Anda di halaman 1dari 74

ANATOMI DAN FISIOLOGI

SISTEM PENGINDERAAN

Prodi D-III Keperawatan


UPI Kampus Sumedang
Sistem penginderaan
• PENGLIHATAN  MATA
• PENDENGARAN & KESEIMBANGAN 
TELINGA
• PENCIUMAN  HIDUNG
• PENGECAP  LIDAH
• PERABA   KULIT
INDERA PENGLIHATAN : MATA
• BOLA MATA TDD: 3 LAPISAN :
• Lapisan Terluar  Sklera, Keruh Yg Semakin Ke Depan
semakin Tembus Pandang  Kornea
• Lapisan Kedua  Khoroid, Hitam (Gelap), Ke Depan Akan
Membentuk Otot Ciliari & Iris (Berfungsi Untuk Mengatur
Cahaya  Bila Cahaya Terlalu Besar Maka Iris Saling
Mendekati, Pupil Mengecil Sedangkan Jika Cahaya Redup Iris
Saling Menjauhi, Pupil Membesar
• Lapisan terdalam  retina, mempunyai pembuluh darah
arteri & vena retinalis sehingga bola mata teraliri darah
Internal structure of the eye (sagittal section)

Ora serrata Sclera


Ciliary body Choroid
Ciliary zonule
Retina
(suspensory
ligament) Macula lutea
Cornea
Fovea centralis
Iris
Pupil Posterior pole
Anterior
pole Optic nerve

Anterior
segment
(cavity)
Lens

Scleral venous sinus


(Canal of Schlemm) Central artery
and vein of the retina
Posterior segment (cavity)
(contains vitreous humor) Optic disc
(blind spot)
(a)

Human Anatomy and Physiology, 7e Copyright © 2007 Pearson Education, Inc.,


by Elaine Marieb & Katja Hoehn publishing as Benjamin Cummings.
• selain ke 3 lapisan terdahulu, terdapat pula lensa kristalina,
aquous humor, vitrous humor (aquous vitrous yg lbh kental)
• media penglihatan  kornea, aquous humor, lensa kristalina,
vitrous humor (aquous vitrous)
• kerusakan atau gangguan dari salah satu di atas, kita tidak
dapat melihat
• terdapat pula bintik kuning (fovea nasalis = makula lutea =
fovea sentralis = fovea medialis)  tempat penerima benda
yg dilihat oleh mata karena di tempat ini tdpt sel kerucut (dlm
fovea) & sel batang (tersebar di retina) sebagai organ yg peka
terhadap cahaya
• Selain bintik kuning terdapat bintik buta (blind spot), karena
daerah ini tdk peka terhadap cahaya krn tdk ada sel batang &
sel kerucut
• Sel batang untuk melihat cahaya redup (remang-remang),
sdgkan sel kerucut untuk siang hari & warna
• Pd retina terkenal teori duplisitas  skotop  mekanisme
pengaturan penglihatan senja & malam hari serta photop
mekanisme yg mengatur penglihatan siang hari & warna
• Sel batang & sel kerucut dipersyarafi oleh syaraf optik secara
bipolar  merupakan syaraf penglihatan serta syaraf kranial
yang ke-II
• Selain syaraf optik (ii), ada syaraf kranial lain yang
membantu dlm pengoperasian & gerakan bola mata,
yaitu syaraf okulumotor (iii), troklearis (iv), abdusens
(vi) & trigeminal (v)  selain mempersyarafi daerah
mata sampai ke kepala juga mempersyarafi daerah
rahang atas & rahang bawah
Posisi iris mata terlindung di belakang kornea dan di
depan lensa, iris mata adalah lingkaran berwarna
yang terletak di sekeliling biji mata. Retina adalah
garis mata bagian belakang di mana penglihatan
diproses. Iris mata BUKAN Retina.
ORGAN OKULI ASSESORIA

• Kavum orbita (rongga mata) bentuknya seperti kerucut


Terdiri : os frontalis, os zigomatikum, os spenoidal, os
etmoidalis, os palatum, os lakrimal
• Supersilium (alis mata). Dua potong kulit tebal yang
melengkung ditumbuhi oleh bulu.Berfungsi sebagai
pelindung mata & kecantikan
• Palpebra (kelopak mata). Terdiri dari kelopak mata atas
(muskulus levator palpebra superior)& bawah.
(muskulus levator palpebra Inferior). Berfungsi
pelindung mata apabila ada gangguan pada mata
(menutup & membuka mata)
- Bagian kelopak yang berlipat (tarsus) →pada kedua
tarsus terdapat kelenjar tarsalia, sebasea & keringat
The eye and associated accessory structures

Site where Eyebrow


conjunctiva
merges with Eyelid
cornea
Eyelashes

Pupil
Palpebral
fissure
Lacrimal
caruncle

Lateral Medial
commissure commissure
(canthus) (canthus)

Iris Sclera
(covered by
Eyelid conjunctiva)

(a)

Human Anatomy and Physiology, 7e Copyright © 2007 Pearson Education, Inc.,


by Elaine Marieb & Katja Hoehn publishing as Benjamin Cummings.
• Aparatus lakrimaris (air mata). Dihasilkan oleh
kelenjar lakrimalis superior & inferior - (proses)
melalui duktus ekskretorius lakrimaris → sakus
konjungtiva → melalui bagian depan bola mata →
sudut tengah bola mata → kanalis lakrimalis →
duktus nasolakrimaris → meatus nasalis inferior
• Konjungtiva
Selaput bening halus yang melapisi permukaan
dalam kelopak mata (konjungtiva palpebra) dan
kemudian membalik keluar pada bagian depan
bola mata (konjungiva bulbi /okuler)
The lacrimal apparatus

Lacrimal Lacrimal sac


gland

Excretory ducts
of lacrimal gland

Lacrimal punctum

Lacrimal canaliculus

Nasolacrimal duct

Inferior meatus
of nasal cavity

Nostril

Human Anatomy and Physiology, 7e Copyright © 2007 Pearson Education, Inc.,


by Elaine Marieb & Katja Hoehn publishing as Benjamin Cummings.
• Muskulus okuli (otot mata)
– M. Levator palpebralis superior inferior (mengangkat
kelopak mata)
– M. Orbikularis okuli * lingkar mata (menutup mata)
– M. Rektus okuli inferior * disekitar mata (menutup mata)
– M. Rektus okuli medial * disekitar mata (menggerakan
mata dalam /bola mata)
– M. Obliques okuli inferior (menggerakan bola mata ke
bawah ke dalam)
– M. Obliques okuli superior (memutar mata ke atas, ke
bawah dan keluar)
→ Pada strabismus (juling) disebabkan tidak seimbangnya /
paralise kelumpuhan fungsi dari salah satu otot mata
The eye and associated accessory structures

Levator palpebrae
superioris muscle
Orbicularis
oculi muscle
Eyebrow
Tarsal plate
Palpebral
conjunctiva
Tarsal
glands

Cornea

Palpebral
fissure
Eyelashes
Bulbar
conjunctiva

Conjunctival
sac
Orbicularis
oculi muscle

(b)

Human Anatomy and Physiology, 7e Copyright © 2007 Pearson Education, Inc.,


by Elaine Marieb & Katja Hoehn publishing as Benjamin Cummings.
Extrinsic eye muscles

Trochlea

Superior oblique muscle

Superior oblique tendon


Superior rectus muscle
Axis at
Lateral rectus muscle center
of eye
Conjunctiva Inferior
rectus muscle
Medial
rectus muscle
Lateral
rectus muscle
Optic Inferior Inferior Annular ring
nerve rectus oblique
(a) muscle muscle (b)

Controlling cranial
Name Action nerve
Lateral rectus Moves eye laterally VI (abducens)
Medial rectus Moves eye medially III (oculomotor)
Superior rectus Elevates eye and turns it medially III (oculomotor)
Inferior rectus Depresses eye and turns it medially III (oculomotor)
Inferior oblique Elevates eye and turns it laterally III (oculomotor)
Superior oblique Depresses eye and turns it laterally IV (trochlear)
(c)

Human Anatomy and Physiology, 7e Copyright © 2007 Pearson Education, Inc.,


by Elaine Marieb & Katja Hoehn publishing as Benjamin Cummings.
FUNGSI MATA
• menerima rangsangan berkas cahaya pada
retina dengan perantaraan serabut nervus
optikus, menghantarkan rangsangan ini
kepusat penglihatan pada otak untuk
ditafsirkan
PENGATURAN CAHAYA
• Pupil (tempat masuknya cahaya ke bagian mata) yang
dikontrol saraf otonom
* Cahaya terang (pupil mengecil apabila otot sirkuler
/konstriktor berkontraksi & membentuk cincin yang
lebih kecil) → simpatis
* Cahaya gelap (otot radialis memendek
menyebabkan ukuran pupil meningkat) →
parasimpatis
• Penglihatan normal = emetropi
• Bila benda yg dilihat jatuh di depan fovea
sentralis  disebut rabun jauh (myopi) dan
dpt diatasi dgn lensa cekung (negatif), bila
benda yg dilihat jatuh di belakang fovea
sentralis  disebut rabun dekat
(hypermetropi), dpt diatasi dgn lensa
cembung (positif)
PEMFOKUSAN BERKAS CAHAYA
• Pembelokan suatu berkas cahaya (refraksi)
ketika suatu berkas cahaya mengenai permukaan
lengkung dengan densitas lebih besar, arah
refraksi tergantung pada sudut kelengkungan
* Lensa konveks (cembung) menyebabkan
konvergensi / penyatuan berkas cahaya
* lensa konkaf (cekung) menyebabkan divergensi
(penyebaran) berkas cahaya
FUNGSI REFRAKSI MATA
• Cahaya jatuh di atas mata → bayangan letaknya difokuskan pada retina →
menembus & diubah kornea lensa badan aques & vitrous → membiaskan
& memfokuskan bayangan pada retina bersatu menangkap sebuah titik
bayangan yang difokuskan
• Untuk dpt melihat benda stimulus berupa cahaya
harus jth di reseptor (penerima) yg selanjutnya di
teruskan ke pusat penglihatan (fovea sentralis) &
diperlukan ketajaman (visus) penglihatan
• Visus sangat dipengaruhi sifat fisis mata (aberasi
mata = kegagalan sinar utk berkonvergensi/bertemu
di titik identik), besarnya pupil, komposisi cahaya,
mekanisme akomodasi, elastisitas otot, faktor
stimulus (warna yg kontras, besar kecilnya stimulus,
durasi, intensitas cahaya, serta faktor retina (semakin
kecil & rapat sel kerucut), maka semakin kecil
minimum separabel (separable minimum)
• Bila seseorang mengalami rabun jauh & jg rabun
dekat secara bersamaan  astigmatisma maka dpt
diperbaiki dengan kacamata jenis silendris yang
berfungsi utk mengatasi ke2 rabun tersebut
• Tetapi bila elastisitas lensa kristalina menurun karena
usia & pengapuran  presbyopia  pengapuran ini
dapat terjadi buramnya/kaburnya penglihatan yang
disebut sebagai katarak
• Bila kita melihat satu benda dgn kedua belah mata
maka benda tsb dpt terlihat dgn baik karena jatuh di
titik identik, tetapi bila salah satu bola mata diganggu
maka akan terlihat benda rangkap (diplopia) karena
tdk jth di titik identik
AKOMODASI
• AKOMODASI ADALAH KEMAMPUAN MENYESUAIKAN KEKUATAN LENSA
SEHINGGA BAIK SUMBER CAHAYA DEKAT MAUPUN JAUH DAPAT
DIFOKUSKAN DI RETINA
* KONTRAKSI OTOT SILIARIS, LIGAMENTUM SUSPENSORIUM MELEMAS &
TEGANGAN PADA LENSA BERKURANG (LENSA MEMBULAT & MENGUAT)
INDERA PENDENGARAN
TELINGA BAGIAN LUAR
• Aurikula/pinna (daun telinga)
Menampung gelombang suara datang dari luar masuk ke
dalam telinga
• Meatus akustikus eksterna (liang telinga)
Saluran penghubung aurikula dengan membran timpani
(terdiri tulang rawan & keras, saluran ini mengandung rambut,
kelenjar sebasea & kelenjar keringat, khususnya menghasilkan
sekret-sekret berbentuk serum)
• Membran timpani
Selaput gendang telinga batas antara telinga luar & telinga
tengah
Structure of the ear

Internal
External (inner) ear
Middle
(outer) ear (labryinth)
ear

Auricle
(pinna)
Helix

Lobule External
acoustic
meatus
Pharyngotympanic
Tympanic membrane
(auditory) tube
(a)

Human Anatomy and Physiology, 7e Copyright © 2007 Pearson Education, Inc.,


by Elaine Marieb & Katja Hoehn publishing as Benjamin Cummings.
TELINGA BAGIAN TENGAH
• Kavum timpani
Rongga didalam tulang temporalis terdapat 3 buah
tulang pendengaran (maleus, inkus dan stapes)
• Antrum timpani
Rongga tidak teratur terletak di bawah samping dari
kavum timpani
• Tuba auditiva eustaki
Saluran tulang rawan yang berjalan miring ke bawah
agak kedepan
Structure of the middle ear

Entrance to mastoid antrum


in the epitympanic recess
Auditory
ossicles
Malleus Semicircular
(hammer) canals
Incus
(anvil) Vestibule
Stapes
(stirrup)
Vestibular
nerve

External Cochlear
acoustic nerve
meatus

Cochlea
Tympanic
membrane

Oval window
(deep to stapes)
Pharyngotympanic
Internal (auditory) tube
(b) jugular vein Round window

Human Anatomy and Physiology, 7e Copyright © 2007 Pearson Education, Inc.,


by Elaine Marieb & Katja Hoehn publishing as Benjamin Cummings.
The three auditory ossicles in the right middle ear

Malleus Incus Epitympanic recess


Superior

Anterior

Pharyngotym- Tensor Tympanic Stapes Stapedius


panic tube tympani membrane muscle
muscle (medial view)
Human Anatomy and Physiology, 7e Copyright © 2007 Pearson Education, Inc.,
by Elaine Marieb & Katja Hoehn publishing as Benjamin Cummings.
TELINGA BAGIAN DALAM
• Labirin osseus
Serangkaian saluran bawah dikelilingi oleh cairan
(perilimfe)
- Vestibulum
- Koklea
- Kanalis semi sirkuler
• Labirintus membranosus
- Utrikulus
- Sakulus
- Duktus semi sirkularis
Membranous labyrinth of the internal ear

Temporal
bone

Semicircular ducts in Facial nerve


semicircular canals:
Vestibular nerve
• Anterior
Superior vestibular ganglion
• Posterior
Inferior vestibular ganglion
• Lateral
Cochlear nerve
Cristae ampullares
in the ampullae Maculae
Spiral organ (of Corti)
Utricle in vestibule
Saccule in vestibule Cochlear duct in cochlea

Stapes in Round window


oval window

Human Anatomy and Physiology, 7e Copyright © 2007 Pearson Education, Inc.,


by Elaine Marieb & Katja Hoehn publishing as Benjamin Cummings.
Anatomy of the cochlea

Modiolus
Cochlear nerve,
division of the
vestibulocochlear
Oval nerve (VIII)
window
Spiral ganglion
Osseous
spiral lamina
Vestibular
(a) Round window membrane
Cochlear duct
Helicotrema
(scala media)

Human Anatomy and Physiology, 7e Copyright © 2007 Pearson Education, Inc.,


by Elaine Marieb & Katja Hoehn publishing as Benjamin Cummings.
Anatomy of the cochlea

Tectorial Vestibular
membrane membrane

Cochlear duct
(scala media) Scala
vestibuli
Spiral
Stria ganglion
vascularis

Spiral
organ
(of Corti) Osseous
Scala spiral
Basilar tympani lamina
membrane

(b)

Human Anatomy and Physiology, 7e Copyright © 2007 Pearson Education, Inc.,


by Elaine Marieb & Katja Hoehn publishing as Benjamin Cummings.
Anatomy of the cochlea

Tectorial
membrane
Inner hair cell
Afferent nerve
Hairs (stereocilia) fibers
Outer hair cells

Supporting
cells
Fibers of
cochlear
nerve

Basilar
membrane
(c)

Human Anatomy and Physiology, 7e Copyright © 2007 Pearson Education, Inc.,


by Elaine Marieb & Katja Hoehn publishing as Benjamin Cummings.
INDERA PENDENGARAN & KESEIMBANGAN
• Dipersyarafi syaraf kranial viii (oktavus/vestibulokoklearis) yg bercabang
dua yaitu: syaraf auditorius (pendengaran) & syaraf vestibularis
(keseimbangan)
• Bunyi merupakan vibrasi (getaran) di udara yg hanya dpt di dengar oleh
telinga manusia antara 20 – 20.000 hertz
• VIBRASI BERJALAN MELALUI UDARA SEKITAR 1,238 km/jam
• Manusia mempunyai kekuatan individu utk mempersepsi suara
• Persepsi manusia thd suara keras tgt: amplitudo, suara tinggi tgt frekuensi,
kualitas bunyi/timbre berkaitan erat dgn kompleksitas vibrasi
• Bunyi dpt di dengar manusia melalui transmisi
getaran bunyi yg tdd:
• 1. Transmisi udara (aerotymponal)  sumber
suara getarkan udara  daun telinga  lubang
telinga  membrana tympani  bergetar 
osicula auditiva  perylimph  membran
basalis bergetar  organ corti bergetar 
syaraf auditorius  bunyi
• 2. Transmisi tulang (craniotymponal)  getaran
berjalan melalui penghantar tulang  getaran
sumber suara  menggetarkan tulang kepala 
menggetarkan perylimph pada skala vestibuli 
skala tympani  penghantaran udara
• Penghantaran melalui tlg dpt dilakukan dgn
percobaaan rine, sdgkan penghantaran bunyi melalui
tlg kmd dilanjutkan melalui udara dpt dilakukan dgn
percobaan weber
• Kecepatan penghantaran suara terbatas, makin tmbh
usia makin berkurang daya tangkap suara atau bunyi
yg dinyatakan antara 30 – 20.000 siklus/dtk
PROSES PENDENGARAN

• ..
Sound: source and propagation

Area of
compressed
molecules

Area of
rarefaction
Wavelength
Air pressure

Crest

Trough
(a) (b)

Time Amplitude

(c)

Human Anatomy and Physiology, 7e Copyright © 2007 Pearson Education, Inc.,


by Elaine Marieb & Katja Hoehn publishing as Benjamin Cummings.
Route of sound waves through the ear

External ear Middle ear Internal ear

Air
External Malleus, incus, Fluids in cochlear canals
Tympanic Oval
Pinna acoustic stapes
membrane window Upper and middle Lower
meatus (ossicles)
Pressure

Time
Spiral organ
One Amplitude Amplification
(of Corti)
vibration in middle ear
stimulated

Human Anatomy and Physiology, 7e Copyright © 2007 Pearson Education, Inc.,


by Elaine Marieb & Katja Hoehn publishing as Benjamin Cummings.
Gelombang suara

Getaran membran timpani

Getaran tulang telinga tengah

Getaran jendela oval

Getaran jendela bundar Gerakan cairan didalam koklea

Penghamburan energi Getaran membrana basilaris


(tidakada persepsi suara)

Pembengkokan rambut sel sel reseptor organ korti sewaktu pergerakan membran
basilaris menyebabkan perubahan posisi rambut-rambut tersebut dalam kaitannya
dengan membrana tektorial diatasnya tempat rambut rambut tersebut terbenam

Perubahan potensial berjenjang (potensial reseptor di sel sel reseptor

Perambatan potensial aksi ke korteks auditorius di lobus temporalis otak


untuk persepsi suara
Resonance of the basilar membrane and activation of the cochlear hair cells

Stapes
Scala Cochlear
vestibuli nerve
Oval Perilymph
window

Round Scala Basilar Cochlear


window tympani membrane duct
(a)

Base Apex Basilar


membrane
Relative 500 Hz
lengths
of basilar
fibers
within 4000 Hz
different
regions
of basilar
membrane Hz Hz Hz Hz 24,000 Hz
20,000 1500 500 20
(b) (High notes) (Low notes) (c)

Human Anatomy and Physiology, 7e Copyright © 2007 Pearson Education, Inc.,


by Elaine Marieb & Katja Hoehn publishing as Benjamin Cummings.
Simplified diagram of the auditory pathway to the auditory cortex of the brain

Medial
geniculate
body of
thalamus

Primary auditory
cortex in temporal lobe

Inferior colliculus

Lateral lemniscus

Superior olivary
nucleus (pons- Midbrain
medulla junction)

Cochlear nuclei

Vibrations Medulla

Vestibulocochlear
Vibrations nerve
Spiral ganglion
of cochlear nerve
Bipolar cell

Spiral organ
(of Corti)

Human Anatomy and Physiology, 7e Copyright © 2007 Pearson Education, Inc.,


by Elaine Marieb & Katja Hoehn publishing as Benjamin Cummings.
SARAF PENDENGARAN
• Nervus auditori mengumpulkan sensibilitas & bagian
vestibuler rongga telinga dalam yang mempunyai
hubungan dengan keseimbangan
• Bergerak menuju nukleus vestibularis yang berada
pada titik pertemuan antara pons & medula
oblongata → serebelum
• Bagian koklearis pada nervus auditori saraf
pendengaran, serabut saraf dipancarkan ke nukleus
di belakang thalamus, menuju korteks otak (bagian
temporalis)
• Kehilangan pendengaran konduktif
Kehilangan pendengaran dimana transmisi bunyi
yang efektif ke telinga dalam terputus oleh sumbatan
atau proses penyakit (impaksi serumen, otitis media,
otosklerosis/ pembentukan tulang baru)

• Kehilangan pendengaran sensorineural


Kehilangan pendengaran sehubungan dengan
kerusakan organ akhir untuk pendengaran dan atau
nervus kranialis VIII (kerusakan kokhlea/ saraf
vestibulokokhlear)
• UJI RINNE
Membandingkan hantaran/ konduksi suara melalui
tulang pendengaran dengan udara
Normal : konduksi udara berlangsung lebih lama dari
konduksi tulang
* Bila ada kehilangan pendengaran konduktif
konduksi tulang akan melebihi konduksi udara
“begitu konduksi tulang menghilang, pasien tidak
mampu lagi mendengar mekanisme konduksi yang
biasa”
* Bila ada kehilangan pendengaran sensorineural
suara yang dihantarkan melalui udara lebih baik dari
tulang, meskipun keduanya merupakan konduktor
yang buruk & segala suara diterima seperti sangat
jauh & lemah
• UJI WEBER
Memanfaatkan konduksi tulang untuk menguji
adanya laterisasi suara
Normal : mendengar suara seimbang pada kedua
telinga/ suara terpusat di tengah kepala
* Bila ada kehilangan pendengaran konduktif suara
akan lebih jelas terdengar pada sisi yang sakit
* Bila ada kehilangan pendengaran sensorineural
suara akan mengalami laterisasi ke telinga yang
pendengarannya lebih baik
INDERA PENCIUMAN
INDERA PENCIUMAN

• Indera penciuman terletak pada rongga hidung. Di


dalam rongga hidung terdapat rambut-2 halus yg
berfungsi untuk menyerap kotoran yg masuk melalui
sistem pernafasan
• Tingkatan rongga hidung terdiri dari air entering
(aliran udara), inferior nasal concha, midle nasal
concha, superior nasal concha & serabut akar &
jaringan syaraf penciuman
• Syaraf penciuman, syaraf kranial i  olfaktori yg
berfungsi untuk mendeteksi bau-bauan yg masuk
melalui hirupan nafas
• Proses penciuman
Bau →rongga hidung →saraf / nervus olfaktorius →
lobus temporal (perasaan ditafsirkan)
Rangsang penciuman dirangsang oleh gas yang
dihisap
• Konka nasalis
- Konka nasalis superior
- Konka nasalis media
- Konka nasalis inferior
• Sinus paranasal
- Sinus maksilaris
- Sinus sfenoidalis
- Sinus frontalis
Olfactory receptors

Olfactory Frontal lobe


epithelium of cerebrum
Olfactory tract Mitral cell
Olfactory Olfactory
bulb tract Glomeruli

Nasal
Cribriform plate
conchae
of ethmoid bone

Filaments of
olfactory nerve
Route of Lamina propria
Olfactory
inhaled air connective tissue
gland
Axon
Basal cell
Olfactory receptor
Olfactory cell
epithelium Supporting cell

Dendrite
Mucus Olfactory cilia

Route of inhaled
air containing odor
molecules

Human Anatomy and Physiology, 7e Copyright © 2007 Pearson Education, Inc.,


by Elaine Marieb & Katja Hoehn publishing as Benjamin Cummings.
Red: support cell
Blue:bipolar neuron
Green:basal cell

Green:Bowman’s
gland cell
• Manusia dpt membedakan berbagai macam bau,
bukan karena memiliki banyak reseptor pembau,
tetapi mempunyai suatu kemampuan yang
ditentukan oleh prinsip komposisi

• Organ pembau hanya memiliki 7 reseptor, namun


dapat membedakan 600 aroma yg berbeda
reseptornya disebut khemoreseptor

• Wanita lebih dalam membaui sesuatu karena


superior nasal concha pd wanita lebih luas, sehingga
lebih bisa mendeteksi aroma
• Kemampuan membaui setiap individu berbeda
tergantung dari:
• 1. Susunan rongga hidung, hidung yg mancung/besar
lebih baik membaui drpd hidung pesek/kecil
• 2. Variasi fisiologis  pada wanita menjelang
menstruasi atau saat hamil lbh peka daripada yg tidak
• 3. Konsentrasi bau, terutama bau busuk lebih
menyengat daripada bau yg tidak busuk
• 4. spesies tertentu mempunyai kemampuan survival
tergantung pada sistem pembaunya sehingga indrea
pembau sangat peka seperti pada anjing, kucing.
INDERA PENGECAP
• lidah merupakan suatu rawan (cartilago) yg
akarnya tertanam pada bagian posterior rongga
mulut (cavum oris) dekat dgn katup epiglotis yg
menuju ke laryng
• Lidah terdiri 2 kelompok
- Otot intrinsik melakukan gerakan halus
- Otot ekstrinsik melaksanakan gerakan kasar
pada waktu mengunyah & menelan
• Bagian lidah
- Radik lingua (pangkal lidah)
- Dorsum lingua (punggung lidah)
- Apeks lingua (ujung lidah)
INDERA PENGECAP

• Pada lidah terdapat puting-2 pengecap (taste bud) yg dapat mendeteksi


segala macam rasa
• Rasa manis (sweat) pd ujung lidah; rasa asin (salt)  samping lidah (kiri &
kanan) agak ke depan; rasa asam (sour)  samping lidah (kiri & kanan) agak
ke belakang dari rasa asin; rasa pahit (bitter) pangkal lidah; sedangkan
bagian tengah lidah merupakan rasa pedas
• Pedaspun mempunyai rasa pedas manis, pedas asin, pedas asam & pedas
pahit
• Untuk menghindari kerusakan syaraf pengecap, dianjurkan tdk
memakan/meminum yang terlalu panas
Location and structure of taste buds on the tongue

Taste fibers
of cranial Gustatory
nerve hair

Epiglottis
Taste
pore

Palatine tonsil

Lingual tonsil Basal cell

Foliate Circumvallate papilla


Connective Gustatory Stratified
papillae squamous
tissue receptor
cells epithelium
(c) of tongue
Gustatory (taste) cells Taste
pore

Connective
tissue

Basal
Fungiform (b) Taste bud
cells
(a) papillae
(d)

Human Anatomy and Physiology, 7e Copyright © 2007 Pearson Education, Inc.,


by Elaine Marieb & Katja Hoehn publishing as Benjamin Cummings.
The gustatory pathway

Gustatory
cortex
(in insula)

Thalamic
nucleus
(ventral
posterior
Pons medial
nucleus)
Solitary nucleus
in medulla oblongata
Facial
nerve (VII)
Vagus
Glosso- (nerve X)
pharyngeal
nerve (IX)

Human Anatomy and Physiology, 7e Copyright © 2007 Pearson Education, Inc.,


by Elaine Marieb & Katja Hoehn publishing as Benjamin Cummings.
• FUNGSI ALAT PENGECAP
MERASAKAN ARTI MAKANAN, SEBAGAI ALAT REFLEK
• SUSUNAN SALIVA (KELENJAR LUDAH)
AIR, GLIKOPROTEIN, ENZIMPENCERNAAN (PTIALIN),
GARAM ALKALI, DLL
• FUNGSI SALIVA
- MEKANIS
- KIMIAWI (ENZIM PTIALIN- HIDRAT ARANG →
MALTOSE, ENZIM MALTOSE → GLUKOSA)
- MEMBASAHI LIDAH
- MELARUTKAN MAKANAN
- MENCEGAH KARIES GIGI (MENGUBAH SUASANA
ASAM

Anda mungkin juga menyukai