Kebumen
Abstrak
Wabah covid-19 yang tak kunjung reda membuat berbagai pihak di berbagai bidang
terus melakukan inovasi agar semua tetap berjalan dengan baik, termasuk dalam bidang
pendidikan. Sebagai usaha pencegahan penularan covid-19 di lingkungan pendidikan,
berbagai sistem dan metode telah diujicobakan agar peserta didik memperoleh pengalaman
belajar bermakna. Di SMA Negeri 1 Kebumen, uji coba berbagai media dan metode
pembelajaran ini mengalami beberapa hambatan, di antaranya yaitu: 1) menurunnya semangat
siswa dalam mengikuti PJJ, 2) minimnya akses internet di beberapa wilayah terpencil, dan 3)
belum maksimalnya kemampuan guru dan siswa dalam menggunakan berbagai media dan
metode dalam pembelajaran jarak jauh.
Ada keuntungan radio, ada pula dampak negatif dari penggunaan radio. Radio
memiliki gelombang yang dapat menimbulkan induksi gelombang elektromagnetik, induksi
gelombang elektromagnetik dapat mempengaruhi ion positif dan ion negatif disekeliling
pancaran radionya, muatan (ion) positif dan negatif didalam tubuh terjadi keseimbangan
apabila tidak mendapatkan pengaruh terutama dari radiasi gelombang elektromagnetik, dan
lainnya.
b. Perkembangan Radio
Perkembangan radio dimulai dari penemuan phonograph (gramofon) yang juga bisa
digunakan untuk memainkan rekaman oleh Edison pada tahun1877. Pada saat yang sama,
James Clerk Maxwell dan Helmholtz Hertz melakukan eksperimen elektromagnetik untuk
mempelajari fenomena yang kemudian dikenal sebagai gelombang radio. Keduanya
menemukan bahwa gelombang radio merambat dalam bentuk bulatan, sama seperti ketika kita
menjatuhkan sesuatu pada air yang tenang.
Sejarah radio adalah sejarah teknologi yang menghasilkan peralatan radio yang
menggunakan gelombang radio. Awalnya, sinyal pada siaran radio ditransmisikan melalui
gelombang data yang kontinyu baik melalui modulasi amplitudo (AM), maupun modulasi
frekuensi (FM). Metode pengiriman sinyal seperti ini disebut analog. Selanjutnya, seiring
perkembangan teknologi ditemukanlah internet, dan sinyal digital yang kemudian mengubah
cara transmisi sinyal radio.
Sejarah media penyiaran dunia dimulai ketika ahli fisika Jerman bernama Heinrich
Hertz pada tahun 1887 berhasil mengirim dan menerima gelombang radio. Upaya itu
kemudian dilanjutkan Guglielmo Marconi (1874-1973) dari Italia yang sukses mengirimkan
sinyal lorse berupa titik dan garis dari sebuah pemancar kepada suatu alat penerima. Sinyal
yang dikirim Marconi itu berhasil menyebrangi Samudra Atlantik pada tahun 1901 dengan
menggunakan gelombang elektromagnetik. Pada tahun berikutnya 1906 seorang promoter
yang bernama Lee De Forest yang menciptakan audio tube (alat yang memngkinkan tranmisi
suara) yang digunkan untuk mengirimkan pesan ke udara. Pada tahun yang sama, seorang
yang bernama Reginald Fessenden juga menyiarkan acara di radionya untuk pertama kalinya
yang memutarkan beberapa lagu natal dengan menggunakan operator nirkabel di laut lepas.
Stasiun radio pertama kali muncul ketika seorang ahli teknik bernama Frank Conrad di
Pittsburgh AS (1920) secara iseng menyiarkan lagu-lagu, mengumumkan hasil pertandingan
olahraga, dan menyiarkan instrumen musik yang dimainkan putranya sendiri melalui
pemancar radio di garasi rumahnya. Morrisan (2009: 3) menyatakan bahwa setelah
keberhasilan Frank Conrad, stasiun radio lainnya bermunculan dan mulai menyiarkan
program informasi dan hiburan yang diproduksi sendiri. Namun, karena alasan anggaran
untuk biaya produksi yang besar maka kondisi ini menimbulkan gagasan untuk mengadakan
sistem jaringan. Perusahaan penyiaran National Broadcasting Company (NBC) adalah yang
pertama kali membangun sistem jaringan pada tahun 1926.
Setelah kemunculan sistem jaringan, pada tahun 1930-an, Edwin Howad Armstrong
berhasil menemukan radio yang menggunakan Frekuensi Modulasi (FM). Radio Armstrong
berbeda dengan radio kebanyakan yang masih menggunakan frekuensi AM. Keunggulan
radio FM memiliki kualitas suara yang lebih bagus, jernih, dan bebas dari gangguan
siaran(static). Namun karena perang dunia II, pengembangan radio FM mulai tersendat.
Sejarah Televisi
Pada hakikatnya, media televisi lahir karena perkembangan teknologi. Bermula dari
ditemukannya electrische teleskop sebagai perwujudan gagasan seorang mahasiswa dari
Berlin (Jerman Timur) yang bernama Paul Nipkov. Dia menemukan sistem penyaluran sinyal
gambar untuk mengirim gambar melalui udara dari suatu tempat ke tempat lain. Sistem ini
dianggap praktis sehingga diadakan percobaan pemancaran serta penerimaan sinyal televisi
tersebut. Hal ini terjadi antara tahun 1883-1884.
Setelah kejadian tersebut, Nipkov diakui sebagai ‘Bapak’ televisi. Televisi sudah
mulai dapat dinikmati oleh publik Amerika Serikat pada tahun 1939, yaitu ketika
berlangsungnya World’s Fair di New York Amerika serikat. Akan tetapi Perang Dunia II
telah menyebabkan kegiatan dalam bidang televisi itu terhenti. Baru setelah itu, tahun 1946
kegiatan dalam bidang televisi dimulai lagi.
Pada waktu itu, di seluruh Amerika Serikat hanya terdapat beberapa buah pemancar
saja, tetapi kemudian teknologi berkembang dengan pesat, jumlah pemancar TV meningkat
dengan hebatnya. Tahun 1948 merupakan tahun penting dalam dunia pertelevisian karena
pada tahun tersebut ada perubahan dari televisi eksperimen ke televisi komersial di Amerika.
Seperti halnya dengan media massa lain, televisi pun tidak dapat dimonopoli oleh Amerika
Serikat saja. Sewaktu Amerika giat mengembangkan media massa itu, negara-negara
Eropalain pun tidak mau ketinggalan.
Perkembangan televisi sangat cepat sehingga dari waktu ke waktu media ini memiliki
dampak terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari. Menurut Skormis (Kuswandi, 1996 : 8)
dalam bukunya “Television and Society: An Incuest and Agenda,” dibandingkan dengan
media massa lainnya (radio, surat kabar, majalah, buku, dan sebagainya) televisi tampaknya
mempunyai sifat istimewa.
Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bisa bersifat
informatif, hiburan, dan pendidikan, atau bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut.
Informasi yang disampaikan oleh televisi, akan mudah dimengerti karena jelas terdengar
secara audio dan terlihat secara visual. Bersamaan dengan kemajuan media cetak, muncul
media lain sebagai sumber informasi bagi khalayak yaitu media elektronik mulai dari TV
berwarna hingga teknologi internet. Seperti surat kabar, saat ini hampir setiap orang memiliki
televisi di tempat tinggalnya.
Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari
kata teledan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi
televisi berarti tampak atau dapatmelihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan
dengan penemuan roda, karena penemuan inimampu mengubah peradaban dunia. Di
Indonesia 'televisi' secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi.
Televisi untuk umum menyiarkan programnya secara universal, tetapi fungsi
utamanya tetap hiburan. Kalau pun ada program-program yang mengandung segi informasi
dan pendidikan, hanya sebagai pelengkap saja dalam rangka memenuhi kebutuhan alamiah
manusia.
Inovasi terpenting yang terdapat pada televisi ialah kemampuan menyajikan komentar
atau pengamatan langsung saat suatu kejadian berlangsung. Namun demikian banyak
peristiwa yang perlu diketahui publik telah direncanakan sebelumnya, maka penambahan
kadar aktualitas juga terbatas. Media televisi di Indonesia bukan lagi sebagai barang mewah.
Kini media layar kaca tersebut sudah menjadi salah satu barang kebutuhan pokok bagi
kehidupan masyarakat untuk mendapatkan informasi.
Dengan kata lain, informasi sudah merupakan bagian dari hak manusia untuk
aktualisasi diri Kegiatan penyiaran televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus
1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan pesta olahraga se-Asia IV atau Asean
Games di Senayan. Sejak itupula Televisi Republik Indonesia yang disingkat TVRI
dipergunakan sebagai panggilan status sampai sekarang. Selama tahun 1962-1963 TVRI
berada di udara rata-rata satu jam sehari dengan segala kesederhanaannya.
TVRI yang berada di bawah Departemen Penerangan, kini siarannya sudah dapat
menjangkau hampir seluruh rakyat Indonesia. Sejak tahun 1989 TVRI mendapat saingan dari
stasiun TV lainnya, yakni (RCTI) Rajawali Citra Televisi Indonesia yang bersifat komersial.
Kemudian, secara berturut-turut berdiri stasiun televisi (SCTV) Surya Citra Televisi
Indonesia, (TPI) Televisi Pendidikan Indonesia dan (ANTEVE) Andalas Televisi (Ardianto,
2004 : 127). Dengan kehadiran RCTI, SCTV, dan TPI, dunia pertelevisian di Indonesia telah
mengalami banyak perubahan, baik dalam hal mutu siaran maupun waktu penayangannya.
Untuk lebih meningkatkan mutu siarannya pada pertengahan tahun 1993, RCTI telah
mengudara secara nasional dan membangun beberapa stasiun transmisi di berbagai kota besar
di Indonesia, seperti: Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Batam, dan daerah-daerah lain.
Kemudian, stasiun-stasiun televisi swasta bertambah lagi dengan kehadiran Indosiar, Trans
TV, Trans 7, Global TV, Metro TV, dan TV One.
Seperti telah kita ketahui, perkembangan pertelevisian di Indonesia semakin
meningkat. Dahulu hanya ada satu stasiun televisi nasional di Indonesia, yakni TVRI. Saat ini
telah ada 10 tv swasta nasional tambahan yang mendapatkan izin melakukan siaran, yakni
RCTI, SCTV. ANTV, Indosiar, Global TV, MNCTV, TV One, Metro TV, Trans TV dan
Trans 7. Belum lagi tv-tv berjaringan seperti Kompas TV dan NET, lalu tv-tv berbayar dan tv-
tv lokal yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Acara televisi atau program televisi merupakan acara-acara yang ditayangkan oleh
stasiun televisi. Secara garis besar, Program TV dibagi menjadi program berita dan program
non-berita. Jenis program televisi dapat dibedakan berdasarkan format teknis atau
berdasarkan isi. Format teknis merupakan format-format umum yang menjadi acuan terhadap
bentuk program televisi seperti talk show, dokumenter, film, kuis, musik, instruksional dan
lainnya. Berdasarkan isi, program televisi berbentuk berita dapat dibedakan antara lain
berupa program hiburan, drama, olahraga, dan agama.
Sementara itu, untuk program televisi berbentuk berita secara garis besar dikategorikan
ke dalam "hard news" atau berita-berita mengenai peristiwa penting yang baru saja terjadi
dan "soft news" yang mengangkat berita bersifat ringan. Dalam hal ini, program yang
dibahas adalah tentang program hiburan yang mengusung tentang acara KDI atau kontestan
dangdut indonesia yang ditayangkan di stasiun MNCTV yang di tayangkan pada malam hari.
C. Radio dan Televisi sebagai Media Pembelajaran
Sejak zaman dahulu, khususnya di Indonesia, radio dan televisi sudah sering
digunakan sebagai media pembelajaran. Hal ini sebagai salah satu penerapan fungsi radio dan
televisi, yaitu sebagai media edukasi. Selain itu, beberapa alasan yang mendukung
digunakannya radio dan televisi sebagai media pelajaran adalah karena biaya yang terjangkau
oleh hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Penelitian yang dilakukan oleh Christiany Juditha dan Josep J. Darmawan pada tahun
2016 dengan judul Terpaan Siaran RRI dan TVRI pada Masyarakat Di Wilayah Perbatasan
RI-Timor Leste menunjukkan bahwa terjadi kesenjangan informasi yang cukup luas di
wilayah perbatasan. Masyarakat di wilayah ini cenderung lebih dominan memperoleh
informasi dari negara tetangga daripada dari negeri sendiri. Hal ini tidak terlepas dari peran
media televisi dan radio yang merupakan medium penyalur nilai-nilai kepada masyarakat.
Setelah dilakukan penelitian, diberoleh kesimpulan bahwa sebagian besar responden di
wilayah perbatasan NTT Timor Leste mendengarkan siaran RRI dan menonton TVRI.
Responden menghabiskan waktu 1-2 jam/hari mendengarkan RRI dan pada jam 7.00-9.00.
Apapun program acara yang paling banyak didengarkan adalah berita/informasi. Sementara
terpaan TVRI, responden menonton TVRI antara 1 sampai 2 jam/hari dan waktu terbanyak
saat menonton pada jam 19.00-21.00. Program acara yang paling sering ditonton adalah berita
(informasi).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Innayah dengan judul Radio Edukasi sebagai
Salah Satu Sumber Belajar dalam Kegiatan Pembelajaran menunjukkan hasil bahwa radio
edukasi (RE) merupakan salah satu sumber belajar karena materi pembelajaran yang disiarkan
(1) dirancang sesuai kebutuhan sasaran pendengar yaitu peserta didik, guru dan masyarakat
pemerhati pendidikan, (2) memberikan pengalaman belajar secara langsung dan konkret
kepada peserta didik, (3) memberikan informasi yang akurat dan terbaru, (4) membantu
memecahkan masalah pendidikan, dan (5) memberikan berbagai informasi tentang seputar
dunia pendidikan. Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Wina Ahmanda dengan judul
Televisi sebagai Media Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menunjukkan hasil bahwa
pembelajaran jarak jauh melalui televisi mampu meningkatkan daya berpikir kritis masing-
masing siswa. Dengan meihat tayangan di televisi, siswa dapat juga berimajinasi dengan lebih
mendalam tentang topik yang sedang dibicarakan.
Sejak zaman dahulu, saluran televisi di Indonesia sudah sering menampilkan tayangan
yang berhubungan dengan edukasi, misalnya saja RTV yang membuat program Olimpiade
Indonesia Cerdas atau Metro TV dengan program Kick Andy! Sampai saat ini, saluran-
saluran televisi lain juga terus berkembang untuk menyajikan program-program mendidik
bagi masyarakat. Di masa pandemi ini, saluran televisi yang paling sering menghadirkan
program pembelajaran adalah TVRI. Melalui kerja sama dengan Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, TVRI menerbitkan program Belajar dari Rumah yang setiap harinya bisa
diakses oleh seluruh siswa di Indonesia.
Berdasarkan data-data tersebut, dapat dikatakan bahwa televisi dan radio merupakan
salah satu media komunikasi yang dapat diterima oleh lapisan masayarkat Indonesia. Selain
itu, fungsi televisi dan radio sebagai media pembelajaran juga telah terealisasikan di beberapa
wilayah. Jadi, dapat dikatakan bahwa radio dan televisi dapat digunakan oleh masyarakat
sebagai salah satu media pembelajaran, apalagi di masa pandemi seperti ini.
D. Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM)
Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM) dapat diartikan sebagai unit-unit
pembelajaran utuh setiap mata pelajaran yang akan diselesaikan oleh peserta didik sesuai
dengan kecepatan belajar masing-masing.Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM) merupakan
satuan pelajaran yang kecil yang disusun secara berurutan dari yang mudah sampai ke yang
sukar. Satuan pelajaran tersebut merupakan pelabelan penguasaan belajar peserta didik
terhadap pengetahuan dan keterampilan yang disusun menjadi unit-unit kegiatan belajar
berdasarkan pemetaan Kompetensi Dasar (Pedoman Penyelenggaraan SKS Tahun 2017). Unit
Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM) merupakan “Perangkat/Komponen” yang dirakit menjadi
alat belajar peserta didik.
E. Microsoft 365
P.T Microsoft telah mengeluarkan produknya untuk dunia pendidikan yaitu Microsoft
365 yang dulu dikenal sebagai Office 365. Berbagai aplikasi tersedia dalam Microsoft 365
yang sangat mendukung pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-19 ini, di antaranya
MS Teams. MS Teams adalah aplikasi yang dapat menghubungkan kita dengan orang lain
dalam suatu tim untuk berkolaborasi dan berkoordinasi. Dalam PJJ, aplikasi MS Teams dapat
dimanfaatkan untuk menyampaikan materi secara sinkron melalui meeting online maupun
asinkron. Tampilan MS Teams yang mirip media sosial membuat PJJ makin menarik dan
tidak membosankan. Dalam MS 365 juga terdapat aplikasi MS form yang dapat digunakan
guru untuk membuat survey dan quis secara online. Semua tugas laporan praktikum berupa
soft file dapat dikumpulkan dalam onedrive, penyimpanan awan (cloude storage) milik guru
dengan kapasitas mencapai 1 terabyte untuk setiap akun.
Karakteristik Media Televisi yang Layak Digunakan untuk Pendidikan Jarak Jauh
(PJJ)
Karakteristik dari pendekatan instruksional adalah menekankan ketaatan asas pada
prinsip pembelajaran. Pertama, penyampaian materi dilakukan secara bertahap dan sistematis
menyerupai kegiatan di kelas, yakni guru memulai dengan memperkenalkan pokok bahasan,
menyampaikan apersepsi, menjelaskan materi utama, menyimpulkan, dan kemudian
memberikan evaluasi. Kedua, bahasa yang digunakan harus baku sesuai dengan kaidah-
kaidah yang benar. Ketiga, dalam pola instruksional, dengan adanya presenter akan
mencerminkan seorang guru yang tengah mengajar.
Dalam rencana Induk pendirian televisi pendidikan di Indonesia yang dirintis oleh
Pustekkom Dikbud, dirumuskan pedoman dasar pengembangan program televisi pendidikan
(Miarso: 2004: 18 dalam Pribadi) yaitu sebagai berikut:
1. Program siaran harus diusahakan sesuai dengan kebutuhan para khalayak yang dituju
(intended audience).
2. Isi siaran harus diusahakan sesuai dengan nilai-nilai budaya yang diterima oleh
masyarakat Indonesia.
3. Program siaran diusahakan untuk berkaitan dengan kegiatan yang ada di masyarakat,
paling tidak harus serasi dengan pola tindak yang ada pada masyarakat.
4. Tiap acara diusahakan untuk dikembangkan dalam bentuk paket yang berkesinambungan.
5. Tiap program harus dibuat dengan arah dan tujuan tertentu.
Kearsley & Moore (1996: 122-123) juga mengemukakan beberapa karakteristik
penting tentang kualitas media yang digunakan dalam PJJ. Secara umum, media pembelajaran
yang digunakan dalam PJJ perlu memiliki karakteristik sebagai berikut.
Memiliki tujuan pembelajaran yang jelas
Dirancang dalam unit-unit kecil
Melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
Lengkap
Mengandung adanya pengulangan
Memungkinkan siswa melakukan sintesis
Memberikan dorongan belajar
Bervariasi
Open-ended
Memberi umpan balik
Melakukan evaluasi secara kontinyu
BAB III
PEMBAHASAN
"Tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh
kemauan serta memperhalus perasaan." - Tan Malaka
Berbagai langkah yang diterapkan pemerintah pasti bertujuan baik untuk kepentingan
pendidikan di Indonesia. Berbagai metode belajar jarak jauh di masa pandemi seperti ini juga
diusahakan berjalan semaksimal mungkin. Hanya saja, praktik di lapangan terkadang
menemui kendala yang cukup menyulitkan, baik bagi guru, siswa, maupun orang tua. Contoh
yang paling mudah ditemui adalah ketika semua pihak menyarankan pembelajaran
menggunakan fasilitas internet. Fakta di lapangan menyebutkan bahwa tidak semua siswa dan
guru memiliki gawai yang mendukung untuk mengunduh aplikasi-aplikasi yang disarankan
oleh pemerintah. Selain itu, kendala sinyal dan ketersediaan kuota juga menjadi kendala bagi
sebagian siswa dan guru di Indonesia.
Hasil survei kepada siswa SMAN 1 Kebumen terkait dengan pembelajaran jarak jauh
melalui radio dan televisi dilakukan melalui pengisian angket. Angket ini dibagikan pada
seluruh siswa dengan kurun waktu satu minggu, yakni sejak tanggal 10 sampai 14 Agustus
2020. Instrumen dalam angket ini terdiri atas beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan
proses pembelajaran jarak jauh di masa pandemi ini sekaligus pertanyaan-pertanyaan yang
menilai keefektifan televisi dan radio sebagai media pembelajaran alternatif di masa seperti
ini.
Berdasarkan angket tersebut didapat hasil bahwa jika boleh memilih, sebagian besar
siswa memilih untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka. Data responden menunjukkan
64% siswa lebih suka jika pembelajaran dilaksanakan secara tatap muka, tetapi karena
keadaan seperti ini, jadi mau atau tidak mereka harus menerima. Data survei juga
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mengalami kendala keterbatasan sinyal dan
keterbatasan kuota saat melaksanakan pembelajaran jarak jauh.
Berdasarkan survei yang dilakukan, saat diminta memilih media pembelajaran yang
mereka anggap efektif untuk belajar, 78% siswa lebih memilih televisi daripada radio. Alasan
utamnya adalah karena saat di televisi, siswa dapat melihat pemaparan materi secara langsung
oleh Bapak/Ibu guru, sedangkan jika di radio mereka hanya dapat mendengarkan suara. Siswa
berpendapat bahwa pembelajaran melalui radio dan televisi sangat membantu mereka untuk
memahami materi yang diberikan. Sebesar 66% responden mengatakan bahwa pikiran mereka
lebih terbuka saat melihat Bapak/Ibu guru menerangkan secara langsung di televisi.
Hal ini mungkin juga berkaitan dengan adanya rasa simpati siswa ketika dapat melihat
atau mendengar suara Bapak/Ibu secara langsung. Jika dibandingkan dengan pembelajaran
menggunakan internet yang cenderung menekankan pada penugasan, sepertinya sebagian
besar siswa lebih memilih untuk mengamati pembelajaran secara langsung, meski hanya di
televisi dan radio. Data survey juga menunjukkan bahwa 69% siswa lebih dapat memahami
materi ketika mereka melihat dan mendengar Bapak/Ibu guru tampil di televisi dan radio.
Selain dapat membuka wawasan siswa, pembelajaran jarak jauh yang dilakukan
melalui televisi dan radio juga dapat membantu kendala-kendala yang selama ini terjadi di
lapangan. Misalnya saja kendala sinyal, kuota, dan kesehatan mata. Dengan pembelajaran
yang diikuti melalui televisi dan radio, siswa juga dapat menghilangkan rasa jenuh akibat
bosan mengikuti pembelajaran melalui internet. Harapannya, selain mengedukasi,
pembelajaran melalui radio dan televisi di Kabupaten Kebumen ini juga dapat digunakan
sebagai sarana hiburan bagi siswa, guru, dan orang tua untuk mengurangi stress akibat
pandemi yang terus berlangsung.
Meski siswa menganggap bahwa pembelajaran melalui televisi dan radio adalah cara
efektif untuk membantu mereka dari banyak sisi, sayangnya di Kabupaten Kebumen, kerja
sama antara pemerintah dan stasiun televisi/radio belum merata. Saat ini hanya ada satu
saluran televisi dan satu saluran radio yang dapat digunakan untuk pembelajaran jarak jauh,
yaitu Ratih TV dan radio In FM. Padahal, akses untuk menonton Ratih TV dan mendengarkan
radio In FM belum merata. Beberapa siswa menyatakan bahwa mereka terkendala saat akan
mengikuti pembelajaran di Ratih Tv dan In FM. Data menunjukkan, 23% responden
mengalami kesulitan saat mencari saluran dan 51% menyatakan bahwa terkadang kesulitan
mencari saluran sehingga cukup memakan waktu.
Setelah melihat keefektifan televisi dan radio sebagai media PJJ bagi guru dan siswa,
SMAN 1 Kebumen terus berinovasi agar siswa dan guru tidak berada dalam keadaan jenuh.
Microsoft 365 dan UKBM yang telah digunakan sebelumnya kemudian dikolaborasikan
dengan radio dan televisi sebagai inovasi baru media pembelajaran di SMAN 1 Kebumen.
Dalam rangka menyambut pembelajaran tahun ajaran 2020/2021 secara tatap muka,
SMAN 1 Kebumen menyusun rencana atau rancangan pembelajaran yang sesuai dengan
protokol kesehatan, tidak membahayakan komponen sekolah, serta menggunakan berbagai
metode dan media yang dapat diakses oleh kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, siswa,
dan juga orang tua. Berdasarkan survei yang telah dilakukan tahun lalu, media televisi dan
radio ternyata cukup menarik minat siswa untuk belajar. Selain itu, penggunaan Microsoft
365 dan UKBM juga mendukung jalannya proses pembelajaran selama pandemi ini
berlangsung. Untuk itulah, SMAN 1 Kebumen pada tahun ajaran baru 2021/2022 nanti akan
mengolaborasikan berbagai media ini sebagai inovasi pembelajaran di masa pandemi.
Kontrol keterlaksanaan kegiatan belajar antara siswa dan guru juga dapat dikontrol
dengan maksimal, salah satunya melalui Microsoft teams. Melalui Microsoft teams, kepala
sekolah dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum dapat memantau terlaksananya
pembelajaran. Selain itu, di Microsoft teams ini juga terdapat fitur insight yang merekam
seluruh aktivitas siswa dan guru pada hari tersebut berkaitan dengan penggunaan Microsoft
365. Selain menggunakan teams, kehadiran siswa dan guru juga direkap melalui form
presensi. Bagi GTT dan PTT di SMAN 1 Kebumen, presensi dilakukan dengan cara shareloc
(membagikan lokasi) pada jam-jam tertentu.
Selain upaya pembelajaran tatap muka dengan berbagai media yang mengedukasi dan
menyenangkan, SMAN 1 Kebumen juga menyambut tahun ajaran 2021/2022 dengan
skema/jadwal keberangkatan siswa yang diatur sesuai prokes. Pada awal tahun ajaran nanti
(Juli 2021), siswa SMAN 1 Kebumen yang datang ke sekolah berjumlah 10% dari total
keseluruhan siswa. Jika tidak ada kendala berarti, jumlah tersebut akan terus bertambah
hingga akhirnya pada akhir semester gasal, siswa SMAN 1 Kebumen sudah dapat berangkat
seluruhnya. Berikut skema jadwal keberangkatan siswa-siswi SMAN 1 Kebumen pada tahun
ajaran 2021/2022 nanti.
Ada kendala
Tidak ada kendala
Evaluasi dan
September
pemberhentian
2021
sementara
Tambah 10%
Seterusnya
setiap bulan
sampai 100%
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan paparan yang telah dikemukakan, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut.
1. Pembelajaran jarak jauh bukanlah sebuah sistem yang diinginkan oleh siswa. Akan
tetapi, karena situasi dan kondisi pandemi ini, pembelajaran jarak jauh ini adalah
jalan terbaik. Untuk menghadapi situasi pandemi ini, dibutuhkan peran semua lapisan
masyarakat untuk tetap menjalankan proses pembelajaran. Guru, siswa, dan orang tua
harus terus bekerja sama agar pembelajaran jarak jauh dapat berjalan maksimal meski
dengan berbagai kendala yang harus dihadapi.
2. Saat pembelajaran jarak jauh, kendala yang sering dihadapi oleh siswa, guru, dan
orang tua adalah kendala yang berkaitan dengan internet, mulai dari kekurangan
kuota, keterbatasan sinyal, dan penggunaan gawai yang harus berganti-gantian.
Dengan demikian, perlu adanya inovasi lain untuk memudahkan pembelajaran jarak
jauh agar tidak bergantung pada ketersediaan internet.
3. Radio dan televisi adalah media yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk
melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Berdasarkan survei, 69% siswa merasa lebih
paham ketika mendapat materi melalui siaran radio dan televisi. Selain itu,
penggunaan radio dan televisi ini juga sangat membantu guru, siswa, dan orang tua
yang terkendala masalah ketersediaan internet, gawai, atau biaya yang digunakan
untuk membeli paket data secara terus-menerus.
4. Kolaborasi antara radio, televisi, microsoft 365, dan UKBM menjadi alternatif PJJ
yang diterapkan di SMAN 1 Kebumen. Dalam hal pelaksanaan pembelajaran dan
mengontrol aktivitas, sampai saat ini kolaborasi media-media ini masih efektif
digunakan oleh guru, siswa, orang tua/wali, maupun kepala sekolah.
5. Dalam rangka menyambut tahun ajaran 2021/2022, SMAN 1 Kebumen telah
membuat skema keberangkatan peserta didik dan juga merancang pembelajaran
dengan berbagai media daring serta luring yang efektif dan menyenangkan.
B. SARAN
1. Pemerintah sebaiknya lebih bijaksana saat pengambilan keputusan di masa pandemi
ini karena melibatkan banyak masyarakat.
2. Pihak-pihak terkait sebaiknya tidak memaksakan seluruh guru dan siswa di Indonesia
untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh menggunakan internet. Hal ini berkaitan
dengan kendala yang dirasakan di masing-masing wilayah.
3. Gunakan radio televisi, dan media pembelajaran lain sebagai salah satu alternatif
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh.
4. Kolaborasi antara microsoft 365, radio, televisi, dan UKBM siap dilaksanakan di
SMAN 1 Kebumen dalam menyambut tahun ajaran 2021/2022.
DAFTAR RUJUKAN
Ahmanda, Wina. 2020. Televisi Sebagai Media Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Diakses
melalui www.researchgate.net/publication/341233242 pada tanggal 23 Agustus 2020.
Ardianto, Elvinaro. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama
Media.
Innayah. 2014. Partisipasi Stasiun Radio dalam Menyiarkan Konten Pendidikan. Jurnal
Teknodik Vol. 18 No. 2. Semarang: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Juditha, Christiany dan Darmawan, Josep J. 2016. Terpaan Siaran RRI dan TVRI pada
Masyarakat di Wilayah Perbatasan RI-Timor Leste. Jurnal Komunikasi, Media dan
Informatika. Jurnal Kominfo Volume 5 No. 1. Yogyakarta: Universitas Atmajaya.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020 Nomor
443.2/07337 tentang Pembelajaran Jarak Jauh, Pembelajaran Tatap Muka, Pendataan Dan
Pelaporan Covid-19 Serta Peringatan Hut Ke-75 Kemerdekaan Ri Tahun 2020 pada
Satuan Pendidikan SMA, SMK, dan SLB di Provinsi Jawa Tengah Tahun Pelajaran
2020/2021. Semarang.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020 Nomor
01440/SEK/VIII/2020 tentang Pelaksanaan Perpanjangan Surat Gubernur Jawa Tengah
Nomor 800/1888 tanggal 20 Juli 2020 di Lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Jawa Tengah. Semarang.
Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2009. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Susilana, Rudi dan Riyana, Cepi. 2009. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.