Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL 1

Pendidikan Bahasa Indonesia di SD

Yudhistira Destra Ranggawardana


857933585

UPBJJ-UT YOGYAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
TUGAS 1 PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD
1. Salah satu karakteristik bahasa adalah sebuah subsistem, jelaskan!
2. Berikan contoh percakapan yang menggunakan ragam baku!
3. Jelaskan proses pemerolehan bahasa anak!
4. Menurut pandangan kaum behaviorisme, apa yang menentukan proses pemerolehan
bahasa anak.
5. Inteligensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa
Pertama.jelaskan!

Jawab:

1. Sebagai sebuah sistem, bahasa terdiri dari sejumlah untusr yang saling terkait dan dan
tertata secara beraturan, serta memiliki makna. Unsur-unsur bahasa diatur, seperti pola
berulang. Kalau salah satu bagian terdeteksi maka keseluruhan bagiannya dapat
diramalkan. Sebagai sebuah sistem, bahasa bersifat sistematis dan sistemis. Sistematis
artinya bahasa dapat diuraiakan atas satuan-satuan terbatas yang berkombinasi dengan
kaidah-kaidah yang diramalkan. Sistemis artinya bahasa terdiri dari sejumlah subsistem
yang satu dengan sama lain saling terkait dan membentuk satu kesatuan utuh yang
bermakna.
Bahasa terdiri dari dari tiga subsistem, yaitu subsistem fonologi (bunyi-bunyi bahasa),
subsistem gramatika (morfologi, sintaksis, dan wacana), serta subsistem leksikon
(perbendaharaan kata). Ketiga subsistem itu menghasilkan dunia bunyi dan dunia makna,
membentuk sistem bahasa.
Fonologi diartikan sebagai kajian bahasa yang mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa
yang diproduksi oleh alat ucap manusia. Morfologi merupakan seluk-beluk bentuk kata
dan perubahannya serta dampak dari perubahan itu terhadap arti (makna) dan kelas kata.
Sintaksis merupakan penguasaan atas suatu bahasa yang mencakup kemampuan untuk
membangun frase, klausa, kalimat, dan wacana yang berasal dari kata. Dengan kata lain,
sintaksis menyelidiki seluk-beluk frase, klausa, kalimat, dan wacana. Leksikon merupakan
komponen bahasa yang memuat informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam
bahasa, atau kosa kata, atau daftar kata yang disusun seperti kamus.
2. Contoh percakapan yang menggunakan ragam baku.
Budi : “Bapak, saya akan mengikuti program guru penggerak. Apakah Bapak
mengizinkan saya untuk mendaftar program tersebut?”
Pak Drajat : “Saya mengizinkan Budi. Apa yang bisa saya bantu?”
Budi : “Saya membutuhkan surat dukungan dan rekomendasi dari Bapak.”
Pak Drajat : “Baik, segera disiapkan oleh pihak tata usaha. Silakan segera mendaftar semoga
berhasil.”
Budi : “Terima kasih Bapak.”

3. Proses pemerolehan bahasa anak


Pemerolehan bahasa adalah proses pemilikan kemampuan berbahasa secara alamiah.
Proses pemerolehan bahasa memiliki karakterisitik berikut.
1) Berjalan secara spontan, tanpa sadar, da tanpa beban.
2) Terjadi secara langsung dalam situasi informal, tanpa melalui pembelajaran formal.
3) Didorong oleh kebutuhan, baik kebutuhan untuk memahami maupun dipahami orag lain.
4) Berlangsung secara terus-menerus dalam konteks berbahasa yang nyata dan bermakna
5) Diperoleh secara lisan melalui tindak berbahasa menyimak/mendengarkan dan
berbicara.
Kegiatan pemerolehan bahasa melibatkan dua kemampuan. Pertama, kemampuan reseptif,
yaitu kemampuan menyerap, menerima, da memahami orang lain. Kedua, kemampuan
produktif, yaitu kemampuan menghasilkan tuturan, untuk mengekspresikan diri atau
menanggapi rangsang bahasa yang disampaikan orang lain. Ketika ana melakukan kegiatan
berbahasa secara langsung, secara perlahan dan tentu saja tanpa disadari, telah terbangun
unsur dan kaidah bahasa (kosakata, struktur, da makna) dan kaidah berbahasa.
Ada 3 pandangan teori pemerolehan bahasa
1) Pandangan nativistis
Menurut pandanan nativistis, setiap anak dilengkapi dengan kemampuan bawaan/alami
untuk dapat berbahasa. Kemampuan tersebut berupa piranti pemerolehan bahasa
(language acquisiton device/ LAD) yang berpusat di otak. Tuturan lisan dalam
lingkungan anak memberikan masukan kepada anak. Selanjutnya diolah oleh LAD denn
menggunakan potensi gramatika bahasa anak, sehingga tersusun pola-pola kaidah
bahasa dan kaidah berbahasa pada diri anak, kemudian tercermin dalam tindak ujaran
yang dihasilkan anak sesuai dengan pola ujaran orag dewasa.
2) Pandangan behavioristis
Menurut pandangan behavioris, penguasaa anak ditentukan oleh rangsangan yang
diberikan lingkungannya. Anak tida memiliki peranan aktif, hanya sebagai penerima
pasif. Perkembangan bahasa anak terutama ditentukan oleh kekayaaandan lamanya
latihan yang diberikan oleh lingkunangan, serta peniruan yang dilakukan oleh anak
terhadap tindak berbahasa lingkungannya.
3) Pandangan kognitif
Menurut pandangn kognitif, penguasaan dan perkembangan bahas anak ditentukan
ditentukan oleh daya kognitifnya. Lingkungan tidak serta merta memberikan
pengaruhnya terhadap perkembangan intelektual da bahasa anak, kalau si anak sendiri
tidak melibatkan secara aktif dengan lingkungannya. Dengan kata lain, anaklah yang
berperan aktif untuk terlibat dengan lingkungannya agar penggunaan bahasanya dapat
berkembang secara optimal.
Keberhasilan anak dalam mempelajari dan menguasai Bahasa pertama dipengaruhi oleh
berbagai factor dengan strategi tertentu, yaitu factor biologis, intelektual, lingkungan,
dan motivasi serta dengan dukungan unsur lingkungan social. Kemampuan anak dalam
berbahasa bertahap, tidak sekaligus, yang terdiri dari fase pralinguistik, fase satu-kata
(holofrastik), fase dua kata dan fase telegrafis.

4. Menurut pandangan kaum behaviorisme tentang proses pemerolehan bahasa anak.


Menurut pandangan behavioris, penguasaan anak ditentukan oleh rangsangan yang
diberikan lingkungannya. Anak tida memiliki peranan aktif, hanya sebagai penerima pasif.
Perkembangan bahasa anak terutama ditentukan oleh kekayaaandan lamanya latihan yang
diberikan oleh lingkunangan, serta peniruan yang dilakukan oleh anak terhadap tindak
berbahasa lingkungannya.

5. Inteligensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa Pertama.
Intelegensi adalah kemampuan seseorang dalam berpikir atau bernalar, termasuk
memecahkan suatu masalah. Inteligensi bersifat abstrak dan tak dapat diamati langsung,
kecuali melalui perilaku. Dalam kaitannya dengan pemerolehan bahasa, anak-anak yang
bernalar tinggi tingkat pencapaiannya cenderung lebih cepat, lebih kaya, dan lebih
bervariasi khasanah bahasanya, daripada anak yang bernalar sedang atau rendah. Jadi,
pengaruh intelegensi terletak pada jangka waktu da tingkat kreativitas perkembangan
bahasanya.

Anda mungkin juga menyukai