Oleh:
Nama: Faisal Hakim
NIM: 621421024
Kelas:B (Peternakan)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memasuki awal tahun 1944, kedudukan Jepang dalam perang Pasifik semakin
terdesak. Angkatan Laut Amerika Serikat dipimpin Laksamana Nimitz berhasil
menduduki posisi penting di Kepulauan Mariana seperti Saipan, Tidian dan
Guan yang memberi kesempatan untuk Sekutu melakukan serangan langsung ke
Kepulauan Jepang. Sementara posisi Angkatan Darat Amerika Serikat yang
dipimpin oleh Jendral Douglas Mac Arthur melalui siasat loncat kataknya
berhasil pantai Irian dan membangun markasnya di Holandia (Jayapura).
Dari Holandia inilah Mac Arthur akan menyerang Filipina untuk memenuhi
janjinya. Di sisi lain kekuatan Angkatan Laut Sekutu yang berpusa di Biak dan
Morotai berhasil menghujani bom pada pusat pertahanan militer Jepang di
Maluku, Sulawesi, Surabaya dan Semarang. Kondisi tersebut menyebabkan
jatuhnya pusat pertahanan Jepang dan merosotnya semangat juang tentara
Jepang. Kekuatan tentara Jepang yang semula ofensif berubah menjadi defensif
(bertahan).
Proklamasi adalah pernyataan suatu bangsa untuk bebas dari penjajahan.
Bangsa Indonesia telah melewati peristiwa itu setelah pada tanggal 17 Agustus
1945 memproklamasikan kemerdekaan. Sejak saat itu Indonesia berdaulat
sebagai negara merdeka dalam bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
B. Rumusan Masalah
1. Peristiwa apa saja yang terjadi sebelum proklamasi?
2. Peristiwa apa saja yang terjadi ketika proklamasi?
3. Peristiwa apa saja yang terjadi sesudah proklamasi?
4. Perkembangan Pancasila sebelum dan sesudah kemerdekaan
BAB II
PEMBAHASAN
Pada 9 Agustus 1945, Ir. Soekarno, Moh. Hatta dan Radjiman Wedyodingrat
diundang Jenderal Terauchi di Dalat, Vietnam untuk menyampaikan berita
kemerdekaan bangsa Indonesia pada 7 September 1945. Namun, pada 6 dan 9
Agustus 1945, armada Sekutu menjatuhkan bom di Hiroshima dan Nagasaki
sehingga Jepang mempercepat pemberian kemerdekaan kepada Indonesia
menjadi 24 Agustus 1945. Pemboman kota Hiroshima dan Nagasaki
menurunkan moral, keyakinan, serta semangat juang Jepang. Akhirnya, Jepang
menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945.
3. Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa pengamanan Soekarno-Hatta dari
pengaruh Jepang dengan cara menyembunyikan kedua tokoh tersebut ke daerah
Rengasdengklok, Jawa Barat. Peristiwa pengamanan tersebut dilakukan pada 16
Agustus 1945, pukul 04. 00 WIB. Untuk menghindari kecurigaan Jepang, orang
yang membawa Soekarno-Hatta adalah Shodanco Singgih, seorang daidan
PETA di Jakarta. Alasan pemilihan Rengasdengklok, karena perhitungan
geografis dan militer. Pertama, Rengasdengklok letaknya sangat terpencil, 15
km dari jalan raya Jakarta-Cirebon.
Perumusan ditulis oleh Soekarno dibantu oleh Ahmad Soebardjo dan Hatta.
Pada dasarnya konsep proklamasi kemerdekaan mengandung dua pokok
pikiran. Pertama, pernyataan kemauan bangsa Indonesia untuk menentukan
nasibnya sendiri yang tertuang dalam kalimat pertama. Gagasan ini dari Ahmad
Soebardjo. Kedua, pernyataan pengalihan kekuasaan (Transfer of Soveireignty).
Gagasan ini dari Moh. Hatta. Soekarno menyuruh Sayuti Melik mengetik ulang
naskah proklamasi dengan beberapa perubahan seperti, kata ”tempoh” menjadi
”tempo”, kata ”wakil-wakil bangsa Indonesia” menjadi ”atas nama bangsa
Indonesia”. Perubahan terakhir pada penulisan tanggal, ”Djakarta, 17-08-05”
menjadi ”Djakarta, hari 17, boelan 8, tahoen 05”. Pada rapat ini golongan tua
diwakili oleh Soekarno, Hatta dan Ahmad Soebardjo sedangkan golongan muda
diwakili oleh Sukarni, B. M Diah dan Sudiro.
PROKLAMASI
Soekarno/Hatta.
· Pada masa orde lama adalah masa dimana pancasila diberlakukan pertama
kali yang dilakukan pada masa ini adalah masa penjiwaan negara dengan
ideologi pancasila. Presiden Soekarno yang yang menjadi presiden pertama
menekankan Pancasila sebagai konsep dasar dan ideologi bangsa. Masa yang
menjadi masa transisi dari masyarakat yang terjajah menjadi masyarakat yang
merdeka membuat bangsa Indonesia pada waktu itu mencari dan mengatur
pancasila terutama dalah hal kenegaraan. Pada masa orde yang lama, perubahan
yang terjadi pada bentuk pancasila, mulai dari tahun 1945-1950 yang
menggunakan sistem presidensil, 1950 – 1959 yang menerapkan pancasila
sebagai ideologi liberal, dan pada tahun 1956 – 1965 yang dikenal sebagai
demokrasi terpimpin,
· Pada orde baru adalah masa yang dilakukan oleh UUD 1945 dan Pancasila
dengan murni dan konsekuen sebagai bentuk kritik terhadap masa orde lama
yang dianggap menyimpang dari pancasila. Program yang digunakan untuk
melaksanakan hal tersebut adalah P4 yaitu Pedoman, Penghayatan, dan
Pengamalan Pancasila atau disebut dengan Ekaprasetia Pancakarsa. Masa orde
baru dalam karir Pancasila sebagai dasar dan dasar negara Indonesia sekaligus
berhasil mengatasi paham komunis di Indonesia. Akan teteapi implementasi
dari aplikasinya sangat membingungkan karena beberapa tahun kemudian
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan presiden soeharto tidak sesuai dengan
nilai Pancasila. Presiden soeharto disebut menggunakan pancasila untuk
melanggengkan kekuatannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa pengamanan Soekarno-Hatta dari
pengaruh Jepang dengan cara menyembunyikan kedua tokoh tersebut ke daerah
Rengasdengklok, Jawa Barat. Perumusan teks proklamasi ditulis oleh Soekarno
dibantu oleh Ahmad Soebardjo dan Hatta. Pada dasarnya konsep proklamasi
kemerdekaan mengandung dua pokok pikiran.
B. Saran
Bagaimana cara kita menghargai jasa para pahlawan? Mencintai negeri ini
(patriotik) merupakan bentuk dari penghargaan kita kepada para pahlawan.
Mencintai negeri ini berarti menjaga negeri ini dari kerusakan baik secara fisik
maupun mental. Kerusakan alam yang diakibatkan oleh eksploitasi yang
berlebihan dan pencemaran adalah contoh dari kerusakan fisik dari negeri ini.
Sedangkan kerusakan mental misalnya penyakit kolusi, korupsi, dan nepotisme
yang akhir-akhir ini menggetarkan negeri ini. Semua itu harus kita cegah dan
hentikan demi menghargai jasa para pahlawan pendiri negeri ini. Atau kalau
tidak, kita akan menjadi bangsa yang kecil tak beradab dan kalimat “Bangsa
yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya” hanya akan
menjadi sebuah retorika yang tak bermakna.
DAFTAR PUSTAKA