Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah swt. Atas limpahan rahmat hidayah dan
karunuanya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kebutuhan batita( toddler).

Makalah ini menyajikan pentingnya kebutuhan nutrisi pada batita (toddler), dampak dan
fungsi pemenuhan kebutuhan nutrisi pada batita (toddler),kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan
sesuai dengan tumbuh kembang pada batita.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................... 1

Daftar Isi ................................................................................................................... 2

BAB 1 Pendahuluan ................................................................................................... 3

a) Latar belakang.......................................................................................
b) Rumusan masalah ................................................................................
c) Tujuan .................................................................................................

BAB 2 Isi .....................................................................................................................

BAB 3 Kesimpulan ......................................................................................................

Daftar Pustaka .........................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

  Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak
konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak dengan dewasa.
Anak bukan dewasa kecil. Anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan yang
sesuai dengan usianya. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita.
Karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya. Pada masa ini perkembangan kemampuan berbahasa,
kreativitas, kesadaran sosial, kesadaran emosional dan inteligensia berjalan sangat cepat.
Perkembangan psiko-sosial sangat dipengaruhi lingkungan dan interaksi antara anak dengan
orang tuanya. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai
dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangan.

Pada usia Toddler anak mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan. Tidak


hanya kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan emosional. Pada anak usia toddler, seorang
anak dapat sangat senang, sibuk, bahkan gusar. Psikososialnya berkembang pesat, sedangkan
pertumbuhan fisiknya melambat. Anak usia pra sekolah merupakan periode ajaib
mendapatkan pengalaman dari aktivitas dan rasa ingin tahu, sehingga membutuhkan
perhatian orang tua yang besar.

1.2  RUMUSAN MASALAH

1.    Apakah yang dimaksud dengan masa Toddler?

2.    Apa saja macam-macam pertumbuhan dan perkembangan pada masa toddler?

3.    Bagaimakah keterlibatan orang tua dan dokter anak pada masa toddler?

1.3 TUJUAN

1.   Mengetahui definisi masa Toddler

2.   Mengetahui macam-macam pertumbuhan  dan perkembangan pada masa toddler

3.   Keterlibatan orang tua dan dokter anak pada masa toddler
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI TODDLER

Anak usia toddler adalah anak usia 12 – 36 bulan ( 1 – 3 tahun ) pada periode ini anak
berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja dan bagaimana mengontrol orang lain
melalui kemarahan, penolakan, dan tindakan keras kepala. Hal ini merupakan periode yang
sangat penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan intelektual secara optimal
( Perry, 1998 ). Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel seluruh bagian
tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur. Sedangkan perkembangan merupakan bertambah
sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan belajar.
(Wong’s, 2000 ).

Usia 1 tahun merupakan usia yang penuh berbagai hal yang menarik antara lain
berubah dalam cara makan, cara bergerak, juga dalam keinginan dan sikap atau perasaan si
kecil apabila disuruh melakukan sesuatu yang tidak ia sukai, ini akan menyatakan sikap dan
nalurinya mengatakan “tidak” baik dengan kata – kat maupun perbuatan, meskipun
sebetulnya hal itu disukai ( psikolog menyebutnya negatifisme ). Kenyataan ini berbeda pada
saat usia di bawah satu tahun, si kecil akan menjadi seseorang penyidik yang sangat
menjengkelkan, mereka akan menyelinap masuk setiap sudut rumah, menyentuh semua
benda yang ditemukannya, menggoyangkan meja dan kursi, menjatuhkan benda apapun yang
bisa dijatuhkan, memanjat apa yang bisa di oanjat, memasukkan benda kecil ke dalam benda
yang lebih besar dan sebagainya. ( Hurlock, 2002 ).

Pada usia 2 tahun si kecil cenderung mengikuti orang tuanya kesana kemari, ikut –
ikutan menyapu, mengepel, menyiram tanaman, semua ini dilakukan dengan penuh
kesungguhan. Pada usia 2 tahun anak sudah mulai belajar bergaul, ia senang sekali menonton
anak lain bermain, perasaan tauk dan cemas sering terjadi apabila orang tuanya meninggalkan
anak sendiri. Seandainya orang tua harus bepergian lama atau memutuskan untuk kembali.

Anak pada usia 3 tahun biasanya lebih mudah dikendalikan karena anak sudah dalam
perkembangan emosi, sehingga mereka mengenggap ayah dan ibunya sebagai orang yang
istimewa. Sikap permusuhan dan kebandelan yang muncul pada usia antara 2,5 sampai 3
tahun tampaknya makin berkurang, sikap pada orang tua bukan saja bersahabat tapi sangat
ramah dan hangat. Anak menjadi sangat patuh pada orang tuanya, sehingga mereka akan
bertingkah laku baik dan menurut sekali. Jika keinginan mereka bertentangan dengan
kehendak orang tuanya, karena mereka tetap mahluk hidup yang mempunyai pendapat
sendiri. Pada usia 3 tahun, anak cenderung meniru siapapun yang dilakukan orang tuanya
sehari – hari, disebut proses identifikasi. Dalam proses inilah. karakter anak dibentuk jauh
lebih banyak dibentuk dari petunjuk yang diterima dari orang tuanya, seperti membentuk
model diri mereka, membina kepribadian, membentuk sikap dasar bai terhadap pekerjaan,
orang tua dan dirinya sendiri. ( Hurlock, 2002 ).

2.2 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MASA TODDLER

1.  Perkembangan Fisik
          Perkembangan ketrampilan motorik yang cepat membolehkan anak untuk
berpartisipasi dalam tindakan perawatan diri sendiri seperti makan, berpakaian dan eliminasi.
Pada awal toddler berjalan dalam posisi tegak dengan sikap papan berjalan, abdomen
menonjol, dan lengan berada diluar sisi untuk keseimbangan. Segera anak mulai
mengemudikan kursi, menggunakan pegangan atau dinding untuk mempertahankan
keseimbangan sambil meninggikan, menempatkan kaki pada langkah yang sama sebelum
melanjutkan langkah. Keberhasilan memberikan dorongan untuk mencoba cara yang lebih
tegak untuk mengalihkan kursi dengan cara yang sama. Ketrampilan daya gerak segera
meliputi berlari, melompat, berdiri satu kaki beberapa detik, dan menendang bola.
Kebanyakan toddler dapat mengendarai sepeda roda tiga, memanjat tangga dan berlari
dengan baik.
           Kemampuan motorik halus meningkat dari menggambar lingkaran secara spontan
sampai menggambar garis silang dengan benar. Pada usia tiga tahun, anak menggambar
orang kayu sederhana dan biasanya dapat menumpuk kotak-kotak kecil menjadi menara.
Peningkatan ketrampilan daya gerak, kemampuan untuk melepas pakaian, dan perkembangan
control sfingter memungkinkan anak untuk toilet training jika toddler telah mengembangkan
kemampuan kognitif yang penting. Orangtua sering konsultasi pada perawat untuk
pengkajian kesiapan toilet training. 
System jantung paru menjadi stabil pada masa toddler. Rata-rata denyut jantung dan
pernapasan lambat sampai rata-rata 110x/menit dan pernapasan 25x/menit, secara berurutan,
dan tekanan darah bervariasi. Rentang normal tekanan darah adalah sistolik 70-110 dan
diastolik 40-70 mmHg.               

                                              
2. Pertumbuhan dan Perkembangan Biologis

Secara umum pertumbuhan baik dari segi berat maupun tinggi badan berjalan cukup
stabil/ lambat.Rata-rata bertambah sekitar 2,3 kg /tahun,sedangkan tinggi badan bertambah
sekitar 6 – 7 cm / tahun ( tungkai bawah lebih dominant untuk bertambah dibanding anggota
tubuh lain).Hampir semua fungsi tubuh sudah matang dan stabil sehingga dapat beradaptasi
dengan berbagai perubahan dan stress,sehingga saat ini sudah bisa diajarkan toilet training
.Pada fase ini perkembangan motorik sangat menonjol.

3. Perkembangan psikososial

Menurut Sigmund Freud, pada fase ini tergolong dalam fase Anal dimana pusat
kesenangan anak pada perilaku menahan faeses bahkan kadangkala anak bermain-main
dengan faesesnya. Anak belajar mengidentifikasi tentang perbedaan antara dirinya dengan
orang lain disekitarnya. Konflik yang sering terjadi adalah adanya Oedipus complex atau
katarsis yaitu dimana seorang anak laki-laki menyadari bahwa ayahnya lebih kuat dan lebih
besar dibandingkan dirinya.sedangkan pada wanita disebut dengan Elektra complex.
Sedangkan Erickson menggolongkan tahap ini dalam fase Otonomi vs Guilt, ( inisiatif vs rasa
malu dan bersalah ) Perkembangan ini berpusat pada kemampuan anak untuk mengontrol
tubuh dan lingkungannya.
Adapun Piaget bahwa saat ini merupakan Fase Preoperasional dimana sifat egosentris
sangat menonjol. Pada fase ini.sering ditemukan ketidakmampuan untuk menempatkan diri
sendiri ditempat orang lain. Kohlberg menggolongkan masa ini dalam Fase Konvensional
,Anak mulai belajar baik dan buruk,benar atau salah melaui budaya sebagai dasar peletakan
nilai moral. Kohlberg menggolongkan fase ini dalam 3 tahap,yaitu Egosentris ,kebaikan
seperti apa yang saya mau, tahap berikutnya adalah Oreintasi hukuman dan ketaatan,baik dan
buruk sebagai konsekuensi tindakan, dan tahapan yang terakhir adalah Inisiatif,Anak
menjalankan aturan sebagai sesuatu yang menyenangkan dirinya.
Komunikasi, adanya rasa ingin tahu yang besar dan belum fasihnya kemampuan
bahasa,sehingga pada saat memberikan penjelasan kepada anak toddler gunakanlah kata-kata
yang sederhana dan singkat. Anak usia toddler memiliki kebutuhan nutrisi yang tinggi karena
mereka terus bergerak.kebutuhan nutrisi tiap anak sekitar 1800 kalori dan akan menurunpada
setiap pertambahan usia sekitar 90 kkal/kg BB.
Pengaruh permaianan sangatlah penting pada masa ini, yaitu berpengaruh dalam
Perkembangan intelektual dimana dengan melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap alat
permainan,mulai mengambangkan otonomi dalam permainan, dan belajar memecahkan
masalah. Tak kalah penting pula pengaruh terhadap perkembangan moral, yaitu anak akan
mempelajari nilai benar dan salah dalam permainan sehingga mereka dapat diterima
lingkungannya.
Permainan yang tepat adalah solitary play ( 1 – 2 th ) dan parallel play ( 2 – 3 tahun ).

Kecenderungan cedera, karakteristiknya yang tidak bisa diam ,penuh rasa ingin tahu
sering menjadi penyebab cedera fatal bahkan sampai kematian apabila orang tua kurang
waspada.

 Tabel 2.1 Pola perilaku yang timbul antara 1 sampai 5 tahun

15 bulan Berjalan sendiri, menaiki tangga dengan


Motorik merangkak
Adaptasi Membuat menara 3 tingkat dari kubus,
Bahasa membuat garis menggunakan crayon,
Sosial memasukkan kismis ke dalam botol
Berlogat, mengikuti perintah sederhana,
menyebut nama objek yang sudah akrab
Menandakan hasrat atau kebutuhan dengan
menunjuk, memeluk orang tua
18 Bulan Berlari kencang, duduk pada kursi kecil,
Motorik berjalan menaiki tangga dengan berpegang
Adaptasi pada 1 tangan, menjelajahi laci-laci dan
Bahasa tempat sampah
Sosial Membuat menara 4 tingkat dari kubus,
meniru menulis, meniru gerakan vertikal,
mentumpahkan kismis dari botolnya
10 kata (rata-rata), menamai gambar,
mengenal satu atau lebih bagian tubuh
Makan sendiri, mencari pertolongan jika
membutuhkan, komplen jika basah atau
kotor, mencium orang tua dengan
mengerutkan bibir
24 Bulan Berlari dengan baik, naik turun tangga,
Motorik membuka pintu, memanjat perabotan rumah
Adaptasi tangga, melompat.
Bahasa Membuat menara tujuh tingkat dari kubus,
Sosial membuat coretan dengan pola melingkar,
meniru gerakan horizontal, meniru melipat
kertas dalam sekali lihat.
Menggunakan tiga kata dalam satu kalimat
(subjek, predikat, objek).
Menggunakan sendok dengan baik, dapat
membantu membuka baju, mendengar cerita
ketika ditampilkan gambarnya.
30 Bulan Menaki tangga dengan menggunakan kaki
Motorik secara bergantian
Adaptasi Membuat menara Sembilan tingkat dari
Bahasa kubus, membuat gerakan vertical dan
Sosial horizontal, tapi tidak membuat gerakan
silang, meniru gerakan melingkar
Menggunakan kata ganti untuk diri sendiri
“saya”, mengetahui nama lengkap sendiri.
Membantu menaruh benda, berpura pura
dalam bermain.
36 Bulan Mengendarai sepeda roda tiga, berdiri
Motorik menggunakan satu kaki
Adaptasi Membuat menara sepuluh tingkat dari
Bahasa kubus, membuat jembatan menggunakan
Sosial tiga kubus, menyalin lingkaran, meniru
gerakan silang.
Mengetahui umur dan jenis kelamin,
menghitung tiga objek dengan benar,
mengulangi tiga nomor atau sebuah kalimat
dengan enam suku kata.
Bermain permainan sederhana (bersama-
sama dengan anak lain), membantu
memakai baju (melepaskan kancing baju
dan memakai sepatu),

2.3 NUTRISI UNTUK USIA TODDLER

Makanan usia toddler banyak tergantung pada orang tua atau pengasuhnya, karena
anak ini belum dapat menyebutkan nama makanan yang dia inginkan, dan orang tuanyalah
yang memilihkan untuk anak. Jadi, dapat dikatakan bahwa tumbuh kembang anak usia 1-3
tahun atau usia toddler sangat tergantung pada bagaimana orangtuanya mengatur makanan
anaknya.

Kecepatan perkembangan turun ketika usia toddler. Kebutuhan anak akan nutrien
relatif berkurang dibandingkan usia sebelumnya. Perhitungannya diutamakan pada kebutuhan
kalori, protein, vitamin. Kalsium dan fospor pun penting untuk perkembangan tulang.
Toddler lebih tertarik. dalam lingkungan dan meningkatkan keterampilan motorik dibanding
dengan makanan, maka dari itu makanan yang disajikan harus selalu bervariasi.

2.4  Prinsip Pemberian Makanan Pada Anak

1.      Tinggi energi, protein, vitamin dan mineral

2.      Dapat diterima oleh anak dengan baik

3.      Diproduksi setempat dan menggunakan bahan-bahan setempat

4.      Mudah didapat dalam bentuk kering dengan demikian mudah disimpan dan praktis
penggunaannya

5.      Ringkas tetapi mempunyai nilai gizi maksimum

Jenis makanan anak ini termasuk buah, kue, semua jenis makanan lunak dan makanan
berasa, disamping asi atau susu yang mungkin masih diperlukan. Makanan lunak biasanya
dikonsumsi bagi anak yang belum memilika geraham, anak berumur 1 ½ tahun – 2 tahun
biasanya memiliki geraham maka bisa diberikan makanan biasa asalkan tidak pedas,
berlemak, dan merangsang. Pemberian sayuran dan buah-buahan harus bervariasi, minyak
dapat diganti margarin, gula pasir dapat diganti gula merah atau gula batu atau madu.
Usia toddler memerlukan minimum dua porsi (480 g) kelompok susu setiap hari untuk
memberikan protein, kalsium, riboflavin, dan vitamin A da B12. Susu yang diperkaya
memberikan vitamin D dan tambahan vitamin A. Keseluruhan susu harus digunakan sampai
toddler mencapai usia 2 tahun untuk membantu meningkatkan asupan asam lemak yang
cukup. Separuh dari asupan protein toddler harus mengandung nilai protein biologi tinggi.

Pada usia toddler biasanya lebih menyukai makanan manis seperti, cokelat, permen,
dan eskrim. Sedangkan sayuran kurang disukai, keadaan ini harus lebih diperhatikan agar
anak dapat menyukai berbagai jenis sayuran.

Makanan kecil boleh diberikan antara 2 waktu makan, sepanjang tidak mengurangi
selera makan. Dalam keadaan tertentu anak lebih menyukai makanan kecil daripada makanan
utama. Hal ini masih diperbolehkan selama kandungan nutrien dalam makanan kecil tersebut
masih terpenuhi dan hal ini hanya bersifat sementara. Jadwal pemberian makan untuk usia ini
tidak berbeda dengan jadwal makan orang dewasa.

Contoh Menu untuk Toddler Berdasarkan Piramida Makanan

Sarapan Snack Makan siang Snack Makan malam Snack


½ cangir sereal ½-1 1 sdt selai kacang 2 bungkus 1 paha ayam, dibakar ½ cangkir yogurt
kering dan tidak buah 1 sdt seluruh buah- krakers. tanpa kulit beku
manis. pisang buahan kaleng 120 cc susu ¼ - ½ cangkir
½ cangkir jus utuh. 1 tangkap roti rendah lemak. macaroni dan keju
jeruk. gandum 2 sdt kacang hijau,
120 cc susu 2 sdt kacang polong dimasak
rendah lemak 120 cc susu rendah 120-180 cc susu
lemak rendah lemak

2.5 Hal Yang Mendorong Terjadinya Gangguan Gizi

Ada beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya gangguan gizi, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai penyebab langsung gangguan gizi,
khususnya gangguan gizi pada bayi dan anak usia toddler dan usia prasekolah adalah tidak
sesuainya jumlah gizi yang mereka peroleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh mereka.

Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan gizi
terutama pada anak usia toddler dan usia pra sekolah  antara lain sebagai berikut:

1. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan


Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat keluarga yang
sungguhpun berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan seadanya
saja. Dengan demikian, kejadian gangguan gizi tidak hanya ditemukan pada keluarga
yang berpenghasilan kurang akan tetapi juga pada keluarga yang berpenghasilan
relatif baik (cukup). Keadaan ini menunjukkan bahwa ketidaktahuan akan faedah
makanan bagi kesehatan tubuh mempunyai sebab buruknya mutu gizi makanan
keluarga, khususnya makanan anak balita.
Menurut Dr. Soegeng Santoso, M.pd, 1999, masalah gizi Karena kurang pengetahuan
dan keterampilan dibidang memasak menurunkan komsumsi anak, keragaman bahan
dan keragaman jenis masakan yang mempengaruhi kejiwaan misalnya kebosanan.
2. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu
Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak
digunakan atau hanya digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang tidak
baik terhadap bahan makanan itu. Penggunaan bahan makanan itu dianggap dapat
menurunkan harkat keluarga. Jenis sayuran seperti genjer, daun turi, bahkan daun ubi
kayu yang kaya akan zat besi, vitamin A dan protein dibeberapa daerah masih
dianggap sebagai makanan yang dapat menurunkan harkat keluarga.
3. Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan
Berbagai kebiasaan yang bertalian dengan pantang makan makanan tertentu
masih sering kita jumpai terutama di daerah pedesaan. Larangan terhadap anak untuk
makan telur, ikan, ataupun daging hanya berdasarkan kebiasaan yang tidak ada
datanya dan hanya diwarisi secara dogmatis turun temurun, padahal anak itu sendiri
sangat memerlukan bahan makanan seperti itu guna keperluan pertumbuhan
tubuhnya.  Kadang-kadang kepercayaan orang akan sesuatu makanan anak kecil
membuat anak sulit mendapat cukup protein. Beberapa orang tua beranggap ikan,
telur, ayam, dan jenis makanan protein lainnya memberi pengaruh buruk untuk anak
kecil. Anak yang terkena diare malah dipuasakan (tidak diberi makanan). Cara
pengobatan seperti ini akan memperburuk gizi anak. ( Dr. Harsono, 1999).
4. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau disebut sebagai
faddisme makanan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang
diperlukan.
5. Jarak kelahiran yang terlalu rapat
Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak yang
menderita gangguan gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi atau adiknya yang baru
telah lahir, sehingga ibunya tidak dapat merawatnya secara baik.
Anak yang dibawah usia 2 tahun masih sangat memerlukan perawatan ibunya,
baik perawatan makanan maupun perawatan kesehatan dan kasih sayang, jika dalam
masa 2 tahun itu ibu sudah hamil lagi, maka bukan saja perhatian ibu terhadap anak
akan menjadi berkurang. akan tetapi air susu ibu ( ASI ) yang masih sangat
dibutuhkan anak akan berhenti keluar.
Anak yang belum dipersiapkan secara baik untuk menerima makanan
pengganti ASI yang kadang-kadang mutu gizi makanan tersebut juga sangat rendah,
dengan penghentian pemberian ASI karena produksi ASI berhenti, akan lebih cepat
mendorong anak ke jurang malapetaka yang menderita gizi buruk, yang apabila tidak
segera diperbaiki maka akan menyebabkan kematian. Karena alasan inilah dalam
usaha meningkatkan kesejahteraan keluarga, disamping memperbaiki gizi juga perlu
dilakukan usaha untuk mengatur jarak kelahiran dan kehamilan.
6. Sosial Ekonomi
Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang
disajikan. Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga akan turut menentukan
hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah
makanan.
7. Penyakit infeksi
Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan.
Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya dipakai
untuk pertumbuhan. Diare dan muntah dapat menghalangi penyerapan
makanan. Penyakit-penyakit umum yang memperburuk keadaan gizi adalah: diare,
infeksi saluran pernapasan atas, tuberculosis, campak, batuk rejan, malaria kronis,
cacingan. ( Dr. Harsono, 1999).
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran dan volume yang bersifat


irreversible (tidak dapat kembali). Perkembangan adalah kematangan yang dilalui sepanjang
rentang kehidupan seseorang. Pertumbuhan dan perkembangan dapat di pengaruhi oleh faktor
genetik dan faktor eksternal. Tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus
diselesaikan individu pada fase-fase atau, periode kehidupan tertentu dan apabila berhasil
mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa
dan dicela orang tua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami
kesulitan.

Toddler adalah anak adalah anak anatara rentang usia 12 sampai 36 bulan. Toddler
tersebut ditandai dengan peningkatan kemandirian yang diperkuat dengan kemampuan
mobilitas fisik dan kognitif lebih besar. Fisik : Rata-rata denyut jantung dan pernapasan
lambat sampai rata-rata 110x/menit dan pernapasan 25x/menit, Pertumbuhan dan
Perkembangan Biologis : berat bertambah  2,3 kg /tahun,sedangkan tinggi badan bertambah
sekitar 6 – 7 cm / tahun, Perkembangan psikososial : dalam fase Anal.

3.2  SARAN

Hal–hal yang perlu diperhatikan Didalam melakukan didikan anak usia toddlerdengan
tujuan meningkatkan kecerdasan anak perlu diperhatikan perkembangandan pertumbuhannya
dalam aspek fisik dan pisikis yang didampingi denganperhatian pula pda gangguan –
gangguan yang dialami oleh anak dan carapenanggulangan serta cara mengatasinya.

DAFTAR PUSTAKA
http://referensikedokteran.blogspot.com/2010/07/referat-tumbuh-kembang-anak-usia-1-
5.html.
http://adeniaroom.blogspot.com/2009/05/tahapan-perkembangan-anak-usia-0-5.html.
http://indahmumpunis1keperawatan.blogspot.com/2013/09/ikd-2-ilmu-keperawatan-
dasarmakalah.html
www.acaemia.edu/4901102/MAKALAH_ILMU_PENDIDIKAN_USIA_DINI_ASPEK_PE
RKEMBANGAN_FISIK_DAN_MOTORIK_ANAK_USIA_DINI

Anda mungkin juga menyukai