Anda di halaman 1dari 2

Nama : Mochammad Shaifullah Indrawanto

NPM : 18034010014
Kelas : G527
Tugas : Pengalaman terkait keterampilan berbahasa (K4)

Harapan, satu kata yang dimiliki setiap manusia di dunia ini. Kata yang menggambarkan
arti dari tujuan hidup dengan penuh usaha tiada henti. Kadang hal kecil tanpa kita sadari
memiliki sebuah arti yang lebih dari sekedar kata mimpi. Tapi terkadang semua harapan tidak
selamanya terjadi. Sebenarnya ada maupun tiada hal itu kita masih dapat menjalani hidup ini,
hanya saja, menurutku hidup tanpa mimpi bagaikan bunga yang tak tahu kapan dia akan mekar.
Akankah dia tumbuh dengan warna pelangi, ataukah hanya tersisa kuncup tanpa musim semi.
Sudah sangat lama hal itu ada di dalam pikiranku, menjadi fondasi yang kuat dan menuntunku
hingga saatnya itu terjadi. Ini adalah kisahku dan bagaimana aku memperjuangkan mimpi serta
harapanku

Sedari kecil, aku memiliki banyak impian, mulai dari ingin punya banyak mainan,
makanan, hingga kendaraan. Memang waktu itu aku hanya mengasal saja dan bermimpi punya
ini itu, karena orang tuaku berkata “Kamu harus punya banyak mimpi jangan cuman satu
karena mimpi itu gratis.” Dari situ, aku mulai berpikir sebanyak-banyaknya untuk dapat
mengumpulkan berbagai impian. Pada saat belum berada di bangku sekolah, aku sering
mengotak-atik alat musik, menggambar, menjadi model foto album dan aku sangat
menyukainya. Bahkan, aku pernah ditawarkan menjadi model foto majalah anak-anak yang
populer di waktu itu, tetapi diriku berpikir kembali, aku hanya suka berfoto dan
mengekspresikan diri ini hanya untuk album pribadi, jadi aku menolak tawaran itu dan sejak
saat itu, aku tidak lagi melanjutkan mimpiku di bidang modelling. Tapi kalau urusan
menggambar dan mewarnai itu memang kegemaranku. Pada saat usia di bawah 10 tahun aku
pernah menjuarai lomba menggambar dan mewarnai walaupun tingkat sekolah dasar dan aku
bangga karena itu menjadi prestasi pertama dalam hidupku. Lalu, aku juga menjuarai lomba
menggambar dan mewarnai dengan tema kaligrafi serta banyak lagi yang lainnya. Selain dalam
bidang menggambar, kurasa ada satu hal lain yang kupunya dan memiliki harapan yang sangat
besar bahkan sampai saat ini yakni bermain alat musik dan bernyanyi. Menjadi seorang musisi
memang sangat aku impikan. Kedua orang tuaku menyadari kemampuanku sejak masih
berumur 2 tahun. Memang aku tidak memiliki kesempatan untuk mengikuti kelas atau les
musik seperti teman-temanku yang lain akan tetapi mereka mendukung kegemaranku dengan
membelikan keyboard (piano) untuk aku berlatih sendiri di rumah. Waktu itu perlu membeli
banyak buku agar bisa berlatih memainkan piano dan dapat bernyanyi dengan benar, tidak
seperti sekarang yang dengan mudah dapat diakses melalui jaringan internet kapan pun dan
dimana pun. Butuh waktu 10 tahun bagiku untuk dapat menguasai teknik dasar bermain
keyboard dan bernyanyi, bukan waktu yang singkat dan aku cuman dapat memainkan beberapa
lagu saja dikarenakan aku juga harus fokus belajar demi pendidikan.

Selain memiliki impian di bidang kegemaran, aku juga memiliki impian dibidang profesi
dan pendidikan. Dimulai dari duduk di bangku sekolah dasar, aku adalah seseorang yang
visioner dan memiliki ambisi yang kuat untuk menjadi yang paling pintar dalam satu sekolah.
Untuk meraih hal itu banyak perjuangan yang harus aku pertimbangkan pada waktu itu. Aku
merasa sangat bimbang untuk memilih pendidikan atau kegemaran, tapi kedua orang tuaku
menyuruh untuk tetap fokus di bidang pendidikan karena itu penting menurut mereka dan
mengesampingkan kegemaranku seolah menggantinya dengan belajar dan membaca buku
pelajaran dengan begitu aku dapat meraih impian aku untuk jadi juara kelas. Aku selalu percaya
usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil, dengan begitu aku dapat giat belajar dan alhasil
aku meraih seutas mimpiku untuk menjadi juara kelas. Namun tak selamanya begitu, terkadang
aku berada diposisi yang tak aku inginkan sebelumnya dan merasa terpukul karena tidak dapat
meraih apa yang aku inginkan. Akan tetapi seorang teman mulai menyadarkanku bahwa yang
terpenting bukanlah tentang apa yang ingin kita capai melainkan tentang proses untuk mencari
dan meraihnya. Sejak saat itu aku tidak lagi mengejar nilai dan posisi melainkan
mengembangkan minat, bakat serta mengukir prestasi, aku hanya perlu membuka mata,
melihat dunia lebih luas lagi dan sadar bahwa tiada orang yang sempurna di dunia ini. Impianku
waktu itu menuju permulaannya lagi yakni mencari tahu hal baru dan menjadi seorang guru.

Sejujurnya banyak impian dan cita-cita yang ingin aku tuliskan disini, seperti ingin
menjadi musisi, pemain film, publik figur, guru, ilmuan, insinyur, arsitek, dan masih banyak
lagi lainnya. Memang impianku sering kali berganti-ganti seiring dengan berjalannya kisah
hidupku, namun aku sadar dari setiap cita-cita maupun impianku, aku hanya ingin menjadi
pribadi yang bermanfaat bagi orang lain.

Anda mungkin juga menyukai