Anda di halaman 1dari 4

PUTRI HANDAYANI

OFFERING BB
190431626457
RESUME
METODOLOGI DAN METODE STUDI DAERAH

I. EKONOMI REGIONAL: PENDEKATAN TEORITIS UTAMA


1. PENDEKATAN PEMBANGUNAN ENDOGEN LIBERAL: KARAKTERISTIK UTAMA
• liberal
• Kecenderungan spasial: Perkembangan spasial cenderung ekuilibrium, konvergensi dan
karenanya tidak perlu campur tangan ke dalam proses pasar. Pendekatan non-intervensi.
• Kebijakan daerah: Pekerja menuju pekerjaan", instrumen peningkatan mobilitas tenaga
kerja.
2. PENDEKATAN KEYNESIAN EKSOGEN
Pembangunan daerah eksogen adalah jenis pembangunan daerah primer yang
menekankan pada bantuan eksternal eksogen, seperti misalnya. subsidi atau subsidi pemerintah.
Pandangan spasial terhadap pengembangan pendekatan pembangunan wilayah dan ketimpangan
wilayah menunjukkan kepada kita bahwa paradigma pembangunan liberal endogen yang secara
kronologis menangani permasalahan wilayah sebagai yang pertama, menganggap kecenderungan
spasial dalam cakrawala jangka panjang sebagai konvergensi.
3. PENDEKATAN MARXIS-SOSIALIS
Tidak seperti pendekatan Keynesian, paradigma Marxis-sosialis lebih memilih
perencanaan dan pengendalian pusat pembangunan spasial. Jadi disparitas antardaerah yang ada
bahkan dalam sistem ini muncul dari keputusan politik dan perencanaan yang tidak sempurna
bukan dari proses pasar.
4. PENDEKATAN NEO-ENDOGEN MODERN
Paradigma neo-endogen, yang lebih disukai saat ini, menunjukkan bahwa potensi dalam
dari berbagai daerah dan juga badan-badan yang terletak di sana tetapi kurang memperhatikan
perbedaan proses pengembangan spasial. Padahal disparitas wilayah harus menjadi sinyal
tentang kualitas lingkungan dan badan di wilayah yang berbeda.
II. DISPARITAS REGIONAL: DESKRIPTOR DAN INDICATOR
DISPARITAS REGIONAL: JENIS BERDASARKAN BIDANG
tiga jenis bidang disparitas regional
• lingkungan social
• lingkungan ekonomi
• lingkup territorial
III. PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN DAERAH
1.DESENTRALISASI
• Esensi dari prinsip desentralisasi adalah memindahkan pengambilan keputusan dari
pemerintah daerah kepada para pelaku pasar.
• Prinsip ini membatasi monopoli pengelolaan wilayah atas kedaulatan, memberikan
kebebasan ekonomi entitas ekonomi di wilayah tersebut dan sistem pengambilan keputusan
polisentris dan mendelegasikan fungsi pengelolaan.
2.KEMITRAAN
• Prinsip kemitraan menyiratkan penolakan terhadap hierarki vertikal yang kaku dan
subordinasi.
• Hal ini didedikasikan untuk interaksi semua pelaku ekonomi regional dalam proses
ekonomi sebagai mitra yang setara secara hukum.
3.MOBILITAS DAN ADAPTABILITAS
• Prinsip mobilitas dan kemampuan beradaptasi adalah kemampuan pemerintah daerah
dalam merespon perubahan lingkungan eksternal.
• Prinsip ini diwujudkan melalui transformasi berkelanjutan dari struktur fungsional dan
organisasi manajemen regional, yang memungkinkan manajemen regional untuk beradaptasi
dengan kondisi pasar yang berubah dengan cepat.
4.KOMPETENSI YANG DILAKUKAN
• Konsep alokasi kompetensi dan pemisahan fungsi adalah pembedaan fungsi antara
kewenangan daerah dan di dalamnya.
• Menurut prinsip ini ada redistribusi fungsi di antara manajemen federal, regional dan
kotamadya.
• Sumber daya disediakan untuk pelaksanaan setiap fungsi
IV. WILAYAH PERCONTOHAN
1.DAERAH TERTINGGAL SECARA EKONOMI,
• kinerja ekonomi jangka panjang yang rendah
• Struktur yang tidak menguntungkan
• Pendapatan rendah rumah tangga dengan tingkat pengangguran tinggi, yaitu yang
jangka panjang
• Kualitas tenaga kerja di wilayah ini rendah dan ini terkait dengan pangsa sektor primer
dan sektor sekunder yang lebih tinggi di cabang-cabang dengan nilai tambah yang kecil.
2.WILAYAH YANG TERKENA DAMPAK PENURUNAN ATAU RESESI INDUSTRI,
• Ditandai dengan penurunan kinerja ekonomi yang drastis, perubahan mendasar dalam
struktur ekonomi dan lapangan kerja.
•Tingkat pengangguran tinggi juga dan tenaga kerja rendah yaitu karena strukturnya.
•Perusahaan-perusahaan besar di wilayah tersebut sedang mengalami penurunan dan hal
ini mengakibatkan banyaknya fasilitas dan lokasi yang tidak digunakan.
3.WILAYAH PEDESAAN,
• Ditandai dengan kinerja ekonomi yang rendah dan orientasinya yang sepihak ke sektor
primer.
• Struktur ketenagakerjaan juga tidak menguntungkan dan mencerminkan struktur
ekonomi.
• Pendapatan rumah tangga relatif rendah dan daerah menderita tinggi. Tingkat
pengangguran.
• Kualitas tenaga kerja dipengaruhi oleh rendahnya persentase lulusan perguruan tinggi.
• Ciri khas wilayah ini adalah tidak adanya perusahaan yang signifikan dan tingkat
aktivitas bisnis yang rendah di sektor berbasis pengetahuan.
• Ciri positif wilayah model ini adalah kualitas lingkungan wilayah yang baik
4.DAERAH YANG EFISIEN SECARA EKONOMI,
• Ini adalah wilayah dengan kinerja ekonomi yang baik, produktivitas tenaga kerja yang
tinggi dan produksi di cabang-cabang yang memiliki status baik di pasar domestik dan luar
negeri.
• Ditandai dengan tingkat pengangguran yang rendah, kualitas tenaga kerja yang baik dan
tingkat pendidikan yang tinggi.
• Tingkat aktivitas bisnis dan porsi perusahaan yang berinovasi tinggi.
• Perusahaan dan investasi yang signifikan terkonsentrasi di wilayah tersebut.
• Wilayah menyediakan penawaran yang cukup untuk situs pengembangan dan layanan
lalu lintas berkualitas tinggi
5.WILAYAH DENGAN KONDISI UNIVERSAL UNTUK HIDUP,
• Ditandai dengan tingkat pendapatan rumah tangga yang tinggi, tingkat beasiswa yang
tinggi, dan ketersediaan tenaga kerja yang tinggi.
• Di wilayah tersebut terdapat penawaran layanan sosial berkualitas tinggi yang cukup
dan kesempatan untuk kegiatan waktu senggang.
• Tingkat kriminalitas rendah dan tingkat perumahan tinggi.
• Wilayah memiliki kualitas lingkungan yang tinggi dan daya tarik wilayah. Di wilayah
tersebut terdapat infrastruktur lalu lintas yang berkualitas baik dan tingkat pelayanan lalu lintas
yang tinggi.
6.DAERAH DENGAN PELAYANAN SOSIAL YANG SANGAT MAJU,
• Karakteristik dasar wilayah ini adalah tingginya tingkat pelayanan yang diberikan oleh
fasilitas infrastruktur sosial. Yakni berkaitan dengan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial.
• Tingkat pelayanan sosial yang tinggi di wilayah tersebut tidak hanya berkontribusi pada
peningkatan kualitas hidup penduduknya, tetapi juga berkontribusi pada pembentukan kondisi
untuk pengembangan tenaga kerja.
• Hal ini secara tidak langsung mendukung inklusi sosial sehingga menjadi salah satu
faktor penyebab rendahnya tingkat eksklusi sosial.
7.DAERAH YANG SANGAT BERINOVASI.
• Ciri-ciri dasar wilayah ini adalah nilai tambah yang tinggi dalam industri dan jasa yang
menuntut teknologi, tingkat penyerapan tenaga kerja yang tinggi di bidang penelitian serta
tingkat pendidikan yang tinggi yang didukung oleh tingkat sistem pendidikan yang baik yaitu
universitas.
• Porsi perusahaan yang berinovasi tinggi, tingkat ilmu pengetahuan dan penelitian tinggi,
serta tingkat investasi asing tinggi.
• Hal ini terkait dengan tingginya tingkat pembentukan modal tetap dan tingginya potensi
kegiatan usaha di sektor berbasis pengetahuan.
V. TREN EKONOMI DI MASA KRISIS COVID-19

Anda mungkin juga menyukai