Anda di halaman 1dari 10

Penggunaan Media Elektronik Visual Proyektor Sebagai Upaya Meningkatkan

Minat Belajar Matematika Peserta Didik Kelas 3


di UPTD SD Negeri 3 Gedung Wani

Muhammad Andi Rahman, Zulmadi, Tri Utami


Email : lia140718@gmail.com, zulmadi036@gmail.com, thamie155@gmail.com
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Terbuka

ABSTRAK
Rendahnya minat belajar dan kurang kreativitas guru dalam menciptakan suasana
pembelajaran yang menarik pada pelajaran Matematika semester 1 tahun ajaran 2022/2023
menjadi latar belakang dilakukannya penelitian ini. Media Elektronik Visual Proyektor
adalah salah satu cara yang dilakukan peneliti untuk meningkatkan minat belajar. Tujuan
penelitian adalah untuk meningkatkan minat belajar Matematika dan mengetahui
peningkatan minat belajar matematika pada peserta didik. Penelitian ini dilaksanakan
melalui tahapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus terhadap 12
siswa. Siklus 1 dilaksanakan tanggal 28 Oktober 2022 dengan prosentase peningkatan 50%
dari 17% minat awal siswa yang didapatkan dari angket yang dibagikan ke siswa.
Selanjuntya, pada siklus 2 dilaksanakn tanggal 4 November 2022 mendapatkan prosentase
peningkatan minat menjadi 92% atau hanya 1 siswa yang minatnya masih kurang.
Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa media elektronik visual dapat
meningkatkan minat belajar siswa kelas 3 UPTD SD Negeri 3 Gedung Wani.

Kata kunci : minat belajar, minat belajar matematika, media elektronik visual proyektor

PENDAHULUAN

Pembelajaran matematika memiliki banyak sekali makna, salah satunya yaitu menurut
Muhsetyo (2022), bahwa pembelajaran matematika merupakan proses pemberian penglaman
belajar kepada peserta didik melalui serangkaina kegiatan yang terencana sehingga peserta
didik mendapatkan kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajarinya. Hal tersebut
dikuatkan oleh Abdurrahman dalam Arigiyati, T.A.,2021) mengenai pentingnya mempelajari
matematika, yaitu (1) matematika dapat digunakan untuk memecahkan berbagai masalah, (2)
dipakai dalam berbagai sisi kehidupan, (3) beberapa kemampuan matematika dibutuhkan
disemua bidang studi, (4) matematika digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai
cara, (5) menignkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian, dan kesadaran ruangan, serta (6)
sebagai sarana komunikasi yang singkat dan jelas.

Kuncoro (dalam Arigiyati, T.A., 2021) berpendapat bahwa pada umumnya siswa
mengalami kesulitan pada saat mengikuti pembelajaran matematika. Mayoritas siswa merasa
bahwa matematika adalah pembelajaran yang menakutkan dan sulit untuk dipahami karena
objeknya yang bersifat abstrak. Apabila hal tersebut tidak segera diatasi, maka siswa akan
mengalami kesulitas yang berkelanjutan dan akan mengakibatkan rendahnya minat belajar
matematika. Dampak yang akan dialami oleh peserta didik adalah akan menurunnya hasil
belajar matematika.

Dampak tersebut juga dialami oleh peserta didik kelas 3 UPTD SD Negeri 3 Gedung
Wani, yaitu dengan hanya 17% siswa memiliki antusias atau minat belajar matematika.
Berdasarkan pengamatan, rendahnya minat belajar tersebut berpengaruh terhadap kondisi
kelas yang kurang kondusif, dan kurangnya konsentrasi peserta didik sehingga tidak
memperhatikan penjelasan guru pada saat pembelajaran berlangsung. Khususnya untuk kelas
rendah yang masih cenderung belajar sambil bermain, mereka akan sangat antusias apabila
menggunakan media pembelajaran yang menarik dengan warna warna yang menarik bagi
anak.

Langkah alternatif yang dilakukan untuk mengatasi kendala rendahnya minat belajar
siswa kelas 3 pada mata pelajaran matematika adalah dengan cara membuat siswa aktif dalam
pembelajaran, dan membuat suasana kelas menjadi menyenangkan. Dengan menggunakan
media elektronik visual proyektor, siswa akan tertarik dengan metode pembelajaran baru
dengan menampilkan objek berupa gambar bergerak, gambar, maupun tulisan dengan
menggunakan warna yang menarik perhatian peserta didik.

Philips (2002) mengemukakan bahwa dari hasil penelitian, beberapa daerah


diidentifikasi adanya pengaruh besar terhadap penggunaan media proyektor dalam
pembelajaran, termasuk bantuan visual, fleksibilitas yang lebih besar untuk metode
pengajaran alternative membuat mengajar lebih mudah dan baik, dan kesadaran siswa untuk
belajar lebih meningkat.

Dian Schaffhauser (2014) mengemukakan bahwa pada sektor pendidikan, Proyektor


sudah menggantikan fungsi papan tulis dengan kemampuan interaktifnya, proyektor diyakini
akan segera mengubah cara mengajar di kelas-kelas. Saat ini banyak dipakai sebagai layar
komputer maupun Note Book atau Laptop. Laptop yang dipadukan dengan proyektor dapat
dijadikan media pembelajaran yang cukup menarik. Tampilan yang dihasilkan pada layar
yang cukup lebar antara 2 × 2 meter, sangat tepat digunakan untuk kelompok besar atau kelas
yang muridnya banyak. Perpaduan antara laptop dengan Proyektor dapat menyajikan pesan
atau materi pengajaran atau materi pembelajaran sesuai desain/rancangan yang telah
disiapkan. Desain pesan dapat berwujud: Audio, Visual Diam, Visual Gerak, atau Audio
Visual Gerak. Dengan tampilan penuh warna (Full Colour) sangat menarik minat dan
perhatian muridnya dalam mengikuti proses pembelajaran.

Mengacu pada permasalahan yang dijabarkan diatas, peneliti ingin menggunakan Media
Elektronik Visual Proyektor dalam meningkatkan hasil belajar Matematika dengan pokok
bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan pada peserta didik kelas 3 UPTD SD Negeri
3 Gedung Wani melalui penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penggunaan Media
Elektronik Visual Proyektor Sebagai Upaya Meningkatkan Minat Belajar Pada Peserta didik
Kelas 3 di UPTD SD Negeri 3 Gedung Wani”.

METODE

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang dilakukan oleh
seorang guru dikelasnya sendiri melalui tindakan perbaikan pembelajaran secara sistematis
dan terencana (Wardani. 2022. p.7). Perbaikan kinerja guru dilakukan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 3 UPD SD Negeri 3 Gedung Wani dengan
jumlah siswa 12 anak, yaitu terdiri dari 4 laki laki dan 8 perempuan. Penilitian ini
dilaksanakan di UPD SD Negeri 3 Gedung Wani yang terletak di Dusun VII Gedung Wani
Kecamatan Marga Tiga, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung. Penelitian ini fokus
pada pembelajaran matematika dan dilaksanakan dalam 2 siklus, yaitu siklus 1 yang
dilaksanakan hari Jumat tanggal 28 Oktober 2022 dan siklus 2 yang dilaksanakan hari Jumat
tanggal 4 November 2022.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Siklus 1 (https://youtu.be/B7jrMrhUbEE)

a. Tahap Perencanaan

Berdasarkan hasil observasi pada pembelajaran pra siklus yaitu berupa


pembelajaran pembelajaran siswa kelas 3 mata pelajaran Matematika yang dianggap
sukar dan menjenuhkan, karena metode serta model pembelajaran yang digunakan
dalam pembelajaran masih klasik, sehingga capaian hasil nilai siswa banyak yang
kurang dari kriteria ketuntasan minimal. Maka dari itu peneliti melaksanakan
perbaikan pembelajaran siklus 1 tanggal 28 Oktober 2022, dengan dibantu teman
sejawat serta arahan dari supervisor dua selaku penilai satu.

Dalam tahap ini, peneliti dibantu supervisor dua dan teman sejawat membuat
rencana perbaikan pembelajaran yang terdiri dari sebagai berikut :

1) Menentukan media elektronik visual elektronik proyektor dalam kegiatan


perbaikan pembelajaran.

2) Membuat rencana perbaikan siklus 1.

3) Mempersiapkan dan menambah media pembelajaran yang akan digunakan.

4) Menemukan strategi pembelajaran yang akan digunakan.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan pembelajaran siklus 1 dilakukan peneliti pada hari Jum’at, 28


Oktober 2022 . Dalam pelaksanaan kegiatan ini dibantu supervisor dua dan teman
sejawat yang bertindak sebagai pengamat dalam proses pembelajaran. Tahap
pelaksanaan pembelajaran peneliti laksanakan pada hari Sabtu, 4 November 2022.
Pada tahap ini teridir dari 3 tahap, yaitu awal, inti, dan penutup. Adapun langkah-
langkah yang dilakukan peneliti pada tahapan pelaksanaan perbaikan pembelajaran
siklus II. Pembukaan merupakan kegiatan rutin guru pada saat memulai
pembelajaran. Diawali dengan berdoa, menyapa siswa, memeriksa kehadiran, dan
menyampaikan tujuan dan materi pembelajaran. Kegiatan inti adalah kegiatan yang
dilakukan oleh guru terhadap siswa untuk mencapai tujuan pembelajran. Kegiatan
disesuaikan dengan metode yang digunakan, baik materi maupun medianya.
Kegiatan akhir yaitu kegiatan penutup, kegiatan ini dilaksanakan untuk menutup
pembelajaran. Biasanya pada tahap ini yang dilakukan adalah penyampaian
kesimpulan, evaluasi, dan ditutup dengan doa dan salam.

c. Tahap Observasi

Pelaksanaan tahap observasi dilakukan peneliti bersama penguji satu atau


supervisor dua dan teman sejawat sebagai pengamat, yaitu pada tanggal 28 Oktober
2022. Pada tahap ini peneliti mengamati minat siswa selama proses pembelajaran
dan terjadi peningkatan minat dari 17% menjadi 50%
d. Tahap Refleksi

Tahap refleksi yang dilakukan peneliti dibantu supervisor dua dan teman
sejawat berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan. Selain menerima kritik,
saran serta masukan dari supervisor dua dan teman sejawat, dalam tahap refleksi ini,
peneliti juga mendapat kritik dan saran dari kepala sekolah.

Apabila dalam kegiatan observasi minat belajar siswa terhadap mata pelajaran
Matematika masih berkisar antara 12 peserta didik%, maka hasil dari refleksi untuk
pembelajaran pada siklus 1 ini, peneliti menyimpulkan untuk mengambil tindakan
perbaikan pembelajaran siklus 2. Adapun beberapa hal yang dipersiapkan dalam
kegiatan siklus 2 adalah sebagai berikut :

1) Mempersiapkan rencana perbaikan pembelajaran.

2) Penggunaan media elektronik visual proyektor.

3) menampilkan gambar dan warna yang lebih menarik perhatian siswa.

Tahap refleksi ini dilakukan peneliti pada tanggal 28 Oktober 2022.

Hasil Siklus 2 (https://youtu.be/jf1M6qhhtIk)

a. Tahap Perencanaan

Perencanaan perbaikan pembelajaran siklus II oleh peneliti akan dilaksanakan pada


hari Sabtu, 4 November 2022. Dengan dibantu supervisor dua dan teman sejawat
serta kritik dan saran dari kepala sekolah. peneliti mempersiapkan perangkat
pembelajaran antara lain sebagai berikut :

1) Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) siklus II.

2) Mempersiapkan skenario pembelajaran.

3) Menyediakan tambahan media pembelajaran yang dibutuhkan dalam


penyampaian materi.

4) Merubah strategi pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menyenangkan bagi


siswa.

b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pembelajaran peneliti laksanakan pada hari Sabtu, 4
November 2022. Pada tahap ini teridir dari 3 tahap, yaitu pembukaan, inti, dan
penutup. Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti pada tahapan pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus II. Pembukaan merupakan kegiatan rutin guru pada
saat memulai pembelajaran. Diawali dengan berdoa, menyapa siswa, memeriksa
kehadiran, dan menyampaikan tujuan dan materi pembelajaran. Kegiatan inti adalah
kegiatan yang dilakukan oleh guru terhadap siswa untuk mencapai tujuan
pembelajran. Kegiatan disesuaikan dengan metode yang digunakan, baik materi
maupun medianya. Kegiatan akhir yaitu kegiatan penutup, kegiatan ini dilaksanakan
untuk menutup pembelajaran. Biasanya pada tahap ini yang dilakukan adalah
penyampaian kesimpulan, evaluasi, dan ditutup dengan doa dan salam.

c. Tahap Observasi

Pelaksanaan tahap observasi dilakukan peneliti bersama penguji satu atau


supervisor dua dan teman sejawat selaku pengamat selama proses pembelajaran
berlangsung, pada tanggal 4 November 2022. Dalam pelaksanaan observasi ini,
peneliti dan pengamat mengamati aktivitas siswa khususnya dalam antusiasme dalam
mengikuti pembelajran matematika selama siswa mengerjakan evaluasi
pembelajaran.

d. Tahap Refleksi

Tahap refleksi dilakukan peneliti dengan bantuan supervisor dua dan teman
sejawat setelah kegiatan pelaksanaan pembelajaran selesai yaitu pada tanggal 4
November 2022. Kegiatan refleksi bertujuan menganalisis hasil belajar siswa.
Apabila ternyata minat belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan pesat,
dimana capaian minat belajar siswa sebagian besar meningkat seperti yang
diharapkan peneliti.

Dengan kata lain presentase peningkatan minat belajar matematika dari Pra
Siklus 17% menjadi 92%. Maka penulis menggolongkan perbaikan pembelajaran
dalam siklus II dapat meningkatkan minat belajar siswa. Dan apabila dalam siklus II
sudah dinyatakan berhasil, maka peneliti mengakhiri penelitian ini pada siklus II, tapi
bila belum berhasil maka peneliti meneruskan penelitian hingga siklus III.

Berdasarkan data yang diperoleh dari keseluruhan penelitian ini, didapatkan


hasil bahwa minat belajar meningkat. Pada pra siklus minat belajar siswa hanya 17%,
sedangkan pada siklus 1 minat belajar siswa meningkat menjadi 50% dan pada siklus
2 sebesar 92%. Angka tersebut merupakan pembulatan dari prosentase desimal yang
dihasilkan.

Hasil Penelitian
100%
10%
90%
80%
70% 57%
Jumlah Siswa

60% 81%
50%
90%
40%
30%
20% 43%
10% 19%
0%
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Tidak Minat 17 12 2
Minat 4 9 19

Gambar1. Prosentase Hasil Penelitian

PEMBAHASAN PENELITIAN
Berdasarkan analisa diatas, pembahasan hasil penelitian dapat dideskripsikan sebagai
berikut :
1) Penelitian perbaikan pembelajranpada mata pelajaran matematika kelas 3 UPTS SD Negeri
3 Gedung Wani yang dilaksanakn dalam 2 (dua) siklus. Pada siklus 1 sudah cukup baik
dan berpengaruh terhadap peningkatan minat belajar siswa menjadi 50%, namun masih
membutuhkan perbaikan yang disarankan oleh supervisor pendamping. Pada siklus
selanjutnya, yaitu siklus 2, perbaikan minat belajar siswa jauh lebih baik yang dbuktikan
dengan prosentase peningkatan minat sampai dengan 92%.
2) Minat belajar diukur dengan menggunakan 2 cara, yatu penilaian angket dan wawancara
terhadap peserta didik.
3) Minat belajar siswa dalam perbaikan pembelajaran matematika ini merupakan angka yang
diberikan oleh guru untuk mengukur ketercapaian perbaikan dalam pembelajaran.
Pengukuran ini dilakukan untuk mendapatkan prosentase minat belajar siswa terhadap
mata eplajaran matematika. Angka kenaikan minta belajar siswa pada siklus 1 yaitu 50%
dan 92% pada siklus 2.
4) Penerapan penggunaan media elektronik proyektor dalam perbaikan pembelajaran ini
dirancang untuk meningkatkan minat belajar matematika pada peserta didik. Hal ini
dilakukan agar siswa memiliki ketertarikan dalam mengikuti pembelajaran matematika.
Dalam penerapan penggunaan media elektronik proyektor ini, siswa melihat materi yang
disampaikan oleh guru di layar atau papan tulis yang dihasilkan dari perangkat proyektor
yang digunakan. Dengan ditampilkan dengan paduan gambar dan warna yang dihasilkan
oleh media tersebut, siswa akan tertarik untuk melihat dan

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan dari tanggal 28 Oktober 2022 sampai
dengan 4 November 2022, dapat diambil kesimpulan bahwa minat dalam pembelajaran
matematika menggunakan media elektronik visual proyektor pada materi “Pecahan dan cara
mengubah pecahan” kelas 3 UPTD SD Negeri 3 Gedung Wani mengalami peningkatan minat
belajar. Hal tersebut didapatkan dari prosentase peningkatan minat siswa dalam pembelajaran
matematika dari 17% kondisi pra siklus, menjadi 50% pada siklus 1, dan 92% pada siklus 2.
Dari peningkatan prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan media elektronik
visual proyektor dapat meningkatkan minat belajar siswa khusunya untuk pembelajaran
matematika.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, beberapa saran yang perlu dipertimbangkan dalam


pembelajaran matematika menggunakan media elektronik visual proyektor sebagai berikut:

1. Bagi peneliti

a) Jika akan menggunakan media elektronik visual proyektor dalam pembelajaran


matematika di kelas, hendaknya perencanaan dilaksanakan semaksimal mungkin.
Karena pembelajaran umenggunakan media elektronik visual proyektor membutuhkan
waktu yang relatif lama untuk seluruh langkah pembelajaran, dan mendesain bentuk
serta warna yang menarik perhatian peserta didik. Selain itu, pokok bahasan yang
dipakai sebagai bahan pembelajaran matematika menggunakan media elektronik
visual proyektor
b) Pembagian waktu untuk setiap langkah pembelajaran matematika menggunakan media
elektronik visual proyektor hendaknya tepat dan konsisten sehingga pembelajaran
matematika dapat berjalan dengan efektif.

2. Bagi Sekolah

a) Hendaknya sekolah dapat memfasilitasi media elektronik visual proyektor untuk


digunakan setiap guru, atau minimum memiliki sejumlah ruang kegiatan belajar
mengajar.

b) Sekolah dapat memberikan pelatihan terhadapa semua guru, khususnya untuk guru
yang belum menguasai media pembelajaran tersebut dalam penggunaan media
elektronik visual.

3. Bagi Siswa

a) Pertahankan minat belajar yang sudah terlaksana dengan menggunakan media


elektronik visual yang telah diterapkan.

b) Tingkatkan minat belajar dengan lebih agar mendapatkan hasil yang baik dalam
pembelajaran matematika.

DAFTAR PUSTAKA
Felisia, N. (2022). Perkembangan Peserta Didik. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Lestari. E.T. (2022). Cara Praktis Meningkatkan Motivasi Sisw Sekolah Dasar. Yogyakarta:
Deepublih.

Muhsetyo, G. (2022). Pembelajaran Matematika SD. Tangerang Selatan : Universitas


Tebuka.

Paulina Pannen dkk., 2001, Konstruktivisme dalam Pembelajaran. Proyek Pengembangan


Universitas Terbuka Dirjend Dikti Depdiknas, Jakarta, him. 1.

Philips. 2002. Multimedia Projectors: A Key Component in the Classroom of the


Future.Tersediadihttp://thejournal.com/articles/2002/06/01/multimediapro jektors-a-
key-component-in-the-classroom-of-the-future.aspx, diakses pada tanggal 20 Januari
2017.Ruqoyah, S. (2021). Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Cirebon :
Cirebon Edutrismedia Indonesia.

Sudjana, Nana. 1990. Teori-teori Belajar Untuk Pengajaran. Bandung: Fakultas Ekonomi UI.

T.A. Arigiyati, B.K. (2021). Menumbuhkan Motivasi Belajar Matematika pada Anak.
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat, pp.183-188.

Vivian, J. (2008). Teori Komunikasi. Jakarta: Kencana.


Wardani, I. G. A. K. Dan Wihardit, K. (2021). Penilitian Tindakan Kelas. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.

Wijaya, Cece dan A. Tabrani Rusyan. (Ed.) 1992. Kemampuan Dasar Guru dalam Proses
Belajar Mengajar. Cetakan kedua. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai