Anda di halaman 1dari 6

LATAR BELAKANG PELAKSANAAN KONFERENSI

MEJA BUNDAR

a. Agresi Militer Belanda

Pada 20 juli 1947 belanda melancarkan agresi militer untuk

menghancurkan republic Indonesia. Tentara belanda

memfokuskan serangannya di tiga wilayah yaitu Sumatra

timur, jawa tengah dan jawa timur. Agrsi militer I

mendapat perlawanan dari pasukan TNI dengan membalas

setiap serangan yang dilancarkan pasukan belanda. Agrsi

militer I belanda mengalami kegagalan setelah diplomat


Indonesia membawa masalah ini dalam siding dewan

keamanan PBB pada agustus 1947. Siding tersebut

menghasilkan sebuah perundingan yaitu diatas kapal USS

Reville pada 8 desember 1947. Perundingan tersebut

dikenal dengan perundingan Renville .

b. Perundingan- Perundingan sebelum Konferensi Meja

Bundar

Perundingan pendahuluan di Jakarta diselenggarakan pada

tanggal 23 oktober 1945. Perundingan ini dihadiri

gubernur jendera; NICA H.J van Mook dan para pemimpin

republic Indonesia. Van mook mengusulkan bahwa status


indonesi sebagai Negara dominion dalam persemakmuran

Belanda. Akan tetapi usulan tersebut ditolak oleh Agus

salim dan para pemimpin Indonesia yang hadir . Indonesia

menginginkan pengakuan kedaulatan Indonesia secara

penuh.

Perundingan Hoge Valuwe digelar di Belanda pada 14-24

april 1946. Keputusan dalam perundingan ini adalah draft

Jakarta yang berisi pengakuan de facto Belanda atas

pemerintahan Republik Indonesia yang meliputi jawa dan

Sumatra serta penggagasan kesejajaran hubungan Republik

Indonesia.
Perundingan linggarjati pada 10 november 1946. Isi

perundingan ini adalah belanda mengakui kedaulatan

republic Indonesia secara de factoatas jawa, Madura, dan

sumatraserta Indonesia dan belanda akan membentuk RIS .

Perundingan Renville diselenggarakan pada 8 desember

1947. Isi perundingan tersebut adalah persetujuan gencatan

senjata antara pasukan Indonesia dan Belanda ,

pembentukan garis dermakasi Van mook, serta kesediaan

Indonesia dan Belanda untuk menyelesaikan konflik secara

damai.
Perundingan Roem royen diselenggarakan pada tanggal 14

april 1949 di Jakarta. Keputusan perundingan ini dalah

penghentian tembak – menembak antara pasukan Indonesia

dan belanda. Pengembalian pemerintahan Indonesia ke

Yogyakarta, pembebasan pemimpin Indonesia yang ditahan

belanda, serta perencanaan konferensi meja bundar.

Konferensi Inter-Indonesia diadakan dua tahap yaitu 19-22

juli 1949 diyogyakarta dan 30 juli -2 agustus 1949 di

Jakarta. Kesepakatan dalam konferensi ini adalah

penyetujuan pembentukan RIS berdasarkan demokrasi dan

federalism , penetapan presiden konstitunsional yang


memimpin RIS , perencanaan pembentukan DPR dan

Dewan perwalilan Negara bagian serta pembentukan

panitia persiapan nasional yang bertugas menjadi ketertiban

sebelum dan sesudah pelaksanaan KMB .

Anda mungkin juga menyukai