Anda di halaman 1dari 8

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 05, No.

02, Juli Tahun 2017

Pengaruh Filler Terhadap Karakteristik Mekanik dan


Permeabilitas Uap Air Dari Edible Film Berbasis
Low Methoxyl Pectin
Rizka Aidila Fitriana(1)*, Rina Septiana(1), Yuli Darni(1)
(1)
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik,Universitas Lampung,
Bandar Lampung 35145
*
E-mail koresponden: rizkaaidilafitriana@yahoo.co.id

Diterima (3 Maret 2017), direvisi (22 Mei 2017)

Abtract. This study aims to synthesize and charactrize edible film with a low methoxyl pectin from raw material
of cocoa husk and sorbitol as plasticizer. Effect of filler CaCO 3 with variations in weight (0, 0,2, and 0,4 grams)
of the tensile strength and water vapor permeability (WVP) was evaluated. Isolation of pectin from cocoa husk
done by using ammoinum oxalate extraction at temperature of 85 oC, pH 3,6 for 60 minutes. Edible films
synthesized at temperature of 85oC with stirring time of 50 minutes. Pectin as raw materials used in 200 mesh
with varying sorbitol concentrations (1, 2, and 3% by volume). Edible films produced are dried at 55 oC for 6
hours. The result were obtained edible film characteristics products with tensile strength was 6.511 MPa,
percent elongation was 2.419%, Young’s modulus was 269.119 MPa, and WVP was 5.583 g/m2.day at CaCO3
concentration of 0.4 grams and sorbitol concentrations at 1%. The effect of adding filler increase the value of
tensile strength and water vapor permeability higher than without the filler.

Keyword: edible film, filler, tensile strenth, low methoxyl pectin, water vapor permeability

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis dan karakterisasi edible film dengan bahan baku pektin
metoksil rendah dari kulit kakao dengan sorbitol sebagai plasticizer. Pengaruh filler CaCO3 dengan variasi
berat (0, 0,2, dan 0,4 gram) terhadap kekuatan tarik dan permeabilitas uap air (WVP) telah dievaluasi.. Isolasi
pektin dari kulit kakao dilakukan dengan ekstraksi menggunakan ammonium oksalat pada suhu 85 oC, pH 3,6
selama 60 menit. Edible film disintesis pada suhu 85oC dengan waktu pengadukan 50 menit. Bahan baku
pektin yang digunakan berukuran 200 mesh dengan variasi konsentrasi plasticizersorbitol (1,2, dan 3%
volume). Edible film yang dihasilkan dikeringkan pada suhu 55 oC selama 6 jam. Hasil penelitian diperoleh
produk edible film dengan karakteristik nilai kuat tarik 6,511 MPa, persen pemanjangan 2,419%, modulus
young 269,119 MPa, dan WVP 5,583 g/m2.day pada konsentrasi CaCO3 0,4 gram dan sorbitol 1%. Pengaruh
penambahan filler mampu meningkatkan nilai kuat tarik dan permeabilitas uap air lebih tinggi dibandingkan
tanpa filler.

Kata kunci: edible film, filler, karakteristik mekanik, low methoxyl pectin, permeabilitas uap air

PENDAHULUAN membentuk gel yang kuat bereaksi dengan


kation multivalensi seperti kalsium. Pektin
Komponen penyusun edible film metoksil rendah dapat diperoleh dari limbah
mempengaruhi secara langsung bentuk kulit kakao. Kulit kakao mengandung
morfologi maupun karakteristik pengemas senyawa pektin sebanyak 18%, tanin 2%,
yang dihasilkan. Salah satu jenis antosianin 1,04% dan sisanya adalah air
polisakarida yang digunakan dalam sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pembuatan edible film adalah pektin. Pektin alternatif pembuatan edible film. Low
terdiri dari pektin metoksil rendah dan Methoxyl Pectin (LMP) dapat diperoleh dari
pektin metoksil tinggi. Menurut Olivas et al kulit kakao (Theobroma cacao L.) dengan
[1] pektin metoksil rendah (Low Methoxyl cara ekstraksi menggunakan ammonium
Pectin) biasa digunakan untuk pembuatan oksalat [2].
edible coating karena kemampuan

103
Rizka dkk.: Pengaruh Filler Terhadap Karakteristik Mekanik Dan Permeabilitas Uap Air Dari Edible Film
Berbasis Low Methoxyl Pectin

Selain pektin sebagai bahan baku dikeringkan menggunakan oven pada suhu
digunakan juga kalsium karbonat sebagai 40oC selama 6 jam, kemudian diblender dan
filler dalam komposisi edible film. diayak sampai ukuran 200 mesh [2].
Widyaningsih dkk [3] telah melakukan
penelitian mengenai pengaruh penambahan Pembuatan Edible Film
sorbitol dan kalsium karbonat sebagai filler
terhadap karakteristik dan sifat biodegradasi Pembuatan edible film diadopsi dari
film dari pati kulit pisang. Hasil penelitian penelitian yang dilakukan Wittaya [4]
ini menunjukkan penambahan sorbitol dengan jenis bahan baku yang berbeda yaitu
sebagai plasticizer dan kalsium karbonat pektin kulit kakao dan variasi konsentrasi
sebagai filler mampu meningkatkan nilai kalsium karbonat (CaCO3) dan tinjauan
densitas, higroskopisitas, WVP, kelarutan selama pelaksanaan penelitian di
dalam air, kelarutan dalam asam, laboratorium. Pektin kakao hasil ekstraksi
perpanjangan putus, dan ketahanan sobek sebanyak 3 gram dan CaCO3 0 gram
serta menurunkan nilai daya regang putus, dilarutkan dalam aquades sebanyak 85 ml,
karena film yang dibentuk dari pektin murni kemudian dihomogenasikan dengan
bersifat rapuh. menggunakan 375 rpm selama 20 menit,
Penelitian ini bertujuan mensintesis dan larutan yang telah homogen dipanaskan pada
karakterisasi edible film dari low metoxyl suhu 85oC selama 30 menit dan ketika menit
pectin dari kulit kakao dengan kalsium terakhir ditambahkan sorbitol 1% (v/vtotal)
karbonat sebagai filler serta plasticizer dan aquades 15 ml, selanjutnya larutan
sorbitol. Sehingga dapat menghasilkan dituang pada cetakan berdiameter 9 cm
produk sesuai dengan standar edible film sebanyak 40 ml dan didinginkan dalam suhu
yang dapat diaplikasikan sebagai pengemas ruangan, cetakan dikeringkan dengan oven
makanan. pada suhu 55oC selama 6 jam. Kemudian
edible film dilepaskan dari cetakan dan
METODE PENELITIAN disimpan dalam zip bag lock. Selanjutnya
langkah diatas diulangi untuk variasi sorbitol
Ekstraksi Pektin dari Kulit Kakao 2%, 3% (v/vtotal) serta variasi berat filler
kalsium karbonat 0 gram, 0,2 gram, dan 0,4
Kulit buah kakao segar dipotong dadu gram. Edible film yang dihasilkan lalu
dengan ketebalan ±0,5 cm direndam dalam dianalisis sifat mekaniknya dengan
larutan natrium metabisulfit pada suhu 70oC menggunakan Universal Testing Machine,
selama 15 menit. Selanjutnya dikeringkan analisis WVP dengan menggunakan
dengan sinar matahari selama 3-4 hari. Kulit desicator, serta analisis gugus fungsi dengan
kakao kering digiling dan diayak sehingga uji FTIR.
diperoleh ukuran 8 mesh. Sebanyak 25 gram
kulit kakao kering dilarutkan dalam 250 ml Karakterisasi Mekanik
ammonium oksalat 2,5% pada temperatur
85oC, pH 3,6 selama 60 menit. Selanjutnya Pada penelitian ini sifat mekanik bahan
bubur kulit kakao disaring dengan kain ditentukan melalui kekuatan tarik (ultimate
saring dan diperas. Filtrat pektin yang tensile strength), persen pemanjangan
diperoleh digumpalkan dengan (elongation at break) dan modulus young.
menambahkan 750 ml etanol 96% (1:8) Sifat mekanik diuji dengan Universal
selama 18 jam. Endapan pektin basah yang Testing Machine berdasarkan ASTM D882-
dihasilkan disaring dan diperas, serta 91.
dimurnikan dengan dicuci tiga kali
menggunakan etanol 96%. Pektin basah

104
JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 05, No. 02, Juli Tahun 2017

Fourier Transform Infrared Spectroscopy edible film mengalami penurunan terhadap


(FTIR) banyaknya konsentrasi plasticizer yang
ditambahkan, dikarenakan sifat plasticizer
FTIR merupakan teknik spektroskopi yang mampu menurunkan gaya
yang paling banyak digunakan untuk intermolekular sepanjang rantai. polimer
mempelajari mekanisme interaksi gugus sehingga menyebabkan polimer lebih elastis
fungsi. dan menurunkan kuat tarik bahan tersebut.
Sebaliknya, nilai kuat tarik edible film
Water Vapor Permeability (WVP) mengalami kenaikan dengan adanya
penambahan CaCO3. CaCO3 berperan
Metode yang digunakan mengacu pada sebagai bahan pengisi pada penelitian ini,
metode yang dilakukan oleh Huri dkk CaCO3 ditambahkan ke dalam matriks
berdasarkan ASTM E96-95. dengan tujuan meningkatkan sifat-sifat
mekanik plastik melalui penyebaran tekanan
HASIL DAN PEMBAHASAN yang efektif di antara serat dan matriks [3].
Gambar 2 menunjukkan bahwa
Karakteristik Mekanik penggunaan plasticizer cenderung
meningkatkan persentase pemanjangan atau
Uji sifat mekanik yang dilakukan elongasi pada edible film karena plasticizer
bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai dapat mengurangi gaya antar molekul dan
kuat tarik, persen perpanjangan dan Modulus meningkatkan mobilitas rantai biopolimer
Young dari sampel edible film sehingga [5]. Dari hasil analisis produk yang
dapat diketahui pengaruh berat filler CaCO3 terbentuk, film dengan plasticizer sorbitol
dan konsentrasi plasticizer. Hasil analisis lebih fleksibel dan elastis dengan nilai 12,84
kuat tarik pada produk edible film dapat %. Hal ini disebabkan kecenderungan
dilihat pada Gambar 1. sorbitol untuk membentuk fase kristal.
Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwa Kristalinitas sorbitol pada film menyebabkan
kuat tarik tertinggi terdapat pada nilai kuat tarik meningkat, tapi di sisi lain
penambahan CaCO3 0,4 gram dengan menyebabkan fleksibilitas film menurun [6].
konsentrasi sorbitol 1% v/v yaitu dengan Sedangkan berdasarkan kenaikan
nilai 6,5 MPa dan nilai kuat tarik terendah penambahan CaCO3 mengakibatkan
pada penambahan CaCO3 0 gramdengan penurunan nilai persen perpanjangan
konsentrasi sorbitol 3% didapatkan nilai terhadap edible film.
kuat tarik 0,2371 MPa. Nilai kuat tarik

Gambar 1. Pengaruh berat filler CaCO3 terhadap Gambar 2. Pengaruh berat filler CaCO3 terhadap
kuat tarik Edible film dengan plasticizer persen pemanjangan edible film dengan
Sorbitol plasticizer Sorbitol

105
Rizka dkk.: Pengaruh Filler Terhadap Karakteristik Mekanik Dan Permeabilitas Uap Air Dari Edible Film
Berbasis Low Methoxyl Pectin

Gambar 3 menunjukkan nilai Modulus cenderung keras dan rapuh. Hal ini
Young terendah 5 MPa pada penambahan dikarenakan seiring dengan meningkatnya
CaCO3 0 gram dengan konsentrasi sorbitol nilai pemanjangan, nilai kuat tarik
3%, dan tertinggi 269,119 MPa pada meningkat tajam dan langsung turun
penambahan CaCO3 0,4 gram sehingga untuk mencapai kuat tarik
dengankonsentrasi sorbitol 1%. Gambar 3 maksimum, nilai pemanjangannya rendah.
menunjukkan bahwa semakin besar Nilai kuat tarik yang tinggi dan nilai
kandungan suatu filler dalam suatu edible pemanjangan yang rendah mengindikasikan
film akan meningkatkan kekakuan dan edible film tersebut memiliki modulus young
menurunkan elastisitas. Hal ini menyatakan yang cukup tinggi [8].
material dari suatu komposit semakin kuat
atau keras [7]. Sebaliknya, dengan Hasil Analisis Gugus Fungsi Edible film
penambahan konsentrasi plasticizer yang
digunakan maka semakin menurunkan Berdasarkan hasil pengujian gugus fungsi
kekakuan dan meningkatkan elastisitas sampel edible film dengan menggunakan
edible film yang dihasilkan. Hal ini FTIR pada penambahan filler CaCO3 dan
dikarenakan plasticizer akan membentuk konsentrasi plasticizer sorbitol diperoleh
ikatan hidrogen diantara ikatan antar polimer informasi beberapa peak yang muncul.
edible film sehingga akan mengganggu Kemunculan banyak peak ini menunjukkan
ikatan antar polimer dan menurunkan bahwa dalam edible film terdapat banyak
kekakuan. jenis gugus fungsi. Gambar 5, 6, dan 7
Karakteristik material polimer dapat merupakan hasil dari analisis FTIR pada
ditentukan dengan menghubungkan grafik bahan baku pektin, filler CaCO3 dan
dari hasil uji tarik (stress) dan % perbandingan edible film yang dihasilkan
pemanjangan (strain) seperti pada Gambar berdasarkan kenaikan konsentrasi
4. plasticizer sorbitol serta penambahan
Gambar 4 menunjukkan bahwa edible CaCO3.
film dengan plasticizer sorbitol merupakan
kategori polimer yang memiliki karakteristik

Gambar 3. Pengaruh berat filler CaCO3 terhadap


modulus young edible film dengan
plasticizer Sorbitol. Gambar 4. Kurva Stress – Strain edilbe film pada
plasticizer Sorbitol

106
JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 05, No. 02, Juli Tahun 2017

Gambar 5 menunjukkan hasil analisis Hasil Analisis Water Vapor Permeability


FTIR dari kalsium karbonat, pektin dan
sampel terbaik edible film dengan plasticizer Water vapor permeability (WVP)
sorbitol. Pada hasil analisis FTIR edible film merupakan kemampuan film untuk menahan
dengan plasticizer sorbitol, sebagian besar laju uap air yang menembusnya [9]. Metode
gugus fungsi penyusun edible film adalah O- yang digunakan mengacu pada metode yang
H, C-H, C=O dan Ca-O. Interaksi antara dilakukan oleh Huri dkk berdasarkan ASTM
pektin, kalsium karbonat, dan sorbitol E96-92. Hasil analisis WVP terhadap edible
sebagian besar menyebabkan vibrasi film dengan bahan baku pektin dari kulit
berbagai gugus fungsi. dan terbentuk ikatan kakao, variasi filler Kalsium Karbonat serta
baru Ca-O pada panjang gelombang 478,35 konsentrasi plasticizer sorbitol dapat dilihat
cm-1. pada Gambar 8.
Gambar 6 menunjukkan hasil analisis Hasil analisis permeabilitas uap air
FTIR dengan perbedaan konsentrasi menunjukkan semakin besar konsentrasi
plasticizer, tidak tampak adanya perbedaan suatu plasticizer akan meningkatkan nilai
gugus fungsi seiring perubahan konsentrasi permeabilitas uap air.
plasticizer. Hal ini disebabkan karena semakin
Gambar 7 menunjukkan hasil analisis banyak kandungan plasticizer pada suatu
gugus fungsi berdasarkan jenis plasticizer film akan semakin membuka struktur
dan kalsium karbonat yang terkandung polimer sehingga molekul – molekul air
dalam sampel edible film. Pada sampel semakin mudah melewati pori-pori film.
edible film tanpa adanya filler kalsium Nilai permeabilitas terbesar terdapat pada
karbonat, tidak terindikasi adanya gugus sampel edible film yang menggunakan
fungsi Ca-O pada hasil analisis FTIR. sorbitol 3%.

Gambar 6. Hasil Analisa FTIR sampel edible film


dengan konsentrasi plasticizer
(a) Sorbitol 1% (v/v),
Gambar 5. Hasil Analisa FTIR dengan perbedaan (b) Sorbitol 2% (v/v), dan
bahan baku (c) Sorbitol 3% (v/v)

107
Rizka dkk.: Pengaruh Filler Terhadap Karakteristik Mekanik Dan Permeabilitas Uap Air Dari Edible Film
Berbasis Low Methoxyl Pectin

Gambar 8. Pengaruh berat filler CaCO3 terhadap


permeabilitas uap air (WVP) edible
filmplasticizer Sorbitol

UCAPAN TERIMA KASIH

Gambar 7. Hasil Analisa FTIR Sampel Edible film Peneliti mengucapkan terima kasih
dengan kandungan kalsium karbonat (a) kepada Direktorat Riset dan Pengabdian
0 gr, (b) 0,2 gr, dan (c) 0,4 gram
Masyarakat Kementerian Riset, Teknologi
Nilai permeabilitas uap air cenderung dan Pendidikan Tinggi yang telah
menurun seiring dengan meningkatnya memberikan dana penelitian ini melalui
filler pada edible film. Hal ini disebabkan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM-P)
adanya kandungan kalsium akan pendanaan Tahun 2016.
membentuk jaringan matriks makin rapat
sehingga molekul – molekul air akan sulit DAFTAR PUSTAKA
melewat film [10]. Semakin rendah nilai
permeabilitas uap air atau semakin [1] G. Olivas, F. Dobeaufort, A. Voilley,
mendekati nol maka daya serap edible film and D. Lus, “Alginate CoatingsFor
terhadap uap air semakin kecil dan semakin Presentation Of Minimal Processed
baik. Gala Apples,” Posthavest Biol. dan
KESIMPULAN Technol., vol. 45, pp. 89–96, 2009.
[2] C. Erika, “Ekstraksi Pektin dari Kulit
Low Methoxyl Pectin dari kulit kakao Kakao (Theobroma Cacao L.)
dapat digunakan sebagai bahan baku menggunakan Ammonium Oksalat,”
alternatif edible film. Berdasarkan hasil J. Teknol. dan Ind. Pertan. Indones.,
penelitian yang telah dilakukan dapat vol. 5, no. 2, pp. 1–6, 2013.
disimpulkan bahwa edible film pada [3] S. Widyaningsih, D. Kartika, and Y.
penambahan filler kalsium karbonat Tri Nurhayati, “Pengaruh
sebanyak 0 gram dan konsentrasi sorbitol Penambahan Sorbitol dan Kalsium
3% telah memenuhi standar edible film Karbonat Terhadap Karakteristik dan
untuk karakteristik persen pemanjangan dan Sifat Biodegradasi Film dari Pati
permeabilitas uap air. Penambahan kalsium Kulit Pisang,” Molekul, 2017.
karbonat sebagai filler telah meningkatkan [4] T. Wittaya, “Influence of Type and
nilai kuat tarik dan modulus young. Concentration of Plasticizers on the
Properties of Edible Film From Mung
Bean Proteins,” KMITL Sci. Technol.

108
JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 05, No. 02, Juli Tahun 2017

J., 2013. Technology, 2002.


[5] T. H. McHugh, J. ‐F Aujard, and J. M. [8] C. C. Winding and G. D. Hiatt,
Krochta, “Plasticized Whey Protein Polymeric Materials. New York:
Edible Films: Water Vapor McGraw-Hill., 1961.
Permeability Properties,” J. Food [9] S. K. Wirawan, A. Prasetya, and E.
Sci., pp. 89–96, 1994. Ernie, “Pengaruh Plasticizer Pada
[6] M. F. Cervera, J. Heinämäki, K. Karakteristik Edible Film Dari
Krogars, A. C. Jörgensen, M. Pektin,” Reaktor, vol. 14, no. 1, pp.
Karjalainen, A. I. Colarte, and J. 61–67, 2012.
Yliruusi, “Solid-state and mechanical [10] S. N. Lesmana, T. I. Putut, and N.
properties of aqueous chitosan- Kusumawati, “Pengaruh Penambahan
amylose starch films plasticized with Kalsium Karbonat Sebagai Fortifikan
polyols,” AAPS PharmSciTech, 2004. Kalsium Terhadap Sifat Fisikokimia
[7] C. a Harper, “Handbook of Plastics , dan Organoleptik Permen Jeli Susu,”
Elastomers , and Composites,” J. Teknol. Pangan dan Gizi, 2008.

109
Rizka dkk.: Pengaruh Filler Terhadap Karakteristik Mekanik Dan Permeabilitas Uap Air Dari Edible Film
Berbasis Low Methoxyl Pectin

110

Anda mungkin juga menyukai