Anda di halaman 1dari 142

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT

MASYARAKAT BERINVESTASI SUKUK MELALUI AGEN BANK


SYARI’AH
(Studi pada Sukuk Ritel seri SR 001 yang Dipasarkan Bank Syari’ah
Mandiri Cabang Kudus)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starta Satu (S.1)
Dalam Ilmu Syari’ah Jurusan Ekonomi Islam (EI)

Oleh:
MOCH CHAMBALI
062411018

FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010

1
2
3
4

DEKALARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis


menyatakan bahwa karya ini tidak berisi materi skripsi yang
pernah ditulis oleh orang lain. Skripsi ini disusun oleh penulis
berdasarkan informasi dari referensi yang dijadikan rujukan.

Semarang, 14 Nopember 2010


Deklarator

Moch Chambali
NIM: 062411018
5

MOTTO

‫ ﻭ ﺍﻋﻤﻞ ﻵﺧﺮﺗﻚ ﻛﺄﻧﻚ‬، ً‫ﺍﻋﻤﻞ ﻟﺪﻧﻴﺎﻙ ﻛﺄﻧﻚ ﺗﻌﻴﺶ ﺃﺑﺪﺍ‬

{ ‫ﲤﻮﺕ ﻏﺪﺍً } رواﻩ اﺑﻦ ﻗﺘﻴﺒﺔ‬

Bekerjalah Untuk Duniamu Seakan Engkau Hidup Selamanya, Dan


Beramallah Untuk Akhiratmu Seakan Kamu Meninggal Esok
(Hadist riwayat Ibnu Qutaibah)
6

ABSTRAK

Pasar modal Indonesia yang telah merayakan ulang tahunnya ke-30, namun
masih sangatlah rendah jumlah investor domestiknya, hanya 600 ribu atau sekitar 0.1%
dari jumlah penduduk Indonesia. Disamping itu, perkembangan instrumen investasi
tidak banyak perubahannya terlebih obligasi atau sukuk, data statistik BEI mencatat,
hingga tahun 2007 jumlah emiten sukuk hanya ada 6 perusahaan saja. Selanjutnya tahun
2008 terjadi krisis global dan BAPEPAM-LK sempat memberlakukan kebijakan
suspensi untuk melindungi kepentingan investor.
Untuk membangkitkan gairah investasi di Indonesia, tanggal 30 Januari 2009,
Pemerintah Republik Indonesia secara resmi mengeluarkan Sukuk ritel berseri SR 001
dengan target penjualan sebesar Rp. 3,4 triliun. SR 001 merupakan instrumen investasi
berbasis syari’ah pertama yang ditujukan untuk pasar ritel domestik. Meskipun ditengah
kondisi krisis, SR 001 mampu menarik minat masyarakat untuk menanamkan
modalnya, selain itu ada kecenderungan positif terhadap perbankan syari’ah sebagai
tempat pembelian IPO. Dimana BSM mampu mencapai sukses sebesar 130% dari terget
yang ditetapkan.
Penelitian ini bertujuan untuk 1) menganalisa interrelationship antara faktor
risiko dan atribut produk Islami yang mempengaruhi minat masyarakat berinvestasi
Sukuk SR001, dan 2) untuk mengetahui daya tarik BSM dalam menjual Sukuk SR001
menurut sudut pandangan investor.
Kuantitatif dipilah sebagai metode yang digunakan untuk mengurai masalah
dengan teknik regrasi linier berganda. Subjek penelitian sebanyak 41 responden,
menggunakan teknik convenience random sampling. Pengumpulan data menggunakan
instrumen angket tertutup untuk menjaring data risiko investasi (X1) dan atribut
instrumen Islami (X2), serta angket tertutup untuk menjaring data Minat Berinvestasi
(Y).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan
antara X1 dengan Y sebesar 41,2%, sedangkan X2 dengan Y sebesar 87,9%. Adapun
hasil regresi simultan menunjukkan nilai f sebesar 18,576 dengan signifikansi 0,000
atau 0%. Koefisien determinasi R2 = 0,468 Hal ini menunjukkan bahwa 46,8% variasi
skor minat berinvestasi ditentukan oleh risiko investasi dan atribut instrumen Islami,
persamaan regresinya Y = -1,823 + 0,412X1 + 0,879X2.
Alasan utama investor memilih BSM sebagai tempat pembelian sukuk SR 001
dikarenakan BSM memiliki daya tarik dalam hal profesionalisme kerja, terbukti 41,5%
responden mengakuinya, kemudian sesuai syari’ah sebesar 29,3%, dan 19,5% adalah
kepercayaan dari investro terhadap BSM.
Pemerintah harus mampu mewujudkan kesejahteraan rakyat seadil mungkin,
karena investor yakin SR 001 mampu memberikan kemakmuran dengan adil
berdasarkan prinsip syari’ah, begitu juga perbankan syari’ah dimana investor telah
melihat mampu bekerja profesional dan memberiakn hasil investasi yang optimal
sehingga perlu terus meningkatkan cervice quality terhadap nasabahnya.

Kata kunci : risiko investasi, atribut instrumen Islami, minat investasi.


7

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kami persembahkan untuk:

Ayahanda dan ibunda tercinta, H. Muhtadi dan Hj,

Mukaromah (Alm) yang telah berjuang sekuat tenaga dan tak

kenal lelah demi mendididik putra-putrinya dalam

menggapai kesuksesan,

Isteriku tercinta, Enik Normawati, yang keberadaannya

menjadi spirit dalam tanggungjawab. Dengan kekuatan cinta

dan kasih sayang serta kesetiaan sehingga mampu kami

selesaikan skripsi ini,

Saudara-saudaraku yang slalu memberikan motivasi dan

support,

Almameter IAIN Walisongo Semarang

Agama Islam, Nusa dan Bangsa Indonesia.


8

KATA PENGANTAR

Sujud syukur kami rungkukkan kehadirat Allah SWT yang Maha Mengetahui,

Mana Adil, lagi Maha Penyayang berkat melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya.

Sehinga kami dapat meyelesaikan penulisan skripsi guna melengkapi persyaratan

menyelesaikan studi di Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo. Shalawat serta salam kami

haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan pegangan hidup bagi

setiap makhluq untuk sadar dengan ketidak sempurnannnya, dan berusaha untuk berbuat

baik bagi masyarakat. Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapatkan syafaatnya

di hari akhir.

Bukan tanpa aral rintangan, banyak proses yang harus dilewati, banyak pula pihak

yang turut membantu kelancaran penulisan skripsi ini, kami telah berusaha dengan

segala daya dan upaya guna meyelesaikannya. Namun tanpa bantuan dari berbagai

pihak lain yang dengan keihlasan hati tentunya karya ini tidak mungkin dapat terwujud.

Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimaksih kepada mereka yang telah banyak

memberi sumbangan kepada penulis dalam rangka menyelesaikan karya ini, mereka

adalah :

1. Bapak Rektor dan Pembantu Rektor Bagian Kemahasiswaan IAIN Walisongo

Semarang.

2. Bapak Dekan, Pembantu Dekan, dan segenap Birokrasi Fakultas Syari’ah IAIN

Walisongo Semarang.

3. Bapak Muhammad Saifullah, S. Ag, M. Ag. Selaku Kepala Program Studi

Ekonomi Islam dan pembimbing penulis, yang selalu memberikan motifasi kepada

mahasiswanya serta telah memberikan bimbingan yang sangat berharga bagi

penulis.
9

4. Bapak H. Muchamad Fauzi, SE. MM, selaku pembimbing peneliti, telah banyak

waktu yang di luangkan serta mendampingi saat beridiskusi tentang pendalaman

skripsi, tidak ketinggalan pula terimakasih atas nilai kompre yang telah bapak

berikan.

5. Bapak Rahman El Yunusi, S.E., M.M. yang sabar dan penuh ketulusan dalam

meletakkan dasar pengetahuan statistika dan memberi nasehat yang sangat

bermanfaat pagi peneliti.

6. Bapak Ratno Agriyanto, S.Pd, SE. Terima kasih telah menjadi teman curhat penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini, serta bantuan-bantuan lain yang merepotkan

bapak.

7. Keluarga kami di rumah, terutama bapak, ibu serta saudara-saudara kami dengan

kasih sayang dan kesabaran selalu mendampingi dan merestui sarta teman-teman

mahasiswa dan aktifis kampus yang telah sudi diskusi bareng dengan peneliti. Dan

pihak-pihak yang talah membantu terselesainya laporan.

8. Buat wadyabala Justisia khususnya 2006, kita telah melalui banyak peristiwa yang

menjadikan kita mampu berfikir jernih untuk menyikapi dan merespon fenomena.

Senior-senior justisia (Mas Iman, Mas Teddy, Mas Nas, Bang Kopling, Jojo, dan

semuanya) terima kasih atas pendampingan dan diskusinya kapan-kapan kita

melean lagi.

9. Temen-temen eL_KEI (Wahyu, Asnal, Nuk, Nuridin, Anwar, Rian, Erfan, Edi)

yang telah berjuang bareng dalam menanamkan pengetahuan ke dalam diri kita

mengenai ekonomi Islam dan berusaha mewujudkannnya dalam prilaku. Teruslah

berjuang untuk membumikan ekonomi Islam.

10. Saudara-saudariku INSIDER 2006. Empat tahun lebih kita lalu bersama menjalani
10

kuliah, senang duka, tawa dan marah kita jalani bersama. Pererat hubungan ini dan

kalao ada info pekerjaan jangan lupa mamase yaaa!.

11. Sederek-sedulur beda mpak beda mbok KMKS (Nafis, Hasan, Nila, Farih, dan

semua yang tidak tersebutkan) jagalah kehangatan ikatan keluarga kita, kalau

keluarga tidak harmonis bagaimana dengan kehidupan kita dengan masyarakat

nanti. Jalin terus ikatan keluarga kita.

12. Dan yang terakhir adalah kepada Some One Spesial Cäyängq Enik Normawati yang

telah setia mendampingi, menghibur dan menjadi spirit dengan kekuatan cinta dan

kasih sayang juga kesetiaan atas terselesainya skripsi ini.

Tiada manusia yang sempurna, jauh sebelumnya kami meminta maaf setulus hati

kepada semua pihak atas kesalahan yang penulis pernah lakukan. Serta penulis harapkan

kritik yang arif serta saran yang konstruktif. Tidak lain supaya di waktu yang akan

datang kami dapat menyajikan karya ilmiyah yang lebih baik dari sebelumnya. Akhir

kalam, semoga skripsi ini bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya, pihak-pihak

yang berkepentingan, serta bagi peneliti khususnya.

Semarang 14 Nopember 2010

Penulis

Moch Chambali
11

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………. ...... i


NOTA PEMBIMBING…………………………………………………………. ii
PENGESAHAN……………………………………............................................ iii
DEKLARASI …………………………………………...................…………… iv
MOTTO………………………………………………………………………… v
ABSTRAK………………………………………………………… ………….. vi
PERSEMBAHAN…………………………………….......................…………. vii
KATA PENGANTAR …………………………………………….………….. viii
DAFTAR ISI…………………………………………………………..………. xi
DAFTAR TABEL …………………………………………………………….. xiii
DAFTAR GAMBAR ……………..…………………………………………… xiv
DAFTAR GRAFIK …………………………………………………………… xv
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB INDONESIA..……………………… xvi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................. 12
C. Tujuan Penelitian.................................................................. 12
D. Manfaat Penelitian................................................................. 13
E. Sistematika Penulisan Skripsi............................................... 14
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Konseptual............................................................ 16
B. Kerangka Pikir....................................................................... 35
C. Penelitian Terdahulu.............................................................. 35
D. Hipotesis................................................................................ 37
E. Definisi Operasional Variabel................................................ 37
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel.............................................................. 40
B. Metode Pengumpulan Data.................................................... 41
C. Teknik Analisis Data.............................................................. 45

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Bank Syari’ah Mandiri................................................ 56

B. Analisis Data......................................................................... 72
12

1. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian.............. 72


2. Analisis Faktor................................................................ 75
a. Kaiser-Meiyer-Olkin (KMO).................................... 76
b. Measure of Sampling Adequancy (MSA)................. 77
c. Rotasi Faktor equamax.............................................. 77
3. Uji Asumsi Klasik........................................................... 80
a. Pengujian Normalitas................................................ 80
b. Pengujian Autokorelasi............................................. 81
c. Pengujian Heterokedastisitas..................................... 81
d. Pengujian Multikolinieritas........................................ 82
4. Perhitungan Regresi Linier Berganda.............................. 83
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................ 95
B. Saran...................................................................................... 98
C. Penutup.................................................................................. 100

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
13

DAFTAR TABEL

Tabel. 1 Nama emiten, nilai emisi, dan waktu penerbitan ................................. 2


Tabel. 2 Pokok-pokok ketentuan dan Persyaratan Sukuk SR 001...................... 33
Tabel. 3 Jumlah Pembeli Sukuk SR 001 Berdasarkan Wilayah.......................... 34
Tabel. 4 Pengelompokan Profesi Investor Sukuk SR 001................................... 34
Tabel. 5 Definisi Operasional Variabel Penelitian.............................................. 38
Tabel. 6 Pengelompokan Investor Berdasarkan Jenis Kelamin........................... 67
Tabel. 7 Pengelompokan Investor Berdasarkan Usia.......................................... 67
Tabel. 8 Pengelompokan Nasabah Berdasarkan Pendidikan Formal.................. 68
Tabel. 9 Klasifikasi Nasabah Berdasarkan Pekerjaan.......................................... 69
Tabel. 10 Pengelompokan Nasabah Berdasarkan Penghasilan/Bulan................. 69
Tabel. 11 Pengelompokan Nasabah Berdasarkan Sumber Informasi.................. 70
Tabel. 12 Informasi Investor Berdasarkan BSM Menjadi Agen......................... 70
Tabel. 13 Besaran Investasi Pada Sukuk SR 001................................................ 71
Tabel. 14 Alasan Investor Memilih BSM............................................................ 71
Tabel. 15 Sikap Terhadap Risiko......................................................................... 72
Tabel. 16 Validitas dan Reliabilitas Variabel X1 (Risiko Investasi)................... 73
Tabel. 17 Validitas dan Reliabilitas Variabel X2 (Atribut Islami)...................... 74
Tabel. 18 Validitas dan Reliabilitas Variabel Y (Minat Investasi)...................... 75
Tabel. 19 KMO and Bartlett's Test...................................................................... 76
Tabel. 20 KMO and Bartlett's Test...................................................................... 76
Tabel. 21 KMO and Bartlett's Test...................................................................... 77
Tabel. 22 Rotated Component Matrix(a) Variabel X1......................................... 78
Tabel. 23 Rotated Component Matrix(a) Variabel X2......................................... 79
Tabel. 24 Rotated Component Matrix(a) Variabel Y........................................... 79
Tabel. 25 Perhitungan dan Pengujian Koefisien Determinan............................... 83
Tabel. 26 ANOVAb.............................................................................................. 86
Tabel. 27 Perhitungan dan Pengujian koefisien regresi parsial............................ 87
Tabel. 28 Rotated Component Matrix(a) Variabel X2......................................... 90
Tabel. 29 Alasan Investor Memilih BSM............................................................. 91
Tabel. 30 Rangkuman Koefisien Regresi Parsial................................................. 93
14

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Model Perilaku Investor Dalam Menentukan Investasi Menurut


Husnan................................................................................................................. 20
Gambar 2 Struktur Perusahaan Bank Syari’ah Mandiri Kudus........................... 64
15

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Pengujian Normalitas ............................................................................ 81


Grafik 2 Pengujian Heterokedastisita................................................................... 82
16

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB INDONESIA

Transliterasi yang dipakai dalam Skripsi ini adalah pedoman Transliterasi Arab-
Indonesia berdasarkan Surat Keputusan bersama Meneri Agama dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tanggal 22 Jauari 1988.

Arab Latin Arab Latin Arab Latin

 `  Z  q

 B  S  K

 T  Sy  L

 Ts  Sh  M

 J  D  N

 H  T  W

 Kh  Z  H

 D  ‘  ‘

 Ż  G  Y

 R  F -
Catatan:
1. Konsonan yang bersyaddah ditulis dengan rangkap Misalnya
; ‫ رﺑـﻨـﺎ‬ditulis rabbanâ.
2. Vokal panjang (mad) ; Fathah (baris di atas) di tulis â, kasrah (baris di bawah)
di tulis î, serta dammah (baris di depan) ditulis dengan û.
Misalnya; ‫ اﻟـﻘـﺎرﻋـﺔ‬ditulis al-qâri‘ah, ‫ اﻟﻤــﺴـﺎﻛـﻴـﻦ‬ditulis al-masâkîn,
‫ اﻟـﻤـﻔـﻠﺤﻮن‬ditulis al-muflihûn.
3. Kata sandang alif + lam (‫)ال‬
Bila diikuti oleh huruf qamariyah ditulis al, misalnya; ‫ اﻟـﻜﺎﻓـﺮون‬ditulis al-kâfirûn.
Sedangkan, bila diikuti oleh huruf syamsiyah, huruf lam diganti dengan huruf
yang mengikutinya, misalnya ; ‫ اﻟـﺮﺟـﺎل‬ditulis ar-rijâl.
4. Ta’ marbûthah (‫) ة‬.
Bila terletak diakhir kalimat, ditulis h, misalnya; ‫ اﻟـﺒـﻘـﺮة‬ditulis al-baqarah. Bila
ditengah kalimat ditulis t, misalnya; ‫ زﻛﺎة اﻟـﻤـﺎل‬ditulis zakât al-mâl, atau ‫ﺳـﻮرة‬
‫ اﻟﻨـﺴـﺎء‬ditulis sûrat al-Nisâ`.
5. Penulisan kata dalam kalimat dilakukan menurut tulisannya, Misalnya;
‫ وﻫـﻮ ﺧـﻴـﺮازﻗــﻴﻦ‬ditulis wa huwa khair ar-Râziqîn.
17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jumlah investor domestik di pasar modal Indonesia yang telah merayakan

ulang tahunnya ke-30 masih sangatlah rendah. Jumlah investor domestik, tercermin

dari jumlah pemegang rekening Efek dan pemegang unit penyertaan Reksa Dana,

hanyalah sekitar 600 ribu atau hanya 0.1% dari jumlah penduduk Nusantara.

Bandingkan dengan pemegang rekening di perbankan yang mencapai lebih dari 60

juta rekening.

Dibandingkan dengan negara-negara yang lebih maju maupun Negara

sekawasan, jumlah investor domestik di pasar modal Indonesia juga jauh tertinggal.

Australia memiliki 7 juta investor atau sekitar 25% populasinya, Hongkong

memiliki 1.4 juta investor atau sekitar 17.5% populasinya, dan jepang memiliki 4

juta investor atau 8.2% populasinya. Di kawasan asia tenggara, posisi indonesia juga

tertinggal. Sebagai contoh, Singapura memiliki 1.23 juta investor atau 30%

populasinya dan Malaysia memiliki 3 juta investor atau 12.8% populasinya.1

Terlebih perkembangan pasar sukuk atau obligasi syari’ah, dimana

perkembangan pada tahun 2007 jumlah emiten sukuk atau obligasi syari’ah hanya

sebanyak 6 lembaga saja. Sebagaimana dijelaskan dalam tabel 1.

1
Laporan Tim Studi Analisa Program Promosi dan Pengenalan Produk Pasar Modal dan Jasa
Keuangan oleh Pelaku Industri Jasa Keuangan, Studi Analisa Program Promosi dan Pengenalan
Produk Pasar Modal dan Jasa Keuangan oleh Pelaku Industri Jasa Keuangan, 2007, hlm. 1-2
18

Tabel 1.
Nama emiten, nilai emisi, dan waktu penerbitan
No Nama Emiten Nilai Emisi Waktu Penerbitan
1. PT. Berlian Laju Tanker Tbk Rp 60 Miliar Semester I 2003
2. PT. Bank Bukopin Rp 50 Miliar Semester I 2003
3. PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk Rp 200 Miliar Semester I 2003
4. PT. Bank Syariah Mandiri Rp 200 Miliar Semester II 2003
5. PT. Indofood Tbk Rp 1,5 Triliun Semester II 2003
6. PT. Indosat Tbk Rp 175 Miliar Semester II 2006
Sumber: Bursa Efek Indonesia tahun 2007.

Tabel 1 menggambarkan bahwa kontribusi investor domestic dilihat dari

banyaknya emiten yang mengembangkan instrument sukuk sangat minim sekali.

Bahkan pemerintah Indonesia yang menerapkan system ekonomi Islam dan

konvensional belum memanfaatkan instrument ini.

Di samping itu, akhir tahun 2008, terjadi krisis subprime mortgage yang

merambah secara global. Di Indonesia krisis ini menyerang sektor pasar modal,

dimana kondisi pasar modal Indonesia mayoritas investornya berasal dari luar

negeri. BAPEPAM-LK sempat memberlakukan kebijakan suspensi untuk

melindungi kepentingan investor. Meskipun terjadi ketidakpercayaan masyarakat

investor terhadap pasar modal, akan tetapi era globalisasi membawa pengusaha

pencari modal masih mengharapkan memperoleh dana dari produk finansial ini serta

investor yang menanamkan dananya, karena pasar modal merupakan sendi

penggerak perekonomian yang fital, serta pasar modal merupakan lembaga

intermediasi yang menghubungkan investor dengan emiten dalam sistem tertentu.

Posisi perbankan yang menjadi tonggak kestabilan perekonomian sebuah

negara tidak bisa berbuat banyak disebabkan persediaan likuiditas perbankan harus

terjaga akibat adanya krisis. Maka berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah dan

berbagai pihak agar investor kembali menginvestasikan dananya di pasar modal.


19

Dalam pasar modal, dibedakan antara spekulan dengan pelaku bisnis (investor)

dari derajat ketidakpastian yang dihadapinya. Untuk itu perlu dilihat dahulu karakter

dari masing-masing investasi dan spekulasi, Pertama, Investor di pasar modal adalah

perorangan atau lembaga yang memanfaatkan pasar modal sebagai sarana untuk

berinvestasi (yang berindikasi mengharapkan deviden) di perusahaan-perusahaan go

publik yang diyakininya baik dan menguntungkan, bukan untuk tujuan mencari

capital gain melalui short selling. Mereka mendasari keputusan investasinya pada

informasi yang terpercaya tentang faktor-faktor fundamental ekonomi pada

perusahaan melalui kajian yang seksama.2 Sementara spekulan bertujuan untuk

mendapatkan capital gain yang biasanya dilakukan dengan upaya goreng

menggoreng saham serta memanfaatkan fluktuatif dari pergerakan harga saham atau

indeks.

Sementara MUI melalui Fatwa Dewan Syari'ah Nasional Majelis Ulama

Indonesia no: 40/DSN-MUI/X/2003, tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum

Penerapan Prinsip Syari’ah di Bidang Pasar Modal. Mendefinisikan pasar modal

sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan

efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta

lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Sedangkan Emiten adalah pihak

yang melakukan penawaran umum. Adapun Efek Syari’ah adalah efek sebagaimana

dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal yang akad,

pengelolaan perusahaan, maupun cara penerbitannya memenuhi prinsip-prinsip

Syari’ah.3

2
Hendy M. Fakhruddin, Istilah Pasar Modal A-Z, Jakarta: Elex Medai Komputindo, 2008,
hlm. 98.
3
Tim Penulis DSN MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Jakarta: PT. Intermasa,
ed. 2, cet. 2, 2003, hlm. 263
20

Akar tekstual dalam Islam mengenai ajaran investasi merupakan kegiatan

muamalah yang sangat dianjurkan, karena dengan berinvestasi harta yang dimiliki

menjadi produktif dan juga mendatangkan manfaat bagi orang lain. Allah SWT

dalam al-Quran dengan tegas melarang aktivitas penimbunan terhadap harta yang

dimiliki, sebagaimana termaktub dalam surat at-Taubah ayat 34, yaitu:

‫ﺍﻟﱠﺬِﻳﻦ‬‫ﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠﱠﻪِ ﻭ‬‫ ﺳ‬‫ﻦ‬‫ ﻋ‬‫ﻭﻥ‬‫ﺪ‬‫ﺼ‬‫ﺎﻃِﻞِ ﻭﻳ‬‫ﺎﺱِﺑِﺎﻟْﺒ‬‫ﺍﻝَ ﺍﻟﻨ‬‫ﻮ‬‫ﺃَﻣ‬‫ﺄْﻛُﻠُﻮﻥ‬‫ﺎﻥِﻟَﻴ‬‫ﺒ‬‫ﻫ‬‫ﺍﻟﺮ‬‫ﺎﺭِ ﻭ‬‫ﺒ‬‫ﺍﻟْﺄَﺣ‬‫ﺍﻣِﻦ‬‫ ﻛَﺜِﲑ‬‫ﻮﺍﺇِﻥ‬‫ﻨ‬‫ﺁَﻣ‬‫ﺎﺍﻟﱠﺬِﻳﻦ‬‫ﻬ‬‫ﺎﺃَﻳ‬‫ﻳ‬

{٣٤ : ‫ﺬَﺍﺏٍَﺃﻟِﻴﻢٍ} ﺍﻟﺘﻮﺑﺔ‬‫ﺑِﻌ‬‫ﻢ‬‫ﻫ‬‫ﺮ‬‫ﺸ‬‫ﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠﱠﻪِﻓَﺒ‬‫ﺎﻓِﻲ ﺳ‬‫ﻔِﻘُﻮﻧَﻬ‬‫ﻨ‬‫ﻟَﺎﻳ‬‫ﺍﻟْﻔِﻀﱠﺔَ ﻭ‬‫ ﻭ‬‫ﺐ‬‫ ﺍﻟﺬﱠﻫ‬‫ﻭﻥ‬‫ﻜْﻨِﺰ‬‫ﻳ‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebagian besar dari orang-
orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta
orang dengan jalan yang batil dan mereka menghalang-halangi (manusia)
dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan
tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada
mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.4

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan imam at-Tirmiżi, Nabi Muhammad

SAW bersabda:

ِ‫ﻦ‬‫ﻤﺮِﻭ ﺑ‬ ‫ ﻋ‬‫ﻦ‬‫ﺎﺡِ ﻋ‬‫ﺒ‬‫ﻦِ ﺍﻟﺼ‬‫ﻰ ﺑ‬‫ﺜَﻨ‬‫ ﺍﻟْﻤ‬‫ﻦ‬‫ﻠِﻢٍ ﻋ‬‫ﻣﺴ‬‫ﻦ‬‫ ﺑ‬‫ﻟِﻴﺪ‬‫ﺎ ﺍﻟْﻮ‬‫ﺛَﻨ‬‫ﺪ‬‫ﻰ ﺣ‬‫ﻮﺳ‬‫ﻣ‬‫ﻦ‬‫ ﺑ‬‫ﺍﻫِﻴﻢ‬‫ﺮ‬‫ﺎﺇِﺑ‬‫ﺛَﻨ‬‫ﺪ‬‫ﻌِﻴﻞَ ﺣ‬‫ﻤ‬‫ﺇِﺳ‬‫ﻦ‬‫ ﺑ‬‫ﺪ‬‫ﻤ‬‫ﺤ‬‫ﺎ ﻣ‬‫ﺛَﻨ‬‫ﺪ‬‫ﺣ‬

‫ﻟَﺎ‬‫ﻓِﻴﻪِ ﻭ‬‫ﺘﱠﺠِﺮ‬‫ﺎﻝٌﻓَﻠْﻴ‬‫ﻣ‬‫ﺎﻟَﻪ‬‫ﺘِﻴﻤ‬‫ﻳ‬‫ﻟِﻲ‬‫ ﻭ‬‫ﻦ‬‫َﻓﻘَﺎﻝَﺃَﻟَﺎﻣ‬‫ﺎﺱ‬‫ ﺍﻟﻨ‬‫ﻄَﺐ‬‫ ﺧ‬‫ﻠﱠﻢ‬‫ﺳ‬‫ﻪِ ﻭ‬‫ﻠَﻴ‬‫ ﻋ‬‫ﻠﱠﻰ ﺍﻟﻠﱠﻪ‬‫ ﺻ‬‫ﺒِﻲ‬‫ ﺍﻟﻨ‬‫ﻩِ ﺃَﻥ‬‫ﺪ‬‫ ﺟ‬‫ﻦ‬‫ﺃَﺑِﻴﻪِ ﻋ‬‫ﻦ‬‫ﺐٍ ﻋ‬‫ﻴ‬‫ﻌ‬‫ﺷ‬

ُ‫ﻗَﺔ‬‫ﺪ‬‫ ﺍﻟﺼ‬‫ﺘﱠﻰﺗَﺄْﻛُﻠَﻪ‬‫ ﺣ‬‫ﻛْﻪ‬‫ﺘْﺮ‬‫ﻳ‬


Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Isma'il telah
menceritakan kepada kami Ibrahim bin Musa telah menceritakan kepada
kami al-Walîd bin Muslim dari al-Mutsanna ibnu as-Shabbâh dari Amru
bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya bahwasanya Nabi Shallallaahu
'alaihi wasallam menyampaikan khutbahnya yang berisi: "Siapa saja yang
mengurus anak yatim sedangkan anak tersebut memiliki harta, hendaknya
dia gunakan untuk berdagang dan tidak membiarkannya habis untuk
membayar zakatnya." (Hadist riwayat Tirmiżi no.580 ).5

Juga Hadis riwayat imam Muslim yang berbunyi:

4
al-Qur'an Surat Qs at-Taubah ayat 34, Yayasan Penyelenggara Penerjemah al-Qur'an, al-
Qur'an dan Terjemahnya dengan transliterasi, Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1998, hlm. 367
5
Imam Tirmiżi, Sunan at-Tirmiżi, al-Maktabah as-Syâmilah, Bairut,Juz 3, hadist 580, th, hlm.
40
21

,‫ ﻛَﺬَﺍ‬‫ﻣِﻦ‬‫ ﻭ‬,‫ﺮِﻯ‬‫ ﺍﻟﻘِﺼ‬‫ ﻣِﻦ‬‫ﺐ‬‫ﺼِﻴ‬‫ﻓَﻨ‬,‫ ﻭﺁﻟﻪ ﻭﺳﻠّﻢ‬‫ ﺻﻠﻰ ﺍ‬‫ﻝِ ﺍ‬‫ﺳﻮ‬‫ﺪِ ﺭ‬‫ﻬ‬‫ﻠَﻰ ﻋ‬‫ ﻋ‬‫ﺎﻧُﺨَﺎﺑِﺮ‬‫ ﻛُﻨ‬:َ‫ﺎﺑِﺮٍﻗَﺎﻝ‬‫ ﺟ‬‫ﻦ‬‫ﻋ‬

‫ )ﺭﻭﺍﻩ ﺃﲪﺪ ﻭ‬.‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫ﻋ‬‫ﺪ‬‫ ﻭﺍﻵّﻓَﻠْﻴ‬,‫ﺎﻩ‬‫ﺎ ﺍﺧ‬‫ﺮِﺛْﻬ‬‫ﺤ‬‫ﺍَﻭﻟِﻴ‬,‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫ﻋ‬‫ﺭ‬‫ﺰ‬‫ﻓَﻠْﻴ‬‫ﺽ‬‫ ﺃﺭ‬‫ﻟَﻪ‬‫ ﻛَﺎﻥ‬‫ﻦ‬‫ﻣ‬,‫ ﻭﺁﻟﻪ ﻭﺳﻠّﻢ‬‫ ﺻﻠﻰ ﺍ‬‫ﺒﻰ‬‫ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻟﻨ‬

(‫ ﻭﻟﻘﺼﺮﻯ ﺍﻟﻘﺼﺎﺭﺓ‬.‫ﻣﺴﻠﻢ‬
Artinya: Dari Jâbir, dia berkata: Dimasa Rasulullah SAW, kami melakukan sistem
Mukhâbarah, kami memperoleh biji yang masih tinggal dalam gabah
sesudah digirik, Nabi SAW, bersabda: Barang siapa yang mempunyai
tanah, maka hendaklah ditanaminya atau diberikan kepada saudaranya
untuk diolah, dan jika dia tidak menghendakinya, hendaklah tanah itu
dibiarkan saja. (H.R. Ahmad, Muslim, al-Muntaqah: 381).6

Untuk membangkitkan gairah investasi, pada tanggal 30 Januari 2009,

Pemerintah Republik Indonesia secara resmi mengeluarkan Sukuk ritel berseri SR

001 dengan target penjualan sebesar Rp. 3,4 triliun, SR 001 merupakan instrumen

investasi berbasis syari’ah yang ditujukan untuk pasar ritel. Padahal melihat kondisi

perekonomian dunia saat itu masih belum stabil karena krisis. Ketua Umum Ikatan

Ahli Ekonomi Islam Mustafa Edwin Nasution berpendapat potensi permintaan

instrumen keuangan syari’ah di Indonesia sangat besar. Pertimbangannya

berdasarkan jumlah penduduk Muslim mayoritas, pihak emiten yang menawarkan

efek syari’ah masih sedikit, dan proporsi produk syari’ah dibandingkan produk

konvensional relatif sangat sedikit. Hasil survei pasar (market intelligence) yang

dilakukan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Negara Departemen Keuangan

memperkirakan pasar Sukuk di Indonesia bisa mencapai Rp 15 triliun. Depkeu juga

telah menyiapkan aset jaminan (underlying) atas Sukuk tersebut senilai Rp. 18,8

triliun.7

6
Teuku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Koleksi Hadis-hadis Hukum, Juz 7, Ed. 2, Cet. 3,
Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2001, hlm. 194. lihat juga dalam kitab Gâyatul Marâm, hadis ke
361, juz.1, hlm. 210.
7
http://www.tempointeraktif.com/hg/topik/masalah/143, data diunduh tanggal 02 April 2009.
22

Terbukti penjualan Sukuk menuai titik cerah, terlebih Bank Mandiri sebagai

salah satu agennya telah berhasil menjual SR 001 hingga hari Jum’at, 13 Februari

kepada 3.008 investor senilai Rp. 605,6 miliar, ini berarti telah melampaui target

penjualan yang telah ditetapkan, yaitu sebesar Rp. 95 miliar atau sekitar 637 persen

dari target penjualan. "Bagi Bank Mandiri, pencapaian sementara di dua minggu

awal tersebut telah melampaui target. Kami tidak mensia-siakan kepercayaan

Depkeu yang telah menunjuk kami sebagai agen penjual. Keseriusan ini karena

dukungan 10 Kantor Wilayah yang membawahi 1.004 cabang tersebar di seluruh

Nusantara dan jaringan pemasaran yang luas serta staf professional yang semakin

mendorong pencapaian tersebut". Inkawan D Jusi, Senior Vice President Wealth

Management Bank Mandiri.8

Sebanyak 13 agen penjual Sukuk SR 001 yang telah resmi ditunjuk

Departemen Keuangan, mereka adalah Bank Mandiri baik syari’ah maupun

konvensional, Danareksa Sekuritas, BNI Sekuritas, CIMB-GK Securities, Citibank

NA, HSBC, Relliance Sekuritas, Trimegah Sekuritas, Andalan Artha Advisindo,

Anugerah Securindo Indah, Bahana Securities, dan BII.9 Dari sekian agen, PT Bank

Mandiri Tbk menjadi agen penjual Sukuk Ritel terbanyak, dengan realisasi terbesar

Rp 1,3 triliun. Awalnya hanya ditargetkan di bawah Rp. 200 miliar. Sedangkan

untuk kelompok sekuritas, realisasi penjualan terbesar dicapai oleh PT Trimegah

Securities Tbk. (TRIM) senilai Rp. 761 miliar dari target awal kurang dari Rp 200

miliar.10

8
http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/ 2009/ 02/ 15/ 265/ 195334/bank-
mandiri-lampaui-target-penjualan-Sukuk-ritel-seri-SR001.htm. Data diambil tanggal 02 April 2009.
9
Lihat Memorandum Informasi Sukuk Negara Ritel Seri SR 001, Departemen Keuangan
Republik Indonesia 2009, hlm. 18
10
http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/2009/02/23/277/195431/bank-mandiri-
agen-Sukuk-paling-laris/bank-mandiri-agen-Sukuk-paling-laris. Data diambil tanggal 02 April 2009.
23

Patut kita cermati bahwa Bank Syari’ah Mandiri (BSM) dengan notabenenya

tergolong masih baru dan trek recodnya masih kalah jauh dengan yang lain, mampu

melampaui target penjualan SR 001 senilai Rp. 130 miliar atau 130 persen dari

target Rp 100 miliar yang ditetapkan. Untuk mengatasi kelebihan permintaan, BSM

telah mengambil langkah dengan mengajukan permohonan upsize ke Departemen

Keuangan. Dari data investor Sukuk ritel yang masuk melalui BSM, terlihat bahwa

sebagian besar pembeli Sukuk ritel di BSM adalah dalam kategori ritel (individu).

Jumlah investor yang masuk mencapai 1.472 orang atau berarti yang membeli SR

001 ini benar-benar dari ritel (perorangan).11

Berawal dari deregulasi 2 Juni 1983 kebijaksanaan moneter berefek terhadap

perkembangan dunia perbankan, aktifitas perbankan makin semarak dan terpacu

untuk memenangkan persaingan yang semakin kompetitif. Kondisi ini mendorong

lembaga-lembaga perbankan berusaha meningkatkan ketrampilan sumber daya

manusia, meningkatkan sistem manajemen sarana prasarana, meningkatkan

efisiensi, mengembangkan jasa perbankan sesuai dengan kebutuhan serta berusaha

mempertahankan eksistensi dan pengembangan diri sesuai dengan tujuan. Semua

usaha-usaha tersebut diharapkan mampu menarik perhatian nasabah,

mengembangkan jaringan usaha dan memperluas jaringan operasional agar sektor

perbankan mampu memainkan peranan yang lebih luas dalam pengembangan

perekonomian Indonesia.12

Kegiatan perbankan syari’ah saat ini semakin luas, terlebih setelah di

sahkannya UU perbankan syari’ah no 21 tahun 2008, dimana salah satu pasalnya

11
http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/ 2009/ 02/ 23/ 277/ 195334/ penjualan
Sukuk bank syari’ah mandiri tembus 130. Data diambil tanggal 02,04,2009.
12
Radius Prawiro, Pergulatan Indonesia Membangun Ekonomi Pragmatisme dalam Aksi,
Jakarta: PT. Primamedia Pustaka, ed. Revisi, 2004, hlm. 335
24

menjelaskan perbankan syari’ah diperbolehkan melakukan kegiatan dalam pasar

modal sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah dan ketentuan peraturan

perundang-undangan di bidang pasar modal. Yang dimaksud dengan sesuai

ketentuan pasar modal adalah melakukan kegiatan jual beli saham secara langsung

di pasar modal, sehingga menjadi agen penjualan sukuk milik pemerintah tidak

bertentangan dengan ketentuan.13

Aktivitas perdagangan obligasi oleh perbankan semakin gencar setelah

diluncurkannya konsep IDM (Intern Dealer Market), dimana para Dealer bank yang

ingin mentransaksikan obligasi (sukuk) pemerintah mengambil posisi sebagai

market maker dan berbondong-bondong meramaikan aktivitas perdagangan obligasi

(sukuk) pemerintah.14

Kesuksesan Bank Syari’ah Mandiri dalam penjualan Sukuk SR 001 tidak

terlepas dari strategi pemasaran yang profesional, dan tidak kalah penting adalah

faktor-faktor yang kuat sehingga mempengaruhi minat masyarakat untuk

berinvestasi Sukuk SR 001. Menurut Syahyuti, hasil penelitian yang dilakukan

Universitas Diponegaoro tahun 2000, menyimpulkan bahwa 48, 3 % dari 1.182

responden menjalin kemitraan antara nasabah dengan bank syari’ah dikarenakan

anggapan faktor keharaman bunga sebagai bentuk lain dari riba, produk-produk

yang terhindar dari unsur bunga hanya dimiliki perbankan syari’ah, sehingga

responden memilihnya.15

13
Undang-undang no. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syari’ah. pasal 20, ayat 1, poin e.
pasal 24, ayat 1, poin b.
14
Sapto Raharjo, Panduan Investasi Obligasi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, cet.4, 2004,
hlm. 211.
15
Syahyuti, Review dari Sepuluh Penelitian Tentang Berbankan Syari’ah, 2005, hlm. 6, data
dapat diperoleh pada web. www.undip.co.id
25

Adapun suatu alasan mengapa para nasabah umumnya akan memilih bank

syari’ah dari pada bank-bank lainnya terletak pada kunci keuntungan kompetitif.16

Juga dilihat dari sistem yang dijalankan bank syari’ah sesuai dengan ajaran Islam,

pelayanan dan perlakuan yang diberikan oleh bank syari’ah menjadi alasan nasabah

masih berkeinginan untuk meneruskan kemitraannya dengan bank, hal ini

disebabkan dunia perbankan syari’ah telah mengalami tingkat kompetisi yang

tinggi.17

Pemilihan masyarakat terhadap bank syari’ah disebabkan adanya

keistimewaan-keistimewaan yang membedakan dengan bank konvensional yaitu:18

a. Adanya persamaan ikatan emosional yang kuat antara pemegang

saham, pengelola bank, dan nasabahnya.

b. Diterapkannya sistem bagi-hasil sebagai pengganti bunga akan

menimbulkan akibat-akibat yang positif.

c. Terdapat fasilitas kredit kebaikan (Qard al-Hasan) yang bersifat sosial.

d. Melekatnya konsep (build in concept) dengan berorientasi pada

kebersamaan mendorong investasi, memerangi kemiskinan, membina

golongan ekonomi lemah, dan lain-lain.

e. Tidak adanya beban biaya di luar kemampuan nasabah.

f. Alternatif sistem ekonomi yang berkeadilan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa nasabah pengguna bank syari’ah

dikategorikan kedalam dua bagian yaitu pengguna yang berlandaskan pada ikatan

16
Ibrahim Warde, Islamic Fiance In the Global Econimy, terjem, Andriyadi Ramli, Islamic
Finance Keuangan Islam Dalam Perekonomian Global, cet. 1, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009,
hlm. 324
17
Ibid, hlm. 340
18
Warkum Sumitro, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait (BAMUI,
Takaful, dan Pasar Modal Syari’ah) di Indonesia, ed. revisi, cet. 4, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004, hlm. 22-25
26

emosional atau solidaritas dan pengguna yang berasaskan keuntungan atau

komersial.

Prospektus sukuk (obligasi) menurut Wijaya dapat dilihat dari faktor-faktor

yang mempengaruhi laku atau tidaknya obligasi (sukuk) pemerintah, meliputi latar

belakang penerbitan obligasi pemerintah serta persepsi investor atas risk premium

yang terdiri atas tipe penerbit obligasi, issuer’s credit worthiness, jangka waktu

jatuh tempo, tingkat besarnya kupon yang diberikan, ada tidaknya opsi yang melekat

pada ekuitas, besarnya pajak yang dibebankan, dan terakhir likuiditas dari obligasi.

Selain itu, dilihat dari sisi eksternal, kondisi makro ekonomi negara penerbit

obligasi juga mempengaruhi keberhasilan penjualan obligasi pemerintah.19

Disamping itu atribut-atribut produk yang melakat, dimana atribut ini muncul

kerkenaan dengan timbulnya suatu produk. Atribut produk akan mempengaruhi

tingakat pengetahuan konsumen sehinga timbullah prilaku pembelian setelah

seorang konsumen mengetahui atribut produk yang akan dibeli. Produk yang sesuai

dengan prinsip syari’ah memiliki lima atribut yang melekat yaitu tidak ada transaksi

keuangan berbasis bunga (riba), pengenalan pajak religius atau pemebrian sedekah

(zakat), pelarangan produksi barang dan jasa yang bertentangan dengan sistem nilai

Islam, penghindaran aktifitas yang melibatkan maysir (judi) dan garar

(ketidakpastian), dan terakhir penyediaan takaful (asuransi Islam).20

Dalam penelitian ini, penulis mencoba untuk menganalisis permasalahan yang

berkaitan dengan “ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

MINAT MASYARAKAT BERINVESTASI SUKUK MELALUI AGEN BANK

19
Krisna Wijaya dan Djoko Retnadi, Konsolidasi Perbankan Nasional: Dari Rekapitalisasi
Menuju Arsitektur Perbankan Indonesia (API), Jakarta: Masyarakat Profesional Madani, cet. 1, 2005,
hlm. 14
20
Mervin K. Lewis dan Latifa M. Algaoud, Perbankan Syari’ah Prinsip, Praktik, dan
Prospek, terjem, Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, cet. 2, 2005, hlm. 48
27

SYARI’AH” (Studi pada Sukuk Ritel seri SR 001 yang Dipasarkan Bank

Syari’ah Mandiri Cabang Kudus).

B. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dan sekaligus menjadi batasan masalah dalam penelitian

tersebut penulis rumuskan sabagai berikuti.

1. Apakah faktor risiko dan atribut produk Islami mempengaruhi minat

investor berinvestasi Sukuk SR001?

2. Apa daya tarik BSM sehingga investor lebih memilihnya dari pada agen

lain dalam membeli sukuk SR001?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah:

1. Untuk menganalisa interrelationship antara faktor risiko dan atribut

produk Islami yang mempengaruhi minat masyarakat berinvestasi Sukuk

SR001.

2. Untuk mengetahui daya tarik BSM dalam menjual Sukuk SR001 menurut

sudut pandangan investor.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini memberikan deskripsi

pengembangan kepada dua wilayah yang berbeda, yaitu:

1. Manfaat untuk kebutuhan akademik

a) Dapat dijadikan bukti empiris bahwa tidak selamanya teori perilaku

pasar menjauhi sektor finansial (pasar modal) yang sedang terkena

imbas krisis finansial.


28

b) Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan

dan teknologi khususnya dalam teori ekonomi Islam, penelitian ini

diharapkan dapat menambah atau melengkapi khasanah teori yang

telah ada dalam rangka meningkatkan pengembangan layanan

perbankan ke depan.

c) Bagi peneliti baru, diharapkan dapat dijadikan sumber informasi dan

referensi untuk kemungkinan penelitian topik-topik yang berkaitan

baik yang bersifat melengkapi ataupun lanjutan.

2. Manfaat untuk kebutuhan praktisi

a) Memberikan gambaran deskriptif mengenai realitas lapangan bahwa

sektor perbankan sangat potensial sebagai agen penjual instrumen

pasar modal.

b) Memberikan informasi yang bisa dihandalkan dalam mengambil

keputusan pengembangan produk layanan yang dimiliki perbankan saat

ini sebagai jawaban atas tantangan era globalisasi.

E. Sistematika Penulisan Skripsi

Skripsi yang penulis susun ini terdiri dari 5 (lima) bab, dimana masing-masing

bab dibagi menjadi beberapa sub bab. Adapun garis besar sistematika skripsi

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagian Awal

Pada bagian ini meliputi: halaman judul, nota persetujuan, pengesahan,

motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, dan

daftar gambar.

2. Bagian Isi
29

Pada bagian ini terdiri dari beberapa bab, yaitu:

Bab I : Pendahuluan

Bab ini meliputi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II : Landasan Teori

Bab ini meliputi: perilaku investor, minat mayarakat, surat

berharga syari’ah negara, kerangka pikir, penelitian terdahulu,

hipotesis, dan operasional variabel.

Bab III: Metodologi Penelitian

Bab ini meliputi: pendekatan penelitian, jenis dan sumber data,

teknik pengambilan data, populasi dan sampel penelitian, uji

validitas dan reliabilitas instrumen, dan teknik analisis data.

Bab IV: Hasil Riset dan Pembahasan

Bab ini meliputi: gambaran umum Bank Syari’ah Mandiri

Cabang Kudus, dan analisis data.

Bab V : Penutup

Bab ini meliputi: kesimpulan, saran, dan penutup.

3. Bagian Akhir

Pada bagian ini meliputi,: daftar pustaka, lampiran, daftar riwayat

hidup penulis.
30

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Konseptual

1. Perilaku Investor

a) Pengertian Investor

Pada prinsipnya, dalam setiap kegiatan usaha akan melibatkan dua

instrumen yang saling mendukung, mereka adalah pengelola usaha atau

perusahaan dan penyedia dana untuk kebutuhan perusahaan. Penyedia dana

sering disebut sebagai investor, mereka merupakan pihak yang

menempatkan kelebihan dananya (surplus of fund) untuk kegiatan investasi

di sektor usaha yang halal dan produktif. Investasi syari’ah adalah

menanamkan atau menempatkan modal pada kegiatan usaha yang sesuai

dengan ketentuan syara’ dan diharapkan dapat mendatangkan keuntungan

yang halal di masa mendatang.21

Lebih spesifik lagi bahwa investor merupakan perorangan atau lembaga

yang menanamkan dananya pada instrumen keuangan seperti saham,

obligasi, dan lain sebagainya.22

Adapun yang dimaksud dengan investor pada sukuk ritel seri SR 001,

sebagaimana termaktub dalam Peraturan Pemerintah No.57 tahun 2008,

adalah perorangan (individu) Warga Negara Indonesia (WNI) saat

peluncuran di pasar perdana dengan ketentuan minimum pemesanan Rp

21
Burhanuddin S., Loc. Cit. hlm. 41
22
Hendy M. Fakhruddin, Loc. Cit. hlm. 98
31

5.000.000,00 dan kelipatannya, serta individual atau korporasi yang membeli

pada pasar sekunder.23

Jadi, dapat ditarik benang merah bahwasanya investor obligasi syari’ah

(sukuk) adalah perorangan berstatus sebagai Warga Negara Indonesia, telah

membeli sukuk SR 001 dengan syarat dan ketentuan yang berlaku, sesuai

dengan prinsip syari’ah serta mengharapkan pendapatan yield di masa

mendatang.

b) Perilaku Investor

Perilaku dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara

langsung terlibat dalam semua aktivitas manusia. Kaitannya dalam perilaku

investor dapat dijelaskan bahwa perilaku investor merupakan kegiatan-

kegiatan yang dilakukan oleh investor yang secara langsung terlibat dalam

proses berinvestasinya.

Gambaran macam-macam perilaku investor di pasar modal yang telah

dirumuskan Bailard, Biehl & Kaiser sebagaimana dikutip Hartono,

klasifikasi investor yang telah dilakukan lembaga investasi di California

mengategorikan 5 macam perilaku investor di pasar modal, kemudian orang

mengenal dengan sebutan the Five-Way Model yaitu:24

1) Petualang (Adventurers). Investor yang tergolong pada poin ini

umumnya tidak memperdulikan risiko, bahkan cenderung untuk

menyukai risiko (Risk Takers). Mereka cenderung untuk tidak

23
Lihat Peraturan Pemerintah No.57 tahun 2008 tentang Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia,
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Republik Indonesia.
24
Hartono, Pertimbangan Return Dan Risiko Dalam Keputusan Investasi, Surakarta, 2009,
makalah disampaikan saat pengukuhan Prof. Dr. H. Hartono, M.S sebagai Guru Besar Universitas
Sebelas Maret Surakarta 5 Maret 2009. makalah dapat di unduh pada web.
http://pustaka.uns.ac.id/?menu=news&option=detail&nid=127.
32

memperdulikan nasihat para financial advisors karena berbeda

pandangan tentang risiko.

2) Celebrities, perilaku Kelompok ini selalu ingin tampil, menonjol, dan

menjadi pusat perhatian. Mereka seringkali tidak terlalu peduli pada

perhitungan untung-rugi investasi, asalkan keputusan mereka untuk

membeli atau menjual surat berharga dilihat dan didengar oleh orang

banyak. Dan mereka tergolong dalam kecenderungan Risk Takers.

3) Perilaku individualists. Perilaku ini terdiri dari orang-orang yang

cenderung untuk bekerja sendiri dan tidak peduli pada keputusan

investasi orang lain (jadi merupakan kebalikan dari perilaku yang

cenderung untuk mengikuti arus). Mereka cenderung menghindari

risiko yang tinggi dan tidak keberatan untuk menghadapi risiko yang

moderat.

4) Guardians. Pola perilaku investor yang beranggotakan investor

“matang”, mereka lebih berpengalaman serta berpengetahuan relatif

luas. Cenderung mereka sangat berhati-hati dalam mengambil

keputusan investasi. Ketika mereka didampingi oleh financial

advisor, maka pendampingnya itu akan dijadikan teman berdiskusi.

Jika ternyata terjadi ”kesalahan” keputusan investasi, kelompok ini

cenderung tidak mengkambinghitamkan orang lain, karena merasa

telah terlibat langsung dalam proses pemilihan investasi. Mereka

yang ada di dalam perilaku kelompok ini pada umumnya lebih

bersifat Risk Averse.


33

5) Terakhir adalah perilaku kelompok yang tidak dapat secara tegas

dimasukkan ke salah satu dari empat kelompok di muka. The Five-

Way Model menyebut mereka sebagai kelompok Straight Arrows,

yaitu mereka yang tergabung dalam kelompok ini kadang-kadang

bersifat sangat Risk Averse, dan terkadang sebaliknya. Suatu ketika

mereka mengambil keputusan atas dasar kepercayaan pada

kemampuan diri sendiri seperti halnya kelompok individualists,

tetapi pada waktu lain lebih menampakkan Sifat Follow The Crowd.

c) Model Perilaku Investor

Proses investasi menunjukkan bagaimana pemodal (investor) seharusnya

melakukan investasi sekuritas, yaitu sekuritas apa yang akan dipilih,

seberapa besar dana yang ditanamkan untuk investasi, dan kapan investasi di

lakukan. Maka untuk menganalisis kejelasan investasi maka diperlukan

pemodelan terhadap perilaku investor dalam berinvestasi, menurut Husnan

modelnya sebagaimana digambarkan pada gambar 1.25

Gambar 1.
Model Perilaku Investor Dalam Menentukan Investasi Menurut Husnan

Tujuan Investasi Misprice (Harga Salah) Identifikasi Sekuritas


1. Perolehan 1. Analisis Teknikal Penilaian Performance
Porsi Dana Investasi Portofolio
Keuntungan 2. Analisis
2. Potensi Risiko Fundamental Merupakan Review Dari 1. Tingkat Keuntungan
Pemilihan Banyaknya Tiga Prosesi Sebelumnya
Sekuritas yang Diterima
Banyaknya Investasi Harga Sekuritas Wajar
2. Porsi Risiko yang
Dilakukan 1. Preferensi Risiko 1. Preferensi Risiko Ditanggung
1. Perioritas Saham 2. Pola Kebutuhan Kas 2. Pola Kebutuhan Kas
2. Perioritas Obligasi 3. Status Pajak
3. Perioritas yang lain 4. Dll.

25
Suad Husnan, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Yogyakarta: AMP YKPN,
ed. 3, cet. 3, 2003, hlm. 44-45
34

d) Faktor-faktor yang mempengaruhi Investasi

Beberapa komponen yang mempengaruhi keuntungan yang diharapkan

dari investasi dapat digolongkan menjadi dua faktor, pertama faktor obyektif

dan kedua faktor subyektif. Faktor obyektif meliputi teknologi, harga relatif

faktor produksi, dan permintaan akan barang-barang pada masa akan datang,

sedangkan faktor subyektif adalah pengalaman yang dialami investor baik

positif maupun negatif karena bersikap paradoksial.

Ketidakpastian dunia telah menciptakan rel tentang aturan yang disebut

Rule Of Thumb (aturan main yang berdasarkan pengalaman dan intuisi)26

sering kali berguna sebagai pedoman, karena masa depan dapat diperoyeksi

sama dengan hari kemarin. Maka dari itu, investor tidak bisa selamanya

menggunakan aturan ini untuk memperoleh keuntungan dimasa yang akan

datang, sehingga penentuan objektifitas dan subjektifitas tidak dapat

dinafikan.

Faktor penting dalam menentukan pilihan investasi pada instrumen

obligasi dilihat dari sisi risiko menurut Rahman adalah:27

1) Default Risk (Risiko gagal bayar). Kesulitan penerbit untuk

membayar kupon obligasi, sederhanyanya, penerbitan obligasi

digunakan untuk menghasilkan arus kas yang lebih baik bagi

penerbit. Namun, jika terjadi situasi yang berlawanan, pembayaran

kupon pemodal akhirnya terkena dampaknya. Selain tidak

mendapatkan kupon, nilai obligasi dimana penerbitnya gagal

26
Iswardono, Uang dan Bank, Yogyakarta: BPFE, ed. 4, cet. 4, 1996, hlm. 234
27
Arif Rahman, Pilihan Investasi Paling Mak Nyuss, Yogyakarta: Media Pressindo, cet.1, 2009,
hlm. 63-65
35

memenuhi kewajibannya akan berdampak langsung pada harga

obligasi yang menurun tajam di pasar sekunder.

2) Tingkat Suku Bunga. Adanya sifat korelasi antara obligasi dengan

tingkat suku bunga. Ketika suku bunga naik, harga obligasi akan

turun, demikian sebaliknya. Oleh karena itu, tingkat suku bunga

selalu berlawanan dengan harga obligasi.

3) Risiko Pembelian Kembali (Call Risk). Risiko obligasi ini

ditimbulkan karena fitur obligasi yang berjenis feature call,

kebiasaan penerbit melakukannya ketika suku bunga turun sehingga

lebih rendah dari tingkat pembayaran kupon. Kemudian penerbit

akan menggantikan obligasi tersebut dengan kupon yang lebih rendah

dari obligasi sebelumnya.

4) Biaya Investasi. Inilah sebagian alasan investasi obligasi tidak

menjadi pilihan utama. Hal ini didasarkan harga investasi obligasi

relatif lebih tinggi dibandingkan dengan investasi sekuritas yang lain.

Disatu sisi satuan jual beli instrumen ini cukup besar.

5) Pengaruh Deposito. Deposito dan obligasi memiliki banyak

kemiripan. Itulah sebabnya instrumen ini memiliki sifat kompetitif.

Dimana bisa dilihat ketika bunga obligasi lebih tinggi dari bunga

deposito, maka pemodal melepas deposito dan memindahnya ke

obligasi. Begitu juga sebaliknya.

6) Risiko Likuiditas. Obligasi tidak semuanya menarik investor untuk

membelinya, karena ketika obligasi itu ada masalah atau pasar masih

belum paham dengan keberadaan obligasi, maka pemodal mengalami


36

kesulitan untuk melikuidnya menjadi dana. Sehingga bisa timbul aksi

jual yang sengaja menekan harga di bawah par.

7) Inflasi. Bunga dan nilai par obligasi yang sifatnya tetap dalam jangka

waktu lama, bagi investor obligasi keadaan ini harus disikapi dengan

pandai untuk mengonversinya dengan tingkat inflasi. Karena

perubahan inflasi yang cenderung naik, mengakibatkan kupon yang

diterima investor tidak memberikan hasil di masa yang akan datang.

e) Atribut Instrumen Islami.

Pasar modal sebagai salah satu kegiatan ekonomi modern dapat

dikonversikan ke dalam lembaga keuangan syari’ah, dimana hal itu

merupakan bagian dari sistem ekonomi Islam. Prinsip utama lembaga

keuangan syari’ah adalah bebas bunga yang tercermin dalam produk-produk

yang dihasilkannya. Dalam kaitan pasar modal, produk yang dihasilkan

disebut instrumen, yaitu semua surat berharga yang diperdagangkan di bursa

dan bentuknya beraneka ragam.28 Instrumen yang telah dinilai DSN MUI

memenuhi prinsip syari’ah adalah saham dan obligasi.

Model sikap multi atribut dari Fishbein menggambarkan ancangan yang

berharga untuk mengetahui hubungan diantara pengetahuan produk yang

dimiliki konsumen dan sikap terhadap produk berkenaan dengan ciri atau

atribut produk.29 Menurut Kotler, produk meliputi obyek fisik, pelayanan,

orang, tempat organisasi dan gagasan.30 Sedangkan atribut produk adalah

faktor yang melekat pada suatu produk. Keputusan mengenai atribut produk

28
Burhanuddin S., Loc. Cit. hlm. 47
29
F. James Engel, Roger D. Blackwell, dan Paul W. Miniard, Perilaku Konsumen, Jakarta:
Binarupa Aksara, 1994, hlm: 60
30
Phillip Kotler, Manajemen Pemasaran, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Pearson Education Asia
Pte. Ltd. Dan PT Prenhlmlindo, 2000, hlm: 448
37

merupakan unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan

dijadikan dasar dalam keputusan pembelian. Mowen dalam Rahman

menyatakan bahwa tingkat performance produk dapat diukur atau dilihat

pada tingkat kepentingannya berdasarkan atribut-atribut kunci yang sudah

diidentifikasi oleh konsumen. Oleh karena itu, atribut produk merupakan

titik tolak penilaian bagi konsumen tentang terpenuhi atau tidaknya

kebutuhan dan keinginan konsumen yang diharapkan dari suatu produk yang

sebenarnya, maka dapat diidentifilasikan atribut-atribut yang menyertai suatu

produk.31

Atribut-atribut produk yang mencerminkan Islami dari lembaga

keuangan syari’ah untuk dijadikan ukuran adalah: produk yang mencirikan

menghindari unsur riba, hasil investasi dibagi menurut bagi hasil atau fee

(akad persekutuan dan pertukaran), menghindari unsur ketidakpastian

(garar), menghindari unsur gambling atau judi (maisir), melakukan investasi

yang halal, dan melakukan aktivitas sesuai dengan syari’ah sebagaimana

yang disebutkan Iqbal dalam Muhamad.32

f) Persepsi Investor

Menurut Kotler, persepsi adalah proses memilih, menata, menafsir

stimuli yang dilakukan seseorang agar mempunyai arti tertentu.33 Stimuli

31
Lihat Rahman El Yunusi, Pengaruh Atribut Produk Islam, Komitmen Agama, Kualitas Jasa Dan
Kepercayaan Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Nasabah Bank Syari’ah (Pada Bank Muamalat Kota
Semarang), paper dipublikasikan pada acara The 9th Annual Conference on Islamic Studies (ACIS),
Surakarta, 2-5 November 2009, hlm. 2
32
Muhamad, Dasar-dasar Keuangan Islami, Yogyakarta: Ekonisia, ed. 1, cet. 1, 2004, hlm. 52
33
Ibid, hlm. 198
38

adalah rangsangan fisik, visual dan komunikasi verbal dan non-verbal yang

dapat mempengaruhi respon seseorang, Sodik yang dikutip Suwito.34

Persepsi tidak hanya tergantung pada sifat-sifat rangsangan fisik, tetapi

juga pada pengalaman dan sikap sekarang dari individu. Pengalaman dapat

diperoleh dari semua perbuatannya di masa lampau atau dapat pula

dipelajari, sebab dengan belajar seseorang akan dapat memperoleh

pengalaman. Hasil dari pengalaman yang berbeda-beda, akan membentuk

suatu pandangan yang berbeda sehingga menciptakan proses pengamatan

dalam perilaku pembelian yang berbeda pula. Makin sedikit pengalaman

dalam perilaku pembelian, makin terbatas pula luasan interpretasinya. Dan

juga persepsi ini ada hubungannya antara rangsangan dengan medan yang

mengelilingi dan kondisi dalam diri seseorang.

Di dalam otak manusia, terjadi proses psikologis yang menyebabkan

seseorang sadar tentang apa yang dialaminya. Sehingga menurut Walgito,

suatu proses psikologis merupakan suatu persepsi jika terdapat karakteristik

berikut, yaitu adanya obyek yang dipersepsikan, alat indra (reseptor) dan

perhatian.35 Obyek persepsi dapat berada di dalam maupun di luar individu.

Jika obyek persepsi berada di dalam individu yang mempersepsi, berarti

individu tersebut mempersepsi dirinya sendiri, sehingga ia dapat mengerti

dan mengevaluasi keadaan dirinya sendiri. Namun jika persepsi berada di

luar individu yang mempersepsi, maka obyek persepsi dapat berupa benda-

34
Arfian Suwito, Pengaruh Sikap Terhadap Merek dan Sikap Terhadap Iklan Pada Minat Beli
Konsumen, Skripsi, Surakarta: Universitas Muhammadiyah, Fakultas Ekonomi, 2007, hlm. 11
35
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, ed. 4, Yogyakarta: Andi Offset, 2004, hlm. 89
39

benda, situasi atau manusia sebagaimana di jelaskan Heider dalam

Walgito.36

Manusia sebagai makhluk yang diberikan amanah kekhalifahan dengan

berbagai macam keistemewaan yang salah satunya adalah proses dan fungsi

persepsi yang lebih rumit dan lebih kompleks dibandingkan dengan makhluk

Allah lainnya. Dalam bahasa Al Qur'an beberapa proses penciptaan manusia

dilengkapi dengan penciptaan fungsi-fungsi pendengaran dan penglihatan.

Beberapa ayat yang mengungkapkan hal persepsi antara lain persepsi

penginderaan fisik atau non fisik yaitu :37

‫ﻛُﻢ‬‫ﻠُﻮﺩ‬‫ﻻ ﺟ‬‫ ﻭ‬‫ﻛُﻢ‬‫ﺎﺭ‬‫ﺼ‬‫ﻻﺃَﺑ‬‫ ﻭ‬‫ﻜُﻢ‬‫ﻌ‬‫ﻤ‬‫ ﺳ‬‫ﻜُﻢ‬‫ﻠَﻴ‬‫ ﻋ‬‫ﺪ‬‫ﻬ‬‫ﺸ‬‫ﻳ‬‫ﺃَﻥ‬‫ﻭﻥ‬‫ﺘَﺘِﺮ‬‫ﺗَﺴ‬‫ﺘُﻢ‬‫ﺎ ﻛُﻨ‬‫ﻣ‬‫ﻭ‬

{٢٢ : ‫} ﺍﻟﻔﺼﻠﺖ‬‫ﻠُﻮﻥ‬‫ﻤ‬‫ﺎﺗَﻌ‬‫ ﻛَﺜِﲑﺍًﻣِﻤ‬‫ﻠَﻢ‬‫ﻌ‬‫ ﻻﻳ‬‫ ﺍﻟﻠﱠﻪ‬‫ﺃَﻥ‬‫ﺘُﻢ‬‫ﻨ‬‫ ﻇَﻨ‬‫ﻟَﻜِﻦ‬‫ﻭ‬

Artinya : “Dan kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari persaksian


pendengaran, penglihatan, dan kulitmu terhadapmu. Bahkan kamu
mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang
kamu kerjakan". (Qs. al-Fussilat : 22).38

Selama proses memersepsi suatu obyek, individu dipengaruhi oleh faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang

ada dalam diri individu, seperti pengalaman, perasaan, kemampuan berpikir,

kerangka acuan, dan motivasi. Sedangkan faktor eksternal berupa

rangsangan itu sendiri dan faktor lingkungan di mana persepsi itu

berlangsung. Beberapa definisi persepsi menurut para ahli seperti Krech,

36
Ibid, hlm. 93
37
Abdul Rahman Shaleh dan Muhbid Abdul Wahab, Psikologi suatu Pengantar dalam Perpektif
Islam, Jakarta: Kencana, 2004, hlm. 126
38
Al Qur'an Surat Qs Fhusilat ayat 22, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur'an, Al-Qur'an
dan Terjemahnya dengan transliterasi, Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1998, hlm. 958
40

Hufman, Siegel dan Marconi, serta Hiam dan Schewe yang dikutip Firman

Sulistyowati berpendapat sebagai berikut:39

1) Menurut Krech, persepsi merupakan integrasi dari individu dan


rangsangan yang diterimanya. Sehingga apa yang dipersepsikan
individu dalam suatu saat tertentu tidak hanya dipengaruhi oleh
rangsangan yang diterima, namun dipengaruhi juga oleh apa yang
ada dalam diri individu tersebut, misalnya pengalaman, perasaan,
prasangka, keinginan, sikap dan tujuan.
2) Menurut Hufman, persepsi merupakan proses penyeleksian,
pengorganisasian, dan penyampaian data informasi ke dalam sebuah
gambaran yang dapat dipahami oleh mental.
3) Menurut Siegel dan Marconi, persepsi merupakan suatu proses dari
seseorang dalam menyeleksi, mengorganisir dan
menginterpretasikan rangsangan ke dalam sesuatu yang berarti dan
koheren dengan dunia. Sehingga orang yang berbeda bisa jadi akan
melihat sesuatu yang sama secara berbeda.
4) Menurut Hiam dan Schewe (1994), persepsi adalah proses
pemberian arti oleh seseorang atas berbagai rangsangan atau
stimulus yang diterimanya, dan dari proses tersebut seseorang
mempunyai opini tertentu mengenai apa yang diamatinya.
Informasi yang diperoleh dan diproses investor akan membentuk

preferensi (pilihan) terhadap suatu obyek. Preferensi akan membentuk sikap

investor terhadap suatu obyek, yang pada gilirannya sikap ini seringkali

secara langsung akan mempengaruhi apakah investor akan membeli suatu

instrumen investasi atau tidak.

2. Minat Masyarakat

a) Pengertian Minat

Minat dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai

kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu gairah, keinginan.40 Minat

39
Lihat Firman Sulistiyowati, Pengaruh Kepuasan Gaji dan Kultur Organisasi Terhadap Persepsi
Aparatur Pemerintah Daerah Tentang Tindak Korupsi, Jurnal JAAI, Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma, Vol. 11, No. 1, 2007, hlm. 50
40
Anton M. Moeliono dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999, hlm.
225
41

adalah kecenderungan seseorang untuk memilih melakukan suatu kegiatan

tertentu diantara sejumlah kegiatan lain yang berbeda.41

Minat merupakan kecenderungan afektif seseorang untuk membuat

pilihan aktivitas, kondisi-kondisi individual dapat merubah minat seseorang.

Sehingga dapat dikatakan minat itu tidak stabil sifatnya.42 Sedangkan

menurut Whiteringten minat adalah kecenderungan seseorang untuk memilih

dan melakukan suatu kegiatan tertentu diantara sejumlah kegiatan lain yang

tersedia.43

Sesuai dengan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa minat

adalah fungsi kejiwaan atau sambutan yang sadar untuk tertarik terhadap

suatu obyek baik berupa benda atau yang lain. Selain itu minat dapat timbul

karena ada gaya tarik dari luar dan juga datang dari hati sanubari. Minat

yang besar terhadap suatu hal merupakan modal yang besar untuk mencapai

tujuan yang diminati dalam hal ini berinvestasi terutama di sektor pasar

modal.

b) Ciri-ciri Minat

Menurut pendapat dari Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono disadur

Harnanto, ada beberapa ciri-ciri minat yang dapat didefinisikan, antara lain:

(1) cara mengikuti aktivitas pada dunia yang diminati; (2) serius tidaknya

dalam mengikuti aktifitas.44 Seseorang yang berminat melakukan aktifitas

investasi seperti pembelian saham, obligasi, reksadana, atau berinvestasi


41
Saparinah dkk, Psikologi Olahraga Buku Tuntunan, Jakarta: Depdikbud, 1982, hlm.10
42
Muhaimin, Korelasi Minat Belajar Pendidikan Jasmani terhadap hasil Belajar Pendidikan
Jasmani, Semarang: IKIP, 1994, hlm. 4
43
H. C. Whiteringten, Psikologi Pendidikan, terjem, M. Buchari, Jakarta: Aksara Baru, 1982, hlm.
122
44
Harnanto, Survai Minat Siswa SLTP Negeri dan Swasta Kecamatan Bantarkawung Kabupaten
BrebesTerhadap Akstra Kulikuler Bola Voli Tahun Ajaran 2004/2005, Skripsi, Semarang: Unversitas
Negeri Semarang, Fakultas Ilmu Keolahragaan, 2006, hlm. 8
42

melalui pasar uang seperti deposito atau giro tidak akan mengenal putus asa

dan tetap menikmati kegiatan tersebut, bahkan dengan sendirinya ia akan

mencari informasi seluas mungkin tanpa mengandalkan orang lain.

Dorongan yang ada pada diri individu, menggambarkan perlunya

perlakuan yang luas, sehingga ciri-ciri terlihat lebih terinci dan jelas sesuai

dengan faktor kebutuhan. Oleh karena itu ciri-ciri dan minat seseorang akan

menjadi pedoman penyelenggara program aktifitas dalam berinvestasi dan

arahnya akan lebih dikategorikan kepada hasil investasi berupa: tingkat

pengembalian yang besar, aman, terpercaya, dan domain yang lain. Dengan

adanya penggunaan pedoman maka pandangan dan pengembangan program

akan sesuai dengan ketepatan masa berinvestasi dalam melakukan aktifitas

investasi. Kemudian diharapkan akan muncul dalam pikiran, bahwa pada

umumnya seseorang memiliki ragam tentang pengertian berinvestasi sehat

dan aman yang perlu diperhatikan.

c) Penentuan minat

Dalam pelaksanaannya, penentuan minat terdapat beberapa macam

ekspresi, yaitu:45

1) Minat yang diekspresikan seseorang dapat mengungkapkan minat

atau pilihannya dengan kata-kata tertentu.

2) Minat yang diwujudkan seseorang dapat mengungkapkan minat

bukan melalui kata-kata, tetapi melalui tindakan atau perbuatan ikut

berperan aktif dalam suatu aktifitas.

45
Muhaimin, Loc. Cit, hlm. 10
43

3) Minat yang diinvestasikan seseorang dalam penilaian minat dapat

diukur dengan jawaban terhadap berbagai pertanyaan tertentu atau

secara berurutan. Pilihan untuk kelompok aktifitas tertentu, susunan

pertanyaan ini disebut investasi minat.

d) Minat Masyarakat

Minat masyarakat dapat diartikan sebagai kecenderungan terhadap

sesuatu yang muncul dari dalam individu dan telah menjadi kebiasaan umum

dalam lingkungan masyarakat. Yang bisa diukur dengan faktor yang

menentukan minat individu.

Untuk melihat indikator dari seseorang berminat atau tidak maka

dibutuhkan deskripsi yang jelas mengenai keberminatan seseorang, hal ini

bisa kita lihat dari keaktifan seseorang dalam mencari informasi,

mengidentifikasi semua persoalan yang di minati, menganalisis, dan

membuat daftar tabel tentang sesuatu yang di minati hingga penetapan

bidang yang diminati.

3. Surat Berharga Syari’ah Negara

Surat Berharga Syari’ah Negara selanjutnya disingkat SBSN, atau dapat

disebut Sukuk Negara, adalah surat berharga negara yang diterbitkan

berdasarkan prinsip syari’ah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap Aset

SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing. Proses pembeliannya

berdasarkan akad yaitu perjanjian tertulis yang tidak bertentangan dengan

prinsip syari’ah dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Terdiri atas

akad Ijarah adalah Akad yang satu pihak bertindak sendiri atau melalui
44

wakilnya menyewakan hak atas suatu aset kepada pihak lain berdasarkan harga

sewa dan periode sewa yang disepakati.

Akad Mudarabah adalah Akad kerja sama antara dua pihak atau lebih, yaitu

satu pihak sebagai penyedia modal dan pihak lain sebagai penyedia tenaga dan

keahlian, keuntungan dari kerjasama tersebut akan dibagi berdasarkan nisbah

yang telah disetujui sebelumnya, sedangkan kerugian yang terjadi akan

ditanggung sepenuhnya oleh pihak penyedia modal, kecuali kerugian disebabkan

oleh kelalaian penyedia tenaga dan keahlian.

Akad Musyârakah adalah Akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk

menggabungkan modal, baik dalam bentuk uang maupun bentuk lainnya,

dengan tujuan memperoleh keuntungan, yang akan dibagikan sesuai dengan

nisbah yang telah disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian yang timbul akan

ditanggung bersama sesuai dengan jumlah partisipasi modal masing-masing

pihak.

Terakhir Istishna' adalah Akad jual beli aset berupa obyek pembiayaan

antara para pihak di mana spesifikasi, cara dan jangka waktu penyerahan, serta

harga aset tersebut ditentukan berdasarkan kesepakatan para pihak.46

Tanggal 30 Januari 2009, pemerintah berdasarkan ketentuan dari departemen

keuangan negara mengeluarkan Surat Berharga Syari’ah Negara berseri SR 001

dengan target penjualan sebesar 15 triliun dengan jaminan asset (underlying)

negara sebesar 18,8 triliun.

Sukuk Negara adalah Surat Berharga Syari’ah Negara (Sukuk) yang

diterbitkan pemerintah Republik Indonesia dengan tujuan tertentu, memperluas

46
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga Syari’ah
Negara, pasal 1, ayat 1, 6, 7, 8, dan 9.
45

basis sumber pembiayaan anggaran negara, mendorong pengembangan pasar

keuangan syari’ah, menciptakan benchmark di pasar keuangan syari’ah,

diversifikasi basis investor, mengembangkan alternatif instrumen investasi,

mengoptimalkan pemanfaatan Barang Milik Negara, dan memanfaatkan dana-

dana masyarakat yang belum terjaring oleh sistem perbankan konvensional

Keunggulan Sukuk Negara sebagai instrumen investasi diantaranya pertama,

aman, artinya mengingat pembayaran pokok dan imbalan sampai dengan jatuh

tempo dijamin oleh Negara, kedua, menguntungkan, yaitu pada saat diterbitkan,

imbalan atau kupon yang ditawarkan lebih tinggi dibandingkan rata-rata tingkat

bunga deposito bank BUMN, tingkat imbalan atau kupon tetap sampai dengan

saat jatuh tempo, kupon dibayarkan setiap bulan, ketiga, likuid, dimana sukuk

ini dapat diperdagangkan serta berpotensi memperoleh Capital Gain bila Sukuk

dijual pada harga yang lebih tinggi daripada harga beli, Sukuk juga dapat

dijadikan sebagai agunan atau digadaikan kepada pihak lain (di Bank Mandiri,

hingga saat ini penggunaan Sukuk sebagai agunan kredit masih dalam tahap

pengembangan), dan terakhir penerbitannya sesuai dengan prinsip syari’ah dan

telah mendapatkan fatwa serta opini syari’ah dari Dewan Syari’ah Nasional

Majelis Ulama Indonesia

Sukuk Ritel Seri SR 001 adalah Sukuk Negara yang ditujukan bagi investor

ritel perorangan (individu) Warga Negara Indonesia saat peluncuran di pasar

perdana, kemudian dapat diperdagangkan bagi Investor Individual maupun

Institusi di Pasar Sekunder.


46

Karakteristik umum bersekala nasional mengenai sukuk RS 00147

sebagaimana diterangkan tebel dibawah ini.

Tabel. 2
Pokok-pokok ketentuan dan Persyaratan Sukuk SR 001
Nama Sukuk Sukuk Negara Ritel Seri SR 001
Kode Sukuk SR 001
Nominal Penerbitan Rp 5.556.290.000.000,00
Kode ISIN IDJ000003009
Pembayaran Imbalan/Kupon Pertama Tanggal 25 Maret 2009
Pembayaran Imbalan/Kupon Tanggal 25 setiap bulan
Jenis Imbalan/Kupon Tetap
Frekwensi Pembayaran Imbalan/Kupon Bulanan
Imbalan/Kupon 12 % per tahun
Tanggal Jatuh Tempo 12 Februari 2012
Sumber: Departemen Keuangan RI 2009

Adapun jumlah pembeli SR 001 mencapai 14.295 orang, dengan sebaran

pemesanan berdasarkan wilayah adalah sebagai berikut:

Tabel. 3
Jumlah Pembeli Sukuk SR 001 Berdasarkan Wilayah
Pemesanan Investor
No Wilayah
Miliar Rp Persen Orang Persen
a. DKI Jakarta 2.975,085 53,54 5.937 41,53
Indonesia Bagian Barat
b. 2.378,700 42,81 7.384 51,65
Kecuali DKI Jakarta
c. Indonesia Bagian Tengah 141,010 2,54 630 4,41
d. Indonesia Bagian Timur 41,495 1,11 344 2,41
Total 5.556,290 100,00 14.295 100,00
Sumber: Departemen Keuangan RI 2009

Sedangkan sebaran investor Sukuk Negara Ritel seri SR 001 berdasarkan

kelompok profesi akan dijelaskan tabel dibawah ini:

47
Surat Pengumuman Hasil Penerbitan Sukuk Negara Ritel Seri SR 001 No. Peng-
00162/BEI.PSU/02-2009, Departemen Keuangan Republik Inonesia.
47

Tabel. 4
Pengelompokan Profesi Investor Sukuk SR 001
Pemesanan Investor
No Profesi
Miliar Rp Persentase Orang Persentase
a. Ibu Rumah Tangga 606,210 10,91 2.432 17,01
b. Wiraswasta 940,530 16,93 1.984 13,88
c. TNI/Polri 15,420 0,28 60 0,42
d. PNS 629,705 11,33 3.518 24,61
e. Pegawai Swasta 2.168,260 39,02 3.079 21,54
f. Lainnya 1.196,165 21,53 3.222 22,54
Total 5.556,290 100,00 14.295 100,00
Sumber: Departemen Keuangan RI 2009
48

B. Kerangka Pikir

Deaful Risk

Suku Bunga

Call Risk

Biaya Investasi

Deposito

Likuiditas

Inflasi

Minat Investasi

Menghindari Riba

Hasil Investasi Sewa

Menghindari Ketidakpastian

Investasi Berkeadilan

Transaksi Ridho sama Ridho

Aktivitas Sesuai Syari’ah

Tidak Zalim dan Menzalimi

C. Penelitian Terdahulu

Acuan dasar penelitian ini mendasarkan atas penelitian yang telah dilakukan

oleh peneliti sebelumnya, hal ini dimaksudkan untuk kesesuaian model yang

dibangun dalam penelitian. Sehingga model yang didapat dapat digunakan untuk

menerangkan variabel penelitian.

Penelitian Wahyudi Widodo pada skripsinya yang berjudul Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Permintaan Obligasi Korporasi Di Indonesia menyatakan

bahwa variabel Tingkan Suku Bunga dan Deposito secara berasama-sama


49

mempunyai pengaruh negatif terhadap permintaan obligasi korporasi di Indonesia.48

Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Eni Setyowati dan Siti

Fatimah NH yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi

Dalam Negeri Di Jawa Tengah Tahun 1980-2002 menunjukkan hasil berdasarkan

estimasi jangka panjang bahwa variabel yang berpengaruh dan signifikan secara

statistik adalah variabel suku bunga mempunyai pengaruh yang negatif terhadap

investasi dalam negeri.49

Nur Fauziah dan Adistien Fatma Setyarini dalam penelitiannya yang berjudul

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Yield Obligasi Perusahaan (Studi

Kasus Pada Industri Perbankan Dan Industri Finansial) menjelaskan bahwa

likuiditas perpengaruh positif terhadap yield obligasi, sedangkan call risk (buyback)

dan inflasi berpengaruh negatif terhadap yield obligasi.50

Selain faktor risiko yang mempengaruhi minat masyarakat untuk berinvestasi

memaliu sukuk, faktor atribut produk yang bernuansakan Islami juga tidak bisa

dinafikan. Sebagaimana penelitian Rahman El Yunusi yang berjudul Pengaruh

Atribut Produk Islam, Komitmen Agama, Kualitas Jasa Dan Kepercayaan Terhadap

Kepuasan Dan Loyalitas Nasabah Bank Syari’ah (Pada Bank Muamalat Kota

Semarang) menyimpulkan melalui analisis konfirmatori hasil investasi menurut bagi

hasil, menghindari judi dan investasi yang halal merupakan atribut produk

menjadikan unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh nasabah dan dijadikan

48
Wahyudi Widodo, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Obligasi Korporasi Di
Indonesia, Skripsi, Bandar Lampung :Universitas Lampung, 2009
49
Eni Setyowati dan Siti Fatimah NH, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi
Dalam Negeri Di Jawa Tengah Tahun 1980-2002, Surakarta: Jurnal Ekonomi Pembangunan, No. 1, Vol.
8, 2007
50
Nur Fauziah & Adistien Fatma Setyarini, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Yield
Obligasi Perusahaan (Studi Kasus Pada Industri Perbankan Dan Industri Finansial), Jakarta: Jurnal
Siasat Bisnis, No. 9, Vol. 2, 2004
50

dasar dalam keputusan untuk mengadakan hubungandengan Bank Muamalat

Cabang Semarang.51

D. Hipotesis

1. Semakin tinggi derajat persepsi investor terhadap keamanan atas risiko pada

produk sukuk SR 001, semakin tinggi minat berinvestasi sukuk SR 001.

2. Semakin tinggi derajat kekhasan atribut Islam pada produk sukuk SR 001,

semakin tinggi minat berinvestasi sukuk SR 001.

E. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini kami akan jelaskan dalam

tabel 4 di bawah. Agar tidak terputus maka kami jadikan dalam satu halaman.

Tabel. 5
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Skala
Variabel Indikator
Pengukuran
 Default risk pada sukuk SR 001
 Tingkat suku bunga BI
 Risiko pembelian kembali sukuk SR 001
 Biaya investasi sukuk SR 001 Ordinal
Risiko  Deposito bank umum
Investasi  Risiko likuiditas sukuk SR 001 1 s/d 5
 Tingkat inflasi

 Menghindari riba
 Hasil investasi berupa sewa (halal)
 Menghindari unsur ketidakpastian
 Investasi yang adil dalam
Atribut Ordinal
mendistribusikan kemakmuran
Instrumen
Islami  Transaksi dilakukan atas dasar sama-sama 1 s/d 5
ridho.
 Aktivitas sesuai Syari’ah
 Investasi yang tidak menzalimi dan

51
Rahman El Yunusi, Pengaruh Atribut Produk Islam, Komitmen Agama, Kualitas Jasa Dan
Kepercayaan Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Nasabah Bank Syari’ah (Pada Bank Muamalat Kota
Semarang), paper dipublikasikan pada acara The 9th Annual Conference on Islamic Studies (ACIS),
Surakarta: 2009
51

dizalimi
 Keaktifan Mencari Informasi
 Mengidentifikasi persoalan
 Menganalisis Masalah
Minat Ordinal
 Membuat tabel investasi
Masyarakat
 Mendiskusikan instrumen investasi 1 s/d 5
 Kelengkapan referensi
 Keinginan untuk berinvestasi lagi
Sumber: Data Penelitian diolah
52

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian merupakan pembahasan konsep teoritik berbagai metoda,

kelebihan dan kekurangannya serta dilanjutkan dengan pemilihan motoda yang akan

dipilih untuk membedah masalah.52 di dalamnya terdapat dua pendekatan untuk

membedah suatu penelitian. Kita mengenalnya dengan istilah kualitatif dan kuantitatif.

Secara tradisional terdapat jurang antara kualitatif dengan kuantitatif, dimana masing-

masing memiliki paradigma yang berbeda. Menurut layder dalam Julia Brannen,

perbedaan itu terletak pada tingkat pembentukan pengetahuan dan proses penelitian.53

Dalam penelitian ini, pendekatan peneliti menggunakan metodologi kuantitatif,

kelebihan dari kuantitatif adalah sebagai alat ukur untuk menguji dugaan atau hepotesis

dari kualitatif, serta memberikan justifikasi signifikan terhadap temuan penelitian

berdasarkan uji statistik.54 Metode yang digunakan dalam penelitian adalah survey,

yaitu suatu metode pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-

pertanyaan kepada responden individu.55 Pertanyaan tersebut bersifat tertutup dan

terbuka.

2. Populasi dan Sampel

Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari obyek atau unit analisis

yang karakteristiknya akan diteliti.56 Target populasi dari penelitian ini adalah

52
Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitain Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, ed. 4, cet. 2,
2002, hlm. 3
53
Julia Brannen, Memadu Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, alih bahasa oleh
Huktan Arfawie Kurde dkk, Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan IAIN Antasari, cet. 3, 2002, hlm. 9
54
Ibid, hlm. 38-39
55
Jogiyanto, Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah Dan Pengalaman-Pengalaman,
Yogyakarta: BPFE, cet.1, 2004, hlm. 115
56
Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metodologi Penelitian Survai, Jakarta: LP3ES, ed.
Revisi, 1989, hlm. 152.
53

seluruh masyarakat yang telah menginvestikan dananya ke dalam instrumen pasar

modal berbentuk Sukuk SR 001 yang telah dikeluarkan pemerintah Republik

Indonesia awal tahun 2009. Jumlah populasi dari investor sebanyak 1.472 orang

yang masuk melalui outlet- outlet Bank Syari’ah Mandiri yang tersebar di penjuru

Nusantara.

Sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang yang dipilih dengan

menggunakan prosedur tertentu, sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya.57

Sehingga sampel memiliki karakteristik yang dianggap mewakili populasi. Untuk

menentukan berapa minimal sampel yang dibutuhkan, jika ukuran populasi

diketahui, maka dapat digunakan rumus Slovin , yaitu:58

N
=
1+Ne 2

Dimana:
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
e = Kelonggaran Ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang
dapat ditolerir.
Hasil wawancara dengan Adhi Setiyo Nugroho selaku kepala SDI&U (Sumber

Daya Insani dan Umum) Bank Syari’ah Mandiri cabang Kudus, peneliti

memperoleh jumlah investor yang masuk melalui kantor cabang Kudus sebanyak 46

investor sukuk SR 001.59 (Data investor lengkap terlampir)

Jari jumlah populasi yang telah diketahui dengan jelas, maka penghitungan

pengambilan sampel dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:

57
Sugiharto dkk, Teknik Sampling, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003, hlm. 2
58
Husein Umar, Metode Riset Bisnis, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002, hlm. 141-142
59
Data investor sukuk SR 001 pada BSM cabang Kudus diperoleh pada tanggal 23 Juli 2010 saat
peneliti melakukan observasi lapangan.
54

46
N
= 1 + 46 (5%)
2
1+Ne 2

n = 41, 256 dibulatkan menjadi 41


N = 46
e = 5%2 setara dengan 0,0025

3. Metode Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data

primer adalah data yang pengambilannya dilakukan secara langsung dari sumber

pertama atau responden oleh seorang peneliti.60 Kelebihan dari data primer yaitu

data yang dikumpulkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan peneliti. Adapun

kelemahannya terletak pada cara mendapatkan data primer, umumnya relatif

sulit dan memerlukan biaya lebih mahal.

Metode pengumpulan data primer pada penelitian ini dilakukan dengan

metode angket, metode ini mendasarkan pada laporan tentang diri atau self

report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. 61

Pelaksanaan metode angket dalam penelitian ini dilaksanakan dengan cara

menyebarkan kuesioner pada responden secara langsung, responden diminta

memberikan pendapat atau jawaban berupa kuesioner tertutup. Kuesioner adalah

teknik pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sifatnya

tertutup, yaitu jawabannya telah tersedia sehingga responden tinggal memilih

jawaban yang diinginkan. Pengukuran kuesioner digunakan skala Likert’s yaitu

60
Suliyanto, Metode Riset Bisnis, Yogyakarta: CV. Andi Offset, Ed. 1, 2006, hlm. 131
61
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta, Andi, Offset, ed. 1, cet. 8, jilid 2, 2001, hlm.
157
55

pengukuran kuesioner berdasarkan tanggapan atau respon seseorang tantang

obyek sosial di mana tiap instrumen jawaban mempunyai gradasi dari sangat

positif sampai sangat negatif.62 (Koesioner terlampir)

2. Teknik Pengambilan Sampel

Sedangkan teknik yang peneliti gunakan untuk mengambil data dari

responden menggunakan teknik convenience random sampling. Artinya adalah

teknik pengambilan sampel dengan pendekatan responden yang mudah ditemui

dan mau menjadi narasumber, data itulah yang menjadi rujukan peneliti. Hal ini

dikarenakan jumlah responden sangat banyak dan tersebar di berbagai penjuru

wilayah. Pemilihan metode convenience random sampling dikarenakan metode

ini cocok untuk menguji atau mencari ide-ide baru yang bersifat ekploratif.63

3. Uji Validitas dan Reliabilitas Koesioner

Keabsahan atau kesahihan suatu hasil penelitian sosial sangat ditentukan

oleh alat ukur yang digunakan, apabila alat ukur yang dipakai tidak valid dan

tidak dapat dipercaya, hasil penelitian yang diperoleh tidak akan

menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Untuk mengatasi hal tersebut

diperlukan dua macam pengujian yaitu test of validity (uji kesahihan) dan test of

reliability (uji kehandalan), guna menguji kesungguhan jawaban responden.

a) Uji Kesahihan (Test of Validity)

Analisis uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan korelasi Pearson. Teknik untuk menguji validitas instrumen

tiap-tiap variabel dilakukan dengan cara mengkorelasikan tiap skor item

instrumen dengan total skor dari jumlah item instrumen tersebut.

62
Suliyanto, Loc. Cit, hlm. 82-83
63
Ibid, hlm. 124
56

Indikatornya adalah apabila nilai p (probabilitas) korelasi tersebut signifikan,

maka instrumen tersebut valid, sebaliknya apabila tidak signifikan maka item

instrumen tersebut tidak valid dan harus di drop.

Signifikansi tiap sektor item ditetapkan dengan korelasi product moment

melebihi 0,3 atau korelasi product moment lebih besar dari r-tabel (; n-2)

dimana n adalah jumlah sampel, dan terakhir nilai signifikan lebih kecil dari

.64

Hal ini bertujuan untuk memberikan dukungan bahwa butir-butir

pengukuran yang dijadikan indikator konstruk terbukti memiliki validitas isi

(content validity) yaitu butir-butir pengukuran tersebut merupakan alat ukur

yang mencukup dan representative yang telah sesuai dengan konsep

teoritis.65

b) Uji Kehandalan (Test of Reliability)

Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

analisis Cronbach Alpha sesuai dengan saran yang diberikan oleh Sekaran.66

Menurut Nunnaly, untuk mengetahui apakah item-item pertanyaan dalam

suatu variabel reliabel (andal), maka indikatornya adalah apabila nilai  

0,60. Dengan hasil output komputer langsung menunjukkan handal tidaknya

variabel yang dipakai dalam penelitian.

64
Ibid, hlm. 149
65
Saifuddin Azwar, Reliabilitas dan Validitas, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, ed. 3, cet. 2,
2000, hlm. 133
66
Uma Sekaran, Research Methods For Business, 4th Ed, terjem, Kwan Men Yon, Metodologi
Penelitian Untuk bisnis, Ed. 4, Buku. 2, Jakarta: Salemba Empat, 2006, hlm. 42
57

Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran67 yang membagi

tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut : Jika alpha atau r

hitung:

1) 0,8-1,0 = Reliabilitas baik

2) 0,6-0,799 = Reliabilitas diterima

3) Kurang dari 0,6 = Reliabilitas kurang baik

Setelah data yang didapat dianggap cukup memadai dari segi validitas

dan reliabilitasnya, langkah selanjutnya adalah mengolah data. Seluruh data

yang sudah terkumpul ditabulasikan dengan masing-masing variabel yang

digunakan dalam penelitian ini, kemudian baru dianalisis.

Mengingat pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan

kuesioner, kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan

merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian ini. Kuesioner yang

telah dikembalikan oleh responden diseleksi terlebih dahulu mengenai

kelengkapan pengisian kuesioner. Setelah dilakukan proses seleksi (editing),

apabila ada kuesioner yang tidak diisi dengan lengkap ada dua cara alternatif

yaitu: (1) jika butir yang tidak terjawab bersifat acak, artinya tidak terpusat

pada suatu nomor tertentu, maka untuk mengisi butir yang tidak terisi

dengan memberi nilai rata-rata dari semua butir pernyataan yang telah diisi

oleh responden; dan (2) jika secara umum responden mengabaikan suatu

nomor tertentu, mungkin butir pernyataan tersebut tidak benar, sehingga

yang baik adalah membuang butir pernyataan tersebut.68

67
Ibid, hlm. 41
68
Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
ed. 3, cet. 13, 1994, hlm. 194
58

4. Teknik Analisis Data

Setiap penelitian kuantitatif pasti menggunakan statistik untuk menganalisis

data. Statistik itu sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu statistik deskriptif dan

statistik inferensial, sementara statistik inferensial mempunyai dua bagian yaitu

parametrik dan nonparametrik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik

statistik inferensial nonparametrik yaitu teknik statistik yang digunakan untuk

menganalisis data sampel berbentuk data ordinal atau nominal dan hasilnya

diberlakukan atau dibuat justifikasi untuk populasi.69

1. Analisis Faktor

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Analisis

Faktor. Analisis faktor adalah prosedur untuk mengidentifikasi item atau

variabel berdasarkan kemiripannya. Kemiripan tersebut ditunjukkan dengan nilai

korelasi yang tinggi. Item-item yang memiliki korelasi yang tinggi akan

membentuk satu kerumunan faktor.

Kebanyakan analisis faktor digunakan untuk mengidentifikasi sejumlah

faktor yang relatif kecil yang dapat digunakan untuk menjelaskan sejumlah besar

variabel yang saling berhubungan. Sehingga variabel-variabel dalam satu faktor

mempunyai korelasi yang tinggi, sedangkan korelasi dengan variabel-variabel

pada faktor lain relatif rendah. Untuk memudahkan penelitian, maka digunakan

software SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 11,5 untuk

menganalisanya.

Untuk keperluan penelitian ini akan digunakan suatu model instrumen

penelitian yang mengukur besaran dari faktor yang sangat berpengaruh di dalam

69
Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),
Bandung: Alfabeta, Cet.11, 2008, hlm. 206-209
59

mengkonstruksi sebuah faktor penilaian. Dalam hal ini, analisis faktor dapat

dipandang sebagai teknik untuk mengidentifikasi kelompok atau cluster suatu

variabel dimana korelasi variabel dalam setiap cluster lebih tinggi dari pada

korelasi variabel cluster lainnya.70

Spesifikasi instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah suatu bentuk instrumen yang benar-benar valid untuk

mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau

konstruk. Instrumen tersebut dirancang untuk mengukur maksud dari penilaian

yang telah dijelaskan pada definisi variabel sebelumnya.

Hasil jawaban kuesioner pada setiap indikator yang menguji korelasi antar

variabel atau faktor, akan dijumlahkan dan dibagi sesuai banyaknya indikator

antara 2 hingga 4 untuk mengetahui rata-rata dari jumlah jawaban per-

responden. Hal ini diasumsikan bahwa antara satu indikator dengan indikator

lain dalam satu variabel tidak memiliki hubungan antara satu dengan lainnya dan

berdiri sendiri (independen), namun nilai bobot antar indikator di dalamnya

memiliki nilai yang sama.

Dalam melakukan analisis terdapat langkah-langkah proses dasar dari

analisis faktor yaitu sebagai berikut:

a) Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis.

b) Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan.

c) Melakukan proses inti pada analisis faktor, yakni faktoring.

d) Melakukan proses Faktor Rotation terhadap faktor yang telah terbentuk.

70
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2005, hlm. 10
60

e) Interprestasi atas faktor yang telah terbentuk, khususnya memberi nama

atas faktor yang terbentuk tersebut.

f) Validasi atas hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang terbentuk

telah valid.

Selanjutnya Pengujian terhadap variable-variabel yang telah ditentukan atau

pengujian seluruh matrik korelasi antar variabel tersebut diukur dengan

menggunakan metode test71 yaitu ada dua pendekatan:

a) Kaiser-Meiyer-Olkin (KMO).

Acuan untuk melakukan pengujian dengan test ini adalah korelasi

yang cukup kuat antar independen variabel, yaitu harus lebih besar dari

0.5. KMO merupakan indeks yang membandingkan besarnya koefisien

korelasi amatan dengan koefisien parsial.

Koefisien korelasi merupakan indikator untuk menunjukkan kekuatan

hubungan antar variabel. Adapun koefisien parsial adalah estimasi

korelasi antar faktor unik dan seharusnya mendekati nol agar asumsi

analisis faktor terpenuhi, yaitu data berasal dari populasi yang

berdistribusi normal multivariat. Rumus dari KMO adalah:

Keterangan
rij: Koefisien korelasi sederhana antara variabel i dan variabel j
aij: Koefisien korelasi parsial antara variabel i dan variabel j

71
Singgih Santoso, Statistik Multivariant, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2003, hlm. 100
61

Jika jumlah kuadrat koefisien parsial antara pasangan variabel adalah

kecil dibandingkan dengan jumlah kuadrat koefisien korelasi, maka

ukuran KMO mendekati 1 (satu).

Nilai KMO yang kecil mengindikasikan bahwa penggunaan analisa

faktor perlu dipertimbangkan.

Kaiser mencirikan KMO sebagai berikut:

a. Marvelous (0,90)

b. Meritorius (0,80)

c. Middling (0,70)

d. Mediocre (0,60)

e. Miserable (0,50)

f. Unacceptable (< 0,50)

b) Measure of Sampling Adequancy (MSA).

Yaitu ukuran kecukupan sampel yang dihitung pada tiap variabel

individual. Angka MSA berkisar antara 0 sampai 1. Rumus untuk

mengetahui MSA adalah sebagai berikut:

Sedangkan kriteria sesuai dengan berikut ini:

Jika Nilai MSA = 1, maka variabel tersebut dapat diprediksi

tanpakesalahan oleh variabel lain.

Nilai MSA > 0.5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis
lebih lanjut.
Sedangkan MSA < 0.5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa

dianalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya.


62

c) Rotasi Faktor

Setelah data diuji kelayakannya, maka langkah selanjutnya

menganalisa dengan menggunakan rotasi equamax. Metode equamax

berusaha menseleksi jumlah indikator dengan cara memilih indikator

yang mempunyai nilai loading besar dengan faktor penilaian. Karena

jumlah empat belas faktor telah diketahui, maka yang diseleksi adalah

seluruh indikator yang mempunyai nilai loading besar terhadap faktor.

Kelebihan dari rotasi equamax adalah merupakan kombinasi dari

metode varimax dalam penyederhanaan faktor dan metode quartimax

dalam penyederhanaan interpretasi variabel.

2. Analisis Regresi Linier Beganda

Indikator yang mempunyai nilai loading besar kemudian dilanjutkan dengan

analisis regresi berganda untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat. Persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut ini.

Y = a + b1X1 + b2 X2+e
Dimana
Y = Minat Masyarakat
a = konstansta
X1 = Risiko Investasi
X2 = Atribut Produk Islami
B1,2 = Koefisien Regresi
e = Error
a) Uji Asusmsi Klasik

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi


63

normal. Dalam regresi linear disturbance error atau variabel

gangguan (ei) berdistribusi secara normal atau acak untuk setiap nilai

Xi, mengikuti distribusi normal disekitar rata-rata. Pengujian dapat

dilakukan melalui dua pendekatan yaitu menggunakan pendekatan

statistic dan grafik. Dalam hal ini data diuji dengan pendekatan

grafik. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti

arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas. Sedangkan jika data menyebar jauh dari diagonal dan

tidak mengikuti arah garis diagonal atau garis histogram tidak

menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak

memenuhi asumsi normalitas.72

2) Uji Autokorelasi

Autokorelasi merupakan korelasi antara data urut waktu (time

series) atau antara space untuk data cross section. Keberadaan

autokorelasi yang signifikan mengakibatkan parameter regresi

menjadi tidak konsisten, meskipun tidak biasa. Oleh karena itu, hasil

regresi tidak boleh mengandung gejala autokorelasi yang signifikan.

Pengujian terhadap adanya fenomena autokorelasi dalam data

yang dianalisis dapat dilakukan dengan menggunakan Durbin-

Watson Test. Jika nilai statistik Durbin-Watson (DW) mendekati 2,

maka dapat disimpulkan tidak terjadi autkorelasi yang signifikan.73

72
Imam Ghozali, Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang: UNDIP, 2001, hlm.
110-112
73
Damodar Gujarati, Ekonometrika Dasar, Jakarta: Erlangga, 1995, hlm. 422
64

3) Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah fenomena di mana pada nilai variabel

independen tertentu, masing-masing kesalahan (ei) mempunyai nilai


2
varian (σ ) yang tidak sama. Heteroskedastisitas ini mengakibatkan

nilai-nilai estimator (koefisien regresi) dari model tersebut tidak

efisien meskipun estimator tersebut tidak bias dan konsisten.

Pengujian terhadap adanya fenomena heteroskedastisitas dilakukan

dengan menggunakan Spearman's Rank Correlation Test.

4) Uji Multikoleniaritas

Multikolinearitas merupakan fenomena adanya korelasi yang

sempurna antara satu variabel bebas dengan variabel bebas yang lain.

Konsekuensi praktis yang timbul sebagai akibat adanya

multikolinearitas ini adalah kesalahan standar parameter menjadi

semakin besar. Hal ini boleh terjadi pada hasil analisis regresi.

Pengujian terhadap ada tidaknya multikolinearitas dilakukan dengan

menggunakan metode VIF (Variance Inflation Factor). Adapun

kriteria yang digunakan dalam pengujian metode VIF ini adalah

sebagai berikut:

Jika VIFj>10 terjadi multikolinearitas tinggi antara regresor

(variabel bebas) j dengan regresor (variabel bebas) yang lain.74

b) Uji T (Regresi Parsial)

Uji ini sering disebut dengan ketepatan parameter penduga

(estimate), Uji t digunakan untuk menguji apakah pertanyaan hipotesis

74
Ibid, hlm. 425
65

benar.75 Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh suatu variabel penjelas (independen) secara individual dalam

menerangkan variabel terikat. Adapun prosedurnya sebagai berikut:

1) Menentukan H0 dan H1 (Hipotesis Nihil dan Hipotesis

alternatif);

2) Dengan melihat hasil print out komputer melalui program SPSS

for Windows, diketahui nilai thitung dengan nilai signifikansi nilai

t;

3) Jika signifikansi nilai t < 0,05 maka ada pengaruh signifikan

antara variabel bebas dengan variabel terikat;

Jika signifikansi nilai t > 0,05 maka tidak ada pengaruh yang

signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat, artinya H0

diterima dan menolak H1, pada tingkat signifikansiα= 5%. Namun bila

nilai sig. t > 0,05 dan sig.t < 0,10 maka ada pengaruh yang signifikan

pada signifikansi α= 10%.

c) Uji F ( Regresi Simultan)

Uji F yaitu untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas

(independen) terhadap variabel tak bebas (dependen) secara bersama-

sama. Menurut Kuncoro76 uji statistik F pada dasarnya menunjukkan

apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Prosedurnya uji

F sebagai berikut:

75
Bambang Setiaji, Panduan Riset dengan Pendekatan Kuantitatif, Surakarta: Program Pasca
Sarjana UMS, 2004, hlm. 13
76
Mudrajat Kuncoro, Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi,
Yogyakarta: AMP YKPN, cet. 1, 2001, hlm. 98
66

1) Menentukan H0 dan H1 (Hipotesis Nihil dan Hipotesis

alternatif);

2) Menentukan level of signifikans (α= 5 % );

3) Kriteria uji F, dengan melihat hasil print out komputer, jika nilai

signifikansi < 1%, maka model dalam analisis sudah tepat (fit),

berarti signifikans pada α= 1%.

d) Uji Determinasi (R Square)

Koefisien Determinasi Menurut Setiaji77 koefisien determinasi (R2)

pada intinya digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan

variabel bebas dalam menerangkan variabel terikat.

Rumus yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen adalah:

Besarnya R2 dihitung dengan membagi jumlah Yestimasi dikurangi

rata-rata kwadrat (sum square) dengan jumlah Y terobsesi dikurangi Y

rata-rata kwadarat. Nilai R2 adalah antara 0 sampai dengan 1, bila R2

mendekati 1 maka model yang dipilih mendekati kebenaran.

77
Bambang Setiaji, loc. cit, hlm. 20
67

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum (Profil) Bank Syari’ah Mandiri

1. Sejarah Bank Syari’ah Mandiri

Krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis

politik nasional telah membawa dampak besar dalam perekonomian nasional.

Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didominasi

oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat parah.

Keadaan tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil

tindakan untuk merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di

Indonesia.

Lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, tentang Perubahan atas

Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, pada bulan November

1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank

syari’ah di Indonesia. Undang-Undang tersebut memungkinkan bank

beroperasi sepenuhnya secara syari’ah atau dengan membuka cabang khusus

syari’ah.78

PT. Bank Susila Bakti yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan

Pegawai (YKP) PT. Bank Dagang Negara dan PT. Mahkota Prestasi berupaya

keluar dari krisis 1997 - 1999 dengan berbagai cara. Mulai dari langkah-

langkah menuju merger sampai pada akhirnya memilih konversi menjadi bank

syari’ah dengan suntikan modal dari pemilik. 79

78
Redaksi Sinar Grafika, Undang-undang perbankan 1998 (Undang-undang nomor 10 tahun
1998), cet. 6, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2007.
79
Bank Syari’ah Mandiri, Laporan Tahunan BSM, Jakarta, 2008, hlm. 5.
68

Dengan terjadinya merger empat bank (Bank Dagang Negara, Bank

Bumi Daya, Bank Exim dan Bapindo) ke dalam PT. Bank Mandiri (Persero)

pada tanggal 31 Juli 1999, rencana perubahan PT. Bank Susila Bakti menjadi

bank syari’ah (dengan nama Bank Syari’ah Sakinah Mandiri) diambil alih

oleh PT. Bank Mandiri (Persero).80

PT. Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik baru mendukung sepenuhnya

dan melanjutkan rencana perubahan PT. Bank Susila Bakti menjadi bank

syari’ah, sejalan dengan keinginan PT. Bank Mandiri (Persero) untuk

membentuk unit syari’ah. Langkah awal dengan merubah Anggaran Dasar

tentang nama PT. Bank Susila Bakti menjadi PT. Bank Syari’ah Sakinah

Mandiri berdasarkan Akta Notaris : Ny. Machrani Moertolo Soenarto. SH,

No. 29 pada tanggal 19 Mei 1999. Kemudian melalui Akta No. 23 tanggal 8

September 1999 Notaris : Sutjipto, SH nama PT. Bank Syari’ah Sakinah

Mandiri diubah menjadi PT. Bank Syari’ah Mandiri.

Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat Keputusan

Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP. BI/1999 telah memberikan ijin

perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan usaha berdasarkan

prinsip syari’ah kepada PT. Bank Susila Bakti. Selanjutnya dengan Surat

Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999

tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia telah menyetujui perubahaan nama

PT. Bank Susila Bakti menjadi PT. Bank Syari’ah Mandiri.81

Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999

merupakan hari pertama beroperasinya PT. Bank Syari’ah Mandiri. Kelahiran

80
Ibid, hlm. 6.
81
Ibid, hlm. 5.
69

Bank Syari’ah Mandiri merupakan buah usaha bersama dari para perintis bank

syari’ah di PT. Bank Susila Bakti dan Manajemen PT. Bank Mandiri yang

memandang pentingnya kehadiran bank syari’ah dilingkungan PT. Bank

Mandiri (Persero).

PT. Bank Syari’ah Mandiri berkantor pusat di Gedung Bank Syari’ah

Mandiri yang terletak di Jl. MH. Thamrin No.5 Jakarta 10340; Telp. (021)

2300509; Homepage:www.syari’ahmandiri.co.id. Bank Syari’ah Mandiri

didirikan pada tanggal 25 Oktober 1999 dengan dukungan sekitar 959

karyawan. Pada saat itu terkumpul modal dasar sebesar Rp

1.000.000.000.000,00 serta modal yang disetor Rp 358.372.565.000,00.82

Bank Syari’ah Mandiri kini beroperasi dengan 313 buah kantor

pelayanan, sembilan kantor cabang diantaranya berada di Jakarta serta 50

kantor cabang tersebar di dua puluh empat provinsi, sisanya adalah kantor

cabang pembantu. Selain itu, terdapat pula kantor kas dan 37521 jaringan

ATM yang bias diakses di seluruh Indonesia, sebagai hasil kerjasama Bank

Syari’ah Mandiri dengan Bank Mandiri (Persero) juga menyediakan jaringan

ATM dengan jumlah 118 uni ATM BSM dan 3746 unit ATM Bank Mandiri

(Persero).

Bank Syari’ah Mandiri berdiri dan mulai beroperasi pada saat kondisi

perekonomian dan perbankan kurang kondusif. Meskipun demikian,

perusahaan tetap mampu bertahan dan melaksanakan kegiatan operasionalnya

termasuk menyalurkan modal bagi para pengusaha dengan baik. Selain itu,

kegiatan-kegiatan social pun kerap dilakukannya dalam bentuk kegiatan donor


82
Fenty Rismayanti, “Pengetahuan Konsumen Mengenai Perbankan Syariah dan
Pengaruhnya Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah padaPT Bank Syariah Mandiri Tbk Cabang
Bandung”, Skripsi, FE UNPAD, 2005, hlm. 66
70

darah, pemberian sumbangan, sponsorship kegiatan ilmiah dan

lainnya.Walaupun usianya masih tergolong muda, Bank Syari’ah Mandiri

telah mencapai prestasi dan kinerja yang cukup membagakan. Peningkatan ini

tercermin dari keberhasilan perusahaan menjadi peringkat ke-49 dari 150

bank terbaik di Indonesia berdasarkan rating majalah Infobank 2001.83

PT. Bank Syari’ah Mandiri hadir sebagai bank yang mengkombinasikan

idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya.

Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi

salah satu keunggulan PT. Bank Syari’ah Mandiri sebagai alternatif jasa

perbankan di Indonesia.

2. Visi, Misi, Prinsip, dan Budaya Perusahaan.

a. Visi.84

Menjadi bank syari’ah terpercaya pilihan mitra usaha.

b. Misi

1). Menciptakan suasana pasar perbankan syari’ah agar dapat

berkembang dengan mendorong terciptanya syarikat dagang yang

terkoordinasi dengan baik.

2). Mencapai pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan

melalui sinergi dengan mitra strategis agar menjadi bank syari’ah

terkemuka di Indonesia yang mampu meningkatkan nilai bagi para

pemegang saham dan memberikan kemaslahatan bagi masyarakat

luas.

83
Ibid, hlm. 66
84
Ibid, hlm. 67
71

3). Mempekerjakan pegawai yang profesional dan sepenuhnya mengerti

operasional perbankan syari’ah.

4). Menunjukkan komitmen terhadap standar kinerja operasional

perbankan dengan pemanfaatan teknologi mutakhir, serta memegang

teguh prinsip keadilan, keterbukaan dan kehati-hatian.

5). Mengutamakan mobilisasi pendanaan dari golongan masyarakat

menengah dan ritel, memperbesar portofolio pembiayaan untuk skala

menengah dan kecil, senta mendorong tenwujudnya manajemen

zakat, infaq dan sadaqah yang lebih efektif sebagai cerminan

kepedulian sosial.

6). Meningkatkan permodalan sendiri dengan mengundang perbankan

lain, segenap lapisan masyarakat dan investor asing.

c. Prinsip Operasi Bank Syari’ah.85

Bank Syari’ah menganut prinsip-prinsip sebagai berikut:

1). Prinsip Keadila. Prinsip ini tercermin dari penerapan imbalan atas

dasar bagi hasil dan pengambilan margin keuntungan yang disepakati

bersama antara Bank dan Investor.

2). Prinsip Kemitraan. Bank Syari’ah menempatkan investor

penyimpanan dana, investor pengguna dana, maupun Bank pada

kedudukan yang sama dan sederajat dengan mitra usaha. Hal ini

tercermin dalam hak, kewajiban, risiko dan keuntungan yang

berimbang di antara investor penyimpan dana, investor pengguna

dana maupun Bank. Dalam hal ini bank berfungsi sebagai

85
Laporan Bank Syari’ah Mandiri, Loc. Cit, hlm. 9.
72

intermediary institution lewat skim-skim pembiayaan yang

dimilikinya.

3). Prinsip Keterbukaan. Melalui laporan keuangan bank yang terbuka

secara berkesinambungan, investor dapat mengetahui tingkat

keamanan dana dan kualitas manajemen bank.

4). Univeralitas. Bank dalam mendukung operasionalnya tidak

membeda-bedakan suku, agama, ras dan golongan agama dalam

masyarakat dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil'âlamîn.

d. Budaya Perusahaan

Bank Syari’ah Mandiri sebagai bank yang beroperasi atas dasar

prinsip syari’ah Islam menetapkan budaya perusahaan yang mengacu

kepada sikap akhlaq al-karîmah (budi pekerti mulia), yang terangkum

dalam lima pilar yang disingkat SIFAT, yaitu :86

1). Siddiq (Integritas). Menjaga martabat dengan integritas. Awal dengan

niat dan hati tulus, berpikir jernih, bicara benar, sikap terpuji dan

perilaku teladan.

2). Istiqâmah (Konsistensi). Konsisten adalah kunci menuju sukses.

Pegang teguh komitmen, sikap optimis, pantang menyerah, kesabaran

dan percaya diri.

3). Fatânah (Profesionalisme). Profesional adalah gaya kerja kami.

Semangat belajar berkelanjutan, cerdas, inovatif, terampil dan adil.

86
Ibid, hlm. 8
73

4). Amânah (Tanggung Jawab). Terpercaya karena penuh tanggung

jawab. Menjadi terpercaya, cepat tanggap, obyektif, akurat dan

disiplin.

5). Tablig (Kepemimpinan). Kepemimpinan berlandaskan kasih-sayang.

Selalu transparan, membimbing, visioner, komunikatif dan

memberdayakan.

3. Tujuan dan Strategi Perusahaan. 87

Sesuai misinya menjadi Bank Syari’ah Mandiri terpercaya pilihan mitra

usaha, BSM bertekad untuk memberikan kemaslahatan bagi masyarakat luas

dan turut serta meningkatkan kesejahteraan di atas landasan ekonomi syari’ah.

Tekad tersebut ditegakkan di atas empat prinsip utama (keadilan, kemitraan,

keterbukaan, dan universalitas).

Adapun maksud universalitas adalah tekad pelayanan pada seluruh

golongan masyarakat di Indonesia, tanpa membedakan latar belakang suku,

agama, dan ras. Hal itu, lanjutnya, selaras dengan keyakinan bahwa ajaran

Islam adalah pembawa rahmat kepada seluruh alam.

Strategi yang digunakan Bank Syari’ah Mandiri adalah Aggressive

Maintenance Strategy. Dalam peningkatan volume bisnis, hingga saat ini, PT

Bank Syari’ah Mandiri terus melakukan perburuan investor baru melalui

penyediaan beragam produk dan pelayanan, sosialisasi proaktif, promosi

terarah, kegiatan pemasaran serta pelayanan yang lebih prima.

87
Ibid, hlm. 33
74

4. Struktur Organisasi Bank Syari’ah Mandiri.88

Struktur organisasi Bank Syari’ah Mandiri (BSM) senantiasa

menyesuaikan diri dengan perkembangan bisnis dan sekaligus mengantisipasi

dinamika lingkungan bisnis. Untuk tujuan itulah maka manajemen BSM

melakukan restrukturisasi organisasi. Tujuannya untuk menjadikan organisasi

BSM lebih fokus dan efisien.

Hal ini dilakukan dengan menyatukan beberapa unit kerja yang memiliki

karakteristik yang sama dalam satu direktorat. Adapun struktur organisasi

BSM Kudus adalah sebagai berikut:

Gambar 2.

Struktur Perusahaan Bank Syari’ah Mandiri Kudus

KEPALA
CABANG

MANAJER MANAJER
MARKETI OPERASIO
NG NAL

Funding Account Custumer D& SDI &


Officer Officer Teller Service Admin Cliring Umum

PMS

Sumber : Bank Syari’ah Mandiri Cabang Kudus

5. Nilai-Nilai Perusahaan.89

a. Excellence

88
Hasil Observasi peneliti dengan Bapak Adhi Setiyo Nugroho (MSI&U BSM Kudus) tanggal
5 Agustus 2010.
89
Laporan Bank Syari’ah Mandiri, Op. Cit, hlm. 4
75

Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu dan

berkesinambungan.

b. Teamwork

Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi.

c. Hummanity

Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religius.

d. Integrity

Menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji.

e. Customer Focus

Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk menjadikan Bank

Syari’ah Mandiri sebagai mitra terpercaya dan menguntungkan.

6. Produk Layanan Jasa Bank Syari’ah Mandiri terkait Sebagai Agen.


90
a. Pembiayaan Mudarabah Muqayyadah off Balance Sheet

Adalah penyaluran dana Mudarabah Muqayyadah dimana Bank

bertindak sebagai agen (channelling agent), sehingga Bank tidak

menanggung risiko.
91
b. Reksadana Mandiri Investa Syari’ah Berimbang

Adalah reksadana campuran (Mix Fund/Balanced Fund) berbasis

instrumen pasar uang, pasar obligasi dan pasar saham dengan ketentuan

investasi sesuai Syari’ah. Dikelola, diadministrasikan, disimpan dan

didistribusikan (dijual) oleh sinergi 3 (tiga) kekuatan besar, yaitu: PT

Mandiri Manajemen Investasi (sebagai manajer investasi dengan dana

kelolaan terbesar di Indonesia), Deutsche Bank (sebagai bank kustodi

90
Ibid, hlm. 80
91
Ibid, hlm. 83
76

reksadana terbesar di Indonesia yang sudah berperan aktif sebagai kustodi

reksa dana konvensional maupun Syari’ah) dan BSM (sebagai agen

penjual).

c. Reksadana Mandiri Investa Atraktif Syari’ah (MITRA Syari’ah)

Adalah reksadana syari’ah yang dikeluarkan oleh PT Mandiri

Manajemen Investasi (MMI). Merupakan jenis reksadana saham (equity

fund), yaitu wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari

masyarakat pemodal (investor) untuk selanjutnya diinvestasikan oleh

manajer investasi minimal 80% dalam portofolio Efek Saham Syari’ah.

d. Agen Surat Berharga Syari’ah Negara92

Adalah layanan BSM yang menjadi agen penjual surat berharga

syari’ah milik Negara, dana perolahan seutuhnya disetorkan kepada kas

Negara sehingga BSM tidak memanajemen dana tersebut.

7. Karakteristik investor SR 001 yang masuk melalui BSM Kudus.

Dalam penelitian ini telah diperoleh bahwa jumlah investor yang

membeli sukuk SR 001 melalui BSM cabang Kudus sebanyak 46 orang.

Sebagaimana disebutkan dalam bab 3, bahwa pengambilan sampel

menggunakan rumus Slovin, maka di dapat minimal pengembilan sampel

sebanyak 41 orang. Maka dilaksanakan penyebaran kuesioner kepada 41

orang investor di Bank Syari’ah Mandiri cabang Kudus.. Prosentasi sampel

adalah 89,13 % dari populasi. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan

92
Browsur BSM tentang sukuk SR 001 tahun 2008
77

mendatangi investor secara langsung di kediamannya. Waktu penyebaran

kuesioner berlangsung pada bulan Juli hingga Agustus 2010.

Hasil penelitian diketahui karakteristik investor sukuk SR 001 pada Bank

Syari’ah Mandiri Cabang Kudus, menjelaskan kaum perempuan mendominasi

pembelian SR 001. Sebesar 58,5% lebih banyak dari kaum laki-laki yang

hanya sebesar 41,5%. Sebagaimana dijelaskan dalam tabel 6.

Tabel. 6
Pengelompokan Investor Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Pria 17 41,5
Wanita 24 58,5
Total 41 100%
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Tabel 6 memperlihatkan sebagian besar investor yang diteliti berjenis

kelamin wanita dimana perbedaan diantara keduanya terpaut 7 %. Hal ini

dapat mengindikasikan bahwa baik pria maupun wanita memiliki kebutuhan

yang relativ sama terhadap lembaga keuangan. Adapun mayoritas persentase

wanita dikarenakan pengambilan sampel dilakukan dengan convenience

random sampling. Jadi kebanyakan yang mau mengisi dan menjadi responden

adalah kaum wanita.

Tabel. 7
Pengelompokan Investor Berdasarkan Usia

Frequency Percent Cumulative Percent

Valid 17-25 Tahun 4 9,8 9,8


26-35 Tahun 20 48,8 58,5
36-45 Tahun 17 41,5 100,0
Total 41 100,0
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
78

Tabel. 7 menunjukkan bahwa mayoritas responden SR 001 tergolong

usia produktif. Sebanyak 20 orang yang setara dengan 48,8% berusia 26-35

tahun, memasuki usia tersebut, seseorang dituntut untuk memikirkan masa

depan dan tujuan hidup dengan lebih terfokus sehingga mereka akan lebih

cermat dalam mengatur alokasi keuangan. Posisi di bawahnya adalah usia 36-

45 sebesar 41,5% atau 17 orang. Sisanya sebanyak 4 orang berusia 17-25

tahun.

Tabel. 8
Pengelompokan Investor Berdasarkan Pendidikan Formal

Frequency Percent Cumulative Percent

Valid SD/Sederajat 1 2,4 2,4


SMP/Sederajat 1 2,4 4,9
SMA/Sederajat 5 12,2 17,1
Diploma/Sarjana 31 75,6 92,7
Megister/Doktor 3 7,3 100,0
Total 41 100,0
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Sebanyak 31 orang atau 75,6% investor yang diteliti berlatar belakang

pendidikan diploma atau Sarjana, hal ini menunjukkan lebih dari setengah

sampel yang diperoleh berpendidikan formal akhir Diploma/Sarjana. Kondisi

pendidikan ini berpengaruh terhadap pola pikir dan perilaku serta

pengetahuan investor. Pendidikan yang tinggi membuka peluang bagi

responden untuk menjadi investor berdasarkan motivasi kesadaran akan

urgensi perbankan syari’ah bagi kepentingan duniawi dan akhirat mereka.

Tabel. 9
Klasifikasi Investor Berdasarkan Pekerjaan
79

Frequency Percent Cumulative Percent

Valid Ibu Rumah Tangga 5 12,2 12,2


Wiraswasta 9 22,0 34,1
PNS 25 61,0 95,1
Lain-lain 2 4,9 100,0
Total 41 100,0
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Sebesar 61,0 % investor berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Dimana seorang PNS sudah berpenghasilan tetap dan mayoritas sudah

berkeluarga sehingga mendorong mereka untuk merencanakan keuangan

masa depan keluarganya. Hal ini sesuai dengan siaran pers Departemen

Keuangan RI mengenai Hasil Penerbitan Sukuk Negara Riter Seri SR 001

Nomor: 25/HMS/2009, yang menyatakan bahwa profesi tertinggi investor

yaitu 24,61% adalah PNS. Dilanjutkan dengan Wirasuasta sebesar 22,0% atau

9 orang. Tabel 10 menjelaskan rata-rata penghasilan responden tiap bulan.

Tabel. 10
Pengelompokan Investor Berdasarkan Penghasilan/Bulan

Frequency Percent Cumulative Percent

Valid < Rp 1 Jt 2 4,9 4,9


Rp 1.001.000-Rp 3 Jt 10 24,4 29,3
Rp 3.001.000-Rp 5 Jt 11 26,8 56,1

Rp 5.001.000-Rp 7 Jt 7 17,1 73,2


Rp 7.001.000-Rp 10 Jt 5 12,2 85,4
> Rp 10 Jt 6 14,6 100,0
Total 41 100,0

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Rata-rata pendapatan perbulan responden berkisar Rp 3.001.000,00 – Rp

5.000.000,00 sebanyak 11 orang atau 26,8%, dan Rp 1.001.000,00 – Rp

3.000.000 sebesar 24,4% atau 10 orang. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa
80

kesadaran akan perencanaan keuangan responden telah matang. Di mana

investor SR 001 tergolong masyarakat menengah ke atas.

Tabel. 11
Pengelompokan Investor Berdasarkan Sumber Informasi Mengenai Sukuk

Frequency Percent Cumulative Percent

Valid Keluarga/teman 22 53,7 53,7


Media elektronik 7 17,1 70,7
Browsur/pamflet/buku 7 17,1 87,8
Lainnya 5 12,2 100,0
Total 41 100,0
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Keluarga atau teman merupakan media komunikasi dasar, hal ini terbukti

sebesar 53,7% atau 22 orang responden mengenal Sukuk SR 001 dari

keluraga dan teman. Sisasnya sebesar 46,3% diperolah dari luar keluarga,

diantaranya media elektronik 17,1%, browsur/pamflet/buku sebesar 17,1%,

lain-lain sebesar 12,2%.

Tabel. 12
Informasi Investor Berdasarkan BSM Menjadi Agen

Frequency Percent Cumulative Percent

Valid Keluarga/teman 16 39,0 39,0


Media elektronik 13 31,7 70,7
Browsur/pamflet/buku 11 26,8 97,6
Lainnya 1 2,4 100,0
Total 41 100,0
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Tabel di atas menunjukkan 39,0% atau 16 orang responden memberikan

informasi bahwa BSM menjadi Agen SR 001. Sedangkan investor yang

mengetahui BSM menjadi Agen melalui Media Elektronik sebanyak 13 orang

atau 31,7%. Lainnya 26,8% melalui Browsur, Pamflet maupun buku, sisanya

2,4% dari media lain.


81

Tabel. 13
Besaran Investasi Pada Sukuk SR 001

Frequency Percent Cumulative Percent

Valid Rp 5.000.000 7 17,1 17,1

Rp 10.000.000-Rp 15 Jt 29 70,7 87,8

Rp 20.000.000-Rp 35 Jt 5 12,2 100,0


Total 41 100,0
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Tabel di atas menunjukkan bahwa 70,7% responden menginvestasikan

dananya melalui BSM sebesar 10-15 Juta atau 2 hingga 3 lot. Selanjutnya

sebanyak 7 orang atau 17,1% berinvestasi sebesar 5 Juta, dan sisanya 12,2%

berinvestasi antara 20 hingga 35 Juta.

Tabel. 14
Alasan Investor Memilih BSM

Frequency Percent Cumulative Percent

Valid Profesional 17 41,5 41,5


Kepercayaan 8 19,5 61,0
Islami/Syari'ah 12 29,3 90,2
Keluarga 1 2,4 92,7
Lainnya 3 7,3 100,0
Total 41 100,0
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Tabel 14 menunjukkan bahwa 41,5% responden memilih BSM

dikarenakan oleh faktor atau alasan Profesional. Posisi di bawahnya sebesar

29,3% karena faktor BSM bank Islami atau sesuai Syari’ah, dan faktor

kepercayaan menjadi alasan investor sebesar 19,5% atau 8 orang responden.

Tabel. 15
Sikap Terhadap Risiko

Frequency Percent Cumulative Percent


Valid Berani mengambil risiko 5 12,2 12,2
82

Berani dan diperhatikan 4 9,8 22,0


Percaya diri dan hati-hati 13 31,7 53,7
Hati-hati dan percaya pakar 14 34,1 87,8
Sikon dan mendengarkan pakar 5 12,2 100,0
Total 41 100,0
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Tabel 15 memperlihatkan 34,1% investor menyikapi risiko dengan lebih

hati-hati dan cenderung percaya terhadap manajer investasi mereka.

Kemudian posisi dibawahnya sebanyak 13 investir atau 31,7% menikapinya

dengan lebih percaya diri dan masih berhati-hati dalam mengambil langkah

investasinya.

B. Analisis Data

1. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Hasil pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian akan

dijelaskan pada tabel 16.

Tabel. 16
Validitas dan Reliabilitas Variabel X1 (Risiko Investasi)

Item Koefisien Korelasi Validitas

Risiko Investasi (X1)


1 0,474 Valid
2 0,528 Valid
3 0,629 Valid
4 0,538 Valid
5 0,500 Valid
6 0,520 Valid
7 0,497 Valid

Variabel Koefisien Reliabilitas Reliabilitas


83

Risiko Investasi 0,797 Reliabel


Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Hasil analisis menunjukkan bahwa seluruh pertanyaan tentang variabel X1

atau Risiko Investasi dinyatakan valid. Hal ini terbukti pada angka yang tertera

pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Validitas instrument penelitian

dikatakan valid apabila nilai korelasi lebih besar dari pada nilai r dalam tabel

product-moment. Tabel kritis nilai r product-moment untuk n = 41 atau

banyaknya responden 41 orang adalah 0,308. Sementara nilai hasil korelasi item

yang paling rendah adalah 0,474.

Untuk reliabiliti variabel Risiko Investasi sebesar 0,797 menunjukkan

kehandalan instrument diterima. Hal ini senada dengan uma sekaran yang

menjelaskan jika alpha atau r hitung = 0,8-1,0 dinyatakan reliabilitas baik; 0,6-

0,799 dikategorikan reliabilitas diterima; atau kurang dari 0,6 maka reliabilitas

kurang baik.

Tabel. 17
Validitas dan Reliabilitas Variabel X2 (Atribut Islami)

Item Koefisien Korelasi Validitas

Atribut Islami (X2)


1 0,514 Valid
2 0,684 Valid
3 0,626 Valid
4 0,637 Valid
5 0,368 Valid
6 0,428 Valid
7 0,752 Valid

Variabel Koefisien Reliabilitas Reliabilitas

Atribut Islami 0,823 Reliabel


Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
84

Hitungan korelasi product-moment dengan nilai tebel r kritis sebesar

0,308 dengan tingkat signifikan 5% memperlihatkan uji validistas variabel

Atribut Islami dinyatakan valid dengan hasil hitungan terendah adalah 0,368 dan

tertinggi 0,753.

Reliabiliti variabel Atribut Islami dengan nilai alpha atau r hitung =

0,823 dinyatakan baik. Sehingga ketika diujikan lagi pada renponden hasilnya

juga reliabel.

Tabel. 18
Validitas dan Reliabilitas Variabel Y (Minat Investasi)

Item Koefisien Korelasi Validitas

Minat Investasi (Y)


1 0,706 Valid
2 0,456 Valid
3 0,517 Valid
4 0,391 Valid
5 0,510 Valid
6 0,559 Valid
7 0,421 Valid

Variabel Koefisien Reliabilitas Reliabilitas

Minat Investasi 0,783 Reliabel


Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
85

Pengujian validitas instrumen penelitian dengan menggunakan

pendekatan analisis butir menyatakan pertanyaan Y1, Y2, Y3, Y4, Y5, Y6,

dan Y7 valid dengan nilai terendah 0,391. Angka ini telah melewati batas

minimum sebesar 0,308 dari korelasi product-moment.

Sedangkan reliabilitinya variabel Y atau Minat Investasi memperlihatkan

hasilnya sebesar 0,783 ini menjelaskan reliabelnya bisa diterima. Dari hasil

ketiga variabel yang di teliti. Menunjukkan kesemua pertanyaan dinyatakan

valid dan reliabel, meskipun ada yang reliabelnya dinyatakan diterima.

2. Analisis Faktor

Sebelum dilakukan Analisis Faktor terlebih dahulu dilaksanakan

pengujian terhadap variable-variabel yang telah ditentukan atau pengujian

seluruh matrik korelasi antar variabel tersebut dengan diukur menggunakan

metode test yaitu ada dua pendekatan:

a. Kaiser-Meiyer-Olkin (KMO).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai KMO untuk variabel Risiko

Investasi akan di jelaskan tabel 19.

Tabel. 19
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy. ,773

Bartlett's Test of Approx. Chi-Square 75,253


Sphericity Df 21
Sig. ,000
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Kaiser-Meyer-Olkin untuk variabel Risiko Investasi menunjukkan hasil

sebesar 0,773. hasil dapat dinyatakan analisis faktor layak untuk


86

dilanjutkan karena hasilnya labih besar dari ambang batas yaitu 0,50.

adapun KMO untuk variabel Atribut Islami akan dijelaskan pada tabel 20.

Tabel. 20
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy. ,754

Bartlett's Test of Approx. Chi-Square 112,977


Sphericity Df 21
Sig. ,000
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

KMO variabel Atribut Islami menghasilkan nilai 0,754 dan dinyatakan

dapat dilanjutkan analisis faktornya dengan nilai signifikan sebesar 0,000.

Tabel. 21
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy. ,638

Bartlett's Test of Approx. Chi-Square 100,395


Sphericity Df 21
Sig. ,000
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Meskipun nilai KMO lebih kecil dibandingkan sebelumnya, namun

untuk variabel Minat Investasi masih bisa dinyatakan bahwa analisis faktor

layak diteruskan dengan besaran nilainya 0,638 dan signifikansinya 0,000.

Jadi dari ketiga variabel yang diteliti dinyatakan layak untuk dianalisis

faktor.

b. Measure of Sampling Adequancy (MSA).

Batas minimum MSA dalam analisis faktor menyatakan nilai MSA >

0,5 maka variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut.

Untuk mengetahui nilai MSA dapat dilihat juga pada nilai KMO, maka

hasilnya untuk variabel X1 adalah 0,773, variabel X2 sebesar 0,754 dan


87

variabel Y dengan nilai 0,638. masing-masing memiliki tingkat signifikan

0,000. sehingga variabel bisa diprediksi.

c. Rotasi Faktor equamax.

Hasil rotasi equamax untuk pemfaktoran variabel Risiko Investasi akan

ditelaskan tabel 22.

Tabel. 22
Rotated Component Matrix(a) Variabel X1
Component
Indikator Variabel X1 1 2
Tidak Ada Risiko Gagal Bayar ,630

Harga Stabil Meskipun Bunga Naik ,812


Tidak Dibeli Dg Sukuk Baru Meski Turun ,798
Biaya Investasi Lebih Murah ,575
Tidak Akan Turun Meski Deposito Naik ,806
Likuid Ketika Dijual ,850
Hasil Lebih Besar Dari Inflasi ,744
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Rotasi menghasilkan pengelompokan Variabel Risiko Investasi

menjadi 2 bagian, dan dapat menjelaskan 61,42% terhadap model dalam

varabel yang dibentuk, bagian pertama dengan dimensi Harga Stabil Meski

Bunga Naik (0,812), Tidak Dibeli Dengan Sukuk Baru Meski Harga Turun

(0,798), dan Hasil Lebih Besar Dibanding Inflasi (0,744), disebut dengan

indikator Kesetabilan Sukuk SR 001. Adapun bagian kedua, dimensinya

adalah Tidak Terdapat Risiko Gagal Bayar (0,630), Tidak Akan Turun
88

Meski Deposito Naik (0,806), dan Likuid Ketika Dijual (0,850) atau

indikator Keamanan Sukuk SR 001.

Adapun hasil rotasi equamax untuk pemfaktoran variabel Atribut

Islami akan ditelaskan tabel 23.

Tabel. 23
Rotated Component Matrix(a) Variabel X2
Component
Indikator Variabel X2 1 2
Tidak Ada Riba ,839
Hasil Investasi Sewa ,703
Tidak Gharar ,811
Berkeadilan Dalam Distribusi Kemakmuran ,795
Ridho Sama Ridho ,699
Operasional Sesuai Syari'ah ,774
Tidak Zalim Dan Menzalimi ,804

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Hasil rotasi untuk variabel X2 juga mebaginya menjadi 2 indikator dan

dapat menjelaskan modal yang diteliti sebesar 66,79%, dimana indikator

pertama komponennya adalah Tidak Ada Riba (0,839), Hasil Investasi

Sewa (0,703), Tidak Gharar (0,811), dan Berkeadilan Dalam Distribusi

Kemakmuran (0,795), kemudian disebut dengan Investasi Halal dan

Memberikan Kesejahteraan. Sedangkan indikator kedua komponennya

adalah Ridho sama ridho (0,699), Opersional Sesuai Syari’ah (0,774), dan

Tidak Saling Menzalimi (0,804) yang disebut dengan Ridho Sama ridho.

Tabel. 24
Rotated Component Matrix(a) Variabel Y
89

Component
Indikator Variabel Y 1 2
Aktif Mencari Informasi ,834
Identifikasi Masalah ,662
Analisis Masalah ,752
Membuat Tabel Investasi ,754
Diskusi ,711
Menyediakan Referensi ,913
Membeli Kembali ,815
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Dalam rotasi variabel y juga terbagi menjadi 2 indikator dan mampu

menjelaskan model sebesar 64,43%. Indikator pertama disebut dengan

Merangkum Data Investasi dengan dimensi Aktif Mencari Investasi

(0,834), Identifikasi Masalah (0,662), Analisis Masalah (0,752), dan

Membuat Tabel investasi (0,754). Sedangkan indikator kedua dengan

nama Pendalaman Investasi memiliki dimensi Diskusi (0,711),

Menyediakan Referensi (0,913), dan Membeli Kembali (0,815).

Seterlah selesai pemfaktoran maka dilakukan analisis regresi berganda,

namun sebelumnya diuji terlebih dahulu dengan asumsi klasik.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Pengujian Normalitas

Dalam regresi linear disturbance error atau variabel gangguan (ei)

berdistribusi secara normal atau acak untuk setiap nilai Xi, mengikuti

distribusi normal disekitar rata-rata. Grafik 1 tersebut menunjukkan bahwa

data (titik-titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal. Dengan demikian dapat disimpulkan model regresi memenuhi

asumsi normalitas. Lihat grafik dibawah ini.


90

Grafik 1.

Histogram
Dependent Variable: YYY
14

12

10

6
Frequency

4
Std. Dev = ,97
2 Mean = 0,00

0 N = 41,00
-2,50 -1,50 -,50 ,50 1,50 2,50
-2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00

Regression Standardized Residual

b. Pengujian Autokorelasi

Hasil perhitungan dengan pendekatan statistik Durbin-Watson Test

sebesar 2,304. Jadi bisa dikatakan data tidak terjadi autokorelasi, karena

nilainya lebih besar dari dl (Batas Bawah) yaitu 1,39, tidak berada pada

posisi diantara dl=1,39 dan du=1,60 dan lebih besar dari du. sebagaimana

pendapat dari Kuncoro (2001) yang menyatakan bila nilai DW lebih besar

dari batas atas (du) maka koefisien autokorelasi sama dengan nol. Tabel

dapat dilihat pada tabel koefisien determinasi.

c. Pengujian Heterokedastisitas

Dengan menggunakan program SPSS versi 11.5 untuk mendeteksi

adanya heterokedastisitas digunakan grafik scatterplot variabel dependen,

grafik tersebut dapat dilihat di bawah ini. Berdasarkan keterangan grafik

telihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola


91

tertentu, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada

sumbu Y hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

Grafik. 2
Scatterplot
Dependent Variable: YYY
4
ual

3
e
dRsid

2
e
tiz

1
d
tuen

0
nS
io

-1
s
res

-2
e
Rg

-3
-3 -2 -1 0 1 2 3

Regression Standardized Predicted Value

d. Pengujian Multikolinieritas

Cara untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinieritas salah

satunya dengan melihat besarnya nilai toleransi value atau VIF. Apabila

nilai VIF lebih kecil dari 0,10 atau lebih besar dari 10 maka terjadi

multikolinieritas, sebaliknya dinyatakan tidak terjadi multikolinieritas

antarvariabel independen apabila nilai VIF berada pada kisaran 0,10

sampai 10. Hasil perhitungan menunjukkan angka VIF dari kedua variabel

X bernilai 1,000 untuk variabel Risiko Investasi dan 1,000 untuk Atribut

Islami yang berarti tidak terdapat multikolinieritas. Angka VIF dapat

dilihat pada grafik uji Ketepatan Parameter Penduga (uji t).

Setelah asumsi klasik terpenuhi selanjutnya dapat dilakukan

perhitungan dan pengujian regresi untuk mengukur pengaruh antara

variabel independen dengan dependent.

4. Perhitungan Regresi Linier Berganda

Berdasarkan jawaban yang diperoleh dari 41 responden yang merupakan

investor SR 001 yang melakukan pembelian pada Bank Syari’ah Mandiri


92

cabang Kudus, dilakukan analisis dengan menggunakan metode regresi linier

berganda antara Risiko Investasi dan Atribut Islami dengan Minat Berinvestasi

oleh Investor. Pengolahan data dilakukan dengan program SPSS for windows

versi 11.5. data yang digunakan dianalisis dan disajikan dalam bentuk

interpretasi sebagai berikut :

Tabel 25
Perhitungan dan Pengujian Koefisien Determinan
Model R R Square Adjusted Std. Error of Durbin-
R Square the Estimate Watson
1 .703(a) .494 .468 .521 2.304

a Predictors: (Constant), Variabel X1, variabel X2


b Dependent Variabel: Variabel Y

Sesuai dengan uraian hipotesis pada bab II, maka Risiko Investasi dan

Atribut Produk Islami serta pengaruhnya terhadap Minat menjadi investor

dapat diketahui dengan menghitung nilai koefisien regresi. Perhitungan ini

menghasilkan koefisien korelasi antara kedua variabel tersebut sebesar 0,703

atau 70,3 %. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa antara variabel Risiko

Investasi dan variabel Atribut Produk Islami serta pengaruhnya terhadap Minat

menjadi investor terdapat hubungan yang erat dan sifatnya positif atau searah

dengan keeratan hubungan 70,3%. Peningkatan atas keamanan terhadap risiko

investasi dan meningkatnya kekhasan atribut produk Islami secara keseluruhan

akan meningkatkan pula keputusan investor untuk membeli kembali Sukuk.

a. Uji R Square (Koefisien Determinasi)

Berdasarkan hasil analisis regresi linear (linear regression) yang

terdapat dalam lampiran, koefisien determinasi (R2) merupakan koefisien


93

yang dipergunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel

independen terhadap perubahan variabel dependen.

Dengan menggunakan rumus Adjusted R Square didapatkan koefisien

determinasi yang telah disesuaikan antara kedua variabel tersebut sebesar

0,494 atau 49,4%. Artinya variabel minat investasi dapat dijelaskan oleh

variabel risiko investasi dan atribut produk Islami sebesar 49,4%

sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak masuk dalam

model penelitian. Dengan kata lain, kontribusi atau pengaruh variabel

independen (Risiko Investasi dan Atribut Produk Islami) terhadap variabel

dependent (Minat Berinvestasi) adalah sebesar 49,4 % sedangkan 50,6 %

dipengaruhi oleh variabel lain.

Hasil temuan dilapangan diketahui bahwa selain model yang diteliti,

ternyata faktor pengetahuan investor terhadap instrumen investasi sangat

mempengaruhi terhadap minat investasi, hal ini disebabkan masih

minimnya pemahaman investor terhadap instrumen investasi di pasar

modal, bahkan pemahaman mereka terhadap sukuk SR 001 masih sangat

dangkal.

Faktor lain yang juga dipandang penting peneliti adalah pengenalan

investor terhadap lembaga investasi pasar modal (perusahaan scuritas) hal

ini menjadi landasan bagi investor membeli sukuk SR 001 melalui Bank

Syari’ah Mandiri dikarenakan ketidakkenalan investor terhadap

perusahaan scuritas.

Dan terakhir adalah faktor promosi dan iklan dalam dunia investasi di

pasar modal. Sebagaimana peran perbankan dalam mengedukasi pasar


94

melalui program promosi dan iklan, sehingga total pemilik rekening di

seluruh Indonesia mencapai 60 juta rekening bank. Sedangkan pemegang

rekening Efek dan pemegang unit penyertaan Reksa Dana, hanyalah

sekitar 600 ribu atau hanya 0.1% dari jumlah penduduk Nusantara.

1). Uji F (Pengujian Secara Simultan Antara Variabel X Dengan Y)

Nilai F digunakan untuk pengujian signifikansi koefisien regresi

secara keseluruhan. Dengan signifikansi nilai F yang mendekati nol

tersebut maka dapat dikatakan bahwa variabel independen yang terkait

dengan koefisien regresi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

variabel dependen pengambilan keputusan menjadi investor (Y) yang

diteliti. Tabel Analysis of Variance tersebut diolah dengan software

SPSS adalah sebagai berikut:

Tabel 26

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 10,086 2 5,043 18,576 ,000a
Residual 10,316 38 ,271
Total 20,402 40
a. Predictors: (Constant), XXX_2, XXX_1
b. Dependent Variable: YYY

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel X

(Risiko Investasi dan Atribut Produk Islami) terhadap variabel Y

(Minat Berinvestasi).

H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel X (Risiko

Investasi dan Atribut Produk Islami) terhadap variabel Y (Minat

Berinvestasi).

Atau dalam bahasa sederhana hipotesis Statistik uji simultan :


95

Ho : Tidak terdapat pengaruh X1,X2 terhadap Y

(Semua βi = 0)

H1 : Terdapat pengaruh X1,X2 terhadap Y

(Sekurang-kurangnya ada sebuah βi ≠ 0)

Berdasarkan tabel Analysis of Variance (ANOVA) diketahui

bahwa model yang terbentuk mempunyai nilai F = 18,576 dengan

signifikansi 0,000. Pengujian dengan membandingkan Ftabel = 3,24

dengan  = 5 % (0,05) Dengan demikian diketahui bahwa Fhitung > Ftabel

(18,576 > 3,240), serta nilai signifikansi 0,000 < dari 0,05 (5%) Oleh

karena itu bisa dinyatakan bahwa Ho ditolak. Jadi dapat ditarik

kesimpulan dari uji ini bahwa secara bersama-sama (simultan) terdapat

pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel Risiko Investasi

dan Atribut Produk Islami dengan Minat Berinvestasi investor.

2). Menentukan Variabel X (Risiko Investasi dan Atribut Produk Islami)

yang Paling Menentukan Variabel Y (Minat Berinvestasi Investor Pada

Sukuk SR 001).

Koefisien regresi parsial atau uji T digunakan untuk menjawab

rumusan masalah yang pertama yaitu untuk menguji pengaruh Risiko

Investasi terhadap Minat Berinvestasi dan untuk mengkaji pengaruh

Atribut Produk Islami terhadap Minat Berinvestasi. Perhitungan

koefisien regresi parsial untuk mengetahui keberartian pengaruh dari

setiap variabel dengan α 5 % dilakukan melalui aplikasi SPSS for

windows versi 11.5

Tabel 27
Perhitungan dan Pengujian koefisien regresi parsial
96

Coefficients(a)

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
Std.
B Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -1,823 ,919 -1,984 ,055
XXX_1 ,412 ,147 ,323 2,804 ,008 1,000 1,000
XXX_2 ,879 ,163 ,623 5,401 ,000 1,000 1,000
a Dependent Variable: YYY

Ho : Tidak terdapat pengaruh X1 terhadapY; X2 terhadap Y (βi = 0)

H1 : Terdapat pengaruh X1 terhadapY; X2 terhadap Y (βi ≠ 0)

Dari hasil uji t terhadap koefisien parsial di atas dapat disimpulkan

bahwa variabel X2 yaitu Atribut Produk Islami lebih dominan

pengaruhnya serta positif terhadap Minat Berinvestasi Sukuk SR 001

dari pada variabel Risiko Investasi. Tingkat signifikansinya sebesar

0,000.

Pengujian variabel X1 dengan membandingkan Ttabel = 1,690

dengan  = 5 % (0,05) Dengan demikian diketahui bahwa Thitung >

Ttabel yaitu 2,804 > 1,690, serta nilai signifikansi 0,008 < 0,05 (5%).

Oleh karena itu bisa dinyatakan bahwa Ho ditolak. Dan dikatakan

bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara Risiko Investasi

dengan Minat Berinvestasi SR 001, tingkat pengaruhnya sebesar

41,2%.

Adapun pengujian variabel X2 dengan membandingkan Ttabel =

1,690 dengan  = 5 % (0,05) Dengan demikian diketahui bahwa Thitung

> Ttabel yaitu 5,401 > 1,690, serta nilai signifikansi 0,000 < 0,05 (5%).

Oleh karena itu bisa dinyatakan bahwa Ho ditolak dan menerima H1.

Maka dinyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara


97

variabel Atribut Produk Islami dengan Minat Berinvestasi SR 001.

Dengan tingkat pengaruhnya sebesar 87,9%.

Alasan mengapa variabel Risiko Investasi memiliki pengaruh yang

signifikan karena responden beranggapan bahwa Sukuk SR 001 milik

pemerintah Indonesia dianggap aman, dimana investor telah

mengetahuinya berdasarkan browsur yang di dapat dari BSM. Risiko

yang melekat pada SR 001 diklasifikasikan menjadi 2 yaitu pertama

risiko pasar (Market Risk) suatu potensi kerugian dimana investor

ketika menjualnya di pasar sekunder ketika terjadi kenaikan tingkat

suku bunga.

Risiko ini tidak akan terjadi karena sampai saat ini tingkat bunga

bank yang di patok BI rate cenderung turun. Bahkan tingkat besaran

bunga deposito semakin turun seiring dengan menurunnya BI rate,

serta pendapatan bagi hasil dan profit margin dari deposito pada bank

syari’ah tidak sebesar profit margin atau yield yang dahasilkan sukuk

SR 001. Sehingga investor masih memburu investasi yang hasilnya

lebih besar dari bunga bank. Terbukti bahwa sesaat setelah pencatatan

di Bursa Efek Jakarta harga SR 001 naik sebesar 30 basis Poin atau

harganya menjadi 100,30% par dengan volume 55 miliar.93

Kedua adalah risiko likuiditas, dimana ketika investor

membutuhkan dan tunai sehingga menjual SR 001 dengan harga ajar

dan dibawah par. Dari sumber berita yang dikutip di atas, terlihat

investor tidak mengalami kerugian karena sukuk SR 001 tidak

93
Dwi Tupani, Harga Sukuk ritel Naik Saat Dicatatkan, Jakarta, Media Indonesia, Kamis 26
Februari 2009. berita diperoleh melalui web http://www.mediaindonesia.com/.
98

digolongkan dalam instrumen yang kurang likuid. Karena harga jual di

pasar sekunder lebih tinggi dibanding harga parnya serta hasil investasi

yang lebih besar dibandingkan bunga deposito bank yang hanya

berkisar 6% pertahun serta tingkat bagi hasil dan profit margin dari

deposito pada bank syari’ah masih dibawah kupon sukuk SR 001.

Adapun alasan variabel Artibut Produk Islami memiliki pengaruh

terhadap Minat Berinvestasi SR 001 karena responden beralasan bahwa

investasi SR 001 mampu memberikan kemakmuran terhadap

masyarakat umum dan hasil investasi yang halal, sebagaimana akan

dijelaskan tabel. 28.

Tabel. 28
Rotated Component Matrix(a) Variabel X2
Component
Indikator Variabel X2 1 2
Tidak Ada Riba ,839 ,016
Hasil Investasi Sewa ,703 ,400
Tidak Gharar ,811 ,194
Berkeadilan Dalam Distribusi Kemakmuran ,795 ,228
Ridho Sama Ridho ,086 ,699
Operasional Sesuai Syari'ah ,114 ,774
Tidak Zalim Dan Menzalimi ,429 ,804

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Indikator hasil investasi yang halal serta memberikan distribusi

kemakmuran dari variabel Atribut Produk Islami telah dianggap benar

oleh investor, sihingga mereka berminat berinvestasi pada SR 001.

Selain itu indikator saling ridho dalam bertransaksi juga melatar

belakangi investor dalam menimbulkan minatnya.

Patut kita cermati bahwa jumlah emiten sukuk di Indonesia

dibandingkan dengan jumlah obligasi konvensional proporsinya tidak


99

seimbang, serta potensi dana yang dapat dijaring melalui instrumen

sukuk masih sangat besar, sehingga langkah pemerintah mengeluarkan

sukuk SR 001 sangat tepat timingnya untuk menjaring dana dari

investor individu dan sukuk SR 001 merupakan SBSN pertama yang

menggunakan prinsip syari’ah.

b. Daya tarik BSM menurut investor sukuk SR 001

Adapun alasan investor memilih BSM dibandingkan agen yang lain

karena kelebihan atau daya tarik yang dimiliki BSM menurut investor

adalah profesionalisme serta operasionalnya sesuai syari’ah. Sebagaimana

dijelaskan tabel 29.

Tabel 29.
Alasan Investor Memilih BSM

Frequency Percent Cumulative Percent


Valid Profesional 17 41,5 41,5
Kepercayaan 8 19,5 61,0
Islami/Syari'ah 12 29,3 90,2
Keluarga 1 2,4 92,7
Lainnya 3 7,3 100,0
Total 41 100,0
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Tabel 29 menunjukkan bahwa 41,5% responden memilih BSM

dikarenakan oleh faktor atau alasan Profesional. Posisi di bawahnya

sebesar 29,3% karena faktor BSM bank Islami atau sesuai Syari’ah, dan

faktor kepercayaan menjadi alasan investor sebesar 19,5% atau 8 orang

responden.

Profesionalisme BSM dalam melayani investor berupa kemudahan

dalam menjalani prosedur pembelian sukuk SR 001, dimana prosedur

pemesanan pembelian sukuk SR 001 adalah sebagai berikut :


100

1) Menghubungi BSM untuk melayani pemesanan pembelian Sukuk

Negara Ritel;

2) Membuka rekening di BSM (jika belum mempunyai rekening)

dan rekening surat berharga (jika diperlukan) pada bank

kustodian anggota Subregistry atau Partisipan/Nasabah

Subregistry (untuk sukuk SR 001 bank kustodiannya adalah bank

bukopin).

3) Menyetor dana sesuai jumlah pembelian, minimal

Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) dengan kelipatan

Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) ke rekening “Sukuk Ritel”

pada bank yang ditunjuk oleh BSM.

4) Mengisi dan menandatangani Formulir Pemesanan (FP-01) serta

melampirkan fotocopy KTP serta fotocopy bukti transfer dana;

5) Menerima tanda terima bukti pemesanan pembelian dari BSM.

6) Menunggu hasil keputusan penjatahan yang ditetapkan oleh

Pemerintah untuk mengetahui jumlah Sukuk Ritel yang berhasil

dimenangkan;

7) Menerima konfirmasi kepemilikan Sukuk Ritel seri SR-001

sesuai dengan jumlah pemesanan pembelian yang berhasil

dimenangkan dari BSM.

Kemudahan yang diberikan BSM berupa pelaksanaan prosedur tersebut

di atas dapat dilakukan di kantor BSM yang tersebar di seluruh Nusantara,

jadi investor tidak merasa kerepotan dalam proses pembelian sukuk.94

94
Hasil wawancara dengan ibu Eka Rahmawati Bagian Costumer Cervice BSM Kudus
tanggal 01 Agustus 2010.
101

Disamping itu adanya ikatan emosional antar sesama muslim melalui

pelaksanaan operasional BSM sesuai syari’ah menjadi backup dalam

menumbuhkan keinginan investor untuk membeli sukuk SR 001 melalui

BSM. Meskipun tidak dimasukkan dalam model koesioner, namun terlihat

bahwa keseharian responden serta mayoritas agama yang dipeluk adalah

Islam.

Maka dari hasil analisis dan pembahasan di atas, dapat dirumuskan

persamaan regresinya sebagai berikut.

Tabel 30.
Rangkuman Koefisien Regresi Parsial
Variabel Koefisien T Sig. Interpretasi
Bebas Pengaruh
(Constant) -1.823 -1.984 0.055
X1 0.412 2.804 0.008 Signifikan
X2 0.879 5.401 0.000 Signifikan
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Komponen persamaan akhir hasil analisis multi regresi yang

menyatakan hubungan antara variabel Risiko Investasi dan Atribut Produk

Islami terhadap variabel Minat Berinvestasi SR 001 dinyatakan sebagai

berikut:

Y= -1,823 + 0,412X1 + 0,879X2


Untuk itu dari hasil perhitungan tersebut maka dapat diinterpretasikan

sebagai berikut: berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa paramater

koefisien regresinya untuk variabel independen adalah positif, hal ini

menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara Risiko Investasi dan

Atribut Produk Islami terhadap Minat Berinvestasi SR 001, sehingga setiap


102

terjadi peningkatan X akan diikuti pula oleh peningkatan Y. Dengan kata

lain semakin investor beranggapan Sukuk aman dari segala risiko investasi

maka akan semakin mempengaruhi minat investor dalam berinvestasi, hal

ini jumlah investor SR 001 akan mengalami peningkatan seiring niminya

risiko investasi. Begitu juga dengan kekhasan atribut produk Islami pada

SR 001, dimana semakin tinggi derajat kekhasan atribut produk Islami,

maka semakin bertambah pula peningkatan jumlah investor SR 001.

Rumusan matematisnya adalah apabila nilai risiko investasi meningkat

1 skor, maka minat berinvestasi sukuk meningkat 0,412 skor, dan apabila

atribut instrumen Islami meningkat 1 skor maka minat berinvestasi sukuk

meningkat 0,879 skor. Nilai konstanta sebesar -1,823 menunjukkan nilai

rata-rata Y apabila X1 dan X2 nol.


103

BAB IV

PENUTUP

C. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat

ditarik kesimpulan dari penelitian analisa faktor-faktor yang mempengaruhi minat

masyarakat berinvestasi sukuk melalui agen perbankan syari’ah, sebagai berikut :

8. Terdapat pengaruh positif dan signifikat antara risiko investasi dan atribut

produk Islami terhadap minat masyarakat untuk berinvestasi, hal ini terbukti

dari hasil uji statistiknya, yaitu:

a. Hasil analisa mendapatkan nilai koefisien regresi, nilai ini

menggambarkan bahwa antara variabel X dan Y yaitu (risiko investasi

dan atribut produk Islami dengan minat berinvestasi) dengan besar 0,703

atau 70,3 %. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa antara variabel risiko

investasi dan variabel atribut produk Islami dengan variabel minat

berinvestasi terdapat hubungan yang erat dan sifatnya positif atau searah

dengan keeratan hubungan 70,3%.

b. Nilai Adjusted R Square didapatkan koefisien determinasi yang telah

disesuaikan antara kedua variabel tersebut sebesar 0,468 atau 46,8%.

Artinya variabel minat berinvestasi dapat dijelaskan oleh variabel risiko

investasi dan atribut produk Islami sebesar 46,8% sedangkan sisanya

dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti. Dengan kata lain,

kontribusi atau pengaruh variabel independen (risiko investasi dan taribut

produk Islami) terhadap variabel dependen (minat berinvestasi) adalah


104

sebesar 46,8% sedangkan 53,2 % dipengaruhi oleh variabel lain di luar

model yang diteliti.

c. Hasil perhitungan Analysis of Variance (ANOVA) diketahui bahwa

model yang terbentuk mempunyai nilai F = 18,576 dengan signifikansi

0,000. Pengujian dengan membandingkan Ftabel = 3,240 dan  = 5 %

(0,05) dengan demikian diketahui bahwa Fhitung > Ftabel (18,576 > 3,240),

serta nilai signifikansi 0,000 < dari 0,05 (5%). Oleh karena itu bisa

dinyatakan bahwa Ho ditolak. Jadi dapat ditarik kesimpulan dari uji ini

bahwa secara bersama-sama (simultan) terdapat hubungan yang positif

dan signifikan antara variabel Risiko Investasi dan Atribut Produk Islami

dengan Minat Berinvestasi investor.

d. Pengujian variabel X1 dengan membandingkan Ttabel = 1,690 dengan  =

5 % (0,05) dengan diketahui bahwa Thitung > Ttabel yaitu 2,804 > 1,690,

serta nilai signifikansi 0,008 < 0,05 (5%). Oleh karena itu bisa

dinyatakan bahwa Ho ditolak. Dan dikatakan bahwa ada pengaruh positif

dan signifikan antara Risiko Investasi dengan Minat Berinvestasi SR

001, tingkat pengaruhnya sebesar 41,2%.

Adapun pengujian variabel X2 dengan membandingkan Ttabel =

1,690 dengan  = 5 % (0,05) dan diketahui bahwa Thitung > Ttabel yaitu

5,401 < 1,690, serta nilai signifikansi 0,000 < 0,05 (5%). Oleh karena itu

bisa dinyatakan bahwa Ho ditolak dan menerima H1. Maka dinyatakan

bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel Atribut

Produk Islami dengan Minat Berinvestasi SR 001. Dengan tingkat

pengaruhnya sebesar 87,9%.


105

e. Diketahui alasan mengapa variabel Risiko Investasi memiliki pengaruh

yang besar serta signifikan karena responden beranggapan bahwa Sukuk

SR 001 milik pemerintah Indonesia dianggap aman oleh investor,

dimana klasifikasi risikonya hanya dua yaitu pertama risiko pasar

(Market Risk) suatu potensi kerugian dimana investor ketika menjualnya

di pasar sekunder ketika terjadi kenaikan tingkat suku bunga. Risiko ini

tidak akan terjadi karena sampai saat ini tingkat bunga bank yang di

patok BI rate cenderung turun. Sehingga investor masih memburu

investasi yang hasilnya lebih besar dari bunga bank.

Kedua adalah risiko likuiditas, dimana ketika investor

membutuhkan dan tunai sehingga menjual SR 001 dengan harga ajar dan

dibawah par. Dari sumber berita yang dikutip di atas, terlihat investor

tidak mengalami kerugian yang seperti ini. Karena harga jual di pasar

sekunder lebih tinggi disbanding harga parnya serta hasil investasi yang

lebih besar dibandingkan bunga bank yang hanya berkisar 6% pertahun.

f. Adapun alasan variabel Artibut Produk Islami memiliki pengaruh

terhadap Minat Berinvestasi SR 001 karena responden beralasan bahwa

investasi SR 001 mampu memberikan kemakmuran terhadap masyarakat

umum dan hasil investasi yang halal.

9. Diketahui bahwa daya tarik yang dimiliki BSM menurut investor adalah

alasan investor memilih BSM dibandingkan agen yang lain karena kinerja

pegawai BSM yang profesional serta pelaksanaan operasionalnya sesuai

syari’ah. 41,5% responden memilih BSM dikarenakan oleh faktor atau

alasan Profesional. Posisi di bawahnya sebesar 29,3% karena faktor BSM


106

bank Islami atau sesuai Syari’ah, dan faktor kepercayaan menjadi alasan

investor sebesar 19,5% atau 8 orang responden.

D. Saran

Mengacu pada hasil pengolahan data dan pembahasan, saran-saran yang

dapat penulis berikan :

5. Untuk saat ini memang benar bahwa risiko investasi sukuk milik pemerintah

tergolong kecil bahkan tidak ada. Hal ini tidak terlepas dari meningkatnya

perekanomian Negara yang bergerak positif dan cenderung naik. Indonesia

merupakan salah satu dari tiga Negara di kawasan Asia yang sanggup

mempertahankan perekonomiannya dikala terjadi krisis keuangan global akhir

2008 lalu. Maka dari itu pemerintah terlebih menteri perekonomian senantiasa

mempertahankan dan selalu meningkatkan perekonomia Negara, agar investor

pribumi khususnya investor sukuk SR 001 dapat merasakan manfaat

investasinya.

6. Keyakinan investor akan penggunaan dana sukuk SR 001 mampu memberikan

kesejahteraan bagi rakyat indonesia mengidentifikasikan bahwa instumen

Islami terlebih konsep perekonomian Islam mampu menjawab permasalahan

mengenai distribusi kemakmuran bangsa. Sebuah pertanggung jawaban yang

tidak hanya tertera pada selembar kertas belaka, melainkan ada hubungan

vertikat (pemerintah dengan Tuhan) maupun horisontal (pemerintah dengan

investor). Maka dari itu implementasi dari konsep perekonomian berbasis

syari’ah harus selalu ditingkatkan dan dikembangkan guna terwujudnya

masyarakat yang sejahtera.


107

7. Bank Syari’ah Mandiri diharapkan meningkatkan profesionalismenya dengan

berlandaskan ketentuan syari’ah. Karena dua hal inilah yang melatar belakangi

investor lebih memilih BSM dibandingkan dengan agen yang lain. Disamping

itu BSM merupakan satu-satunya agen SBSN yang landasan operasinya sesuai

dengan syari’ah, sehingga kedepan mampu mengawal bank-bank syari’ah lain

untuk menjadi agen SBSN.

8. Diharapkan BSM lebih meningkatkan cervice quality terhadap kepuasan

nasabahnya, hal ini didasarkan atas penyebaran informasi yang positif akan

dilakukan oleh nasabah loyal, dan loyalitas nasabah di peroleh dari cervice

quality yang baik dari pihak BSM.

9. Diharapkan agar dilakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan risiko

investasi berbasis syari’ah serta pengenalan ragam atribut produk investasi

Islami baik berupa produk-produk yang tergoleng dalam pasar uang (money

market) maupun pasar modal (capital market), karena banyak hal yang dapat

digali seputar variabel yang diteliti sehingga akan memberikan masukan

sekaligus manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan demi perkembangan

sektor investasi berbasis syari’ah.

E. Penutup

Dengan mengucap al-hamdu lillahi rabbi al-‘âlamîn, akhirnya penulis

mampu menyelesaikan skripsi ini, sehingga penulis bisa menyelesaikan

kewajiban sebagai mahasiswa untuk memenuhi salah satu syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S.1). Dengan bentuk, isi, maupun

sistematika yang masih belum sempurna, penyusun mengharapkan saran yang


108

arif dan kritik yang konstruktif guna penyempurnaan penulisan skripsi ini.

Akhir kata, penulis mengharapkan semoga skripsi yang telah dibuat akan

membawa manfaat yang nyata untuk kita semua dalam rangka membangun

perekonomian berbasis syari’ah terutama instrument investasi dan

pengembangan layanan perbankan syari’ah sebagai pilar perekonomian

bangsa. Amin.
109

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur'an Al-Karim. Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur'an. Al-Qur'an dan


Terjemahnya dengan transliterasi. Semarang: PT. Karya Toha Putra. 1998.
Azwar, Saifuddin. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. ed. 3.
cet. 2. 2000.
Bank Syari’ah Mandiri. Laporan Tahunan BSM. Jakarta. 2008.
Brannen, Julia. Memadu Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. alih bahasa
oleh Huktan Arfawie Kurde dkk. Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan IAIN
Antasari. cet. 3. 2002.
Browsur BSM tentang sukuk SR 001 tahun 2008
El Yunusi, Rahman. Pengaruh Atribut Produk Islam. Komitmen Agama. Kualitas Jasa
Dan Kepercayaan Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Nasabah Bank Syari’ah
(Pada Bank Muamalat Kota Semarang). paper dipublikasikan pada acara The
9th Annual Conference on Islamic Studies (ACIS). Surakarta: 2-5 November
2009.
Engel, F. James, Roger D. Blackwell, dan Paul W. Miniard. Perilaku Konsumen.
Jakarta: Binarupa Aksara. 1994.
Fakhruddin, Hendy M.. Istilah Pasar Modal A-Z. Jakarta: Elex Medai Komputindo.
2008.
Fauziah, Nur dan Adistien Fatma Setyarini. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Yield Obligasi Perusahaan (Studi Kasus Pada Industri
Perbankan Dan Industri Finansial). Jakarta: Jurnal Siasat Bisnis. No. 9. Vol. 2.
2004.
Ghoyatul Marom. hadis 361. juz.1.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2005.
____________. Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: UNDIP.
2001.
Gujarati, Damodar. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga. 1995.
Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta. Andi. Offset. ed. 1. cet. 8. jilid 2.
2001.

Harnanto. Survai Minat Siswa SLTP Negeri dan Swasta Kecamatan Bantarkawung
Kabupaten BrebesTerhadap Akstra Kulikuler Bola Voli Tahun Ajaran
2004/2005. Skripsi. Semarang: Unversitas Negeri Semarang. Fakultas Ilmu
Keolahragaan. 2006.
110

Hartono. Pertimbangan Return Dan Risiko Dalam Keputusan Investasi. Surakarta.


2009. makalah disampaikan saat pengukuhan Prof. Dr. H. Hartono. M.S sebagai
Guru Besar Universitas Sebelas Maret Surakarta 5 Maret 2009. makalah dapat di
unduh pada web. http://pustaka.uns.ac.id/.
Hasbi, Teuku Muhammad Ash-Shiddieqy. Koleksi Hadis-hadis Hukum. Juz 7. Ed. 2.
Cet. 3. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra. 2001.
http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/ 2009/ 02/ 15/ 265/ 195334/bank-
mandiri-lampaui-target-penjualan-Sukuk-ritel-seri-SR001.htm. Data diambil
tanggal 02 April 2009.
http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/ 2009/ 02/ 23/ 277/ 195334/
penjualan Sukuk bank syari’ah mandiri tembus 130. Data diambil tanggal
02.04.2009.
http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/2009/02/23/277/195431/bank-
mandiri-agen-Sukuk-paling-laris/bank-mandiri-agen-Sukuk-paling-laris. Data
diambil tanggal 02 April 2009.
http://www.tempointeraktif.com/hg/topik/masalah/143. data diunduh tanggal 02 April
2009.
Husnan, Suad. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: AMP
YKPN. ed. 3. cet. 3. 2003.
Iswardono. Uang dan Bank. Yogyakarta: BPFE. ed. 4. cet. 4. 1996.

Jogiyanto. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah Dan Pengalaman-Pengalaman.


Yogyakarta: BPFE. cet.1. 2004.
Koentjaraningrat. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama. ed. 3. cet. 13. 1994.
Kotler, Phillip. Manajemen Pemasaran. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Pearson
Education Asia Pte. Ltd. Dan PT Prenhlmlindo. 2000.

Kuncoro, Mudrajat. Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi.
Yogyakarta: AMP YKPN. cet. 1. 2001.
Laporan Tim Studi Analisa Program Promosi dan Pengenalan Produk Pasar Modal dan
Jasa Keuangan oleh Pelaku Industri Jasa Keuangan. Studi Analisa Program
Promosi dan Pengenalan Produk Pasar Modal dan Jasa Keuangan oleh Pelaku
Industri Jasa Keuangan. 2007
Lewis, Mervin K. dan Latifa M. Algaoud. Perbankan Syari’ah Prinsip. Praktik. dan
Prospek. terjem. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta. cet. 2. 2005.

Memorandum Informasi Sukuk Negara Ritel Seri SR 001 . Departemen Keuangan


Republik Indonesia 2009.
Moeliono, Anton M. dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1999.
111

Muhadjir, Noeng. Metodologi Penelitain Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin. ed. 4.


cet. 2. 2002.
Muhaimin. Korelasi Minat Belajar Pendidikan Jasmani terhadap hasil Belajar
Pendidikan Jasmani. Semarang: IKIP. 1994.
Muhamad. Dasar-dasar Keuangan Islami. Yogyakarta: Ekonisia. ed. 1. cet. 1. 2004.
Peraturan Pemerintah No.57 tahun 2008 tentang Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Republik
Indonesia.
Prawiro, Radius. Pergulatan Indonesia Membangun Ekonomi Pragmatisme dalam Aksi.
Jakarta: PT. Primamedia Pustaka. ed. Revisi. 2004.

Raharjo, Sapto. Panduan Investasi Obligasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. cet.4.
2004.
Rahman, Arif. Pilihan Investasi Paling Mak Nyuss. Yogyakarta: Media Pressindo. cet.1.
2009.
Redaksi Sinar Grafika. Undang-undang perbankan 1998 (Undang-undang nomor 10
tahun 1998). cet. 6. Jakarta: Sinar Grafika Offset. 2007.

Rismayanti, Fenty. “Pengetahuan Konsumen Mengenai Perbankan Syariah dan


Pengaruhnya Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah padaPT Bank Syariah
Mandiri Tbk Cabang Bandung”. Skripsi. FE UNPAD. 2005.
Santoso, Singgih. Statistik Multivariant. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. 2003.
Saparinah dkk. Psikologi Olahraga Buku Tuntunan. Jakarta: Depdikbud. 1982.
Sekaran, Uma. Research Methods For Business. 4th Ed. terjem. Kwan Men Yon.
Metodologi Penelitian Untuk bisnis. Ed. 4. Buku. 2. Jakarta: Salemba Empat.
2006.
Setiaji. Bambang. Panduan Riset dengan Pendekatan Kuantitatif. Surakarta: Program
Pasca Sarjana UMS. 2004.
Setyowati, Eni dan Siti Fatimah NH. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Investasi Dalam Negeri Di Jawa Tengah Tahun 1980-2002. Surakarta: Jurnal
Ekonomi Pembangunan. No. 1. Vol. 8. 2007
Shaleh, Abdul Rahman dan Muhbid Abdul Wahab. Psikologi suatu Pengantar dalam
Perpektif Islam. Jakarta: Kencana. 2004.
Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi. Metodologi Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.
ed. Revisi. 1989.
Sugiharto dkk. Teknik Sampling. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2003.

Sugiyono. Metodologi Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif. Kualitatif. dan R&D).


Bandung: Alfabeta. Cet.11. 2008.
112

Sulistiyowati, Firman. Pengaruh Kepuasan Gaji dan Kultur Organisasi Terhadap


Persepsi Aparatur Pemerintah Daerah Tentang Tindak Korupsi. Jurnal JAAI.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Vol. 11. No. 1. 2007.

Suliyanto. Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Ed. 1. 2006.
Sumitro, Warkum. Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait (BAMUI.
Takaful. dan Pasar Modal Syari’ah) di Indonesia. ed. revisi. cet. 4. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada. 2004.
Surat Pengumuman Hasil Penerbitan Sukuk Negara Ritel Seri SR 001 No. Peng-
00162/BEI.PSU/02-2009. Departemen Keuangan Republik Inonesia.
Suwito, Arfian. Pengaruh Sikap Terhadap Merek dan Sikap Terhadap Iklan Pada
Minat Beli Konsumen. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah. Fakultas
Ekonomi. 2007.

Syahyuti. Review dari Sepuluh Penelitian Tentang Berbankan Syari’ah. 2005.. data
dapat diperoleh pada web. www.undip.co.id
Tim Penulis DSN MUI. Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional. Jakarta: PT.
Intermasa. ed. 2. cet. 2. 2003.
Tirmidzi, Imam. Sunan At Tirmidzi. Maktabah Syamilah. Bairut.Juz 3. hadist 580. th.
Tupani, Dwi. Harga Sukuk ritel Naik Saat Dicatatkan. Jakarta: Media Indonesia. Kamis
26 Februari 2009. berita diperoleh melalui web
http://www.mediaindonesia.com/.
Umar, Husein. Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2002.
Undang-undang no. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syari’ah. pasal 20. ayat 1. poin e.
pasal 24. ayat 1. poin b.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga
Syari’ah Negara. pasal 1. ayat 1. 6. 7. 8. dan 9.
Walgito, Bimo. Pengantar Psikologi Umum. ed. 4. Yogyakarta: Andi Offset. 2004.
Warde, Ibrahim. Islamic Fiance In the Global Econimy. terjem. Andriyadi Ramli.
Islamic Finance Keuangan Islam Dalam Perekonomian Global. cet. 1.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2009.
Whiteringten, H. C. Psikologi Pendidikan. terjem. M. Buchari. Jakarta: Aksara Baru.
1982.
Widodo, Wahyudi. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Obligasi Korporasi
Di Indonesia. Skripsi. Bandar Lampung :Universitas Lampung. 2009.
Wijaya. Krisna dan Djoko Retnadi. Konsolidasi Perbankan Nasional: Dari
Rekapitalisasi Menuju Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Jakarta:
Masyarakat Profesional Madani. cet. 1. 2005.
113

DAFTAR INVESTOR SUKUK SR 001 BSM CABANG KUDUS 2009

JENIS
NO KANCA NO PORSI NAMA INVESTOR BIN/BINTI ALAMAT
KELAMIN
DEMAAN NO 89
1 KCP KUDUS 1100127480 ELICH KUSUMAWATI SAIFUDDIN PR
RT 03/03
JANGGALAN RT
2 KCP KUDUS 1100084253 FAIDLUR ROHMAH H, ASYIQ PR
02/02
TELUK WETAN RT
3 KCP KUDUS 1100107479 AHMAD TURAIKHAN TASYRIFUDDIN LK 25/03 WELAHAN
JEPARA
PERUM PURI
4 KCP KUDUS 1100119819 NUUR CHASANAH SUMARNO PR
BARU BLOK V/8
GROGOL
5 KCP KUDUS 1100118444 NUROCHIM SUKIARDI LK KARANGTENGAH
RT 04/02
UTAMI CEPOGO RT
6 KCP KUDUS 1100133382 ADIS MANSYUR PR
WAHYUNINGSIH 01/06
BANGSRI RT
7 KCP KUDUS 1100143674 NURUDDIN SAMIN MOCH AMIN LK
03/06
JOGOLOYO RT
8 KCP KUDUS 1100147677 KANDIDA RONJONG PR
02/03
PEGANJARA RT
9 KCP KUDUS 1100149354 MASRU'AH H, NURCHOLIS PR
02/03
UNDAAN LOR RT
10 KCP KUDUS 1100149407 SUNTARI KOSNOSARMAN PR
06/02
ABDUR TANJUNG ANYAR
11 KCP KUDUS 1100150333 SOLEMAN LK
ROHMAN RT 08/02
PANCING RT
12 KCP KUDUS 1100156105 DJUWENI MARDJUKI LK
07/01
KARANGBENER
13 KCP KUDUS 1100156860 MUNIATI MIRTODIHARJO PR
04/05
GEMIRING KIDUL
14 KCP KUDUS 1100156453 SITI SUBAE'AH MASBIN PR
RT 04/01
WERGU KULON
15 KCP KUDUS 1100157327 NOOR FAIS BADRUN LK
NO 90 RT 04/04
GONDOSARI RT
16 KCP KUDUS 1100157346 SUKARJAN YATMO REJO LK
09/07
TERANGMAS RT
17 KCP KUDUS 1100157392 MUHYIDIN H, KAMARI LK
01/03
DUSUN TOMPE
18 KCP KUDUS 1100159694 ABDUL BASIT SOFWAN LK
RT 02/01
ZULAIKHA NUR
19 KCP KUDUS 1100161397 H, ZUHDI PR MEJOBO RT 02/03
HIKMAH
HANIK
20 KCP KUDUS 1100161734 MAJURI PR BANGO RT 04/01
PRIHARTININGSIH
KALITENGAH RT
21 KCP KUDUS 1100161937 HILAL HAIDAR SUKAIMI LK
03/01
H, ABDUR WEDING BARAT
22 KCP KUDUS 1100161947 AHMAD SAID LK
ROHMAN RT 03/08
KALITENGAH RT
23 KCP KUDUS 1100161952 NADHIRIN KASMURI LK
04/01
JL. NURCAHYA
24 KCP KUDUS 1100161954 ENDANG NURYATI MATSIRAT PR
NO 86 RT 06/08
HADIPOLO RT
25 KCP KUDUS 1100162394 SUKARSIH H, AMAT SIKA PR
06/01
114

26 KCP KUDUS 1100163349 SURANI MUZAM LK MEJOBO RT 10/03


NGALURAN RT
27 KCP KUDUS 1100162593 SAPON, SPD KAHONO LK
01/07
SAWALAN RT
28 KCP KUDUS 1100163851 AHMAD SUMARNO SUYOTO LK
09/07
PELEMKEREP RT
29 KCP KUDUS 1100163904 ALI DZIKRI SYA'DULLAH LK
02/01
GEMIRING LOR
30 KCP KUDUS 1100164046 NASIKUN KASMUIN LK
RT 02/01
31 KCP KUDUS 1100164058 SRI MARDIYATI SUMARDI PR DUKUN RT 03/04
SUMBEREJO RT
32 KCP KUDUS 1100164064 MUSYAYAROH SAMINGUN PR
01/01
BANJARAN RT
33 KCP KUDUS 1100164336 MUSRINAH MATALI PR
03/05
34 KCP KUDUS 1100164610 SUKANDAR H, DACHWAN LK BAE RT 03/03
35 KCP KUDUS 1100164624 AHMAD SARIMUN LK PASIR RT 05/02
KP BEGURON RT
36 KCP KUDUS 1100165553 MUNI'AH DRA ABU HASAN PR
03/03
KP SAMPANGAN
37 KCP KUDUS 1100165562 ALAINA MAWADDAH M. MANSUR PR
2 RT 04/05
KARANGBENER
38 KCP KUDUS 1100165592 SRI MURWATI SATIBI PR
05/07
TANJUNGREJO
39 KCP KUDUS 1100166145 SYAFAATUN H, MAHFIDZ PR
RT03/10
40 KCP KUDUS 1100166456 NAFI'AH SUMONO PR KAUMAN RT 05/02
UNDAAN LOR RT
41 KCP KUDUS 1100167084 HAMBALI AHMADI SUHUD LK
01/04
HADI DADANG HERNING NGEMBALREJO
42 KCP KUDUS 1100167678 LK
WIDYOHARTO WIDODO RT 06/02
43 KCP KUDUS 1100167776 SUKARSIH NOOR ALI PR WATES RT 02/02
USWATUN DAMARAN RT
44 KCP KUDUS 1100168313 H, MASKUB PR
CHASANAH 02/02
ABDULLAH SINGOCANDI RT
45 KCP KUDUS 1100168340 MARYATI PR
ZAINI 03/05
H, RUSDI PANJANG RT
46 KCP KUDUS 1100169907 MUHAMMAD YAHYA LK
SHOLEH 04/01
115

KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS SYARI’AH
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus III NgaliyanTelp/Fax. (024) 7601291 Semarang 50185

Hal : Permohonan Menjadi Responden

Kepada Yth.
Bapak/ Ibu/ Sudara/i Investor Sukuk SR 001 pada Bank Syari’ah Mandiri
Cabang Kudus

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Dengan hormat. Kami yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Moch Chambali


Status : Mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam
Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo

Sehubungan dengan rencana penyelesaian penelitian kami yang berjudul


“ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT
MASYARAKAT BERINVESTASI SUKUK MELALUI AGEN BANK SYARI’AH”
(Studi pada Sukuk Ritel seri SR 001 yang Dipasarkan Bank Syari’ah Mandiri Cabang
Kudus), kami memohon Bapak/ Ibu/ Sudara/ i berkenan untuk memberikan
tanggapan melalui pengisian kuesioner penelitian yang telah kami siapkan ini.
Agar penelitian ini dapat memberikan hasil yang maksimal serta
bermanfaat, maka dimohon Bapak/ Ibu/ Sudara/ i mengisi kuesioner ini dengan
sejujurnya (apa adanya) dan sampai dengan selesai.
Sehubungan dengan hal tersebut, kami memberikan jaminan tentang
kerahasiaan responden dan hanya digunakan untuk kepentingan ilmiah.
Demikian permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerja samanya,
kami ucapkan banyak terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Peneliti
116

Moch Chambali
KUESIONER

PETUNJUK PENGISIAN

1. Pilihlah salah satu jawaban pada masing-masing pertanyaan berikut ini dengan
melingkari atau memberi tanda silang pada setiap jawaban
2. Pilihan tersebut hendaknya seobjektif mungkin sesuai dengan hati nurani anda.
3. Kuesioner ini dapat digunakan secara optimal bila seluruh pertanyaan terjawab,
karena itu mohon diteliti kembali apakah semua pertanyaan sudah terjawab

I. DATA RESPONDEN

1. Nama Responden : …………………………………………


2. Jenis kelamin :
a. LK b. PR
3. Usia :
a. di bawah 17 tahun d. 36-45 tahun
b. 17-25 tahun e. di atas 45 tahun
c. 26-35 tahun
4. Pendidikan formal terakhir Anda :
a. SD/Sederajat e. Diploma
b. SMP/Sederajat f. Sarjana
c. SMU/Sederajat g. Magister (S2)
d. Doktoral (S3) h. Lain-lain : (sebutkan).....................
5. Pekerjaan Anda saat ini :
a. Ibu Rumah Tangga d. Pegawai Negeri Sipil
b. Wiraswasta e. Pegawai Swasta
c. TNI/Polri f. Lain-lain : (sebutkan)......................
6. Rata-rata penghasilan yang Anda terima setiap bulannya :
a. di bawah Rp 1.000.000 d. Rp 5.001.000-Rp 7.000.000
b. Rp 1.001.000-Rp 3.000.000 e. Rp 7.001.000-Rp 10.000.000
c. Rp 3.001.000-Rp 5.000.000 f. di atas Rp 10.000.000
7. Dari mana Anda memperoleh informasi mengenai Sukuk (Obligasi) SR 001:
a. Keluarga/teman c. Brosur/pamflet/buku
b. Media elektronik d. Lain-lain : (sebutkan)...............
8. Dari manakah Anda mengatahui Bank Syariah Mandiri menjual Sukuk
(Obligasi) SR 001:
a. Keluarga/teman c. Brosur/pamflet/buku
b. Media elektronik d. Lain-lain : (sebutkan)...............
9. Berapa besar dana yang Anda investasikan untuk membeli Sukuk (Obligasi) SR
001 :
a. Rp 5.000.000 d. Rp 40.000.000-Rp 75.000.000
117

b. Rp 10.000.000-Rp 15.000.000 e. >Rp 80.000.000


c. Rp 20.000.000-Rp 35.000.000
10. Faktor apa yang mempengaruhi Anda memilih Bank Syariah Mandiri sebagai
tempat pembelian Sukuk (Obligasi) SR 001 :...................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................

11. Bagaimana sikap anda menghadapi dunia investasi yang penuh risiko dan sering
berubah-ubah:
a. Berani mengambil risiko
b. Ingin diperhatikan dan berani mengambil risiko
c. Percaya pada diri sendiri dan lebih hati-hati terhadap risiko
d. Berhati-hati dalam melangkah dan mendengarkan saran financial
advisor
e. Melihat situasi yang ada dalam mengambil risiko dan mendengarkan
pendapat financial advisor.

II. RISIKO INVESTASI


Bagaimana Anda menyikapi risiko yang melekat pada Sukuk (Obligasi) SR 001
sebagai media investasi
Keterangan : SS = Sangat Setuju
S = Setuju
KS = Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

NO. PERNYATAAN STS TS KS S SS


1. Sukuk (Obligasi) SR 001 tidak terdapat
risiko gagal bayar
2. Harga Sukuk (Obligasi) SR 001 di pasar
sekunder tetap stabil meskipun Suku
bunga Bank Indonesia naik
3. Ketika harga dan kupon turun Sukuk
(Obligasi) SR 001 tidak akan diganti
dengan Sukuk (Obligasi) yang baru
4. Biaya yang dikelurkan dalam investasi
Sukuk (Obligasi) SR 001 lebih murah
dibandingkan dengan yang lain
5. Ketika bunga deposito naik maka harga
Sukuk (Obligasi) SR 001 tidak akan
turun
6. Pasar Sukuk (Obligasi) SR 001 likuid
(cepat laku) ketika dijual
7. Hasil investasi Sukuk (Obligasi) SR 001
lebih besar dari inflasi yang ada
118

III. ATRIBUT PRODUK SLAMI


Sejauh mana variable atribut produk Islami ini mempengaruhi minat Anda dalam
memutuskan untuk berinvestasi Sukuk (Obligasi) SR 001
Keterangan : SS = Sangat Setuju
S = Setuju
KS = Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

NO. PERNYATAAN STS TS KS S SS


1. Sukuk (Obligasi) SR 001 tidak mengandung
unsur riba
2. Hasil investasi Sukuk (Obligasi) SR 001
merupakan imbalan dari sewa (halal)
3. Investasi Sukuk (Obligasi) SR 001 tidak
mengandung unsur ketidak pastian (Gharar)
4. Investasi Sukuk (Obligasi) SR 001 merupakan
investasi berkeadilan dalam mendistribusikan
kemakmuran bangsa
5. Transaksi investasi pada Sukuk (Obligasi) SR
001 dilakukan atas dasar ridho sama ridho.
6. Sistem operasional dari dana yang terkumpul
dari Sukuk (Obligasi) SR 001 dijalankan sesuai
dengan syari’ah
7. Investasi Sukuk (Obligasi) SR 001 tidak
menganduk kezaliman dan tidak dizalimi

II. MINAT MASYARAKAT


Seberapa besar minat Anda pada Sukuk (Obligasi) SR 001 sebagai media investasi
Keterangan : SS = Sangat Setuju
S = Setuju
KS = Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

NO. PERNYATAAN STS TS KS S SS


119

1. Saya aktif mencari informasi terbaru mengenai


Sukuk (Obligasi) SR 001
2. Ketika terjadi masalah seputar Sukuk (Obligasi)
SR 001, saya akan mengidentifikasi masalah-
masalah tersebut
3. Saya akan melakukan analisis terhadap masalah
dari Sukuk (Obligasi) SR 001
4. Saya sering membuat tabel investasi sebelum
mengambil keputusan investasi
5. Saya sering berdiskusi mengenai Sukuk
(Obligasi) SR 001
6. Saya menyediakan referensi mengenai Sukuk
(Obligasi) SR 001
7. Ketika Sukuk (Obligasi) dikeluarkan lagi, saya
akan membelinya

Descriptives
120

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Jenis Kelamin 41 1 2 1,59 ,499
Umur Responden 41 2 4 3,32 ,650
Pendidikan Responden 41 1 5 3,83 ,704
Pekerjaan Responden 41 1 6 3,29 1,309
Penghasilan Responden 41 1 6 3,51 1,485
Perolehan Informasi
41 1 4 1,88 1,100
Sukuk
Sumber BSM Menjadi
41 1 4 1,93 ,877
Agen
Besarnya Investasi Sukuk 41 1 3 1,95 ,545
Faktor memilih BSM 41 1 5 2,15 1,216
Sikap Terhadap Risiko 41 1 5 3,24 1,179
Tidak Ada Risiko Gagal
41 3 5 4,24 ,624
Bayar
Harga Stabil Meskipun
41 3 5 3,95 ,590
Bunga Naik
Tidak Dibeli Dg Sukuk
41 3 5 4,15 ,727
Baru Meski Turun
Biaya Investasi Lebih
41 3 5 4,34 ,656
Murah
Tidak Akan Turun Meski
41 3 5 4,17 ,667
Deposito Naik
Likuid Ketika Dijual 41 3 5 4,29 ,642
Hasil Lebih Besar Dari
41 3 5 4,10 ,625
Inflasi
Tidak Ada Riba 41 3 5 4,27 ,633
Hasil Infestasi Sewa 41 3 5 4,29 ,642
Tidak Gharar 41 3 5 4,46 ,596
Berkeadilan Dalam
41 3 5 4,41 ,670
Distribusi Kemakmuran
Ridho Sama Ridho 41 3 5 3,78 ,725
Operasional Sesuai
41 3 5 3,90 ,700
Syari'ah
Tidak Zalim Dan
41 3 5 3,85 ,760
Menzalimi
Aktif Mencari Informasi 41 1 5 3,66 1,039
Identifikasi Masalah 41 1 5 3,83 ,972
Analisis Masalah 41 1 5 3,12 1,053
Membuat Tabel Investasi 41 2 5 3,90 ,944
Diskusi 41 1 5 3,32 1,011
Menyediakan Referensi 41 2 5 3,39 ,972
Membeli Kembali 41 2 5 3,46 ,951
Valid N (listwise) 41
121

Frequency Table
122

Nama Responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ABDUL BASIT 1 2,4 2,4 2,4
AHMAD 1 2,4 2,4 4,9
AHMAD SUMARNO 1 2,4 2,4 7,3
AHMAD TURAIKHAN 1 2,4 2,4 9,8
ALAINA MAWADDAH 1 2,4 2,4 12,2
ALI DZIKRI 1 2,4 2,4 14,6
ELICH KUSUMAWATI 1 2,4 2,4 17,1
ENDANG NURYATI 1 2,4 2,4 19,5
FAIDLUR ROHMAH 1 2,4 2,4 22,0
HADI DADANG
1 2,4 2,4 24,4
WIDYOHARTO
HAMBALI AHMADI 1 2,4 2,4 26,8
HANIK
1 2,4 2,4 29,3
PRIHARTININGSIH
KANDIDA 1 2,4 2,4 31,7
MARYATI 1 2,4 2,4 34,1
MASRU'AH 1 2,4 2,4 36,6
MUHAMMAD YAHYA 1 2,4 2,4 39,0
MUHYIDIN 1 2,4 2,4 41,5
MUNI'AH DRA 1 2,4 2,4 43,9
MUNIATI 1 2,4 2,4 46,3
MUSRINAH 1 2,4 2,4 48,8
MUSYAYAROH 1 2,4 2,4 51,2
NAFI'AH 1 2,4 2,4 53,7
NOOR FAIS 1 2,4 2,4 56,1
NUROCHIM 1 2,4 2,4 58,5
NURUDDIN SMIN 1 2,4 2,4 61,0
NUUR CHASANAH 1 2,4 2,4 63,4
SAPON, SPD 1 2,4 2,4 65,9
SITI SUBAE'AH 1 2,4 2,4 68,3
SOLEMAN 1 2,4 2,4 70,7
SRI MARDIYATI 1 2,4 2,4 73,2
SRI MURWATI 1 2,4 2,4 75,6
SUKANDAR 1 2,4 2,4 78,0
SUKARJAN 1 2,4 2,4 80,5
SUKARSIH 2 4,9 4,9 85,4
SUNTARI 1 2,4 2,4 87,8
SURANI 1 2,4 2,4 90,2
SYAFAATUN 1 2,4 2,4 92,7
USWATUN CHASANAH 1 2,4 2,4 95,1
UTAMI WAHYUNINGSIH 1 2,4 2,4 97,6
ZULAIKHA NUR HIKMAH 1 2,4 2,4 100,0
Total 41 100,0 100,0
123

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 17 41,5 41,5 41,5
Perempuan 24 58,5 58,5 100,0
Total 41 100,0 100,0

Umur Responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 17-25 Tahun 4 9,8 9,8 9,8
26-35 Tahun 20 48,8 48,8 58,5
36-45 Tahun 17 41,5 41,5 100,0
Total 41 100,0 100,0

Pendidikan Responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD/Sederajat 1 2,4 2,4 2,4
SMP/Sederajat 1 2,4 2,4 4,9
SMA/Sederajat 5 12,2 12,2 17,1
Diploma/Sarjana 31 75,6 75,6 92,7
Megister/Doktor 3 7,3 7,3 100,0
Total 41 100,0 100,0

Pekerjaan Responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ibu Rumah Tangga 5 12,2 12,2 12,2
Wiraswasta 9 22,0 22,0 34,1
PNS 25 61,0 61,0 95,1
Lain-lain 2 4,9 4,9 100,0
Total 41 100,0 100,0
124

Penghasilan Responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < Rp 1.000.000 2 4,9 4,9 4,9
Rp 1.001.000-Rp
10 24,4 24,4 29,3
3.000.000
Rp 3.001.000-Rp
11 26,8 26,8 56,1
5.000.000
Rp 5.001.000-Rp
7 17,1 17,1 73,2
7.000.000
Rp 7.001.000-Rp
5 12,2 12,2 85,4
10.000.000
> Rp 10.000.000 6 14,6 14,6 100,0
Total 41 100,0 100,0

Perolehan Informasi Sukuk

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Keluarga/teman 22 53,7 53,7 53,7
Media elektronik 7 17,1 17,1 70,7
Brosur/pamflet/buku 7 17,1 17,1 87,8
lainnya 5 12,2 12,2 100,0
Total 41 100,0 100,0

Sumber BSM Menjadi Agen

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Keluarga/teman 16 39,0 39,0 39,0
Media elektronik 13 31,7 31,7 70,7
Brosur/pamflet/buku 11 26,8 26,8 97,6
lainnya 1 2,4 2,4 100,0
Total 41 100,0 100,0

Besarnya Investasi Sukuk

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rp 5.000.000 7 17,1 17,1 17,1
Rp 10.000.000-Rp
29 70,7 70,7 87,8
15.000.000
Rp 20.000.000-Rp
5 12,2 12,2 100,0
35.000.000
Total 41 100,0 100,0
125

Faktor memilih BSM

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Profesional 17 41,5 41,5 41,5
Kepercayaan 8 19,5 19,5 61,0
Islami/Syari'ah 12 29,3 29,3 90,2
Keluarga 1 2,4 2,4 92,7
Lainnya 3 7,3 7,3 100,0
Total 41 100,0 100,0

Sikap Terhadap Risiko

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Berani mengambil risiko 5 12,2 12,2 12,2
Berani dan diperhatikan 4 9,8 9,8 22,0
Percaya diri dan hati-hati 13 31,7 31,7 53,7
Hati-hati dan percaya
14 34,1 34,1 87,8
pakar
Sikon dan
5 12,2 12,2 100,0
mendengarkan pakar
Total 41 100,0 100,0

Tidak Ada Risiko Gagal Bayar

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Setuju 4 9,8 9,8 9,8
Setuju 23 56,1 56,1 65,9
Sangat Setuju 14 34,1 34,1 100,0
Total 41 100,0 100,0

Harga Stabil Meskipun Bunga Naik

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Setuju 8 19,5 19,5 19,5
Setuju 27 65,9 65,9 85,4
Sangat Setuju 6 14,6 14,6 100,0
Total 41 100,0 100,0

Tidak Dibeli Dg Sukuk Baru Meski Turun

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Setuju 8 19,5 19,5 19,5
Setuju 19 46,3 46,3 65,9
Sangat Setuju 14 34,1 34,1 100,0
Total 41 100,0 100,0
126

Biaya Investasi Lebih Murah

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Setuju 4 9,8 9,8 9,8
Setuju 19 46,3 46,3 56,1
Sangat Setuju 18 43,9 43,9 100,0
Total 41 100,0 100,0

Tidak Akan Turun Meski Deposito Naik

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Setuju 6 14,6 14,6 14,6
Setuju 22 53,7 53,7 68,3
Sangat Setuju 13 31,7 31,7 100,0
Total 41 100,0 100,0

Likuid Ketika Dijual

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Setuju 4 9,8 9,8 9,8
Setuju 21 51,2 51,2 61,0
Sangat Setuju 16 39,0 39,0 100,0
Total 41 100,0 100,0

Hasil Lebih Besar Dari Inflasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Setuju 6 14,6 14,6 14,6
Setuju 25 61,0 61,0 75,6
Sangat Setuju 10 24,4 24,4 100,0
Total 41 100,0 100,0

Tidak Ada Riba

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Setuju 4 9,8 9,8 9,8
Setuju 22 53,7 53,7 63,4
Sangat Setuju 15 36,6 36,6 100,0
Total 41 100,0 100,0
127

Hasil Infestasi Sewa

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Setuju 4 9,8 9,8 9,8
Setuju 21 51,2 51,2 61,0
Sangat Setuju 16 39,0 39,0 100,0
Total 41 100,0 100,0

Tidak Gharar

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Setuju 2 4,9 4,9 4,9
Setuju 18 43,9 43,9 48,8
Sangat Setuju 21 51,2 51,2 100,0
Total 41 100,0 100,0

Berkeadilan Dalam Distribusi Kemakmuran

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Setuju 4 9,8 9,8 9,8
Setuju 16 39,0 39,0 48,8
Sangat Setuju 21 51,2 51,2 100,0
Total 41 100,0 100,0

Ridho Sama Ridho

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Setuju 16 39,0 39,0 39,0
Setuju 18 43,9 43,9 82,9
Sangat Setuju 7 17,1 17,1 100,0
Total 41 100,0 100,0

Operasional Sesuai Syari'ah

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Setuju 12 29,3 29,3 29,3
Setuju 21 51,2 51,2 80,5
Sangat Setuju 8 19,5 19,5 100,0
Total 41 100,0 100,0
128

Tidak Zalim Dan Menzalimi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Setuju 15 36,6 36,6 36,6
Setuju 17 41,5 41,5 78,0
Sangat Setuju 9 22,0 22,0 100,0
Total 41 100,0 100,0

Aktif Mencari Informasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 2,4 2,4 2,4
Tidak Setuju 5 12,2 12,2 14,6
Kurang Setuju 10 24,4 24,4 39,0
Setuju 16 39,0 39,0 78,0
Sangat Setuju 9 22,0 22,0 100,0
Total 41 100,0 100,0

Identifikasi Masalah

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 2,4 2,4 2,4
Tidak Setuju 3 7,3 7,3 9,8
Kurang Setuju 8 19,5 19,5 29,3
Setuju 19 46,3 46,3 75,6
Sangat Setuju 10 24,4 24,4 100,0
Total 41 100,0 100,0

Analisis Masalah

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 2 4,9 4,9 4,9
Tidak Setuju 10 24,4 24,4 29,3
Kurang Setuju 14 34,1 34,1 63,4
Setuju 11 26,8 26,8 90,2
Sangat Setuju 4 9,8 9,8 100,0
Total 41 100,0 100,0

Membuat Tabel Investasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 5 12,2 12,2 12,2
Kurang Setuju 5 12,2 12,2 24,4
Setuju 20 48,8 48,8 73,2
Sangat Setuju 11 26,8 26,8 100,0
Total 41 100,0 100,0
129

Diskusi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 2,4 2,4 2,4
Tidak Setuju 8 19,5 19,5 22,0
Kurang Setuju 14 34,1 34,1 56,1
Setuju 13 31,7 31,7 87,8
Sangat Setuju 5 12,2 12,2 100,0
Total 41 100,0 100,0

Menyediakan Referensi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 9 22,0 22,0 22,0
Kurang Setuju 12 29,3 29,3 51,2
Setuju 15 36,6 36,6 87,8
Sangat Setuju 5 12,2 12,2 100,0
Total 41 100,0 100,0

Membeli Kembali

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 8 19,5 19,5 19,5
Kurang Setuju 11 26,8 26,8 46,3
Setuju 17 41,5 41,5 87,8
Sangat Setuju 5 12,2 12,2 100,0
Total 41 100,0 100,0
130

Reliability
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H
A)

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected


Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted

X1_1 25,0000 7,3000 ,4747 ,7802


X1_2 25,2927 7,2622 ,5285 ,7712
X1_3 25,0976 6,4402 ,6292 ,7501
X1_4 24,9024 6,9902 ,5385 ,7687
X1_5 25,0732 7,0695 ,5001 ,7761
X1_6 24,9512 7,0976 ,5201 ,7722
X1_7 25,1463 7,2280 ,4974 ,7762

Reliability Coefficients

N of Cases = 41,0 N of Items = 7

Alpha = ,7971
Reliability
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H
A)

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected


Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted

X2_1 24,7073 8,6122 ,5140 ,8085


X2_2 24,6829 8,0220 ,6847 ,7813
X2_3 24,5122 8,4061 ,6263 ,7923
X2_4 24,5610 8,0524 ,6373 ,7884
X2_5 25,1951 8,8110 ,3689 ,8343
X2_6 25,0732 8,6695 ,4280 ,8234
X2_7 25,1220 7,2598 ,7534 ,7648

Reliability Coefficients
131

N of Cases = 41,0 N of Items = 7

Alpha = ,8238

Reliability
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H
A)

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected


Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted

Y1 21,0244 14,3744 ,7063 ,7145


Y2 20,8537 16,4780 ,4560 ,7666
Y3 21,5610 15,6024 ,5179 ,7549
Y4 20,7805 17,0756 ,3919 ,7779
Y5 21,3659 15,8878 ,5103 ,7563
Y6 21,2927 15,7622 ,5595 ,7468
Y7 21,2195 16,8256 ,4218 ,7727

Reliability Coefficients

N of Cases = 41,0 N of Items = 7

Alpha = ,7839
132

Factor Analysis
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy. ,773

Bartlett's Test of Approx. Chi-Square 75,253


Sphericity df 21
Sig. ,000

Communalities

Initial Extraction
Tidak Ada Risiko
1,000 ,470
Gagal Bayar
Harga Stabil
1,000 ,669
Meskipun Bunga Naik
Tidak Dibeli Dg Sukuk
1,000 ,703
Baru Meski Turun
Biaya Investasi Lebih
1,000 ,477
Murah
Tidak Akan Turun
1,000 ,672
Meski Deposito Naik
Likuid Ketika Dijual 1,000 ,739
Hasil Lebih Besar
1,000 ,571
Dari Inflasi
Extraction Method: Principal Component Analysis.

Total Variance Explained

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation


Component Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % Total
1 3,163 45,181 45,181 3,163 45,181 45,181 2,293
2 1,137 16,247 61,428 1,137 16,247 61,428 2,007
3 ,824 11,765 73,193
4 ,637 9,105 82,298
5 ,490 7,006 89,304
6 ,386 5,515 94,819
7 ,363 5,181 100,000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
133

Component Matrixa

Component
1 2
Tidak Ada Risiko
,617 ,299
Gagal Bayar
Harga Stabil
,678 -,457
Meskipun Bunga Naik
Tidak Dibeli Dg Sukuk
,771 -,329
Baru Meski Turun
Biaya Investasi Lebih
,685 -,088
Murah
Tidak Akan Turun
,640 ,512
Meski Deposito Naik
Likuid Ketika Dijual ,656 ,555
Hasil Lebih Besar
,647 -,390
Dari Inflasi
Extraction Method: Principal Component Analysis.
a. 2 components extracted.

Rotated Component Matrixa

Component
1 2
Tidak Ada Risiko Gagal Bayar ,270 ,630
Harga Stabil Meskipun Bunga Naik ,812 ,099
Tidak Dibeli Dg Sukuk Baru Meski Turun ,798 ,257
Biaya Investasi Lebih Murah ,575 ,382
Tidak Akan Turun Meski Deposito Naik ,148 ,806
Likuid Ketika Dijual ,132 ,850
Hasil Lebih Besar Dari Inflasi ,744 ,130
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Equamax with Kaiser Normalization.
a. Rotation converged in 3 iterations.

Component Transformation Matrix

Component 1 2
1 ,755 ,655
2 -,655 ,755
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Equamax with Kaiser Normalization.

KMO and Bartlett's Test


Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy. ,754

Bartlett's Test of Approx. Chi-Square 112,977


Sphericity df 21
Sig. ,000
134

Communalities

Initial Extraction
Tidak Ada Riba 1,000 ,705
Hasil Infestasi Sewa 1,000 ,653
Tidak Gharar 1,000 ,696
Berkeadilan Dalam Distribusi Kemakmuran 1,000 ,684
Ridho Sama Ridho 1,000 ,496
Operasional Sesuai Syari'ah 1,000 ,612
Tidak Zalim Dan Menzalimi 1,000 ,830
Extraction Method: Principal Component Analysis.

Total Variance Explained

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation


Component Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % Total
1 3,519 50,270 50,270 3,519 50,270 50,270 2,693
2 1,157 16,522 66,792 1,157 16,522 66,792 1,983
3 ,862 12,319 79,111
4 ,618 8,830 87,941
5 ,340 4,857 92,798
6 ,273 3,893 96,692
7 ,232 3,308 100,000
Extraction Method: Principal Component Analysis.

Component Matrixa

Component
1 2
Tidak Ada Riba ,686 -,484
Hasil Infestasi Sewa ,803 -,093
Tidak Gharar ,769 -,323
Berkeadilan Dalam
,776 -,286
Distribusi Kemakmuran
Ridho Sama Ridho ,483 ,513
Operasional Sesuai
,550 ,556
Syari'ah
Tidak Zalim Dan
,821 ,395
Menzalimi
Extraction Method: Principal Component Analysis.
a. 2 components extracted.
135

Rotated Component Matrixa

Component
1 2
Tidak Ada Riba ,839 ,016
Hasil Infestasi Sewa ,703 ,400
Tidak Gharar ,811 ,194
Berkeadilan Dalam Distribusi Kemakmuran ,795 ,228
Ridho Sama Ridho ,086 ,699
Operasional Sesuai Syari'ah ,114 ,774
Tidak Zalim Dan Menzalimi ,429 ,804
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Equamax with Kaiser Normalization.
a. Rotation converged in 3 iterations.

Component Transformation Matrix

Component 1 2
1 ,806 ,591
2 -,591 ,806
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Equamax with Kaiser Normalization.

KMO and Bartlett's Test


Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy. ,638

Bartlett's Test of Approx. Chi-Square 100,395


Sphericity df 21
Sig. ,000

Communalities

Initial Extraction
Aktif Mencari Informasi 1,000 ,783
Identifikasi Masalah 1,000 ,472
Analisis Masalah 1,000 ,592
Membuat Tabel Investasi 1,000 ,570
Diskusi 1,000 ,575
Menyediakan Referensi 1,000 ,850
Membeli Kembali 1,000 ,668
Extraction Method: Principal Component Analysis.
136

Total Variance Explained

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation


Component Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % Total
1 3,077 43,954 43,954 3,077 43,954 43,954 2,356
2 1,434 20,485 64,438 1,434 20,485 64,438 2,154
3 ,822 11,740 76,178
4 ,727 10,385 86,563
5 ,471 6,736 93,299
6 ,282 4,036 97,334
7 ,187 2,666 100,000
Extraction Method: Principal Component Analysis.

Component Matrixa

Component
1 2
Aktif Mencari Informasi ,821 ,331
Identifikasi Masalah ,618 ,300
Analisis Masalah ,673 ,374
Membuat Tabel Investasi ,537 ,531
Diskusi ,667 -,360
Menyediakan Referensi ,703 -,596
Membeli Kembali ,583 -,573
Extraction Method: Principal Component Analysis.
a. 2 components extracted.

Rotated Component Matrixa

Component
1 2
Aktif Mencari Informasi ,834 ,295
Identifikasi Masalah ,662 ,185
Analisis Masalah ,752 ,165
Membuat Tabel Investasi ,754 -,042
Diskusi ,262 ,711
Menyediakan Referensi ,132 ,913
Membeli Kembali ,058 ,815
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Equamax with Kaiser Normalization.
a. Rotation converged in 3 iterations.

Component Transformation Matrix

Component 1 2
1 ,749 ,662
2 ,662 -,749
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Equamax with Kaiser Normalization.
137
138

Regression
Variables Entered/Removedb

Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 XXX_2,a . Enter
XXX_1
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: YYY

b
Model Summary

Change Statistics
Adjusted Std. Error of R Square Durbin-W
Model R R Square R Square the Estimate Change F Change df1 df2 Sig. F Change atson
1 ,703a ,494 ,468 ,521 ,494 18,576 2 38 ,000 2,304
a. Predictors: (Constant), XXX_2, XXX_1
b. Dependent Variable: YYY

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 10,086 2 5,043 18,576 ,000a
Residual 10,316 38 ,271
Total 20,402 40
a. Predictors: (Constant), XXX_2, XXX_1
b. Dependent Variable: YYY

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -1,823 ,919 -1,984 ,055
XXX_1 ,412 ,147 ,323 2,804 ,008 1,000 1,000
XXX_2 ,879 ,163 ,623 5,401 ,000 1,000 1,000
a. Dependent Variable: YYY

Collinearity Diagnosticsa

Condition Variance Proportions


Model Dimension Eigenvalue Index (Constant) XXX_1 XXX_2
1 1 2,979 1,000 ,00 ,00 ,00
2 ,016 13,850 ,00 ,56 ,44
3 ,005 23,910 1,00 ,43 ,56
a. Dependent Variable: YYY
139

Casewise Diagnosticsa

Case Number Std. Residual YYY


31 3,234 5
a. Dependent Variable: YYY

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N


Predicted Value 2,46 4,63 3,55 ,502 41
Std. Predicted Value -2,162 2,159 ,000 1,000 41
Standard Error of
,090 ,213 ,136 ,036 41
Predicted Value
Adjusted Predicted Value 2,28 4,57 3,54 ,510 41
Residual -1,31 1,69 ,00 ,508 41
Std. Residual -2,523 3,234 ,000 ,975 41
Stud. Residual -2,665 3,416 ,005 1,024 41
Deleted Residual -1,47 1,88 ,01 ,562 41
Stud. Deleted Residual -2,917 4,050 ,018 1,104 41
Mahal. Distance ,219 5,735 1,951 1,547 41
Cook's Distance ,000 ,450 ,036 ,090 41
Centered Leverage Value ,005 ,143 ,049 ,039 41
a. Dependent Variable: YYY

Charts
Histogram
Dependent Variable: YYY
14

12

10

4
Frequency

Std. Dev = ,97


2 Mean = 0,00

0 N = 41,00
-2,50 -1,50 -,50 ,50 1,50 2,50
-2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00

Regression Standardized Residual


140

Normal P-P Plot of Regression


Standardized Residual

Dependent Variable: YYY


1,0

,8
Expected Cum Prob

,5

,3

0,0
0,0 ,3 ,5 ,8 1,0

Observed Cum Prob

Scatterplot
Dependent Variable: YYY
4
Regression Studentized Residual

-1

-2

-3
-3 -2 -1 0 1 2 3

Regression Standardized Predicted Value


141

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Moch Chambali


Nim : 062411018
Jurusan : Ekonomi Islam
Fakultas : Syari’ah
TTL : Kudus, 15 April 1985
Alamat : Jetis 02/05 Kaliwungu Kudus

Pendidikan Formal
1. MI. Miftahul Ma’arif Kudus Lulus Tahun 1997
2. MI. Qudsiyyah Kudus Lulus Tahun 2000
3. MTs. Qudsiyyah Kudus Lulus Tahun 2003
4. MA Qudsiyyah Kudus Lulus Tahun 2006
5. IAIN Walisongo Semarang -sampai sekarang.

Pendidikan Nonformal
1. Ponpes Dar Al Furqon 1997-2003
2. Sekolah Diniyyah Hidayatul Mubtadi’ian 1995

Pengalaman Organisasi
1. Kepala Divisi Advertising dan Distribusi Jurnal Justisia Fakultas
Syari’ah IAIN Walisongo 2007-2009
2. Ketua eL_KEI (Lingkar Kajian Ekonomi Islam) Fakultas Syari’ah
2008-2009
3. Ketua Panitai OPAK (Orientasi Pengenalan Akademik dan
Kemahasiswaan) BEM IAIN Walisongo 2007-2008.

Prestasi Semasa Kuliah


1. Peneliti Mahasiswa Tingkat Regional yang diselenggarakan PPIM
(Program Penelitian Inovatif Mahasiswa) oleh Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Jawa Tengah 2008.
2. Peneliti Mahasiswa Tingkat Nasional program PKM (Program
Kreativitas Mahasiswa) oleh DP2M Dikti Departemen Pendidikan RI
2009.
3. Workshop Kewirausahaan Tingkat Regional PPIM (Program
Penelitian Inovatif Mahasiswa) oleh Dinas Pendidikan Jawa Tengah
2010.
Semarang, 14 September 2010
Hormat Kami

Moch Chambali
NIM: 062411018
142

Anda mungkin juga menyukai