Anda di halaman 1dari 15

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PAPAN JURANG


PADA SISWA KELAS 1 SDN SUKANAGALIH KABUPATEN TASIKMALAYA

Tika Hardiyanti, Karlimah, Vera Dewi Susanti


Program Studi PGSD Universitas Terbuka
e-mail : tika.hardiy@gmail.com

Abstrak
Tujuan peneilitian ini ialah, 1) untuk mengetahui aktifitas siswa dalam menggunakan media
papan jurang untuk meningkatkan hasil belajar Matematika kelas I SDN Sukanagalih
Kabupaten Tasikmalaya, 2) untuk menyajikan peningkatan hasil belajar matematika dalam
menggunakan media papan jurang pada kelas kelas I SDN Sukanagalih Kabupaten
Tasikmalaya. Penelitian dilakukan dengan adanya ketidaktercapaian hasil belajar
matematika, salah satu alternatif yang dilakukan yaitu dengan menggunakan media papan
jurang. Dalam pelaksanaanya peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK).
Dilakukan dalam dua siklus, dengan setiap siklus memiliki empat rangkaian yaitu;
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Peneliti menggunakan subjek siswa kelas
I di SDN Sukanagalih Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 17 siswa. Aktivitas siswa dengan
menggunakan media papan jurang dinyatakan dapat meningkat, hal ini ditunjukkan pada
siklus I bahwa keaktifan siswa 69,11%, penggunaan media pembelajaran 67,64%, serta
pemahaman materi pembelajaran 60,29%. Pada siklus II dikatakan sangat baik, ditunjukan
keaktifan siswa 97,05%, penggunaan media 95,58%, dan dalam pemahaman materi 88,23%.
Pada hasil belajar siswa menunjukkan bahwa pada pada prasiklus siswa yang tuntas sesuai
dengan KKM=70 hanya 35,3. Setelah proses pembelajatan menggunaan media papan jurang
pada siklus I, hasil belajar yaitu 58% yang memenuhi standar nilai KKM. Pada siklus II
terjadi peningkatan bahwa sebanyak 100% mendapatkan nilai sesuai dengan KKM.

Kata kunci: hasil belajar, media papan jurang, pembelajaran


matematika

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan faktor penting dalam kegiatan pembelajaran, khususnya untuk


siswa sekolah dasar . Pada siswa di era digital saat ini, sebagai seorang guru harus menjadi
kreatif dan berinovasi sehingga proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan lebih
bermakna. Keberhasilan pembelajaran dapat diukur atau dilihat setelah mengetahui data hasil
belajar. Menurut Teni Nurrita (2018) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan
perolehan evaluasi akhir yang didapatkan siswa ketika kegiatan pembelajaran selesai, yaitu
berupa penilaian pengetahuan, sikap, keterampilan pada diri siswa dengan adanya perubahan
tingkah laku. Dalam hal ini, penggunaan media akan memberi kemudahan siswa dalam proses

1
pembelajaran, dan untuk guru dalam menyampaikan materi sehingga mendapatkan hasil
belajar sesuai yang diharapkan.
Pendidikan lingkungan sekolah dasar bertujuan untuk memberikan Pendidikan tingkat
dasar yang akan membekali kemampuan dasar kepada anak. Matematika merupakan salah
satu mata pelajaran yang dipelajari pada tingkatan Sekolah Dasar. Terutama pada materi
penjumlahan dan pengurangan merupakan salah satu materi yang perlu dipahami oleh siswa
karena materi tersebut merupakan materi dasar yang sangat diperlukan dalam menjalankan
kehidupan sekarang dan masa yang akan datang. Andre Budi Pratama (2019) mengemukakan
bahwa pada anak tingkatan yang masih berada pada taraf operasional konkret, siswa
memerlukan media pembelajaran untuk mempermudah mereka dalam menguasai suatu
konsep yang abstrak. Dalam proses kegiatan belajar matematika yang asbtrak, siswa sekolah
dasar memerlukan alat bantu visual atau lingkungan untuk memotivasi siswa belajar dan
mencapai penguasaan materi yang diharapkan. Objek abstrak matematika tersebut menurut
Soedjadi (dalam Amelia Rosmala, 2021) antara lain: 1) Fakta adalah konveksi yang
mencakup simbol, notasi, dan aturan untuk operasi hitung; 2) Konsep adalah ide abstrak yang
memungkinkan untuk mengklasifikasikan suatu objek dan menyatakan apakah objek tersebut
meruoakan instance atau bukan ; 3) Operasi adalah aturan untuk melakukan perhitungan; 4)
Prinsip adalah hubungan antara beberapa objek dalam matematika yang terdiri dari beberapa
fakta dan konsep yang terkait dengan operasi matematika.
Salah satu permasalahan dalam proses pembelajaran matematika di SD adalah
kurangnya inovasi guru dalam pengelolaan kelas dan juga keterbatasan dana dan prasarana
tentang bagaimana membuat dan menggunakan media pembelajaran matematika. Shufri
Mashuri (2019) mengemukakan bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang
digunakan dalam proses pembelajaran yang berguna untuk menyalurkan pesan atau informasi
yang dapat merangsang pikiran, perasaan, minat, dan perhatian siswa sehingga proses
interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan
berdayaguna. Adapun manfaat media dalam proses pembelajaran menurut Gatot Muhsetyo, et
al (2022), antara lain: 1) Bagi siswa lebih menarik dan tidak membosankan; 2) Mudah
dipahami karena didukung dengan visualisasi yang membuat uraian menjadi lebih jelas; 3)
Diingat lebih lama karena lebih terkesan dengan kesan atau pandangannya; 4) Dapat menarik
lebih banyak siswa yang terpencar; 5) dapat diigunakan secara berulang-ulang untuk
menambah materi pembelajaran ; 6) Lebih efektif karena dapat mmpersingkat waktu
pembelajaran

2
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media
merupakan unsur yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Salah satu alternatif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan media pembelajaran yang
bertujuan untuk meningkatkan antusias siswa sehingga materi yang disampaikan guru dapat
dipahami siswa. Salah satu media yang dapat digunakan dalam belajar mengajar matematika
yaitu media papan jurang (penjumlahan dan pengurangan). Media papan jurang adalah media
yang dibuat oleh guru tanpa menggunakan alat teknologi. Media papan jurang ini dibuat dari
karton berwarna ukuran 40x80cm dan dihias dengan pemilihan warna terang supaya terlihat
menarik dan sesuai dengan fungsinya. Selain itu,. penggunaan media papan jurang juga
mudah digunakan siswa dalam operasi hitung karena menggunakan benda nyata yaitu stik ice
cream. Media papan jurang dapat mengkonkretkan konsep materi penjumlahan dan
pengurangan yang bersifat abstrak, sehingga dapat mempermudah siswa dalam memahami
materi. Dalam penggunaan media tersebut, siswa akan mengalami situasi yang nyata yaitu
dengan melakukan penjumlahan atau pengurangan menggunakan stik ice cream yang
berwarna warni. Siswa juga akan dirangsang untuk berfikir dalam menyelesaikan soal
penjumlahan atau pengurangan.

Gambar 1. Media Papan Jurang


Adanya ketercapaian tujuan dalam menggunakan media papan jurang ini dalam
pelajaran matematika, didukung dengan terlaksananya penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Midya Yuli Amreta (2021) dengan judul “Pengaruh Media PAPINKA terhadap
Kemampuan Menghitung Penjumlahan dan Pengurangan dalam Pembelajaran
Matematika di Sekolah Dasar”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media tersebut cocok

3
digunakan pada materi penjumlahan dan pengurangan di kelas 1 SD. Karena keberhasilan
ini,

4
peneliti ingin melakukan penelitian dengan menggunakan media yang sejenis namun
penamaan media yang berbeda. Peneliti ingin meningkatkan hasil belajar matematika siswa
kelas 1 SD dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Dengan
Menggunakan Medai Papan Jurang Pada Kelas 1 SDN Sukanagalih Kabupaten
Tasikmalaya”.

METODE
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Sukanagalih yang beralamat di Jalan Rajapolah-
Sukahening Desa Sukanagalih, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian
dilakukan di SDN Sukanagalih dengan alasan terdapat masalah yaitu hasil Pendidikan
kelas I yang kurang bagus dalam mata pelajaran matematika penjumlahan dan
pengurangan. Berdasarkan analisis dan identifikasi masalah pada penelitian ini, maka
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) digunakan sebagai desain penelitian. Menurut I.G.A,K
Wardani dan Kuswaya Wahardit (2022) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas
adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas tempatnya mengajar melalui
refleksi diri, bertujuan untuk meningkatkan profesionalitasnya sebagai guru, sehingga hasil
belajar siswa sesuai yang diharapkan. Adapun tahapan-tahapan pelaksanaan PTK (I.G.A,K
Wardani dan Kuswaya Wahardit, 2020) meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi atau pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini dibagi ke dalam dua siklus dengan
setiap tindakan terdapat perencanaan, pelaksanaan, observasi/pengamatan dan refleksi.
Berikut ini adalah gambar alur siklus Penelitian Tindakan kelas.
Gambar 2. Alur Siklus PTK

SIKLUS I SIKLUS II

5
Teknis analisis data dibutuhkan untuk melihat tentang efektivitas media dalam
kegiatan pembelajaran. Analisis data diartikan sebagai proses menyeleksi, menyederhanakan,
memfokuskan, mengabstraki, menyerasikan fakta secara terstruktur sesuai target
pembelajaran dan mendeskripsikan hasil penelitian dengan menggunakan tabel atau grafik
sebagai sarana penyederhanaan dalam menginterpresentasikan. Data yang diperoleh taitu
menggunakan observasi dan tes. Observasi merupakan salah satu teknik yang dilakukan untuk
mengumpulkan data, secara sederhana observasi artinya pengamatan dengan tujuan
yang sudah ditentukan. Menurut Adi Suryanto (2021), tes merupakan sekumpulan soal atau
tugas yang direncanakan untuk mengukur hasil belajar atau pemahaman siswa. Dengan
demikian, dalam setiap tes menuntut siswa untuk memberi respon atau jawaban. Data hasil
observasi digunakan untuk mengetahui keberhasilan suatu tindakan penelitian.
Dalam penelitian ini, observasi dilakukan kepada aktifitas guru dan siswa selama
proses pembelajaran. Adapun perhitungan data hasil observasi guru dan siswa yaitu dengan
cara sebagai berikut :

Jumlah skor aktivitas


Aktifitas Guru/Siswa = x 100
Skor maksimum aktifitas

Data yang dikumpulkan melalui tes dilakukan untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau
presentase keberhasilan siswa setelah kegiatan pembelajaran setiap siklus dilaksanakan
dengan diberikan tes berupa soal. Skor total siswa ditentukan dengan menjumlahkan skor
yang diperoleh siswa, dimana skor total adalah skor akhir yang diperoleh siswa. Jika siswa
tersebut mencapai nilai minimal 70% atau memperoleh nilai minimal 70, maka siswa tersebut
dikatakan telah selesai pembelajarannya. Setelah itu dilakukan perhitungan nilai rata-
rata kelas tujuannya untuk mengetahui ketercapaian nilai dari seluruh siswa untuk
menentukan persentase ketuntasan. Berikut rumus perhitungan nilai rata-rata kelas.
∑𝑿
X=
𝑵

Keterangan
X = Rata-rata nilai
∑X = Jumlah seluruh nilai
N = Jumlah siswa

6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Menggunakan media papan jurang dalam proses belajar mengajar menunjukkan
adanya peningkatan dalam aktfitas siswa dan hasil belajar siswa. Temuan-temuan didapatkam
melalui proses observasi dan evaluasi pembelajaran yang berlangsung dalam dua siklus
dengan dua sesi pertemuan (2x35 menit). Hasil observasi aktifitas siswa selama pembelajaran
dengan penggunaan media papan jurang dapat dilihat pada tabel dan gambar grafik berikut:
Tabel 1. Aktifitas Belajar Siswa Siklus I dan II
No. Aspek yang di Nilai Siklus I Siklus II

1 Keaktifan Siswa 69,11% 97,05%

2 Penggunaan Media 67,64% 95,58%

3 Pemahaman Materi 66,17% 88,23%

Gambar 3. Presentase Aktifitas Siswa Siklus I dan II

Berdasarkan data di atas bahwa dalam kegiatan belajar mengajar matematika dengan
menggunakan media papan jurang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, hal ini terlihat
jelas bahwa pada setiap siklus terjadi peningkatan setelah melewati refleksi untuk
memperbaiki pelaksanaan pembelajaran. Dalam setiap tabel tersebut, terlihat bahwa
pada siklus I bahwa keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran yaitu mencapai
69,11%, dengan penggunaan media pembelajaran yaitu mencapai yaitu mencapai 67,64%,
serta pemahaman materi pembelajaran siswa yaitu mencapai yaitu mencapai 60,29%. Hal ini
dikatakan bahwa observasi penilaian proses pembelajaran secara keseluruhan aktivitas belajar

7
siswa dalam pembelajaran matematika pada siklus I dapat dikategorikan cukup.
Perubahan

8
yang signifikan terjadi pada siklus II, terlihat keaktifan sangat aktif yaitu mencapai 97,05%.
Begitu juga dengan penggunaan media sebanyak 95,58%. Hasil yang diperoleh dalam
pemahaman materi sebanyak 88,23%. Hal ini dikatakan bahwa observasi penilaian proses
pembelajaran matematika secara keseluruhan pada siklus II dapat dikategorikan sangat baik.
Hasil ketuntasan belajar siswa kelas I SDN Sukanagalih Kabupaten Tasikmalaya
sebelum menggunakan media papan jurang diperoleh data siswa yang tuntas dari 17 siswa
terdapat 6 siswa atau 35,3% memperoleh nilai 70 atau lebih, dan yang lainnya atau 64,7%
memperoleh nilai rendah yaitu berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
telah ditentukan sekolah. Berikut tabel data pra siklus hasil belajar siswa.
Tabel 2. Data Hasil Prasiklus
Data Jumlah
Perolehan nilai siswa ˂ 70 11
Perolehan nilai siswa ≥ 70 6
Skor seluruh siswa 837
Nilai rata-rata siswa 52,3

Dari hasil perhitungan tabel 2. diketahui hasil tes sebelum diberi tindakan awal,
persentase hasil belajar matematika siswa mencapai 35,3% dengan kategori kurang
sekali. Dapat terlihat jelas bahwa perolehan nilai belajar matematika siswa belum memenuhi
tujuan yang ditetapkan. Maka dari itu, peneliti berupaya melakukan perbaikan dalam
kegiatan belajar mengajar matematika dengan harapan akan meningkatkan hasil belajar
siswa. Berdasarkan observasi pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I dan II
memperoleh nilai kelas keseluruhan dalam penggunaan media papan jurang terdapat
dalam tabel 3.
berikut.
Tabel 3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Ketuntasan Belajar Siswa

No. Aspek yang di Nilai Pra siklus Siklus I Siklus II

1 Siswa Belajar Tuntas 6 10 17

2 Presentase 35% 58% 100%

9
Berdasarkan tabel yang disajikan maka dapat dilihat dalam grafik gambar 4. sebagai berikut.

Gambar 4. Presentase Peningkatan Hasil Belajar Siswa


Siklus I dan II

Ketuntasan Belajar
120
100%
100
80
58%
60 35%
40
20
0
Prasiklus Siklus I Siklus II
Prasiklus Siklus I Siklus
II

Perolehan hasil dari setiap tabel penilaian akhir dengan memberikan tes sebanyak 10
pertanyaan menunjukkan bahwa pada prasiklus siswa memperoleh nilai rata-rata 58, siswa
yang tuntas dari 17 siswa terdapat 6 siswa atau 35,3% memperoleh nilai 70 atau lebih, dan
yang lainnya atau 64,7% memperoleh nilai rendah yaitu berada di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Setelah proses pembelajatan menggunaan media papan jurang yaitu pada
siklus I, siswa mendapatkan rata-rata kelas 68 dalam hasil belajar terdapat 58% (10 dari 17
siswa) mencapai nilai sesuai dengan KKM, yaitu 70 dan yang lainnya belum mencapai nilai
KKM terdapat 42% (7 dari 17 siswa). Selanjutnya, siklus II ada peningkatan dalam materi
yang dikuasai yaitu seluruh siswa telah memenuhi nilai KKM dengan rata-rata kelas 88. Maka
dari itu, dapat dibuktikan bahwa melalui media papan jurang terdapat peningkatan hasil
belajar matematika siswa.

Pembahasan
Dilaksanakannya penelitian ini terjadi karena adanya ketidakberhasilan siswa dalam
pembelajaran Matematika kelas I SDN Suknagalih. Pembelajaran Matematika tentang
penjumlahan dan pengurangan yang dilaksanakan kepada siswa di kelas 1 menunjukan
adanya ketidak sesuaian dengan rencana dan target dari kegiatan belajar mengajar. Ditemukan
siswa yang tidak bersemangat saat kegiatan belajar mengajar sehingga mereka tidak
memahami pelajaran yang dijelaskan oleh guru. Dari hasil pembelajaran di kelas I di Sekolah
Dasar Negeri Sukanagalih, Desa Sukanagalih, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten

1
Tasikmalaya, menunjukan bahwa pada mata pelajaran matematika dalam pemecahan
permasalahan keseharian mengenai penjumlahan dan pengurangan dua bilangan masih
menjadi materi yang sulit dipahami siswa. Kesulitan yang dimaksud adalah bagaimana
operasi hitung yang harus digunakan dari soal penjumlahan dan pengurangan yang diberikan.
Atas dasar situasi di atas, peneliti berupaya memperbaiki masalah tersebut guna
meningkatkan hasil belajar siswa dengan nilai sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Sesuai dengan pendapat Siti Khoirul Ummah (2021) mengemukakan bahwa media dalam
belajar mengajar diartikan sebagai sarana (sumber daya) visual, akustik atau audiovisual yang
melaluinya proses pendidikan dapat dilakukan melalui kegiatan untuk memperoleh,
memproses, dan mengatur ulang informasi yang disajikan. Oleh karena itu, salah satu
perbaikan pembelajaran yang dilaksakanakan untuk menangani permasalahan siswa
yaitu melalui media media papan jurang sebagai perantara informasi kegiatan belajar
mengajar dalam meningkatkan keterampilan berhitung penjumlahan dan pengurangan serta
meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus, siklus ke-I dilakukan hari Jumat, 05
Mei 2023 dan ke-2 hari Jumat, 12 Mei 2023. Peneliti melakukan penelitian sebanyak 2 siklus,
dengan 4 tahapan dalam setiap siklusya, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi atau
pengamatan, dan refleksi. Pada tahap perencanaan peneliti menyiapkan RPP yang
disesuaikan dengan KI dan KD yang berkaitan dengan materi penjumlahan dan pengurangan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran setiap siklus yaitu 70 menit (2x35 menit). Data yang
didapatkan peneliti yaitu melalui penilaian observasi aktifitas guru dan aktifitas siwa yang
dilakukan oleh observer. Pada kegiatan akhir, peneliti memberikan tes pada siswa untuk
mengukur pemahaman terhadap materi. Tahap terakhir yaitu refleksi untuk melihat
kembali kegiatan yang perlu dikaji atau diperbaiki.
Hasil temuan pada siklus I, ditemukan perhitungan aktivitas guru dalam proses
pembelajaran pada mencapai 71,87% dengan demikian aktivitas guru sudah termasuk
kedalam kategori baik. Sedangkan aktifitas siswa untuk keaktifan dalam mengikuti
pembelajaran yaitu mencapai 69,11%, penggunaan media dalam pembelajaran yaitu mencapai
yaitu mencapai 67,64% serta pemahaman materi pembelajaran siswa yaitu mencapai yaitu
mencapai 60,29%. Hasil belajar dari pemberian 10 soal isian menunjukkan bahwa persentasi
ketuntasan siswa dalam hasil belajar yaitu 58% (10 dari 17 siswa) mencapai nilai KKM, yaitu
70 dan yang lainnya sebanyak 42% (7 dari 17 siswa), perolehan nilai terbaik 100, nilai
terendah 50, dan rata-rata kelas memperoleh 68, belum memenuhi nilai standar KKM
yaitu

9
70. Berdasarkan temuan dan hasil pada siklus I, peneliti mengambil kesimpulan bahwa

1
kegiatan belajar yang dilaksanakan pada mata pelajaran matematika belum terlihat
ketercapaiannya sehingga perlu dilakukan siklus II. Perbaikan pembelajaran yang akan
dilaksanakan peneliti adalah memperbaiki media papan jurang dengan memperbesar ukuran
dan memberi warna-warna yang lebih menarik.
Pada siklus II terlihat peningkatan terutama dalam aktifitas siswa serta hasil belajar
siswa. Hasil dari pengamatan pada siklus I, ditemukan perhitungan aktivitas guru dalam
proses pembelajaran pada mencapai 92,18% dengan demikian aktivitas guru sudah termasuk
kedalam kategori sangat baik. Sedangkan aktifitas siswa untuk keaktifan dalam mengikuti
pembelajaran yaitu mencapai 97,05%, penggunaan media dalam pembelajaran yaitu mencapai
yaitu mencapai 95,58%, serta pemahaman materi pembelajaran siswa yaitu mencapai yaitu
mencapai 88,23% dengan demikian keseluruhan aspek sudah termasuk sangat baik.
Pemerolehan nilai akhir pada siklus II dari pemberian 10 soal isian terdapat bahwa ketuntasan
dalam materi yang dikuasai siswa sebanyak 100% artinya seluruh siswa mencapai nilai KKM
sesuai penentuan sekolah. Perolehan nilai terbaik yaitu 100, nilai terendah 70, dan nilai rata-
rata kelas 88 sehingga tidak perlu ada pembelajaran lagi.
Peningkatan aktifitas siswa dan hasil belajar siswa dari setiap siklusnya dipengaruhi
oleh kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan media papan jurang.
Adapun beberapa manfaat yang didapatkan adalah: 1) Mendorong siswa untuk belajar; 2)
Siswa dapat menyelesaikan soal penjumlahan maupun pengurangan menggunakan media; 3)
Kegiatan belajar mengajar yang tidak membosankan; 3) Menciptakan kegiatan belajar
mengajar yang disenangi siswa; 4) Menyelaraskan siswa dengan perbedaan kompetensi.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Hasil belajar siswa adalah salah satu indikator efektivitas guru dalam proses
Pendidikan. Berdasarkan perbaikan pembelajaran dan pemaparan tentang menggunakan
media papan jurang untuk meningkatkan hasil belajar matematika dapat disimpulkan bahwa
ktivitas siswa dengan menggunakan media papan jurang dibuktikan dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa, hal ini ditunjukkan pada siklus I bahwa keaktifan siswa dalam
mengikuti pembelajaran yaitu mencapai 69,11%, dengan penggunaan media pembelajaran
yaitu mencapai yaitu mencapai 67,64%, serta pemahaman materi pembelajaran siswa yaitu
mencapai yaitu mencapai 60,29%. Pada siklus II dikatakan sangat baik, ditunjukan keaktifan
siswa tampak sangat aktif sebanyak 97,05%. Begitu juga dengan penggunaan media sebanyak
95,58%, dan hasil yang diperoleh dalam pemahaman materi sebanyak 88,23%. Sedangkan

1
pada hasil belajar menunjukkan bahwa pada pada prasiklus siswa memperoleh nilai rata-rata
58, siswa yang tuntas dari 17 siswa terdapat 6 siswa atau 35,3% memperoleh nilai 70 atau
lebih dan yang lainnya 11 siswa atau 64,7% memperoleh nilai tidak sesuai dengan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). Setelah proses pembelajatan menggunaan media papan jurang
yaitu pada siklus I, siswa memperoleh nilai rata-rata 68 dalam hasil belajar yaitu 58% (10
dari
17 siswa) memenuhi standar nilai KKM, yaitu 70 sedangkan siswa yang belum tuntas
mencapai 42% (7 dari 17 siswa). Pada siklus II terjadi peningkatan bahwa seluruh siswa
mendapatkan nilai sesuai dengan KKM bahkan di atas nilai KKM dengan nilai rata-rata
kelas yaitu 88. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penggunaan media papan jurang
dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa yang digunakan guru dalam setiap
siklusnya. Saran
Peneliti mempunyai saran tindak lanjut yaitu hendaknya guru menyusun rancangan
pembelajaran, guru hendaknya menyiapkan media yang sesuai, serta membut media yang
berbeda-beda dan tepat guna sehingga dapat mempermudah dalam pemahaman materi.
Setelahnya, diharapkan guru dapat memberikan penugasan atau pelatihan baik secara lisan
atau tulisan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Saran untuk peneliti
lainnya, kembangkanlah perolehan dari penelitian ini dengan alat ataupun media lebih
beragam untuk meningkatkan hasil yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA
Amreta, M. Y., & Safa’ah, A. (2021). Pengaruh Media PAPINKA terhadap Kemampuan
Menghitung Penjumlahan dan Pengurangan dalam Pembelajaran Matematika di
Sekolah Dasar. Jurnal Riset Madrasah Ibtidaiyah (JURMIA), 1(1), 21-28

1
Mashuri, S. (2019). Media Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Deepublish.

Muhsetyo, Gatot dkk. (2022). Pembelajaran Matematika SD. Tanggerang Selatan:


Universitas Terbuka.

Nurrita, T. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar


Siswa. Jurnal misykat, 3(1), 171-187.

Oka, G. P. A. (2022). Media dan multimedia pembelajaran. Tanggerang Selatan : Pascal


Books.

Pratama, A. B. (2019). Pengembangan Media Papan Flanel Penjumlahan dan


Pengurangan. Basic Education, 8(7), 667-676.

Rosmala, A. (2021). Model-model Pembelajaran Matematika. Jakarta: Bumi Aksara.

Suryanto Adi, dkk. (2021). Evaluasi Pembelajaran di SD. Universitas Terbuka: Tanggerang
Selatan.

Ummah, S. K. (2021). Media Pembelajaran Matematika. Malang : UMMPress.

Wahab, Abdul dkk. (2021). Media Pembelajaran Matematika. Aceh : Yayasan Penerbit
Muhammad Zaini.

Wardani, I.G.A.K & Wihardit Kuswaya. (2022). Penelitian Tindakan Kelas. Tanggerang
Selatan : Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai