Anda di halaman 1dari 31

I.

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Satu diantara mata pelajaran yang dipelajari peserta didik diberbagai tingkat

pendidikan dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi adalah matematika. Banyak

hal yang dipelajari dari matematika mulai dari perhitungan dasar sampai ke rumus-

rumus matematika yang rumit.  Matematika menjadi satu diantara bidang keilmuan

dimana mempunyai peranan penting bukan hanya untuk pembelajaran saja tetapi juga

berguna bagi kelangsungan hidup manusia. Berbagai macam persoalan pada

kehidupan sehari-hari bisa diselesaikan menggunakan cara matematika supaya lebih

mudah dan cepat. Dengan ilmu pengetahuan mengenai pelajaran matematika yang

dimiliki peserta didik diharapkan mampu mengimplementasikannya dalam dunia

nyata dan ikut serta aktif dalam pembelajaran matematika.

Pembelajaran matematika merupakan proses interaksi antara pendidik dengan

peserta didik untuk menyampaikan materi pembelajaran dalam rangka mencapai

tujuan pembelajaran. Selama pembelajaran matematika peserta didik perlu fokus

dalam pembelajaran. Peserta didik harus mampu memahami materi pembelajaran

agar bisa menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Salah satu upaya yang bisa

dilakukan oleh pendidik agar materi pelajaran lebih mudah dimengerti bagi peserta

didik yaitu menggunakan media atau alat pembelajaran. Peningkatan pemahaman

peserta didik dapat ditunjang oleh pendidik dengan sumber belajar berupa media

pembelajaran.

1
1

Media pembelajaran menjadi komponen penting pada proses pembelajaran.

Menurut Ramli (2012:2) apabila media pembelajaran dipergunakan secara tepat

maka, akan mampu membantu pendidik mengatasi kekurangan dalam pembelajaran

seperti penguasaan materi ataupun metodologi pembelajaran Penggunaan media

dalam pembelajaran dapat meningkatkan produktivitas pesan-pesan pembelajaran

yang disampaikan, karena media pembelajaran dapat mempermudah peserta didik

dalam memahami materi pembelajaran yang disampaikan, sehingga secara langsung

membantu efisiensi waktu, dan mengurangi beban pendidik. Alat pembelajaran atau

media yang bisa dipergunakan pendidik dapat berbentuk media audio, media visual

dan media audio visual atau media berbentuk video pembelajaran.

Video pembelajaran menjadi satu diantara media yang dapat mendukung

aktivitas belajar peserta didik. Menurut J.E Kemp (Agustriana, 2014:4) video

pembelajaran mampu menyajikan informasi, mengambarkan suatu proses, mampu

mengelola waktu pembelajaran secara efisien dan efektif serta dapat mempengaruhi

sikap. Peserta didik juga dapat mengulangi video pembelajaran hingga mampu

memahami materi pembelajaran yang disampaikan. Oleh sebab itu, bisa diambil

kesimpulan bahwa video pembelajaran dapat menumbuhkan keinginan peserta didik

untuk belajar, menjadikan lingkungan kelas lebih menyenangkan, meningkatkan mutu

pembelajaran dan membuat peserta didik fokus terhadap materi pembelajaran. Salah

satu materi pembelajaran matematika yang dirasa memerlukan media berupa video

pembelajaran adalah statistika.


2

Satistika mempelajari bagaimana cara untuk mengumpul, mrnganalisis

dan menyajikan data sehingga media berupa video pembelajaran dirasa dapat

mempermudah peseta didik dalam mempelajari statistika dengan visual yang

diberikan dan penjelasan secara lisan melalui video pembelajaran. Statistika

dapat bermanfaat pada kehidupan sehari-hari bahkan digunakan sebagai pengambilan

keputusan. Dalam mata pelajaran statistika yang diberikan untuk peserta didik kelas

VIII, peserta didik diwajibkan agar bisa mengumpulkan dan menganalisis data dari

suatu permasalahan maka karena itu manfaat statistika bagi peserta didik itu sendiri

adalah untuk dapat memahami informasi data yang diberikan dan membuat

kesimpulan dari suatu data. Sudrajat (2020:3) mendefinisikan statistika sebagai

pengetahuan yang berkaitan dengan bagaimana data dikumpulkan, diolah, dianalisis

dan ditarik kesimpulan, serta pengambilan keputusan yang tepat berdasarkan data-

data dan penganalisaan yang dilakukan. Pada tingkat SMP, termasuk di SMP Negeri 7

Kotabumi statistika menjadi salah satu mata pelajaran yang diajarkan di kelas VIII.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pendidik di SMP Negeri 7 Kotabumi

yaitu Ibu Yanu, diketahui permasalahan berhubungan dengan kegiatan pembelajaran

statistika di kelas VIII, yaitu terkait dengan media pembelajaran yang dipergunakan

oleh pendidik. Media yang digunakan pendidik sewaktu pembelajaran tatap muka

masih berbentuk buku cetak dan lembar kerja siswa (lks). Namun, dikarenakan

pembelajaran daring pendidik diharapkan mampu untuk menggunakan media

pembelajaran yang berguna selama pembelajaran jarak jauh. Media yang digunakan
3

oleh pendidik berupa google classroom dan materi pembelajaran dibagikan berupa

Powerpoint

Sebenarnya, materi pelajaran yang disampaikan sudah cukup membantu selama

kegiatan pembelajaran daring hanya saja masih ditemukan beberapa peserta didik

yang mendapati kesulitan dalam memahami materi pelajaran terutama statistika.

Satriawan (2018:279-280) menjelaskan berapa dugaan kesulitan peserta didik pada

materi stastistika yaitu dugaan kesulitan yang berkaitan dengan mean, median, dan

modus serta dugaan kesulitan dalam penyelesaian soal cerita. Peserta didik kelas VIII

di SMP Negeri 7 Kotabumi masih mendapati kesulitan dalam mempelajari statistika

karena diperlukan ketelitian untuk menganalisis data lebih lagi apabila harus

menghitung data yang tersedia. Lebih lanjut Permasalahan di sekolah tersebut

menyebabkan hasil belajar peseta didik kelas VIII menjadi rendah, di mana sebagian

besar memiliki nilai < 70. Seperti yang dipaparkan Tabel 1 dibawah ini:

Tabel 1
Data Hasil Belajar Statistika Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 7
Kotabumi Tahun Pelajaran 2020/2021

Nilai Kelas
Jumla Persentase
h
VIII
VIII A VIII B VIII C VIII E
D
< 70 26 26 28 25 28 133 83,12%
≥ 70 6 6 4 7 4 27 16,88%
Jumla 32 32 32 32 32 160 100%
4

h
Sumber : Dokumentasi data nilai siswa

Berdasarkan tabel 1 hasil belajar statistika peserta didik di SMP Negeri 7 dapat

diketahui nilai peserta didik masih dikatakan rendah karena sebagian besar nilai

peserta didik < 70 atau dengan kata lain sebagian besar peserta didik belum

memenuhi nilai kriteria ketuntasan minimum, yaitu dengan nilai 70 . Selanjutnya,

peneliti memberikan angket berupa analisis kebutuhan kepada peserta didik guna

mengetahui kesulitan yang didapat selama pembelajaran dan guna mengetahui apa

yang diperlukan peserta didik untuk menunjang kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan siswa diketahui sebagian besar peserta

didik menyetujui bahwa statistika merupakan bidang ilmu yang penting dan sulit

dimengerti, hal tersebut diperkuat berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Dewi, dkk. (2020:7) yaitu analisis kesulitan peserta didik saat mengerjakan soal

materi pelajaran statistika. Berdasarkan kesimpulan dari penelitian tersebut dapat

diketahui bahwa sebagian besar kesalahan yang dikerjakan peserta didik mempunyai

persentase kesalahan yang tinggi pada indeks penentuan nilai rata-rata suatu data dan

indeks analisis data. Statistika merupakan materi pembelajaran yang penting dan

berguna bagi peserta didik. Arifin (2014:4) menjelaskan alasan statistika penting

untuk dipelajari, yaitu statistika memberikan peserta didk pengetahuan dan

keterampilan untuk upaya mengevaluasi data. Pengetahuan statistika memungkinkan


5

peserta didik untuk dapat menerima, meragukan bahkan menyangkal kebenaran suatu

data.

Pada masa pandemi Covid-19, pembelajaran dilaksanakan dari rumah atau bisa

disebut dengan pembelajaran daring. Hal tersebut dilakukan guna untuk mengurangi

penyebaran virus Covid-19. Proses pembelajaran dilaksanakan menggunakan

teknologi yang berbasis internet untuk menunjang terpenuhinya pembelajaran jarak

jauh. Seperti yang terlihat dari hasil analisis kebutuhan, sebagian peserta didik

menyetujui bahwa sumber dari internet dapat membantu dalam proses pembelajaran.

Dari hasil analisis kebutuhan siswa tersebut juga terlihat bahwa sebagian peserta

didik tidak menyetujui apabila pembelajaran menjadi menyenangkan hanya dengan

menggunakan buku teks dan modul saja, terutama selama masa pembelajaran daring

saat ini. Sebagian peserta didik lebih menyetujui media berupa video pembelajaran

mampu membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan mudah dipahami.

Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ningrum (2021) yaitu

media pembelajaran berupa video perlu dikembangkan terutama pada materi statistika

di SMPN 7 Kotabumi. Video pembelajaran yang akan dikembangkan membutuhkan

bantuan aplikasi proshow producer agar membuat tampilan video menjadi semakin

menarik dan mudah diakses oleh peserta didik. Hal itu bertujuan untuk

mempermudah peserta didik pada pembelajaran daring saat ini.

Agustini & Ngarti (2020:63) menjelaskan video pembelajaran layak digunakan

sebagai media pembelajaran karena; (1) Penggunaan waktu belajar efektif; (2)

peluang peserta didik untuk lebih aktif belajar; (3) Materi dapat dijelaskan dengan
6

baik melalui video; (4) peserta didik dapat belajar dengan gaya belajar masing-

masing menggunakan video pembelajaran; dan (5) membantu meringankan tugas

pendidik apabila menggunakan metode ceramah pada kegiatan pembelajaran.

Salah satu aplikasi yang dapat membantu dalam membuat media berupa video

pembelajaran adalah Proshow Producer. Proshow Producer merupakan salah satu

software untuk mengedit video dan slide foto. Ningrum (2021:31) menjelaskan

Proshow merupakan aplikasi dengan ratusan slide dan tool yang dapat membuat

video pembelajaran menjadi lebih menarik. Selain itu, proshow langsung terintegrasi

dengan facebook dan youtube sehingga peserta didik dapat dengan mudah mengakses

materi pembelajaran yang diberikan oleh pendidik. Software ini mudah untuk

digunakan dan mempunyai berbagai macam efek dan animasi yang beragam,

sehingga akan membuat tampilan video pembelajaran menjadi lebih menarik.

Berdasarkan paparan diatas dan dari hasil analisis kebutuhan siswa, peneliti

tertarik untuk melaksanakan penelitian, yaitu mengembangkan video pembelajaran

guna membantu proses pembelajaran peserta didik. Dengan penelitian berjudul,

“PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN BERBANTUAN APLIKASI

PROSHOW PADA MATERI STATISTIKA DI SMPN 7 KOTABUMI”.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka didapat rumusan masalah sebagai

berikut :
7

1. Bagaimana mengembangkan media video pembelajaran pada materi

statistika?

2. Bagaimana penilaian dari ahli media, ahli materi, ahli bahasa dan praktisi

pendidikan mengenai video pembelajaran yang dikembangkan?

I.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

I.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Mengembangkan media video pembelajaran materi statistika.

2. Mengetahui kelayakan media video pembelajaran materi statistika.

I.3.2 Kegunaan Penelitian

Kegunaan hasil penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat dan dapat mempermudah peserta

didik untuk memahami pelajaran terutama mata pelajaran statistika kelas VIII

SMP Negeri 7 Kotabumi dan diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi

perkembangan ilmu pengetahuan terutama tentang penggunaan media.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai :


8

a. Bagi guru, produk yang dihasilkan dari penelitian ini diharapkan mampu

berguna bagi sebagai perangkat bantu dalam menyampaikan materi pelajaran

statistika melalui video pembelajaran yang mudah dimengerti untuk

pembelajaran di SMP Negeri 7 Kotabumi.

b. Bagi Universitas Muhammadyah Kotabumi, penelitian ini diharapkan mampu

memberikan kontribusi pemikiran untuk para peneliti selanjutnya dalam

upaya mengembangangkan media video pembelajaran.

I.4 Spesifikasi Produk

Produk pengembangan yang hendak dirpoduksi berupa media video

pembelajaran statistika untuk peserta didik kelas VIII semester II di SMP Negeri 7

Kotabumi. Produk yang diproduksi berdasarkan pengembangan media pembelajaran

ini diharapkan memiliki spesifikasi sebagai berikut:

1. Video pembelajaran dikembangkan dengan menggunakan aplikasi Proshow

Producer.

2. Video pembelajaran yang dikembangkan berupa format mp4.

3. Video pembelajaran matematika yang dikembangkan berisi tentang

pembahasan materi statistika kelas VIII SMP sub pokok materi: mean, median,

dan modus.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Media Pembelajaran

Briggs dalam (Mudlofir & Rusydiyah, 2016:122) berpendapat bahwa media

pembelajaran ialah semua sarana berwujud sejenis buku, film, dan film bingkai yang

mampu menyampaikan informasi serta meningkatkan minat belajar peserta didik.

Selain itu, Nurdyansyah (2019:47) medefinisikan media pembelajaran sebagai segala

sesuatu yang bisa dipergunakan untuk menyampaikan pelajaran dari pendidik kepada

peserta didik yang mampu merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat peserta

didik, sehingga terlaksananya kegiatan pembelajaran.

Menurut Amka (2018:16) media pembelajaran yaitu sarana berupa fisik ataupun

non fisik yang secara sadar dipergunakan sebagai penyalur antara pendidik dan

peserta didik supaya lebih efektif dan efisien dalam memahami materi pelajaran.

Sehingga materi lebih mudah untuk dimengerti peserta didik secara keseluruhan juga

membangkitkan minat peserta didik untuk belajar lebih lanjut.

1
1

Didasarkan pada seluruh pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan yaitu

media pembelajaran ialah sarana yang secara fisik mampu dipergunakan untuk

menyalurkan informasi selama proses pembelajaran guna meningkatkan keinginan

peserta didik untuk terlibat dalam proses pembelajaran demi tercapainya tujuan

pendidikan. Pada umumnya diketahui tiga macam alat pembelajaran (media) yaitu

media visual, media audio, dan media audiovisual. Media visual seperti gambar,

tabel, grafik, dsb. Media audio seperti rekaman suara. Media audiovisual seperti

video (Wisada, Sudarma & Sukmana, 2019:141).

Media yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu video pembelajaran. Dasar

pertimbangan memilih video sebagai media pembelajaran adalah video menjadi satu

diantara dari media audio-visual, yaitu dapat menyatukan beberapa indera manusia,

peserta didik mampu melihat visual atau gambar mengenai materi pembelajaran yang

ditampilkan dalam media tersebut dan tidak sekedar mendengarkan apa yang

disampaikan dari pendidik saja, sehingga materi yang disampaikan lebih mudah

dimengerti bagi peserta didik. Menurut Baugh sekitar 90% hasil belajar peserta didik

dicapai menggunakan indera pandang, 5% dicapai menggunakan indera dengar, dan

5% lagi dengan indera lainnya (Anshor, 2015:4).

2.1.2 Video Pembelajaran

Video pembelajaran ialah kumpulan komponen atau media yang dapat

menampilkan visual dan audio secara bersamaan (Sukiman, 2012:187-188). Suardika


2

(2016:95) mendefinisikan video pembelajaran sebagai sarana penyajian unsur audio

dan visual yang memuat pesan pembelajaran meliputi konsep, prinsip, dan prosedur

untuk membantu pemahaman suatu materi pelajaran. Secara umum media

pembelajaran mencakup alat atau kegiatan yang mewujudkan lingkungan di mana

peserta didik mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Selanjutnya,

menurut Nurdyansyah (2019:108) video adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

apa yang dapat dilihat, terutama gambar hidup (bergerak; motion), proses perekaman,

dan penayangannya melibatkan teknologi.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa video

pembelajaran merupakan satu diantara media pembelajaran yang dapat digunakan

oleh pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada peseta didik berupa

audio dan visual/video yang dapat ditayangkan secara serentak.

Media video memenuhi kriteria dari ketiga fungsi media menurut Gerlach dan

Ely dalam (Agustiningsih, 2015:57-58) yaitu:

1. fungsi fiksatif berhubungan dengan keterampilan media untuk menangkap,

menyimpan, dan menayangkan kembali objek ataupun peristiwa.

2. fungsi manipulatif berhubungan dengan keterampilan media untuk memanipulasi

objek atau peristiwa dengan beragam jenis perubahan sesuai kebutuhan.

3. fungsi distributif berhubungan dengan keterampilan media dalam mencapai

audience yang banyak secara bersamaan dengan satu kali penyampaian. Di sisi lain,

media video juga dapat berfungsi untuk menghilangkan verbalisme yang tidak lain
3

bersifat kata-kata. Media video mampu menvisualisasikan materi yang akan

disampaikan dalam pembelajaran.

Video sebagai media pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Menurut Kurniawan (2016:23) beberapa kelebihan video sebagai media pembelajaran

adalah:

1. Video mampu menyampaikan informasi yang dapat diterima peserta didik

secara lebih menyeluruh.

2. Video mampu menjelaskan suatu proses dengan sangat baik.

3. Video mampu menanggulangi keterbatasan ruang dan waktu.

4. Bersifat nyata (real) dan dapat diputar kembali atau dijeda sesuai keperluan.

Sedangkan kekurangan video sebagai media pembelajaran adalah:

1. Pembuatan video biasanya membutuhkan dana yang cukup besar dan waktu

yang lama.

2. Tidak semua peserta didik mampu mengikuti informasi yang disampaikan

karena, gambar dan suara akan terus berjalan selama pemutaraan video.

3. Video yang tersedia tidak senantiasa memenuhi keperluan belajar yang

diperlukan terkecuali video tersebut dibuat dan diproduksi khusus untuk

keperluan pribadi.

2.1.5 Software ProShow


4

Software Prowshow Producer merupakan multimedia. Multimedia berkaitan

dengan penggunaan berbagai macam media untuk menyampaikan informasi. Media

Proshow Producer merupakan kombinasi antara berbagai media yang dipergunakan

untuk menyampaikan informasi kepada peserta didik (Ganeta, Syambasril &

Syahrani, 2018:4). Menurut Muhajirin dan Daryono (2018:8) Software Proshow

Producer merupakan software yang biasa digunakan untuk membuat editing video

dan slideshow foto. Dengan beragam animasi dan efek yang tersedia mampu

membuat tayangan slide menjadi lebih menarik. Selain itu, software ini

memungkinkan untuk mempublish tayangan slide ke dalam format DVD dan MPEG.

Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa software proshow

producer adalah software yang dapat digunakan untuk membuat video animasi dan

slideshow foto dengan berbagai macam efek yang tersedia. Nantinya dapat berfungsi

sebagai penyampai pesan kepada peserta didik dalam bentuk video pembelajaran.

Dalam proses perancangan video dengan Proshow Producer, aplikasi ini

memiliki kelebihan dan kelemahan.

Menurut Septianty, Maharta & Suana (2018:66) beberapa kelebihan yang dimiliki

oleh aplikasi proshow producer yaitu:

1. Ada banyak variasi ukuran dan jenis video yang diproduksi.

2. Mempunyai effect transisi yang begitu melimpah banyak.

3. Cara penggunaan cukup sederhana karena gambar dan suara pada layar

terlihat jelas bersama dengan panduannya.


5

4. Proshow producer juga dapat memasukkan musik pada video yang sedang

dikerjakan seperti program pengeditan video pada umumnya.

Selanjutnya, beberapa kelemahan dari aplikasi proshow producer yaitu:

1. Apabila jumlah gambar dan durasi video sangat banyak dan panjang maka

perlu waktu lama untuk membuat video.

2. Makin kecil ukuran video maka semakin berkurang kejelasan gambar dan

ketajaman tayangan video.

Statistika menjadi satu diantara materi pelajaran matematika yang diberikan

dari sekolah menengah sampai ke perguruan tinggi. Media yang hendak

dikembangkan dalam penelitian ini ialah video pembelajaran matematika materi

statistika dengan berbantuan software proshow producer yang diharapkan mampu

membantu peserta didik dalam pembelajaran

2.1.3 Materi Statistika

Menurut Fitriatien (2017:50) statistika adalah suatu ilmu yang berkaitan

dengan data dan fakta statistik, atau ilmu pembahasan tentang cara pengumpulan,

pengolahan, analisis data dan penarikan kesimpulan serta pengambilan keputusan

yang cukup kuat alasannya karena didasarkan data dan fakta. Selanjutnya, Sudjana

dalam (Ananda & Fadhli, 2018:1) menjelaskan statistika adalah ilmu mengenai teknik

pengumpulan, pengolahan atau analisis data dan penarikan kesimpulan dari kumpulan

data dan analisis yang dilakukan.


6

Dari seluruh pernyataan tersebut bisa diambil kesimpulan yaitu statistika ialah

ilmu yang mempelajari cara pengumpulan, penganalisisan, dan mengolah data untuk

mengambil kesimpulan berdasarkan data.

Dalam materi statistika kelas VIII submateri yang akan dipelajari adalah sebagai

berikut :

1. Ukuran Pemusatan, dibagi menjadi beberapa sub materi yaitu:

a) Mean Data Tunggal

b) Mean Data Berkelompok

c) Modus

d) Median

2.2 Hasil Riset yang Relevan

1. Penelitian dnegan judul “Pengembangan Video Pembelajaran Menggunakan

ProShow Pada Materi Satuan Ukur dan Berat” oleh Rosi Wahyana (2018)

Penelitian Pengembangan ini mengadaptasi model ADDIE (Analysis, Design,

Develop, Implement, Evaluation). Produk yang dikembangkan adalah video

pembelajaran pada pembelajaran matematika SD. Hasil uji validasi

menunjukkan bahwa video pembelajaran dinyatakan valid dengan nilai

kelayakan hasil validasi oleh ahli media sebesar 90,8% dan nilai kelayakan

hasil validasi oleh ahli materi sebesar 86%. Hasil pengembangan telah

diujicobakan secara terbatas kepada 12 siswa sebagai responden penelitian


7

dan mendapatkan total skor rata-rata penilaian sebesar 77,6% sehingga

produk yang dikembangkan dinyatakan layak.

2. Laely Dwi Astutik (2020) dalam penelitian yang berjudul “Pengembangan

Media Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Subtema Indahnya

Keragaman Budaya Negeriku Berbasis Video ProShow”. Metode penelitian

yang digunakan ialah penelitian dan pengembangan dan mengacu pada model

ADDIE. Hasil penelitian memperlihatkan nilai persentase kelayakan ahli

media 90,38% dengan kategori “sangat valid” dan hasil validasi ahli materi

diperoleh tingkat persentase kelayakan 90,38% dengan kategori “valid”.

3. Penelitian dengan judul “Pengembangan Video Pembelajaran Menggunakan

Model Problem Solving Berbantu Wondershare Pada Materi Statistika di

SMP” oleh Indah Suriyani (2016). Dalam penelitian dan pengembangan ini

model yang dipergunakan ialah ADDIE. Hasil penilaian ahli materi dan media

mengenai media, yaitu 85.06% dan 89,3% yang berada pada kategori sangat

baik. Hasil belajar peserta didik dengan video pembelajaran mempergunakan

model problem solving berbantuan wondershare lebih baik dibandingkan hasil

belajar konvensional, didukung berdasarkan hasil rata-rata siswa kelas

eksperimen lebih baik dari rata-rata siswa kontrol, yaitu 85,78 dan 79,03.

Berdasarkan paparan tersebut bisa diaimbil kesimpulan yaitu video

pembelajaran mempergunakan model problem solving berbantuan

wondershare valid (layak menurut ahli) dan pembelajaran dengan video lebih

efektif dibandingkan pembelajaran konvensional.


8

4. Penelitian yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Matematika

Siswa SMP Berbasis Android” oleh Siti Komariah, Huri Suhendri, dan Arif

Rahman Hakim (2018). Jenis penelitian yaitu R&D dengan model

pengembangan ADDIE meliputi: (1) analysis (analisis), (2) design

(perancangan), (3) development (pengembangan), (4) implementation

(implementasi), akan tetapi tahap implementasi tidak dilaksanakan karena

keterbatasan waktu, (5) evaluation (evaluasi). Tahap evaluasi pada penelitian

ini terdiri atas lembar penilaian untuk ahli materi, ahli media, dan ahli desain

pengembangan. Berdasarkan validasi dari validator, dapat diketahui nilai dari

ahli materi yaitu 85,3%, ahli media 80%, dan ahli desain pengembangan 93%

oleh karena itu, mencukupi pesyaratan valid.

5. Penelitian oleh Siti Azizah dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran

Matematika Berbasis Muvizu Di Kelas 2 SD”. Metode yang dipergunakan

dalam penelitian ini ialah penelitian pengembangan, namun lebih difokuskan

pada proses pengembangan dengan model ADDIE. Tahap pengembangan

dalam penelitian ini dimulai dengan menganalisis kebutuhan, setelah itu

merancang, kemudian membuat media pembelajaran film animasi 3D, dan

dilakukan uji ahli dengan menggunakan angket. Simpulan hasil penelitian

yaitu media yang dikembangkan telah memenuhi kriteria layak dan memenuhi

syarat didasarkan pada angket penilaian para ahli.

2.3 Kerangka Berpikir


9

Pembelajaran Matematika adalah suatu usaha pendidik guna membantu peserta

didik, untuk memahami materi pembelajaran matematika. maka pendidik perlu

mengetahui bagaimana semestinya peserta didik bisa mengerti atau menguasai

pembelajaran. Materi matematika diberikan untuk membekali peserta didik

kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis dan kreatif untuk menyelesaikan

permasalahan dalam berbagai bidang. Apabila dilihat berdasarkan klasifikasi bidang

keilmuan, matematika termasuk ke dalam kelompok ilmu pasti, yang lebih banyak

membutuhkan pemahaman dari pada menghafal. Peserta didik perlu menguasai

materi pembelajaran agar dapat memahami suatu permasalahan dalam pembelajaran

matematika.

Statistika merupakan satu diantara mata pelajaran matematika yang dipelajari

oleh peseta didik Sekolah Menengah Pertama maupun Sekolah Menengah Atas.

Materi statistika mejadi materi inti dalam kurikulum, karena dianggap penting untuk

kehidupan sehari-hari. Secara umum statistika dapat dipahami sebagai ilmu yang

khusus menjelaskan cara pengolahan angka dan mempelajari tentang data serta cara

menganalisisnya. Namun, pada kenyataannya sebagian peserta didik masih

menganggap materi statistika sebagai mata pembelajaran yang rumut dan sulit untuk

dipahami.

Penguasaan materi yang rendah menjadi masalah yang harus diatasi, khususnya

bagi para pendidik. Seorang pendidik perlu kreatif untuk berinovasi dalam

pembelajaran. Pembelajaran harus dipersiapkan sebaik mungkin sehingga peserta

didik merasa tenang selama proses pembelajaran dan fokus terhadap materi
10

pembelajaran. Peserta didik membutuhkan media yang dapat memviasualisasikan

materi yang dipelajari. Pembelajaran yang optimal memerlukan sumber belajar dan

perangkat pembelajaran yang dapat mempermudah pemahaman peserta didik

terhadap materi pembeajaran.

Video Pembelajaran dinilai mampu membantu dalam pelaksanaan proses

pembelajaran. Dengan video pembelajaran pembelajaran pendidik dapat

menyampaikan materi secara lisan dan peserta didik dapat mengulang kembali video

pembelajaran sampai benar-benar memahami materi yang diberikan. Hal tersebut

menjadi pertimbangan untuk mengembangkan video pembelajaran sebagai alat bantu

peseta didik dalam pembelajaran matematika untuk materi statistika. Pengembangan

video pembelajaran materi statistika ini bertujuan untuk mempemudah peserta didik

memahami materi yang disampaikan.

Kerangka berpikir dalam pengembangan video pembelajaran pada materi

statistika adalah sebagai berikut:

Kerangka Berpikir

Pembelajaran Matematika

Statistika Media Pembelajaran Video pembelajaran


11

Pengembangan Video Pembelajaran Matematika Berbantuan Aplikasi Proshow Pada Materi Statistika Kelas
VIII

Penggunaan Video Pembelajaran Matematika Berbantuan Aplikasi Proshow Pada Materi Statistika Kelas
VIII
III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian dan Pengembangan

Metode penelitian ialah upaya ilmiah untuk memperoleh data penelitian demi

tujuan dan kepentingan tertentu (Sugiyono, 2012:2). Menurut Arikunto (2010:203)

metode penelitian adalah upaya peneliti untuk mengumpulkan data penelitian.

Sehingga bisa disimpulkan bahwa metode penelitian adalah upaya yang dipergunakan

peneliti untuk mengumpukan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penggunaan

metode penelitian sangat penting bagi seorang peneliti dalam melakukan penelitian.

Metode yang dipergunakan pada penelitian ini yaitu penelitian pengembangan atau

Research and Development (R&D).

Sugiyono (2012:297) mendefinisikan metode penelitian dan pengembangan

sebagai metode penelitian yang dipergunakan untuk memproduksi dan mengetes

keefektifan suatu produk. Lebih lanjut, Saputro (2011:8) menyimpulkan metode

research & development (R&D) adalah metode yang menciptakan produk pada

bidang tertentu, lalu menghasilkan produk sampingan yang spesifik dan mempunyai

pengaruh terhadap produk tersebut. Dari beberapa penjelasan tersebut bisa diambil

kesimpulan bahwa metode Penelitian dan Pengembangan atau Reseach and

Development (R&D) ialah metode penelitian yang berguna untuk mengembangkan

suatu produk dan menguji keefektifan produk tersebut.

21
2

Produk penelitian dan pengembangan dalam bidang pendidikan mencakup

media, buku, modul, alat evaluasi dan perangkat pembelajaran; kurikulum, kebijakan

sekolah, dan lain-lain (Mulyatiningsih, 2011:157). Dalam penelitian ini peneliti

bertujuan mengembangkan media berupa video pembelajaran matematika materi

statistika kelas VIII di SMP Negeri 7 Kotabumi dengan berbantuan software Proshow

Producer. Produk yang diproduksi pada penelitian ini berupa video pembelajaran

matematika materi statistika kelas VIII SMP.

Pribadi (2014, 22-23) menjelaskan terdapat beberapa model atau pendekatan

desain sistem pembelajaran yang dapat dipergunakan untuk merancang dan

mengembangkan suatu produk. Salah satu model yang dapat diterapkan pada desain

dan pengembangan produk secara efisien adalah model ADDIE. Model desain sistem

pembelajaran ADDIE bersifat sederhana dan dapat dikerjakan secara bertahap atau

sistematis demi menciptakan produk yang komprehensif.

Analisis Desain

Evaluasi
E
Pengembangan Implementasi

Gambar 1
(Sumber: Pribadi, 2014:30)
3

3.2 Prosedur Pengembangan

Prosedur penelitian dalam penelitian ini mengadaptasi model pengembangan

ADDIE yang dikembangkan oleh Dick and Carry untuk merancang sistem

pembelajaran dan terdiri dari 5 tahapan, yaitu analisis, desain, pengembangan,

implementasi, dan evaluasi (Mulyatiningsih,2011:18). Namun pada penelitian ini

peneliti membatasi penelitian sampai pada fase pengembangan. Fase pengembangan

pada model ADDIE meliputi tindakan realisasi terhadap produk yang akan

dikembangkan, yaitu video pembelajaran. Peneliti memodifikasi model

pengembangan sesuai dengan kebutuhan karena penelitian ini bertujuan hanya

sekedar mengembangkan dan memproduksi suatu media pembelajaran yang sudah

divalidasi bersumber pada penilaian validator.

Prosedur pengembangan “Video Pembelajaran Berbantuan Aplikasi ProShow

pada Materi Statistika di SMP Negeri 07 Kotabumi. ” mencakup langkah-langkah

berikut ini:

1. Analisis

Analisis merupakan kegiatan peneliti dalam menganalisis diperlukannya

mengembangkan media pembelajaran baru kemudian menganalisis kebutuhan peserta

didik dan persyaratan pengembangan media pembelajaran baru. Kegiatan diawali

dengan mengklasifikasikan permasalahan berkaitan dengan media pembelajaran yang


4

digunakan oleh pendidik, kemudian memberikan solusi dengan memperbaiki atau

mengembangkan media pembelajaran. Selanjutnya, menganalisis kebutuhan peserta

didik yaitu menentukan media pembelajaran yang dibutuhkan guna membantu

kegiatan belajar mengajar. Peneliti juga perlu menganalisis persyaratan

pengembangan media pembelajaran baru tersebut, seperti menjawab beberapa

pertanyaan berikut ini: (1) apakah masalah pembelajaran dapat teratasi dengan

menggunakan media baru, (2) apakah fasilitas yang tersedia sudah memadai untuk

menerapkan media pembelajaran baru; (3) apakah pendidik mampu menggunakan

media pembelajaran baru tersebut.

2. Desain

Kegiatan yang dilakukan pada tahap desain adalah merancang pengembangan

media pembelajaran. Tahap desain dalam penelitian ini meliputi: Pertama, peneliti

mempersiapkan instrument evaluasi kelayakan media pembelajaran untuk ahli media,

ahli bahasa dan praktisi pendidikan. Kedua, pengumpulan data berupa materi

pembelajaran, backsound, background untuk pengembangan media pembelajaran.

Ketiga, perancangan bagan alur media pembelajaran (storyboard).

3. Pengembangan

Tindakan pada tahap pengembangan yaitu merealisasikan, kerangka atau bagan

alur media pembelajaran yang masih terkonsep menjadi produksi yang siap
5

diterapkan. Berikut tahap-tahap yang dilakukan oleh peneliti; Pertama, pembuatan

media berupa video pembelajaran statistika dengan menggunakan software proshow

producer; Kedua, setelah produk selesai dikembangkan, peneliti melakukan validasi

media pembelajaran dengan beberapa ahli dan praktisi pendidikan yaitu satu ahli

media (Dosen Informasi dan Teknologi), satu ahli materi (Dosen Matematika), satu

ahli bahasa (Dosen Bahasa Indonesia) dan satu praktisi pendidikan (Guru Matematika

SMP Negeri 7 Kotabumi). Hal tersebut dilakukan guna untuk mengetahui kelayakan

media dan memperbaiki atau merevisi media pembelajaran sesuai dengan saran

pebaikan produk awal sampai media memenuhi kriteria layak.

Metode pengumpulan data pada penelitian ini yaitu wawancara dan uji

validitas oleh ahli menggunakan angket. Pedoman wawancara dan angket berfungsi

sebagai instrumen penelitian.

a. Wawancara

Sugiyono (2012:137) menjelaskan wawancara berguna sebagai metode untuk

menemukan masalah yang akan diteliti, dan juga berguna ketika peneliti

berniat mengetahui persoalan yang lebih spesifik dari responden dengan jumlah

respondon yang sedikit. Wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada Ibu

Yanu selaku guru di SMP Negeri 7 Kotabumi.

b. Angket

Angket merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan daftar

pertanyaan atau pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan

respons atas daftar pertanyaan atau pernyataan tersebut (Noor, 2012:139).


6

Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data perihal

kelayakan video pembelajaran yang ditujukan kepada ahli msteri, ahli media,

ahli bahasa dan praktisi pendidikan.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif

kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif pada penelitian ini didapatkan dari masukkan

validator berupa kritik dan saran pada tahap validasi dari para validator. Sedangkan

data kuantitatif adalah data berupa angka yang diperoleh dari angket yang

dimaksudkan untuk validator guna memvalidasi produk yang dikembangkan. Data

kuantitatif dapat diperoleh menggunakan angket pedoman penskoran skala likert

sebagai skala pengukuran seperti pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2 Penskoran Skala Likert


Keterangan Skor
Sangat Baik 5
Baik 4
Cukup 3
Tidak Baik 2
Sangat Tidak Baik 1
(Sugiyono, 2012:94)

Setelah diperolehnya data melalui angket yang diberikan kepada validator,

selanjutnya dilakukan perhitungan persentase menggunakan rumus berikut :

jumlah skor hasil pengumpulan data


P= x 100%
jumlah skor kriteria

(Sugiyono, 2012:95)

Keterangan :
7

P = Persentase skor yang dicari

Hasil yang didapat dari perhitungan persentase skor, selanjutnya ditentukan

kriteria validasinya berdasarkan pada Tabel 3 berikut :

Tabel 3 Kriteria Validasi

Tingkat Pencapaian Keterangan


81-100% Sangat layak, tidak perlu revisi
61-80% Layak, tidak perlu revisi
41-60% Kurang layak, perlu revisi
21-40% Tidak layak, pelu revisi
<21% Sangat tidak layak, perlu revisi
(Arikunto, 2010:35)

Setelah media yang dikembangkan divalidasi aoleh para ahli, maka peniliti

akan mengetahui kritik dan saran perbaikan yang diberikan oleh validator mengenai

kekurangan pada media yang dikembangkan. Kritik dan saran tersebut selanjutnya

menjadi panduan bagi peneliti dalam memperbaiki atau merevisi produk sampai

produk memenuhi kriteria layak untuk digunakan.


DAFTAR PUSTAKA

Agustini, K., & Ngarti, J. G. (2020). Pengembangan video pembelajaran untuk


meningkatkan motivasi belajar siswa menggunakan model R&D. Jurnal
Imiah Pendidikan dan Pembelajaran, 4(1), 62-78.

Agustiningsih. (2015). "Video" sebagai alternatif media pembelajaran dalam rangka


mendukung keberhasilan penerapan kurikulum 2013 di sekolah dasar.
Pancaran, IV(1), 55-68.

Agustriana, E. (2014). Efektivitas penggunaan video pembelajaran untuk


meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa sma. JURNAL PENDIDIKAN
DAN PEMBELAJARAN KHATULISTIWA, 3(8).

Amka. (2018). Media pembelajaran inklusi. Sidoarjo: Nizamia Learning Center.

Ananda, R., & Fadhli, M. (2018). Statistik pendidikan (teori dan praktik dalam
pendidikan) . Medan: CV. Widya Puspita.

Anshor, S. (2015). Penggunaan media pembelajaran berbasis video terhadap aktivitas


dan hasi belajar geografi. Jurnal Penelitian Geografi , 3 (7), 1-9.

Arifin, M. H. (2014). Konsep Konsep Dasar Statistika. Tangerang: Universitas


Terbuka.

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Yogyakarta:


RINEKA CIPTA.

Arikunto, S., & Jabar, C. S. (2010). Evaluasi program pendidikan pedoman teoretis
praktis bagi mahasiswa dan praktisi pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Dewi, D. K., Khodijah, S. S., & Zhanty, L. S. (2020). Analisis kesulitan matematik
siswa smp pada materi statistika. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan
Matematika, 04(01), 1-7.

28
2

Fitriatien, S. R. (2017). Pengantar statistika untuk penelitian: suatu kajian. Jurnal


Buana Pendidikan, XIII(23), 49-55.

Ganeta, G., Syambasril, & Syahrani, A. (2018). Penggunaan proshow producer untuk
meningkatkan keterampilan menulis paragraf persuasi pada siswa SMA
Muhammadyah 1 Pontianak. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Khatulistiwa, VII(1), 1-10.

Kurniawan, T. D. (2016). Pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap


prestasi belajar ilmu pengetahuan sosial siwa kelas V SD se-kecamatan
gedangsari gunungkidul tahun ajaran 2015/2016. Trihayu: Jurnal Pendidikan
Ke-SD-an , 3 (1), 21-26.

Mudlofir, A., & Rusydiyah, E. F. (2016). Desain pembelajaran inovatif dari teori ke
praktik. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Muhajirin, & Daryono, W. (2018). Penggunaan digital signage sebagai media


informasi kampus The use of digital signage as media campus information.
Jurnal Pekommas, III(1), 1-10.

Mulyatiningsih, E. (2011). Riset terapan bidang pendidikan dan teknik. Yogyakarta:


UNY Press.

Ningrum, F. V. (2021). Analisis kebutuhan video pembelajaran statistika berbantuan


proshow. Eksponen, 11(1), 28-32.

Noor, J. (2011). Metode penelitian skripsi, tesis, disertasi, dan karya ilmiah. Jakarta:
KENCANA.

Nurdyansyah. (2019). Media pembelajaran inovatif . Sidoarjo: UMSIDA Press.

Pribadi, B. A. (2014). Desain dan pengembangan program pelatihan berbasis


kompetensi implementasi model ADDIE. Jakarta: KENCANA.

Ramli, M. (2012). Media dan teknologi pembelajaran . Banjarmasin: IAIN Antasari


Press.
3

Saputro, B. (2017). Manajemen penelitian pengembangan (research & development)


bagi penyusun tesis dan disertasi. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Satriawan, H. (2018). Problematika pembelajaran matematika pada materi statistika


SMP kelas IX. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika, 5(3), 278-285.

Sudrajat, D. (2020). Pengantar statistika pendidikan disertai aplikasi program SPSS.


Surakarta: Pusat Kajian Bahasa dan Budaya.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:


AlFABETA, CV.

Anda mungkin juga menyukai