SHIFT 10
Ronaldo Aprilian (E1J019054)
Febiola Rosalina Panjaitan (E1J019061)
Renova Agata Siregar (E1J019022)
Afrizal (E1J019074)
Alhafizh (E1J019084)
Dalam menentukan wilayah pertanian yang akan di wawancarai dalam praktikum ini
dilakukan dengan cara praktikan memilih wilayah aing masing oleh mahasiswa dan mahasiswi
dimana mahasiswa harus mencari wilayah yang merupakan daerah pertanian yang banyak
membudidayakan tanaman pangan. Pada kelompok ini, usahatani yang akan di analisis adalah
tanaman padi sawah, dimana lokasi yang dipilih adalah di Pekik Nyaring, Kecamatan Pondok
Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu. Pada lokasi tersebut kelompok ini
akan melakukan observasi tentang tanaman padi sawah yang dibudidayakan para petani di
wilayah tersebut.
Sample Random Sampling adalah metode dalam pengambilan sampel dengan melakukan
cek keadaan daftar populasi (kerangka populasi) untuk menentukan jarak intervalnya. Sehingga
dalam prosenya metode ini memungkinkan setiap populasi memiliki kesempatan untuk di
jadikan sampel untuk rujukan dalam penelitian. Jumlah sampel yang diambil yaitu 5 responden
yang terdiri dari petani yang mengusahakan usahatani padi baik yang berstatus sebagai pemilik
penggarap, penggarap penyewa dan peminjam.
Keseruhuan biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam satu kali masa tanam terdiri dari
biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan oleh petani yang
tidak tergantung oleh besarnya output yang dihasilkan. Kedua biaya tersebut jika dijumlahkan
akan menghasilkan biaya total. Data ini diperoleh dari biaya yang dikeluarkan oleh petani setiap
tahun menurut umur tanaman meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Dengan Rumus
(Soekartawi, 2002).
TC = TFC + TVC
Keterangan:
TFC : Biaya Tetap (Biaya investasi, penyusutan alat pertanian, dan tenaga kerja Rp/luas
garapan/tahun)
TVC : Biaya Tidak Tetap (Biaya Pupuk, herbisida, tenaga kerja dalam Rp/luas garapan/tahun.
Total Revenue merupakan hasil kali dari jumlah barang yang dihasilkan dengan harga
yang rumusnya dapat ditulis sebagai berikut:
TR = P × Q
Keterangan :
P : Harga (Rupiah)
Q : Barang dan jasa yang dihasilkan dengan asumsi barang dan jasa tersebut terjual semua
(Unit)
Pendapatan atau yang disebut juga keuntungan absolut digunakan terutama bagi usaha
atau bisnis yang ditujukan untuk mencari keuntungan absolut. Pendapatan atau keuntungan
absolut adalah selisih antara penerimaan total dengan biaya produksi total. Secara matematis
definisi ini dinyatakan dengan rumus :
π = TR –TC
Keterangan:
π= pendapatan/keuntungan absolut
TR= total revenue/penerimaan total
BAB IV
Kabupaten Bengkulu Tengah memiliki posisi yang sangat strategis, karena selain berada
pada jalur perlintasan antara Kota Bengkulu dan Kota Lubuk Linggau, juga merupakan
kabupaten terdekat dan berbatasan langsung dengan Kota Bengkulu. Secara geografis Kabupaten
Bengkulu Tengah terletak diantara koordinat 102°.11’.24”-102°.37’.12” BT dan 3°.28’.48” -
3°.51’.36” LS. Sedangkan secara administrasi wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah merupakan
bagian dari wilayah Provinsi Bengkulu.
Sebelah Utara : Kecamatan Air Napal, Kecamatan Kerkap Kabupaten Bengkulu Utara dan
Kecamatan Curup Kabupaten Rejang Lebong;
Sebelah Timur : Kecamatan Ujanmas, Kecamatan Kepahiang, dan Kecamatan Seberang Musi
Kabupaten Kepahiang;
Sebelah Barat : Kecamatan Selebar, Kecamatan Sungai Serut, Kecamatan Muara Bangkahulu
Kota Bengkulu dan Teluk Pering Samudera Hindia.
Untuk kecamatan Pondok Kelapa adalah dengan luas wilayah 165,20 Km 2 yang terdiri
dari 22 desa.
Jumlah penduduk di Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2015 berjumlah 107.791 jiwa
meningkat sekitar 1,67 % dari tahun 2014 yang berjumlah 106.017 jiwa. Penduduk terbanyak
berada di Kecamatan Pondok Kelapa yakni sejumlah 27.632 atau sekitar 25,64 %.dari seluruh
total penduduk Bengkulu Tengah. Sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit berada di
Kecamatan Merigi Sakti yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 5.821 jiwa. Kecamatan
Pondok Kelapa menjadi wilayah yang memiliki penduduk terbanyak karena letaknya yang
berbatasan dengan kota Bengkulu dan memiliki infrastruktur yang lebih lengkap dibandingkan
dengan kecamatan –kecamatan lainnya.
Komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di Wilayah Kabupaten
Bengkulu Tengah pada tahun 2015 penduduk yang termasuk kategori Usia Balita pada tahun
2015 sebesar 11.229 jiwa. Sedangkan penduduk yang termasuk usia pendidikan dasar sebesar
21.815 Jiwa . Adapun jumlah penduduk yang termasuk Angkatan Kerja sebesar 64.697 Jiwa dan
Usia Lanjut sebesar 6.375 Jiwa.
Karakteristik yang diamati adalah usia, pendidikan formal, luas lahan, pengalaman
berusahatani, jumlah anak, tanggungan keluarga, luas lahan yang dimiliki, sumber pendapatan
responden. Karakteristik petani dapat dilihat dari table berikut.
Berdasarkan tabel di atas, mayoritas responden memiliki umur rata-rata 58.44 yang
mengusahatanikan padi. Dimana umur tersebut merupakan umur yang harusnya sudah tidak
produktif dalam bekerja. Dimana pada usia tersebut, tenaga dan kemampuan bekerja para petani
sudah tidak teralalu maksimal dan optimal.
Lama tidaknya pengalaman berusahatani tidak menjamin keberhasilan berusaha tani. Hal
ini dapat dilihat dari perbedaan jumlah produksi yang dihasilkan oleh petani walaupaun luas
lahannya relatif luas. Dari data yang ada pada table di atas dapat diketahui rata-rata pengalaman
berusahatani responden di desa Pekik Nyaring 29.24 tahun.
Pendidikan adalah salah satu aspek yang dapat mencirikan kualitas seorang petani dalam
berusahatani. Dari table di atas, dapat dilihat rata-rata lama pendidikan formal yang ditempuh
petani di desa Pekik Nyaring adalah 7 tahun, atau setara dengan kelas 1 atau 2 sekolah dasar.
Dan untuk pendidikan formal para petani desa Pekik Nyaring hanya sedikit dari para petani yang
pernah mengikuti pendidikan non formal atau seperti penyuluhan dan pertemuan kelompok tani.
Dari data di atas diperoleh rata-rata hanya 0,6 yang pernah mengikuti pendidikan non formal.
Berdasarkan table di atas, pekerjaan pokok semua responden adalah petani. Dan untuk
pekerjaan sampingan responden ada sebanyak 6 responden, 3 responden memiliki pekerjaan
sampingan sebagai pedagang, dan 3 responden lagi memiliki pekerjaan sampingan sebagai
buruh.
b. Tanggungan Keluarga
Tabel 2
c. Luas Lahan
Tabel 3
Berdasarkan data pada table di atas, total luas lahan para responden petani padi di desa
Pekik Nyaring adalah 16.75 Ha dengan rata-rata luas lahan 0.67 Ha. Dari data luas lahan petani
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa responden mempunyai lahan pertanian untuk usahatani
padi cukup luas. Dengan lahan yang cukup luas tersebut, petani dapat lebih optimal dalam
menggarap lahan dan dalam mengembangkan usahataninya agar mendapatkan keuntungan yang
lebih tinggi dan maksimal.
Lokasi penelitian dari kelima mahasiswa dalam satu kelompok adalah sama, dimana lokasinya
terdapat di desa Pekik Nyaring, Kecamatan Pondok Kelapa, Bengkulu. Berikut di bawah ini
profil Usahatani lokasi penelitian. Kabupaten Bengkulu Tengah memiliki posisi yang sangat
strategis, karena selain berada pada jalur perlintasan antara Kota Bengkulu dan Kota
Lubuklinggau, juga merupakan kabupaten terdekat dan berbatasan langsung dengan Kota
Bengkulu.
Jumlah Penerimaan
Rill Unrill
Rp/UT/MT Rp/Ha/MT Rp/UT/MT Rp/Ha/MT
Jumlah 322476700 517700700 329751700 528926950
Rata-rata 12899068 20708028 13190068 21157078
Jumlah Pendapatan
Rill Unrill
Rp/UT/MT Rp/Ha/MT Rp/UT/MT Rp/Ha/MT
Jumlah 253596549.2 397117705.9 253027804.4 395563961.1
Efisiensi
R/C B/C
Rill Unrill Rill Unrill
Rp/UT Rp/Ha Rp/UT Rp/Ha Rp/UT Rp/Ha Rp/UT Rp/Ha
Juml 139.513 136.578 115.423 26.0921 - - - -
0165 4014 3587 2438 114.513 111.578 90.4233 1.09212
ah
0165 4014 5871 4381
Total Biaya
Rill Unrill
Rp/UT Rp/Ha Rp/UT Rp/Ha
Jumlah 68880150.82 120582994.1 76723895.62 133362988.9
5.4 Pembahasan
1. Luas Lahan
Lahan usahatani yang menjadi sarana bagi petani dalam melakukan usahatani merupakan
lahan milik sendiri dan ada juga yang bersifat sakap dengan sistem bagi hasil. Rata-rata luas
lahan dari responden petani padi di desa Pekik Nyaring adalah 0,67 Ha.
2. Produksi
Jumlah produksi padi sawah berupa gabah kering panen. Untuk data jumlah keseluruhan
produksi gabah kering panen yang didapat adalah 32715 kg, dan untuk rata-ratanya didapat
1308.6 kg. Dengan total jumlah harga keseluruhan adalah Rp 140185500, dan rata-ratanya
didapat Rp 5607420.
3. Harga
Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh, harga jual padi berupa gabah kering panen per kg
di tahun 2021 ada pada kisaran Rp 3.500- Rp 5.000. Dengan rata-rata penjualan gabah kering
panen didapat senilai Rp 3.922.
4. Biaya Produksi
Biaya produksi pada usahatani terdiri dari biaya yang dibayarkan dan biaya yang
dipertimbangkan. Untuk biaya yang dibayarkan, meliputi biaya pupuk, pestisida, tenaga kerja
luar keluarga (TKLK), dan pajak, dan pajak. Biaya-biaya tersebut dikategorikan kepada biaya
yang dibayarkan karena biaya-biaya tersebut merupakan biaya yang dikeluarkan langsung secara
tunai oleh petani. Kemudian, untuk biaya yang diperhitungkan terdiri dari biaya bibit (yang
diproduksi sendiri), Tenaga Kerja Dalam Keluarga (TKDK), nilai penyusutan alat, sewa lahan,
dan bunga modal. Biaya-biaya tersebut tergolong biaya yang dibayarkan karena tidak
dikeluarkan langsung secara tunai oleh petani sampel, tetapi diperhitungkan dalam menganalisis
usahatani.
1. Biaya yang dibayarkan
Biaya Pupuk
Untuk biaya pupuk yang dikeluarkan oleh petani responden berdasarkan luas usahatani dengan
jumlah total keseluruhan Rp.23.669.000 dan rata-rata biaya yang dikeluarkan sebesar
Rp.946.760
Biaya Pestisida
Untuk biaya pestisida yang dikeluarkan oleh petani sampel berdasarkan luas usahatani yaitu
sebesar Rp.2.581.400 dan rata-rata biaya yang dikeluarkan sebesar Rp.103.256.