit. Kemudian, diulangi langkah kerja dengan mengganti sol
positif menggunakan sol negatif.

5. Data Pengamatan
5.1 Sol Positif
Tabel 5.1.1 Data pengamatan Endapan untuk Sol Positif
Vair (mL) Velektrolit (mL) NaF MgSO 4 Al2 ( SO4 )3 Na 3 PO 4
4 1 +++ ++ ++ +
3 2 +++ + +++ ++
2 3 ++ +++ +++ +++
1 4 + + ++ ++
0 5 ++ +++ ++ ++

Tabel 5.1.2 Data Variasi Volume NaF


Vair (mL) V NaF (mL) Ket
4 1 ++
3,8 1,2 +
3,6 1,4 +
3,4 1,6 +
3,2 1,8 +
3 2 +++

Tabel 5.1.3 Data Variasi Volume MgSO4


V air (mL) VMgSO (mL) 4
Ket
2 3 ++
1,7 3,3 +
1,4 3,6 +
1.1 3,9 +
0,8 4,2 ++
0,5 4,5 +
0,2 4,8 +
0 5 +++

Tabel 5.1.4 Data Variasi Volume Al2 ( SO4 )3


Vair (mL) VAl (SO ) (mL)
2 43
Ket
3 2 ++
2,8 2,2 +
2,6 2,4 +
2,4 2,6 +
2,2 2,8 +
2 3 +++

Tabel 5.1.5 Data Variasi Volume Na 3 PO 4


Vair (mL) VNa PO (mL)
3 4
Ket
3 2 ++
2,8 2,2 +
2,6 2,4 +
2,4 2,6 +

3
2,2 2,8 +
2 3 +++

5.2 Sol Negatif


Tabel 5.2.1 Data pengamatan Endapan untuk Sol Negatif
Vair (mL) Velektrolit (mL) NaF MgSO 4 Al2 ( SO4 )3 Na 3 PO 4
4 1 - ++ + -
3 2 - +++ ++ -
2 3 - ++++ ++++ -
1 4 - +++ ++ -
0 5 - ++ + -

Tabel 5.1.2 Data Variasi Volume Elektrolit


Vair (mL) Velektrolit (mL) MgSO 4 Al2 ( SO4 )3
2,6 2,4 + +
2,4 2,6 + +++
2,2 2,8 ++ ++++
2 3 ++++ ++
1,8 3,2 ++ ++

6. Pengolahan Data
6.1 Penentuan Nilai Cp untuk Sol Positif Fe 2 O3

Celektrolit × V elektrolit
Cp =
V total

Vtotal =Vair + V elektrolit


¿ 4mL + 1mL
¿ 5 mL

Contoh perhitungan dengan data V elektrolit NaF

Celektrolit × Velektrolit
Cp =
Vtotal

Tabel 6.2.1 Data nilai Cp masing -masing larutan pada penambahan sol positif
Larutan Konsentrasi (M) Cp (M)
NaF 0,2 0,08
MgSO4 0,05 0,05
Al2 ( SO4 )3 0,005 0,003
Na 3 PO 4 0,005 0,0003

6.2 Penentuan nilai Cp untuk Sol Negatif As2 S3

4
Dengan cara perhitungan yang sama pada bagian sebelumnya, maka didapat:
Tabel 6.2.2 Data nilai Cp masing -masing larutan pada penambahan sol negatif
Larutan Konsentrasi (M) Cp (M)
MgSO 4 0,05 0,03
Al2 ( SO4 )3 0,005 0,0028

7. Pembahasan
Koloid, atau fase disperse, adalah disperse partikel kecil dari satu bahan ke bahan lainnya.
Dalam konteks ini, ‘kecil’berarti diameter kurang dari sekitar 500 nm (kira – kira Panjang
gelombang cahaya tampak). Secara umum, partikel koloid adalah kumpulan dari banyak atom
atau molekul, tetapi terlalu kecil untuk dilihat dengan mikroskop optic biasa. Mereka melewati
sebagian besar kertas filter, tetapi dapat dideteksi dengan hamburan cahaya dan sedimentasi
(Atkins, 2006).
Adapun perbedaan yang mendasar pada larutan, suspensi, dan koloid sebagai berikut :
 Larutan merupakan campuran dua komponen atau lebih yang hanya terdiri dari satu
fasa, contohnya : larutan gula,larutan NaCl, dan lainnya.
 Suspensi merupakan campuran dua komponen atau lebih yang dapat diamati
perbedaan fasanya, contohnya : pasir didalam air.
 Koloid merupakan disperse molekul kecil pada suatu senyawa lain, contoh : susu dan
santan kelapa.
Berdasarkan fasa pendispersi dan fasa terdispersinya koloid dibagi kedalam beberapa tipe.
Tipe – tipe koloid dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 7. Tipe – tipe Koloid
Tipe Pendispersi Terdispersi Contoh
Aerosol Gas Liquid Kabut, awan
Aerosol Gas Solid Asap kendaraan
Foam Liquid Gas Whipped cream
Emulsi Liquid Liquid Susu

Fasa terdispersi adalah fasa zat yang mengalami penyebaran secara merata dalam suatu
zat lain, sedankan fasa pendispersi adalah fasa zat yang menyebabkan terjadinya penyebaran
secara merata.
Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk membuat koloid, yaitu :
 Cara Dispersi
Dispersi mekanik dilakukan dengan cara menggerus partikel yang berukuran besar
menjadi partikel dengan ukuran yang kecil.
Dispersi elektrolitik dilakukan dengan menggunakan potensial yang tinggi.
Dispersi peptisasi dilakukan dengan cara penambahan zat untuk dapat terjadinya
peptisasi yang salah satu contoh zatnya adalah air.
 Cara Kondensasi
Cara reduksi biasanya cara ini digunakan dalam pembuatan sol emas.
Cara oksidasi biasanya digunakan dalam pembuatan sol belerang.
Cara hidrolisis biasanya digunakan pada pembuatan sol besi.
Dekomposisi rangkap biasanya digunakan pada pembuatan sol arsen.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memisahkan dan memurnikan koloid, yaitu :
 Dialisis merupakan pemisahan koloid menggunkan membran semipermeable sehingga
ion – ion terlarut dapat dipisahkan.

5
 Ultrafiltrasi merupakan pemisahan koloid dengan cara menggunkan penyaring berpori
halus.
 Elektroforesis merupakan pemisahan dengan memanfaatkan perbedaan beda
potensial.
Sol adalah suatu sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair. Adapun
contoh sol dalam kehidupan sehari – hari adalah sol deterjen, tinta, cat, dan lain sebagainya.
Berdasarkan tingkat kestabilannya sol didalam air dibedakan menjadi dua, yaitu:
 Sol hidrofil adalah sol yang memiliki gaya tarik menarik yang besar antara medium
pendispersi dan medium terdispersi pada suatu koloid. Hal ini dikarenakan koloid
tersebut mempunyai sifat hidrofilik yang artinya suka terhadap air sehingga ketika di
medium pendispersinya adalah air maka senyawa terdispersinya akan cendrung
memilki gaya Tarik menarik yang besar didalam nya.
 Sol hidrofob adalah sol yang memilki gaya Tarik menarik yang lemah antara medium
pendispersi dan zat yang terdispersi.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menghitung konsentrasi minimum dari larutan
elektrolit tertentu untuk mengendapkan koloid atau membuat koloid tidak stabil sehingga
terbentuk suspensi dimana ukuran partikelnya lebih besar dari koloid tersebut. Pada percobaan
ini dilakukan pengendapan sel hidrofob oleh elektrolit. Sol cair dalam percobaan ini
merupakan koloid yang memilki faa terdispersi padat dan medium pendispersinya merupakan
suatu cairan. Sol dapat berdasarkan muatan pendispersinya dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu: sol positif dan sol negative. Sol positif adalah sol yang dapat mengadsorpsi muatan
negate atau anion dari medium pendispersinya, sedangkan sol negatif adalah sol yang dapat
mengadsoprsi muatan posistif atau kation dari medium pendispersinya. Sol Fe 2 O3 disebut sol
positif karena pada permukaan fasa terdispersinya yaitu Fe 2 O3 mampu menyerap ion – ion
yang bermuatan negatif dari medium pendispersinya. Sedangkan sol As2 S3 dinyatakan sebagai
sol negative karena pada permukaan fasa terdispersinya yaitu As2 S3 mampu menyerap ion –
ion bermutan positif.
Dalam suatu partikel koloid, terdapat muatan sejenis yang dapat berada pada permukaan
koloid. Karena permukaaan koloid memilki muatan maka akan ada interaksi gaya couloumb
(gaya elektrostatis) antar partikel yang memilki muatan berlainan jenis, sehingga akan
mendekati permukaan dan partikel yang memilki muatuan sama dengan permukaan koloid
akan menjauh. Akibat adanya partikel tersebut maka terbentuk lapis rangkap listrik dan
distribusi muatan baru di sekitar permukaan koloid.
Pada percobaan ini, digunakan larutan elektrolit NaF, MgSO4 , Al2 ( SO4 )3, dan Na 3 PO 4 .
Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan cara memasukkan larutan elektrolit kedalam
tabung reaksi beserta dengan aqua dm sehingga volume total dari masing – masing tabung
berada dia ngka 5 mL. Larutan yang telah terbentuk tersebut kemudian ditambahkan dengan
sol positif dan sol negative. Lalu tabung ditutup dengan alumunium foil dan dikocok.
Penutupan tabung dengan alumunium foil bertujuan untuk mencegah keluarnya larutan dari
dalam tabung reaksi saat pengocokan dilakukan, sedangkan pengocokan sendiri bertujuan
untuk memperbesar kemungkinan untuk terjadinya dispersi antara medium pendispersi dan zat
terdispersi, karena pada saat pengocokan diharapkan kemungkinan untuk terjadinya kontak
diantara dua aspek tersebut semakin besar. Setelah dikocok, larutan didiamkan selama 15
menit hingga terjadi pengendapan. Diamati dan tampak bahwa terbentuk endapan coklat pada
masing – masing sol akibat adanya interaksi dari larutan elektrolit dengan sol. Pengendapan
ini terjadi karena anion yang dihasilkan akibat ionisasi larutan elektrolit dengan sol berdifusi
menuju daerah yang intensitas elektronnya jauh lebih renda (lapisan ion dari sol positif).
Dengan adanya interaksi anion dari elektrolit dan kation yang ada di permukaan koloid maka
akan terbentuk molekul netral sehingga permukaan ion sol positif ini akan terus berkurang dan
menyebabkan antar partikel kolod dengan koloid yang lain dapat bersatu membentuk endapan

6
besar, dikarenkan adanya gaya gravitasi maka endapan ini akan trun kebawah menuju dasar
wadah seiring dengan bertambah besarnya massa.
Setelah dilakukan percobaan didapatkan bahwa pada sol positif semua larutan elektrolit
yang digunakan mengndap. Namun, berbeda dengan sol negative dimana hanya 2 larutan
elektrolit yang mengalami pengendapan yaitu: MgSO4 dan Al2 ( SO4 )3. Salah satu faktor yang
mempengaruhi peristiwa mengendapnya koloid namun masih dalam suspensinya dan belum
turun ke dasar (flokualsi) adalah valensi dari senyawa tersebut. Semakin tinggi valensi suatu
senyawa maka akan semakin mudah sol mengalami pengendapan karena banyaknya muatan
yang terdapat disekeliling sol sehingga sol menjadi kurang stabil dan mngalami flokulasi.
Untuk larutan Na 3 PO 4 dan NaF tidak terlihat adanya pengendapan. Hal itu terjadi karena pada
kedua larutan tersebut hanya memilki valensi 1 sehingga hanya sedikit muatan yang
mengelilingi partikel sol dan mengakibatkan gaya tolak – menolak antar partikel pada fasa
ruah menjadi lebih tinggi. Faktor lain yang memengaruhi flokulasi suatu koloid adalah ukuran
dan konsentrasi sol. Semakin tinggi atau besar ukuan dan konsentrasi maka akan semakin
mudah sol untuk mengalami flokulasi atau pengendapan.
Didapatkan nilai konsentrasi minimum untuk terjadinya flokulasi (Cp) pada masing –
masing larutan elektrolit dengan perhitungan. Pada sol positif, diperoleh nilai NaF, MgSO 4 ,
Al2 ( SO4 )3, dan Na 3 PO 4 masing – masing sebesar 0,08 M, 0,05M, 0,003 M, dan 0,0003 M. Jika
diurutkan konsentrasi flokulasi dari tinggi ke rendah maka didapatkan NaF>MgSO 4 >
Al2 ( SO4 )3>Na 3 PO 4 . Hail yang diperoleh sudah sesuai dengan teori dimana semakin rendah
valensi maka akan semakin sulit untuk terjadinya flokulasi dan dibutuhkan batas minimum
konsentrasi yang jauh lebih tinggi agar suatu fluokulasi dapat untuk terjadi. Pada sol negative,
diperoleh nilai konsentrasi minimum untuk terjadinya flokulasi untuk MgSO4 dan Al2 ( SO4 )3
masing – masing sebesar 0,03 M dan 0,028 M. Hasil yang diperoleh dalam percobaan ini telah
sesuai dengan teori dimana senyawa bervalensi tinggi akan memiliki nilai batas minimum
untuk terjadinya flokulasi semakin rendah.

8. Kesimpulan
 Nilai pengendapan pada penambahan sol positif untuk senyawa NaF, MgSO 4 ,
Al2 ( SO4 )3, dan Na 3 PO 4 masing – masing sebesar 0,08 M, 0,05M, 0,003 M, dan 0,0003
M.
 Nilai pengendapan pada penambahan sol negatif untuk senyawa MgSO 4 dan Al2 ( SO4 )3
masing – masing sebesar 0,03 M dan 0,028 M.

9. Daftar Pustaka
Atkins, P. dan Paula, J. D., 2006, Physical Chemistry, Edisi ke 8, Oxford University
Press.
Levine,I.R.,2009, Physical Chemistry, Sixth Edition, Mc.Graw Hill Books.
Myers D,1999.SurfaceS, Interfaces,and Colloids: Principle an Application,Second
Edition.John
Wiley & Sons, Inc.
Septiadiningrum,2013.Kajian Pustaka.perpustakaan.uns.ac.id.

10. Lampiran
1. Cara – cara umum pembuatan sol
 Cara Dispersi
Dispersi mekanik dilakukan dengan cara menggerus partikel yang berukuran besar
menjadi partikel dengan ukuran yang kecil.
Dispersi elektrolitik dilakukan dengan menggunakan potensial yang tinggi.

7
Dispersi peptisasi dilakukan dengan cara penambahan zat untuk dapat terjadinya
peptisasi yang salah satu contoh zatnya adalah air.
 Cara Kondensasi
Cara reduksi biasanya cara ini digunakan dalam pembuatan sol emas.
Cara oksidasi biasanya digunakan dalam pembuatan sol belerang.
Cara hidrolisis biasanya digunakan pada pembuatan sol besi.
Dekomposisi rangkap biasanya digunakan pada pembuatan sol arsen.
2. Apa arti dan guna dialysis?
Dialisis adalah proses perpindahan molekul terlarut dari suatu campuran larutan yang
terjadi akibat difusi pada membrane semi – permeable. Molekul terlarut yang dapat
melewati membrane harus memiliki ukuran yang jauh lebih kecil dari pori – pori
membrane tersebut, sedangkan molekul lainnya yang berukuran lebih besa akan tertahan
dalam kantung membrane. Metode dialisi banyak digunkan dalm pemurnian enzim, untuk
menghilangkan molekul garam, selain itu juga digunakan dalam proses pencucian darah
pada pasien yang mengalami gagal ginjal.
3. Cara menentukan tanda muatan sol
 Adsorpsi
 Elektrolisis
 Koagulasi
4. Bunyi hukum hardy-schulze? faktor apa yang mempengaruhi nilai pengendapan suatu sol?
Faktor – faktor yang mempengaruhi nilai pengendapan suatu sol antara lain, lapisan
rangkap listrik diantara permukaan partikel dan medium pendispersinya, afinitas partikel –
partikel terdispersi.
5. Apa yang dimaksud dengan koloid pelindung? Dan contoh
Koloid pelindung adalah kolid yang melindungi koloid lainnya agar tidak mengalami
koagulasi. Koloid pelindung akan membentuk lapisan disekeliling partikel koloid yang
lain, sehingga akan melindungi koloid utama.
6. Proses penjernihan air menggukan tawas?
Tawas atau potassium alum adalah senyawa garam dari alumunium sulfat yang berbentuk
hidrat. Koloid pada air yang berupa kotoran akan bereaksi dengan partikel terlarut yang
bermuatan listrik yaitu Al + dan (SO4)2-. Ion bermutan ini bereaksi dengan kotoran pada
air yang mana ada dalam bentuk koloid yang stabil sehingga partikel elektrolit tersebut
akan kehilangan muatannya dan menggumpal dan membentuk endapan besar. Setelah
diendapkan maka kotoran akan lebih mudah untuk disaring.

Anda mungkin juga menyukai