Anda di halaman 1dari 60

INSTITUT TEKNOLOGI – PLN

PROYEK AKHIR

PENGARUH GANGGUAN KORONA PADA KUBIKEL 20 KV


GARDU KG 68 TERHADAP KWH TIDAK TERJUAL DI PT. PLN
UP3 AREA MARUNDA

DISUSUN OLEH :

HENDRAWAN TRI AGUNG

201771071

PROGRAM DIPLOMA III TEKNOLOGI LISTRIK

FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN

INSTITUT TEKNOLOGI PLN

JAKARTA, 2020
LEMBAR PENGESAHAN

PROYEK AKHIR

PENGARUH GANGGUAN KORONA PADA KUBIKEL 20 KV


GARDU KG 68 TERHADAP KWH TIDAK TERJUAL DI PT. PLN
UP3 AREA MARUNDA

Disusun oleh :

HENDRAWAN TRI AGUNG


NIM : 2017-71-071

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Pada Kurikulum


Program Studi Diploma III Teknologi Listrik

FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN


INSTITUT TEKNOLOGI – PLN

Jakarta, 20 Juli 2020


Mengetahui, Disetujui,
Kepala Program Studi Dosen Pembimbing Utama
Diploma III Teknologi Listrik Digitally signed by Kartika Tresya

Digitally signed Kartika Mauriraya


DN: C=ID, OU=Bagian Layanan Karir
dan Alumni, O=Institut Teknologi PLN,
CN=Kartika Tresya Mauriraya,
by Retno Aita D
Date: 2020-09-14
Tresya E=kartika@itpln.ac.id
Reason: I am approving this document
with my legally binding signature

08:39:54 Mauriraya Location: Jakarta


Date: 2020-08-13 22:30:35
Foxit Reader Version: 9.7.1

Retno Aita Diantari, S.T., M.T. Kartika Tresya Mauriraya, S.Pd., M.Pd.

Dosen Pembimbing Kedua

Rio Afrianda, S.T., M.T.

i
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

Nama : Hendrawan Tri Agung

NIM : 2017-71-071

Prodi : DIII TEKNOLOGI LISTRIK

Judul Proyek Akhir : Pengaruh Gangguan Korona Pada


Kubikel 20 Kv Gardu KG 68 Terhadap Kwh
Tidak Terjual Di PT. PLN UP3 Area
Marunda

Telah disidangkan dan dinyatakan Lulus Sidang Proyek Akhir pada Program
Diploma Tiga Program Studi Teknologi Listrik Institut Teknologi – PLN pada
tanggal 5 Agustus 2020
Juli 2020.

Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan

Ketua Digitally signed by Nurmiati Pasra

Nurmiati Pasra, S.T., M.T. Nurmiati DN: C=ID, OU=Wakil Rektor Bidang SDM dan
Kemahasiswaan, O=Institut Teknologi PLN,

Penguji
CN=Nurmiati Pasra, E=nurmiati@sttpln.ac.id
Reason: I am the author of this document

Pasra Location: 123456


Date: 2020-08-11 23:22:47
Foxit Reader Version: 9.7.0

Digitally signed by Retno


Sekretaris Aita Diantari, S_T_, M_T
Retno Aita Diantari, S.T., M.T.
Penguji Date: 2020-08-13 11:25:
21
Digitally signed by agus yogianto
Anggota
Aloysius Agus Yogianto, IR., M.T.
Penguji agus DN: C=ID, OU=electrical, O=itpln,
CN=agus yogianto,
E=agus.yogianto@sttpln.ac.id
Reason: I am approving this document

yogianto Location: Lbr-pengesahan-Hendrawan


Date: 2020-08-12 23:42:15
Foxit PhantomPDF Version: 9.6.0

Mengetahui,
Kepala Program Studi
Diploma III Teknologi Listrik

Digitally signed by
Retno Aita Diantari,
S_T_, M_T
Date: 2020-09-14 08:
42:01

(Retno Aita Diantari, S.T., M.T)

ii
UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan ini saya menyampaikan banyak terima kasih kepada :

Ibu Kartika Tresya Mauriraya, S.Pd., M.Pd


Bapak Rio Afrianda, S.T., M.T

Selaku Dosen Pembimbing Utama dan Dosen Pembimbing Kedua yang


dengan kesabarannya telah memberikan petunjuk, saran-saran serta
bimbingannya sehingga Laporan Kerja Magang ini dapat diselesaikan tepat
waktu.

Terima kasih yang sama, saya sampaikan kepada Bapak Yayan Sopian
selaku Pembimbing Lapangan Kegiatan Kerja Magang, yang telah mengijinkan
saya melakukan penelitian proyek akhir di PT. PLN ( Persero ) UP3 Marunda

Jakarta, 20 Juli 2020

Hendrawan Tri Agung


NIM : 2017-71-071

iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Sebagai civitas akademika Institut Teknologi – PLN, saya yang bertanda tangan
di bawah ini:

Nama : Hendrawan Tri Agung


NIM : 2017-71-071
Program Studi : DIPLOMA TIGA
Prodi : TEKNOLOGI LISTRIK
Jenis Karya : PROYEK AKHIR

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Institut Teknologi – PLN Hak Bebas Royalti Non Ekslusif (Nonexclusive
Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
Pengaruh Gangguan Korona Pada Kubikel 20 Kv Gardu KG 68 Terhadap Kwh
Tidak Terjual Di PT. PLN UP3 Area Marunda beserta perangkat yang ada (jika
diperlukan). Dengan hak bebas royalty non eklusif ini Institut Teknologi – PLN
berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk
pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan proyek Akhir saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Jakarta, 20 Juli 2020

Hendrawan Tri Agung


NIM : 2017-71-071

v
PENGARUH GANGGUAN KORONA PADA KUBIKEL 20 KV
GARDU KG 68 TERHADAP KWH TIDAK TERJUAL DI PT. PLN
UP3 AREA MARUNDA

Hendrawan Tri Agung, 2017-71-071


Dibawah Bimbingan Kartika Tresya Mauriraya, S.Pd., M.Pd
dan Rio Afrianda, S.T., M.T.

ABSTRAK

Pada pelaksanaan penyaluran listrik terutama jaringan 20 kV sering terdapat


gangguan pada Gardu Induk, Gardu Distribusi, dan Gardu Hubung. Terjadinya
gangguan biasanya terdapat pada kubikel 20 kV dan dampak yang dihasilkan
dari gangguan kubikel sangatlah mempengaruhi kualitas penyaluran listrik.
Gangguan kubikel yang terjadi biasanya disebabkan korona. Korona
merupakan suatu fenomena yang terjadi pada saat udara di sekitar konduktor
atau penghantar terionisasi dan terjadi pelepasan muatan sehingga
mengakibatkan kegagalan isolasi. Pengertian Kubikel 20 kV adalah
seperangkat peralatan listrik yang dipasang pada gardu distribusi yang
berfungsi sebagai pembagi, pemutus, penghubung pengontrol dan proteksi
sistem penyaluran tenaga listrik tegangan 20 kV. Penelitian ini menggunakan
metode kuantitatif. Dapat diketahui pada gardu KG 68 terdampak gangguan
akibat korona. Nilai arus gardu KG 68 dengan penyulang Plafon yang terukur
pada gardu induk Pegangsaan yaitu 55 A. Durasi waktu lama padam saat
terjadi korona kubikel yaitu 1 jam 1 menit dan durasi waktu lama padam saat
pemeliharaan gardu yaitu 1 jam 32 menit. Nilai kWh yang tidak terjual saat
terjadi pemadaman karena gangguan korona kubikel yaitu 1644,5 kWh dan nilai
kWh yang tidak terjual saat terjadi pemadaman karena pemeliharaan gardu
yaitu 2480,24 kWh. Biaya kWh yang tidak terjual saat terjadi pemadaman
karena gangguan korona kubikel yaitu Rp. 2.343.412 dan Biaya kWh yang
tidak terjual saat terjadi pemadaman karena pemeliharaan gardu yaitu Rp.
3.534.342

Kata Kunci : Kubikel 20 kV, Korona, kWh yang tidak terjual

vi
THE EFFECT OF CORRONA DISTURBANCE IN CUBICLE 20 KV
GARDU KG 68 TOWARDS KWH NOT SOLD AT PT. PLN UP3
AREA MARUNDA

Hendrawan Tri Agung, 2017-71-071


Under the Guidance of Kartika Tresya Mauriraya, S.Pd., M.Pd
and Rio Afrianda, S.T., M.T.

ABSTRACT

During the implementation of electricity distribution, especially the 20 kV


network, there are often disturbances at the substation, distribution substation,
and connection substation. The occurrence of disturbance is usually found in
the 20 kV cubicle and the impact resulting from the disturbance of the cubicle
greatly affects the quality of the electricity distribution. Cubicle disorders that
occur are usually caused by corona. Corona is a phenomenon that occurs when
the air around an conductor or conductor is ionized and a charge is released
which results in failure of insulation. Understanding Cubicle 20 kV is a set of
electrical equipment mounted on a distribution substation that functions as a
divider, breaker, connecting controller and protection of 20 kV voltage
distribution system. This research uses quantitative methods. Can be seen in
KG 68 substations affected by corona interference. The current value of KG 68
substations with Ceiling feeders measured at Pegangsaan substation is 55 A.
The long duration of time to go out when the corona cubicle occurs is 1 hour 1
minute and the length of time to go out when maintenance of the substation is 1
hour 32 minutes. The kWh value that was not sold when there was a blackout
due to disturbance of the cubicle corona was 1644.5 kWh and the value of kWh
that was not sold during the outage due to maintenance of the substation was
2480.24 kWh. The cost of kWh that was not sold when there was a blackout
due to the disturbance of the cubicle corona was IDR 2,343,412 and costs of
kWh that were not sold when there was a blackout due to maintenance of
substations, namely Rp. 3,534,342

Keywords: Cubicle 20 kV, Corona, kWh not sold

vii
DAFTAR ISI
Hal.
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI ............................................................ ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PROYEK AKHIR..................................... iii

LEMBAR UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................. iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................................... v

ABSTRAK .......................................................................................................... vi

ABSTRACT ....................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi

DAFTAR RUMUS ............................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.. .................................................................................. 1

1.2 Permasalahan Penelitian .................................................................... 2

1.2.1 Identifikasi Masalah ..................................................................... 2

1.2.2 Ruang Lingkup Masalah .............................................................. 2

1.2.3 Rumusan Masalah....................................................................... 2

1.3 Tujuan Dan Manfaat ........................................................................... 3

1.4 Sistematika Penulisan. ........................................................................ 3

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 5

2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................................ 5

2.2 Teori Pendukung ................................................................................ 6

2.2.1 Jaringan Distribusi ......................................................................... 7

viii
2.2.2 Kubikel 20 kV .............................................................................. 10

2.2.3 Bagian-Bagian Dari Konstruksi Kubikel 20 kV ............................ 14


2.2.4 Jenis-Jenis Gangguan ................................................................ 16
2.2.5 Korona ........................................................................................ 16

BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 18

3.1 Perancangan Penelitian .................................................................. 18

3.2 Teknik Analisis ................................................................................ 21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 22

4.1 Hasil ................................................................................................ 22

4.2 Pembahasan ................................................................................... 25

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 33

5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 33

5.2 Saran .............................................................................................. 34

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 4.1 Inspeksi Gardu .................................................................................. 22

Tabel 4.2 Gardu KG 68 ..................................................................................... 23

Tabel 4.3 Data Arus dan Cosφ Gardu KG 68 ................................................... 24

Tabel 4.4 Data Durasi Lama Padam ................................................................ 24

Tabel 4.5 Pengukuran Alat HVPD Sebelum Pemeliharaan Gardu KG 68 ........ 26

Tabel 4.5 Pengukuran Alat HVPD Setelah Pemeliharaan Gardu KG 68 .......... 29

Tabel 4.5 Biaya dan energi yang tidak terjual .................................................. 31

x
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 2.1 Sistem Tenaga Listrik...................................................................... 6

Gambar 2.2 Konfigurasi Jaringan Distribusi Primer ............................................ 7

Gambar 2.3 Konfigurasi Jaringan Distribusi Radial............................................. 8

Gambar 2.4 Konfigurasi Jaringan Distribusi Loop ............................................... 9

Gambar 2.5 Konfigurasi Jaringan Distribusi Spindel ........................................... 9

Gambar 2.6 Kubikel 20 kV ................................................................................ 10

Gambar 2.7 Simbol diagram PMT..................................................................... 11

Gambar 2.8 Simbol diagram PMS .................................................................... 11

Gambar 2.9 Simbol diagram LBS .................................................................... 11

Gambar 2.10 Simbol diagram Kubikel CB Out Metering ................................. 12

Gambar 2.11 Simbol diagram Kubikel TP ........................................................ 13

Gambar 2.12 Simbol diagram Kubikel PT ........................................................ 13


Gambar 2.13 Simbol diagram Kubikel B1 ......................................................... 14
Gambar 2.14 Korona Di Kubikel 20 Kv ............................................................. 17
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian ................................................................. 20
Gambar 4.1 Kondisi Luar Gardu Saat Inspeksi ........................................................... 25
Gambar 4.2 Kondisi Dalam Gardu Saat Inspeksi.............................................. 25
Gambar 4.3 Kubikel Saat Inspeksi .................................................................... 25
Gambar 4.4 Korona Di Incoming Kabel Kubikel ................................................ 26
Gambar 4.5 Heater Kubikel Saat Inspeksi ........................................................ 27
Gambar 4.6 Kondisi Luar Gardu Setelah Pemeliharaan ................................... 28
Gambar 4.7 Pembersihan Dalam Gardu Saat Pemeliharaan ........................... 28
Gambar 4.8 Pemeliharaan Sisi Dalam Kubikel ................................................. 28
Gambar 4.9 Pembersihan Korona .................................................................... 28
Gambar 4.10 Hasil Pembersihan Korona ......................................................... 29
Gambar 4.11 Heater Kubikel Setelah Pemeliharaan ........................................ 29

xi
DAFTAR RUMUS
Hal.
Persamaan 3.1 Rugi Energi .............................................................................. 21

Persamaan 3.2 Biaya Listrik ............................................................................. 21

xii
DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
Lampiran A Lembar Bimbingan Proyek Akhir ................................................. A1

Lampiran B Single line Penyulang Plafon ....................................................... B1

Lampiran C SOP Pemeliharaan Kubikel TM 20 kV......................................... C1

Lampiran D Pengukuran Alat HVPD Sebelum Dan Sesudah Pemeliharaan .. D1

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan meningkatnya konsumsi energi listrik yang terus meningkat


seiring dengan jumlah pertumbuhan populasi penduduk yang masif, seperti
halnya pada daerah DKI Jakarta. Tentunya kebutuhan untuk pasokan
energi listrik juga terus meningkat, PLN sebagai pemegang kuasa
pengusahaan tenaga listrik diberi amanat oleh negara untuk menyalurkan
tenaga listrik kepada pelanggan yang tersebar di seluruh wilayah Republik
Indonesia. Listrik yang disalurkan oleh PLN ke seluruh pelanggan haruslah
mempunyai keandalan yang tinggi dan mutu yang baik. Semakin jarang
listrik aliran mengalami pemadaman dan drop tegangan sesuai dengan
standar yang dijanjikan, maka semakin baik juga keandalan dan mutu
penyaluran listrik PLN.
Dalam proses penyaluran listrik dari PLN ke masyarakat terdapat sistem
tenaga listrik yang terdiri dari bermacam subsistem yaitu sistem
pembangkit, sistem transmisi, sistem distribusi dan konsumen. Sistem
Distribusi memengang peran penting karena berfungsi untuk menyalurkan
energi listrik kepada konsumen dan merupakan sistem tenaga listrik paling
terdekat dengan masyarakat. Hal tersebutlah yang membuat sistem
distribusi harus mempunyai keandalan dan mutu penyaluran listrik yang
berkualitas baik sehingga dapat meminimalisir dari bermacam gangguan
yang terjadi .
Saat pelaksanaan penyaluran listrik terutama jaringan 20 kV sering
terdapat gangguan pada Gardu Induk, Gardu Distribusi, dan Gardu
Hubung. Terjadinya gangguan biasanya terdapat pada kubikel 20 kV dan
dampak yang dihasilkan dari gangguan kubikel sangatlah mempengaruhi
kualitas penyaluran listrik sehingga efeknya dapat dirasakan oleh
konsumen seperti pemadaman sesaat, tentunya hal tersebut dapat
mempengaruhi aktivitas keseharian konsumen akibat terhentinya pasokan

1
listrik. Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, maka dibuatlah
proyek akhir dengan judul “Pengaruh Gangguan Korona Pada Kubikel 20
Kv Gardu KG 68 Terhadap Kwh Tidak Terjual Di PT. PLN UP3 Area
Marunda”.

1.2 Permasalahan Penelitian

1.2.1 Identifikasi Masalah

Gangguan pada kubikel 20 kV di gardu KG 68 terjadi akibat


adanya korona karena heater didalam kubikel tidak menyala, yang
mana harus dilakukan pemeliharaan dan mengharuskan
pemadaman listrik. Pemadaman untuk pemeliharaan ini
menimbulkan Kwh tidak terjual.
1.2.2 Ruang Lingkup Masalah

Untuk mempermudah analisis sesuai dengan permasalahan


maka ruang lingkup akan dibatasi sebagai berikut
1. Pengaruh gangguan korona yang terjadi pada kubikel 20 kV
gardu KG 68
2. Perhitungan energi kWh tidak terjual akibat adanya
gangguan korona di kubikel 20 kV
3. Perhitungan biaya Kwh tidak terjual akibat adanya
gangguan korona di kubikel 20 kV

1.2.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh gangguan korona yang terjadi pada


kubikel 20 kV gardu KG 68 ?
2. Berapakah energi dan biaya Kwh tidak terjual akibat adanya
gangguan korona di kubikel 20 kV gardu KG 68 ?
3. Bagaimana mengatasi gangguan pada kubikel 20 kV gardu
KG 68 ?

2
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dan manfaat penilitian dalam penulisan proyek akhir ini

adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh gangguan korona yang terjadi di


kubikel 20 kV gardu KG 68.
2. Untuk mengetahui kerugian energi kWh yang tidak terjual
gangguan korona yang terjadi di kubikel 20 kV.
3. Untuk mengetahui kerugian biaya Kwh tidak terjual akibat
gangguan korona yang terjadi di kubikel 20 kV.

Manfaat dari dibuatnya proyek akhir ini adalah untuk:

1. Dapat mengetahui pengaruh gangguan korona yang terjadi di


kubikel 20 kV gardu KG 68.
2. Dapat mengetahui kerugian energi kWh tidak terjual akibat
gangguan korona di kubikel 20 kV.
3. Dapat mengetahui kerugian biaya kWh tidak terjual akibat
gangguan korona di kubikel 20 kV.

1.4 Sistematika Penulisan

Penulisan proyek akhir ini menggunakan sistematika yang


tersusun dalam beberapa bab yaitu :
Bab I Pendahuluan berisi tentang latar belakang, permasalahan
penelitian, tujuan serta manfaat penelitian, penulisan.dan sistematika.
Bab II Landasan Teori Bab ini didasarkan pada studi literatur, berisi
tentang teori pengertian, meninjau referensi-refernsi buku atau karya
ilmiah terdahulu dan membahas data-data yang dibutuhkan untuk
dianalisa. Bab III Metode Penelitian membahas cara melakukan analisa
dan perancangan dimulai dari bahan dan perlengkapan pendukung yang
harus disiapkan dan tahap yang harus dilakukan sampai akhir penelitian.
Bab IV Hasil Dan Pembahasan menjelaskan tentang perhitungan dan

3
pembahasan tentang energi kWh yang tidak terjual, biaya kWh yang
tidak terjual serta upaya untuk mengatasi korona pada kubikel 20 kV.
Bab V kesimpulan dan saran menjelaskan tentang kesimpulan yang
diperoleh setelah penelitian serta saran yang disampaikan.

4
BAB II

LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka

Untuk membantu menyelesaikan proses pembuatan Proyek Akhir


ini,dibutuhkan ada beberapa refrensi yang dapat menjadi acuan penulis
dalam melakukan penelitian.

1. Nurmiati Pasra, Andi Makkulau,Muhammad Oka Abriyanto, 2018.


Pada Jurnal Ilmiah SUTET Sekolah Tinggi Teknik PLN (STT-
PLN), Vol.8, No.2 diterbitkan tahun 2018 yang Berjudul “Analisa
Efek Korona Pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik 20 kV Pada
Gardu Beton”. Menjelaskan tentang Persoalan yang sering terjadi
di kubikel saat ini adalah korona, yaitu suatu fenomena yang
terjadi pada saat udara di sekitar konduktor atau penghantar
terionisasi. Dari proses tersebut terjadilah pelepasan muatan yang
dapat mengakibatkan kegagalan isolasi pada udara.
2. Faiz Husnayain, 2010. Pada Jurnal Fakultas Teknik Elektro
Universitas Indonesia diterbitkan tahun 2010 yang berjudul “Studi
Pengaruh Korona Pada Kubikel Model Terhadap Distorsi
Harmonisa Arus Dan Tegangan Sumber Listrik AC”. Menjelaskan
Penerapan tegangan tinggi AC pada sistem tenaga listrik
menimbulkan beberapa gejala, salah satunya korona. Salah satu
dampak yang ditimbulkan korona pada sistem tenaga listrik yaitu
kenaikan nilai distorsi harmonik dari gelombang distribusi.

5
2.2 Teori Pendukung

Sistem Tenaga Listrik adalah suatu sistem kesatuan dari tenaga listrik
yang terdiri dari mulai sistem pembangkitan tenaga listrik, sistem transmisi
tenaga listrik, sistem distribusi tenaga listrik hingga sampai kepada
konsumen tenaga listrik, yang saling ter interkoneksi.

Gambar 2.1 Sistem Tenaga Listrik

Pada umumnya sistem tenaga listrik mengandung 4 unsur, diantaranya :

1. Pembangkit Tenaga Listrik. Pembangkit adalah pusat dimana energi


listrik terbuat, dimana ada energi primer,energi mekanik, dan energi
listrik. Energi primer yaitu sumber pembuatan gerak untuk turbin sebagai
energi mekanik, dan generator merupakan pengubah energi listrik yang
di kopel satu poros bersama turbin, dapat berbentuk, PLTU, PLTG,
PLTGU, PLTA. Nilai tegangan yang dapat dihasilkan pusat tenaga listrik
yaitu tegangan menengah 11 kV, 20 kV dan berikutnya dilakukan step up
oleh trafo daya, kemudian disalurkan ke saluran transmisi tegangan
tinggi 150 kV, 500 kV bergantung pada rasio trafo step up yang dipakai.
2. Sistem Transmisi. Memakai Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 30
kV s/d 150 kV. SKTT terdapat pada per-kota besar di Indonesia
(terutama di Jawa), bermacam-macam pertimbangan keaman dan
estetika , terutama tidak memungkinkannya penerapan SUTT sebab
tidak mungkin mendapat lahan untuk pondasi tower.
3. Sistem Distribusi terdapat setelah GI penurun tegangan, umumnya dari
GI keluar beberapa penyulang tenaga listrik, lalu tenaga listrik ini
disalurkan untuk menyuplai industri maupun kepada konsumen memakai
media transformator distribusi menurun tegangan yang awalnya
Tegangan Menengah 20kV menjadi Tegangan Rendah 220V/380V.

6
4. Utilisasi Beban dan Konsumen . Terdiri dari instalasi pengguna tenaga
listrik dengan tergantung kepada tipe pemakaian tegangan mulai dari
tegangan menegah 20kV dan tegangan rendah 220V/380V. Untuk
pengguna tegangan menengah yaitu industri berskala kecil atau besar
sedangkan tegangan rendah 220V/380V pemakainya pelanggan atau
konsumen rumah tangga.

Jaringan distribusi dengan tegangan rendah 220 sampai dengan 380 V /


231 V sampai dengan 400 V disebut jaringan sekunder , di mana
jaringannya mempergunakan kabel yang dililit bisa disebut twisted cable.
Dan pasokan listriknya didapatkan melalui distribusi ( gardu beton , portal
dan cantol ).

Landasan teori ini membahas tentang macam-macam jaringan distribusi,


baik itu tegangan menengah (TM) dengan bermacam-macam sistem
jaringan pada tegangan menengah dan tegangan rendah (TR)

2.2.1 Jaringan Distribusi


Jaringan distribusi adalah jaringan tenaga listrik dari gardu induk
ke beban TM/gardu distribusi. Secara umum jaringan distribusi bisa
diuraikan menjadi dua bagian yaitu :
2.2.1.1 Jaringan Distribusi Primer

jaringan distribusi primer adalah jaringan mulai dari


transformator gardu induk sampai ke gardu distribusi, yang
dikenal dengan jaringan TM.

Gambar 2.2 Konfigurasi Jaringan Distribusi Primer

7
Jaringan ini bertegangan 20 kV , 70 kV atau 150 kV. Berikut
ini macam macam jaringan distribusi primer :
1. Jaringan Radial
Jaringan radial merupakan jenis jaringan distribusi primer
dan tiap-tiap segmennya hanya bisa mendistribusikan daya dari
satu aliran daya. Jaringan radial mampu menyalurkan listrik ke
kawasan berjenis lingkungan konsumsi listrik minim. Dan
keunggulannya yaitu sederhana didasari sudut teknis terlebih
anggaran pembangunan sangat kecil. Sedangkan kelemahan
dari jaringan ini yaitu kualitas pelayanan kurang terjamin.
Karena jika gangguan terjadi tak ada pengganti penyaluran
lain.

Gambar 2.3 Konfigurasi Jaringan Distribusi Radial

2. Jaringan Loop
Jaringan loop merupakan jaringan dengan bermula pada
satu titik di rel tegangan menengah pada Gardu Induk (GI) dan
direntangkan menuju titik-titik beban dan yang lalu berbalik
kembali menuju titik rel tegangan menengah di gardu induk
awal. Jaringan loop umumnya digunakan di saluran distribusi
dengan pemakain beban berkelanjutan dan segi kualitas
sedikit lebih bagus dibandingkan jaringan radial, dan banyak
pakai di kawasan industri ataupun pusat keuangan.
Keuntungan dari jaringan ini yaitu wilayah padam dapat
dibatasi ruang lingkup kecil disebabkan dua ujung penyulang
terkoneksi ke sumber maka mutu pelayanan dapat dipastikan .

8
Gambar 2.4 Konfigurasi Jaringan Distribusi Loop

3. Jaringan Spindel
Sebagai metode menjaga mutu penyaluran listrrik dengan
rancangan semua penyulang arah luar melalui gardu induk
sebuah gardu Hubung (GH). Pada jaringan spindel terdapat
penyulang ekspres. Penyulang ekspres tidak menyuplai gardu
distribusi, melainkan sebuah penyulang yang terhubung
langsung antar gardu induk dan gardu hubung bertujuan untuk
kontinuitas penyaluran listrik ke konsumen apabila terdapat
gangguan di sebuah penyulang untuk gardu distribusi. Maka,
penyulang ekspres dikondisi normal adalah kabel yang
memiliki tegangan hingga ke gardu hubung.

PENGATUR JARINGAN DISTRIBUSI

Gambar 2.5 Konfigurasi Jaringan Distribusi Spindel

9
2.2.1.2 Jaringan Distribusi sekunder
Jaringan distribusi sekunder umumnya bisa disebut JTR
(jaringan tegangan rendah) diawali bagian sekunder trafo
distribusi menuju SR (sambungan rumah) pada konsumen
dengan fungsi mendistribusikan daya listrik dari gardu distribusi
sampai dengan pelanggan, tegangan kerjanya yaitu tegangan
rendah 400/230 Volt atau 380/220 Volt. Jaringan sekunder
tegangan rendah memperoleh suplai paling banyak dari tiga
atau lebih penyulang, sehingga apabila salah satu penyulang
primer terjadi gangguan, maka sisa jaringan sekunder dapat
dengan akan mudah menampung beban dari penyulang terjadi
gangguan itu. Sistem ini dapat disebut jaringan kedua (second
contingency network). Jaringan sekunder tegangan rendah
haruslah dirancang sedetail mungkin hingga terdapat
pembagian beban dan pengaturan tegangan (voltage
regulation) yang baik.

2.2.2 Kubikel 20 kV

Pengertian Kubikel 20 kV adalah peralatan listrik yang


terpasang di gardu distribusi dengan fungsi untuk pembagi,
pemutus, penghubung pengontrol maupun proteksi sistem
penyaluran tenaga listrik tegangan 20 kV. Kubikel 20 kV umumnya
dipasang pada gardu distribusi atau gardu hubung berjenis beton
maupun berjenis kios.

Gambar 2.6 Kubikel 20 kV

10
Jenis-Jenis kubikel 20 kV

Berdasarkan fungsi dan nama peralatan yang terdapat pada kubikel


dikelompokan jadi berbagai jenis sebagai berikut:

1. Kubikel Pemutus Tenaga ( PMT = CB )


Berfungsi sebagai pembuka dan penutup aliran listrik
dengan kondisi berbeban atau tidak berbeban, tergolong pemutus
ketika adanya terjadi gangguan hubung singkat.

Gambar 2.7 Simbol diagram PMT

2. Kubikel PMS ( Pemisah )


Berfungsi sebagai pembuka dan penutup aliran listrik 20
kV tidak berbeban, karena kontak penghubung tidak dilengkapi
alat untuk meredam busur listrik.

Gambar 2.8 Simbol diagram PMS


3. Kubikel LBS ( Load Break Switch )
Berfungsi sebagai pembuka dan penutup aliran listrik
dalam kondisi sedang berbeban ataupun tidak berbeban.

Gambar 2.9 Simbol diagram LBS

11
4. Kubikel CB Out Metering ( PMT CB )
Berfungsi untuk memutus dan menghubungkan arus listrik
secara cepat pada kondisi normal ataupun gangguan. Kubikel ini
dapat juga dinamakan kubikel pmt (pemutus tenaga), kubikel ini
dilengkapi dengan relay proteksi circuit breaker (PMT, CB) kubikel
dapat dipasang untuk pembatas, pengukuran juga proteksi pada
tegangan menengah, trafo arus yang dipasang mempunyai satu
sisi sekunder ganda yang berfungsi menyalurkan arus ke
peralatan ukur kwh adapun sisi satunya lagi berfungsi memicu
relai proteksi pada waktu terjadi gangguan.

Gambar 2.10 Simbol diagram Kubikel CB Out Metering

5. Kubikel TP ( Transformer Protection)


Memiliki fungsi untuk proteksi trafo distribusi, dapat disebut
umumnya dengan kubikel Pemutus Beban, kubikel TP terdapat
lbs dan fuse proteksi trafo berukuran bermacam tipe dengan 25
A, 32 A, 43 A berkaitan dengan kapasitas pada trafo yang nanti
diamankan.

12
Gambar 2.11 Simbol diagram Kubikel TP

6. Kubikel PT ( Potential Transformer )


Berkemampuan untuk kubikel pengukuran, didalam kubikel
ini ada PMS, trafo tegangan step down mengecilkan tegangan
dari 20 kV ke 100 V untuk menyalurkan tegangan. Alat pengukur
kWh kubikel ini seringkali memakai istilah kubikel Voltage
Transformer (VT). Handle kubikel PT diwajibkan setiap saat pada
kondisi masuk dan terkunci. Sebagai pengaman trafo tegangan
terhadap gangguan hubung singkat maka harus terpasang fuse
TM.

Gambar 2.12 Simbol diagram Kubikel PT


7. Kubikel B1 ( Terminal Out Going )
Fungsi kubikel ini sebagai tempat terminal kabel ke
konsumen dengan pms, apabila posisi terbuka sehingga kontak
bergerak tersambung ke pentanahan.

13
Gambar 2.13 Simbol diagram Kubikel B1

2.2.3 Bagian-Bagian Dari Konstruksi Kubikel 20 kV

1. Kompartemen
Berbentuk lemari dibuat dari plat baja, dibagi jadi dua
bagian, bagian atas sebagai tempat busbar dan bagian bawah
sebagai tempat penyambungan dengan terminasi kabel. Pada
bagian bawah didepan terdapat pintu yang bisa dibuka namun
tegangan harus padam dan kabel terminasi sudah ditanahkan
Komparteman juga sebagai tempat dari terminal penghubung,
PMS, Fuse, LBS, PMT, CT, PT, mekanis kubikel serta instalasi
tegangan rendah, yang mana tidak akan memicu bahaya
terhadap operator karena pengaruh sentuhan langsung ke bagian
bertegangan.
2. Busbar
Fungsi busbar sebagai rel penyambung antar kubikel satu
dengan kubikel yang lain, letak busbar umumnya terdapat pada
bagian atas kubikel.
3. Kotak Pemutus
Berfungsi sebagai pemutus aliran listrik atau penghubung
aliran listrik. Kontak pemutus memiliki kontak gerak dan kontak
tetap untuk meredamkan busur api.
4. Pemisah Hubung Tanah

14
Sebagai pengaman kubikel di saat tidak ada tegangan
dengan menyambungkan terminal kabel ke grounding, maka jika
ada pekerjaan pada kubikel ini dapat meminimalkan adanya
kesalahan operasi yang membuat kabel bertegangan.
5. Terminal Penghubung
Dengan fungsinya untuk penghubung bagian kubikel
bertegangan satu dengan lainnya, terdiri dari beberapa terminal
yaitu : Terminal kabel, Terminal busbar, Terminal CT dan
Terminal PT.
6. Fuse Holder
Sebagai tempat fuse proteksi trafo di kubikel PT atau
kubikel PB.
7. Mekanis Kubikel
Memiliki fungsi untuk penggerak posisi terbuka / tertutup
kontak LBS, PMT serta PMS. Dan pemisah hubung tanah dibuat
sedemikian rupa sehingga saat kondisi terbuka dan tertutup
kontak pemutus dapat berlangsung dengan cepat
8. Lampu Indikator
Sebagai tanda tegangan menegah pada sisi kabel, bisa
berasal dari sisi lain kabel ini ataupun berasal dari busbar sebagai
tanda alat hubung dimasukkan.
9. Pemanas (Heater)
Berfungsi sebagai menjaga suhu dan kelembapan di dalam
kubikel agar meminimalisir dampak korona , heater kubikel
bertegangan 220 V yang berasal dari RTU atau PHB TR trafo
distribusi
10. Handle Kubikel (Tuas Operasi)
Alat yang digunakan menggerakkan mekanik kubikel,
dengan kondisi membuka atau menutup posisi LBS,PMT, PMS ,
pemisah tanah (grounding) atau pengisian pegas untuk energi
membuka / menutup kontak hubung, pada satu kubikel, jumlah
handle yang tersedia bisa satu macam atau lebih.

15
2.2.4 Jenis-Jenis Gangguan

Jenis-jenis terjadinya gangguan dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu :

1. Gangguan Internal
Merupakan gangguan yang terjadi akibat sistem itu sendiri.
Contohnya hubung singkat, kerusakan komponen, switching, arus
bocor, kegagalan isolasi dan lain-lain.
2. Gangguan Eksternal
Merupakan gangguan yang terjadi akibat alam atau bukan
dari sistem. Contohnya Bencana alam, suhu lingkungan, dan lain-
lain
2.2.5 Korona
Korona adalah peristiwa yang terjadi pada kondisi udara di
sekitar penghantar terionisasi. Dan proses ini terjadi pelepasan
muatan yang dapat berakibat kegagalan isolasi pada udara.
Mekanisme terjadinya korona:
1. Atom netral medium, di dalam suatu wilayah medan listrik yang
kuat diionisasikan oleh peristiwa tumbukan dan membuat
sebuah ion positif dan elektron bebas.
2. Medan listrik beroperasi pada partikel-partikel bermuatan lalu
memisahkan, mencegah penggabungan kembali, serta
mempercepat partikel-partikel itu, memberikan energi kinetik ke
setiap partikel.
3. Sebagai akibat dari peningkatan energi pada elektron lebih
jauh lagi sejumlah pasangan ion elektron/positif bisa
diciptakan dengan menabrakkan atom-atom netral. Lalu
mengalami proses pemisahan yang sama. Proses pemisahan
ini menciptakan sebuah longsoran elektron.
4. Dalam berbagai proses yang membedakan korona positif dengan
negatif, proses energi plasma ini diubah menjadi disosiasi
elektron tahap awal untuk menyebabkan longsoran lebih jauh
lagi.

16
5. Banyak ion terbentuk di dalam rangkaian longsoran ini (yang
berlainan antara korona positif dengan negatif) ditarik ke
elektrode tak melengkung, melengkapi sirkuit dan
mempertahankan aliran arus.

Peristiwa korona di kubikel 20 kV ditandai dengan bunyi


degung, kilatan cahaya dipermukaan elektroda dan bau ozon.
Indikasi awal untuk mendeteksi korona pada kubikel dapat
dilakukan dengan menganalisa bunyi dengung yang terjadi saat
inspeksi gardu berlangsung. Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi terjadinya korona di kubikel 20 kV yaitu cuaca,
suhu, tekanan udara dan kelembapan udara.

Gambar 2.14 Korona Di Kubikel 20 kV

17
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Perancangan Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dikarenakan


penelitian ini lebih menggunakan aspek pengukuran secara objektif
terhadap fenomena yang terjadi. Lokasi yang dipilih untuk melakukan
penelitian bertempat di PT. PLN (Persero) UP3 Area Marunda. Alasan
pemilihan lokasi tersebut karena terdapat data-data yang dibutuhkan
untuk penelitian ini. Waktu pelaksanaan penelitian berlangsung dari 3
Februari 2020 sampai dengan 3 Juni 2020. Dalam penyusunan
penelitian ini, memerlukan susunan kerangka kerja yang berguna untuk
memperjelas tahapan-tahapan pengerjaanya. Kerangka kerja ini adalah
langkah-langkah yang akan dilakukan dalam mencapai pemecahan
masalah yang akan dibahas, maka dapat diuraikan pembahasan
masing-masing tahap dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Studi Literatur
Pada tahap ini dilakukan pembelajaran terkait literatur, berbagai
buku, jurnal, artikel dan lain-lain guna melengkapi perbendaharaan
konsep dan teori, sehingga memiliki landasan keilmuan yang baik
serta sesuai pengetahuan untuk menentukan tujuan dan sasaran
proposal seknis.
2. Observasi Lapangan
Pada tahap ini dilakukan penentuan dengan kriteria yang sesuai
dengan proses pembelajaran studi literatur. Mengamati secara
langsung di ruang lingkup kerja untuk mengetahui metode yang
digunakan dan penerapan ilmu secara teori yang berkesinambungan
dengan pekerjaan nyata.

18
3. Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data dengan metode
wawancara dengan melakukan tanya jawab dengan pihak terkait dan
metode observasi dengan mengamati serta menganalisa objek
penelitian sehingga mendapatkan data dan informasi
4. Analisis Sistem
Pada tahap ini peneliti telah memperoleh data-data yang
dibutuhkan dalam penelitian yang mana kemudian data-data ini akan
diolah, dianalisa dan dievaluasi untuk mendapatkan hasil penelitian
yang sesuai kebutuhan.
5. Penulisan Laporan
Pada tahapan ini dilakukan pembuatan laporan yang disusun
berdasarkan hasil penelitian dengan teknik pengumpulan data primer
dan sekunder serta identifikasi sehingga menjadi laporan yang dapat
memberikan gambaran penelitian secara utuh.

19
Mulai

1. Studi Literatur
2. Inspeksi Gardu

Pengambilan Data:
1. Data inspeksi gardu KG 68
2. Pengukuran arus dan cosφ gardu KG 68
3. Durasi lama padam

1. Melakukan pemeliharaan gardu KG 68


2. Menghitung energi kWh yang tidak terjual
√3 x V x I x Cosφ x t
3. Menghitung biaya kWh yang tidak terjual
Total kWh x TDL

1. Didapatkan hasil gangguan korona


pada kubikel di gardu KG 68 berhasil
diatasi
2. Didapatkan hasil Perhitungan energi
kWh yang tidak terjual
3. Didapatkan hasil Perhitungan biaya
kWh yang tidak terjual

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

20
3.2 Teknik Analisis

Penelitian ini teknis analisis yang digunakan adalah analisis


dengan menggunakan data yang berupa angka-angka. Metode yang
digunakan adalah mengetahui nilai arus,tegangan dan cosφ pada
kubikel 20 kV, menghitung energi yang hilang akibat adanya
pemadaman sesaat pada kondisi padam akibat gangguan korona kubikel
maupun pemadaman sesaat pada kondisi pemeliharaan gardu,
kemudian menghitung kerugian biaya akibat adanya pemadam sesaat
pada kondisi padam akibat gangguan korona kubikel maupun
pemadaman sesaat pada kondisi pemeliharaan gardu.
Pemadaman karena terjadi gangguan ataupun karena
pemeliharaan gardu di PT.PLN (Persero) dapat dihitung berdasarkan
persamaan berikut ini:
Energi kWh yang tidak terjual = √3 x V x I x Cosφ x t (3.1)
Keterangan : V = Tegangan ( Volt )
I = Arus ( Ampere )
t = Waktu ( menit )
Cosφ = Faktor Daya
Kerugian energi dapat dipengaruhi oleh waktu lama padam,
sehingga hal tersebut juga mempengaruhi kerugian biaya kWh yang
tidak terjual selama lamanya padam. Untuk mengitungnya dapat
menggunakan persamaan berikut ini:
Biaya = Total kWh x TDL (3.2)
Keterangan : Total kWh = Jumlah Energi Listrik ( kWh)
TDL = Tarif Dasar Listrik ( Rp. 1.425 )

21
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Data Inspeksi Gardu

Data ini diperoleh dari inspeksi gardu distribusi kemudian


dilakukan proses pemeliharaan. Berikut merupakan data inspeksi
gardu:
Tabel 4.1 Inspeksi Gardu
No Gardu Jenis Alamat Kondisi Rekomendasi

Jl. Kali Kondisi Plat Laksanakan


Baru (PT. tutup baik, Pemeliharaan
Sesuai
Dharma Heater Nyala, Jadwal
1. PK 147N Beton Karya Kondisi Korona
Perdana tidak

Jl.Tipar Kondisi Plat Segera


Kampung tutup baik, Perbaiki,
Baru Tidak Boleh
Cakung Heater Tidak Ditunda
2. KG 68 Beton Nyala, Kondisi
Korona Iya

Hj Suriah Kondisi Plat Laksanakan


Jl tutup baik, Pemeliharaan
Inspeksi Sesuai
Cakung Heater Nyala, Jadwal
3. CK 236 Portal Drain Kondisi Korona
Timur No
tidak
617

22
Jl. Tipar Kondisi Plat Laksanakan
Cakung tutup baik, Pemeliharaan
Pool Ppd Sesuai
4. CK 157 Portal Heater Nyala, Jadwal
Kondisi Korona
tidak

Jl. Tipar Kondisi Plat Laksanakan


Cakung tutup baik, Pemeliharaan
Lions Sesuai
5. CK 150 Beton Wings Heater Nyala, Jadwal
Kondisi Korona
tidak

4.1.2 Data Gardu KG 68


Dari data tabel 4.1, dapat diketahui gardu yang terdapat gangguan
korona yaitu gardu KG 68. Berikut data dari gardu KG 68:
Tabel 4.2 Gardu KG 68
Nomor Gardu KG 68
Jenis Gardu Beton
Gardu Induk Pegangsaan
Penyulang Plafon

Alamat Jl.Tipar Kampung Baru Cakung

Konsumen Dharma Neswara


Merk Kubikel EGA dan SCHENEIDER
Daya 400 Kva
Tegangan 20 kV

23
Tabel 4.2 adalah data dari gardu KG 68 dari konsumen Dharma
Neswara. Gardu ini berjenis Gardu beton dan disuplai dari Garu induk
Pegangsaan melalui penyulang Plafon, kapasitas trafo pada gardu ini
400 kVA. Gardu KG 68 mempunyai 3 set kubikel terdiri dari kubikel
incoming KG 66, kubikel outgoing CK 150 dan kubikel PB trafo.
Diketahui pula arus dan cosφ yang terukur dari PMT GI Pegangsaan
sebagai berikut:

Tabel 4.3 Data Arus dan Cosφ Gardu KG 68

Nomor Gardu Arus (A) Cosφ

R S T N

KG 68 0,85

55 A 55 A 55 A 0

Diketahui data durasi waktu lama padam akibat kubikel dalam


gangguan korona dan waktu lama padam saat pemeliharaan gardu.
Berikut tabel durasi lama padam:

Tabel 4.4 Data Durasi Lama Padam

Nomor Gardu Durasi Lama Padam Keterangan

1 Jam 1 Menit Korona

KG 68

1 Jam 32 Menit Pemeliharaan Gardu

24
4.2 Pembahasan

4.2.1 Pemeliharaan Gangguan Akibat Korona Di Kubikel 20 kV Gardu

KG 68

Berikut ini merupakan cara yang dilakukan untuk Pemeliharaan


gangguan akibat korona di kubikel 20 kV gardu KG 68:
1. Lakukan Inspeksi Gardu
Hal ini sangat penting untuk mengatasi gangguan gardu
karena kita dapat mengetahui kondisi gardu baik atau tidak, dari
inspeksi yang dilakukan pada gardu KG 68 dapat diketahui
kondisi gardu sebagai berikut:

Gambar 4.1 Kondisi Luar Gambar 4.2 Kondisi Dalam


Gardu Saat Inspeksi Gardu Saat Inspeksi
Kondisi fisik luar gardu terdapat timbunan barang bekas
dan kondisi fisik dalam gardu terdapat berdebu, kemudian kondisi
kubikel terdapat bunyi degung yang cukup kencang dan bau ozon.

Gambar 4.3 Kubikel Saat Inspeksi

25
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan kondisi kubikel pada sisi luar
dengan menggunakan HVPD dengan tujuan mendeteksi partial
discharge pada bagian busbar kubikel, mekanik kubikel, dan
incoming kabel kubikel.
Tabel 4.5 Pengukuran Alat HVPD Sebelum Pemeliharaan Gardu
KG 68

Nomor Pengukuran Partial


Bagian Kubikel
Gardu Discharge (dB)
Busbar section kubikel 5
KG 68 Mekanik kubikel 4
Incoming kabel kubikel 12

Diketahui hasil pengukuran HVPD bahwa dibagian


incoming kabel kubikel terdapat lonjakan partial discharge lebih
besar dibandingkan bagian busbar dan mekanik kubikel. Berikut
merupakan bukti adanya korona pada incoming kabel kubikel:

Gambar 4.4 Korona Di Incoming Kabel Kubikel

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan kondisi heater dengan


menggunakan tespen dan diketahui bahwa heater dalam kondisi
tidak bertegangan dan heater sudah rusak karena pemakaian.

26
Gambar 4.5 Heater Kubikel Saat Inspeksi

Setelah selesai melakukan inspeksi gardu, maka


dilanjutkan dengan pembuatan jadwal untuk melaksanakan
pemeliharaan gardu.

2. Lakukan Pemeliharaan Gardu/ Revisi Gardu


Pemeliharaan ini merupakan tahap lanjutan setelah
inspeksi gardu, untuk pelaksanaan pemeliharaan gardu lebih
diutamakan untuk gardu yang terjadi gangguan terlebih dahulu
sedangkan jika gardu tidak terjadi gangguan maka pelaksanaan
pemeliharaannya sesuai dengan jadwal. Pada hasil inspeksi
gardu KG 68 terdampak korona pada kubikelnya.
Langkah-langkah pemeliharaan sebagai berikut:
1. Melakukan pembersihan pada bangunan gardu di sisi luar
maupun dalam gardu
2. Selanjutnya pemeliharaan kubikel melakukan pembebasan
tegangan kubikel.
3. Membuka saklar pemutus beban, kemudian memasukkan
saklar pentanahan.
4. Membersihkan debu pada kompartemen kubikel sisi luar
dengan vacum cleaner.
5. Membuka pintu & memasang grounding system, membuka
tutup mekanik & tutup busbar kubikel.

27
6. Membersihkan debu pada kompartemen kubikel sisi dalam
dengan vacum cleaner.
7. Mengeringkan isolator, indoor terminal, busbar, kompartemen
kubikel secara merata dengan burner atau blender LPG.
8. Memeriksa kekencangan mur baut busbar dengan kunci torsi
dan membersihkan busbar.
9. Membersihkan isolator penumpu busbar, isolator-isolator pada
kompartemen indoor terminal dan mekanik kubikel
10. Membersihkan kompartemen dan body kubikel sisi dalam
kemudian lapisi dengan kuas/spray .
11. Memeriksa kondisi dan fungsi heater, heater harus dalam
kondisi rusak langsung diganti dengan yang baru.
12. Meyakinkan bahwa tidak ada peralatan yang tertinggal di
dalam kompartemen kubikel, memasang tutup mekanik & bus
bar, melepas grounding system, memasang pintu kubikel.
13. Melakukan pembebanan pada kubikel yang telah selesai
dipelihara.

Gambar 4.6 Kondisi Luar Gambar 4.7 Pembersihan Dalam


Gardu Setelah Pemeliharaan Gardu Saat Pemeliharaan

Gambar 4.8 Pemeliharaan Sisi Gambar 4.9 Pembersihan


Dalam Kubikel Korona
28
Gambar 4.10 Hasil Pembersihan Korona

3. Lakukan Pemeriksaan Setelah Dilakukan Pemeliharaan Gardu


Hal ini berfungsi untuk memastikan bahwa gangguan yang
terjadi berhasil diatasi.
Tabel 4.6 Pengukuran Alat HVPD Setelah Pemeliharaan
Gardu KG 68

Nomor Pengukuran Partial


Bagian Kubikel
Gardu Discharge (dB)
Busbar section kubikel 0
KG 68 Mekanik kubikel 0
Incoming kabel kubikel 0
Diketahui hasil pengukuran alat HVPD setelah adanya
pemeliharaan yaitu tidak ditemukan partial discharge pada bagian
busbar kubikel, mekanik kubikel, maupun incoming kabel kubikel.
Selanjutnya lakukan pemeriksaan pada heater yang baru
dipasang dengan tespen, pastikan heater bertegangan.

Gambar 4.11 Heater Kubikel Setelah Pemeliharaan

29
4.2.2 Perhitungan Energi Kwh Yang Tidak Terjual

Pada pembahasan ini akan diketahui energi kWh yang tidak


terjual saat kondisi padam karena adanya gangguan korona pada
kubikel 20 kV maupun energi kWh yang tidak terjual saat
dilaksanakannya pemeliharaan gardu. Untuk data perhitungan memakai
data dari tabel 4.3 dan tabel 4.4 dengan tegangan 3 fasa yaitu 20 kV
serta menggunakan persamaan 3.1
Perhitungan energi saat kondisi padam karena adanya gangguan
korona pada kubikel 20 kV
kWh yang tidak terjual = √3 x V x I x Cosφ x t

= √3 x 20.000 V x 55 A x 0,85 x ( )
= 1.644.509 Wh
= 1644,5 kWh
Perhitungan energi saat kondisi padam karena adanya
pemeliharaan gardu
kWh yang tidak terjual = √3 x V x I x Cosφ x t

= √3 x 20.000 V x 55 A x 0,85 x ( )
= 2.480.243 Wh
= 2480,24 kWh
4.2.3 Perhitungan Biaya Kwh Yang Tidak Terjual

Pada pembahasan ini akan diketahui biaya kWh yang tidak terjual
saat kondisi padam karena adanya gangguan korona pada kubikel 20 kV
maupun biaya kWh yang tidak terjual saat dilaksanakannya
pemeliharaan gardu. Untuk perhitungannya menggunakan Perhitungan
pada sub bab 4.2.2 dan Tarif Dasar Listrik (TDL) serta menggunakan
persamaan 3.2.

30
Perhitungan biaya saat kondisi padam karena adanya gangguan
korona pada kubikel 20 kV
Biaya untuk kWh yang tidak terjual = Total kWh x TDL
= 1644,5 kWh x Rp. 1.425
= Rp. 2.343.412
Perhitungan biaya saat kondisi padam karena adanya pemeliharaan
gardu
Biaya untuk kWh yang tidak terjual = Total kWh x TDL
= 2480,24 kWh x Rp. 1.425
= Rp. 3.534.342

Total biaya kWh yang tidak terjual saat kondisi padam karena
adanya gangguan korona pada kubikel 20 kV maupun biaya kWh
yang tidak terjual saat dilaksanakannya pemeliharaan gardu.

TOTAL BIAYA = Rp. 2.343.412 + Rp. 3.534.342


= Rp. 5.877.754

Tabel 4.7 Biaya dan energi yang tidak terjual


Energi kWh yang
Biaya kWh yang
Nomor tidak terjual
tidak terjual Kondisi
Gardu (kWh)

Padam
Rp. 2.343.412 1644,5 kWh
gangguan korona
kubikel 20 kV

KG 68

Padam

Rp. 3.534.342 2480,24 kWh pemeliharaan


gardu

31
Dapat diketahui dari tabel 4.5, kerugian biaya saat energi kWh
yang tidak terjual sebesar 1644,5 kWh di kondisi padam karena korona
kubikel 20 kV sebesar Rp. 2.343.412 dan kerugian biaya saat energi
kWh yang tidak terjual sebesar 2480,24 kWh di kondisi Padam
pemeliharaan gardu sebesar Rp. 3.534.342 . Dan total biaya kerugian
sebesar Rp. 5.877.754

32
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang sudah dibahas, maka didapatkan beberapa


kesimpulan sebagai berikut:

1. Gardu KG 68 terdampak gangguan pada bagian kubikel tepatnya


pada bagian sisi incoming kabel sehingga mengakibatkan
pemadaman dengan total durasi lama padam yaitu 2 Jam 33
menit dan membuat kerugian energi serta biaya kWh tidak terjual.
Untuk mengatasi korona yang terjadi pada kubikel gardu yaitu
dengan melakukan inspeksi gardu, selanjutnya laksanakan
pemeliharaan gardu dengan segera, kemudian ganti komponen
yang rusak dan pastikan heater di dalam kubikel bekerja dengan
baik agar kelembapan terjaga sehingga terhindar dari resiko
terkena korona. Dan lakukan pemeriksaan setelah dilakukan
pemeliharaan gardu untuk memastikan bahwa gangguan yang
terjadi berhasil diatasi.
2. Energi kWh yang tidak terjual di gardu KG 68 saat adanya
pemadaman akibat gangguan korona kubikel yaitu 1644,5 kWh
dengan durasi waktu lama padam 1 jam 1 menit dan energi kWh
yang tidak terjual saat pemeliharaan gardu KG 68 yaitu 2480,24
kWh dengan durasi waktu lama padam 1 jam 32 menit.
3. Biaya kWh yang tidak terjual di gardu KG 68 saat adanya
pemadaman akibat gangguan korona kubikel yaitu Rp. 2.343.412
dengan durasi waktu lama padam 1 jam 1 menit dan biaya kWh
yang tidak terjual saat pemeliharaan gardu KG 68 yaitu Rp.
3.534.342 dengan durasi waktu lama padam 1 jam 32 menit.

33
5.2 Saran

Adapun beberapa saran yang akan disampaikan sebagai berikut ini:

1. Agar mempersingkat waktu padam sesaat untuk mengatasi


korona kubikel, disarankan untuk melakukan pemeliharaan pada
salah satu segmen bagian kubikel yang terkena koronanya saja.
2. Untuk memperkecil kerugian energi maupun biaya, proses
pemeliharan kubikel disarankan tanpa padam, dengan
melakukan pemeliharaan secara bergantian tiap segmen nya
3. Pada kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan agar
memperhatikan SOP (Standing Operating Procedure) yang
berpengaruh pada hasil pekerjaan yang baik.

34
DAFTAR PUSTAKA

Husnayain, Faiz. 2010. Studi pengaruh korona pada kubikel model


terhadap distorsi harmonisa arus dan tegangan sumber listrik AC.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Depok.

Kelompok Kerja Standar Kontruksi Disribusi Jaringan Tenaga Listrik dan


Pusat Penelitian Sains dan Teknologi Universitas Indonesia. 2010.
Standar Konstruksi Gardu Distribusi dan Gardu Hubung Jaringan
Distribusi Tenaga Listrik. PT.PLN (Persero). Jakarta.

Pasra, Nurmiati. Makkulau, Andi dan Abriyanto, Muhammad Oka. 2018.


Analisa Efek Korona Pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik 20 kV Pada
Gardu Beton. Sekolah Tinggi Teknik PLN. Jakarta.

PT.PLN (Persero). 2010. Proses Bisnis Manajemen Pemeliharaan


Distribusi (JTM, JTR, Gardu dan SR APP) Berbasis K3. PT.PLN
(Persero). Jakarta.

PT.PLN (Persero). 2017. Gardu Distribusi. Pusat Pendidikan Dan


Pelatihan.

Sarimun,Wahyudi. 2014. Pelayanan Teknik. Garamond. Jakarta.

Tim PLN Disjaya. 2014. Proses Bisnis Excellence Kubikel 20 Kv. PT.PLN
(Persero). Jakarta.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Personal
NIM : 201771071
Nama : Hendrawan Tri Agung
Tempat / Tanggal Lahir : Cirebon / 04 April 1999
Jenis Kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Program Studi : DIII Teknologi Listrik
Alamat : Jl. Perjuangan Gg At-Taubah No.13 Rt.02/Rw.08
Kel. Karyamulya Kec. Kesambi Kota Cirebon Jawa
Barat
Nomor Telepon : 08978150054
Email : agung441999@gmail.com

JENJANG NAMA LEMBAGA JURUSAN TAHUN LULUS

SD SDN 1 PELANDAKAN 2011

SMP SMPN 4 CIREBON 2014

SMA SMKN 1 CIREBON TEKNIK OTOMASI 2017


INDUSTRI

Demikianlah daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.


Jakarta, 20 Juli 2020

Hendrawan Tri Agung


LAMPIRAN - LAMPIRAN
Lampiran A Lembar Bimbingan Proyek Akhir

INSTITUT TEKNOLOGI – PLN

LEMBAR BIMBINGAN PROYEK AKHIR

Nama Mahasiswa : Hendrawan Tri Agung


Nim : 2017-71-071
Program Studi : Teknologi Listrik
Jenjang : Diploma III
Pembimbing Pertama (Materi) : Kartika Tresya Mauriraya, S. Pd., M. Pd.
Judul Proyek Akhir : Pengaruh Gangguan Korona Pada Kubikel
20 Kv Gardu KG 68 Terhadap Kwh Tidak
Terjual Di PT. PLN UP3 Area Marunda

No. Tanggal Materi Bimbingan Paraf


Pembimbing
1. 11-02-2020 Konsultasi judul proyek akhir Kartika Digitally signed by Kartika Tresya Mauriraya
DN: C=ID, OU=Bagian Layanan Karir dan
Alumni, O=Institut Teknologi PLN, CN=Kartika
Tresya Mauriraya, E=kartika@itpln.ac.id
Tresya Reason: I am approving this document with
my legally binding signature
Location: Jakarta

Mauriraya Date: 2020-08-13 22:56:09


Foxit Reader Version: 9.7.1

Konsultasi BAB I tentang Latar Kartika


Digitally signed by Kartika
Tresya Mauriraya
DN: C=ID, OU=Bagian
Layanan Karir dan Alumni,
2. 13-02-2020 Belakang dan Permasalahan Tresya O=Institut Teknologi PLN,
CN=Kartika Tresya Mauriraya,
E=kartika@itpln.ac.id

Mauriray Reason: I am approving this


document with my legally
binding signature
Penelitian a
Location: Jakarta
Date: 2020-08-13 22:56:33
Foxit Reader Version: 9.7.1

Konsultasi BAB I tentang Tujuan & Kartika Digitally signed by Kartika


Tresya Mauriraya
DN: C=ID, OU=Bagian
Layanan Karir dan Alumni,

3. 23-02-2020 Manfaat Penelitian dan Sistematika Tresya


O=Institut Teknologi PLN,
CN=Kartika Tresya
Mauriraya,
E=kartika@itpln.ac.id

Penulisan
Maurira Reason: I am approving this
document with my legally
binding signature

ya Location: Jakarta
Date: 2020-08-13 22:56:57
Foxit Reader Version: 9.7.1

Konsultasi BAB II tentang Landasan Kartika


Digitally signed by Kartika Tresya
Mauriraya

4. 26-02-2020 DN: C=ID, OU=Bagian Layanan


Karir dan Alumni, O=Institut
Teknologi PLN, CN=Kartika Tresya

teori dan Tinjauan Pustaka Tresya Mauriraya, E=kartika@itpln.ac.id


Reason: I am approving this
document with my legally binding
signature

Mauriraya Location: Jakarta


Date: 2020-08-13 22:57:25
Foxit Reader Version: 9.7.1

5. 05-03-2020 Kartika
Digitally signed by Kartika Tresya Mauriraya
DN: C=ID, OU=Bagian Layanan Karir dan

Konsultasi BAB II tentang Landasan Tresya


Alumni, O=Institut Teknologi PLN,
CN=Kartika Tresya Mauriraya,
E=kartika@itpln.ac.id
Reason: I am approving this document with
my legally binding signature
Location: Jakarta
Mauriraya Date: 2020-08-13 22:57:48
Foxit Reader Version: 9.7.1

A1
teori dan Tinjauan Pustaka Digitally signed by Kartika Tresya Mauriraya
DN: C=ID, OU=Bagian Layanan Karir dan Alumni,

Kartika Tresya
O=Institut Teknologi PLN, CN=Kartika Tresya
Mauriraya, E=kartika@itpln.ac.id
Reason: I am approving this document with my

Mauriraya legally binding signature


Location: Jakarta
Date: 2020-08-13 22:58:14
Foxit Reader Version: 9.7.1

Konsultasi BAB III tentang Kartika


Digitally signed by Kartika Tresya
Mauriraya

6. 17-03-2020 DN: C=ID, OU=Bagian Layanan


Karir dan Alumni, O=Institut
Teknologi PLN, CN=Kartika Tresya

Perencangan Penelitian Tresya Mauriraya, E=kartika@itpln.ac.id


Reason: I am approving this
document with my legally binding
signature

Mauriraya Location: Jakarta


Date: 2020-08-13 22:58:34
Foxit Reader Version: 9.7.1

Konsultasi BAB III tentang Teknis Kartika


Digitally signed by Kartika Tresya
Mauriraya

7. 20-03-2020 DN: C=ID, OU=Bagian Layanan


Karir dan Alumni, O=Institut
Teknologi PLN, CN=Kartika Tresya

Analisis Dan Jadwal Penelitian Tresya Mauriraya, E=kartika@itpln.ac.id


Reason: I am approving this
document with my legally binding
signature

Mauriraya Location: Jakarta


Date: 2020-08-13 22:59:00
Foxit Reader Version: 9.7.1

Konsultasi BAB III tentang Flowchart Kartika


Digitally signed by Kartika Tresya
Mauriraya

8. 23-03-2020 DN: C=ID, OU=Bagian Layanan


Karir dan Alumni, O=Institut
Teknologi PLN, CN=Kartika Tresya

dan rumus yang digunakan Tresya Mauriraya, E=kartika@itpln.ac.id


Reason: I am approving this
document with my legally binding
signature

Mauriraya Location: Jakarta


Date: 2020-08-13 22:59:23
Foxit Reader Version: 9.7.1

Konsultasi menyeluruh tentang Kartika


Digitally signed by Kartika Tresya
Mauriraya

9. 28-03-2020 DN: C=ID, OU=Bagian Layanan Karir


dan Alumni, O=Institut Teknologi
PLN, CN=Kartika Tresya Mauriraya,

proyek akhir yang sudah dibuat Tresya E=kartika@itpln.ac.id


Reason: I am approving this
document with my legally binding
signature

Mauriraya Location: Jakarta


Date: 2020-08-13 22:59:49
Foxit Reader Version: 9.7.1

Latihan Sidang Proposal PA Via Kartika


Digitally signed by Kartika Tresya
Mauriraya

10. 08-04-2020 DN: C=ID, OU=Bagian Layanan


Karir dan Alumni, O=Institut
Teknologi PLN, CN=Kartika Tresya

Teams Tresya Mauriraya, E=kartika@itpln.ac.id


Reason: I am approving this
document with my legally binding
signature

Mauriraya Location: Jakarta


Date: 2020-08-13 23:00:19
Foxit Reader Version: 9.7.1

Konsultasi tentang perubahan judul Kartika


Digitally signed by Kartika Tresya
Mauriraya

11. 05-05-2020 DN: C=ID, OU=Bagian Layanan


Karir dan Alumni, O=Institut
Teknologi PLN, CN=Kartika Tresya

proyek akhir Tresya Mauriraya, E=kartika@itpln.ac.id


Reason: I am approving this
document with my legally binding
signature
Mauriraya Location: Jakarta
Date: 2020-08-13 23:00:45
Foxit Reader Version: 9.7.1

Konsultasi BAB I, BAB II, dan BAB III Kartika Digitally signed by Kartika
Tresya Mauriraya
DN: C=ID, OU=Bagian
Layanan Karir dan Alumni,
12. 11-05-2020 untuk judul yang baru tentang kubikel Tresya O=Institut Teknologi PLN,
CN=Kartika Tresya Mauriraya,
E=kartika@itpln.ac.id

Mauriray Reason: I am approving this


document with my legally

yang sedang dikerjakan binding signature


Location: Jakarta

a Date: 2020-08-13 23:01:11


Foxit Reader Version: 9.7.1

Konsultasi BAB IV dan BAB V


Kartika Digitally signed by Kartika Tresya

13. 15-06-2020 mengenai data-data kubikel yang Tresya


Mauriraya
DN: C=ID, OU=Bagian Layanan Karir
dan Alumni, O=Institut Teknologi PLN,
CN=Kartika Tresya Mauriraya,
E=kartika@itpln.ac.id
Reason: I am approving this document

sudah diperoleh dari tempat magang Mauriray with my legally binding signature
Location: Jakarta
Date: 2020-08-13 23:01:38
Foxit Reader Version: 9.7.1

a
Konsultasi menyeluruh tentang BAB I, Kartika Digitally signed by Kartika
Tresya Mauriraya
DN: C=ID, OU=Bagian
Layanan Karir dan Alumni,
14. 20-06-2020 BAB II, BAB III, BAB IV dan BAB V Tresya
O=Institut Teknologi PLN,
CN=Kartika Tresya
Mauriraya,
E=kartika@itpln.ac.id

Proyek Akhir Maurira Reason: I am approving this


document with my legally
binding signature

ya Location: Jakarta
Date: 2020-08-13 23:02:07
Foxit Reader Version: 9.7.1

A2
Lampiran B Single line Penyulang Plafon

B1
Lampiran C SOP Pemeliharaan Kubikel TM 20 kV

C1
C2
C3
C4
Lampiran D Pengukuran Alat HVPD Sebelum Dan Sesudah Pemeliharaan

Pengukuran Partial Discharge Sebelum Pemeliharaan Gardu KG 68

1. Bagian Busbar kubikel

2. Bagian Mekanik Kubikel

3. Bagian Incoming Kabel Kubikel

D1
Pengukuran Partial Discharge Sesudah Pemeliharaan Gardu KG 68

1. Bagian Busbar kubikel

2. Bagian Mekanik Kubikel

3. Bagian Incoming Kabel Kubikel

D2

Anda mungkin juga menyukai