Anda di halaman 1dari 9

Intania Putri Zahra

M. Sidiq Abintan
 Korelasi adalah salah satu teknik analisis dalam statistik
yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel
yang juga bersifat kuantitatif. Sebagai contoh, kita dapat
menggunakan tinggi badan dan usia siswa SD sebagai
variabel dalam korelasi positif.
 Dua variable dikatakan berkolerasi apabila perubahan pada
variable yang satu akan diikuti perubahan pada variable yang
lain secara teratur dengan arah yang sama (positif) atau
berlawanan (negatif).
Contoh korelasi yang positif :
 Semakin tua usia siswa sd, maka tinggi badannya pun
semakin tinggi.
Contoh korelasi yang negatif :
 Semakin tinggi tingkat ketidak hadiran siswa di kelas,
maka nilai yang diperoleh cenderung semakin rendah.
 Statistik korelasi yaitu suatu cara atau metode untuk
mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear antar
variabelnya. Dan apabila terdapat hubungan maka
perubahan – perubahan yang terjadi pada salah satu
variabel X akan mengakibatkan terjadinya perubahan
pada variabel lainnya (Y).

Istilah tersebut juga dapat dikatakan istilah sebab


akibat, dan istilah tersebut menjadi ciri khas
tersendiri dari statistik korelasi.
KORELASI PRODUCT
MOMENT Ketentuan nilai r tidak lebih dari
harga (-1 ≤ r ≤ + 1).
 Untuk mencari hubungan Apabila r = -1 artinya korelasi
variabel bebas (X) dengan negatif sempurna, r = 0 artinya
variabel terikat (Y) dan data tidak ada korelasi, dan r = 1
berbentuk interval dan berarti korelasinya sempurna
positif (sangat kuat).
ratio. Uji ini lebih terkenal
dengan analisis korelasi Harga r dikonsultasikan dengan
Pearson Product Moment tabel interpretasi nilai r.
(r).
 Rumus
Rumus LANGKAH-LANGKAH
Koefisien Diterminan KORELASI PPM

1. Buatlah Ha dan Ho dalam bentuk kalimat


2. Buatlah Ha dan Ho dalam bentuk statistik
Kd/KP = Besarnya koefisien 3. Buatlah Tabel Penolong untuk Menghitung nilai korelasi
determinan (penentu) 4. Masukkan angka-angka statistik dari tabel penolong dengan
r = Koefisien korelasi rumus PPM (r)
5. Menentukan besarnya sumbangan (koefisien
Untuk menyatakan besar determinan/penentu) variabel X terhadap variabel Y dengan
rumus Kd/KP
kecilnya sumbangan
6. Menguji signifikan dengan rumus t hitung :
variabel X terhadap
Kaidah Pengujian :
variabel Y . Jika t hitung ≥ t tabel, maka signifikan
Jika t hitung ≤ t tabel, maka tidak signifikan
7. Ketentuan tingkat kesalahan (α) = 0,05 atau 0,01 dengan
rumus derajat bebas (db) = n -2
KORELASI PARSIAL
(PARTIAL CORRELATION)
 Suatu nilai yang
memberikan kuatnya
pengaruh atau hubungan
dua variabel atau lebih
yang salah satu atau
bagian variabel X konstan
atau dikendalikan.

t hitung = nilai yang dibandingkan dengan t tabel


n = jumlah sampel
r parsial = nilai koefisien parsial
KORELASI GANDA Untuk mengetahui signifikan
(PARTIAL CORRELATION) korelasi ganda X1 dan X2
 Suatu nilai yang memberikan terhadap Y ditentukan
kuatnya pengaruh atau hubungan dengan Rumus F hitung :
dua variabel atau lebih secara
bersamaan dengan variabel lain.

R = Nilai koefisien korelasi ganda


k = Jumlah variabel bebas
(independent)
n = Jumlah sampel
F = F hitung yg selanjutnya
dibandingkan dengan F tabel
 Dasar keputusan uji korelasi ganda
Pengambilan keputusan dapat dengan membandingkan
antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas sig
dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :
1. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil ≤ maka H0 diterima
dan Ha ditolak. Artinya tidak ada hubungan signifikan
antara variabel X dengan variabel Y.
2. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar ≥ maka H0 ditolak
dan Ha diterima. Artinya ada hubungan signifikan antara
variabel X dengan variabel Y.
 any question

Anda mungkin juga menyukai