Anda di halaman 1dari 22

Pembelajaran Tatap Muka Tahun Ajaran 2021/2022 di SMAN 1

Kebumen

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 KEBUMEN


2021
Pembelajaran Tatap Muka Tahun Ajaran 2021/2022 di SMAN 1 Kebumen

Abstrak

Wabah covid-19 yang tak kunjung reda membuat berbagai pihak di berbagai bidang
terus melakukan inovasi agar semua tetap berjalan dengan baik, termasuk dalam bidang
pendidikan. Sebagai usaha pencegahan penularan covid-19 di lingkungan pendidikan,
berbagai sistem dan metode telah diujicobakan agar peserta didik memperoleh pengalaman
belajar bermakna. Di SMA Negeri 1 Kebumen, uji coba berbagai media dan metode
pembelajaran ini mengalami beberapa hambatan, di antaranya yaitu: 1) menurunnya semangat
siswa dalam mengikuti PJJ, 2) minimnya akses internet di beberapa wilayah terpencil, dan 3)
belum maksimalnya kemampuan guru dan siswa dalam menggunakan berbagai media dan
metode dalam pembelajaran jarak jauh.

Dengan berbagai permasalahan tersebut, pihak-pihak di SMAN 1 Kebumen sebagai


sekolah terbaik di SMAN 1 Kebumen terus berkoordinasi dan berinovasi untuk menemukan
langkah tepat agar pembelajaran tetap berjalan maksimal meski dalam keadaan pandemic.
Salah satu inovasi yang diterapkan di SMAN 1 Kebumen adalah penggunaan media
pembelajaran kolaborasi, yaitu media daring dan luring sebagai upaya menekan rasa bosan,
baik di kalangan siswa maupun guru. Tujuan penulisan best practice ini adalah untuk
mendeskripsikan bagaimana penerapan pembelajaran di masa pandemi melalui perpaduan
moda daring dan luring (blended moda) untuk memberikan pengalaman belajar bermakna
pada peserta didik SMA Negei 1 Kebumen. Media daring yang digunakan di SMAN 1
Kebumen adalah Microsoft 365, sedangkan media luring yang digunakan adalah televisi,
radio, dan UKBM. Kolaborasi penggunaan berbagai media ini akan terus digunakan dan
dikembangkan dalam rangka menyambut pembelajaran tatap muka tahun ajaran 2021/2022.

Kata kunci: pembelajaran tatap muka, media daring, media luring


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sejak awal tahun 2020, virus corona (Covid-19) telah melanda seluruh belahan dunia.
Sejak saat itu, berbagai aspek kehidupan manusia ikut terkena dampak. Bahkan, tidak jarang
ditemui satu keluarga yang harus meregang nyawa karena terinfeksi virus ini. Sampai saat ini,
laju infeksi covid-19 belum dapat dikendalikan. Dengan demikian, segala sektor kehidupan
harus menyesuaikan. Penyesuaian yang dilakukan tidak hanya pada bidang kesehatan, tetapi
juga perekonomian, pendidikan, bahkan keagamaan.
Di Kebumen, pemerintah terus berupaya menyesuaikan tatanan kehidupan baru
setelah virus corona menginfeksi sejak bulan Februari hingga Agustus 2020 ini. Salah satunya
adalah tatanan baru yang diterapkan dalam dunia pendidikan. Sejak virus ini mengemuka,
pemerintah Kabupaten Kebumen telah menetapkan aturan-aturan baru guna mengatur
jalannya pembelajaran bagi siswa, guru, maupun tenaga kependidikan yang lain. Salah satu
aturan yang terus dijalankan sampai saat ini ialah pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Pembelajaran jarak jauh (PJJ) adalah sebuah sistem yang sebenarnya telah diterapkan
di Indonesia sejak tahun 2014. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 119 Tahun 2014, PJJ diartikan sebagai pendidikan yang berjalan
dengan cara peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan
berbagai sumber belajar melalui penerapan prinsip-prinsip teknologi
pendidikan/pembelajaran. Pada saat itu, PJJ dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan
perluasan dan pemerataan akses pendidikan, serta meningkatkan mutu dan relevansi
pendidikan dasar dan menengah. Dengan karakteristik terbuka, belajar mandiri, belajar tuntas,
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi pendidikan, dan/atau menggunakan
teknologi pendidikan, sistem ini diharapkan mampu menjadi salah satu alternatif untuk
memajukan pendidikan Indonesia.
Sejak awal Maret 2020, Menteri Pendidikan dan Kebuyaan, Nadiem Makarim telah
melarang pelaksanaan pembelajaran secara tatap muka. Di berbagai wilayah, surat keputusan,
surat edaran, dan nota dinas yang mengatur pelaksanaan pembelajaran jarak jauh terus
bermunculan. Di Jawa Tengah, sejak pandemi Corona ini berlangsung, seluruh aktivitas
belajar mengajar dilakukan dengan jarak jauh. Untuk tahun ajaran baru 2020/2021, terbit nota
dinas dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Nomor
01440/SEK/VIII/2020 yang menyatakan bahwa pembelajaran jarak jauh diperpanjang sampai
29 Agustus 2020. Nota dinas ini memperkuat surat edaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Jawa Tengah Nomor 443.2/07337 yang berisi tentang ketentuan MPLS dan
pelaksanaan KBM di masa pandemi ini.
Sejak pembelajaran jarak jauh terus diterapkan guna mengurangi dampak dari Covid-
19, berbagai sistem dan metode telah diujicobakan. Dari rumah masing-masing, guru, orang
tua, dan peserta didik terus bekerja sama untuk tetap melaksanakan pelajaran dengan
maksimal. Rumah belajar menjadi salah satu sarana yang disarankan oleh pemerintah untuk
diakses oleh guru dan peserta didik. Penerapan sistem dan metode yang disarankan
pemerintah juga melibatkan menggunaan berbagai media pembelajaran yang dirasa efektif
dan sesuai dalam keadaan seperti ini.
Sejak awal tahun ajaran baru 2020/20201, PJJ yang diterapkan di SMA Negeri 1
Kebumen tidak lepas dari jaringan internet. Berbagai kendala sering dilaporkan peserta didik,
mulai dari tidak adanya sinyal, kehabisan kuota, bahkan hingga mereka yang ternyata tidak
memiliki gawai sendiri. Hasil survey online pada peserta didik menunjukkan, setelah sebulan
mengikuti PJJ daring, peserta didik juga mulai jenuh dengan pembelajaran daring dimana
guru hanya sharing materi atau video pembelajaran dan memberikan tugas.
Pada akhir bulan Agustus, Kepala sekolah mengeluarkan kebijakan agar guru
menggunakan media lain, yaitu radio atau televisi selain menggunakan aplikasi MS Teams
untuk melaksanakan PJJ. MKKS bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten
Kebumen serta Radio In FM - Ratih TV membuka kesempatan bagi guru untuk melakukan
inovasi pembelajaran jarak jauh dengan berbagai media.
Dalam rangka menyambut tahun ajaran baru 2021/2022, SMAN 1 Kebumen
menerapkan kolaborasi antara media pembelajaran daring dan luring sebagai upaya
menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan meski di masa pandemic. Media yang
digunakan adalah radio, televise, Microsoft teams, dan juga UKBM. Seluruh media tersebut
memiliki fumgsi dan perannya masing-masing dalam proses pembelajaran, mulai dari fasilitas
untuk mengontol maupun mengevaluasi. Media-media tersebut juga tidak hanya dapat diakses
oleh guru dan siswa, tetapi juga oleh orang tua/wali.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, program pembelajaran jarak jauh
melalui kombinasi media daring dan luring ini bertujuan untuk: 1) memudahkan guru dan
peserta didik untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh dengan maksimal, 2) mengurangi
intensitas penggunaan gawai sehingga lebih menjaga kesehatan guru dan siswa, dan 3)
memfasilitasi guru dan siswa yang mengalami kendala saat melakukan pelajaran dengan
internet, e-learning, atau aplikasi online lainnya.
Sementara itu, manfaat dari penerapan pembelajaran Jarak Jauh melalui Kombinasi
Media daring (Microsoft 365) dan luring (TV, Radio, UKBM) adalah: 1) menjadi fasilitas
bagi guru dan siswa yang mengalami kendala saat melakukan pembelajaran dengan internet,
e-learning, atau aplikasi-aplikasi online. 2) menjadi cara untuk menghidupkan daya imajinasi
siswa terhadap materi yang diberikan. 3) enjadi metode untuk mengasah daya berpikir kritis
siswa, dan 4) menjadi terobosan baru bagi dunia pendidikan dalam menghadapi pandemi
covid-19.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pandemi Covid-19 berdampak besar pada berbagai sektor, salah satunya pendidikan.
Pendidik harus terus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun peserta
didik berada di rumah. Solusinya, pendidik dituntut mendesain media pembelajaran sebagai
inovasi dengan memanfaatkan media daring (online). Hal Ini sesuai dengan Surat Edaran
Nomor 4 Tahun 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tentang
Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease
(Covid-19). Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC)
atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Pendidik dapat melakukan
pembelajaran bersama di waktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti
WhatsApp (WA), telegram, instagram, aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai media
pembelajaran. Meski dalam pelaksanannya mengalami berbagai kendala, pendidik harus terus
memastikan bahwa siswa tetap bisa belajar meski dari rumah. Untuk itulah, pendidik harus
jeli melihat potensi berbagai media pembelajaran yang sekiranya sesuai untuk diterapkan pada
siswa
A. Hakikat Media Pembelajaran
Selain model dan metode, ada juga media yang mempengaruhi jalannya pembelajaran.
Media dapat berarti alat atau perantara. Di dalam pembelajaran, media juga akan menentukan
proses pembelajaran itu berlangsung. Soeparno (2009:1) mengatakan bahwa media adalah
suatu alat yang dipakai sebagai saluran untuk menyampaikan suatu pesan dari guru kepada
siswa. Hal senada juga dikemukakan oleh Arsyad (2014: 3) yang mengatakan bahwa media
merupakan alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis yang berguna untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Sementara itu, Sanjaya
(2011: 163) mengatakan bahwa media bukan hanya sekadar alat perantara, melainkan
meliputi orang atau manusia yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan dan wawasan.
Dari ketiga pendapat tersebut dapat ditemukan adanya kesamaan yaitu bahwa media
merupakan sebuah alat. Media merupakan alat perantara yang memiliki suatu fungsi. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa media merupakan alat perantara atau apa pun yang berguna
untuk menyampaikan pesan guna mempermudah suatu kegiatan sehingga dapat mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Media atau alat yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran disebut dengan media
pembelajaran. Media pembelajaran adalah hal penting yang perlu dilibatkan dalam proses
belajar mengajar. Ada banyak definisi mengenai media pembelajaran. Pada beberapa sumber,
para tokoh mengemukakan pendapatnya tentang pengertian media pembelajaran. Soeparno
(2009: 1) mengatakan bahwa media pembelajaran adalah alat yang dipakai untuk
menyampaikan pesan atau informasi yang berasal dari guru kepada siswa. Hal senada juga
diungkapkan oleh Arsyad (2014: 4) yang berpendapat bahwa media pembelajaran merupakan
alat yang membawa pesan intruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran.
Pendapat kedua tokoh tersebut diperkuat oleh Susilana (2009: 7) yang mengatakan bahwa
media pembelajaran adalah wadah dari pesan pembelajaran yang ingin disampaikan guna
mencapai suatu tujuan pembelajaran. Terkait media pembelajaran yang berfungsi sebagai alat,
Sudjana dan Rivai (2009: 1) juga sepakat bahwa media pembelajaran merupakan suatu alat
yang berfungsi membantu menjelaskan hal-hal sulit yang ada dalam komponen pembelajaran.
Dari pendapat para tokoh tersebut, dapat dikatakan bahwa media pembelajaran
merupakan suatu alat yang dapat membantu guru menyampaikan pesan kepada siswa terkait
dengan hal-hal sulit dalam pembelajaran guna mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Sudjana dan Rivai (2009: 2) mengemukakan manfaat penggunaan media pembelajaran
dalam proses belajar siswa, yaitu:
i. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar.
ii. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami
oleh siswa.
iii. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak
kehabisan tenaga.
iv. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapu juga memiliki aktivitas lain seperti mengamati,
memerankan, dan mendemonstrasikan.
Jika dilihat dari sifatnya, televisi termasuk dalam kategori media audiovisual, sedangkan
radio termasuk kategori media auditif. Media audiovisual adalah media yang mengandung
unsur audio (suara) dan visual (gambar/tayangan). Media lain yang termasuk dalam kategori
audiovisual adalah VTR (Video Tape Recorder) dan film, sedangkan media lain yang
termasuk dalam kategori audio adalah piringan hitam dan rekaman suara. Kedua jenis media
tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, tetapi untuk saat ini, di masa
pandemi, kedua jenis media ini dapat digunakan sebagai alternatif selain berbagai aplikasi
yang berhubungan dengan internet.

B. Radio dan Televisi


1. Sejarah Perkembangan Radio
a. Pengertian Radio
Radio adalah sebuah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara
modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas
dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara
karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).
Menurut Anwar Arifin (2011: 7), radio adalah alat komunikasi massa, dalam artian
saluran pernyataan manusia umumnya/terbuka dan menyalurkan gelombang yang berbunyi,
berupa program-program yang teratur yang isinya aktual dan meliputi segi perwujudan
kehidupan masyarakat. Sementara itu, menurut H. A. Widjaja (2000: 36), radio adalah
keseluruhan sistem gelombang suara yang dipancarkan dari stasiun pemancar dan dengan
media lainya adalah biaya yang rendah sama artinya dengan akses kepada pendengar yang
lebih besar dan jangkauan lebih luas kepada kaum dengan tingkat ekonomi yang rendah. Itu
keuntungan dari radio.

Ada keuntungan radio, ada pula dampak negatif dari penggunaan radio. Radio
memiliki gelombang yang dapat menimbulkan induksi gelombang elektromagnetik, induksi
gelombang elektromagnetik dapat mempengaruhi ion positif dan ion negatif disekeliling
pancaran radionya, muatan (ion) positif dan negatif didalam tubuh terjadi keseimbangan
apabila tidak mendapatkan pengaruh terutama dari radiasi gelombang elektromagnetik, dan
lainnya.
b. Perkembangan Radio
Perkembangan radio dimulai dari penemuan phonograph (gramofon) yang juga bisa
digunakan untuk memainkan rekaman oleh Edison pada tahun1877. Pada saat yang sama,
James Clerk Maxwell dan Helmholtz Hertz melakukan eksperimen elektromagnetik untuk
mempelajari fenomena yang kemudian dikenal sebagai gelombang radio. Keduanya
menemukan bahwa gelombang radio merambat dalam bentuk bulatan, sama seperti ketika kita
menjatuhkan sesuatu pada air yang tenang.
Sejarah radio adalah sejarah teknologi yang menghasilkan peralatan radio yang
menggunakan gelombang radio. Awalnya, sinyal pada siaran radio ditransmisikan melalui
gelombang data yang kontinyu baik melalui modulasi amplitudo (AM), maupun modulasi
frekuensi (FM). Metode pengiriman sinyal seperti ini disebut analog. Selanjutnya, seiring
perkembangan teknologi ditemukanlah internet, dan sinyal digital yang kemudian mengubah
cara transmisi sinyal radio.
Sejarah media penyiaran dunia dimulai ketika ahli fisika Jerman bernama Heinrich
Hertz pada tahun 1887 berhasil mengirim dan menerima gelombang radio. Upaya itu
kemudian dilanjutkan Guglielmo Marconi (1874-1973) dari Italia yang sukses mengirimkan
sinyal lorse berupa titik dan garis dari sebuah pemancar kepada suatu alat penerima. Sinyal
yang dikirim Marconi itu berhasil menyebrangi Samudra Atlantik pada tahun 1901 dengan
menggunakan gelombang elektromagnetik. Pada tahun berikutnya 1906 seorang promoter
yang bernama Lee De Forest yang menciptakan audio tube (alat yang memngkinkan tranmisi
suara) yang digunkan untuk mengirimkan pesan ke udara. Pada tahun yang sama, seorang
yang bernama Reginald Fessenden juga menyiarkan acara di radionya untuk pertama kalinya
yang memutarkan beberapa lagu natal dengan menggunakan operator nirkabel di laut lepas.
Stasiun radio pertama kali muncul ketika seorang ahli teknik bernama Frank Conrad di
Pittsburgh AS (1920) secara iseng menyiarkan lagu-lagu, mengumumkan hasil pertandingan
olahraga, dan menyiarkan instrumen musik yang dimainkan putranya sendiri melalui
pemancar radio di garasi rumahnya. Morrisan (2009: 3) menyatakan bahwa setelah
keberhasilan Frank Conrad, stasiun radio lainnya bermunculan dan mulai menyiarkan
program informasi dan hiburan yang diproduksi sendiri. Namun, karena alasan anggaran
untuk biaya produksi yang besar maka kondisi ini menimbulkan gagasan untuk mengadakan
sistem jaringan. Perusahaan penyiaran National Broadcasting Company (NBC) adalah yang
pertama kali membangun sistem jaringan pada tahun 1926.
Setelah kemunculan sistem jaringan, pada tahun 1930-an, Edwin Howad Armstrong
berhasil menemukan radio yang menggunakan Frekuensi Modulasi (FM). Radio Armstrong
berbeda dengan radio kebanyakan yang masih menggunakan frekuensi AM. Keunggulan
radio FM memiliki kualitas suara yang lebih bagus, jernih, dan bebas dari gangguan
siaran(static). Namun karena perang dunia II, pengembangan radio FM mulai tersendat.

Kalangan industri lebih memilih untuk mengembangkan telivisi. Radio FM baru


muncul dimasyarakat pada awal 1960- an, pemutaran musiknya pun terbatas pada musik rock
karena dirasa sesuai dengan frekuensi FM. Peran radio mulai menurun dengan munculnya
televisi. Namun, salah satu radio di AS bereksperimen dengan mengamati penjualan album
rekaman yang banyak dibeli orang. Berkatusahanya itu akhirnya pendengar sangat menyukai
lagu-lagu yang disiarkan dan lahirlah format siaran radio pertama, yaitu Top 40. Keberhasilan
itu kemudian melahirkan berbagai format siaran lainnya yang ternyata juga sukses.
Dasar dari teori perambatan gelombang elektromagnetik pertama di jelaskan pada
tahun 1873 oleh James Clecrk Maxell. Dalam papernya di Royal Society mengenai teori
donamika mean elektromagnetik, hasil dari penelitian yang dikerjakan antara 1861 dan 1865.
Untuk pertama kalinya, Heinrich Rrudolf Hertz telah membuktikan teori Maxwell yaitu antara
1886 dan 1888 dengan melakukan eksperimen. Dia berhasil membuktikan bahwa radiasi
gelombang radio memiliki sifat-sifat gelombang dan sekarang disebut dengan gelombang
Hertzian. Dia juga menemukan bahwa persamaan elektromagnetik dapat dirumuskan
kedalam persamaan gelombang.
Hingga saat ini, radio masih mempunyai tempat di hati pendengarnya. Hal ini
didukung dengan adanya beragam program yang dimiliki sebuah stasiun serta kecepatan
dalam menyajikan berita ataupun informasi yang masih diakui hingga sekarang. Selain itu,
radio juga terus berkembang untuk menyiarkan infomasi sesuai kebutuhan masyarakat.

2. Sejarah dan Pekembangan Televisi


a. Media Televisi
Dibanding dengan media massa lainnya, televisi mempunyai sifat istimewa. Televisi
merupakan gebungan dari media dengar dan gambar, bisa bersifat informatif, hiburan,
maupun pendidikan, bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut. Televisi merupakan sumber
citra dan pesan tersebar (shared images and message) yang sangat besar dalam sejarah dan ini
telah menjadi mainstream bagi lngkungan simbolik masyarakat. Televisi juga merupakan
sistem bercerita (story-telling) yang tersentralisasi.
Televisi saat ini telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Banyak orang menghabiskan waktunya lebih lama di depan televisi, dibandingkan
menghabiskan waktu mengobrol bersama keluarganya. Siaran televisi adalah pemancaran
sinyal listrik yang membawa muatan gambar proyeksi yang terbentuk pada sistem lensa dan
suara. Menurut Peter Herford, setiap stasiun televisi dapat menayangkan beberapa acara
hiburan seperti, film, musik, kuis, talk show, dan sebagainnya. Televisi merupakan media
komunikasi yang menyediakan berbagai informasi terbaru dan menyebarkannya kepada
khalayak umum. Televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi (hi-tech) yang
menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak.
Isi pesan audiovisual gerak memiliki kekuatan yang sangat tinggi untuk memengaruhi
mental, pola pikir, dan tindak individu. Lebih luas lagi dinyatakan bahwa televisi adalah
sistem pengambilan gambar, penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga
listrik. Gambar tersebut ditangkap dengan kamera televisi, diubah menjadi sinyal listrik, dan
dikirim langsung lewat kabel listrik kepada pesawat penerima.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa televisi adalah sistem elektronis
yang menyampaikan suatu isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak dan merupakan sistem
pengambilan gambar, penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga listrik.
Dengan demikian, televisi sangat berperan dalam mempengaruhi mental, pola pikir khalayak
umum.
Karena sifatnya yang audiovisual, televisi dianggap sebagai media paling efektif
dalam menyebarkan nilai-nilai yang konsumtif dan permisif. Stasiun televisi merupakan
lembaga penyiaran atau tempat bekerja yang melibatkan banyak orang. Selain itu, stasiun
televisi juga mempunyai kemampuan atau keahlian dalam bidang penyiaran yang berupaya
menghasilkan siaran atau karya yang baik. Stasiun Televisi adalah tempat kerja yang sangat
kompleks yang melibatkan banyak orang dengan berbagai jenis keahlian. Juru kamera, editor
gambar, reporter, ahli grafis, dan staf operasional lainnya harus saling berintraksi dan
berkomunikasi dalam upaya untuk menghasilkan siaran yang sebaik mungkin.
Dari penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa televisi sangat berpengaruh terhadap
stasiun karena stasiun merupakan suatu tempat atau kantor yang mengupayakan untuk
menghasilkan siaran sebaik mungkin. Dengan demikian, untuk memunculkan siaran yang
baik perlu melibatkan banyak orang dalam pengelolaan berita atau informasi yang akan di
publikasikan.Umumnya, siaran bertujuan untuk memberi informasi yang dapat dinikmati dan
dapat diterima dikalangan masyarakat. Siaran televisi merupakan pemancaran sinya l listrik
yang membawa muatan gambar proyeksi yang terbentuk melalui pendekatan sistem lensa dan
suara.
Siaran televisi merupakan gabungan dari segi verbal, visual, teknologial, dan dimensi
dramatikal. Verbal berhubungan dengan kata-kata yang disusun secara singkat, padat, efektif.
Visual lebih banyak menekankan pada bahasa gambar yang tajam, jelas, hidup, memikat.
Teknologikal berkaitan dengan daya jangkau siaran, kualitas suara, kualitas suara dan gambar
yang dihasilkan serta diterima oleh pesawat televisi penerima di rumah-rumah. Dramatikal
berarti bersinggungan dengan aspek serta nilai dramatikal yang dihasilkan oleh rangkaian
gambar yang dihasilkan secara simultan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat didefinisikan bahwa siaran televisi adalah suatu
pemancar yang diproyeksikan melalui pendekatan sistem lensa, suara, dan menghasilkan
gambar yang bergerak dan berisikan suatu informasi yang beranekaragam yang dapat diterima
oleh setiap kalangan masyarakat.

Sejarah Televisi
Pada hakikatnya, media televisi lahir karena perkembangan teknologi. Bermula dari
ditemukannya electrische teleskop sebagai perwujudan gagasan seorang mahasiswa dari
Berlin (Jerman Timur) yang bernama Paul Nipkov. Dia menemukan sistem penyaluran sinyal
gambar untuk mengirim gambar melalui udara dari suatu tempat ke tempat lain. Sistem ini
dianggap praktis sehingga diadakan percobaan pemancaran serta penerimaan sinyal televisi
tersebut. Hal ini terjadi antara tahun 1883-1884.
Setelah kejadian tersebut, Nipkov diakui sebagai ‘Bapak’ televisi. Televisi sudah
mulai dapat dinikmati oleh publik Amerika Serikat pada tahun 1939, yaitu ketika
berlangsungnya World’s Fair di New York Amerika serikat. Akan tetapi Perang Dunia II
telah menyebabkan kegiatan dalam bidang televisi itu terhenti. Baru setelah itu, tahun 1946
kegiatan dalam bidang televisi dimulai lagi.
Pada waktu itu, di seluruh Amerika Serikat hanya terdapat beberapa buah pemancar
saja, tetapi kemudian teknologi berkembang dengan pesat, jumlah pemancar TV meningkat
dengan hebatnya. Tahun 1948 merupakan tahun penting dalam dunia pertelevisian karena
pada tahun tersebut ada perubahan dari televisi eksperimen ke televisi komersial di Amerika.
Seperti halnya dengan media massa lain, televisi pun tidak dapat dimonopoli oleh Amerika
Serikat saja. Sewaktu Amerika giat mengembangkan media massa itu, negara-negara
Eropalain pun tidak mau ketinggalan.
Perkembangan televisi sangat cepat sehingga dari waktu ke waktu media ini memiliki
dampak terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari. Menurut Skormis (Kuswandi, 1996 : 8)
dalam bukunya “Television and Society: An Incuest and Agenda,” dibandingkan dengan
media massa lainnya (radio, surat kabar, majalah, buku, dan sebagainya) televisi tampaknya
mempunyai sifat istimewa.
Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bisa bersifat
informatif, hiburan, dan pendidikan, atau bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut.
Informasi yang disampaikan oleh televisi, akan mudah dimengerti karena jelas terdengar
secara audio dan terlihat secara visual. Bersamaan dengan kemajuan media cetak, muncul
media lain sebagai sumber informasi bagi khalayak yaitu media elektronik mulai dari TV
berwarna hingga teknologi internet. Seperti surat kabar, saat ini hampir setiap orang memiliki
televisi di tempat tinggalnya.
Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari
kata teledan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi
televisi berarti tampak atau dapatmelihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan
dengan penemuan roda, karena penemuan inimampu mengubah peradaban dunia. Di
Indonesia 'televisi' secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi.
Televisi untuk umum menyiarkan programnya secara universal, tetapi fungsi
utamanya tetap hiburan. Kalau pun ada program-program yang mengandung segi informasi
dan pendidikan, hanya sebagai pelengkap saja dalam rangka memenuhi kebutuhan alamiah
manusia.
Inovasi terpenting yang terdapat pada televisi ialah kemampuan menyajikan komentar
atau pengamatan langsung saat suatu kejadian berlangsung. Namun demikian banyak
peristiwa yang perlu diketahui publik telah direncanakan sebelumnya, maka penambahan
kadar aktualitas juga terbatas. Media televisi di Indonesia bukan lagi sebagai barang mewah.
Kini media layar kaca tersebut sudah menjadi salah satu barang kebutuhan pokok bagi
kehidupan masyarakat untuk mendapatkan informasi.
Dengan kata lain, informasi sudah merupakan bagian dari hak manusia untuk
aktualisasi diri Kegiatan penyiaran televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus
1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan pesta olahraga se-Asia IV atau Asean
Games di Senayan. Sejak itupula Televisi Republik Indonesia yang disingkat TVRI
dipergunakan sebagai panggilan status sampai sekarang. Selama tahun 1962-1963 TVRI
berada di udara rata-rata satu jam sehari dengan segala kesederhanaannya.
TVRI yang berada di bawah Departemen Penerangan, kini siarannya sudah dapat
menjangkau hampir seluruh rakyat Indonesia. Sejak tahun 1989 TVRI mendapat saingan dari
stasiun TV lainnya, yakni (RCTI) Rajawali Citra Televisi Indonesia yang bersifat komersial.
Kemudian, secara berturut-turut berdiri stasiun televisi (SCTV) Surya Citra Televisi
Indonesia, (TPI) Televisi Pendidikan Indonesia dan (ANTEVE) Andalas Televisi (Ardianto,
2004 : 127). Dengan kehadiran RCTI, SCTV, dan TPI, dunia pertelevisian di Indonesia telah
mengalami banyak perubahan, baik dalam hal mutu siaran maupun waktu penayangannya.
Untuk lebih meningkatkan mutu siarannya pada pertengahan tahun 1993, RCTI telah
mengudara secara nasional dan membangun beberapa stasiun transmisi di berbagai kota besar
di Indonesia, seperti: Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Batam, dan daerah-daerah lain.
Kemudian, stasiun-stasiun televisi swasta bertambah lagi dengan kehadiran Indosiar, Trans
TV, Trans 7, Global TV, Metro TV, dan TV One.
Seperti telah kita ketahui, perkembangan pertelevisian di Indonesia semakin
meningkat. Dahulu hanya ada satu stasiun televisi nasional di Indonesia, yakni TVRI. Saat ini
telah ada 10 tv swasta nasional tambahan yang mendapatkan izin melakukan siaran, yakni
RCTI, SCTV. ANTV, Indosiar, Global TV, MNCTV, TV One, Metro TV, Trans TV dan
Trans 7. Belum lagi tv-tv berjaringan seperti Kompas TV dan NET, lalu tv-tv berbayar dan tv-
tv lokal yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

Program dan Acara Televisi


Secara umum, program acara televisi, terdiri atas:
i. Buletin berita nasional, seperti: siaran berita atau bulletin berita regional yang
dihasilkan oleh stasiun-stasiun televisi swasta lokal.
ii. Liputan-liputan khusus yang membahas tentang berbagai masalah aktual secara lebih
mendalam.
iii. Program-program acara olahraga, baik olahraga di dalam atau di luar ruangan yang
disiarkan langsung atau tidak langsung dari dalam negeri atau luar negeri.
iv. Program acara mengenai topik khusus yang bersifat informatif, seperti: acara
memasak, berkebun, dan acara kuis.
v. Acara drama, terdiri atas: sinetron, sandiwara, komedi, film, dan lain sebagainya.
vi. Acara musik, seperti konser musik pop, rock, dangdut, klasik, dan lain sebagainya.
vii. Acara bagi anak-anak, seperti: film kartun.
viii. Acara keagamaan, seperti: siraman rohani, acara ramadhan, acara natal, dan lain
sebagainya.
ix. Program acara yang membahas tentang ilmu pengetahuan dan
pendidikan.
x. Acara bincang-bincang atau sering disebut talkshow.

Acara televisi atau program televisi merupakan acara-acara yang ditayangkan oleh
stasiun televisi. Secara garis besar, Program TV dibagi menjadi program berita dan program
non-berita. Jenis program televisi dapat dibedakan berdasarkan format teknis atau
berdasarkan isi. Format teknis merupakan format-format umum yang menjadi acuan terhadap
bentuk program televisi seperti talk show, dokumenter, film, kuis, musik, instruksional dan
lainnya. Berdasarkan isi, program televisi berbentuk berita dapat dibedakan antara lain
berupa program hiburan, drama, olahraga, dan agama.
Sementara itu, untuk program televisi berbentuk berita secara garis besar dikategorikan
ke dalam "hard news" atau berita-berita mengenai peristiwa penting yang baru saja terjadi
dan "soft news" yang mengangkat berita bersifat ringan. Dalam hal ini, program yang
dibahas adalah tentang program hiburan yang mengusung tentang acara KDI atau kontestan
dangdut indonesia yang ditayangkan di stasiun MNCTV yang di tayangkan pada malam hari.
C. Radio dan Televisi sebagai Media Pembelajaran
Sejak zaman dahulu, khususnya di Indonesia, radio dan televisi sudah sering
digunakan sebagai media pembelajaran. Hal ini sebagai salah satu penerapan fungsi radio dan
televisi, yaitu sebagai media edukasi. Selain itu, beberapa alasan yang mendukung
digunakannya radio dan televisi sebagai media pelajaran adalah karena biaya yang terjangkau
oleh hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Penelitian yang dilakukan oleh Christiany Juditha dan Josep J. Darmawan pada tahun
2016 dengan judul Terpaan Siaran RRI dan TVRI pada Masyarakat Di Wilayah Perbatasan
RI-Timor Leste menunjukkan bahwa terjadi kesenjangan informasi yang cukup luas di
wilayah perbatasan. Masyarakat di wilayah ini cenderung lebih dominan memperoleh
informasi dari negara tetangga daripada dari negeri sendiri. Hal ini tidak terlepas dari peran
media televisi dan radio yang merupakan medium penyalur nilai-nilai kepada masyarakat.
Setelah dilakukan penelitian, diberoleh kesimpulan bahwa sebagian besar responden di
wilayah perbatasan NTT Timor Leste mendengarkan siaran RRI dan menonton TVRI.
Responden menghabiskan waktu 1-2 jam/hari mendengarkan RRI dan pada jam 7.00-9.00.
Apapun program acara yang paling banyak didengarkan adalah berita/informasi. Sementara
terpaan TVRI, responden menonton TVRI antara 1 sampai 2 jam/hari dan waktu terbanyak
saat menonton pada jam 19.00-21.00. Program acara yang paling sering ditonton adalah berita
(informasi).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Innayah dengan judul Radio Edukasi sebagai
Salah Satu Sumber Belajar dalam Kegiatan Pembelajaran menunjukkan hasil bahwa radio
edukasi (RE) merupakan salah satu sumber belajar karena materi pembelajaran yang disiarkan
(1) dirancang sesuai kebutuhan sasaran pendengar yaitu peserta didik, guru dan masyarakat
pemerhati pendidikan, (2) memberikan pengalaman belajar secara langsung dan konkret
kepada peserta didik, (3) memberikan informasi yang akurat dan terbaru, (4) membantu
memecahkan masalah pendidikan, dan (5) memberikan berbagai informasi tentang seputar
dunia pendidikan. Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Wina Ahmanda dengan judul
Televisi sebagai Media Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menunjukkan hasil bahwa
pembelajaran jarak jauh melalui televisi mampu meningkatkan daya berpikir kritis masing-
masing siswa. Dengan meihat tayangan di televisi, siswa dapat juga berimajinasi dengan lebih
mendalam tentang topik yang sedang dibicarakan.
Sejak zaman dahulu, saluran televisi di Indonesia sudah sering menampilkan tayangan
yang berhubungan dengan edukasi, misalnya saja RTV yang membuat program Olimpiade
Indonesia Cerdas atau Metro TV dengan program Kick Andy! Sampai saat ini, saluran-
saluran televisi lain juga terus berkembang untuk menyajikan program-program mendidik
bagi masyarakat. Di masa pandemi ini, saluran televisi yang paling sering menghadirkan
program pembelajaran adalah TVRI. Melalui kerja sama dengan Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, TVRI menerbitkan program Belajar dari Rumah yang setiap harinya bisa
diakses oleh seluruh siswa di Indonesia.
Berdasarkan data-data tersebut, dapat dikatakan bahwa televisi dan radio merupakan
salah satu media komunikasi yang dapat diterima oleh lapisan masayarkat Indonesia. Selain
itu, fungsi televisi dan radio sebagai media pembelajaran juga telah terealisasikan di beberapa
wilayah. Jadi, dapat dikatakan bahwa radio dan televisi dapat digunakan oleh masyarakat
sebagai salah satu media pembelajaran, apalagi di masa pandemi seperti ini.
D. Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM)
Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM) dapat diartikan sebagai unit-unit
pembelajaran utuh setiap mata pelajaran yang akan diselesaikan oleh peserta didik sesuai
dengan kecepatan belajar masing-masing.Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM) merupakan
satuan pelajaran yang kecil yang disusun secara berurutan dari yang mudah sampai ke yang
sukar. Satuan pelajaran tersebut merupakan pelabelan penguasaan belajar peserta didik
terhadap pengetahuan dan keterampilan yang disusun menjadi unit-unit kegiatan belajar
berdasarkan pemetaan Kompetensi Dasar (Pedoman Penyelenggaraan SKS Tahun 2017). Unit
Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM) merupakan “Perangkat/Komponen” yang dirakit menjadi
alat belajar peserta didik.

E. Microsoft 365
P.T Microsoft telah mengeluarkan produknya untuk dunia pendidikan yaitu Microsoft
365 yang dulu dikenal sebagai Office 365. Berbagai aplikasi tersedia dalam Microsoft 365
yang sangat mendukung pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-19 ini, di antaranya
MS Teams. MS Teams adalah aplikasi yang dapat menghubungkan kita dengan orang lain
dalam suatu tim untuk berkolaborasi dan berkoordinasi. Dalam PJJ, aplikasi MS Teams dapat
dimanfaatkan untuk menyampaikan materi secara sinkron melalui meeting online maupun
asinkron. Tampilan MS Teams yang mirip media sosial membuat PJJ makin menarik dan
tidak membosankan. Dalam MS 365 juga terdapat aplikasi MS form yang dapat digunakan
guru untuk membuat survey dan quis secara online. Semua tugas laporan praktikum berupa
soft file dapat dikumpulkan dalam onedrive, penyimpanan awan (cloude storage) milik guru
dengan kapasitas mencapai 1 terabyte untuk setiap akun.

Karakteristik Media Televisi yang Layak Digunakan untuk Pendidikan Jarak Jauh
(PJJ)
Karakteristik dari pendekatan instruksional adalah menekankan ketaatan asas pada
prinsip pembelajaran. Pertama, penyampaian materi dilakukan secara bertahap dan sistematis
menyerupai kegiatan di kelas, yakni guru memulai dengan memperkenalkan pokok bahasan,
menyampaikan apersepsi, menjelaskan materi utama, menyimpulkan, dan kemudian
memberikan evaluasi. Kedua, bahasa yang digunakan harus baku sesuai dengan kaidah-
kaidah yang benar. Ketiga, dalam pola instruksional, dengan adanya presenter akan
mencerminkan seorang guru yang tengah mengajar.
Dalam rencana Induk pendirian televisi pendidikan di Indonesia yang dirintis oleh
Pustekkom Dikbud, dirumuskan pedoman dasar pengembangan program televisi pendidikan
(Miarso: 2004: 18 dalam Pribadi) yaitu sebagai berikut:
1. Program siaran harus diusahakan sesuai dengan kebutuhan para khalayak yang dituju
(intended audience).
2. Isi siaran harus diusahakan sesuai dengan nilai-nilai budaya yang diterima oleh
masyarakat Indonesia.
3. Program siaran diusahakan untuk berkaitan dengan kegiatan yang ada di masyarakat,
paling tidak harus serasi dengan pola tindak yang ada pada masyarakat.
4. Tiap acara diusahakan untuk dikembangkan dalam bentuk paket yang berkesinambungan.
5. Tiap program harus dibuat dengan arah dan tujuan tertentu.
Kearsley & Moore (1996: 122-123) juga mengemukakan beberapa karakteristik
penting tentang kualitas media yang digunakan dalam PJJ. Secara umum, media pembelajaran
yang digunakan dalam PJJ perlu memiliki karakteristik sebagai berikut.
 Memiliki tujuan pembelajaran yang jelas
 Dirancang dalam unit-unit kecil
 Melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
 Lengkap
 Mengandung adanya pengulangan
 Memungkinkan siswa melakukan sintesis
 Memberikan dorongan belajar
 Bervariasi
 Open-ended
 Memberi umpan balik
 Melakukan evaluasi secara kontinyu
BAB III
PEMBAHASAN
"Tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh
kemauan serta memperhalus perasaan." - Tan Malaka

Ungkapan tersebut menunjukkan betapa pentingnya pendidikan bagi kehidupan


seseorang. Selain untuk menambah pengetahuan, pendidikan juga berperan untuk
mempertajam kecerdasan dan memperhalus perasaan. Oleh sebab itu, bagaimanapun
keadaannya, pendidikan tetap harus berjalan. Begitu pula saat kondisi pandemi seperti saat
ini. Segala pihak harus terus bekerja sama agar pendidikan di Indonesia tetap berjalan

Berbagai langkah yang diterapkan pemerintah pasti bertujuan baik untuk kepentingan
pendidikan di Indonesia. Berbagai metode belajar jarak jauh di masa pandemi seperti ini juga
diusahakan berjalan semaksimal mungkin. Hanya saja, praktik di lapangan terkadang
menemui kendala yang cukup menyulitkan, baik bagi guru, siswa, maupun orang tua. Contoh
yang paling mudah ditemui adalah ketika semua pihak menyarankan pembelajaran
menggunakan fasilitas internet. Fakta di lapangan menyebutkan bahwa tidak semua siswa dan
guru memiliki gawai yang mendukung untuk mengunduh aplikasi-aplikasi yang disarankan
oleh pemerintah. Selain itu, kendala sinyal dan ketersediaan kuota juga menjadi kendala bagi
sebagian siswa dan guru di Indonesia.

Berdasarkan fakta tersebut, pemerintah Kabupaten Kebumen bersama seluruh kepala


dinas dan kepala sekolah bekerja sama menciptakan suatu metode baru untuk pembelajaran
jarak jauh ini. Salah satu metode yang disepakati adalah metode yang menggunakan radio dan
televisi sebagai media edukasi. Di SMAN 1 Kebumen sendiri, media radio dan televisi ini
kemudian dikolaborasikan dengan Microsoft 365 dan UKBM sebagai upaya pelaksanaan
pembelajaran yang menyenangkan dan dapat memperoleh hasil maksimal. Kolaborasi media-
media ini akan digunakan juga sebagai persiapan pembelajaran tatap muka di tahun
2021/2022. Sebelum masuk pada tahap persiapan pembelajaran tatap muka, berikut akan
disajikan hasil dan pembahasan dari angket yang dibagikan kepada siswa SMAN 1 Kebumen
dengan jumlah responden 730 siswa. Angket ini berisi pertanyaan terkait kepuasan mereka
dengan media kolaborasi yang diterapkan di SMAN 1 Kebumen.

Siswa lebih memilih pembelajaran tatap muka

Hasil survei kepada siswa SMAN 1 Kebumen terkait dengan pembelajaran jarak jauh
melalui radio dan televisi dilakukan melalui pengisian angket. Angket ini dibagikan pada
seluruh siswa dengan kurun waktu satu minggu, yakni sejak tanggal 10 sampai 14 Agustus
2020. Instrumen dalam angket ini terdiri atas beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan
proses pembelajaran jarak jauh di masa pandemi ini sekaligus pertanyaan-pertanyaan yang
menilai keefektifan televisi dan radio sebagai media pembelajaran alternatif di masa seperti
ini.
Berdasarkan angket tersebut didapat hasil bahwa jika boleh memilih, sebagian besar
siswa memilih untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka. Data responden menunjukkan
64% siswa lebih suka jika pembelajaran dilaksanakan secara tatap muka, tetapi karena
keadaan seperti ini, jadi mau atau tidak mereka harus menerima. Data survei juga
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mengalami kendala keterbatasan sinyal dan
keterbatasan kuota saat melaksanakan pembelajaran jarak jauh.

Jika dilihat dari persebaran wilayah di Indonesia, pembelajaran jarak jauh


menggunakan internet juga belum cocok untuk diterapkan di semua wilayah. Mengapa?
Jawabannya tentu sudah bukan menjadi rahasia umum. Sebagian masyarakat Indonesia yang
tinggal di pedalaman masih sangat sulit mendapatkan akses internet. Bahkan, beberapa
wilayah juga belum mendapatkan listrik dan air bersih. Jadi, jika semua siswa di Indonesia
dipaksakan untuk belajar menggunakan internet, bukan tidak mungkin pembelajaran justru
tidak akan berjalan. Untuk beberapa wilayah yang sangat jauh dari jangkauan, virus corona ini
bukanlah suatu masalah. Banyak dari mereka yang tetap melaksanakan aktivitas seperti biasa
tanpa adanya rasa takut. Bagi mereka, bekerja dan sekolah seperti biasa di tengah pandemi ini
bukanlah suatu masalah. Berdasarkan fakta tersebut, mungkin pemerintah harus lebih
memperhatikan kriteria-kriteria khusus untuk seluruh masyarakat saat akan menetapkan suatu
kebijakan untuk menghadapi masa pandemi seperti ini.

Kendala siswa saat pembelajaran jarak jauh

Berdasarkan survei yang dilakukan, saat diminta memilih media pembelajaran yang
mereka anggap efektif untuk belajar, 78% siswa lebih memilih televisi daripada radio. Alasan
utamnya adalah karena saat di televisi, siswa dapat melihat pemaparan materi secara langsung
oleh Bapak/Ibu guru, sedangkan jika di radio mereka hanya dapat mendengarkan suara. Siswa
berpendapat bahwa pembelajaran melalui radio dan televisi sangat membantu mereka untuk
memahami materi yang diberikan. Sebesar 66% responden mengatakan bahwa pikiran mereka
lebih terbuka saat melihat Bapak/Ibu guru menerangkan secara langsung di televisi.

Hal ini mungkin juga berkaitan dengan adanya rasa simpati siswa ketika dapat melihat
atau mendengar suara Bapak/Ibu secara langsung. Jika dibandingkan dengan pembelajaran
menggunakan internet yang cenderung menekankan pada penugasan, sepertinya sebagian
besar siswa lebih memilih untuk mengamati pembelajaran secara langsung, meski hanya di
televisi dan radio. Data survey juga menunjukkan bahwa 69% siswa lebih dapat memahami
materi ketika mereka melihat dan mendengar Bapak/Ibu guru tampil di televisi dan radio.

Selain dapat membuka wawasan siswa, pembelajaran jarak jauh yang dilakukan
melalui televisi dan radio juga dapat membantu kendala-kendala yang selama ini terjadi di
lapangan. Misalnya saja kendala sinyal, kuota, dan kesehatan mata. Dengan pembelajaran
yang diikuti melalui televisi dan radio, siswa juga dapat menghilangkan rasa jenuh akibat
bosan mengikuti pembelajaran melalui internet. Harapannya, selain mengedukasi,
pembelajaran melalui radio dan televisi di Kabupaten Kebumen ini juga dapat digunakan
sebagai sarana hiburan bagi siswa, guru, dan orang tua untuk mengurangi stress akibat
pandemi yang terus berlangsung.

Televisi dan radio dapat menjadi alternatif pembelajaran

Data survey yang dilakukan di SMAN 1 Kebumen juga menunjukkan bahwa


pembelajaran melalui radio dan televisi dangat bermanfaat bagi mereka yang terkendala
masalah internet. Enam puluh satu persen responden setuju bahwa radio dan televisi dapat
menjadi alternatif untuk pembelajaran jarak jauh di masa pandemi ini. Dengan menonton
televisi atau mendengarkan radio, siswa tidak perlu banyak menghabiskan kuota dan mencari
sinyal sampai ke daerah-daerah tertentu. Mereka juga tidak perlu menghabiskan banyak uang
karena berulang kali membeli kuota. Jadi, secara tidak langsung siswa juga dapat mengurangi
beban orang tua dalam bidang ekonomi.

Meski siswa menganggap bahwa pembelajaran melalui televisi dan radio adalah cara
efektif untuk membantu mereka dari banyak sisi, sayangnya di Kabupaten Kebumen, kerja
sama antara pemerintah dan stasiun televisi/radio belum merata. Saat ini hanya ada satu
saluran televisi dan satu saluran radio yang dapat digunakan untuk pembelajaran jarak jauh,
yaitu Ratih TV dan radio In FM. Padahal, akses untuk menonton Ratih TV dan mendengarkan
radio In FM belum merata. Beberapa siswa menyatakan bahwa mereka terkendala saat akan
mengikuti pembelajaran di Ratih Tv dan In FM. Data menunjukkan, 23% responden
mengalami kesulitan saat mencari saluran dan 51% menyatakan bahwa terkadang kesulitan
mencari saluran sehingga cukup memakan waktu.

Pembelajaran Tatap Muka Tahun Ajaran 2021/2022 di SMAN 1 Kebumen

Setelah melihat keefektifan televisi dan radio sebagai media PJJ bagi guru dan siswa,
SMAN 1 Kebumen terus berinovasi agar siswa dan guru tidak berada dalam keadaan jenuh.
Microsoft 365 dan UKBM yang telah digunakan sebelumnya kemudian dikolaborasikan
dengan radio dan televisi sebagai inovasi baru media pembelajaran di SMAN 1 Kebumen.

Dalam rangka menyambut pembelajaran tahun ajaran 2020/2021 secara tatap muka,
SMAN 1 Kebumen menyusun rencana atau rancangan pembelajaran yang sesuai dengan
protokol kesehatan, tidak membahayakan komponen sekolah, serta menggunakan berbagai
metode dan media yang dapat diakses oleh kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, siswa,
dan juga orang tua. Berdasarkan survei yang telah dilakukan tahun lalu, media televisi dan
radio ternyata cukup menarik minat siswa untuk belajar. Selain itu, penggunaan Microsoft
365 dan UKBM juga mendukung jalannya proses pembelajaran selama pandemi ini
berlangsung. Untuk itulah, SMAN 1 Kebumen pada tahun ajaran baru 2021/2022 nanti akan
mengolaborasikan berbagai media ini sebagai inovasi pembelajaran di masa pandemi.

Dalam penerapannya saat proses pembelajaran di SMAN 1 Kebumen, Microsoft 365


digunakan sebagai media edukasi dan alat kontrol bagi aktivitas guru dan siswa dalam proses
pembelajaran. Pengontrolan ini dilakukan oleh kepala sekolah dan wakil kepala sekolah.
Sementara itu, radio dan televisi merupakan media yang bermanfaat sebagai sumber belajar
sebab guru dapat memberikan pemaparan langsung terkait materi yang disampaikan tanpa
terkendalan sinyal internet. Kemudian, UKBM merupakan media yang bermanfaat sebagai
bahan evaluasi setelah siswa mendapat materi dan penjelasan dari bapak/ibu guru, baik itu
melalui Microsoft 365 maupun melalui radio dan televisi.

Kontrol keterlaksanaan kegiatan belajar antara siswa dan guru juga dapat dikontrol
dengan maksimal, salah satunya melalui Microsoft teams. Melalui Microsoft teams, kepala
sekolah dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum dapat memantau terlaksananya
pembelajaran. Selain itu, di Microsoft teams ini juga terdapat fitur insight yang merekam
seluruh aktivitas siswa dan guru pada hari tersebut berkaitan dengan penggunaan Microsoft
365. Selain menggunakan teams, kehadiran siswa dan guru juga direkap melalui form
presensi. Bagi GTT dan PTT di SMAN 1 Kebumen, presensi dilakukan dengan cara shareloc
(membagikan lokasi) pada jam-jam tertentu.

Selain upaya pembelajaran tatap muka dengan berbagai media yang mengedukasi dan
menyenangkan, SMAN 1 Kebumen juga menyambut tahun ajaran 2021/2022 dengan
skema/jadwal keberangkatan siswa yang diatur sesuai prokes. Pada awal tahun ajaran nanti
(Juli 2021), siswa SMAN 1 Kebumen yang datang ke sekolah berjumlah 10% dari total
keseluruhan siswa. Jika tidak ada kendala berarti, jumlah tersebut akan terus bertambah
hingga akhirnya pada akhir semester gasal, siswa SMAN 1 Kebumen sudah dapat berangkat
seluruhnya. Berikut skema jadwal keberangkatan siswa-siswi SMAN 1 Kebumen pada tahun
ajaran 2021/2022 nanti.

Tidak ada kendala


Juli 2021 Agustus 2021

10% Tambah 10%

Ada kendala
Tidak ada kendala

Evaluasi dan
September
pemberhentian
2021
sementara
Tambah 10%

Tidak ada kendala

Seterusnya
setiap bulan
sampai 100%
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan paparan yang telah dikemukakan, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut.
1. Pembelajaran jarak jauh bukanlah sebuah sistem yang diinginkan oleh siswa. Akan
tetapi, karena situasi dan kondisi pandemi ini, pembelajaran jarak jauh ini adalah
jalan terbaik. Untuk menghadapi situasi pandemi ini, dibutuhkan peran semua lapisan
masyarakat untuk tetap menjalankan proses pembelajaran. Guru, siswa, dan orang tua
harus terus bekerja sama agar pembelajaran jarak jauh dapat berjalan maksimal meski
dengan berbagai kendala yang harus dihadapi.
2. Saat pembelajaran jarak jauh, kendala yang sering dihadapi oleh siswa, guru, dan
orang tua adalah kendala yang berkaitan dengan internet, mulai dari kekurangan
kuota, keterbatasan sinyal, dan penggunaan gawai yang harus berganti-gantian.
Dengan demikian, perlu adanya inovasi lain untuk memudahkan pembelajaran jarak
jauh agar tidak bergantung pada ketersediaan internet.
3. Radio dan televisi adalah media yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk
melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Berdasarkan survei, 69% siswa merasa lebih
paham ketika mendapat materi melalui siaran radio dan televisi. Selain itu,
penggunaan radio dan televisi ini juga sangat membantu guru, siswa, dan orang tua
yang terkendala masalah ketersediaan internet, gawai, atau biaya yang digunakan
untuk membeli paket data secara terus-menerus.
4. Kolaborasi antara radio, televisi, microsoft 365, dan UKBM menjadi alternatif PJJ
yang diterapkan di SMAN 1 Kebumen. Dalam hal pelaksanaan pembelajaran dan
mengontrol aktivitas, sampai saat ini kolaborasi media-media ini masih efektif
digunakan oleh guru, siswa, orang tua/wali, maupun kepala sekolah.
5. Dalam rangka menyambut tahun ajaran 2021/2022, SMAN 1 Kebumen telah
membuat skema keberangkatan peserta didik dan juga merancang pembelajaran
dengan berbagai media daring serta luring yang efektif dan menyenangkan.

B. SARAN
1. Pemerintah sebaiknya lebih bijaksana saat pengambilan keputusan di masa pandemi
ini karena melibatkan banyak masyarakat.
2. Pihak-pihak terkait sebaiknya tidak memaksakan seluruh guru dan siswa di Indonesia
untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh menggunakan internet. Hal ini berkaitan
dengan kendala yang dirasakan di masing-masing wilayah.
3. Gunakan radio televisi, dan media pembelajaran lain sebagai salah satu alternatif
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh.
4. Kolaborasi antara microsoft 365, radio, televisi, dan UKBM siap dilaksanakan di
SMAN 1 Kebumen dalam menyambut tahun ajaran 2021/2022.
DAFTAR RUJUKAN
Ahmanda, Wina. 2020. Televisi Sebagai Media Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Diakses
melalui www.researchgate.net/publication/341233242 pada tanggal 23 Agustus 2020.

Ardianto, Elvinaro. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama
Media.

Arifin, Anwar. 2011. Sistem Komunikasi Indonesia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arsyad, Azhar. 2014. Media pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Innayah. 2014. Partisipasi Stasiun Radio dalam Menyiarkan Konten Pendidikan. Jurnal
Teknodik Vol. 18 No. 2. Semarang: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Juditha, Christiany dan Darmawan, Josep J. 2016. Terpaan Siaran RRI dan TVRI pada
Masyarakat di Wilayah Perbatasan RI-Timor Leste. Jurnal Komunikasi, Media dan
Informatika. Jurnal Kominfo Volume 5 No. 1. Yogyakarta: Universitas Atmajaya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2014 tentang Penyelenggaraan


Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Pendidikan Dasar Dan MenengahNomor 119 Tahun 2014.
Jakarta.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020 Nomor
443.2/07337 tentang Pembelajaran Jarak Jauh, Pembelajaran Tatap Muka, Pendataan Dan
Pelaporan Covid-19 Serta Peringatan Hut Ke-75 Kemerdekaan Ri Tahun 2020 pada
Satuan Pendidikan SMA, SMK, dan SLB di Provinsi Jawa Tengah Tahun Pelajaran
2020/2021. Semarang.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020 Nomor
01440/SEK/VIII/2020 tentang Pelaksanaan Perpanjangan Surat Gubernur Jawa Tengah
Nomor 800/1888 tanggal 20 Juli 2020 di Lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Jawa Tengah. Semarang.

Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media

Moore, M G dan Kearsley, G. 1996. Distance Education : A Systems View. Belmont, C A:


Wadsworth Publishing Company.

Morrisan. 2009. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta: Kencana Prenada.

Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana.

Soeparno. 2009. Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: PT Intan Pariwara.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2009. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Susilana, Rudi dan Riyana, Cepi. 2009. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Widjaja, H.A. 2000. Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai