Anda di halaman 1dari 12

INVESTASI SUKUK: PERSPEKTIF EKONOMI SYARI’AH

HULWATI
Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang
Email: hulbasyir@yahoo.com

Abstract
The theme of the article is "economy based on the principles of Islam". Investment of sukuk was a solution
of investment of conventional bonds. It is not allowed in shari’a, because of riba. Sukuk will be able to offer
the innovative financial solution, this is product not only give a good contribution to the investment but
also sukuk was be capable to compete with anothers investment in capital market. Moreover this investment
is considered by company as alternative to get fund. Based on the explanation above, how investment of
sukuk, wether sukuk is allowed by Islamic economic pespective or not? In this paper, I elaborate how the
legal concept of invesment in Islamic economic perspective. Then I concentrate to describe about the concept
of sukuk, also explain on mecanism of transaction of sukuk. Last, I attempt to analyze how the investment
of sukuk in Islamic economic perspective.

Keywords: Investment, Islamic Economics, Sukuk

PENDAHULUAN kemampuan besar untuk menawarkan solusi


Perkembangan investasi begitu maraknya keuangan yang inovatif. Tidak hanya produk
saat ini. Terdapat beberapa bentuk investasi yang memberi kontribusi terhadap usaha
seperti saham, obligasi, reksadana dan derivatif untuk melakukan inovasi, tetapi juga gemanya
lainnya. Investasi ini dapat dilakukan apakah sebanding dengan pasar modal konvensional.
melalui bank atau pasar modal. Tidak kalah Produk-produk antar negara (sovereign)
pentingnya akhir ini masyarakat mulai dipertimbangkan secara aktif oleh perusahaan
memikirkan bagaimana berinvestasi secara penerbit alternatif untuk pembiayaan dan
syari’ah, salah satunya adalah investasi melalui investasi (Huda dan Edwin, 2007:121).
sukuk, solusi dari investasi melalui obligasi Namun persoalannya adalah apakah
konvensional. Tidak diizinkan berinvestasi berinvestasi melalui sukuk masih bermasalah,
melalui obligasi karena adanya unsur bunga apabila dilihat dari sudut pandang ekonomi
yang dibayarkan secara tetap oleh perusahaan syari’ah, berkaitan dengan hal tersebut tulisan
penerbit/emiten kepada investor, dan ini ini menjelaskan bagaimana investasi sukuk
termasuk kepada riba yang dilarang. dari perspektif ekonomi syari’ah. Tulisan
Fenomena bangkitnya minat besar ini memamparkan tentang investasi dalam
terhadap industri keuangan syari’ah tersebut ekonomi syari’ah, konsep sukuk, mekanisme
ditunjukkan dengan berkembangnya bentuk transaksi sukuk, dan terakhir analisa ekonomi
investasi melalui sukuk yang memiliki syari’ah terhadap investasi melalui sukuk.
86 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2017

PEMBAHASAN yang lebih banyak untuk dijadikan sebagai


modal. Oleh karena itu sumber dana dan
Investasi dalam Ekonomi Syari’ah
harta yang telah dianugerahkan Allah, seperti
Investasi adalah penyaluran sumber dana emas dan perak hendaklah dimanfaatkan
yang tidak terpakai dengan tujuan untuk sesuai dengan batas-batas yang dibolehkan
mendapat keuntungan pada masa mendatang. Islam. Khalifah Umar bin Khatab menjelaskan
Investasi dalam istilah bahasa arab adalah ististmar supaya umat Islam menggunakan modal secara
(simsar) yaitu keinginan untuk mendapatkan produktif, dan mereka yang mempunyai
hasil atau keuntungan. (Ahmad Muhammad uang perlu diinvestasikan, dan mereka yang
Mahmud Nashar, al-Ististmar bil musyarakah mempunyai tanah perlu diolah (Haykal,
fi al-bunuk al-islamiah, Dar al-Kutub Ilmiah, 1963:229). Berarti penyimpanan uang yang
Beirut, Cet.I, 2010, 6). Investasi ini terdiri tidak terpakai (sleeping money) dikecam dalam
dari: 1) Investasi berwujud, seperti emas, tanah, Islam sebagaimana firman Allah di atas.
bangunan, serta harta tidak bergerak lainnya.
Selanjutnya investasi dapat dilakukan
2) Investasi yang tak berwujud, seperti saham,
melalui kerjasama yang disebut dengan
obligasi, dan sekuritas lainnya.
musyarakah, yaitu suatu bentuk kerjasama,
Demikian juga halnya dalam Islam, dimana dua orang atau lebih menggabungkan
masyarakat yang mempunyai kelebihan dana modal dan usaha mereka untuk bekerjasama,
atau modal dianjurkan untuk mengembangkan membagi keuntungan, hak dan tanggungjawab
atau menginvestasikan pada sesuatu yang ditanggung bersama. Pada masa Rasulullah
bersifat produktif. Membiarkan dana dan harta perkongsian semacam ini telah diamalkan,
yang ada untuk maksud yang tidak memberi beliau tidak hanya meratifikasi (mengesahkan),
manfaat dikecam oleh Islam, sebagaimana tetapi juga melakukan bisnis dalam bentuk
firman Allah dalam surat at-Taubah ayat 34: kerjasama ini. Dalam hadis juga dijelaskan:

‫ِﻀ َﺔ َوﻻ‬ ‫اﻟﺬ َﻫ َﺐ َواﻟْﻔ ﱠ‬ َ ‫َواﻟﱠﺬ‬


‫ِﻳﻦ ﻳَ ْﻜﻨِ ُﺰو َن ﱠ‬ ‫ﻋﻦ أﰊ ﻫﺮﻳﺮة رﻓﻌﻪ ﻗﺎل ﰒ إن اﷲ ﻳﻘﻮل‬
‫اب أَﻟِﻴ ٍﻢ‬
ٍ ‫ِﻴﻞ اﷲَِﻓـﺒَ ﱢﺸ ْﺮُﻫ ْﻢ ﺑ َِﻌ َﺬ‬
ِ ‫ﻳُﻨ ِﻔ ُﻘﻮَﻧـ َﻬﺎ ِﰲ َﺳﺒ‬ ‫أﻧﺎ ﺛﺎﻟﺚ اﻟﺸﺮﻳﻜﲔ ﻣﺎ ﱂ ﳜﻦ أﺣﺪﳘﺎ‬
Dan (ingatlah) orang-orang yang menyimpan
emas dan perak serta tidak membelanjakannya
‫ﺻﺎﺣﺒﻪ ﻓﺈذا ﺧﺎﻧﻪ ﺧﺮﺟﺖ ﻣﻦ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ‬
pada jalan Allah, maka khabarkanlah kepada Dari Abi Hurairah berkata dia: Bersabda
mereka bahwa mereka akan mendapat azab Rasulullah SAW, kemudian Allah Azza wa jalla
yang pedih. berkata, Aku adalah orang yang ketiga dari dua
orang yang bersyarikat selagi salah satu pihak
Di samping itu Rasulullah SAW tidak mengkhianati yang lain. Apabila berlaku
menganjurkan untuk penanaman dan pengkhianatan Aku keluar dari perserikatan
mereka tersebut.
pertumbuhan modal. Mereka yang mempunyai
aset dianjurkan untuk tidak menjualnya, tetapi Berdasarkan hadis tersebut, Allah sendiri
mesti berusaha untuk mengembangkan aset ikut bekerjasama dengan mereka yang jujur
Investasi Sukuk: Perspektif Ekonomi Syari’ah (Hulwati) 87

dan amanah. Tetapi apabila salah satu pihak tidak dibolehkan mengambil keuntungan
mengkhianati sahabatnya, maka Allah akan secara mutlak, sedangkan kerugian ditanggung
keluar dari kerjasama tersebut. Dengan oleh pihak lain, bagaimanapun masing-masing
pengertian lain Allah mengatakan bahwa tidak mesti menanggung akibat dari kerjasama
ikut serta dalam perkongsian yang mereka itu ini. Prinsip ini akan wujud jika fenomena
tidak amanah satu sama lain. Untuk itu dapat ini terjadi dalam kehidupan sosial ekonomi,
dijelaskan begitu pentingnya sifat amanah sebagaimana diuraikan di atas. Perkara ini
dalam melakukan kerjasama ini, sekaligus hal sejalan dengan qaedah fiqh yang dikemukakan
ini merupakan tanggungjawab satu sama lain oleh Zarqa (1993, 437):
yang tidak boleh diabaikan. Karena itu sikap
amanah merupakan dasar untuk mewujudkan ‫أﻟﻐﺮم ﺑﺎ ﻟﻐﻨﻢ‬
kerjasama dalam kontrak bisnis. Tiada untung tanpa risiko.
Pada masa Rasulullah SAW kerjasama Berdasarkan kaedah tersebut dijelaskan
seperti ini telah banyak dilaksanakan, dan bahwa peraturan investasi dalam Islam
beliau juga ikut mengamalkan kerjasama ini. menggunakan kaedah ‫ اﻟﻐﺮم ﺑﺎ ﻟﻐﻨﻢ‬sikap adil
Karena itu tindakan Rasul merupakan dalil dalam bermuamalah, yang dimaksud dengan
syar’i tentang dibolehkan kerjasama ini. Di ‫ اﻟﻐﺮم‬adalah mengembalikan kekurangan
samping itu kebolehan kerjasama ini juga kepada pembeli karena ada sebab, sedangkan
merupakan ijma’ ulama yang terdapat dalam ‫ ﺍﻟﻐﻨﻢ‬adalah kelebihan yang terdapat pada
syariat Islam. tempatnya.
Di samping musyarakah, investasi juga Dapat dipahami bahwa investor yang
dapat dilakukan melalui prinsip mudharabah. memberikan modal maupun pihak yang
Kerjasama ini merupakan wujud antara pihak bekerja akan menikmati manfaat jika kerjasama
yang mempunyai modal (sahib al-mặl) dengan tersebut memperoleh keuntungan, sebaliknya
pengelola (mudharib). Dengan demikian kalau terjadi kerugian dalam investasi ini,
kerjasama dalam bentuk musyarakah dan masing-masing pihak juga mengalami
mudharabah merupakan kerjasama yang kerugian. Jadi dalam hal ini tidak ada pihak
berperan dalam melakukan investasi. yang diuntungkan dan juga tidak ada yang
Pembagian keuntungan dan kerugian dalam rugi sama sekali.
kerjasama ini berdasarkan pada keuntungan Di samping itu terdapat peraturan investasi
dari modal. Untuk itu persoalan kerja, dan dalam Ekonomi Syari’ah, yaitu:
upah serta jasa telah ditetapkan Islam melalui
1. Setiap individu semestinya memperhatikan
keuntungan dan kerugian. Hal ini merupakan
halal dan haram
prinsip keadilan sesama mereka yang ikut
bekerjasama, karena itu dalam melakukan Dalam Islam telah diatur sedemikian rupa
kerjasama, pihak yang melakukan kerjasama bagaimana proses awal untuk memperoleh
88 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2017

harta dan pemanfaatannya, hal ini mesti dengan sebab ini Islam mempunyai prinsip
berdasarkan pada prinsip halal, mesti pelarangan terhadap unsur judi dan segala
terhindar dari yang haram. Karena itu jenis gharar, kerana banyak membawa
pengelolaan harta tidak boleh keluar kemudaratan kepada masyarakat.
dari ruang lingkup yang telah ditetapkan 4. Larangan transaksi dengan paksaan
oleh Islam. Demikian juga halnya dalam Prinsip ini merupakan salah satu yang
investasi, dimana investor muslim mesti diperlukan dalam melakukan tranaksi.
membedakan antara investasi dalam Sebenarnya kebebasan untuk membuat
bentuk barang yang halal maupun haram. pilihan dan keinginan melakukan
2. Larangan riba perdagangan yang terbebas dari keterpaksaan
Keuntungan yang diperoleh melalui riba senantiasa harus dijalankan dalam semua
diharamkan dalam ekonomi syari’ah. aktivitas perdagangan. Paksaan secara
dasarnya adalah keuntungan yang berasal langsung atau tidak dalam perdagangan
dari penambahan terhadap pokok hutang, modern tidak dibolehkan secara Islam
karena aktivitas seperti ini melanggar
Dalam ekonomi syari’ah, para pelaku pasar
kaedah pokok dalam ekonomi syari’ah,
diberi kebebasan untuk keluar masuk pasar,
yaitu keadilan. Di samping itu terdapat
dimana kebebasan dalam aktivitas ekonomi
unsur penindasan dan kezaliman yang
merupakan tiang utama dalam struktur pasar
berakibat kepada pengambilan keuntungan
Islami. Hal ini dapat diperhatikan bahwa
tanpa risiko, yang tidak sepadan dengan
sepanjang sejarah kebebasan ekonomi telah
keuntungan semasa terjadinya transaksi.
dijamin sebagai tradisi masyarakat dan dengan
Riba tersebut terdiri dari tiga unsur: i)
sistem hukumnya. Demikian juga halnya
Tambahan atas modal. ii) Ketentuan
dengan harga, dimana Rasulullah sendiri tidak
banyaknya tambahan itu didasarkan
bersedia menetapkan harga-harga meskipun
kepada masa. iii) Tambahan itu menjadi
harga membumbung tinggi saat itu (Asy-
syarat dalam transaksi.
Syaukani, t.th: 232-233).
3. Larangan gharar dan perjudian
Ketidaksediaan Rasulullah tersebut
Gharar merupakan ketidakpastian didasarkan atas prinsip tawar menawar
terhadap barang yang diperdagangkan, secara sukarela (‘an taradhin). Bagaimanapun
sehingga mengakibatkan penipuan. beliau selalu berusaha untuk memperkecil
Perdagangan yang berbentuk perjudian kesenjangan informasi di pasar ketika beliau
juga termasuk pada gharar. Perdagangan ini menolak gagasan untuk menerima para
semata-mata berdasarkan spekulasi yang produsen pertanian sebelum mereka sampai
melibatkan ketidakpastian. Di samping di pasar dan harus mengetahui informasi
itu faktor akhlak dan moral merupakan apa yang terjadi di pasar, sebagaimana sabda
pertimbangan yang sangat penting, Rasulullah SAW dalam kitab Shahih Bukhari:
Investasi Sukuk: Perspektif Ekonomi Syari’ah (Hulwati) 89
Rasulullah s.a.w telah bersabda: Janganlah perbedaan kontrak bisnis (sakk), letter of credit
kamu halangi sekumpulan orang dan janganlah
(suftajah) dan pemindahan hutang (hawalah)
orang bandar menjual untuk orang kampung.
Tawus bertanya kepada Ibn cAbbās: Apa erti (Udovitch, 1970:86).
sabda Rasul Allah s.a.w: Janganlah orang Secara singkat AAOIFI (Accounting and
bandar menjual untuk orang kampung itu?
Jawabnya: Janganlah orang bandar menjadi Auditing Organization for Islamic and Financial
orang tengah. Riwayat Bukhārī. Institutions) mendefinisikan sukuk sebagai
sertifikat bernilai sama yang merupakan
Dengan demikian ekonomi syari’ah
bukti kepemilikan yang tidak dibagikan atas
mempunyai perhatian yang cukup besar
suatu asset, hak hak manfaat, dan jasa-jasa
terhadap perputaran barang dan jasa yang
atau kepemilikan atas proyek atau kegiatan
tersedia di pasar agar dapat bebas, jauh
investasi tertentu. Dalam persektif Islam
dari permainan. Berdasarkan inilah Islam
modern, sukuk disebut juga dengan sekuritisasi
memperhatikan sejumlah aturan-aturan moral
yang dilakukan dengan penerbit. Sukuk
dan hukum, untuk menjadikan pasar sebagai
disamakan dengan obligasi, namun terdapat
medan mulia dan kompetisi sehat, terhindar
perbedaan dalam hal pembayaran imbalan,
dari praktik monopoli dan semua cara yang
obligasi berdasarkan bunga sementara sukuk
dilarang untuk keuntungan yang lebih besar.
berdasarkan prinsip syariah.
Konsep Sukuk Fakta empiris membuktikan bahwa sukuk
Sukuk berasal dari bahasa Arab Sakk telah digunakan secara luas oleh masyarakat
jamaknya sukuk; dokumen, deed; check; cheque muslim pada abad pertengahan dalam bentuk
merupakan sertifikat keuangan, tetapi dapat surat berharga yang mewakili kewajiban
juga diistilahkan dengan obligasi syariah. pembiayaan yang berasal dari perdagangan
Istilah sukuk ini telah digunakan sejak periode dan kegiatan komersial lainnya. Standar
Islam klasik yang dikenal dengan cheque efektif mencatat bahwa sukuk adalah sertifikat
(sebutan orang-orang Persia); yang mewakili dengan nilai yang sama yang mewakili
suatu dokumen dalam suatu kontrak. Secara bahagian kepemilikan yang sepenuhnya
empirik sukuk digunakan selama abad Islam terhadap tangible asset, manfaat dan jasa
pertengahan untuk mentransfer kewajiban atau kepemilikan dari aset suatu proyek atau
keuangan dari perdagangan melalui aktivitas aktivitas investasi.
komersial lainnya.Walter dan Abraham Instrumen sukuk ini telah diterbitkan
Udovitch menyatakan bahwa aktivitas ini oleh beberapa negara menjadi instrumen
digunakan dalam perdagangan internasional pembiayaan yang cukup penting baik swasta
dalam Islam; istilah yang digunakan adalah maupun pemerintah, misalnya Malaysia,
saftajah yang mewakili kewajiban finansial Bahrain, Qatar, Pakistan, Jerman. Pemerintah
dalam perdagangan, qardh (pinjaman) Indonesia telah menerbitkan Surat Berharga
dan aktivitas mudarabah. Namun terdapat Syariah Negara melalui UU No 19 tahun
90 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2017

2008. Sukuk Negara adalah surat berharga Mekanisme transaksi pada Sukuk
negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip Pada saat ini dapat disaksikan ijtihad para
syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan ekonom Islam kontemporer, dimana telah
terhadap Aset SBSN. Penerbitan sukuk menampakan usaha yang luar biasa terhadap
pemerintah/negara ini bertujuan untuk keuangan dan perbankan, ini dapat dilihat
pembiayaan proyek-proyek tertentu bagi suatu dengan berdirinya lembaga keuangan syari’ah
negara dalam jangka waktu pendek (Islamic melalui produk-produk yang berdasarkan
Treasury Bills) yang juga dapat digunakan syari’ah. Tidak terkecuali halnya dengan
sebagai instrumen pasar uang. lembaga pasar modal dengan instrumen
Penerbitan sukuk terlebih dahulu harus yang ada. Kesadaran mulai timbul untuk
mendapatkan pernyataan kesesuaian prinsip mengaplikasikan instrumen yang berdasarkan
syariah (syariah compliance endorsement) yang prinsip syari’ah.
bertujuan untuk meyakinkan investor Oleh karena itu peraturan investasi dalam
bahwa sukuk telah distruktur sesuai syariah. Islam semestinya menggunakan kaedah ‫أﻟﻐﺮم‬
Pernyataan syariah compliance tersebut bisa ‫ ﺑﺎ ﻟﻐﻨﻢ‬yaitu tidak ada keuntungan tanpa
diperoleh dari individu yang diakui secara luas risiko, dengan pengertian mesti ada sikap adil
pengetahuannya di bidang syariah atau institusi dalam bermuamalah. Karena itu hubungan
yang khusus membidangi masalah syariah. masyarakat dengan masyarakat hendaknya
Untuk penerbitan sukuk di dalam negeri, syariah tercermin pada sikap saling membantu dan
compliance endorsement diberikan oleh Dewan bekerjasama dalam hal kebaikan, sehingga
Syariah Nasional – MUI (Fatwa Dewan akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat
Syariah Nasional terkait dengan penerbitan bagi manusia. Dengan begitu tindakan ini
Sukuk Negara, yaitu: (1) Fatwa Dewan Syariah harus terlihat dalam bentuk kerjasama, sikap
Nasional Nomor 69/DSN-MUI/VI/2008 tolong menolong dalam rangka memenuhi
tentang Surat Berharga Syariah Negara; kepentingan masing-masing.
(2) Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor
Ma k a b e r m a k n a s e k a l i a p a y a n g
70/DSN-MUI/VI/2008 tentang Metode
dikemukakan oleh Dewan Idiologi Islam
Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara;
Pakistan bahwa penghapusan bunga hanya
(3) Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor
salah satu bahagian dari keseluruhan sistem
71/DSN-MUI/VI/2008 tentang Sale and
nilai-nilai syari’ah dan langkah ini saja tidak
Lease Back; (4) Fatwa Dewan Syariah Nasional
dapat diharapkan untuk melakukan perubahan
Nomor 72/DSN-MUI/VI/2008 tentang Surat
secara keseluruhan terhadap sistem ekonomi
Berharga Syariah Negara Ijarah Sale and Lease
sesuai dengan maqashid asy-syari’ah. Berkaitan
Back; (5) Fatwa Dewan Syariah Nasional
dengan itu Naqvi mengungkapkan kesepakatan
Nomor 76/DSN-MUI/VI/2010 tentang
umum tidak mungkin menghapuskan bunga
SBSN Ijarah Asset to be Leased).
melalui ketetapan administrasi tanpa membuat
Investasi Sukuk: Perspektif Ekonomi Syari’ah (Hulwati) 91

alternatif keuangan dan persiapan-persiapan Aset keuangan yang mempunyai aliran


institusional yang riil. Memang pekerjaan ini tunai (cash flow) pada masa yang akan datang
sukar, namun tidak mustahil untuk dilakukan. akan dijual oleh perusahaan yang memerlukan
Mekanisme sukuk dilakukan melalui likuiditas kepada pihak ketiga secara tunai,
proses pensekuritian aset. Pensekuritian adalah hal ini dikenal dengan istilah special purpose
proses penukaran sesuatu yang tidak likuid vehicle (SPV). SPV ialah sebuah perusahaan
menjadi likuid dengan mewujudkan beberapa yang didirikan untuk memudahkan urusan
mekanisme pasar, sehingga sekuritas ini dapat pembiayaan, penerbitan dan jual beli obligasi,
diperdagangkan. Proses pensekuritisasian secara dan selalu mempunyai pembayaran modal yang
syariah harus memenuhi beberapa kriteria kecil. Untuk membayar pembelian aset, SPV
sebagaimana yang dijelaskan dalam Fatwa akan menerbitkan sekuritas kepada investor
Dewan Syariah Nasional Nomor 70/DSN- berdasarkan aliran tunai dan underliying asset.
MUI/VI/2008 tentang Metode Penerbitan Dengan sendirinya investor akan memperoleh
Surat Berharga Syariah Negara yaitu: keuntungan yang akan dikelola oleh SPV. Di
1) Harus meliputi sekuritisasi aset yang nyata samping itu pensekuritisasian aset melibatkan
dan ada. pengalihan resiko kepada pihak ke tiga (SPV).
Pembayaran kepada investor diperoleh secara
2) Kontrak aset ayn yang telah ada mesti
langsung atau tidak langsung melalui aliran
bersandarkan Islam.
tunai dari aset tersebut.
3) Aktivitas keuangan mesti dibolehkan
Peringkat ini diperoleh dari kualitas
syariah.
aset dasar, bukan peringkat kredit pemilik
Sementara pensekuritian aset merujuk asal aset (biasanya dikenal dengan istilah
kepada pemilikan hak dan kerjasama. Kontrak originator) dalam penerbitan obligasi oleh
ini terdiri dari mudarabah, musyarakah dan emiten. Dengan demikian aliran tunai dapat
ijarah. Pensekuritian aset merupakan proses dijadikan underlying asset yang mempunyai
penerbitan sekuritas dengan cara menjual nilai, sehingga pembiaya akan mendapatkan
aset keuangan tertentu kepada pihak ke tiga, dana tanpa menunggu dalam waktu yang lama
dan perlu diketahui secara pasti aset dasarnya untuk mendapatkan kembali hutangnya.
(underlying asset). Mekanisme transaksi Sukuk: i) membuka
Tujuan dari pensekuritian aset ini adalah rekening pada salah satu bank umum (bank
untuk likuidasi atau mendapatkan dana baru umum syariah/bank umum konvensional)
dengan biaya yang lebih menarik dibandingkan dan salah satu sub-registry; ii) mengisi formulir
dengan pinjaman melalui institusi keuangan pemesanan dari Agen Penjual yang ditunjuk
lainnya. Melalui proses ini, investor ataupun oleh pemerintah dengan melampirkan
perusahaan akan memperoleh modal secara fotokopi KTP/SIM; iii) menyetor dana
langsung kapanpun mereka inginkan. tunai ke rekening khusus Agen Penjual dan
92 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2017

menyampaikan bukti setor dana kepada Agen Malaysia. Ketika investor bermaksud untuk
Penjual sesuai dengan jumlah pemesanan; iv) menghabiskan muqarradah bonds sebelum
memperoleh hasil penjatahan pemerintah dari jatuh tempo, maka ia dapat menjual asetnya
Agen Penjual sesuai dengan ketentuan yang berdasarkan nilai pokok (Rosli, 200:1-14).
berlaku; v) menerima bukti kepemilikan Sukuk Dengan demikian muqarradah bonds tidak
Negara Ritel dari Agen Penjual; vi) menerima perlu kepada pensekuritian.
pengembalian sisa dana dalam hal jumlah
2. Prinsip Ijarah
pemesanan tidak seluruhnya dikabulkan.
Ijarah adalah memberi penyewa kesempatan
Jenis-jenis sukuk: untuk mengambil pemanfaatan dari barang
sewaan dalam jangka waktu tertentu dengan
1. Prinsip Mudarabah atau muqarrad bonds
imbalan telah disepakati bersama. Dalam hal
Istilah muqarradah diambil dari kata qirad,
ini hak kepemilikan tidak akan berubah, hanya
sinonim dengan mudarabah, dimana prinsip
saja hak memanfaatkan berpindah dari yang
ini secara umum digunakan oleh Hanafi
menyewakan kepada penyewa.
dan Hanbali, sementara Maliki dan Syafi’i
Dapat diumpamakan sejumlah dana yang
memakai istilah muqarradah. Mudarabah
digunakan untuk membeli aset seperti real estate
atau muqarradah dianggap sebagai alternatif
atau alat-alat lain untuk tujuan disewakan pada
pembiayaan yang berbeda dengan pembiayaan
penyewa. Pemilik aset (perusahaan) misalnya
yang berasaskan bunga.
menetapkan dana dan sewa yang dibayar oleh
Muqarradah bonds adalah suatu kontrak
penyewa (investor). Masing-masing investor
dengan modal disediakan oleh beberapa
diberi sertifikat yang dikenal dengan istilah
orang dan pengelola modal. Obligasi syariah
sukuk. Dengan begitu sukuk dapat dikatakan
ini telah disahkan secara internasional oleh
mewakili kepemilikan dana yang terdapat pada
IOC Academy. Obligasi ini diajukan sebagai
aset tersebut, bukan dalam bentuk utang, ia
alternatif dari interest-bearing bonds yang
dapat dijual dan dibeli di pasar sekunder.
berarti pinjaman bagi hasil. Sebagai pengelola,
Skim ijarah dinilai cukup perspektif bagi
perusahaan akan menerbitkan sertifikat
emiten yang bermaksud untuk menerbitkan
obligasi kepada investor (pemilik dana)
obligasi syariah. Skim ini dalam beberapa hal
dengan tujuan untuk melaksanakan proyek
lebih menguntungkan dari skim mudarabah.
tertentu, proyek ini langsung dikelola oleh
Skim obligasi dengan sistem ini memiliki
perusahaan. Keuntungan dari proyek ini
beberapa keuntungan kepada investor. Sebagai
akan dibagikan berdasarkan persentasi yang
ilustrasi dapat dikemukakan seorang pemilik
disepakati (Achsien, 2001).
gedung yang ingin mengembangkan usahanya.
Dalam penjualan muqarradah bonds,
Gedung tersebut jelas disekuritisasikan senilai
investor tidak terlibat dalam jual beli
Rp 4 milyar misalnya. Oleh investor gedung
secara diskoun, seperti yang diaplikasikan
itu disewakan kembali pada pemilik dalam
Investasi Sukuk: Perspektif Ekonomi Syari’ah (Hulwati) 93

masa 4 tahun dengan nilai sewa 5 milyar c. Barang yang dipesan akan diantar oleh
dan akhir periode gedung bisa menjadi milik perusahaan kepada investor, sebagaimana
penyewa. Ketika dalam penyewaan terjadi yang telah dinyatakan dalam prospectus.
gagal bayar (default) maka posisi investor Kontrak ini hanya dapat dilakukan untuk
berada dalam keadaan aman. Ia dapat menarik barang nyata atau mithliy.
gedung tersebut karena pada dasarnya gedung
Bagaimanapun faktor likuiditas merupakan
tersebut miliknya. Jadinya skim ini lebih
aspek yang sangat penting, dimana investor
menguntungkan dibanding mudarabah dalam
dapat menjual sertifikat ini di pasar modal,
kasus di atas, karena investor menerima bagi
sekiranya harga yang diharapkan pada komoditi
hasil bisa besar dan kecil sesuai dengan kondisi
tersebut lebih tinggi pada jatuh tempo. Apabila
usaha yang dikelola.
terjadi sebaliknya, maka investor dapat menjual
Meskipun Malaysia telah menggunakan sertifikat ini sebelum jatuh tempo.
prinsip ijarah dalam perdagangan obligasi
syariah, tetapi pelaksanaannya berdasarkan pada Analisa terhadap Investasi Sukuk
prinsip bayc al-dayn (jual beli secara diskoun). Di samping itu perlu dipahami bahwa
3. Prinsip bay al-salam prinsip al-māl adalah prinsip yang membolehkan
instrumen ini diterbitkan dan mempunyai
Bay al-salam merupakan jual beli dari
nilai mesti disandarkan pada pensekuritisasian
komoditi yang dijelaskan secara spesifik
aset. Dengan demikian dapat dipahami bahwa
kuantitas dan kualitas dari barang yang akan
sesuatu yang disandarkan pada sifat māl
dibeli, dimana barang yang dibeli dihantarkan
berfungsi untuk memberi keyakinan kepada
pada masa datang sesuai dengan waktu yang
pemiutang untuk menyerahkan dana. Dengan
telah disepakati. Ilustrasi penerbitan sertifikat
makna lain māl yang dijadikan sandaran dapat
salam ini dapat diasumsikan sebagai berikut
digunakan untuk menebus hutang, apabila
(El-Gari, 1999:11-12):
terjadi kegagalan dalam pembayaran hutang.
a. Suatu perusahaan memerlukan dana
Penerbitan insrumen investasi sukuk ini
sebanyak Rp 500 juta, dalam hal ini
dapat dipandang sebagai inovasi baru dalam
perusahaan dapat menerbitkan sertifikat
keuangan syariah. Sukuk bukan instrumen
salam yang jumlahnya dalam satuan yang
utang piutang dengan imbalan bunga, seperti
kecil katakanlah 10.000 untuk setiap
obligasi yang dikenal pada pasar modal
serifikat.
konvensional, tetapi sebagai instrumen
b. Masing-masing sertifikat mewakili kontrak
investasi, Sukuk diterbitkan dengan suatu
salam, dimana penjual adalah perusahaan
underlying asset dengan prinsip syariah yang
yang menerbitkan sertifikat, sedang
jelas. Dalam aplikasinya semua aset yang
pembeli adalah investor yang membeli
dijual datang dari pihak pembiaya, dimana
sertifikat dengan harga nominal.
pembiaya akan menjual sesuatu barangan
94 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2017

kepada pembeli dengan harga tertangguh, “Segala sesuatu yang boleh diambil atau
dimiliki dengan sengaja.”
kemudian pihak pembiaya akan membeli
semula barangan tersebut dengan harga tunai Konsekuensinya pemegang sertifikat
yang dibayar dengan harga yang lebih murah (investor) adalah orang yang memiliki hak
dari harga tertangguh (El-Gari, 1999:11-12). untuk menebus kembali utang mereka
Dengan demikian sertifikat sukuk yang sebagaimana tertulis dalam sertifikat.
diterbitkan perusahaan dikenal dengan istilah Bagaimanapun hak ini tidak boleh diambil
wathiqah dayn, sukuk atau shahdah al-dayn. Fungsi oleh siapapun ,dan dapat dijual di Pasar karena
sertifikat ini hanyalah sebagai alat keuangan, benar-benar hak yang mempunyai status
yaitu untuk memudahkan pemindahan hak haq al-maliy atau harta yang diterima dan
milik, sama halnya dengan sertifikat saham. boleh diperdagangkan, dan ini sesuai dengan
Serifikat ini boleh diperdagangkan di pasar ketetapan hukum Islam (Suyuti, 1959:137):
primer untuk pertama kali, karena didasarkan
dengan aset (underlying asset), bukan sertifikat ‫ﻻ ﻳﻘﻊ اﺳﻢ إ ﻻ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻟﻪ ﻗﻴﻤﺔ ﻳﺒﺎع‬
utang yang terdapat pada obligasi konvensional. ‫ﺎ وﻳﻠﺰم ﻣﺘﻠﻔﻪ‬
Hal ini berarti pemindahan aset kepada objek “Tidak dikatakan sebagai harta, melainkan
yang mempunyai nilai, sehingga ia menjadi objek harta itu mempunyai nilai (yang dapat dijual
perdagangan dimanapun ia diperjualbelikan, dan digunakan)”.
baik pada pasar primer maupun pasar sekunder. Bagaimanapun investasi sukuk merupakan
Haq al-maliy yang dikeluarkan melalui proses suatu proses kepemilikan aset yang dipindahkan
ini membolehkan pemegang instrumen untuk kepada sejumlah investor melalui surat
mengatur instrumennya supaya dapat diuangkan berharga yang umum dikenal seperti sanadat,
dan untuk mendapatkan keuntungan jika sertifikat, sukuk atau isntrumen lain yang
diperlukan. Oleh karena itu sertifikat dapat menggambarkan proporsi dari nilai aset yang
dimanfaatkan untuk mendapatkan uang relevan. Namun dalam aplikasinya belum
dengan membeli kembali sertifikat tersebut sepenuhnya menggunakan syariah seperti masih
dari si berutang, apabila sampai jatuh tempo, terdapat jual beli diskoun, imbalan/kupon
sehingga dapat dikatakan bahwa sertifikat ini dengan jumlah tetap (fixed coupon) sampai pada
dikategorikan sebagai māl yang dapat dikuasai tanggal jatuh tempo, imbalan/kupon Sukuk
dan dimanfaatkan, sebagaimana pendapat Negara Ritel dibayar setiap bulan atau sesuai
Jumhur dalam kitab al-Madkhal li Dirasah al- dengan kesepakatan. Jika dianalogikan dengan
Syaricah al-Islamiyyah (Abdul Karim Zaidan: asset yang dimiliki seharusnya tidak ada jual beli
1989:183): asset yang dilakukan secara diskoun. Secara riil

‫ﻛﻞ ﻣﺎ ﳝﻜﻦ ﺣﻴﺎزﺗﻪ واﻷ ﺗﺒﺎع ﺑﻪ ﻋﻠﻰ‬ asset yang dimiliki seseorang akan meningkat
harganya dibanding sebelumnya, misal gedung
‫وﺟﻪ ﻣﻌﺘﺎ د‬ atau rumah dan sebagainya.
Investasi Sukuk: Perspektif Ekonomi Syari’ah (Hulwati) 95

Di samping underliying asset tersebut Al-Amidi. (1980). al-Ihkām fīi Usūl al-Ahkām.
mesti bersandarkan pada aturan berinvestasi Bairut: Dār al-Kutub al-Ilmiyyah.
menurut ekonomi syari’ah sebagaimana uraian
Al-Bashir, Muhammad. (2001). The Islamic
sebelumnya, seperti halal haram, bebas dari
Bonds Market: Possibilities and Challenge,
riba dan larangan gharar. Hal yang paling
International Journal of Islamic Financial
urgen adalah bahwa investasi melalui sukuk
Services, 3(1).
merupakan sesuatu yang diperlukan. Oleh
itu keperluan merupakan dasar, dimana Al-Munajjid, Muhammad Salih. (1999).
suatu keadaan sekiranya tidak dipenuhi akan Auctions, Investing in Bonds, International
menimbulkan kesempitan dan kesukaran, dan Journal of Islamic Financial Services. 1 (3).
keperluan ini mesti disesuaikan dengan masa
Darmadji, Tjiptono & Hendy M. Fakhruddin.
itu. Firman Allah dalam surat al-Hajj ayat 78:
(2001). Pasar Modal di Indonesia. Jakarta:
‫ِﻦ َﺣ َﺮٍج‬ ِ ‫َوَﻣﺎ َﺟ َﻌ َﻞ َﻋﻠَﻴْ ُﻜ ْﻢ ِﰲ اﻟ ﱢﺪ‬
ْ ‫ﻳﻦ ﻣ‬
Penerbit Salemba Empat.

Dan Ia tidak menjadikan kamu menanggung Huda, Nurul & M. Edwin. (2007). Invesatasi
sesuatu keberatan dan susah payah dalam pada Pasar Modal Syariah. Jakarta: Kencana.
perkara agama.
Jusmaliani. (2008). Investasi Syariah;
KESIMPULAN Implemenatsi, Konsep pada Kenyataan
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil Empirik. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
kesimpulan bahwa sukuk merupakan investasi Kahf, Monzer. (1997). the Use of Assets Ijarah
yang kondusif dan solusi untuk mengurangi Bond for Bridging the Budget Gap, Islamic
beban hutang luar negeri. Untuk itu pemerintah Economic Studies, 4 (2).
seyogianya untuk menerbitkan sukuk untuk
peluang investasi. Namun penerapan sukuk Malik. (1983). Kitab al-Muwatta’ Imam Malik.
negara sudah mulai berkembang dan diminati. Bairut: Dār al-Afaq al-Jadidah.
Di samping itu perlu dipahami bahwa prinsip Nabil, A. Saleh. (1992). Unlawful Gain and
perdagangan dalam Islam mesti bebas dari Legitimate Profit in Islamic Law; Riba,
bunga, kemudian kerugian mesti berada pada Gharar and Islamic Banking. 2nd Edition.
masing-masing pihak yang terlibat dalam London: Graham & Trotman.
pembiayaan, sementara keuntungan mesti
dilakukan berdasarkan usaha dan pengambilan Nathif J. Adam & Abdulkader Thomas.
risiko. (2004). Islamic Bonds; Your Guide to
Issuing, Structuring and Investing in Sukuk.
DAFTAR PUSTAKA London: Eoromoney Books.

Abidin. (1994). Radd al-Mukhtār. Bairut: al- Saeed, Abdullah. (1996). Islamic Banking and
Kitab al-Ilmiyah. Interest a Study of the Prohition of Riba and
96 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2017

its Contemporary Interpretation. New York: Ustman, M.S. (1996). al-Mu’āmalāt al-
E.J. Brill. Māliyyah al-Mu’asirah fi al-Fiqh al-Islāmiyy.
Jordan: Dār al-Nafais.
Syahatah, Husein & A. Fayyadh. (2004). Bursa
Efek: Tuntunan Islam dalam Transaksi di Qardawi, Yusuf. (2001). Bunga Bank Riba.
Pasar Moda. Surabaya: Pustaka Progressif. Terj. Setiawan Budi Utomo. Jakarta:
Media Eka Sarana.
Udovitch. (1970). Partnership and Profit in
Medieval Islam. New Jersey: Pricenton
University Press.

Anda mungkin juga menyukai