Anda di halaman 1dari 13

Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum Volume 5 No.3, September – Desember 2011.

ISSN 1978-5186

REKONSTRUKSI HUKUM SURAT BERHARGA DALAM


PEMBANGUNAN SISTEM HUKUM NASIONAL
Kingkin Wahyuningdiah

Dosen Bagian Hukum Administrasi Negara FH Universitas Lampung

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis untuk mengetahui alasan terjadi
pergeseran pemaknaan terhadap surat berharga, diperlukannya rekonstruksi
Hukum Surat Berharga dalam rangka pembangunan sistem hukum nasional dan
upaya yang dapat dilakukan untuk melakukan rekonstruksi Hukum Surat
Berharga tersebut. Penelitian ini termasuk dalam penelitian doktrinal dengan tipe
deskriptif, dengan menggunakan data sekunder yang bersumber dari bahan
kepustakaan untuk diolah dan dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian
menunjukan bahwa terjadinya pergeseran pemaknaan terhadap surat berharga
adalah dimungkinkan dalam hubungannya dengan terjadinya perubahan sosial
masyarakat. Dalam kondisi seperti itu dan demi terwujudnya kepastian hukum
maka perlu segera dilakukan rekonstruksi terhadap Hukum Surat Berharga. Untuk
melakukan rekonstruksi terhadap Hukum Surat Berhharga ada suatu upaya yang
dapat dilakukan, yaitu dengan memposisikan hukum sebagai social engineering
dan membuat peraturan yang mengarah kepada hukum yang responsif.
Kata Kunci: Rekonstruksi, Hukum Surat Berharga dan Sistem Hukum Nasional

I. PENDAHULUAN perubahan- perubahan tersebut tidak


bisa dilakukan dalam waktu sepuluh
Indonesia menjadi sebuah atau duapuluh tahun. Dengan kata
negara baru yang lahir setelah lain, mengandung pengakuan,
merebut kemerdekaan tanggal 17 dibutuhkan waktu yang lebih lama
Agustus 1945. Sejak saat itu, sebagai untuk melakukan penyususnan dan
sebuah negara baru maka Indonesia selama itu kita akan senantiasa dapat
melakukan perubahan-perubahan. menyebutnya suasananya sebagai
Perubahan ini jika diperhatikan suatu masa transisi. Dalam masa
meliputi:1 (1) penyusunan suatu transisi seperti ini tidak mudah untuk
struktur kekuasaan baru; (2) mengkombinasikan antara yang
penciptaan suatu dasar kerohanian tradisional dan yang moderen.
baru; (3) reorganisasi dari badan- Demikian juga dalam bidang
badan atau lembaga;dan (4) pengaturan hukum pada berbagai
pembentukan norma- norma hukum segi kehidupan, di satu sisi Indonesia
baru guna melayani bekerjanya masih memberlakukan ketentuan
negara baru tersebut. Namun hukum masa kolonial, disisi lain
demikian, untuk melakukan masyarakat telah mengalami
penyususnan dan penataan atas perubahan dan hukum akan mencari
bentuknya yang baru.
1
Satjipto Rahardjo, Pemanfaatan Ilmu-Ilmu
Sosial Bagi Pengembangan Inmu Hukum, Untuk istilah masa transisi
2010, Yogyakarta: Penerbit Genta yang bercirikan terjadinya
Publishing, hal. 97.

329
Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum Volume 5 No.3, September – Desember 2011. ISSN 1978-5186

perubahan- perubahan ini dapat kita diatur tentang Cek, Promes dan
sebut sebagai masa atau proses Kuitansi Atas Tunjuk. Ketentuan-
pembangunan. Pembangunan adalah ketuan KUHD mengenai surat
2
upaya sadar yang dilakukan untuk berhaga tersebut sampai saat ini
merubah suatu kondisi dari suatu masih menjadi dasar hukum bagi
tingkat yang dianggap kurang baik penggunaan surat berharga di
ke keadaan baru pada tingkat kualitas Indonesia karena setelah Indonesia
yang dianggap baik atau paling baik. merdeka, KUHD tetap diberkakukan
Keadaan seperti ini juga terjadi berdasarkan Aturan Peralihan
pada segi kehidupan yang bertalian UUD1945.
dengan masalah ekonomi, Dalam ketentuan pasal-pasal
khususnya kegiatan pemenuhan yang termuat dalam Titel 6 dan Titel
kebutuhan dengan menggunakan 7 KUHD tersebut tidak ditemukan
uang. Dalam sejarah perkembangan konsep atau definisi surat berharga.
peradaban manusia, pernah dilalui Karenanya para ahli dengan merujuk
satu fase yang disebut barter, yaitu pada ketentuan- ketentuan KUHD
pertukaran antara barang dengan membuat semacam indikator untuk
barang yang dilakukan manusia menyatakan bahwa suatu surat dapat
untuk mencukupi kebutuhannya. dikatakan sebagai surat berharga,
Pertukaran barang dengan barang dengan melihat pada fungsinya,
3
lalu bergeser dengan cara peng- yaitu dapat digunakan sebagai alat
gunaan uang sebagai alat bayar bayar, dapat diperjualbelikan dan
dalam transaksi perdagangan. Kini sebagai bukti hak tagih pembayaran
dalam dunia yang kian moderen, sejumlah uang. Dalam perkembang-
dimana manusia menghendaki segala annya ternyata jenis surat berharga
sesuatunya lebih peraktis dan aman, yang digunakan tidak lagi terbatas
maka alat bayar yang menggunakan pada jenis surat yang diatur dalam
mata uang digantikan atau digeser KUHD tersebut, tetapi telah dikenal
dengan menggunakan surat berharga berbagai jenis surat-surat lain yang
berupa cek, wesel, surat sanggup, dalam beberapa peraturan
atau surat berharga dalam bentuk perundangan disebut juga sebagai
lainnya. Dalam KUHD Titel 6 diatur
tentang Surat Wesel dan Surat 3
Sanggup, sedangkan dalam Titel 7 Kingkin Wahyuningdiah, Dimensi Hukum
Surat Berharga. Edisi Revisi. Bandar
Lampung: Penerbit Universitas Lampung,
2
Niniek Suparni, Pelestarian, Pengelolaan 2010, hal. 10, menulis bahwa menurut
dan Penegakan Hukum Lingkungan, 1992, Scheltema surat atas tunjuk dan atas
Jakarta: Penerbit Sinar Grafika, h.36. pengganti dikelompokan menjadi tiga, yaitu
Muchtar Kusumaatmadja, Pembinaan zakenrechtelijke papieren (surat-surat yang
Hukum Dalam Rangka Pembangunan bersifat hukum kebendaan) adalah surat
Hukum Nasional, 1986, Bandung: Bina yang isi perikatan dasarnya adalah untuk
Cipta, hal. 1. menjelaskan bahwa apabila menyerahkan barang yang terdapat dalam
diteliti, maka semua masyarakat yang surat itu; lidsmaatshaps papieren (surat-
sedang membangun selalu dicirikan oleh surat tanda keanggotaan suatu persekutuan)
perubahan, bagaimanapun kita yang isi perikatan dasarnya adalah hak-hak
mendefinisikan pembangunan dan apapun tertentu yang diberikan persekutuan kepada
ukuran yang kita pergunakan bagi pemegangnya dan schuldvorderings
masyarakat dalam pembangunan tersebut. papieren (surat-surat tagihan hutang) adalah
Peranan hukum dalam pembangunan adalah surat yang berjudul Hukum dagang Tentang
untuk menjamin bahwa perubahan itu terjadi Surat-Surat Berharga. Bandung: Citra
dengan suasana damai dan teratur. Aditya Bakti, 2003, hal. 9.

330
Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum Volume 5 No.3, September – Desember 2011. ISSN 1978-5186

surat berharga, seperti Bilyet Giro, kasus-kasus surat berharga, di sisi


Surat Kredit Berdokumen Dalam lain mungkin akan menimbulkan
Negeri (SKBDN), Commersial Paper ketidak adilan bagi para
, Saham, Resi Gudang dan lain-lain penggunanya, apalagi jika dalam
surat yang ditetapkan sebagai surat perkembangannya terus muncul
berharga. Beberapa surat yang jenis-jenis surat berharga yang diatur
muncul dalam peraktik tersebut dalam peraturan atau kebijakan yang
sebagaian masih memiliki persamaan tersebar. Keadaan ini menggambar-
fungsi dengan surat berharga yang kan situasi transisi, dari keadaan
diatur dalam KUHD, yaitu Bilyet hukum yang lama menuju kepada
Giro, SKBDN dan Commercial keadaan hukum baru yang
Paper, akan tetapi telah diatur secara diharapkan. Dalam situasi seperti ini,
terpisah dari KUHD, yaitu dalam diperlukan kehadiran hukum baru
bentuk kebijakan Bank Indonesia yang mampu merekonstruksi
berupa Surat Keputusan Direksi kembali hukum surat berharga
Bank Indonesia. Tidak ada yang dengan melihat pada perubahan-
mengatur secara khusus tentang perubahan yang terjadi. Rekonstruksi
saham, tetapi Resi Gudang diatur dalam Bahasa Inggris reconstruction
dalam Undang-undang No.9 tahun artinya pembangunan kembali.4
2006 Tentang Sistem Resi Gudang. Pembentukan hukum baru yang
Melihat perkembangan ini, ternyata memenuhi segala kepentingan sesuai
terjadi suatu kesenjangan antara perkembangannya sangat diperlukan,
ketentuan KHUD mengenai surat karena pembuatan undang-undang
berharga dengan beberapa surat merupakan tahap bagi terlaksananya
yang timbul dan digunakan dalam penegakan hukum. Dalam kaitan
peraktik sebagai surat berharga, dengan tulisan ini berarti
karena ternyata dalam karakteristik membangun kembali Hukum Surat
surat yang muncul dalam peraktik Berharga, yaitu menata ulang hukum
sebagai surat berharga tersebut tidak baru tentang surat berharga sesuai
memiliki kriteria fungsi sebagaimana dengan perkembangan dan
dimiliki surat-surat berharga yang kebutuhan masyarakat. Pada tataran
diatur dalam KUHD. Saham yang teori hukum kiranya kita dapat
tujuan penerbitannya adalah sebagai meminta bantuan teori fungsi dari
tanda keanggotaan suatu persekutuan Talcotts Parsons untuk menjelaskan
dan Resi Gudang yang tujuan tempat dan fungsi hukum pada masa
penerbitannya adalah bukti atas transisi tersebut, teori sistem hukum
penitipan barang di gudang ternyata dari Friedman untuk menjelaskan
disebut dan digunakan sebagai surat pentingnya pembaharuan peraturan
berharga. hukum sebagai bagian dari seluruh
Uraian tersebut menggambar- sistem hukum yang ada, dan teori
kan betapa perubahan-perubahan pembangunan hukum dari Roscoe
telah terjadi dalam memaknai surat Pound untuk melakukan kajian
berharga, sehingga berdampak pada mengenai bentuk hukum yang
munculnya berbagai peraturan untuk dikehendaki.
mengaturnya. Beragamnya peraturan
hukum tentang surat berharga, di satu 4
Suwondo Admojo dan Darseno, Kamus
sisi akan menimbulkan ketidak Lengkap Inggris-Indosesia, Indonesia
pastian hukum dalam penanganan Inggris, 2010, Semarang: Widya Karya, hal.
286.

331
Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum Volume 5 No.3, September – Desember 2011. ISSN 1978-5186

Berdasarkan uraian tersebut, sebut sebagai surat berharga, seperti


permasalahan yang dibahas adalah saham dan resi gudang,. Untuk
Mengapa dalam perkembang-annya saham belum ada peraturan khusus
terjadi pergeseran pemaknaan yang mengaturnya, tetapi resi gudang
terhadap surat berharga, Benarkah diatur dalam Undang-undang No.9
rekonstruksi Hukum Surat Berharga tahun 2006 tentang Sistem Resi
diperlukan dalam rangka Gudang.
pembangunan sistem hukum nasional Melihat fenomena tersebut
dan penegakan hukum di masa memberi gambaran kepada kita
transisi ini, dan Upaya apa yang bahwa untuk saat ini pemaknaan
dapat dilakukan untuk melakukan terhadap surat berharga telah
rekonstruksi Hukum Surat Berharga mengalami pergeseran. Benarkah?
tersebut? Jawabnya tentu ”ya”, karena ternyata
dari berbagai surat yang muncul dan
II. PEMBAHASAN disebut sebagai surat berharga
ternyata tidak memiliki fungsi
2.1. Penyebab terjadi pergeseran
sebagai surat berharga sebagaimana
pemaknaan terhadap surat
dikehendaki oleh KUHD. Kita ambil
berharga
contoh misalnya saham dan resi
Telah diuraikan di atas bahwa gudang. Saham adalah surat bukti
dalam KUHD yang menjadi dasar keanggotaan suatu persekutuan,
hukum bagi pengaturan surat sedang resi gudang merupakan surat
berharga tidak ditemukan rumusan bukti penyimpanan barang di dalam
atau definisi surat berharga. Merujuk gudang. Dalam Hukum Surat
pada ketentuan Buku Kesatu Titel 6 Berharga ada satu teori yang
dan Titel 7 KUHD yang mengatur menjadi dasar untuk mengelompokan
tentang wesel, surat sanggup, cek, suatu surat termasuk atau tidak ke
promes atas tunjuk dan kwitansi atas dalam jenis surat berharga, yaitu
tunjuk, hanya dapat diidentifikasi teori yang dikemukakan oleh
tentang fungsi dari surat berharga, Scheltema yang mengelompokan
yaitu sebagai alat bayar, untuk surat sanggup dan atas pengganti
diperjual belikan dan sebagai bukti menjadi tiga kelompok besar, yaitu
hak tagih (surat legitimasi). zakenrechtelijke papieren,
Kenyataannya dalam peraktik lidmaatschaps papieren dan
5
sampai saat ini muncul beberapa schulvorderings papieren.
jenis surat yang disebut sebagai surat Merujuk pada teori tersebut,
berharga. Sebagian dari jenis surat bahwa yang termasuk dalam
tersebut memiliki karakteristik dan kelompok surat berharga adalah surat
fungsi yang hampir sama dengan yang ”isi perikatan dasarnya untuk
fungsi surat berharga yang telah membayar sejumlah uang”. Dalam
diatur dalam KUHD, surat-surat itu Undang-undang No.9 tahun 2006
adalah Bilyet Giro, Surat Kredit tentang sistem Resi Gudang,
Berdokumen dan Commercial Paper. khususnya dalam penjelaan Pasal 2
Ketiga jenis surat ini diatur secara ayat (1) dan ayat (2) dijelaskan
terpisah dalam masing- masing Surat
5
Keputusan Direksi bank Indonesia. Selengkapnya lihat dalam Abdulkadir
Selain ketiga surat tersebut, muncul Muhammad, Hukum Dagang Tentang Surat-
jenis surat lainnya yang juga disebut- Surat Berharga, 2003, Bandung: Penerbit
P.T Citra Aditya Bakti, h.9

332
Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum Volume 5 No.3, September – Desember 2011. ISSN 1978-5186

bahwa, sebagai bukti kepemilikan primernya mempertahankan pola,


Resi Gudang adalah surat berharga politik dengan fungsi primernya
yang mewakili barang di gudang,6 mencapai tujuan dan ekonomi
sementara jika kita kaitkan dengan dengan fungsi primernya melakukan
teori Scheltema tersebut di atas resi adaptasi. Antara hukum dan sub
gudang termasuk dalam sistem lainnya tersebut terjadi
zakenrechtelije papierens yang keterhubungan sistemik.
disebut dengan istilah ceel (warrant). Keterhubungan tersebut terjalin
Kelompok surat yang tergolong melalui terjadinya proses-proses
sebagai surat yang bersifat hukum diantara sub sistem tersebut.
kebendaan ini, isi perikatan dasarnya Memang tidak selalu perubahan
adalah menyerahkan barang yang dalam satu sub sistem akan
tersebut dalam surat itu. Demikian menjadikan perubahan bagi sub
juga dengan saham, berdasarkan sistem lainnya. Namun tidak
teori tersebut saham masuk dalam demikian dengan hukum, dimana
kelompok lidmaatschaps papierens, kemungkinan besar terjadi perubahan
yaitu surat- surat tanda keanggotaan dalam hukumnya ketika terjadi
suatu persekutuan yang isi perikatan perubahan dalam sub sistem budaya,
dasarnya adalah hak- hak tertentu potitik atau ekonomi.
yang diberikan oleh persekutuan Suatu kemungkinan terjadinya
kepada pemegangnya, misalnya hak perubahan hukum ketika terjadi
suara, hak rapat, hak untuk perubahan pada sub sistem lainnya
mendapatkan deviden. adalah karena hukum melakukan
Jelas sudah bahwa untuk saat pekerjaan- pekerjaan:7
ini telah terjadi pergeseran (1) Merumuskan hubungan-
pemaknaan terhadap surat berharga, hubungan diantara anggota-
sehingga muncul beberapa peraturan anggota masyarakat dengan
perundangan yang mengatur secara menunjukan perbuatan-
terpisah di luar KUHD terhadap perbuatan apa saja yang
keberadaan surat berharga ini. dilarang dan mana yang boleh
Pertanyaan berikutnya adalah dilakukan;
mengapa hal itu terjadi? Jawaban
sementara yang dapat diberikan (2) Mengalokasikan dan
adalah karena adanya perubahan menegaskan siapa-siapa yang
sosial bangsa ini yang mungkin boleh menggunakan
terjadi karena desakan-desakan kekuasaan atas siapa berikut
ekonomi, politik atau budaya. prosedurnya;
Menurut teori Parsons, dalam suatu
(3) Penyelesaian sengketa-
sistem masyarakat, hukum
sengketa;
merupakan sub sistem yang memiliki
fungsi entegratif. Sub sistem lainnya (4) Mempertahankan adaptasi
adalah kultur dengan fungsi masyarakat dengan cara

6 7
Iswi Hariyani, dan R. Serfianto, Resi Satjipto Rahardjo, Hukum dan Perubahan
Gudang Sebagai Jaminan Kredit & Alat Sosial Suatu Tinjauan Teoritis Serta
Perdagangan, 2010, Jakarta:Penerbit Sinar Pengalaman Pengalaman di Indonesia,
Grafika, h.12. Lihat juga dalam Undang- 2009, Yogjakarta : Penerbit Genta
undang No.9 tahun 2006 Tentang Sistem Publishing, h.34
Resi Gudang

333
Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum Volume 5 No.3, September – Desember 2011. ISSN 1978-5186

mengatur kembali hubungan- masyarakat itu misalnya karena


hubungan dalam masyarakat terjadi perubahan dalam sistem
apabila keadaan berubah. ekonomi, sistem budaya atau sistem
politik. Kemajuan teknologi
Selanjutnya Satjipto informasi pada era globalisasi ini
8
menjelaskan, dari uraian mengenai misalnya, akan menjadi penyebab
pekerjaan hukum tersebut di atas, awal berubahnya sistem ekonomi,
maka pekerjaan pada angka empat sistem budaya atau bahkan sistem
menunjukan betapa eratnya politik pada sekelompok masyarakat.
hubungan antara hukum dan Desakan- desakan kepentingan baik
perubahan sosial atau betapa di bidang budaya, politik maupun
pekanya hukum itu berhadapan ekonomi akan mendorong terjadinya
dengan keadaan sosial tersebut. perubahan sosial yang pada akhirnya
Sekalipun demikian, kiranya tidak mendorong untuk terjadinya
kurang pula membuat hukum itu perubahan hukum.
terbuka untuk menerima pengaruh Berbagai kepentingan yang
dari perubahan sosial. Misalnya, mendorong terjadinya perubahan
apabila hukum harus merumuskan harus diintegrasikan, agar tidak
hubungan- hubungan di antara terjadi konflik diantara kepentingan-
anggota masyarakat maka harus kepentingan tersebut. Fungsi
segera ditambahkan, perumusan itu integrasi inilah yang dalam teori
dilakukan dengan cara Parsons disebut sebagai fungsi
mengangkatnya dari bahan-bahan primer yang dimiliki oleh hukum.
yang terdapat dalam masyarakat. Dihubungkan dengan hal tersebut,
Sekarang, apabila terjadi perubahan maka terjadinya perubahan dalam
sosial, maka perumusan hukum memaknai surat berharga yang
positip yang diangkat dari bahan dibuktikan dengan adanya peraturan
hubungan- hubungan dalam baru di bidang ini dapatlah untuk
masyarakat tentunya akan berbeda sementara kita anggap bahwa hukum
dari perumusan terdahulu. Untuk disitu sedang memainkan fungsi
mempertahankan koherensi sistem integrasi terhadap perubahan sosial
yang baru, maka peraturan- peraturan yang terjadi. Kiranya bisa diambil
yang lama pun perlu disesuaikan contoh sebagai bahan ilustrasi,
dengan yang baru. bahwa desakan kepentingan
Berdasarkan uraian tersbut kita ekonomi dalam dunia usaha akan
memperoleh pemahaman bahwa mempengaruhi pergeseran
perubahan hukum sangat erat pemaknaan surat berharga adalah
hubungannya dengan terjadinya ketika perusahaan membutuhkan
perubahan sosial. Mengenai dana bagi pengembangan usahanya.
penyebab terjadinya perubahan sosial Selama ini kebutuhan tersebut
sendiri tidak begitu saja dapat kita dapat dipenuhi dari pengucuran
jelaskan tanpa mengetahui secara kredit melalui perbankan. Ketika
mendalam apa sebenarnya yang sumber dana melalui kredit
menjadi penyebab perubahan sosial perbankan tersebut tidak lagi bisa
tersebut. Akan tetapi, paling tidak digunakan untuk memenuhi
dapat kita lihat sebagai awal kebutuhan tersebut, maka pengusaha
terjadinya perubahan sosial dalam atau dunia usaha mulai berfikir untuk
8
menemukan jalan keluarnya. Saat
Ibid, h. 35

334
Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum Volume 5 No.3, September – Desember 2011. ISSN 1978-5186

itulah muncul ide untuk menerbitkan sebenarnya bangunan itu semula


saham untuk dijual kepada sudah ada, dan kemudian dengan
masyarakat melalui pasar modal. adanya perubahan sosial yang
Disini saham tidak lagi dikeluarkan menyebabkan porak porandanya
semata-mata untuk tujuan bangunan tersebut menyebabkan
keanggotaan seseorang terhadap perlunya pembangunan kembali
suatu perusahaan, akan tetapi lebih tersebut. Rekonstruksi di bidang
dari itu tujuannya menjadi alat untuk Hukum Surat Berharga diperlukan
pendanaan perusahaan. Demikian dalam pembangunan sistem hukum
juga dengan resi gudang yang pada nasional. Artinya, membangun
hakekatnya merupakan bukti kembali Hukum Surat Berharga
kepemilikan barang di gudang, kini merupakan upaya untuk membangun
lebih banyak digunakan sebagai sistem hukum nasional ecara
jaminan kredit bank. Nah, desakan- keseluruhan. Apa sebenarnya sistem
desakan ekonomi semacam ini hukum itu?
akhirnya menimbulkan kebutuhan Dalam pengertian sistem
untuk mengatur lebih jauh persoalan- terkandung di dalamnya hal-hal
persoalan tersebut kedalam aturan sebagai berikut: (1) terdiri dari
tertulis. Kemudian dalam peraturan bagian, unsur, elemen, komponen,
tertulis yang dibuat tersebut (2) satu sama lain berinteraksi dan
menyatakan bahwa dua surat tersebut interdependensi yang tersusun secara
dinyatakan sebagai sura berharga. sistematis sehingga merupakan satu
Dalam keadaan yang demikian, kesatuan yang utuh (3) terdapat
terlihatlah bahwa kini masyarakat tujuan yang ingin dicapai sebagai
khususnya para pembentuk undang- hasil akhir (4) berada dalam suatu
undang dan kebijakan telah memiliki lingkungan yang kompleks.9
pemaknaan terhadap surat berharga Hukum sendiri memiliki
secara berbeda dengan konsep berbagai pengertian, salah satu
semula tentang surat berharga. pandangan tentang hukum adalah
Kondisi ini akan terus berlangsung bahwa hukum merupakan suatu
selama masa transisi, sampai kumpulan aturan yang mempunyai
akhirnya suatu saat hukum surat otoritas untuk menyelesaikan
10
berharga akan menemukan berbagai persoalan.
bentuknya sendiri. Pada penjelasan mengenai
unsur-unsur dalam suatu sistem,
2.2. Rekonstruksi Hukum Surat bahwa unsur pertama dalam suatu
Berharga diperlukan dalam sistem terdapat unsur, elemen, atau
rangka pembangunan sistem komponen dari unsur tersebut.
hukum nasional dan Sebagaimana diuraikan dalam bagian
penegakan hukum di masa kerangka teoritik di atas, Lawrence
transisi Friedman, menjelaskan bahwa
dalam sistem hukum terdapat tiga
Sebagaimana dijelaskan pada
bagian awal tulisan ini, bahwa kata
9
rekonstruksi dalam Bahasa Inggris Yusriadi, Tebaran Kritis Hukum dan
reconstruction artinya pembangunan Masyarakat, 2010, Malang: penerbit Surya
Pena Publishing, h. 51
kembali. Keadaan membangun 10
Munir Fuady, Dinamika Teori Hukum,
kembali ini memiliki makna bahwa 2010, Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia,
h.70

335
Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum Volume 5 No.3, September – Desember 2011. ISSN 1978-5186

unsur utama, yaitu struktur hukum, development, reform, renovation,


substansi hukum dan kultur hukum. rebuild, reconstuction, eva-
Jadi, sistem hukum adalah suatu luation/re-evaluation”.
sistem yang di dalamnya Dalam kaitan dengan
mengandung ketiga unsur tersebut. pembangunan hukum nasional yang
Membangun sistem hukum nasional bersifat komperhensif semacam itu12,
idealnya melakukan pembangunan permasalahan utama politik
dalam ketiga unsur yang terdapat pembangunan hukum nasional antara
dalam sistem hukum tersebut. lain adalah sebagai berikut: (1)
Lalu apa yang diartikan memperbaharui atau mengganti
sebagai pembangunan? Di bagian peraturan dari masa kolonial yang
awal telah diberi gambaran bahwa masih berlaku melalui Aturan
pembangunan adalah merupakan Peralihan UUD1945; dan (2)
upaya sadar yang dilaksanakan untuk menciptakan hukum baru yang
merubah suatu kondisi dari suatu secara utuh bersumber pada
tingkat yang dianggap kurang baik, Pancasila dan UUD 1945 (termasuk
ke kondisi baru pada tingkat kualitas perubahan-perubahannya), sesuai
yang dianggap baik, atau paling baik. dengan tuntutan dan perkembangan
Menurut Barda Nawawi, dalam masyarakat pada tingkat nasional,
makalah yang disampaikannya pada regional, dan internasional dalam era
kuliah umum pada Program globalisasi.
11
Pascasarjana UBH , walaupun Melalui pemahaman tentang
sudah berulang kali seminar hukum cakupan pembangunan sistem hukum
nasional diselenggarakan, namun nasional tersebut di atas, ternyata
tidak satupun dijumpai penjelasan melakukan rekonstruksi terhadap
tentang pengertian ”pembangunan” salah satu bidang hukum termasuk di
itu sendiri. Yang umumnya diungkap dalamnya. Meskipun dinyatakan
adalah masalah yang berkaitan bahwa melakukan pembangunan
dengan pembangunan hukum sistem hukum nasional idealnya
nasionalnya itu sendiri (antara lain dilakukan secara komperhensive,
ruang lingkup/bidang/program/ namun rasanya tidak mengurangi arti
tahapan pembangunan hukum dari hakekat pembangunan itu jika
nasionalnya). kita melakukannya hanya pada
Jadi, istilah ”pembangunan” bagian tertentu saja dari seluruh
seolah-olah sudah diterima begitu sistem yang ada, misalnya dengan
saja sebagai istilah umum. Namun, melakukan rekonstruksi terhadap
dalam berbagai seminar terungkap, substansinya. Peraturan hukum
bahwa ”pembangunan” sering materil adalah sosok output dari
diidentikkan atau terkait erat di sistem hukum dan ia juga merupakan
dalamnya dengan berbagai bagian dari seluruh proses
istilah/masalah ”pengembangan, berlangsungnya penegakan hukum.13
pembaharuan, reformasi, pembinaan,
12
penataan, pemantapan kembali, Satya Arinanto, dalam Jurnal Konstitusi
peninjauan, evaluasi”. Jadi, tercakup vol.3 no.3, Sepember 2006 : Topik ”Hukum
Nasional, Reformasi, sebagaimana telah
di dalamnya pengertian diakses melalui http://lib.
atmajaya.ac.id/defaul.aspx? tabID=a&id
11
http://bardanawawi.wordpress.com/2009 =95922.
13
/12/24/38, diakses tanggal 17 Desember Satjipto Rahardjo, Penegakan
2010 Pukul 22.52. Hukum,2009, Yogyakarta: Genta Publihing,

336
Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum Volume 5 No.3, September – Desember 2011. ISSN 1978-5186

Untuk kepentingan penegakan teori Friedman, bahwa dalam suatu


hukum, maka hukum dibuat tidak sistem hukum terdapat struktur
sekedar untuk mengejar kepastian hukum, substansi hukum dan kultur
hukum, akan tetapi lebih dari itu hukum, maka melakukan
tersirat pencapaian keadilan hukum rekonstruksi terhadap hukum tertulis
dalam masyarakat. Ide hukum untuk (peraturan) surat berharga adalah
keadilan dikemukakan oleh Gustav tindakan melakukan pembangunan
Radbruch. pada substanasi hukumnya.
Menurut Radbruch,14 hukum
sebagai pengemban keadilan akan 2.3. Upaya yang dapat dilakukan
menjadi ukuran bagi adil tidak untuk merekonstruksi
adilnya tata hukum. Tanpa keadilan, Hukum Surat Berharga
hukum tidak pantas disebut sebagai
hukum. Begitu pentingnya peraturan Setelah dijelaskan mengenai
hukum dalam kaitannya dengan pentingnya dilakukan rekonstruksi
proses penegakan hukum dan dalam bidang Hukum Surat
pencapaian keadilan, maka dalam Berharga, pada bagian ketiga ini
membuat dan menciptakan hukum akan dijelaskan upaya yang dapat
harus melihat pada kepentingan- dilakukan untuk melakukan
kepentingan masyarakat sesuai juga rekonstruksi tersebut. Hal ini dimulai
dengan perubahan-perubahan yang dari pemikiran terhadap dua aspek
terjadi. kerja hukum dalam masyarakat.
Pada masa transisi ini, langkah Bahwa dalam masyarakat, hukum
penyempurnaan peraturan melalui dapat bekerja sebagai sarana kontrol
rekonstruksi adalah salah satu yang sosial dan sebagai sarana untuk
diperlukan dari sekian banyak melakukan perubahan.
langkah pembangunan hukum secara Hukum sebagai sarana kontrol
keseluruhan. Jadi, rekonstruksi sosial menitik beratkan pada
Hukum Surat Berharga menjadi pemecahan masalah yang
penting untuk dilakukan pada masa dihadapkan kepadanya secara
transisi sekarang ini adalah selain konkrit, yaitu mengatur hubungan-
untuk menunjang pelaksanaan hubungan sosial yang ada, sedangkan
penegakan hukum di bidang ini, hukum sebagai social engineering, ,
pada saatnya akan berpengaruh pada orientasinya tidak hanya ditujukan
pembangunan sistem hukum nasional kepada pemecahan masalah yang ada
secara keseluruhan. Kembali pada melainkan berkeinginan untuk
menimbulkan perubahan- perubahan
h.24< menjelaskan: bahwa konsep dalam tingkah laku anggota- anggota
pemikiran yang dipakai dalam penegakan masyarakat.
hukum adalah sudah dimulai pada saat Dalam sejarah teori hukum,
peraturan hukumnya dibuat atau diciptakan. faham yang mendudukkan hukum
Penegakan hukum adalah suatu proses untuk
mewujudkan keinginan- keinginan hukum sebagai social engineering ini adalah
menjadi kenyataan. Keinginan-keinginan aliran sociological yang disponsori
hukum adalah pikiran- pikiran badan antara lain oleh Roscoe Pound.
pembuat undang-undang yang dirumuskan Sebagai pemikir sociological
dalam peraturan hukum. Perumusan pikiran jurisprudence, Pound mengusulkan
pembuat hukum yang dituangkan dalam
peraturan hukum akan turut menentukan agar para ahli hukum beraliran
bagaimana penegakan hukum itu dijalankan. sosiologis perlu memperhitungkan
14
Opzit. Bernard, 2010, h.128

337
Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum Volume 5 No.3, September – Desember 2011. ISSN 1978-5186

fakta sosial dalam pekerjaannya, karena itu, maka upaya dalam


apakah pembuatan hukum, melakukan rekonstruksi hukum
penafsiran atau penerapan diarahkan untuk menuju pada hukum
peraturan.15 yang resposif, yakni hukum yang
Dikatakan oleh Pound,16 “....to bersifat terbuka terhadap perubahan-
enable and to compel law making, perubahan dalam masyarakat. Ide
and alsointerpretation of legal rules, hukum yang responsif digagas oleh
to make more account, and more Nonet-Selznick ditengah-tengah
intelligent account, of the social facts kritik pedas Neo-Marxis terhadap
upon which law must proceed and to liberalism legalism.
wich it is to be applied,.......” Menurut Nonet- Selznick,18
Fokus utama Pound dengan perubahan sosial dan keadilan sosial
konsep social engineering adalah membutuhkan tatanan hukum
interest balancing, dan karenanya responsif. Konsep pandangan Nonet
yang terpenting adalah tujuan akhir dan Selznick, mengenai hukum yang
dari hukum yang diaplikasikan dan responsif adalah :19 untuk mengatasi
mengarahkan masyarakat kearah kekakuan dan tak sensitifnya hukum
yang lebih maju.17 Untuk terhadap perkembangan sosial,
mengarahkan masyarakat kearah senantiasa dikurangi kewenangan
yang lebih maju itu hukum akan membuat hukum diserahkan kepada
memuat hal-hal yang dapat unit-unit kekuasaan yang lebih
mewujudkan kearah itu. rendah, agar lebih memahami inti
Menyadari bahwa persoalan masyarakat.
perkembangan hukum akan Kebutuhan ini sesungguhnya
dipengaruhi oleh perubahan sosial juga telah menjadi tema utama dari
yang terjadi dalam masyarakat, maka semua ahli yang sefaham dengan
tidak berlebihan kiranya bahwa semangat fungsional, pragmatis, dan
untuk melakukan rekonstruksi semangat purporsif (berorientasi
terhadap hukum, hal yang dapat pada tujuan), seperti halnya Roscoe
dilakukan adalah dengan Pound, para penganut paham
mendudukan hukum sebagai social realisme hukum, dan kritikus-kritikus
enggineering atau sebagai agen kontemporer.
perubahan. Nonet dan Selznick melalui
Dalam melakukan fungsinya hukum responsif, menempatkan
tersebut, maka hukum harus melihat hukum sebagai sarana respons
pada situasi yang memungkinkan terhadap ketentuan- ketentuan sosial
terjadinya perubahan dalam dan aspirasi publik. Sesuai dengan
masyarakat. Hukum benar- benar sifatnya yang terbuka, maka tipe
ditujukan untuk kepentingan hukum ini mengedepankan
masyarakat , karena hukum bukan akomodasi untuk menerima
hanya hasil ciptaan masyarakat, perubahan- perubahan sosial demi
tetapi menciptakan masyarakat. Oleh mencapai keadilan dan emansipasi
publik. Kepedulian terhadap
15 akomodasi aspirasi sosial,
Ibid. H.187
16
Dikutip dari, Satjipto Rahardjo, Hukum
18
Progresif Sebuah Sintesa Hukum Opzit, Bernard L.Tanya. 2010, h.204-205
19
Indonsia,2009, Yogjakarta: Penerbit Genta Sabian Usman,Menuju Penegakan Hukum
Publishing, h.8 Responsif, 2010, Yogyakarta: Penerbit
17
Bernard L.Tanya, 2007, ibid hal.188 Pustaka Pelajar, h.30

338
Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum Volume 5 No.3, September – Desember 2011. ISSN 1978-5186

menyebabkan teori ini masuk dalam atau ekonomi. Tekanan-tekanan


wilayah sociological jurisprudence. kepentingan yang datang dari
Merujuk pada paham tersebut subsistem budaya, politik, dan
di atas, maka dalam melakukan ekonomi yang menyebabkan
rekonstruksi terhadap Hukum Surat terjadinya perubahan sosial
Berharga hendaknya dilakukan masyarakat, akhirnya
melalui upaya bersifat terbuka berdampak pada berubahnya
terhadap segala perubahan yang subsistem hukum.
terjadi, namun demikian dalam
menuju hukum modern dimasa yang
akan datang, pembentukan hukum
(2) Akibat dari terjadinya
baru tetap berpedoman pada
pergeseran pemaknaan terhadap
Pancasila sebagai idealisme bangsa
surat berharga adalah keluarnya
dan tujuan negara sebagaimana
beberapa peraturan hukum yang
tertuang dalam Pembukaan UUD
mengatur surat berharga di luar
1945.
KUHD. Oleh karena itu,
Dengan demikian, wajah
terdapat dua kelompok sumber
Hukum Surat Berharga khususnya
hukum surat berharga, yaitu
dan Hukum Nasional pada umumnya
KUHD sebagai warisan kolonial
di tengah-tengah keterbukaannya
dan beberapa produk hukum
terhadap perubahan sosial yang
nasional. Sepanjang masa
terjadi, tetap berpegang pada
transisi, keberagaman
idealisme bangsa dan berdasar pada
pengaturan tersebut masih
konstitusi.
dimungkinkan sampai pada
suatu saat Hukum Surat
III. Penutup Berharga menemukan bentuknya
3.1 Simpulan sendiri. Selama itu pula
dikhawatirkan akan
Berdasarkan hasil pembahasan menimbulkan persoalan
terhadap permasalahan yang kepastian hukum di dalam
diajukan dalam makalah ini, maka penegakan hukumnya. Dalam
dapat disimpulkan hal- hal sebagai kondisi seperti itu perlu segera
berikut: dilakukan rekonstruksi terhadap
(1) Terjadinya pergeseran Hukum Surat Berharga,
pemaknaan terhadap surat tujuannya adalah agar tersusun
berharga oleh masyarakat dan Hukum Surat Berharga yang
pembuat peraturan perundangan baru sebagai produk nasional
(dalam hal ini Bank Indonesia yang dapat lebih menjamin
dan badan pembuat undang- kepastian hukum. Tahap
undang) jika dikaji dengan pembentukan undang- undang
menggunakan teori struktural juga merupakan bagian dari
fungsional dari Talcott Parsons, seluruh proses penegakan
maka hal tersebut dimungkinkan hukum, karena sesungguhnya
karena adanya keterhubungan penegakan hukum telah dimulai
dengan terjadinya perubahan saat pembuatan undang-undang.
sosial masyarakat. Perubahan- Dikaitkan dengan teori
perubahan tersebut dapat terjadi Lawrence Friedman tentang
pada sub sistem budaya, politik sistem hukum, kegiatan

339
Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum Volume 5 No.3, September – Desember 2011. ISSN 1978-5186

melakukan rekonstruksi hukum penggunaan teori Talcott Parsons,


sertulis ini merupakan bagian Lawrence M Friedman dan Roscoe
dalam melakukan perubahan Pound serta Nonet dan Selzinck.
dari sistem hukum, karena Kajian ini diharapkan dapat
peraturan merupakan salah satu memberikan sumbang saran terhadap
unsur dari sistem hukum, yaitu pengembangan teori dalam Hukum
unsur substansi hukum. Surat Berharga.
(3) Untuk melakukan rekonstruksi (2) Praktis
terhadap Hukum Surat
Berhharga ada suatu upaya yang Secara praktis rekomendasi
dapat dilakukan, yaitu dengan
ditujukan kepada pembuat undang-
memposisikan hukum sebagai
undang, agar dalam pembentukan
social engineering sebagaimana
digagas oleh Roscoe Pound. Hukum Surat berharga yang baru,
Dengan begitu, substansi hukum diarahkan pada hukum responsif,
yang akan direkonstruksi itu yaitu hukum yang terbuka terhadap
disusun sesuai perubahan dalam perubahan dalam masyarakat. Hal
masyarakat, hukumnya harus ini karena pembentukan hukum
bersifat terbuka terhadap harus melihat pada tujuannya, yaitu
perubahan yang ada. Artinya, untuk melayani kepentingan
untuk melakukan rekonstruksi di masyarakat. Lebih dari itu, karena
bidang Hukum Surat Berharga pembentukan undang-undang
harus diupayakan mengarah merupakan awal dimulainya
kepada hukum yang responsif penegakan hukum.
terhadap perubahan dalam
masyarakat sebagimana DAFTAR PUSTAKA
dikemukakan oleh Nonet dan
Selzinck. Admojo, Suwondo dan Darseno.
2010. Kamus Lengkap
3.2 Rekomendasi
Inggris-Indosesia, Indonesia
(1) Teoritik Inggris. Widya Karya,
Semarang
Makalah ini mencoba melakukan Ali, Achmad. 2010. Menguak Teor
kajian terhadap gagasan untuk Hukum i (Legal Theory) dan
melakukan rekonstruksi Hukum Teori Peradilan (Judicial
Surat Berharga. Kajan dimulai Prudence) Termasuk
dengan membahas mengenai hal Interpretasi Undang- Undang
yang memungkinkan terjadinya (Legisprudence). Penerbit
perubahan konsep tentang surat Kencana, Jakarta
berharga, kemudian dilanjutkan Fuady, Munir. 2010. Dinamika Teori
dengan pembahasan mengenai Hukum. Ghalia Indonesia,
perlunya rekonstruksi peraturan Bogor
hukum surat berharga dan terakhir Denzim, K Norman dan Yvonna S
mengenai upaya yang dapat Lincoln. 2009. Handbook of
dilakukan dalam melakukan Qualitative Research.
rekonstruksi tersebut. Oleh karena Diterjemahkan oleh
itu, kajian didasarkan pada Dariyanto, Badrus Samsul

340
Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum Volume 5 No.3, September – Desember 2011. ISSN 1978-5186

Fata, Abi dan John Rinaldi. Ritzer, George. 1975. Sociology: A


Pustaka Pelajar ; Yogyakarta Paradigm Science. Allyn
Moleong, Lexy. 2010. Metodologi Bacon, Boston
Penelitian Kualitatif. Edisi Suparni, Niniek. 1992. Pelestarian,
Revisi. Penerbit P.T Remaja Pengelolaan dan Penegakan
Rosdakarya, Bandung Hukum Lingkungan. Sinar
Muhammad, Abdulkadir. 2003. Grafika, Jakarta
Hukum dagang Tentang Tanya, L Bernard; Yoan N.
Surat-Surat Berharga. Citra Simanjuntak; Markus Y
Aditya Bakti, Bandung Hage. 2010. Teori Hukum
Kusumaatmadja, Muchtar. 1986. Strategi Tertib Manusia
Pembinaan Hukum Dalam Lintas Ruang dan Generasi.
Rangka Pembangunan Genta Publishing,
Hukum Nasional. Bina Cipta, Yogyakarta
Bandung Utsman, Sabian. 2010. Menuju
Lawrence,M.Friedmen, M Lawrence. Penegakan Hukum Responsif.
2009. Sistem Hukum Yogyakarta: Penerbit Pustaka
Prespektif Ilmu Sosial, Pelajar
terjemahan M. Khodzim. Wahyuningdiah, Kingkin. 2007.
Nusa Media, Bandung Dimensi Hukum Surat
Rahardjo, Satjipto.2009. Penegakan Berharga.Edisi Revisi.
Hukum Suatu Tinjauan Universitas lampung, Bandar
Sosiologis. Genta Publishing: Lampung
Yogyakarta. Yusriadi. 2010. TebaranPemikiran
Rahardjo, Satjipto.2009. Hukum Kritis Hukum &Masyarakat.
Progresif Sebuah Sintesa Surya Pena Gemilang,
Hukum Indonsia. Genta Malang
Publishing, Yogyakarta http://bardanawawi.wordpress.com/2
Rahardjo, Satjipto. 2009 Hukum dan 009/12/24/38, diakses tanggal
Perubahan Sosial Suatu 17 Desember 2010 Pukul
Tinjauan Teoritis Serta Arinanto, Satya dalam Jurnal
Pengalaman- Pengalaman di Konstitusi vol.3 no.3,
Indonesia. Genta Publishing, Sepember 2006 : Topik
Yogyakarta ”Hukum Nasional,
Rahardjo, Satjipto. 2010. Reformasi, sebagaimana
Pemanfaatan Ilmu-Ilmu telah diakses melalui
Sosial Bagi Pengembangan http://lib.
Inmu Hukum, 2010, Genta atmajaya.ac.id/defaul.aspx?
Publishing, Yogyakarta tabID=a&id =95922.

341

Anda mungkin juga menyukai