ISSN 1978-5186
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis untuk mengetahui alasan terjadi
pergeseran pemaknaan terhadap surat berharga, diperlukannya rekonstruksi
Hukum Surat Berharga dalam rangka pembangunan sistem hukum nasional dan
upaya yang dapat dilakukan untuk melakukan rekonstruksi Hukum Surat
Berharga tersebut. Penelitian ini termasuk dalam penelitian doktrinal dengan tipe
deskriptif, dengan menggunakan data sekunder yang bersumber dari bahan
kepustakaan untuk diolah dan dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian
menunjukan bahwa terjadinya pergeseran pemaknaan terhadap surat berharga
adalah dimungkinkan dalam hubungannya dengan terjadinya perubahan sosial
masyarakat. Dalam kondisi seperti itu dan demi terwujudnya kepastian hukum
maka perlu segera dilakukan rekonstruksi terhadap Hukum Surat Berharga. Untuk
melakukan rekonstruksi terhadap Hukum Surat Berhharga ada suatu upaya yang
dapat dilakukan, yaitu dengan memposisikan hukum sebagai social engineering
dan membuat peraturan yang mengarah kepada hukum yang responsif.
Kata Kunci: Rekonstruksi, Hukum Surat Berharga dan Sistem Hukum Nasional
329
Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum Volume 5 No.3, September – Desember 2011. ISSN 1978-5186
perubahan- perubahan ini dapat kita diatur tentang Cek, Promes dan
sebut sebagai masa atau proses Kuitansi Atas Tunjuk. Ketentuan-
pembangunan. Pembangunan adalah ketuan KUHD mengenai surat
2
upaya sadar yang dilakukan untuk berhaga tersebut sampai saat ini
merubah suatu kondisi dari suatu masih menjadi dasar hukum bagi
tingkat yang dianggap kurang baik penggunaan surat berharga di
ke keadaan baru pada tingkat kualitas Indonesia karena setelah Indonesia
yang dianggap baik atau paling baik. merdeka, KUHD tetap diberkakukan
Keadaan seperti ini juga terjadi berdasarkan Aturan Peralihan
pada segi kehidupan yang bertalian UUD1945.
dengan masalah ekonomi, Dalam ketentuan pasal-pasal
khususnya kegiatan pemenuhan yang termuat dalam Titel 6 dan Titel
kebutuhan dengan menggunakan 7 KUHD tersebut tidak ditemukan
uang. Dalam sejarah perkembangan konsep atau definisi surat berharga.
peradaban manusia, pernah dilalui Karenanya para ahli dengan merujuk
satu fase yang disebut barter, yaitu pada ketentuan- ketentuan KUHD
pertukaran antara barang dengan membuat semacam indikator untuk
barang yang dilakukan manusia menyatakan bahwa suatu surat dapat
untuk mencukupi kebutuhannya. dikatakan sebagai surat berharga,
Pertukaran barang dengan barang dengan melihat pada fungsinya,
3
lalu bergeser dengan cara peng- yaitu dapat digunakan sebagai alat
gunaan uang sebagai alat bayar bayar, dapat diperjualbelikan dan
dalam transaksi perdagangan. Kini sebagai bukti hak tagih pembayaran
dalam dunia yang kian moderen, sejumlah uang. Dalam perkembang-
dimana manusia menghendaki segala annya ternyata jenis surat berharga
sesuatunya lebih peraktis dan aman, yang digunakan tidak lagi terbatas
maka alat bayar yang menggunakan pada jenis surat yang diatur dalam
mata uang digantikan atau digeser KUHD tersebut, tetapi telah dikenal
dengan menggunakan surat berharga berbagai jenis surat-surat lain yang
berupa cek, wesel, surat sanggup, dalam beberapa peraturan
atau surat berharga dalam bentuk perundangan disebut juga sebagai
lainnya. Dalam KUHD Titel 6 diatur
tentang Surat Wesel dan Surat 3
Sanggup, sedangkan dalam Titel 7 Kingkin Wahyuningdiah, Dimensi Hukum
Surat Berharga. Edisi Revisi. Bandar
Lampung: Penerbit Universitas Lampung,
2
Niniek Suparni, Pelestarian, Pengelolaan 2010, hal. 10, menulis bahwa menurut
dan Penegakan Hukum Lingkungan, 1992, Scheltema surat atas tunjuk dan atas
Jakarta: Penerbit Sinar Grafika, h.36. pengganti dikelompokan menjadi tiga, yaitu
Muchtar Kusumaatmadja, Pembinaan zakenrechtelijke papieren (surat-surat yang
Hukum Dalam Rangka Pembangunan bersifat hukum kebendaan) adalah surat
Hukum Nasional, 1986, Bandung: Bina yang isi perikatan dasarnya adalah untuk
Cipta, hal. 1. menjelaskan bahwa apabila menyerahkan barang yang terdapat dalam
diteliti, maka semua masyarakat yang surat itu; lidsmaatshaps papieren (surat-
sedang membangun selalu dicirikan oleh surat tanda keanggotaan suatu persekutuan)
perubahan, bagaimanapun kita yang isi perikatan dasarnya adalah hak-hak
mendefinisikan pembangunan dan apapun tertentu yang diberikan persekutuan kepada
ukuran yang kita pergunakan bagi pemegangnya dan schuldvorderings
masyarakat dalam pembangunan tersebut. papieren (surat-surat tagihan hutang) adalah
Peranan hukum dalam pembangunan adalah surat yang berjudul Hukum dagang Tentang
untuk menjamin bahwa perubahan itu terjadi Surat-Surat Berharga. Bandung: Citra
dengan suasana damai dan teratur. Aditya Bakti, 2003, hal. 9.
330
Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum Volume 5 No.3, September – Desember 2011. ISSN 1978-5186
331
Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum Volume 5 No.3, September – Desember 2011. ISSN 1978-5186
332
Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum Volume 5 No.3, September – Desember 2011. ISSN 1978-5186
6 7
Iswi Hariyani, dan R. Serfianto, Resi Satjipto Rahardjo, Hukum dan Perubahan
Gudang Sebagai Jaminan Kredit & Alat Sosial Suatu Tinjauan Teoritis Serta
Perdagangan, 2010, Jakarta:Penerbit Sinar Pengalaman Pengalaman di Indonesia,
Grafika, h.12. Lihat juga dalam Undang- 2009, Yogjakarta : Penerbit Genta
undang No.9 tahun 2006 Tentang Sistem Publishing, h.34
Resi Gudang
333
Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum Volume 5 No.3, September – Desember 2011. ISSN 1978-5186
334
Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum Volume 5 No.3, September – Desember 2011. ISSN 1978-5186
335
Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum Volume 5 No.3, September – Desember 2011. ISSN 1978-5186
336
Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum Volume 5 No.3, September – Desember 2011. ISSN 1978-5186
337
Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum Volume 5 No.3, September – Desember 2011. ISSN 1978-5186
338
Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum Volume 5 No.3, September – Desember 2011. ISSN 1978-5186
339
Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum Volume 5 No.3, September – Desember 2011. ISSN 1978-5186
340
Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum Volume 5 No.3, September – Desember 2011. ISSN 1978-5186
341