Disusun oleh:
Muhammad Ahmad
NIM : 107084003396
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
Kewarganegaraan : Indonesia
Golongan darah :O
Bola Kaki
Komering Ilir
Email : Muh_ahmad_hn@yahoo.co.id.
Facebook : Muh_ahmad_hn@yahoo.co.id.
i
Jenjang Pendidikan
1. Tahun 2007 sampai dengan sekarang
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Tahun 2004 sampai dengan tahun 2007
Madrasah Aliyah Tahdzibun Nufus Jakarta barat
3. Tahun 2001 sampai dengan tahun 2004
Madrasag Tsanawiyah Miftahul Ulum Desa sungai Lumpur
4. Tahun 1995 sampai dengan 2001
SD Negeri 1 Desa Sungai Lumpur
Pengalaman Berorganisasi
1. Tahun 2009 sampai dengan sekarang
Berorganisasi di Ikata Remaja Masjid (IRMA) Nurul Iman sebagai seksi
kegiatan Rhamadhan
2. Tahun 2005 sampai dengan 2007
Berorganisasi di OSIS MA. Tadzibun Nufus sebagai divisi Humas
3. Tahun 2005 sampai dengan 2007
Berorganisasi di Paskibra dan Pramuka MA. Tahdzibun Nufus sebagai salah
satu pengurus
4. Tahun 2004 sampai dengan 2005
Berorganisasi di OSIS MTs Miftahul Ulum sebagai ketua OSIS.
5. Tahun 2003 sampai dengan 2004
Berorganisasi di OSIS MTs Miftahul Ulum sebagai seksi muhadhoroh.
ii
ABSTRACT
The purpose of this research to analyze the effect of exchange rate, credit,
interest rate of SBI, inflation an investment on money supply (M2). The data which
use in this research is time series data in Indonesia since 2003.1-2010.4, by using
OLS (ordinary least Square) method.
The result shows that exchange rate and inflation have a negative and
significant effect on money supply (M2) in Indonesia.Beside of that, credit and
interest rate of SBI have a positive and significant effect on money supply (M2) in
Indonesia. Meanwhile investment has no significant effect on money supply in
Indonesia.
Keyword : Money Supply (M2), Exchage rate, credit, interest rate of SBI, inflation,
investment
iii
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai tukar, kredit, suku
bunga SBI, inflasi dan investasi terhadap jumlah uang beredar (M2) di Indonesia.
Data yang digunakan adalah data time series yaitu tahun 2003.1 -2010.4 dengan
menggunakan metode OLS (Ordinary Least Sqaure).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tukar dan inflasi memiliki
pengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah uang beredar (M2) di Indonesia.
Sementara kredit dan suku bunga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
jumlah uang beredar (M2) di Indonesia. Sedangkan investasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap jumlah uang beredar (M2) di Indonesia
Kata kunci: Jumlah Uang beredar (M2), Nilai Tukar, Kredit, Suku bunga SBI,
Inflasi, Investasi
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirohim…..
Alhamdulillahirobbilalamin…
Segala puji dan rasa syukur hanyalah milik Allah SWT, yang memiliki segala
keagungan, maha pencipta semua yang ada dilangit dan di bumi, sumber semua ilmu
pengetahuan, serta maha pembuka pintu rahmat bagi semua hamba-hambaNYA,
sehingga nikmat terbesarpun telah penulis rasakan akan keagunganNYA, izinNYA
dan atas semua kemudahan yang telah dibukakan bagi penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada
baginda Nabi Besar Muhammad SAW, Nabi yang menjadi suri tauladan bagi seluruh
umat, segenap keluarga, sahabat, pengikutnya yang senantiasa istiqomah di jalan
Allah SWT.
Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR,
KREDIT, SUKU BUNGA SBI, INFLASI DAN INVESTASI TERHADAP
JUMLAH UANG BEREDAR (M2) DI INDONESIA”
Dalam skripsi ini, terkadang penulis menghadapi hambatan yang memang
menjadi bagian dari suatu perjuangan untuk mencapai sebuah tujuan. Namun, penulis
menyadari bahwa ini merupakan proses yang harus dijalani. Oleh karena itu, banyak
pihak yang telah memberikan bantuannya kepada penulis sehingga membukakan
kebutuhan yang penulis alami
Atas segala kerendahan dan ketulusan hati, penulis mengucapkan rasa terima
kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung
maupun tidak langsung, secara spiritual maupun materil. Ucapan terimah kasih
penulis sampaikan kepada:
1. Kedua orang tuaku, Nurdin dan Sanatang. Skripsi ini penulis persembahkan untuk
kalian, terimah kassih telah membesarkan penulis dengan kesabaran, memberikan
v
kasih sayang yang tulus, dukungan, motivasi serta doa yang tidak pernah putus.
Doaku selalu menyertai kalian, semoga Allah memberikan balasan atas semua
kesabaran mama dan bapak.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, Ms selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
yang secara tidak langsung mengajarkan penulis bagaimana menjadi seseorang
ekonom yang baik, serta mendoakan penulis menjadi seseorang yang baik
3. Bapak Dr. Lukam. M.Si, selaku Dosen Pembimbing 1, yang telah meluangkan
waktu, pikiran dan ilmunya dengan segala profesionalitas dan kesabaran dalam
membimbing sehingga skrispsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Semoga
segala kebaikan dan ketulusan yang bapak berikan menjadi amal shaleh
4. Bapak Zuhairan Yunmi Yunan SE. MSc, selaku Dosen Pembimbing II, yang
telah meluangkan waktu, pikiran dan ilmunya dengan segala profesionalitas dan
kesabaran. Semoga ilmunya yang bapak berikan dapat bermamfaat,
5. Ibu Utami Baroroh. M.Si, selaku Sekretaris Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan Fakultas ekonomi dan Bisnis
6. Seluruh Dosen Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas ekonomi
dan Bisnis yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis selama
masa perkuliahan
7. Seluruh staf dan karyawan Ekonomi dan Bisnis
8. Keluarga tercinta,, terimah kasih karena selama ini telah meberikan penulis
dukungan, semangat, pelajaran, serta materi yang mungkin penulis belum bisa
membalasnya. Semoga Allah selalu melindungi kalian. Amin..
9. Ratna Dewi binti H. Hasanudin, terimah kasih selama ini telah memberikan
penulis dukungan, semangat secara spiritual. Semoga Allah memberikan yang
terbaik buat dia. Amin…
10. Sahabat- sahabat IESP terbaik, Maryo, Ganda adi, Pranowo, Etty, Mahmudah,
Rey, Wiwi, Feni, Tio, Reza, Lutfi (Syariah), Fikri, Endang, Dhea, JB sukma, Tri
Widarso, Syamsul, Rahmad Kurniadi, Irfan Fahmi, Arudin, dan lain-lain.
vi
Terimah kasih telah memberikan semangat kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi.
11. Sahabat-sahabat terbaik, terimah kasih telah menjadi teman terbaik, yang selalu
ada untuk menghibur dan memberikan semangat penulis dalam menghadapi
cobaan hidup. Kalian anugerah terindah selama ini. Terimah kasih atas
kebersamaan kalian selama ini. Dan seluruh teman-teman IESP angkatan 2007,
senang bisa berjuang bersama kalian. Tetap semangat….
12. Dan semua pihak yang turut membantu, yang tidak dapat disebutkan satu persatu..
Penulis sadari penulisan skripsi ini masih sangat jauh untuk mencapai
kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun senantiasa
penulis harapkan untuk membuat satu perubahan yang baik.
Akhirnya penulis sangat berharap semoga Skripsi ini dapat memberikan
manfaat, baik kepada penulis maupun semua pihak yang berkesempatan membaca
skripsi ini.
Jakarta. 1 Desember 2011
Penulis
vii
DAFTAR ISI
BAB. I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Perumusan Masalah................................................................ 11
C. Tujuan Penelitian............................................................................ 12
D. Manfaat Penelitian........................................................................... 13
viii
7. Teori kuantitas uang............................................. .. 25
B. Kurs/ Nilai Tukar................................................................ 26
1. Pengertian Kurs atau Nilai Tukar.................................. 26
2. Macam-Macam Nilai Tukar ........................................... 28
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kurs Valuta Asing.. 29
4. Perubahan Nilai Kurs...................................................... 31
5. Teori Paritas Daya Beli …………………………………. 33
C. Kredit...................................................................................... 34
1. Pengertian Kredit........................................................... 34
2. Jenis-Jenis Kredit............................................................ 36
3. Tujuan dan Fungsi Kredit............................................... 37
D. Suku Bunga............................................................................ 40
1. Pengertian Suku Bunga..................................................... 40
2. Macam-Macam Suku Bunga............................................. 41
3. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)......................................... 42
E. Inflasi..................................................................................... 42
1. Pengertian Inflasi................................................................ 42
2. Cara Mengukur Inflasi........................................................ 43
3. Jenis Inflasi........................................................................ 44
4. Sebab-sebab Terjadinya Inflasi........................................... 44
5. Dampak Inflasi................................................................... 45
F. Investasi................................................................................... 46
1. Pengertian Investasi..................................................................... 46
2. Fungsi Investasi........................................................................... 47
3. Tujuan Investasi.......................................................................... 48
4. Bentuk Investasi................................................................ 49
5. Faktor yang Mempengaruhi Investasi......................................... 49
G. Keterkaiatan Antar Variabel………………………………. 50
H. Penelitan Terdahulu........................................................... 56
ix
I. Kerangka Pemikiran............................................................. 67
H. Hipotesis.................................................................................. 70
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Beberapa tahun terakhir perubahan ekonomi sangatlah cepat. Hal itu bisa
terlihat banyaknya muncul ahli-ahli ekonomi, baik dari ekonomi klasik maupun
maupun eksternal dari suatu wilayah tersebut. Oleh karena itu, perekonomian telah
sebuah indikator yang sangat penting bagi suatu negara. Karena hal itu telah
menjadi cerminan atau tolak ukur kesejahteraan disuatu negara atau wilayah
tertentu.
Akan tetapi walapun perkembangan ekonomi yang sangat pesat, ternyata ada
beberapa pertanyaan penting yang belum bisa dijawab oleh para ahli ekonomi
tentang permasalahan yang terjadi. Pada umumnya para ahli ekonomi secara
berlaku secara umum diseluruh tempat, baik di desa maupun di kota, di daerah
atau negara yang telah maju ataupun di daerah atau negara yang terbelakang. Akan
1
sama karena mempunyai potensi ekonominya tidak sama. Tingkat kemajuan
kerja yang tidak sama, kepadatan penduduk yang tidak sama sehingga kebijakan
ekonomi yang cocok disuatu daerah belum tentu akan cocok di daerah lain
ekonomi yang tepat berdasarkan masalah yang dialami suatu negara agar terjadi
memang telah diciptakan untuk meletakkan bidang ekonomi sebagai prioritas yang
kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, sangatlah penting mengetahui alat yang
sangat vital dalam sebuah perekonomian dalam mencapai tujuan ekonomi tersebut.
Alat tersebut dinamakan uang. Uang merupakan suatu yang sangat vital dari
bekerjanya suatu perekonomian daerah atau negara tertentu (Carl E case dan Ray
berdasarkan fungsinya sebagai alat transaksi, satuan hitung dan penyimpan nilai,
uang memberi manfaat bagi manusia dalam mengatasi kesulitan untuk melakukan
2
menabung. Manfaat uang tersebut menyebabkan permintaan masyarakat akan
uang dilatarbelakangi oleh motif yang berbeda-beda, antara lain motif berjaga-
Begitu pula dalam peradaban modern saat ini tidak terlepas dan ditopang
sepenuhnya oleh uang. Tidak ada satupun peradaban di dunia ini yang tidak
peradaban tersebut tidak akan berkembang atau akan stagnan. Aliran uang
bagaikan darah yang mengalir dalam tubuh manusia. Tanpa adanya darah tersebut
maka manusia akan mati. Kekurangan darah yang akan mengakibatkan gairah
hidup menurun dan melemah yang pada akhirnya manusia akan menjadi sakit
Walaupun pada hakekatnya uang memang berfungsi sebagai alat vital dalam
tidak langsung terhadap permintaan agregat akan barang dan jasa yang akhirnya
Kontrol uang beredar sangat diperlukan untuk menciptakan iklim yang baik
bagi stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi serta kontrol terhadap kredit
(Rimsky, 2002:21). Apabila jumlah uang beredar diperbesar dan melebihi dari
3
yang diminta masyarakat pada tingkat bunga, pendapatan dan harga tertentu,
jasa untuk konsumsi maupun investasi. Hal itu akan mempengaruhi kestabilan
harga dalam negeri. Oleh karena itulah, pemerintah atau otoritas moneter suatu
negara merasa perlu untuk melakukan upaya mengendalikan jumlah uang beredar
dalam hal kebijakan moneter. Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dilakukan
oleh pemerintah melalui bank sentral guna mengatur penawaran uang dan tingkat
beredar, dalam analisis makro, memiliki pengaruh penting terhadap tingkat output
keterlibatan sektor moneter dan perbankan. Salah satu unsur penting sektor
Murtono, 2003:56).
4
memiliki sarana operasional yaitu level uang primer agar sesuai dengan kebutuhan
2004:22).
peredarannya, uang harus diukur dan diatur secermat mungkin oleh otoritas
moneter (Bank Indonesia). Karena jika tidak, maka akan dapat mengakibatkan
mewujudkan aturan dan ukuran serta jumlah yang cermat. Kemudian membentuk
saluran atau channel antara lain: saluran moneter langsung (direct monetary
channel), saluran suku bunga (interest rate channel), saluran harga aset (asset
price channel), saluran kredit (credit cannel), dan ekspektasi (ekpectation channel)
5
Berikut ini data jumlah uang beredar, nilai tukar, kredit, suku bunga SBI.
Tabel 1.1.
Perkembangan M2, Nilai Tukar, Kredit, Suku Bunga SBI, Inflasi dan
Investasi Priode Tahun 2006-2010
Dari tabel 1.1 menunjukkan bahwa pertumbuhan jumlah uang beredar dari
tahun 2006 hingga 2010 selalu mengalami peningkatan. Peningkatan yang paling
besar terjadi pada tahun pada tahun 2010 yaitu sebesar 15.4% dari tahun
sebelumnya yaitu dari 2.141.384 milyar rupiah di tahun 2009 menjadi 2.471.206
milyar rupiah pada tahun 2010. Sama halnya dengan jumlah uang beredar, kredit
juga mengalami peningkatan tiap tahunnya dan pada tahun 2010 merupakan
peningkatan yang terbesar selama 5 tahun terakhir yaitu sebesar 24%, sehingga
uang beredar. Dari tabel diatas juga memberikan gambaran bahwa nilai tukar dari
5 tahun terakhir, hanya pada tahun 2010 nilai tukar rata-rata mengalami penurunan
6
dikarenakan membaiknya perekonomian ditahun 2010 sehingga meningkatnya
arus modal asing masuk kedalam negeri membuat rupiah terapresiasi. Hal ini
memberikan indikasi bahwa nilai tukar memiliki hubungan terhadap jumlah uang
Terlihat pada tabel diatas bahwa pada tahun pada tahun 2006 merupakan suku
bunga SBI tertinggi yaitu sebesar 11.97 dan terbesar selanjutnya terjadi pada
tahun 2008 yaitu sebesar 9,39%. Hal itu dilakukan pemerintah untuk menekan
inflasi yang sangat tinggi pada tahun 2005 akibat tekanan harga minyak dunia dan
diawal tahun 2008, dari tabel diatas juga memperlihatkan bahwa inflasi pada
tahun 2008 sebesar 11.1% yang merupakan tertinggi selama 5 tahun terakhir.
internasional dan pangan akibat krisis global tahun 1997/1998. Dari sisi investasi
Hal itu diakibatkan adanya krisis global dan berdampak ke investasi di Indonesia
Setelah krisis, Peningkatan yang paling tinggi terjadi ditahun 2010. Peningkatan
itu baik dari sisi PMDN maupun dari sisi PMA. Sehingga dapat dilihat bahwa
Didalam buku Aulia Pohan (2008:96), tahun 1983 dapat dipandang sebagai
7
dilepaskannya sistem pengendalian secara langsung dalam mengendalikan jumlah
uang beredar seperti penetapan suku bunga simpanan, kredit perbankan dan lain-
pengendalian moneter atau jumlah uang beredar secara tidak langsung, Seperti
mengeluarkan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan surat berharga pasar uang
Disisi lain, tekanan yang luar biasa terhadap nilai tukar dan cadangan
devisa diawal krisis 1997 memaksa Bank Indonesia dan pemerintah melepas band
intervensi terhadap nilai tukar dan menerapkan sistem nilai tukar mengambang
bebas. Akibatnya nilai tukar tidak lagi menjadi jangkar nominal kebijakan
moneter. Depresiasi nilai rupiah yang teramat tajam dan suku bunga yang tinggi
membuat sektor riil dan sektor perbankan semakin rapuh dan terpuruk (Aulia
Pohan, 2008:97). Melemahnya nilai tukar akan merubah posisi cadangan devisa
termasuk juga fasilitas pinjaman dana melalui pasar rupiah dan valuta asing.
Ditetapkan dalam peraturan Indonesia, rencana kredit dalam jangka waktu 1 tahun
besarnya jumlah uang yang ditawarkan untuk mencapai kestabilan nilai rupiah
(Simorangkir, 2004:24-25) .
8
Berdasarkan teori kuantitas uang memberikan gambaran bahwa inflasi dan
perubahan jumlah uang beredar. Inflasi merupakan kenaikan harga yang secara
kontinue, dan secara umum (Nopirin, 1990:25). Artinya bahwa jika harga suatu
barang meningkat maka permintaan akan uang oleh masyarakat akan semakin
tinggi sehingga inflasi yang tinggi akan mempengaruhi jumlah uang beredar.
Berdasarkan teori kuantitas uang, nilai uang ditentukan oleh supply dan demand
terhadap uang. Jumlah uang beredar ditentukan oleh bank sentral, sementara
jumlah uang yang diminta (money demand) ditentukan oleh beberapa faktor,
harga barang dan jasa yang tersedia. Semakin tinggi tingkat harga, semakin besar
jumlah uang yang diminta (Putu Oktavia, met 08.05:1). Itu artinya bahwa tingkat
akan uang.
memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut.
Selain itu, investasi adalah pengeluaran atau pembelanjaan oleh penanam modal
9
atau perusahaan-perusahaan untuk membeli (Peraturan Daerah Kabupaten Barru
menentukan jumlah modal atau uang yang akan dibelanjakan atau keluarkan
masyarakat untuk investasi akan semakin besar dan akhirnya akan membuat
jumlah uang beredar pun bertambah. Selain itu, investasi yang dikenal saat ini
terbagi menjadi dua yaitu PMDN dan PMA. Meningkatnya penanaman modal
asing akan membuat jumlah modal akan bertambah sehingga jumlah uang agregat
ternyata ada lima faktor yang setidaknya yang mempengaruhi jumlah uang
beredar yaitu nilai tukar, kredit, suku bunga SBI, inflasi dan investasi. Kelima
faktor tersebut secara teoritis sangat berkaitan dengan jumlah uang beredar
sehingga bisa menjadi indikator kuat bagi Bank Indonesia dalam menjaga jumlah
uang beradar agar tidak melebihi dan atau kurang dari permintaan masyarakat
secara agregat. Peneliti melihat bahwa betapa pentingnya fungsi dan peran uang
10
B. Perumusan Masalah
kurun waktu 2003-2010 di Indonesia, baik dalam arti luas (M2) maupun dalam
sebagai bank sentral di Indonesia seperti melalui saluran suku bunga (interest rate
channel), saluran harga aset (asset price channel), saluran kredit (credit cannel),
dan nilai tukar. Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dilakukan oleh bank
Berdasarkan teori kuantitas uang, nilai uang ditentukan oleh supply dan
demand terhadap uang. Artinya selain melalui penawaran uang yang dilakukan
jumlah uang beredar juga dipengaruhi oleh permintaan akan uang oleh
Inflasi merupakan kenaikan harga terus menerus dan secara umum. Artinya
bahwa jika harga suatu barang meningkat maka permintaan akan uang oleh
masyarakat akan semakin tinggi sehingga inflasi yang tinggi akan mempengaruhi
jumlah uang beredar. Semakin tinggi tingkat harga, semakin besar jumlah uang
yang diminta. Jumlah uang beredar ditentukan oleh bank sentral melalui
11
kebijakan moneternya, sementara jumlah uang yang diminta (money demand)
ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah tingkat harga rata-rata dalam
perekonomian.
besarnya jumlah investasi menentukan jumlah modal atau uang yang akan
artinya permintaan uang masyarakat untuk investasi akan semakin besar dan
akhirnya akan membuat jumlah uang beredar pun pertambah. Selain itu, investasi
yang dikenal saat ini terbagi menjadi dua yaitu PMDN dan PMA. Meningkatnya
penanaman modal asing akan membuat jumlah modal akan bertambah sehingga
variabel nilai tukar, kredit, suku bunga (SBI), inflasi dan investasi dimana
1. Seberapa besar pengaruh nilai tukar, kredit, suku bunga SBI, inflasi dan
investasi secara parsial terhadap jumlah uang beredar dalam arti luas (M2)?
2. Seberapa besar pengaruh nilai tukar, kredit, suku bunga SBI, inflasi dan
investasi secara simultan terhadap jumlah uang beredar dalam arti luas (M2)?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
12
1. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh nilai tukar, kredit, suku bunga
SBI, inflasi dan investasi secara parsial terhadap jumlah uang beredar dalam
2. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh nilai tukar, kredit, suku bunga
SBI, inflasi dan investasi secara simultan terhadap jumlah uang beredar dalam
D. Manfaat Penelitian.
Dalam penelitian ini, manfaat yang diharapkan penulis antara lain sebagai
berikut:
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu masukan dan
tentang jumlah uang beredar. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan bisa
2 Bagi akademisi
makro dan ekonomi moneter dan bisa dijadikan bahan referensi mahasiswa
13
3. Bagi penulis
ditimbulkan dari nilai tukar rupiah, kredit, suku bunga SBI, inflasi dan
14
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Sejarah Uang.
makannya secara mandiri. Dalam priode yang dikenal sebagai priode prabarter
ini, manusia belum mengenal transaksi perdagangan atau kegiatan jual beli.
maju, kegiatan dan interaksi antar sesama manusiapun meningkat tajam. Ketika
seharian bercocok tanam, pada saat bersamaan tentu ia tidak akan bisa
memperoleh garam atau ikan, menenun pakaian sendiri, atau kebutuhan lain.
15
membutuhkan daging, sehingga syarat terjadinya barter antara beras dengan
antar manusia. Itulah sebabnya diperlukan suatu alat tukar yang dapat diterima
oleh semua pihak. Alat tukar demikian kemudian disebut uang. Pertama kali,
uang dikenal dalam peradaban sumeria dan baylonia ( Edwin Nasution et al,
2006:240).
Dari perekembangan inilah, uang kemudian bisa dikategorikan dalam tiga jenis,
yaitu : uang barang, uang kertas dan uang giral atau uang kredit.
Uang barang adalah alat tukar yang memiliki nilai komoditas atau bisa
Namun tidak semua barang bisa menjadi uang, diperlukan tiga kondisi
melakukan transaksi.
16
garam. Kemudian setelah itu pilihannya barang yang bisa digunakan sebagai
Ketika uang logam masih digunakan sebagai uang resmi dunia, ada
mereka atas emas dan perak. Pihak-pihak ini adalah bank, orang yang
Berdasarkan hal ini, pandai emas dan bank mengeluarkan surat (uang
kertas) dengan nilai yang besar dari emas atau perak yang dimilikinya.
Karena kertas ini didukung oleh kepemilikan atas emas dan perak,
masyarakat umum menerima uang kertas sebagai alat tukar. Jadi, aspek
Ini kemudian berlanjut sampai uang kertas menjadi alat tukar yang
utama. Malah sekarang, uang yang dikeluarkan oleh bank sentral tidak lagi
17
3. Uang giral (deposite money)
melalui pengeluaran cek dan alat pembayaran giro lainnya. Uang giral ini
merupakan simpanan nasabah di bank yang dapat diambil setiap saat dan
cek dan giro yang dikeluarkan oleh bank manapun bisa digunakan sebagai
2. Pengertian Uang
uang biasanya definiskan sebagai alat tukar yang diterima secara umum. Alat
tukar (medium of exchange) adalah segala hal yang secara luas diterima dalam
perdagangan.
sebagai muda pertukaran atau alat pembiayaan yang diterima secara umum.
Sedangkan menurut Asfia Murni (2006), uang adalah segala sesuatu yang
18
yang sah untuk keperluan transaksi, sebagai satuan hitung, dan sebagai alat
penyimpan nilai.
3. Fungsi Uang
Dalam ilmu ekonomi peranan atau fungsi uang dibedakan menjadi 4 jenis
Dengan adanya uang, kegiatan tukar-menukar akan jauh dan lebih mudah
bertindak sebagai satuan nilai. Yang dimaksud dengan satuan nilai adalah
satuan ukuran yang menentukan besarnya nilai dari berbagai jenis barang
dengan adanya uang. Nilai suatu barang dapat mudah dinyatakan yaitu
barang tersebut.
19
ekonomi akan lebih merasa yakin bahwa pembayarannya yang ditunda itu
uang.
4. Macam-Macam Uang
1. Uang kertas
pemerintah (bank sentral) berupa uang logam dan uang kertas, baik yang
ekstrinsik.
2. Uang giral
20
5. Definisi Jumlah Uang Beredar
Uang dalam arti sempit atau terbatas adalah mata uang dalam
Uang dalam arti luas adalah mata uang dalam peredaran ditambah
dengan uang giral dan uang kuasi. Uang kuasi terdiri dari deposito
21
1. Teori permintaan uang
keynesian.
sebagai alat tukar. Oleh sebab itu, jumlah uang beredar yang diminta
sebagai nilai liquiditas (L) dalam arti riil yang ada ditangan masyarakat.
L = kY L = Md/P=kY .......(2.1)
Keterangan:
P : tingkat harga
Y : produk nasional
22
1. Transaction motive, yaitu motivasi orang memegang uang adalah
tingkat pendapatan.
2006:157)
L = L1 + L2 ...................(2.2)
L1 = kY ..................(2.3)
23
L2 : permintaan uang untuk spekulasi, besarnya sangat dipengaruhi
L2 = M0 + m1 ....................(2.4)
L = kY + M0 +m1 ....................(2.5)
tersedia dalam kegiatan ekonomi suatu negara atau disebut juga jumlah
1. Uang koil/ logam dan uang kertas yang biasa disebut uang kartal
2. Uang giral atau uang non bank, yaitu deposito yang terdapat dibank-
juga broad money yang terdiri dari M1 ditambah near money. Near
24
Total penawaran uang atau jumlah uang beredar: (Asfia murni,
2006:158)
kuantitas uang yang memiliki hubungan antara jumlah uang berdar dan
uang yang dimiliki oleh masyarakat karena sebagian yang masih dipegang
Keterangan :
25
Teori diatas diasumsikan k dan T (atau Y) dalam posisi konstan
Keterangan:
Kurs valuta asing adalah kurs mata uang asing menunjukkan harga atau
nilai mata uang suatu negara dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain.
Kurs valuta asing dapat juga didefiniskan sebagai jumlah uang domestik yang
26
dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan, untuk memperoleh satu
Pengertian dari foreign exchange rate menurut Eng, Lees dan Mauer
(harga mata uang asing diukur dengan uang domestik)”. Menurut Floyd A.
Beam (2003), valuta asing adalah, “Foreign exchange rates are essentially
390)-(Nilai tukar asing pada dasarnya adalah harga untuk mata uang dinyatakan
dalam satuan mata uang lainnya). Sedangkan menurut Hendra Hawani (2005),
nilai tukar merupakan perbandingan nilai dua mata uang yang berbeda.
Sedangkan menurut Mishkin (2008), kurs adalah harga dari suatu mata uang
Menurut Krugmen dan Obstfeld (2005), kurs adalah harga satu mata uang
lainnya. Kurs merupakan salah satu harga yang terpenting dalam perekonomian
transaksi berjalan maupun variabel makro ekonomi yang lainnya. Oleh karena
itu pada kurs, yakni harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya juga
merupakan sebuah harga aktiva atau harga aset (asset price), prinsip-prinsip
pengaturan harga-harga aset lainnya juga berlaku. Dan Menurut Asfia Murni
(2006), kurs valuta asing (foreign exchange) dapat didefinisikan sebagai jumlah
uang domestik yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing.
27
2. Macam-Macam Nilai Tukar
Nilai tukar nominal adalah nilai atau uang tarif dimana seseorang dapat
Contohnya jika nilai tukar Rp 8000 untuk setiap satu dolar amerika serikat,
maka jika anda memberikan kepada petugas bank $ 1 adalah anda akan
memperoleh Rp 8000.
Nilai tukar ini selalu dapat dinyatakan dengan dua cara, atau secara
timbal balik. Jika nilai tukar dolar terhadap rupiah adalah $1 = Rp 8000. Itu
tersebut disebut dengan apresiasi. Sedangkan jika nilai tukar rupiah terhadap
memperdagangkan barang atau jasa dari suatu negara dengan barang dan
bahwa harga suatu krat minuman ringan yang dibuat di negara lain adalah
28
harga tersebut, kita kemudian dapat mengatakan bahwa nilai tukar riil
adalah setengah krat minuman ringan impor tersebut persatu krat minuman
ringan lokal. Nilai tukar riil tersebut dinyatakan sebagai unit-unit barang
dalam kurs valuta asing, disebabkan oleh banyak faktor. Yang terpenting
29
Perubahan-perubahan ini akan mempengaruhi permintaan dan penawaran
valuta asing.
negeri yang dapat dijual dengan harga yang relatif lebih murah akan
nilai suatu valuta asing. Kecenderungan seperti ini disebabkan efek inflasi
30
investasi yang rendah cenderung akan menyebabkan modal dalam negeri
5. Pertumbuhan ekonomi.
lebih cepat dari penawarannya dan oleh karenanya nilai mata uang negara
Kurs yang ditentukan oleh pasar bebas dapat mengalami dua bentuk
401).
31
1. Perubahan kurs atas efek kenaikan permintaan
Harga dolar
D S
D
2000
1500
Q1 Q2
Gambar 2.1.
Kurva kenaikan permintaan kurs
Maka kurs pertukaran adalah satu dolar sama dengan 1500 rupiah dan
kualitas dolar yang dijual belikan adalah Q1. Dari akibat suatu kenaikan
D1. Kurva yang baru ini menaikkan harga dolar dari 1500 rupiah setiap
Q2.
32
2. Perubahan kurs atas efek perubahan penawaran
Harga dolar
S S1
2000
1500
D
Q1 Q2
Gambar 2.2
Kurva perubahan penawaran kurs
dari S menjadi S1 sebagai akibat kurs pertukaran untuk setiap dolar turun
dari 2000 rupiah menjadi 1500 rupiah, dan kuantitas mata uang dolar dan
Teori tentang nilai tukar dan flktuasi nilai tukar juga bisa
dijelaskan oleh teori paritas daya beli (Dominic. 1997). Teori paritas daya
beli merumuskan bahwa kurs antara dua mata uang adalah identik dengan
rasio dari tingkat harga umum dari kedua negara yang bersangkutan.
Artinya, penurunan daya beli mata uang domestik akan diiringi dengan
33
teori ini, pasar valas berada pada kondisi keseimbangan apabila semua
yang sama.
berbagai valas sama disebut kondisi paritas suku bunga (interesty parity).
besar. Kenaikan suku bunga dari simpanan suatu mata uang domestik
terhadap mata uang asing, dengan asumsi kondisi yang lainnya tetap
C. Kredit
1. Pengertian Kredit.
Perkataan kredit telah lazim kita gunakan pada praktek perbankan dalam
berasal dari kata romawi “ credere” yang berarti percaya atau “credo” atau
34
percaya kepada penerima kredit, bahwa kredit yang disalurkan pasti
Artinya
argumentasi yang tepat dari pemberi pinjaman, seperti halnya kendala dan
kemampuan membayarnya”
35
“ Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
2. Jenis-Jenis Kredit.
berbagai jenis. Secara umum jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu :
3-5 tahun
36
b. Kredit produksi, yaitu kredit yang ditujukan kepada nasabah yang
keuntungan ini diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima bank sebagai
balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.
yang memerlukan, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja.
terutama sektor riil. Secara garis besar keuntungan yang didapat oleh
37
pemerintah adalah bertambahnya penerimaan pajak, membuka lapangan
fungsi yang sangat luas. Fungsi kredit yang secara luas tersebut antara lain:
adalah jika uang hanya disimpan saja dirumah maka tidak akan
menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh penerima kredit.
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari suatu
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh sidebitur untuk
Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus uang disuatu wilayah
kewilayah lainnya, sehingga jumlah uang berbeda dari suatu wilayah lainnya
38
5. Sebagai alat stabilitas ekonomi
Karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang
barang dari dalam negeri keluar negeri sehingga dapat membantuh devisa
negara.
usahanya.
39
D. Suku Bunga
Bunga merupakan salah satu alat instrumen yang moneter yang selalu
moneter. Suku bunga sebagai instrumen artinya adalah tingkat suku bunga
yang berlaku dalam suatu negara dapat berfluktuasi dari tingkat yang satu
Menurut Cash dan Fair (2004), bunga adalah biaya yang dibayarkan oleh
Tingkat suku bunga adalah pembayaran bunga pinjaman tahun yang dinyatakan
sebagai persentase dari pinjaman; persentase itu sama dengan jumlah bunga
Nicholas Apostolou dan Grumbley (2003), suku bunga adalah harga yang
bunga pada umumnya lebih banyak dinyatakan dalam tarif setiap tahun atau
40
Menurut Herman Darmawi (2006), tingkat bunga adalah harga yang harus
dibayar oleh peminjam untuk memperoleh dan dari pemberi pinjaman untuk
jangka waktu tertentu yang telah disepakati. Menurut Prank, Franco dan Ferry
(1999), suku bunga adalah harga yang dibayar ”peminjam“ (“debitur”) kepada
interval waktu tertentu. Jumlah pinjaman yang diberikan disebut prinsip, dan
perunit waktu.
satuan uang. Suku bunga yang dibedakan berdasarkan satuan uang dapat
Suku bunga nominal adalah suku bunga yang diukur dari pendapatan
(suku bunga uang) adalah suku bunga yang diukur dengan uang.
Suku bunga riil adalah suku bunga yang dikoreksi karena inflasi yang
41
inflasi 3 % pertahun. Maka kita dapat mengetahui kurs riil negara tersebut
disebut SBI adalah surat berharga dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan
oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek. Lelang
SBI adalah penjualan SBI yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam rangka
nilai rupiah dalam paradigma yang dianut, jumlah uang (uang karta, uang giral
diterbitkan dan dijual untuk mengurangi kelebihan uang primer tersebut (Bank
Indonesia).
E. Inflasi
1. Pengertian Inflasi.
Inflasi adalah kemerosotan nilai mata uang suatu negara. Menurut Nopirin
42
Para ekonomi modern memberikan definisi bahwa inflasi adalah kenaikan
yang menyeluruh dari jumlah uang yang harus dibayarkan (nilai unit
jika yang terjadi adalah penurunan nilai unit perhitungan moneter terhadap
(A.karim, 2008:510).
kecepatan kenaikan harga-harga dalam satu tahun. Selain itu juga dalam buku
harga barang dan jasa, yang terjadi karena permintaan bertambah lebih besar
dibandingkan dengan penawaran dipasar. Dengan kata lain, terlalu banyak uang
yang memburu barang yang terlalu sedikit (Sadono Sukirno, 2004:333 pada
N.Huda,Et al,2008:176).
Menurut Nopirin (1990), inflasi atau kenaikan harga dapat diukur dengan
biaya/pengeluaran untuk membeli sejumlah barang dan jasa yang dibeli oleh
43
bermacam-macam, di Indonesia terdapat 9 bahan pokok, 62 macam barang
3. GNP deflator yaitu jenis barang yang mencakup dalam perhitunga GNP.
3. Jenis Inflasi
yang cukup besar ( biasanya double digit atau bahkan triple digit)
3. Inflasi tinggi (hyper inflation) yaitu inflasi yang lajunya meningkat sampai
beredar.
44
1. Inflasi tarikan permintaan (Demand-pull Inflation)
ini juga terjadi pada saat perekonomian berkembang dengan pesat ketika
5. Dampak Inflasi
Inflasi atau kenaikan harga-harga yang tinggi dan terus menerus telah
45
atau inflasi memiliki dampak terhadap masyarakat dan perekonomian, yaitu
sebagai berikut:
lebih besar dari barang lain, yang kemudian produksi barang tersebut
Disaat laju inflasi sangat tinggi maka akan mengurangi outpun nasional.
Karena dalam keadaan inflasi yang tinggi, nilai mata uang riil turun
produksi barang.
F. Investasi
1. Pengertian Investasi
46
memberikan pengertian bahwa investasi merupakan penanaman modal dalam
yang akan datang. Menurut Nopirin (1990), investasi dapat diartikan sebagai
perubahan capital stock, maka teori tentang investasi haruslah dimulai dengan
konsep jumlah (stock) kapital yang diinginkan (desire capital stock). Menurut
2. Fungsi Investasi
bentuk formasi:
.
I = I (i, r, Q, T)
..(2.11)
Dengan, dl/di < 0; dl/dQ ≥; dl/dT>0;
dimana :
I : Tingkat investasi
47
i : Tingkat suku bunga
r : Tingkat pengembalian
Q: GNP
T: Perubahan teknologi.
3. Tujuan Investasi
mencari jawaban yang lebih tepat tentang tujuan investasi, seperti yang
dijelaskan diatas, bahwa tujuan investasi yang lebih luas adalah untuk
kesejateraan finansial, yang dapat diukur dari pendapatan yang diterima pada
4. Bentuk Investasi
dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara lainnya
48
2. Bentuk investasi berdasarkan sumbernya
akan dilakukan oleh para penguasa. Disamping oleh harapan masa datang
moneter terletak pada pengaruh aset finansial dalam valuta asing yang
49
berasal dari hubungan kegiatan ekonomi suatu negara dengan negara lain.
Selain itu, perubahan kurs dalam negeri akan mengakibatkan ada perubahan
aliran dana yang masuk dan keluar dari suatu negara akibat aktivitas
perdagangan antar negara (ekspor dan impor) dan aliran modal investasi
yang masuk kedalam dan keluar negeri. Aliran dana masuk dan keluar negeri
ekpsor dan modal asing yang mengalir dalam negeri akan memuat
dari perusahaan dalam negeri, dan kekayaan semua investor dalam negeri.
mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah. Salah satu cara utama dalam
menjalankan tugas ini adalah melakukan intervensi dalam pasar valuta asing,
yaitu dengan dengan menjual atau membeli valuta asing bagi rekeningnya
sendiri. Jika bank sentral menganggap bahwa nilai mata uang rupiah dinilai
terlalu tinggi dan dolar dinilai begitu rendah, bank sentral akan membeli
50
moneter, sebaliknya, jika bank sentral menganggap nilai mata uang rupiah
terlalu rendah dan nilai dolar terlalu tinggi maka bank sentral bisa menjual
dolar yang mereka miliki sehingga dapat mengurangi jumlah uang beredar
cek yang ditarik dari bank lain. Setelah itu, ia akan menambah nilai tabungan
giral. Uang yang diterima oleh bank umum tersebut akan mereka salurkan
cadangan yang diwajibkan tersebut jauh dibawah jumlah uang yang diterima
51
Jumlah uang yang yang dipinjamkan oleh bank umum kepada nasabah
giral secara agregat. Hal itu bisa diartikan bahwa peristiwa tersebut akan
A sebesar 100 juta rupiah dimana cadangan wajib yang harus dipenuhi
sebesar 20% dari total tabungan tersebut. Kelebihan cadangan yang sebesar
80% atau 80 juta bisa disalurkan oleh bank A kedalam bentuk pinjaman atau
menambah uang giral sebesar atau jumlah uang beredar sebesar 80 juta
juga.(Sadono Sukirno,2006:274-278)
52
terhadap suku bunga deposito bank-bank umum yang ditawarkan kepada
masyarakat penabung dan pada suku bunga kredit yang dibebankan oleh
dengan permintaan konsumsi (income effect) dan suku bunga kredit akan
dan konsumsi yang akan berdampak kepada jumlah uang yang dipegang
pinjaman kepada bank-bank umum akibat biaya yang harus dibayar oleh
nasabah atas pinjaman tersebut lebih murah. Sebaliknya, disaat suku bunga
kredit diturunkan oleh bank-bank umum akibat respon dari suku bunga SBI
SBI akan direspon oleh suku bunga bank-bank umum yang mempengaruhi
beredar di masyarakat.
53
4. Keterkaitan inflasi terhadap jumlah uang beredar (M2)
spekulasi yaitu membeli harta-harta tetap seperti tanah, rumah, bangunan dan
Keynes bahwa permintaan uang oleh masyarakat dilatar belakangi oleh motif
publik terhadap kas untuk transaksi memiliki dampak terhadap jumlah M1.
Disaat inflasi meningkat, permintaan uang untuk transaksi dan berjaga akan
masyarakat sehingga permintaan uang akan berkurang. Dalam hal ini inflasi
lain sehingga ekspor akan menurun, sebaliknya harga barang produksi dalam
54
membuat nilai tukar mengalami depresiasi. Hal itu membuat terdapatnya
modal keluar akibat rendahnya ekpor dan dan tingginya impor barang dan
nilai tukar juga akan mempengarahi modal investasi masuk dan keluar.
uang beredar dari segi permintaan uang oleh masyarakan dan harga barang-
55
untuk tujuan likuiditas akan memiliki dampak terhadap jumlah uang beredar
M1.
dalam negeri (PMDN) dan luar negeri (PMA). Invetasi yang berasal dari
dalam negeri (PMDN), salah satunya bersumber dari pemberian kredit oleh
ekpor dan mengalirnya modal asing kedalam negeri. hal tersebut akan
G. Penelitan Terdahulu
Studi tentang jumlah uang beredar di Indonesia maupun negara lain telah
banyak dilakukan, dimana studi antara studi terdahulu dan studi berikutnya
56
memiliki koherensi. Studi-studi tersebut dapat digunakan sebagai referensi bagi
kajian-kajian dimasa yang akan datang. Penelitian tentang jumlah uang beredar
Penelitian tentang uang beredar juga pernah diteliti oleh Lily dan
jumlah uang beredar di Indonesia sebelum dan sesudah krisis: sebuah analisa
keseluruhan (1990-1999).
Indonesia.
positif terhadap jumlah uang beredar sedangkan devisa dan pengganda uang
57
beredar (M2) di Indonesia. Untuk waktu seluruh analisa, pengeluaran
Penelitian ini menggunakan data oktober 2001 sampai oktober 2003. Dalam
beredar dan varabel independennya adalah aktiva luar negeri bersih, tagihan
pusat yang berupa kredit dan lainya, tagihan kepada perusahaan swasta dan
perorang dalam bentuk kredit dan lainya, dan lainnya. Penelitian ini
varabel independennya adalah aktiva luar negeri bersih, tagihan bersih kepada
yang berupa kredit, tagihan kepada perusahaan swasta dan perorang dalam
tagihan kepada lembaga pemerintah dan BUMN pusat yang berupa kredit dan
tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk lainnya tidak
58
3. Imam Murtono Soehandji (2003).
2002). Model yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model log.
devisa memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah uang beredar.
tabungan deposito, pinjaman yang ditentukan oleh bank peminjam, suku bunga
atau pendapatan modal dan kredit bank terhadap jumlah uang beredar M3 di
memiliki hubungan kausalitas dua arah terhadap jumlah uang beredar secara
59
5. Etty Puji Lestasri (2006)
estimasi data stationer. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah
adalah pendapatan nasional riil, nilai tukar terhadap dolar (kurs), tingkat suku
panjang lebih tinggi dari kecepatan penyesuaian pendapatan nasional riil, inflasi
dan suku bunga. Tingkat inflasi alamiah (rate of inflation naturally) memiliki
estimasi model ADL ECM yang memasukkan variabel kurs ditemukan bahwa
beredar.
variabel independen pendapatan riil tingkat bunga domestik, tingkat inflasi dan
ada hubungan jangka panjang antara uang dalam arti luas (M2), pendapatan
riil, tingkat bunga domestik, tingkat inflasi, tingkat suku bunga asing, dan
60
tingkat penyusutan yang diharapkan dari dalam negeri mata uang. Kesimpulan
dari penelitian ini adalah tingkat suku bunga internasional, suku bunga
domestik, nilai tukar memiliki hubungan yang negatif dan secara statistik
Nigeria.
Penelitan ini tentang dampak ketidak stabilan nilai tukar rupiah terhadap
nilai tukar dan jumlah uang beredar di Indonesia selama periode pengamatan
mempertahankan hubungan yang stabil antara nilai tukar dan permintaan uang
bukan hanya untuk tujuan transaksi, tetapi lebih kepada tujuan untuk berjaga-
61
Perbedaan penelitian ini terhadap penelitian yang sejenis yang dilakukan
menggunakan data antara tahun 2002 hingga 2008, sementara peneltian ini
dalam penlitian ini adalah jumlah uang beredar (M2), nilai tukar, kredit, suku
uang, aktiva luar negeri bersih, tagihan bersih kepada pemerintah, tagihan
perorangan dalam bentuk kredit, pendapatan nasional riil, nilai tukar terhadap
dolar (kurs), tingkat suku bunga, dan tingkat inflasi dsb. Ketiga, pada
kesimpulan akhir pada penelitian ini bertujuan untuk mencari keterkaitan atau
hubungan serta menganalisis apakah kebijakan moneter jalur nilai tukar, kredit,
suku bunga SBI serta indikator moneter lainnya seperti inflasi dan investasi
jangka pendek, dan ada juga mencari hubungan kausalitas dan yang lainya
62
TABEL 2.1
Kajian Terdahulu
Nama
No Judul Metodologi Variabel kesimpulan
Penulis
1 Lily Faktor-faktor Analisis Jumlah uang beredar, Pengeluaran pemerintah. dan angka
Prayitno dan yang berpengaruh Regresi dengan pengeluaran pemerintah, pengganda uang mempunyai pengaruh
Heni terhadap jumlah Model Log cadangan devisa, angka signifikan. Cadangan devisa tidak
Sandjaya uang beredar di pengganda uang signifikan terhadap jumlah uang beredar
(2002) Indonesia sebelum (M2) sebelum krisis. Sedangkan setelah
dan sesudah krisis pengeluaran pemerintah secara
krisis: Sebuah signifikan berpengaruh sedangkan
Analisa devisa dan pengganda uang (multiplyer)
Ekonometrik tidak signifikan
2 Hotniar Pemodelan Mdel Regresi Jumlah uang beredar. Aktiva luar negeri bersih, tagihan bersih
Siringoringo Jumlah Uang Linear Tagihan bersih kepada kepada pemerintah, tagihan kepada
(2003) Beredar Berganda pemerintah, tagihan kepada kepada lembaga pemerintah dana
lembaga pemerintah dana BUMN pusat yang berupa kredit,
BUMN pusat yang berupa tagihan kepada perusahaan swasta dan
kredit, tagihan kepada perorangan dalam bentuk kredit
63
perusahaan swasta dan mempengaruhi jumlah uang beredar
perorang dalam bentuk secara signifikan sedangkan tagihan
kredit, tagihan kepada kepada lembaga pemerintah dan BUMN
lembaga pemerintah dan pusat yang berupa kredit dan tagihan
BUMN pusat yang berupa kepada perusahaan swasta dan
kredit, tagihan kepada pereorangan dalam bentuk lainnya tidak
perusahaan swasta dan mempengaruhi secara nyata uang
pereorangan dalam bentuk beredar.
lainnya
3 Imam Jumlah uang Analisis Jumlah uang beredar, Pengeluaran pemerintah dan cadangan
Murtono beredar dan Regresi dengan pengeluaran pemerintah, devisa memiliki pengaruh positif dan
Soehandji Faktor-faktor Model Log cadangan devisa, pengganda signifikan terhadap jumlah uang beredar.
(2003). yang uang Sedangkan pengganda uang tidak
mempengaruhinya berpengaruh terhadap jumlah uang
( tinjauan money beredar.
supply (M2)
priode1990-2002)
64
4 Bala “The endogenous Error Jumlah uang beredar, Permintaan kredit bank memiliki
Shanmugan, money hypothesis: Corection tabungan deposito, pinjaman hubungan kausalitas dua arah terhadap
Mahendiran empirical evidence Model (ECM) yang ditentukan oleh bank jumlah uang beredar secara signifikan.
Nair dan from Malaysia peminjam, suku bunga atau Dan sedangkan hubungan suku bunga
Ong wee Li (1985–2000). pendapatan modal dan kredit atau pendapatan modal memiliki
(2003) bank hubungan kausalitas jangka panjang
terhadap jumlah uang beredar M3 di
Malaysia dan secara statistik
menunjukkan siginifikan
5 Etty Puji Permitaan Uang Estimasi jumlah uang beredar, nilai masing-masing variabel menunjukkan
Lestasri di Indonesia Model ADL tukar terhadap dolar (kurs), kecepatan penyesuaian menuju
(2006) priode 1997.1- ECM tingkat suku bunga, dan keseimbangan jangka panjang lebih
2002.4 : estimasi tingkat inflasi tinggi dari kecepatan penyesuaian
data stationer” pendapatan nasional riil, inflasi dan suku
bunga
65
6 Oluwole M2 Targeting, Vektor error Jumah uang beredar Tingkat suku bunga internasional, suku
Owoye dan Money Demand, correction pendapatan riil tingkat bunga domestik, nilai tukar memiliki
Olugbenga and Real GDP model bunga domestik, tingkat hubungan signifikan Sedangkan
(2007) Growth in (VECM) inflasi dan tingkat pendapatan riil, tingkat inflasi memiliki
Nigeria: Do Rules penyusutan nilai uang. hubungan positif secara statistik
Apply memperlihatkan signifikan
mempengaruhi jumlah uang beredar di
Nigeria.
7 Etty Puji Dampak ketidak Vector Jumlah Uang Beredar dan Hubungan antara nilai tukar dan jumlah
Lestari stabilan nilai Autoregression Nilai tukar uang beredar di Indonesia selama
(2008) tukar rupiah / VAR , periode pengamatan tergantung pada
terhadap impulse harapan (expectation) pemegang uang
permintaan uang response sehingga sulit untuk mempertahankan
M2 di indonesia function ,uji hubungan yang stabil antara nilai tukar
variance dan permintaan uang M2.
decomposition,
model ADL
ECM
66
H. Kerangka Pemikiran.
penurunan, maka jumlah uang beredar dalam satu perekonomian tersebut akan
mengatur atau membatasi jumlah uang beredar agar tidak berlebihan atau
kekurangan dari jumlah uang yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam suatu
kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank sentral untuk mempengaruhi atau
mengatur jumlah uang beredar bisa menggunakan atau channel antara lain :
saluran nilai tukar, saluran suku bunga (interest rate channel), saluran harga aset
(asset price channel), saluran kredit (credit cannel). Artinya bila diformulasikan
67
Berbeda dengan inflasi, inflasi adalah kenaikan harga secara umum dan terus
menuerus. Berdasarkan teori kuantitas uang, nilai uang ditentukan oleh supply dan
demand terhadap uang. Jumlah uang beredar yang ditawarkan ditentukan oleh
bank sentral, sementara jumlah uang yang diminta (money demand) ditentukan
oleh beberapa faktor, antara lain tingkat harga rata-rata dalam perekonomian.
Jumlah uang yang diminta oleh masyarakat untuk melakukan transaksi bergantung
pada tingkat harga barang dan jasa yang tersedia. Semakin tinggi tingkat harga,
semakin besar jumlah uang yang diminta. Artinya bahwa inflasi yang tinggi akan
JUB = f (inflasi)....................................................(2.13)
besarnya jumlah investasi menentukan jumlah modal atau uang yang akan di
artinya permintaan uang masyarkat untuk investasi akan semakin besar dan
akhirnya akan membuat jumlah uang beredar pun pertambah. Sehingga dapat
JUB= f (investasi).............................................................(2.14)
68
Berdasarkan acuan dan penjelasan serta persamaan ( 2.12 ), (2.13), dan
jumlah uang beredar adalah nilai tukar, kredit, suku bunga SBI, inflasi dan
Model analisis yang akan digunakan dalam peneltian ini adalah regresi
digunakan karena variabel yang diteliti lebih dari satu variabel. Adapun secara
Gambar 2.1
Kerangka pemikiran
Moneter Ekonomi
69
I. Hipotesis
dilakukan oleh pemerintah melalui bank sentral guna mengatur penawaran uang.
Yang manjadi alat kebijakan yang dilakukan oleh bank sentral diantaranya adalah
melalui nilai tukar, suku bunga, harga aset, kredit. Sehingga diduga memiliki
pengaruh terhadap jumlah uang yang diminta yaitu investasi, inflasi, nilai tukar dan
inflasi serta kurs diduga memiliki hubungan yang signifikan terhadap jumlah uang
beredar. Oleh karena itu, dan didukung oleh landasan teori dan latar belakang serta
1. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai tukar, kredit, suku bunga
SBI, inflasi dan investasi secara parsial terhadap jumlah uang beredar M2
2. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai tukar, kredit, suku bunga
SBI, inflasi dan investasi secara simultan terhadap jumlah uang beredar M2
70
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
gejala atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan frekuensi atau penyebaran
suatu gejala atau frekuensi ada hubungan tertentu antara gejala dengan gejalan
Pada penelitian ini, variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
satu variabel terikat (dependent) yaitu jumlah uang beredar dalam arti luas (M2)
dan 5 variabel bebas (indefendent) yaitu nilai tukar, kredit, suku bunga (SBI),
inflasi dan investasi. Sehingga yang menjadi ruang linkup dalam penelitian ini
71
adalah jumlah uang beredar, nilai tukar, kredit, suku bunga SBI, inflasi dan
Data yang digunakan adalah data jumlah uang beredar, nilai tukar, kredit,
suku bunga SBI, inflasi dan nilai tukar dari tahun 2003 hingga 2010 dengan data
Badan Pusat statistik (BPS) dan Badan Koordinasi Pasar Modal (BKPM).
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang bersifat data time series. Data sekunder merupakan data atau informasi
yang diperoleh dari pihak kedua atau data yang dikumpulkan oleh lembaga
statistik, laporan tahunan Bank Indonesia yang diterbitkan oleh Bank Indonesia
(BI) dan data Badan Pusat Statistik (BPS) serta sumber-sumber lainya yang
berkaitan dengan penelitian ini dari tahun 2003 hingga 2010 dengan data
triwulan.
72
1. Metode dokumenter
terdiri dari buku-buku referensi, artikel, jurnal penelitian dan media masa
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independent). Variabel tak
bebas berupa:
Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) adalah jumlah uang yang beredar
(M1) ditambah dengan uang giral dan uang kuasi di wilayah Indonesia. Data
yang digunakan adalah data kuartalan dari tahun 2003 hingga 2010. Satuan
73
2. Variable Bebas (independent) :
Niai tukar adalah perbandingan nilai dua mata uang yang berbeda antara
dalam nilai tukar adalah mata uang Indonesia (rupiah) terhadap mata uang
tengah atas ketetapan Bank Indonesia. Data yang digunakan tersebut adalah
data kuartalan dari tahun 2003 hingga 2010. Satuan yang digunakan adalah
rupiah (Rp).
2. Kredit (CR)
argumentasi yang tepat dari pemberi pinjaman, seperti halnya kendala dan
Indonesia. Data yang digunakan tersebut adalah data kuartalan dari tahun
74
3. Suku bunga (SBI)
Suku bunga adalah harga yang dibayar oleh seseorang peminjam dalam
dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga SBI 3 bulan yang berada di
wilayah Indonesia. Data yang digunakan adalah data kuartalan dari tahun
4. Inflasi (INF)
penelitian ini, yang digunakan sebagai indikator inflasi adalah Indeks Harga
yaitu Bank Indonesia. Data yang digunakan adalah data kuartalan dari tahun
5. Investasi (INV)
Indonesia. Data yang digunakan adalah data kuartalan dari tahun 2003
75
Table 3.1
Operasional Variabel
Data
No Variable Simbol Sumber data skala
triwulan
1 Jumlah Uang JUB Statistik 2003- Rasio
Beredar Indonesia,Laporan 2010
Tahunan Bank
Indonesia berapa
edisi
2 Nilai Tukar ER Statistik Indonesia, 2003- Rasio
Laporan Tahunan 2010
Bank Indonesia
berapa edisi
3. Kredit CR Statistik Indonesia, 2003- Rasio
Laporan Tahunan 2010
Bank Indonesia
berapa edisi
4 Suku Bunga SBI Statistik Indonesia, 2003- Rasio
SBI Laporan Tahun 2010
Bank Indonesia
berapa edisi
5. Inflasi INF Statistik 2003- Rasio
Indonesia,laporan 2010
Tahunan Bank
Indonesia berapa
edisi
6 Investasi INV Statistik Indonesia, 2003- Rasio
Laporan Tahunan 2010
Bank Indonesia, dan
BPS berapa edisi,
BKPM
kerangka pikir. Penelitian ini mencari bagaimana pengaruh antara nilai tukar,
kredit, suku bunga SBI, inflasi dan investasi terhadap jumlah uang beredar. Oleh
76
bab sebelumnya, sehingga dalam penelitian ini alat anilisis yang digunakan
adalah model regresi berganda dengan metode OLS (ordinary Least Square),
Dimana :
LnJUB : Jumlah Uang Beredar
LnER : Nilai Tukar
LnCR : Kredit
SBI : Suku Bunga SBI
INF : Inflasi
LnINV : Investasi
β0 : Konstanta
βı, β2, β3, β4, β5 : Koefesien regresi dari masing-masing variabel yang
mempengaruhi jumlah uang beredar
et : Error term
Metode pangkat kuadrat terkecil (OLS) diperkenalkan pertama kali oleh
seorang ahli matematika dari Jerman, yaitu Carl Frederich Gaus. Metode OLS
77
Menurut Widarjono (2009:18-21), metode OLS adalah metode mencari
kuadrat terkecil akan menghasilkan estimator yang mempunyai sifat tidak bias,
(Gujarati, 1999) :
terhadap data penelitian tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah
model tersebut dapat dianggap relevan atau tidak. Pengujian yang dilakukan
heterokedastisitas, dan multikolineritas. Dan juga uji statistik yang meliputi uji
signifikansi paremeter individu (uji statistik t), uji signifikan simultan (uji statistik
78
1. Uji Asumsi Klasik.
a. Uji Normalitas.
data yang didapatkan mengikuti atau mendekati hukum normal baku. Pada
penelitian ini uji yang digunakan untuk permasalah normalitas yaitu Jarque-
Hipotesis
H0 : model normal
Artinya adalah apabila probabilitas OBS*R2 lebih besar dari 0,05 maka
model tersebut dikatakan normal. Apabila OBS*R2 lebih kecil dari 0,05
b. Uji Multikolinearitas
79
Uji miltikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah ada korelasi
adanya multikolinearitas :
Hipotesis
hubungan antara variabel x1 dan x2 kurang dari 0,85 maka model yang
80
c. Uji Heteroskedastisitas
Hipotesis
Artinya adalah apabila probabilitas OBS*R2 lebih besar dari 0,05 maka
2009:5.15).
81
d. Uji Autokorelasi
regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada prode t dengan
kesalahan pada priode t –i (sebelumnya). Tentu saja model regresi yang baik
pada model regeresi linear yang dipergunakan. Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Dalam model regresi yang baik adalah
estimator yang kita dapatkan memiliki karakteristik berikut ini: (i) Estimator
metode kuadrat terkecil masih linear, (ii) Estimator metode kuadrat terkecil
masih tidak bias, (iii) Estimator metode kuadrat terkecil tidak mempunyai
estimator hanya bersifat LUE, tidak lagi BLUE (Best Linear Unbias
82
Langkah-langkah pengujian.
hipotesis
Artinya adalah nilai prob X2 (2) lebih besar dari 0.05 maka model dalam
lebih kecil dari 0.05 maka model dalam penelitian terbebas masalah
2. Analisis Statistik
Hipotesis
Bila t hitung lebih besar daripada t tabel atau signifikannya kurang dari α
83
signifikan secara parsial antara variabel independen terhadap variabel
Hipotesis
Bila Fhitung lebih besar daripada Ftabel atau signifikannya kurang dari α
diluar model. Jika nilai adjusted R square adalah satu berarti kemampuan
84
independen dan tak ada variabel lain diluar model yang menyebabkan
85
BAB IV
waktunya seharian bercocok tanam, pada saat bersamaan tentu ia tidak akan
bisa memperoleh garam atau ikan, menenun pakaian sendiri atau kebutuhan
86
manusia, semakin sulit menciptakan situasi double coincidence of wants ini.
antar manusia. Itulah sebabnya diperlukan suatu alat tukar yang dapat
Kemudian setelah itu pilihannya barang yang bisa digunakan sebagai uang,
jatuh kepada logam-logam mulia, seperti emas dan perak (Edwin nasution, et
.2006:240).
mengatasi permasalah dari penggunaan emas dan perak sebagai alat tukar,
mulailah diperkenalkan jenis uang baru yaitu uang kertas. Pada mulanya uang
kertas yang dikeluarkan untuk mengganti sejumlah emas yang dimiliki oleh
uang emas, emas yang disimpan kedalam suatu bank, maka bank tersebut
akan mengeluarkan uang kertas yang sama nilainya dengan uang emas yang
87
Uang kemudian berkembang dan berevolusi mengikuti perjalanan
oleh bank sentral. Bank yang bertindak sebagai bank-bank umum. Bank-bank
umum hanya bisa mengeluarkan uang dalam bentuk uang giral atau rekening
Koran. Uang giral adalah uang yang dikeluarkan oleh bank-bank komersial
melalui pengeluaran cek dan alat pembayaran giro lainnya. Artinya uang
seluruh jumlah mata uang yang dikeluarkan dan diedarkan oleh bank sentral
ditambah dengan uang giral yang dikeluarkan olah bank- bank umum.
Berikut ini data jumlah uang beredar dan pertumbuhannya serta grafik
jumlah uang beredar selama tahun 2003 hingga 2010 adalah sebagai berikut:
88
Table 4.1
Jumlah dan Laju Pertumbuhan Jumlah Uang Beredar
Tahun 2003-2010
Jumlah JUB Laju Pertumbuhan
Tahun
(Milyar) JUB(%)
2003 955.692
8.14
2004 1.033.527
16,42
2005 1.203.215
14.87
2006 1.382.074
18.89
2007 1.643.203
15.37
2008 1.895.839
12.95
2009 2.141.384
15.40
2010 2.471.206
Sumber : Bank Indonesia (2003-2010)
Gambar 4.1
Grafik Jumlah Uang Beredar M2 Tahun 2003-2010
3000000
2500000
JUB (Milyar)
2000000
1500000
1000000
500000
0
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Tahun
JUB
pergerakan jumlah uang beredar dari tahun 2003 hingga 2010 selalu
89
sebesar 18,89%, dan peningkatan terendah terjadi pada tahun 2004 yaitu yang
dukungan faktor internal dan faktor eksternal. Diantara faktor internal yang
2. Nilai Tukar
Nilai tukar dapat diartikan kurs mata uang asing menunjukkan harga
atau nilai mata uang suatu negara dinyatakan dalam nilai mata uang negara
lain. Kurs valuta asing dapat juga didefinisikan sebagai jumlah uang domestik
Variabel yang digunakan adalah nilai tukar antara mata uang amerika
serikat (USD) dan Indonesia (Rp) yang bersumber dari Bank Indonesia.
Satuan yang digunakan adalah Rupiah. Kurs yang digunakan adalah kurs riil
90
Berikut ini data rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dolar (USD/Rp)
dan grafik nilai tukar tukar rupiah terhadap dolar (USD/Rp) dari tahun 2003
Table 4.2
Rata-rata Nilai Tukar Tahun 2003-2010
Rata-rata Nilai Tukar
Tahun
( Rupiah)
2003 8.571,1
2004 8.985,4
2005 9.750,6
2006 9.141,3
2007 9.163,7
2008 9.756,7
2009 10.356,2
2010 9.078,2
Sumber : Bank Indonesia (2003-2010)
Gambar 4.2
Grafik Nilai Tukar (USD/Rp) Tahun 2003-2010
12000
10000
Nilai Tukar (Rp)
8000
6000
4000
2000
0
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Tahun
2003 hingga 2005 nilai tukar rupiah berfluktuasi dengan trend melemah dan
91
mecapai puncaknya pada tahun 2005 yang merupakan depresiasi nilai tukar
terhadap rupiah terbesar. Pelemahan rupiah tersebut tidak lepas dari faktor
pembayaran utang luar negeri. Setelah itu, rupiah mengalami penguatan dan
stabil pada tahun 2006 dan 2007 yang dikarenakan oleh membaiknya kondisi
fundamental makro ekonomi. Akan tetapi kembali melemah pada tahun 2008
akibat dampak krisis global yang berasal dari Amerikan Serikat. Dan
kemudian membaik kembali pada tahun 2009 dan 2010 akibat membaiknya
uang rupiah mengalami apresiasi terhadap dolar sebesar dari 10356.2 menjadi
9078.2
3. Kredit
kredit yaitu jumlah kredit perbangkan dalam bentuk rupiah dan valuta asing.
92
Data yang digunakan adalah data Bank Indonesia. Satuan yang digunakan
adalah milyar.
Berikut ini data total kredit dan laju pertumbuhannya serta grafik
Table 4.3
Total dan Laju Pertumbuhan Kredit Tahun 2003-2010
Laju Pertumbuhan
Total Kredit
Tahun Kredit
(Milyar)
(%)
2003 437.942
26.39
2004 553.548
24.59
2005 689.669
14.13
2006 787.136
26.42
2007 995.111
32.03
2008 1.313.873
9.00
2009 1.432.165
24.53
2010 1.783.601
Sumber : Bank Indonesia (2003-2010)
Gambar 4.3
Grafik Kredit Tahun 2003-2010
Kredit (Rupiah dan Valas)Tahun 2003-2010
2000000
1800000
1600000
Kredit (Milyar)
1400000
1200000
1000000
800000
600000
400000
200000
0
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Tahun
93
Dari gambar dan tabel 4.3 diatas memperlihatkan bahwa pergerakan
total kredit (dalam bentuk rupiah dan valuta asing) selalu mengalami
Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 32.03 % dan
jumlah bunga yang diterima pertahun dibagi dengan jumlah pinjaman (Cash
berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia
94
Indonesia kepada pembeli sertifikat tersebut baik pemerintah ataupun swasta;
baik dalam maupun luar negeri guna untuk melakukan tugasnya sebagai
otoritas moneter dalam mengatur jumlah uang beredar. Variabel suku bunga
yang digunakan dalam penelitian ini adala Suku bunga 3 Bulan dengan satuan
persen (%).
Berikut ini data rata-rata suku bunga SBI dan grafik suku bunga SBI
Table 4.4
Rata-rata Suku Bunga SBI Tahun 2003-2010
Rata-rata Suku Bunga SBI
Tahun
( %)
2003 10.17
2004 7.39
2005 9.16
2006 11.97
2007 8.03
2008 9.39
2009 7.49
2010 6.57
Sumber : Bank Indonesia (2003-2010)
Gambar 4.4
Grafik Suku Bunga SBI Tahun 2003-2010
Suku Bunga SBITahun 2003-2010
14
12
10
SBI (%)
8
6
4
2
0
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Tahun
95
Berdasarkan gambar dan tabel 4.4 memberikan gambaran bahwa nilai
rata-rata pertahun Suku Bunga SBI dari tahun 2003-2010 selalu mengalami
perubahan. Dari tahun 2003 hingga 2004 Suku bunga SBI 3 bulan menurun.
Sedangkan pada tahun 2005 dan 2006 suku bunga SBI meningkat, yang
puncaknya terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 11,97 %. Hal itu dikarenakan
menyebabkan melemahnya nilai tukar rupiah. Setelah itu, ditahun 2007 suku
Akan tetapi, suku bunga SBI kembali meningkat pada tahun 2008. Hal itu
5. Inflasi
secara terus menerus selama suatu priode tertentu. Dalam penelitian ini inflasi
yang digunakan adalah Indeks Harga Konsumen dengan nilai tahun ketahun
Berikut ini data rata-rata inflasi dan grafik rata-rata inflasi dari tahun 2003
96
Tabel 4.5
Rata-rata Inflasi Tahun 2003-2010
Tahun Inflasi
( %)
2003 5.11
2004 6.40
2005 17.11
2006 6.60
2007 6.59
2008 11.06
2009 2.78
2010 6.96
Sumber : Bank Indonesia (2003-2010)
Gambar 4.5
Grafik Indeks Harga Konsumen Tahun 2003-2010 (%)
Indeks Harga Konsumen Tahun 2003-2010
18
16
14
Inflasi (%)
12
10
8
6
4
2
0
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Tahun
tahun 2003-2010 terjadi pada tahun 2009 yaitu 2.78%. Penuruanan tersebut
97
tidak lepas dari kebijakan Bank Indonesia yaitu penetapan BI Rate yang
konsisten dan intervensi di pasar valuta asing untuk memperkuat nilai tukar
harga BBM yang diikuti dengan penurunan tarif angkutan dan harga
6. Invetasi
digunakan dalam penelitian ini adalan total investasi dalam negeri (PMDN)
Berikut ini data investasi dan laju pertumbuhannya serta grafik inveastasi
98
Tabel 4.6
Total dan Laju Pertumbuhan Investasi (PMA dan PMDN) Tahun 2003-2010
Laju Pertumbuhan
Total investasi
Tahun Investasi
(Milyar)
(%)
2003 16.894,4
919.67
2004 172.268,2
-51.62
2005 83.373,3
25.61
2006 104.729,4
97.69
2007 207.047,7
-46.15
2008 111.485,4
-36.41
2009 70.892,3
193.82
2010 208.300
Sumber : Bank Indonesia (2003-2007), BPS (2008-2009),
BKPM (2010)
Gambar 4.6
Grafik Investasi Tahun 2003-2010
Investasi (PMDN dan PMA) Tahun 2003-2010
250000
200000
Investasi (Milyar)
150000
100000
50000
0
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Tahun
menurun. Peningkatan yang yang tertinggi pada tahun 2004 sebesar 919.67%
99
dan mengalami penurunan terendah terjadi pada tahun 2005. Diantara
kebijakan fiskal dan moneter ditahun 2005. Setelah itu kembali meningkat
dari tahun 2006 hingga 2008 akibat perekonomian Indonesia meraih kembali
stabilitas ekonomi makro ekonomi pasca gejolak harga minyak dunia tahun
perekonomian global.
excel 2007 dan eviews 6.0 untuk memperoleh hasil yang dapat menjelaskan
kredit, suku bunga SBI, inflasi dan investasi. Variabel terikat (dependent) yaitu
100
Data dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data sekunder yang di
merupakan log dengan bilangan dasar bilangan alami yang berguna untuk
1. Asumsi Klasik
distribusi normal atau tidak. Model yang baik adalah berdistribusi normal
101
Gambar 4.7
Histogram-Normalitas test
8
Series: Residuals
7 Sample 2003Q1 2010Q4
Observations 32
6
Mean -1.61e-14
5 Median -0.003995
Maximum 0.048956
4 Minimum -0.049424
Std. Dev. 0.021059
3 Skewness 0.075779
Kurtosis 2.970814
2
Jarque-Bera 0.031762
1 Probability 0.984244
0
-0.04 -0.02 0.00 0.02 0.04
adalah 0,984244. Karena nilai 0,984244 > dari derajat kesalahan (α) 5%
varian dari dua observasi atau lebih dalam penelitian sama (homogen)
yaitu jika probabilitas OBS*R2 > 0,05, maka data tidak terdapat
102
heteroskedastisitas. Begitupun sebaliknya, jika probabilitas OBS*R2 <
Tabel 4.7
Hasil UJi heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas Test : White
F-statistic 0.675992 Prob. F(20,11) 0.7849
Obs*R-squared 17.64428 Prob. Chi-Square(20) 0.6108
Scaled explained SS 11.47801 Prob. Chi-Square(20) 0.9329
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai OBS*R adalah
17.64428. Karena nilai 17.64428 > dari derajat kesalahan (α) 5% (0.05).
lebih dari satu sedangkan pada kasus regeri sederhana, tidak mungkin
103
Apabila hubungan diantara variabel bebas yang satu dengan yang
sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil Korelasi Uji Multikolinieritas
LNER LNCR SBI INF LNINV
LNER 1.000000 0.452838 0.097689 0.152707 0.036882
LNCR 0.452838 1.000000 -0.348649 -0.143789 0.426287
SBI 0.097689 -0.348649 1.000000 0.847435 -0.287428
INF 0.152707 -0.143789 0.847435 1.000000 0.025239
LNINV 0.036882 0.426287 -0.287428 0.025239 1.000000
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan table 4.8 diatas dapat dilihat bahwa nilai korelasi variabel
independen antara lnER dan lnCR sebesar 0.452, antara lnER dan SBI
sebesar 0.097, antara lnER dan lnINF sebesar 0,152, antara lnER dan
lnINV sebesar -0.036, antara lnCR dan SBI sebesar –0.374, antara lnCR
dan INF sebesar -0.143, antara lnCR dan lnINV sebesar 0.426, antara SBI
dan INF sebesar 0.847, antara SBI dan lnINV sebesar –0,287 sedangkan
Terlihat dari tabel 4.8 diatas nilai korelasi variabel independen (yaitu nilai
tukar, kredit, SBI, inflasi dan investasi) tertinggi hanya mencapai 0.807
yaitu nilai korelasi antara SBI dan inflasi. Karena nilai 0.847 < 0.85 maka
104
model OLS yang yang dilakukan dapat dikatakan terbebas dari gejala
lebih besar dari nilai signfikan α=5% (0,05) maka model penelitian
(X2) lebih kecil dari nilai signfikan α=5% (0,05) maka model penelitian
sebagai berikut:
Table 4.9
Menetukan ada tidaknya Autokorelasi dengan uji Breusch- Godfrey
Berdasarkan table 4.9 menunjukkan bahwa nilai prob. Chi Square (X2)
105
dibandingkan alpha (α) yaitu 0.5606 > 0.05, maka dapat diberikan
jumlah uang beredar (M2) dilakukan pendekatan OLS yang ditampilkan pada
tabel berikut:
Tabel 4.11
Hasil Olah Data dengan Metode OLS
Dependent Variable: LNJUB
Method: Least Squares
Date: 12/11/11 Time: 07:14
Sample: 2003Q1 2010Q4
Included observations: 32
106
Dari tabel 4.11 maka dapat disusun persamaan regresi linier berganda
sebagai berikut:
+ 0.0003 INV + et
Dengan nilai konstanta sebesar 12.283. Hal ini diartikan bahwa apabila semua
variabel bebas dianggap konstan atau tidak mengalami perubahan maka akan
melakukan uji t dengan cara Quick lock, yaitu melihat nilai probabilitas dan
Hipotesis
107
Dari hasil regresi linear berganda diatas memperlihatkan hasil uji t-
alpha (α) (0.0030 < 0.05). Karena nilai signifikan lebih kecil
alpha (α) (0.0000 < 0.05). Karena nilai signifikan lebih kecil
108
nilai tukar berpengaruh positif terhadap jumlah uang beredar. Dengan
Variabel suku bunga SBI mempunyai nilai signifikan 0.0001 dan nilai
dibandingkan alpha (α) (0.0001 < 0.05). Karena nilai signifikan lebih
kecil dibandingkan alpha (α) (0.0000 < 0.05). Karena nilai signifikan
109
diartikan bahwa variabel inflasi berpengaruh negatif terhadap jumlah
besar dibandingkan alpha (α) (0.9557 > 0.05). Karena nilai signifikan
Hipotesis
110
Berdasarkan table 4.11 diatas, dengan menggunakan Eviews 6.0
maka terlihat hasil signifikansi adalah 0.00000. Karena nilai sig 0.00000 <
alpha, yaitu: 0.00000 < 0.05 yang berarti H0 ditolak dan menerima Ha.
square yang diperoleh dari hasil estmasi adalah sebesar 0.99. Hal ini
oleh variabel nilai tukar, kredit, SBI, inflasi dan investasi. Sedangkan
C. Interpretasi Ekonomi
1. Nilai Tukar
111
Jika Peningkatan nilai tukar 1% maka akan mengurangi jumlah uang beredar
sebesar -0.223226%
2006, 2007 dan 2010 dan hampir nilai rupiah semua mengalami depresiasi.
Akan tetapi, ditahun yang sama pula yaitu tahun 2006, 2007 dan 2010
besar. Sehingga bisa disimpulkan memang benar bahwa nilai tukar memiliki
tukar terhadap jumlah uang beredar. Disaat nilai mata uang rupiah
terdepresiasi terhadap dolar maka harga barang Indonesia akan lebih murah
112
triwulan sebelumnya nilai tukar hanya menurun 0.12%(yoy) yaitu menyentuh
terhadap krisis utang Eropa yang semakin buruk dan berbagai indikator
dan AS. Jumlah uang beredar tetap meningkat sebesar 17.2% (yoy). Dan
lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya 13.1% (yoy) sehingga jumlah
uang beredar (M2) tercatat sebesar 2.621 terliun rupiah (Laporan Kebijkan
2. Kredit
Peningkatan yang terendah dari tahun 2005 hingga 2010 adalah terjadi pada
tahun 2009 yaitu sebesar 9%. Hal itu sejalan pada perkembangan jumlah uang
berdar peningkatan terendah pun dari tahun 2005-2010 terjadi ditahun 2009
113
yaitu sebesar 12.95%. Hal itu sejalan bahwa kredit memiliki hubungan yang
pengaruh yang positif. Hal dijelaskan bahwa semakin tinggi kredit yang
maka akan mengurangi jumlah uang beredar. Semenjak pasca krisis yang
perbankan dapat berjalan dengan baik terlihat dengan peningkatan total kredit
membuat jumlah uang yang dipegang oleh masyarakat akan bertambah. Dan
artinya bahwa dengan meningkatnya kredit akan membuat jumlah uang yang
Hal itu juga didukung oleh peneltian yang dilakukan oleh Bala
yang terus membaik. Hal itu tercermin dari rasio kecukupan modal dan
114
penyaluran kredit untuk pembiayaan kegiatan perekonomian terus berlanjut.
Hal itu bisa digambarkan bahwa di triwulan 3 tahun 2011 pertumbuhan kredit
tumbuh sebesar 23,4% (yoy) yaitu mencapai 2061 terliun rupiah. Dimana
pada triwulan sebelumnya hanya meningkat 23.3 %(yoy). Hal itu karena
dan AS. Jumlah uang beredar tetap meningkat sebesar 17.2% (yoy). Dan
lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya 13.1% (yoy) sehingga jumlah
uang beredar (M2) tercatat sebesar 2.621 terliun rupiah (Laporan Kebijkan
tahun 2011
bunga SBI mempengaruhi jumlah uang beredar secara signifikan dan bersifat
115
positif. Dimana nilai koefisien elastisitasnya adalah 0.023649. Jika
0.023649%
juga terjadi pada tahun 2007 sebesar 18.89%. sedangkan penurunan suku
bunga SBI tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar (-) 20.20%. Dan
terendah. Sehingga bisa disimpulkan bahwa memang bahwa suku bunga SBI
teori. Hal itu bisa dijelaskan karena suku bunga SBI yang dinaikkan akan
membuat suku bunga dalam negeri meningkat. Hal itu membuat suku bunga
dalam negeri akan lebih besar dibandingkan suku bunga internasional. Hal itu
Indonesia karena tingkat keuntungan atau profit yang akan mereka dapatkan
lebih besar dibandingkan dengan suku bunga luar negeri. Masuknya modal
dari luar negeri akan menambah jumlah uang beredar dalam negeri.
116
bunga SBI merupakan imbas dari meningkatnya BI rate dan akan membuat
suku bunga dalam negeri meningkat. Meningkatnya suku bunga dalam negeri
akan membuat imbal hasil dari penggunaan modal meningkat. Karena Suku
bunga dalam negeri lebih tinggi dibandingkan suku bunga internasional maka
memindahkan modal mereka kedalam negeri. Hal itu membuat aliran modal
membuat jumlah modal atau jumlah uang beredar dalam negeri pun
bertambah
Oktober 2011. Peningkatan ini akan mengindikasikan suku bunga SBI dan
suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) ikut meningkat. Hal ini
dilakukan karena keyakinan Bank Indonesia bahwa pada akhir tahun 2011
dan AS. Jumlah uang beredar tetap meningkat sebesar 17.2% (yoy). Dan
lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya 13.1% (yoy) sehingga jumlah
uang beredar (M2) tercatat sebesar 2.621 terliun rupiah (Laporan Kebijkan
117
Moneter 2011:1). Hal in mengindikasikan bahwa suku bunga yang meningkat
berjalan negatif terhadap jumlah uang beredar. Hal ini berbeda dengan hasil
peneltian yang diakibatkan oleh suku bunga tidak lagi merangsang modal
4. Inflasi
peningkatan seperti yang terjadi pada tahun 2006 yaitu menurun sebesar
memang benar bahwa inflasi memiliki hubungan yang negatif dan signifikan
umum. Itu artinya kenaikan harga tersebut akan menurunkan nilai mata uang
terhadap suatu barang. Oleh karena itu, disaat inflasi meningkat maka
118
kas akan ada kerugian yang mereka tanggung yaitu sebesar pengurangan nilai
mata uang tersebut. Maka dari itu, mereka akan lebih memilih
dari penurunan nilai mata uang akibat inflasi. Hal itu membuat jumlah uang
uang beradar.
pergerakan inflasi menurun. Hal itu terlihat bahwa pada triwulan 3 tahun 2011
inflasi hanya 1.89% atau 4.61% (yoy). Hal itu dikarenakan terjaganya
pasokan barang dan turunnya harga komoditas pangan global. Selain itu.
ekspektasi inflasi yang terjaga turut juga meminimalisir dampak gejolak harga
emas dan depresi nilai tukar (Laporan Kebijakan Moneter Bank Indonesia
2011:1)
dan AS. Jumlah uang beredar tetap meningkat sebesar 17.2% (yoy). Dan
lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya 13.1% (yoy) sehingga jumlah
uang beredar (M2) tercatat sebesar 2.621 terliun rupiah. (Laporan Kebijkan
119
direspon dengan jumlah uang beredar di tahun 2011 pada triwulan ke 3 tahun
2011
5. Investasi
0.000309%
sangat besar terjadi pada tahun 2004 dan 2009, yaitu sebesar 919.67% dan
jumlah uang beredar yang besar pula. Karena pada tahun 2004 dan 2009
terlalu kecil yaitu hanya 8.14 % pada tahun 2005 dan 15.40% pada tahun
kedalam negeri masih menggunakan input barang setengah jadi dan teknologi
terhadap barang setengah jadi dan teknologi oleh para investor PMA.
120
Kegiatan tersebut membuat adanya aliran uang mengalir keluar akibat
meningkatnya impor untuk proses produksi. Oleh karena itu, adanya investasi
khususnya PMA yang merupakan aliran modal masuk dari luar negeri.
walaupun ditengah kondisi yang ekstrim disaat ini yang dihadapaknya pada
krisis Eropa yang memburuk dan berbagai indikator AS yang belum pulih,
tetap saja investasi tetap tumbuh. Penumbuhan itu dikarenakan masih cukup
dan AS. Jumlah uang beredar tetap meningkat sebesar 7.2% (yoy). Dan lebih
tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya 13.1% (yoy) sehingga jumlah uang
Moneter 2011:3)
121
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pada bab
menujukkan bahwa variabel independen nilai tukar, kredit, suku bunga SBI,
Squarenya sebsesar 0.99%, berarti variabel nilai tukar, kredit, suku bunga
SBI, inflasi dan investasi secara simultan mempengaruhi jumlah uang beredar
sebesar 99%.
122
b. Variabel kredit berpengaruh signifikan dan positif terhadap jumlah uang
IMPLIKASI
123
2. Mempertimbangkan besarnya tekanan depresiasi rupiah yang dapat
positif terhadap nilai tukar rupiah, yaitu meredanya aksi beli valuta asing
terutama dalam upaya menarik devisa hasil ekspor yang dapat menambah
keluar dan masuknya modal dari dalam maupun luar negeri, yang semua
124
itu termasuk dalam indikator dalam mendorong perekonomian. Oleh
karena itu, Bank Indonesia harus bisa menetapkan tingkat suku bunga
menambah jumlah uang beredar karena PMA yang masuk kedalam negeri
masih banyak menggunakan input bahan baku dan teknologi impor dalam
125
DAFTAR PUSTAKA
Afif, Arupurnomo, Setaiwati, Dewi, Mulyana. 1996. Strategi dan Operasional Bank.
Bandung : PT Eresko
Akbar, Imam.2009. Analisis Anamoli Pasar Efisien pada Bursa Efek Indonesia.
Skripsi FEIS UIN
Apostolou, Nicholas dan grumbley. 2003. Seri Bisnis Barron : Memahami Laporan
dan Berita Keuangan. Jakarta : PT Elex Media Komputindo Kelompok
Gramedia)
Arthesa, Adhe dan hendiman, edia. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan bukan Bank.
Jakarta : PT Indeks Kelompok Gramedia
Bala Shanmugam, Mahendiran Nair, and ong Wee Li. 2003. “ The endogenous
money hypothesis: empirical evidence from Malaysia (1985–2000)”.
Journal of Post Keynesian Economics / Summer 2003, Vol. 25, No. 4 599
Badan Koordinasi Pasar Modal.2010. Laporan Realisasi Investasi PMA dan PMDN
Tahun 2010
Case dan Fair. 2004. Prinsip-Prinsip Ekonomi Makro, ed-5. Jakarta: PT Indeks
126
Darmawi, Herman. 2006. Pasar Finasial dan Lembaga-Lemabaga Finasial. Jakarta :
PT Bumi Aksara
Edwin nasution et al. 2006. Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam. Jakarta : Kencana
Prenada Media Group)
Istiqomah, 2009. Pengaruh Inflasi dan Investasi terhadap Nilai Tukar Rupiah di
Indonesia. Skripsi FEIS UIN.
127
Kasmir. 2010. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta : Rajawali Pers
Krugmen, Paul dan obstfeld, dan maurice . 2005. Ekonomi Internasional: teori dan
kebijakan, ed-5, jilid 2. Jakarta. PT Indeks Kelompok Gramedia
Kuncoro, mudrajat, 2003” metode riset untuk bisnis dan ekonomi, jakarta: erlangga
Lestari, Etty Puji. 2008. “ Dampak Ketidak Stabilan Nilai Tukar Rupiah Terhadap
Permintaan Uang M2 di Indonesia”. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol.
9, No.2, Desember 2008, hal.121-136
Lipsey, courant, purvis, dan steiner. 1995. Pengantar Makro Ekonomi, jilid 1. Jakarta
: Bina Rupa Aksara.
Manurung, Mandala dan Rahardja, pratama . 2002. Uang, Bank dan Ekonomi
Moneter (Kajian Kontekstual Indonesia ). Jakarta : Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia
Maysari, Siti. 2008. Analisis faktor-faktor Ekonomi yang mempengaruhi Nilau Tukar
Rupiah terhadap Mata Uang-Uang Negara-Negara Asean. Skripsi FEIS
UIN
Mishkin. 2008. Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan. Jakarta : Salemba
Empat
128
Nisfiannor, Muhammad. 2009. Pendekatan Statistik Modern untuk Ilmu Sosial.
Jakarta : Salemba Humanika
Putong, Iskandar. 2000. Pengantar Ekonomi, Mikro dan Makro. Jakarta : Ghalia
Indonesia
Prank, faranco, dan ferry. 1999. Pasar & Lembaga keuangan. Jakarta : Salemba
Empat
129
Sukirno, Sadono 2000. Pengantar Teori Makro Ekonomi.-ed.2. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Tarigan, Robinson. 2009. Ekonomi Regional. Teori dan Aplikasi, -ed revisi. jakarta :
PT Bumi aksara
Thomas, sukadi, ananda dan djuhaipah. 1993. Dasar Perkreditan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Widarjono, agus.2009.” Ekonometrika: teori dan aplikasi untuk ekonomi dan bisnis.
yogyakarta: ekonosia FE UII
Yustika, A erani. 2006. Ekonomi Kelembagaan : Definisi, teori, dan Strategi. Malang
: Bayu Media Publishing
130
Lampiran 1 : Data Penelitian (Data Mentah)
131
2009.1 1.916.752 11.636,67 1.308.051 8.61 7.92 14.219,6
2009.2 1.977.532 10.299,5 1.331.091 7.05 3.65 12.434,3
2009.3 2.018.510 9.887 1.369.493 6.55 2.83 35.934,8
2009.4 2.141.384 9.475 1.432.165 6.59 2.78 8.303,6
2010.1 2.112.083 9.271,67 1.470.959 6.56 3.43 42.100,00
2010.2 2.231.144 9.056,75 1.605.095 6.60 5.05 50.800,00
2010.3 2.274.955 8.972,33 1.677.551 6.64 5.80 56.300,00
2010.4 2.471.206 8.977,33 1.783.601 6.37 6.96 59.100,00
Sumber : Bank Indonesia, BPS, BKPM
Keterangan :
CR : Kredit (Credit)
INF : Inflasi
INV : Investasi
132
Lampiran 2 : Hasil Data setelah Ditransformasikan ke Logaritma Natural
133
2009Q1 35.18941 9.361917 34.80731 8.61 7.92 30.28564
2009Q2 35.22063 9.239851 34.82478 7.05 3.65 30.15148
2009Q3 35.24114 9.198976 34.85322 6.55 2.83 31.21273
2009Q4 35.30023 9.156412 34.89796 6.59 2.78 29.74771
2010Q1 35.28645 9.134719 34.92469 6.56 3.43 31.37107
2010Q2 35.34129 9.111266 35.01196 6.60 5.05 31.55892
2010Q3 35.36074 9.101901 35.05611 6.64 5.80 31.66172
2010Q4 35.44348 9.102458 35.11741 6.37 6.96 31.71025
134
Lampiran 3 : Hasil Uji regresi dengan menggunakan OLS (Ordinary Least Square)
135
Lampiran 4: Hasil Uji Normalitas JB test
136
Lampiran 5 : Hasil Uji Heteroskedastisitas
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 12/11/11 Time: 07:15
Sample: 2003Q1 2010Q4
Included observations: 32
137
Lampiran 6 : Hasil Uji Multikolinieritas dengam menggunakan Correlation matrix
138
Lampiran 7 : Uji Autokorelasi dengam menggunakan Uji Breusch- Godfrey
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 12/15/11 Time: 11:48
Sample: 2003Q1 2010Q4
Included observations: 32
Presample missing value lagged residuals set to zero.
139