Anda di halaman 1dari 10

II.

KAJIAN TEORI

II.1 Kajian Teori

II.1.1Kemampuan Komunikaasi Matematis Bangun Ruang

Secara umum, komunikasi dapat didefinisikan sebagai usaha penyampaian

pesan antarmanusia (Soyomukti, 2012:56). Komunikasi merupakan suatu

keterampilan yang sangat penting, karena menjadi alat bagi manusia untuk

berinteraksi dengan orang lain di lingkungannya baik secara verbal maupun tertulis

(Hendriana, Rohaeti & Sumarmo, 2018:60). Budi (2010:11) mendefinisikan

komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara

berurutan (ada tahapan atau sekuensi) serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun

waktu tertentu.

komunikasi menjadi salah satu tujuan pembelajaran matematika dan menjadi

salah satu standar kompetensi dalam pembelajaran matematika. Seperti yang telah

dijelaskan oleh NCTM mengenai standar proses pembelajaran matematika yaitu:

pertama, pemecahan masalah matematika; kedua, penalaran dan pembuktian

matematika; ketiga, komunikasi matematika; keempat, koneksi matematis; dan

kelima, representasi matematis (Shadiq, 2014:9). Kemampuan Komunikasi matematis

dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan dalam menggunakan bahasa

1
2

matematika, baik secara lisan ataupun tulisan untuk mengungkapkan ide-ide dan

gagasan secara tepat, jelas, dan logis (Indrawati 2019:342).

Menurut Schoen, Bean dan Zibarth dalam (Hendriana, Rohaeti & Sumarmo)

kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan dalam menjelaskan algoritma

dan menggunakan cara yang spesifik untuk menyelesaikan pemecahan masalah;

mengonstruksi dan menjelaskan sajian fenomena dunia nyata secara grafik, kata-kata

dan kalimat, persamaan, tabel, dan sajian secara fisik; memberikan dugaan tentang

gambar-gambar geometri. Selain itu, Triana & Zubainur dalam (Maulyda, 2019:66)

mendefinisikan komunikasi matematis sebagai suatu percakapan yang terjadi dalam

suatu lingkungan kelas. percakapan berisi tentang materi matematika yang dipelajari

di kelas, komunikasi di lingkungan kelas adalah guru dan siswa. Sedangkan

komunikasi matematis dapat secara tertulis maupun lisan yang disampaikan guru

kepada siswa.

Dari beberapa pernyataan di atas dapat di simpulkan bahwa kemampuan

komunikasi matematis merupakan kemampuan dalam pembelajaran matematika yang

perlu dimiliki oleh peserta didik berupa kemampuan menggunakan bahasa

matematika baik secara lisan maupun tulisan untuk menyelesaikan masalah,

menjelaskan, mengungkapkan ide matematika secara tepat dan logis.


3

Kementerian Pendidikan Ontario dalam (Hendriana dkk, 2018:62) merinci

indikator komunikasi matematis ke dalam beberapaa kegiataan matematis, antara

lain:

a. Written text, yaitu memberikan jawaban dengan menggunakan bahasa sendiri,

membuat model situasi atau persoalan menggunakan lisan, tulisan, konkret,

grafik dan aljabar, menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika

yang telah dipelajari, mendengarkan, mendiskusikan, dan menulis tentang

matematika, membuat konjektur, menyusun argument dan generalisasi.

b. Drawing, yaitu merefleksikan benda-benda nyata, gambar, dan diagram ke

dalam ide-ide matematika.

c. Mathematical expression, yaitu mengekspresikan konsep matematika dengan

menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau symbol matematika.

Selanjutnya, Maulyda (2019:68) merinci beberapa indikator kemampuan

komunikasi matematis yaitu sebagai berikut :

a. Menyatakan ide-ide matematis melalui lisan, tulisan, serta menggambarkan

secara visual.

b. Menganalisis dan mengevaluasi ide-ide matematis baik secara lisan maupun

tulisan.

c. Menggunakan istilah-istilah, bahasa atau simbol-simbol matematika, dan

struktur-strukturnya untuk memodelkan situasi atau permasalahan

matematika.
4

Salah satu materi dalam pembelajaran matematika yang memerlukan

kemampuan komunikasi matematis adalah materi bangun ruang. Bangun ruang

adalah bagian ruang yang dibatasi oleh himpunan titik-titik yang terdapat pada

seluruh permukaan bangun tersebut. Permukaan bangun tersebut disebut sisi

(Suharjana, 2008:5). Selanjutnya, Sumanto, dkk. (2008:149) menjelaskan bahwa

bangun ruang mempunyai sisi, rusuk, dan titik sudut. Sisi yaitu bagian ruang yang

membatasi bagian dalam dan bagian luar bangun tersebut Rusuk yaitu garis

pertemuan antara dua sisi pada bangun ruang tersebut. Titik sudut yaitu pojok bangun

ruang tersebut.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa bangun ruang adalah

bagian ruang yang dibatasi oleh himpunan titik-titik yang terdapat pada seluruh

permukaan bangun dan mempunyai sisi, rusuk, dan titik sudut. Berdasarkan uraian

tersebut dapat disimpulkan bahwa, kemampuan komunikasi matematis bangun ruang

adalah kemampuan yang diperoleh peserta didik berupa kemampuan dalam

memahami dan menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan gambar-gambar

geometri setelah melalui proses pembelajaran mengenai materi bangun ruang.

II.1.2Kemampuan Verbal

Kemampuan verbal adalah kemampuan yang dapat diukur melalui subtes

paham baca dan perbendaharaan kata; yang diukur melalui soal-soal berhitung; yang
5

diukur melalui manipulasi lambang; geometris yang diukur melalui respon cepat

kata-kata; yang diukur melalui ingatan kata-kata yang saling berhubungan; yang

melalui tes berbagai analogi atau seri melengkaapi kalimat atau pola tertentu

[CITATION Pro10 \l 1033 ]. Irawan (2016:124) mendefinisikan kemampuan verbal

sebagai suatu kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik dalam bentuk lisan dan

tulisan berupa kata-kata yang mampu menjadi sarana komunikasi pada diri peserta

didik dan sebagai data pemberi dan penerima informasi yang disampaikan.

Selanjutnya, Robingatin & Ulfa (2019:11) menjelaskan kemampuan verbal pada

peserta didik menjadi hal yang sangat penting karena merupakan sarana bagi peserta

didik untuk berkomunikasi dengan lingkungan dan orang-orang yang ada di

sekitarnya.

Dari beberapa penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan

verbal adalah kemampuan peserta didik dalam menguraikan kata-kata baik lisan

maupun tulisan sebagai sarana komunikasi untuk peserta didik dalam proses

pembelajaran.

Menurut Wahyuddin (2016:154) kemampuan verbal terdiri dari 4 indikator

yaitu:

a. Persamaan kata (sinonim)

Sinonim atau persamaan kata merupakan suatu kata yang memiliki struktur

atau bentuk yang berbeda tetapi memiliki makna yang serupa.


6

b. Lawan kata (antonim)

Antonim atau lawan kata adalah suatu kata yang berlawanan makna dengan

kata lain.

c. Padanan kata

Padanan kata dapat diartikan sebagai kata atau frasa pada sebuah bahasa yang

mempunyai kesejajaran makna dengan kata atau frasa dalam bahasa lain.

d. Hubungan kata

Hubungan kata merupakan hubungan sebab akibat dari suatu kata.

Selanjutnya, Wulandari (2018:24) menjelaskan kemampuan verbal peserta didik

dapat diukur melalui beberapa indikator berikut ini:

a. Perbendaharaan kata

Perbedaharaan kata adalah banyaknya kata yang dimiliki dalam suatu kalimat.

b. Persamaan Kata (sinonim)

c. Lawan Kata (antonim)

d. Analogi Verbal

Analogi verbal merupakan kemampuan yang berkaitan dengan kata-kata untuk

memecahkan suatu masalah.


7

II.2 Kerangka Berpikir

Kemampaun verbal merupakan kemampuan peserta didik dalam menguraikan

kalimat baik secara lisan maupun tulisan sebagai sarana komunikasi pada kegiatan

pembelajaran. Dalam pembelajaran matematika, kemampuan verbal dapat membantu

peserta didik untuk memahami hubungan kata dan kosakata, sehingga peserta didik

dapat mengkomunikasikan bahasa matematika serta menyelesaikan permasalahan

dalam pembelajaran matematika. Dengan kemampuan verbal yang baik, peserta didik

akan mempunyai kemampuan komunikasi matematis yang baik. Hal ini berarti

untuk dapat berkomunikasi matematis, peserta didik perlu menguasai kemampuan

verbal.

Kemampuan komunikasi matematis merupakan salah satu kemampuan yang

diperlukan oleh peserta didik dalam pembelajaran matematika. Dengan memiliki

kemampuan komunikasi matematis, peserta didik mampu untuk mengerti dan

menyelesaikan permasalah dalam pembelajaran matematika baik berupa persoalan,

gambar, grafik, dan diagram serta mampu menjelaskannya secara lisan maupun

tulisan. Salah satu materi pembelajaran matematika yang memerlukan kemampuan

komunikasi matematis adalah bangun ruang sisi datar. Dalam pembelajaran bangun

ruang sisi datar, peserta didik harus mampu memahami dan menyelesaikan
8

permasalahan matematika melalui gambar-gambar geometri sehingga kemampuan

komunikasi matematis diperlukan dalam pembelajaran bangun ruang sisi datar.

Berikut ini disajikan kerangka berpikir yang menggambarkan variabel bebas

yaitu kemampuan verbal (X) dengan variable terikatnya yaitu kemampuan

komunikasi matematis (Y).

Kemampuan Kemampuan
Verbal komuunikasi
matematis

Keterangan:

Rxy : Hubungan kemampuan verbal (X) dengan kemampuan komunikasi

matematis(Y)

2.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah

Ho: Tidak ada hubungan antara kemampuan verbal dengan kemampuan

komunikasi matematis

Hi : ada hubungan antara kemampuan verbal dengan kemampuan komunikasi

matematis.
9

DAFTAR PUSTAKA

Budi, R. (2010). Pengantar ilmu komunikasi. Makasar: Kretakupa Print.

Daniyati, N. A., & Sugiman. (2015). Hubungan antara kemampuan verbal,


kemampuan interpersonal, dan miinat belajar dengan prestasi belajar
matematika. PYTHAGORAS: Jurnal Pendidikan Matematika, 10(1), 50-60.

Hendriana, H., Rohaeti, E. E., & Sumarmo, U. (2017). Hard skills dan soft skills
matematik siswa. Bandung: PT Refika Aditama.

Heryan, U. (2018). Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa SMA


melalui pendekatan pembelajaran matematika realistik berbasis
etnomatematika. Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia, 3(2), 94-106.

Indrawati, F. (2019). Analisis Model Pembelajaran Treffinger terhadap Kemampuan


Komunikasi Matematika. Prosiding DPNPM Unindra, 339-350.

Irawan, A. (2016). Peranan kemampuan numerik dan verbal dalam berpikir kritis
matematika pada tingkat sekolah menengah atas. AdMathEdu, VI(2), 121-130.

Maulyda, M. A. (2019). Paradigma pembelajaran matematika berbasis NCTM.


Malang: CV IRDH.

Robingatin, & Ulfah, Z. (2019). Pengembangan bahasa anak usia dini (analisis
kemampuan bercerita anak). Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Soyomukti, N. (2012). Pengantar ilmu komunikasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Suharjana, A. (2008). Mengenal bangun ruang dan sifat-sifatnya di sekolah dasar.


Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Matematika.

Sumanto, Y., Kusumawati, H., & Aksin, N. (2008). Gemar matematika 5: untuk kelas
V SD/MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
10

Syafri, F. S. (2017). Kemampuan representasi matematis dan kemampuan pembuktian


matematika. Edumath, 3(1), 49-55.

Uno, H. B., & Umar, M. K. (2010). Mengelola kecerdasan dalam pembelajaran


sebuah konsep pembelajaran berbasis kecerdasan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Wahyuddin. (2016). Analisis kemampuan menyelesaikan soal cerita ditinjau dari


kemampuan verbal. Jurnal Tadris Matematika, 9(2), 148-160.

Wulandari, A. Y. (2018). Analisis kemampuan verbal siswa pada materi getaran,


gelombang, dan bunyi. Natural Science Education Research, 23-29.

Anda mungkin juga menyukai