PROYEK AKHIR
DISUSUN OLEH :
201771071
JAKARTA, 2020
LEMBAR PENGESAHAN
PROYEK AKHIR
Disusun oleh :
Retno Aita Diantari, S.T., M.T. Kartika Tresya Mauriraya, S.Pd., M.Pd.
i
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
NIM : 2017-71-071
Telah disidangkan dan dinyatakan Lulus Sidang Proyek Akhir pada Program
Diploma Tiga Program Studi Teknologi Listrik Institut Teknologi – PLN pada
tanggal 5 Agustus 2020
Juli 2020.
Nurmiati Pasra, S.T., M.T. Nurmiati DN: C=ID, OU=Wakil Rektor Bidang SDM dan
Kemahasiswaan, O=Institut Teknologi PLN,
Penguji
CN=Nurmiati Pasra, E=nurmiati@sttpln.ac.id
Reason: I am the author of this document
Mengetahui,
Kepala Program Studi
Diploma III Teknologi Listrik
Digitally signed by
Retno Aita Diantari,
S_T_, M_T
Date: 2020-09-14 08:
42:01
ii
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih yang sama, saya sampaikan kepada Bapak Yayan Sopian
selaku Pembimbing Lapangan Kegiatan Kerja Magang, yang telah mengijinkan
saya melakukan penelitian proyek akhir di PT. PLN ( Persero ) UP3 Marunda
iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
Sebagai civitas akademika Institut Teknologi – PLN, saya yang bertanda tangan
di bawah ini:
v
PENGARUH GANGGUAN KORONA PADA KUBIKEL 20 KV
GARDU KG 68 TERHADAP KWH TIDAK TERJUAL DI PT. PLN
UP3 AREA MARUNDA
ABSTRAK
vi
THE EFFECT OF CORRONA DISTURBANCE IN CUBICLE 20 KV
GARDU KG 68 TOWARDS KWH NOT SOLD AT PT. PLN UP3
AREA MARUNDA
ABSTRACT
vii
DAFTAR ISI
Hal.
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... i
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
viii
2.2.2 Kubikel 20 kV .............................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA
ix
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 4.1 Inspeksi Gardu .................................................................................. 22
x
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 2.1 Sistem Tenaga Listrik...................................................................... 6
xi
DAFTAR RUMUS
Hal.
Persamaan 3.1 Rugi Energi .............................................................................. 21
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
Lampiran A Lembar Bimbingan Proyek Akhir ................................................. A1
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
listrik. Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, maka dibuatlah
proyek akhir dengan judul “Pengaruh Gangguan Korona Pada Kubikel 20
Kv Gardu KG 68 Terhadap Kwh Tidak Terjual Di PT. PLN UP3 Area
Marunda”.
2
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dan manfaat penilitian dalam penulisan proyek akhir ini
adalah:
3
pembahasan tentang energi kWh yang tidak terjual, biaya kWh yang
tidak terjual serta upaya untuk mengatasi korona pada kubikel 20 kV.
Bab V kesimpulan dan saran menjelaskan tentang kesimpulan yang
diperoleh setelah penelitian serta saran yang disampaikan.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
5
2.2 Teori Pendukung
Sistem Tenaga Listrik adalah suatu sistem kesatuan dari tenaga listrik
yang terdiri dari mulai sistem pembangkitan tenaga listrik, sistem transmisi
tenaga listrik, sistem distribusi tenaga listrik hingga sampai kepada
konsumen tenaga listrik, yang saling ter interkoneksi.
6
4. Utilisasi Beban dan Konsumen . Terdiri dari instalasi pengguna tenaga
listrik dengan tergantung kepada tipe pemakaian tegangan mulai dari
tegangan menegah 20kV dan tegangan rendah 220V/380V. Untuk
pengguna tegangan menengah yaitu industri berskala kecil atau besar
sedangkan tegangan rendah 220V/380V pemakainya pelanggan atau
konsumen rumah tangga.
7
Jaringan ini bertegangan 20 kV , 70 kV atau 150 kV. Berikut
ini macam macam jaringan distribusi primer :
1. Jaringan Radial
Jaringan radial merupakan jenis jaringan distribusi primer
dan tiap-tiap segmennya hanya bisa mendistribusikan daya dari
satu aliran daya. Jaringan radial mampu menyalurkan listrik ke
kawasan berjenis lingkungan konsumsi listrik minim. Dan
keunggulannya yaitu sederhana didasari sudut teknis terlebih
anggaran pembangunan sangat kecil. Sedangkan kelemahan
dari jaringan ini yaitu kualitas pelayanan kurang terjamin.
Karena jika gangguan terjadi tak ada pengganti penyaluran
lain.
2. Jaringan Loop
Jaringan loop merupakan jaringan dengan bermula pada
satu titik di rel tegangan menengah pada Gardu Induk (GI) dan
direntangkan menuju titik-titik beban dan yang lalu berbalik
kembali menuju titik rel tegangan menengah di gardu induk
awal. Jaringan loop umumnya digunakan di saluran distribusi
dengan pemakain beban berkelanjutan dan segi kualitas
sedikit lebih bagus dibandingkan jaringan radial, dan banyak
pakai di kawasan industri ataupun pusat keuangan.
Keuntungan dari jaringan ini yaitu wilayah padam dapat
dibatasi ruang lingkup kecil disebabkan dua ujung penyulang
terkoneksi ke sumber maka mutu pelayanan dapat dipastikan .
8
Gambar 2.4 Konfigurasi Jaringan Distribusi Loop
3. Jaringan Spindel
Sebagai metode menjaga mutu penyaluran listrrik dengan
rancangan semua penyulang arah luar melalui gardu induk
sebuah gardu Hubung (GH). Pada jaringan spindel terdapat
penyulang ekspres. Penyulang ekspres tidak menyuplai gardu
distribusi, melainkan sebuah penyulang yang terhubung
langsung antar gardu induk dan gardu hubung bertujuan untuk
kontinuitas penyaluran listrik ke konsumen apabila terdapat
gangguan di sebuah penyulang untuk gardu distribusi. Maka,
penyulang ekspres dikondisi normal adalah kabel yang
memiliki tegangan hingga ke gardu hubung.
9
2.2.1.2 Jaringan Distribusi sekunder
Jaringan distribusi sekunder umumnya bisa disebut JTR
(jaringan tegangan rendah) diawali bagian sekunder trafo
distribusi menuju SR (sambungan rumah) pada konsumen
dengan fungsi mendistribusikan daya listrik dari gardu distribusi
sampai dengan pelanggan, tegangan kerjanya yaitu tegangan
rendah 400/230 Volt atau 380/220 Volt. Jaringan sekunder
tegangan rendah memperoleh suplai paling banyak dari tiga
atau lebih penyulang, sehingga apabila salah satu penyulang
primer terjadi gangguan, maka sisa jaringan sekunder dapat
dengan akan mudah menampung beban dari penyulang terjadi
gangguan itu. Sistem ini dapat disebut jaringan kedua (second
contingency network). Jaringan sekunder tegangan rendah
haruslah dirancang sedetail mungkin hingga terdapat
pembagian beban dan pengaturan tegangan (voltage
regulation) yang baik.
2.2.2 Kubikel 20 kV
10
Jenis-Jenis kubikel 20 kV
11
4. Kubikel CB Out Metering ( PMT CB )
Berfungsi untuk memutus dan menghubungkan arus listrik
secara cepat pada kondisi normal ataupun gangguan. Kubikel ini
dapat juga dinamakan kubikel pmt (pemutus tenaga), kubikel ini
dilengkapi dengan relay proteksi circuit breaker (PMT, CB) kubikel
dapat dipasang untuk pembatas, pengukuran juga proteksi pada
tegangan menengah, trafo arus yang dipasang mempunyai satu
sisi sekunder ganda yang berfungsi menyalurkan arus ke
peralatan ukur kwh adapun sisi satunya lagi berfungsi memicu
relai proteksi pada waktu terjadi gangguan.
12
Gambar 2.11 Simbol diagram Kubikel TP
13
Gambar 2.13 Simbol diagram Kubikel B1
1. Kompartemen
Berbentuk lemari dibuat dari plat baja, dibagi jadi dua
bagian, bagian atas sebagai tempat busbar dan bagian bawah
sebagai tempat penyambungan dengan terminasi kabel. Pada
bagian bawah didepan terdapat pintu yang bisa dibuka namun
tegangan harus padam dan kabel terminasi sudah ditanahkan
Komparteman juga sebagai tempat dari terminal penghubung,
PMS, Fuse, LBS, PMT, CT, PT, mekanis kubikel serta instalasi
tegangan rendah, yang mana tidak akan memicu bahaya
terhadap operator karena pengaruh sentuhan langsung ke bagian
bertegangan.
2. Busbar
Fungsi busbar sebagai rel penyambung antar kubikel satu
dengan kubikel yang lain, letak busbar umumnya terdapat pada
bagian atas kubikel.
3. Kotak Pemutus
Berfungsi sebagai pemutus aliran listrik atau penghubung
aliran listrik. Kontak pemutus memiliki kontak gerak dan kontak
tetap untuk meredamkan busur api.
4. Pemisah Hubung Tanah
14
Sebagai pengaman kubikel di saat tidak ada tegangan
dengan menyambungkan terminal kabel ke grounding, maka jika
ada pekerjaan pada kubikel ini dapat meminimalkan adanya
kesalahan operasi yang membuat kabel bertegangan.
5. Terminal Penghubung
Dengan fungsinya untuk penghubung bagian kubikel
bertegangan satu dengan lainnya, terdiri dari beberapa terminal
yaitu : Terminal kabel, Terminal busbar, Terminal CT dan
Terminal PT.
6. Fuse Holder
Sebagai tempat fuse proteksi trafo di kubikel PT atau
kubikel PB.
7. Mekanis Kubikel
Memiliki fungsi untuk penggerak posisi terbuka / tertutup
kontak LBS, PMT serta PMS. Dan pemisah hubung tanah dibuat
sedemikian rupa sehingga saat kondisi terbuka dan tertutup
kontak pemutus dapat berlangsung dengan cepat
8. Lampu Indikator
Sebagai tanda tegangan menegah pada sisi kabel, bisa
berasal dari sisi lain kabel ini ataupun berasal dari busbar sebagai
tanda alat hubung dimasukkan.
9. Pemanas (Heater)
Berfungsi sebagai menjaga suhu dan kelembapan di dalam
kubikel agar meminimalisir dampak korona , heater kubikel
bertegangan 220 V yang berasal dari RTU atau PHB TR trafo
distribusi
10. Handle Kubikel (Tuas Operasi)
Alat yang digunakan menggerakkan mekanik kubikel,
dengan kondisi membuka atau menutup posisi LBS,PMT, PMS ,
pemisah tanah (grounding) atau pengisian pegas untuk energi
membuka / menutup kontak hubung, pada satu kubikel, jumlah
handle yang tersedia bisa satu macam atau lebih.
15
2.2.4 Jenis-Jenis Gangguan
1. Gangguan Internal
Merupakan gangguan yang terjadi akibat sistem itu sendiri.
Contohnya hubung singkat, kerusakan komponen, switching, arus
bocor, kegagalan isolasi dan lain-lain.
2. Gangguan Eksternal
Merupakan gangguan yang terjadi akibat alam atau bukan
dari sistem. Contohnya Bencana alam, suhu lingkungan, dan lain-
lain
2.2.5 Korona
Korona adalah peristiwa yang terjadi pada kondisi udara di
sekitar penghantar terionisasi. Dan proses ini terjadi pelepasan
muatan yang dapat berakibat kegagalan isolasi pada udara.
Mekanisme terjadinya korona:
1. Atom netral medium, di dalam suatu wilayah medan listrik yang
kuat diionisasikan oleh peristiwa tumbukan dan membuat
sebuah ion positif dan elektron bebas.
2. Medan listrik beroperasi pada partikel-partikel bermuatan lalu
memisahkan, mencegah penggabungan kembali, serta
mempercepat partikel-partikel itu, memberikan energi kinetik ke
setiap partikel.
3. Sebagai akibat dari peningkatan energi pada elektron lebih
jauh lagi sejumlah pasangan ion elektron/positif bisa
diciptakan dengan menabrakkan atom-atom netral. Lalu
mengalami proses pemisahan yang sama. Proses pemisahan
ini menciptakan sebuah longsoran elektron.
4. Dalam berbagai proses yang membedakan korona positif dengan
negatif, proses energi plasma ini diubah menjadi disosiasi
elektron tahap awal untuk menyebabkan longsoran lebih jauh
lagi.
16
5. Banyak ion terbentuk di dalam rangkaian longsoran ini (yang
berlainan antara korona positif dengan negatif) ditarik ke
elektrode tak melengkung, melengkapi sirkuit dan
mempertahankan aliran arus.
17
BAB III
METODE PENELITIAN
18
3. Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data dengan metode
wawancara dengan melakukan tanya jawab dengan pihak terkait dan
metode observasi dengan mengamati serta menganalisa objek
penelitian sehingga mendapatkan data dan informasi
4. Analisis Sistem
Pada tahap ini peneliti telah memperoleh data-data yang
dibutuhkan dalam penelitian yang mana kemudian data-data ini akan
diolah, dianalisa dan dievaluasi untuk mendapatkan hasil penelitian
yang sesuai kebutuhan.
5. Penulisan Laporan
Pada tahapan ini dilakukan pembuatan laporan yang disusun
berdasarkan hasil penelitian dengan teknik pengumpulan data primer
dan sekunder serta identifikasi sehingga menjadi laporan yang dapat
memberikan gambaran penelitian secara utuh.
19
Mulai
1. Studi Literatur
2. Inspeksi Gardu
Pengambilan Data:
1. Data inspeksi gardu KG 68
2. Pengukuran arus dan cosφ gardu KG 68
3. Durasi lama padam
Selesai
20
3.2 Teknik Analisis
21
BAB IV
4.1 Hasil
22
Jl. Tipar Kondisi Plat Laksanakan
Cakung tutup baik, Pemeliharaan
Pool Ppd Sesuai
4. CK 157 Portal Heater Nyala, Jadwal
Kondisi Korona
tidak
23
Tabel 4.2 adalah data dari gardu KG 68 dari konsumen Dharma
Neswara. Gardu ini berjenis Gardu beton dan disuplai dari Garu induk
Pegangsaan melalui penyulang Plafon, kapasitas trafo pada gardu ini
400 kVA. Gardu KG 68 mempunyai 3 set kubikel terdiri dari kubikel
incoming KG 66, kubikel outgoing CK 150 dan kubikel PB trafo.
Diketahui pula arus dan cosφ yang terukur dari PMT GI Pegangsaan
sebagai berikut:
R S T N
KG 68 0,85
55 A 55 A 55 A 0
KG 68
24
4.2 Pembahasan
KG 68
25
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan kondisi kubikel pada sisi luar
dengan menggunakan HVPD dengan tujuan mendeteksi partial
discharge pada bagian busbar kubikel, mekanik kubikel, dan
incoming kabel kubikel.
Tabel 4.5 Pengukuran Alat HVPD Sebelum Pemeliharaan Gardu
KG 68
26
Gambar 4.5 Heater Kubikel Saat Inspeksi
27
6. Membersihkan debu pada kompartemen kubikel sisi dalam
dengan vacum cleaner.
7. Mengeringkan isolator, indoor terminal, busbar, kompartemen
kubikel secara merata dengan burner atau blender LPG.
8. Memeriksa kekencangan mur baut busbar dengan kunci torsi
dan membersihkan busbar.
9. Membersihkan isolator penumpu busbar, isolator-isolator pada
kompartemen indoor terminal dan mekanik kubikel
10. Membersihkan kompartemen dan body kubikel sisi dalam
kemudian lapisi dengan kuas/spray .
11. Memeriksa kondisi dan fungsi heater, heater harus dalam
kondisi rusak langsung diganti dengan yang baru.
12. Meyakinkan bahwa tidak ada peralatan yang tertinggal di
dalam kompartemen kubikel, memasang tutup mekanik & bus
bar, melepas grounding system, memasang pintu kubikel.
13. Melakukan pembebanan pada kubikel yang telah selesai
dipelihara.
29
4.2.2 Perhitungan Energi Kwh Yang Tidak Terjual
= √3 x 20.000 V x 55 A x 0,85 x ( )
= 1.644.509 Wh
= 1644,5 kWh
Perhitungan energi saat kondisi padam karena adanya
pemeliharaan gardu
kWh yang tidak terjual = √3 x V x I x Cosφ x t
= √3 x 20.000 V x 55 A x 0,85 x ( )
= 2.480.243 Wh
= 2480,24 kWh
4.2.3 Perhitungan Biaya Kwh Yang Tidak Terjual
Pada pembahasan ini akan diketahui biaya kWh yang tidak terjual
saat kondisi padam karena adanya gangguan korona pada kubikel 20 kV
maupun biaya kWh yang tidak terjual saat dilaksanakannya
pemeliharaan gardu. Untuk perhitungannya menggunakan Perhitungan
pada sub bab 4.2.2 dan Tarif Dasar Listrik (TDL) serta menggunakan
persamaan 3.2.
30
Perhitungan biaya saat kondisi padam karena adanya gangguan
korona pada kubikel 20 kV
Biaya untuk kWh yang tidak terjual = Total kWh x TDL
= 1644,5 kWh x Rp. 1.425
= Rp. 2.343.412
Perhitungan biaya saat kondisi padam karena adanya pemeliharaan
gardu
Biaya untuk kWh yang tidak terjual = Total kWh x TDL
= 2480,24 kWh x Rp. 1.425
= Rp. 3.534.342
Total biaya kWh yang tidak terjual saat kondisi padam karena
adanya gangguan korona pada kubikel 20 kV maupun biaya kWh
yang tidak terjual saat dilaksanakannya pemeliharaan gardu.
Padam
Rp. 2.343.412 1644,5 kWh
gangguan korona
kubikel 20 kV
KG 68
Padam
31
Dapat diketahui dari tabel 4.5, kerugian biaya saat energi kWh
yang tidak terjual sebesar 1644,5 kWh di kondisi padam karena korona
kubikel 20 kV sebesar Rp. 2.343.412 dan kerugian biaya saat energi
kWh yang tidak terjual sebesar 2480,24 kWh di kondisi Padam
pemeliharaan gardu sebesar Rp. 3.534.342 . Dan total biaya kerugian
sebesar Rp. 5.877.754
32
BAB V
5.1 Kesimpulan
33
5.2 Saran
34
DAFTAR PUSTAKA
Tim PLN Disjaya. 2014. Proses Bisnis Excellence Kubikel 20 Kv. PT.PLN
(Persero). Jakarta.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Personal
NIM : 201771071
Nama : Hendrawan Tri Agung
Tempat / Tanggal Lahir : Cirebon / 04 April 1999
Jenis Kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Program Studi : DIII Teknologi Listrik
Alamat : Jl. Perjuangan Gg At-Taubah No.13 Rt.02/Rw.08
Kel. Karyamulya Kec. Kesambi Kota Cirebon Jawa
Barat
Nomor Telepon : 08978150054
Email : agung441999@gmail.com
Penulisan
Maurira Reason: I am approving this
document with my legally
binding signature
ya Location: Jakarta
Date: 2020-08-13 22:56:57
Foxit Reader Version: 9.7.1
5. 05-03-2020 Kartika
Digitally signed by Kartika Tresya Mauriraya
DN: C=ID, OU=Bagian Layanan Karir dan
A1
teori dan Tinjauan Pustaka Digitally signed by Kartika Tresya Mauriraya
DN: C=ID, OU=Bagian Layanan Karir dan Alumni,
Kartika Tresya
O=Institut Teknologi PLN, CN=Kartika Tresya
Mauriraya, E=kartika@itpln.ac.id
Reason: I am approving this document with my
Konsultasi BAB I, BAB II, dan BAB III Kartika Digitally signed by Kartika
Tresya Mauriraya
DN: C=ID, OU=Bagian
Layanan Karir dan Alumni,
12. 11-05-2020 untuk judul yang baru tentang kubikel Tresya O=Institut Teknologi PLN,
CN=Kartika Tresya Mauriraya,
E=kartika@itpln.ac.id
sudah diperoleh dari tempat magang Mauriray with my legally binding signature
Location: Jakarta
Date: 2020-08-13 23:01:38
Foxit Reader Version: 9.7.1
a
Konsultasi menyeluruh tentang BAB I, Kartika Digitally signed by Kartika
Tresya Mauriraya
DN: C=ID, OU=Bagian
Layanan Karir dan Alumni,
14. 20-06-2020 BAB II, BAB III, BAB IV dan BAB V Tresya
O=Institut Teknologi PLN,
CN=Kartika Tresya
Mauriraya,
E=kartika@itpln.ac.id
ya Location: Jakarta
Date: 2020-08-13 23:02:07
Foxit Reader Version: 9.7.1
A2
Lampiran B Single line Penyulang Plafon
B1
Lampiran C SOP Pemeliharaan Kubikel TM 20 kV
C1
C2
C3
C4
Lampiran D Pengukuran Alat HVPD Sebelum Dan Sesudah Pemeliharaan
D1
Pengukuran Partial Discharge Sesudah Pemeliharaan Gardu KG 68
D2