Anda di halaman 1dari 7

101

SOAL UJIAN MASUK


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER (P3A)
FAKULTAS FARMASI UNHAS
SEMESTER AKHIR
TAHUN AKADEMIK 2009/2010
MATERI KEMAMPUAN FARMASI DASAR

PETUNJUK UMUM
1. Sebelum mengerjakan ujian, periksalah terlebih dahulu jumlah dan nomor halaman soal naskah ujian
2. Tulislah nomor peserta Saudara dan kode naskah pada lembar jawaban di tempat yang disediakan,
sesuai dengan petunjuk pengawas.
3. Bacalah dengan cermat setiap petunjuk yang menjelaskan cara menjawab soal
4. Semua jawaban yang benar memiliki nilai yang sama, tidak ada pengurangan nilai untuk jawaban yang
salah
5. Jawablah lebih dahulu soal-soal yang Saudara anggap mudah
6. Tulislah jawaban Saudara pada lembar jawaban ujian yang disediakan dengan cara dan petunjuk yang
diberikan oleh pengawas
7. Perbaikan jawaban hanya diperkenankan satu kali, dengan cara mencoret jawaban pertama dengan dua
garis datar, lalu pilih jawaban yang lain.
8. Selama ujian, Saudara tidak diperkenankan untuk bertanya atau minta penjelasan mengenai soal-soal
yang diujikan kepada siapapun, termasuk kepada pengawas
9. Setelah ujian selesai, harap Saudara tetap duduk di tempat Saudara sampai pengawas datang ke
tempat Saudara untuk mengumpulkan lembar jawaban.

SOAL :
1. Metode gravimetri adalah salah satu metode 7. Berikut ini adalah cara yang dapat dilakukan
analisis kuantitatif berdasarkan : untuk penentuan kloramfenikol dalam tetes
A. Pengukuran volume mata, KECUALI
B. Penimbangan bobot konstan A. Nitritometri langsung
C. Jumlah ml titran B. Diazotasi setelah dilakukan reduksi
D. Kesetimbangan asam basa C. Kolorimetri dengan perekasi INH
E. Pengukuran jumlah asam D. Pereaksi yang digunakan: serbuk Zn, KBr,
2. Penentuan kadar kofein dapat dilakukan dengan NaNO2
metode : E. Bukan salah satu
A. Nitritometri 8. Berikut ini yang TIDAK digunakan untuk analisis
B. Iodometri kuantitatif piperazin sitrat adalah :
C. Bromometri A. Kompleksometri
D. Asam Basa B. Kolorimetri
E. Argentometri C. Pembentukan kompleks piperazin dengan
3. Analisis kandungan sulfadiazin dalam tablet dengan brom timol blue
metode diazotasi dilakukan dengan menggunakan D. Pembandingnya adalah piperazin hexahidrat
larutan titran : E. Bukan salah satu
A. Perak nitrat 9. Pereaksi spesifik untuk analisis golongan
B. Sodium nitrit barbiturat adalah :
C. Sodium nitrat A. Parri
D. Natrium tiosulfat B. Murexid
E. Natrium hidroksida C. DAB HCl
4. Asam salisilat dapat ditentukan kadarnya D. Dragendorf
berdasarkan reaksi antara: E. Fehling
A. Asam lemah dengan basa lemah 10. Senyawa luminal yang terdapat dalam serbuk
B. Asam lemah dengan basa kuat campuran dapat ditentukan kadarnya dengan metode
C. Asam kuat dengan basa lemah argentometri dengan cara melarutkan luminal dalam
D. Asam kuat dengan basa kuat larutan natrium karbonat. Titik akhir titrasi ditandai
E. Asam kuat dengan asam kuat dengan :
5. Penentuan kadar asam salisilat dengan metode A. Munculnya warna merah
bromometri berdasarkan reaksi antara : B. Warna biru hilang
A. Inti benzen dengan brom C. Terjadinya kekeruhan
B. Asam karboksilat dengan brom D. Munculnya warna biru
C. Fenol dengan brom E. Hilangnya warna biru
D. Eter dengan brom 11. Iodometri dilakukan dengan cara melarutkan contoh
E. Ester dengan brom dalam HCl dan titrasi dengan I2 1 N, indikator amilum,
6. Larutan NaOH 20 ppm terdiri dari dan titik akhir titrasi ditandai dengan :
A. 20 gram NaOH dalam 1000 ml larutan A. Timbulnya warna biru : iodi
B. 20 gram NaOH dalam 100 ml larutan B. Timbulnya warna pink
C. 20 mg NaOH dalam 100 ml larutan C. Hilangnya warna biru
D. 20 mg NaOH dalam 1.000 ml larutan D. Warna pink hilang
E. 20 mg NaOH dalam 1.000.000 larutan E. Terjadinya endapan

UJIAN MASUK P3A AK 2009/2010 (101) halaman 1 dari 7


12. Identifikasi tablet aspirin dapat dilakukan 21. Dalam proses identifikasi protein, tahap di mana
dengan pereaksi warna : amonium sulfat dipecah menjadi amonia
A. DAB HCl dengan penambahan NaOH termasuk dalam :
B. FeCl3 A. Tahap destruksi
C. Parri B. Tahap destilasi
D. Murexide C. Tahap titrasi
E. Selliwanoff D. Tahap preparasi
13. Uji Murexid adalah suatu uji reaksi untuk E. Tahap akhir
identifikasi senyawa : 22. Dari tahapan-tahapan berikut ini :
A. Asam hidroksi benzoat 1) Preparasi sampel
B. 1,3 dimetilxantin 2) Penentuan panjang gelombang maksimum
C. 2,4 dihidroksi benzoat 3) Pembuatan kurva baku
D. 1,3 dimetil salisilat 4) Penentuan persamaan y= a + bx
E. Fenol-fenol Yang termasuk tahapan penentuan kadar
14. Di antara reaksi-reaksi berikut: secara spektrofotometri adalah:
1) Reaksi Wagner’s A. 1-2-3-4
2) Reaksi Dragendorf B. 1-3-2-4
3) Reaksi Mayer C. 1-2-4-3
4) Reaksi Erdmann D. 2-1-3-4
Reaksi untuk identifikasi protein adalah : E. 4-3-2-1
A. 1), 2), dan 3) 23. Jika kelarutan suatu obat dinyatakan 1 dalam 80
B. 1) dan 3) bagian air, maka jumlah air yang dibutuhkan
C. 2) dan 4) untuk melarutkan 200 mg obat terebut paling
D. Hanya 4) sedikit :
E. 1), 2), 3), dan 4) A. 4 ml
15. Pereaksi Salkowski digunakan untuk identifikasi B. 16 ml
warna terhadap senyawa : C. 4,5 ml
A. Lemak D. 2 ml
B. Kolesterol E. 15 ml
C. Protein 24. Jika suatu larutan stok tembaga sulfat
D. Karbohidrat diencerkan 50 kali dengan air, maka konsentrasi
E. Vitamin A akhir yang diperoleh adalah 0,1 %b/v. Untuk
16. Suatu formula mengandung sulfur endap, Pb membuat larutan stok tersebut sebanyak 400 ml
asetat, gliserin dan air. Pernyataan yang benar dalam air, maka jumlah tembaga sulfat yang
berkaitan dengan formula tersebut adalah : diperlukan adalah :
A. Dapat dianalisis secara spektrofotometri visibel A. 0,2 g
B. Dapat dianalisis secara spektrofotometri B. 20 g
serapan atom C. 0,4 g
C. Efek samping akan aman saja D. 40 g
D. Termasuk sediaan kosmetik
E. Tidak ada metode analisis yang sesuai
E. 50 g
17. Kadar vitamin C dapat ditentukan dengan cara 25. Jika diketahui massa molekul relatif natrium
berikut ini, KECUALI : klorida 58,5 g/mol, maka jumlah natrium klorida
A. Spektrofotometri UV yang dibutuhkan untuk membuat 300 ml larutan
B. Spektrofotometri Vis yang mengandung 50 mmol/liter adalah :
C. Spektrofotometri sinar tampak A. 0,878 g
D. Spektrofotometri 2,6 diklorofenolindofenol B. 0,585 g
E. Spektrofotometri serapan atom C. 1,756 g
18. Tahap awal dalam analisis senyawa barbiturat D. 1,147 g
adalah isolasi barbiturat dari sediaannya E. 1,522 g
dengan penambahan : 26. Minyak menguap adalah campuran kompleks
A. Larutan alkali
dari
A. mono- dan sesquiterpen serta derivate
B. Larutan asam
C. Alkohol
phenyl-propane
B. mono- dan diterpene alkohol dan eter.
D. Metanol
C. sesquiterpen dan senyawa aromatic lainnya
E. Air
D. monoterpen asam dan lakton.
19. Analisis kualitatif untuk senyawa gula terbuka
E. monoterpen eter dan aldehid.
adalah:
A. Hydrazon – Ozazon 27. Ekstraksi alkaloid dalam bentuk basa dari
B. Fehling – Molish tanaman dapat dilakukan dengan cara :
A. Menambahkan ammonium-hydroxide dan
C. Barfoed – Seliwanoff
D. Molisch – seliwanoff air ke serbuk tanaman
B. Membuat ekstrak dengan penambahan
E. Barfoed – Fehling
20. Pereaksi Seliwanoff digunakan untuk identifikasi asam mineral dan pelarut organik
C. Membuat ekstrak dengan penambahan
A. Galaktosa
B. Pentosa basa dan pelarut organik
D. Menambahkan asam mineral dan air ke
C. Ketosa
D. Karbohidrat serbuk tanaman
E. Membuat ekstrak dengan pelarut organic
E. Sukrosa
dan menghangatkannya

UJIAN MASUK P3A AK 2009/2010 (101) halaman 2 dari 7


28. Identifikasi alkaloid paling tepat dengan meng- 36. Cara mengekstraksi alkaloid tersier dalam
gunakan reagen : bentuk garamnya adalah
A. 2,4-dinitrophenylhydrazine A. Mengekstraksi dengan pelarut organik seperti
B. Besi-III-chloride kloroform.
C. antimony-III-chloride B. Mendidihkannya dengan aqueous-ammonia.
D. potassium-tetraiodomercurate C. Mengekstraksi dengan pelarut organik yang
mengandung basa.
E. Fluoroglusin dilarutkan dalam HCl pekat D. Mengekstraksi dengan pelarut organik yang
29. Perbedaan struktur kimia antara selulosa mengandung asam.
dengan pati adalah : E. Mengekstraksi dengan larutan asam-aqueous
A. Selulosa disusun oleh molekul α-glukosa 37. Berikut ini yang merupakan karakteristik
sedangkan pati memiliki residu β-glukosa saponin adalah :
bercabang
A. Mengendap jika dikocok dengan air
B. Selulosa disusun oleh molekul β–glukosa tidak
B. Senyawa di-terpenoid
bercabang, pati juga memiliki molekul α- dan β-
C. Menyebabkan haemolisis pada sel darah
glukosa tidak bercabang
merah
C. Selulosa disusun oleh residu glukosa yang
D. Hasil negative pada uji Keller-Kiliani
terdiri dari rantai 1,4-β-D-glukosa, pati
E. Selalu mengandung asam asetat pada
memiliki rantai linear dan bercabang dari 1,4-
molekulnya
α-, dan 1,6-α-D-glukosa.
D. Keduanya terdiri dari rantai linear dan bercabang
38. Di antara pernyataan berikut ini, yang merupa-
1,2-β-D-glukosa kan karakteristik dari tannin adalah :
E. Tidak ada perbedaan yang berarti A. Menghasilkan endapan pada alkaloid.
30. Metode yang tepat untuk pemeriksaan kan- B. Menghasilkan warna kuning atau kemerah-
dungan minyak menguap di dalam simplisia an pada Fe(III)-klorida.
menurut farmakope adalah : C. Derivat 3-phenylbenzopyrane.
A. Destilasi uap air D. Menghasilkan endapan warna pink pada iodine
B. Ekstraksi dengan petroleum eter E. Semua benar
C. Pengukuran kehilangan bobot pada pengeringan 39. Opium digunakan sebagai
D. Ekstraksi dengan etanol A. Tranquiliser
E. Kromatografi lapis tipis B. Prekursor morfin
31. Secara struktural, kodein adalah : C. Penghilang demam
A. Monometilether dari morfin. D. Laxativa
B. Amida dari apomorfin E. Emetika
C. Derivat asetil dari morfin 40. Pernyataan yang paling tepat berkaitan dengan
D. Dimetil ether dari papaverin Opium adalah :
E. Dietil ether dari morfin A. Opium adalah getah kering dari torehan
32. Dari suatu hasil pemeriksaan, keseluruhan kapsul poppy yang belum matang.
B. Opium adalah jus yang dikeringkan dari
bahan herbal harus ditolak jika . guntingan daun Opium poppy.
A. Bagian tanaman tersebut mengandung bahan
C. Opium adalah ekstrak air yang dikeringkan dari
asing yang toksik
batang Opium poppy.
B. Bagian tanaman tersebut mengandung bahan
D. Opium dengan kualitas bagus mengandung 1,5%
asing dalam jumlah yang melebihi ambang batas
morphine.
yang ditetapkan farmakope
E. Opium digunakan sebagai diuretic dan laxative.
C. Bagian tanaman tersebut mengandung bahan
asing yang toksik yang tidak dapat
41. Alkaloid terdapat di dalam tanaman dalam
dipisahkan bentuk
D. Bagian tanaman tersebut mengandung bahan A. Garam mineral
asing B. Basa terikat
E. Mengandung bagian lain dari tanaman tersebut C. Lakton dari asam organik
dalam jumlah yang lebih besar daripada yang D. Ester asam mineral
dipersyaratkan farmakope E. Garam dari asam organik
33. Metode yang tepat untuk pembuatan sediaan 42. Di antara sifat berikut, yang merupakan sifat
minyak lemak sesuai kualitas farmakope adalah dari pati adalah :
A. Ekstraksi pelarut. A. Sangat mudah larut di dalam air
B. Pengempaan-panas B. Membentuk jelly di dalam air mendidih
C. Pengempaan-dingin C. Membentuk warna biru atau hijau pada asam-
D. Distilasi uap air. asam mineral
E. Pengempaan dan ekstraksi pelarut. D. Mengandung asam amino dalam jumlah besar
34. Di antara simplisia berikut ini, kandungan E. Mengandung asam lemak dalam strukturnya
kafeinnya paling tinggi adalah 43. Kerusakan bahan herbal dari perubahan yang
A. Mate Folium
tidak diinginkan pada penyimpanan dapat
B. Theae Folium
dicegah dengan cara
A. Mengeringkan bahan sesegera mungkin
C. Guarana
B. Melembabkan bahan dengan sejumlah
D. Coffeae Semen
E. Colae Semen
tertentu air dan menyimpannya di dalam
35. Simplisia yang memiliki efek karminatif adalah lemari pendingin
C. Tanaman disimpan pada tempat dingin
A. Frangulae Cortex
B. Centaurii Herba
dalam wadah tertutp
D. Tanaman disimpan di dalam wadah tertutup
C. Silybi mariani Fructus
D. Foeniculi Fructus
rapat dan simpan pada suhu ruang
E. Memanen bahan sedini mungkin
E. Graminis Rhizoma
44. Di antara senyawa berikut ini, yang lebih dulu
terelusi dari kolom kromatografi gas adalah

UJIAN MASUK P3A AK 2009/2010 (101) halaman 3 dari 7


A. Metanol B. Kurang dari 4%
B. Etanol C. Lebih dari 6%
C. n-Propanol D. 4 – 6%
D. n-Butanol E. 2 – 6%
E. n-Pentanol 54. R/ Trisulfa 5
45. Sepuluh gram padatan senyawa organik mula- m.f. suspensi 150
mula dilarutkan dalam 100 ml air kemudian Untuk resep di atas, diperlukan pensuspensi
diekstraksi dengan eter. Cara yang akan PGS sebanyak
menarik paling banyak senyawa organik A. 5 gram
tersebut dari larutan air adalah B. 3 gram
A. tiga kali ekstraksi dengan 50 ml eter C. 1,5 gram
B. dua kali ekstraksi dengan 50 ml eter D. 0,5 gram
C. satu kali ekstraksi dengan 150 ml eter E. 1,0 gram
D. satu kali ekstraksi dengan 50 ml eter 55. Jika Dosis Maksimum (DM) Codein untuk dewasa
E. tiga kali ekstraksi dengan 25 ml eter adalah 60 mg/300 mg, maka DM untuk anak usia 10
46. Tahapan kunci pada proses rekristalisasi adalah tahun dengan bobot badan 30 kg adalah
A. Melarutkan padatan ke dalam sejumlah
A. 30 mg/150 mg
B. 27 mg/136 mg
besar pelarut dingin C. 26 mg/128 mg
B. Menghilangkan semua pengotor yang D. 26 mg/132 mg
terlarut dengan penyaringan vakum E. 28 mg/100 mg
C. Membiarkan larutan panas menjadi dingin 56. Bahan pengikat yang digunakan untuk membuat pil
secara perlahan dan mengendapkan asetosal adalah
padatan A. Succus
D. Membiarkan kristal dingin mencapai titik B. PGA
leburnya C. Adeps lanae
E. Bukan salah satu di atas
D. Vaselin
E. Oleum cacao
47. Senyawa yang dapat dideteksi oleh reagen
57. Tablet bukal adalah tablet yang digunakan
Mayer secara spesifik adalah
dengan cara
A. Seskuiterpen
A. Diisap
B. Pati
B. Dikunyah
C. Alkaloid
C. Dilarutkan terlebih dahulu sebelum digunakan
D. Procyanidin
D. Disisipkan di pipi
E. Leucoanthocyanidin
E. Disisipkan di bawah lidah
48. Yang termasuk terpenoid adalah : 58. Salah satu metode dalam formulasi tablet adalah
A. Antosianin granulasi, yang bertujuan :
B. Musilago A. Agar tablet memiliki disolusi lebih cepat
C. Tannin B. Agar bahan aktif tetap stabil
D. Karotenoid C. Menjamin agar aliran campuran dalam lubang
E. Minyak lemak cetak tetap seragam
49. Kandungan utama dari Catharanthi Herba D. Menambah sifat adhesi serbuk selama dan
adalah : sesudah kompresi
E. Mentransformasi sifat permukaan serbuk yang
A. Vincamine
hidrofil menjadi hidrofob
B. Vincristine 59. Sifat yang harus dimiliki oleh bahan baku untuk
C. Viteksin metode cetak langsung dalam formulasi tablet adalah
D. Catharanthine A. Kompresibilitas yang baik
E. Vindoline B. Aliran yang baik
50. Simplisia yang menjadi lebih bermutu setelah C. Kapasitas pegang tinggi
difermentasi adalah : D. Kompresibilitas dan aliran yang baik
A. Calami Rhizoma E. Kompresibilitas, aliran, dan kapasitas pegang
B. Zingiberis Rhizoma
yang baik
60. Mekanisme kerja avicel sebagai desintegran adalah :
C. Ratanhia Root
A. Panas cukup dan keterbasahan
D. Theae Folium B. Penyerapan air
E. Lime Flos C. Pengembangan
51. a.u.c. singkatan dari D. Ikatan fisiko kimia
A. ad usum cognitum E. Timbulnya gas
B. ante usum cognitum 61. Yang BUKAN fungsi penyalut dalam formula tablet
C. ad unum cognitum adalah :
D. ante unum cognitum A. Agar tablet dapat hancur di usus
E. ana unum cognitum
B. Agar tablet dapat hancur di lambung
C. Agar bau dan rasa zat aktif yang tidak enak
52. Disimpan di tempat sejuk, artinya disimpan dapat tertutupi
pada suhu D. Agar zat aktif dapat dilindungi dari pengaruh luar
A. 2o – 8o : dingin E. Agar penampilan lebih menarik
B. 8o – 15o sejuk 62. Di antara sediaan berikut, yang tidak harus steril
C. 10o – 15o adalah :
D. 15o – 20o A. Sediaan parenteral
E. 20o – 30o B. Sediaan okular
53. Untuk meningkatkan titik lebur dari lemak coklat C. Sediaan nasal
pada pembuatan supositoria, maka dapat D. Sediaan topikal
ditambahkan cera flava sebanyak : E. Sediaan irigatif
A. Kurang dari 2%

UJIAN MASUK P3A AK 2009/2010 (101) halaman 4 dari 7


63. Pentingnya pengaturan pH pada sediaan steril adalah Untuk formula di atas, jumlah emulgator yang
untuk memenuhi hal-hal berikut, KECUALI : dibutuhkan adalah
A. Meningkatkan kelarutan obat A. Span 80 = 8,5 g dan Tween 80 = 1,5 g
B. Menjaga kestabilan obat dalam sediaan B. Span 80 = 7,5 g dan Tween 80 = 2,5 g
C. Mengurangi iritasi pada pemakaian
D. Menentukan aktivitas terapeutik obat
C. Span 80 = 7,0 g dan Tween 80 = 3,0 g
E. Mengontrol reaksi selama pembuatan D. Span 80 = 7,1 g dan Tween 80 = 2,9 g
64. Jika diketahui ptb atropin SO4 = 0,073; ptb NaCl = E. Span 80 = 7,3 g dan Tween 80 = 2,7 g
0,576; maka NaCl yang dibutuhkan untuk pembuatan 72. Permanganas kalicus dilarutkan dengan cara :
tetes mata yang mengandung atropin sulfat 50 mg/10 A. Digerus dalam lumpang dengan air
ml adalah panas
A. 839 mg B. Digerus dalam lumpang dengan air biasa
B. 896 mg C. Dilarutkan dalam labu Erlenmeyer dengan
C. 269 mg air panas
D. 84 mg
D. Dilarutkan dalam labu Erlenmeyer dengan
E. 27 mg
65. Prinsip terbunuhnya mikroba pada sterilisasi dengan air biasa
cara radiasi adalah E. Dilarutkan dalam labu Erlenmeyer dengan
A. Terjadi koagulasi dan denaturasi protein alkohol
penyusun tubuh mikroba 73. Suatu larutan mengandung 500 satuan/ml pada
B. Terjadi perubahan DNA dari inti sel, sehingga saat dibuat. Setelah 40 hari tersisa 300
mikroba mengalami mutasi satuan/ml. Jika penguraian berjalan dengan
C. Terjadi dehidrasi dari mikroba, sehingga mikroba orde-I, tetapan laju peruraiannya adalah
menjadi kering A. 0,0128 per hari
D. Terjadi reaksi adisi membentuk ikatan alkilasi,
B. 0,1280 per hari
sehingga protein mikroba rusak
E. Mikroba tersingkir dari larutan C. 0,0128 per bulan
66. Di antara mikroba berikut, yang dapat menyebabkan D. 0,0128 per minggu
kerusakan pada mata adalah : E. 1,2800 per bulan
A. Pseudomonas aeruginosa 74. Seorang farmasis menambahkan 2 ml larutan
B. Staphylococcus aureus injeksi tobramisin (40 mg/ml) ke dalam larutan
C. Streptococcus thermophillus oftalmik tobramisin 0,3 %. Konsentrasi
D. Escherichia coli tobramisin dalam larutan campuran adalah …
E. Xanthomonas campsestris g/ml
67. Zat-zat berikut ini adalah preservatif yang biasa A. 0,012
digunakan pada sediaan steril, KECUALI : B. 0,015
A. Benzalkonium klorida C. 0,03
B. Benzethonium klorida D. 0,052
C. Butil hidroksi anisol E. 0,092
D. p-kloro-m-kresol 75. Suatu larutan sakarosa (BM=342 g/mol) dibuat
E. Nitromersol dengan melarutkan 0,5 g dalam 100 g air.
68. Spora pada bakteri berfungsi untuk Konsentrasi larutan dalam satuan molal adalah
A. Berkembang biak
A. 0,00146 m
B. Mempertahankan diri
B. 0,0146 m
C. Menyerang
C. 0,146 m
D. Berkembang biak dan mempertahankan diri
D. 1,460 m
E. Berkembang biak dan menyerang
E. 14,6 m
69. Suspensi adalah sediaan cair yang mengan- 76. Kadar glukosa darah normal dalam mg/dl
dung adalah :
A. Minyak yang terdispersi homogen dalam air
A. 80 – 120
B. Minyak yang terdispersi heterogen dalam air
B. 80 – 110
C. 100 – 120
C. Partikel padat yang tidak larut yang D. 120 – 140
terdispersi dalam air E. 80 – 140
D. Partikel padat yang larut dan terdispersi 77. Kadar kolesterol total maksimum pada manusia
dalam air (dalam mg/dl) adalah :
E. Semua salah A. 150
70. Dalam formulasi emulsi, emulgator yang ideal B. 200
memiliki sifat-sifat berikut ini, KECUALI : C. 100
A. Teradsorpsi dengan cepat di sekeliling D. 250
tetesan terdispersi E. 300
B. Aktif pada permukaan dan meningkatkan 78. Yang merupakan diuretik hemat kalium adalah :
tegangan permukaan A. Spironolakton
C. Memberikan potensial listrik yang memadai B. Furosemid
D. Meningkatkan kekentalan emulsi C. Hidroklorotiazid
E. Efektif pada konsentrasi rendah D. Bumetanid
71. R/ Stearil alkohol 1,5  HLB butuh = 14 E. Asam etakrinat
Adeps lanae 2  HLB butuh = 10 79. Klirens obat adalah parameter yang menggam-
Parafin cair 30  HLB butuh = 12 barkan besarnya :
Span 80 dan Tween 80 10% A. Eliminasi
 HLB butuh Span 80 = 4,3 B. Absorbsi
Aqua hingga 100 C. Distribusi
HLB butuh Tween 80 = 15 D. Metabolisme

UJIAN MASUK P3A AK 2009/2010 (101) halaman 5 dari 7


E. Biotransformasi A. 0,55
80. SGPT ialah zat endogen yang digunakan untuk B. 0,60
mengukur fungsi : C. 0,75
A. Hati
D. 0,80
E. 0,85
B. Ginjal
89. Jika kadar plasma sesaat setelah pemberian IV
C. Pernapasan
bolus gentamisin adalah 10 mg/L dan laju
D. Saraf
eliminasi obat pada pasien adalah 0,15 jam -1,
E. Koordinasi
maka kadar plasma obat setelah 8 jam adalah.
81. Kreatinin ialah zat endogen yang digunakan
A. 6,0 mg/L
untuk mengukur fungsi :
B. 3,0 mg/L
A. Hati
C. 1,5 mg/L
B. Ginjal
D. 1,0 mg/L
C. Pernapasan
E. 0,5 mg/L
D. Saraf
90. Reaksi hipersensitivitas dengan mekanisme IgE
E. Koordinasi
dimanifestasi dengan :
82. Mekanisme utama kebanyakan absorbsi obat di
A. Reaksi hipersensitivitas cepat
dalam saluran pencernaan adalah :
B. Antibodi terhadap sel
A. Transpor aktif (difusi yang dihantar karier)
C. Kompleks antigen – antibodi
B. Filtrasi
D. Reaksi hipersensitivitas lambat
C. Endositosis dan eksositosis
E. Reaksi hipersensitivitas sedang
D. Difusi pasif (difusi lipid)
91. Penyakit autoimun yang terjadi karena antibodi
E. Difusi dipercepat
menyebabkan kelenjar tiroid mengeluarkan
83. Volume distribusi (Vd) menghubungkan :
hormon tiroid dalam jumlah berlebihan disebut :
A. Dosis tunggal dengan dosis harian pemberian
A. Penyakit Graves’
obat
B. Miastenia gravis
B. Dosis pemberian dengan berat badan
C. Pemphigus vulgaris
C. Obat utuh yang mencapai sirkulasi sistemik
D. Rheumatoid arthritis
D. Jumlah obat di dalam tubuh dengan kadar
E. Psoriasis
obat di dalam plasma
92. Pernyataan yang benar tentang obat-obat
E. Kadar obat dalam plasma dengan efek
otonom adalah :
farmakologinya
A. Obat kolinergik meniru kerja dari epinefrin
84. Farmakodinamika meliputi kajian-kajian berikut
B. Reseptor obat adrenergik terdiri dari
ini, KECUALI :
reseptor  dan 
A. Efek biologis dan terapetik obat
C. Antagonis kolinergik disebut juga
B. Absorpsi dan distribusi obat
simpatolitik
C. Mekanisme kerja obat
D. Agonis adrenergik termasuk
D. Interaksi obat
parasimpatomimetik
E. Ikatan obat - reseptor
E. Adrenergik dan kolinergik umumnya bekerja
85. Antagonis kompetitif adalah substansi yang :
A. Berinteraksi dengan reseptor dan menghasilkan
sinergis
efek submaksimum 93. Perbedaan kerja antara antidepresi trisiklik dan
B. Berikatan dengan reseptor yang sama dan antidepresi penghambat MAO adalah :
menghambat respon agonis A. Trisiklik membentuk senyawa kompleks
C. Berikatan dengan sisi nonspesifik dari jaringan yang stabil terhadap enzim MAO;
D. Berikatan dengan satu subtipe reseptor sebagai penghambat MAO mencegah ambilan amin
agonis dan pada subtipe yang lain sebagai di prasinaptik
antagonis B. Trisiklik mencegah degradasi senyawa
E. Berikatan dengan reseptor yang tidak spesifik amin; penghambat MAO mencegah ambilan
86. Dosis terapetik didefinisikan sebagai : amin di prasinaptik
A.
Jumlah zat yang menghasilkan efek biologis
minimum
C. Trisiklik mencegah ambilan kembali amin
B. Jumlah zat yang menghasilkan efek berbahaya di prasinaptik; penghambat MAO
bagi organisme mencegah degradasi senyawa amin
C. Jumlah zat yang menghasilkan efek yang D. Trisiklik membentuk senyawa kompleks
diperlukan pada kebanyakan pasien yang tidak stabil terhadap enzim MAO;
D. Jumlah zat yang mempercepat peningkatan penghambat MAO mencegah ambilan amin
konsentrasi obat di dalam tubuh di prasinaptik
E. Jumlah zat yang menghambat efek biologis di E. Trisiklik membentuk senyawa kompleks
dalam tubuh yang stabil terhadap enzim MAO;
87. Asetilkolin tidak digunakan dalam praktek klinik atau
terapi karena
penghambat MAO membentuk senyawa
A. Sangat toksik kompleks yang tidak stabil terhadap enzim
B. Dosis yang diperlukan sangat tinggi MAO
C. Sangat cepat terhidrolisis
D. Harganya sangat mahal
E. Bukan salah satu neurotransmiter
88. Suatu obat sediaan kapsul yang diberikan 94. Prinsip kerja dari obat antiparkinson adalah :
dengan dosis 100 mg menunjukkan nilai AUC A. Meregenerasi sel saraf yang rusak
20 mg/dl/jam. Bila obat yang sama diberikan B. Mengembalikan kadar dopamin dengan
secara injeksi IV bolus 100 mg menunjukkan meregenerasi sel saraf yang rusak
nilai AUC 25 mg/dl/jam maka bioavailabilitas C. Meregenerasi sel saraf yang rusak dengan
obat dalam kapsul tersebut adalah : mengembalikan kadar dopamin

UJIAN MASUK P3A AK 2009/2010 (101) halaman 6 dari 7


D. Mengembalikan kadar dopamin tanpa A. 0,5 l/jam
meregenerasi sel saraf yang rusak B. 1,6 l/jam
E. Meregenerasi sel saraf yang rusak tanpa C. 8,0 l/jam
mengembalikan kadar dopamin D. 14,6 l/jam
95. Jika suatu obat diberikan secara infus IV E. 16,3 l/jam
dengan laju 25 mg/jam dan menghasilkan kadar 98. Saraf yang menghantarkan impuls dengan cara
plasma tunak (steady state,Css) 10 mg/L, maka melepaskan norepinefrin adalah saraf :
laju infus yang menghasilkan nilai Css 20 mg/L A. Kolinergik
adalah : B. Parasimpatik
A. 30 mg/jam C. Simpatik
B. 35 mg/jam D. Parasimpatolitik
C. 50 mg/jam E. Antikolinergik
D. 75 mg/jam 99. Yang berhubungan dengan istilah “biotransformasi”
E. 80 mg/jam dari pernyataan berikut ini adalah :
96. "Prodrug" dapat diartikan sebagai : A. Akumulasi zat di dalam jaringan lemak
A. Zat kimia yang menjadi bagian prosedur B. Pengikatan zat dengan protein plasma
sintetik dalam pembuatan obat C. Akumulasi zat di dalam suatu jaringan
B. Senyawa yang melepaskan obat aktif di D. Perubahan biokimiawi obat di dalam
dalam tubuh tubuh
C. Senyawa yang mungkin aktif terapetik tetapi E. Proses yang mempercepat distribusi obat
masih dalam tahap uji coba 100. Antibiotik berikut yang tidak termasuk golongan
D. Obat yang hanya memiliki aktivitas aminoglikosida adalah :
profilaktik di dalam tubuh A. Streptomisin
E. Obat yang digolongkan “mungkin efektif” B. Kanamisin
97. Suatu obat memiliki waktu paruh eliminasi 3 jam C. Eritromisin
dan volume distribusinya 100 ml/kg. Klirens D. Tobramisin
tubuh total obat ini pada pria 70 kg adalah : E. Neomisin

UJIAN MASUK P3A AK 2009/2010 (101) halaman 7 dari 7

Anda mungkin juga menyukai