net/publication/321709080
CITATIONS READS
0 15,779
1 author:
Vinsensio Dugis
Airlangga University
30 PUBLICATIONS 4 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Vinsensio Dugis on 09 December 2017.
Dicetak oleh:
PT Revka Petra Media
Jl. Pucang Anom Timur No. 5, Surabaya 60282, Jawa Timur
Telp. (031) 5051711; Faks. (031) 5016848
i
mengenal teori hubungan internasional—sehingga dapat
dengan lebih mudah memahami teori-teori hubungan
internasional. Buku ini lebih ditujukan sebagai buku
pengantar. Harapannya ialah, setelah membaca buku ini
para mahasiswa dapat dengan lebih mudah mencerna
sumber-sumber rujukan lainnya terkait dengan perspektif
yang hendak dipahami.
Buku ini menyajikan perspektif-perspektif klasik
dalam teori hubungan internasional, tetapi diawalai dengan
uraian pengantar mengenai apa itu teori, bagaimana
kedudukan teori dalam hubungan internasional, serta
apa saja tujuan perlunya pemahaman teori dalam kajian
hubungan internasional. Selain perspektif-perspektif
klasik, masih ada juga teori-teori alternatif dala hubungan
internasional. Tentu akan lebih baik dan lengkap jika teori-
teori alternatif ini dalam kesempatan lain diterbitkan juga
dalam satu buku tersendiri.
Buku ini ditulis sebagai bagian dari program
pengembangan kapasistas sumber daya yang ada di
Departemen Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga. Untuk itu editor
dan semua kontributor dalam buku ini mengucapkan
terimakasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung
terrealisasinya penerbitan buku ini. Semoga tujuan
penulisan dan penerbitan buku ini dapat termanfaatkan
tidak saja untuk kalangan mahasiswa, tetapi juga kalangan
umum.
Adapun kekurangan yang masih dapat ditemukan
dalam buku ini, tentu saja sepenuhnya menjadi
tanggungjawab masing-masing kontributor dan editor.
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar__________________________ i
Daftar Isi______________________________ iii
Bab 2: Realisme
I Basis Susilo_____________________ 35
Bab 3: Liberalisme
Vinsensio Dugis___________________ 55
Bab 4: Neorealisme
Radityo Dharmaputra_______________ 81
Bab 5: Neoliberalisme
Vinsensio Dugis___________________ 107
Bab 6: Marxisme
Baiq L.S.W. Wardhani_______________ 125
Bab 7: Konstruktivisme
I Gede Wahyu Wicaksana_____________ 147
iii
Bab 1
Pengantar
3
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
4
Teori & Teori Hubungan Internasional
5
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
7
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
Kegunaan Teori
8
Teori & Teori Hubungan Internasional
9
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
10
Teori & Teori Hubungan Internasional
11
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
12
Teori & Teori Hubungan Internasional
13
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
14
Teori & Teori Hubungan Internasional
15
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
16
Teori & Teori Hubungan Internasional
17
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
18
Teori & Teori Hubungan Internasional
19
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
20
Teori & Teori Hubungan Internasional
1 * Bagian ini sepenuhnya merupakan saduran dari karya Smith, Steve, (1995), “The Self-
Images of a Discipline: A Genealogy of International Relations Theory”, dalam, Booth, Ken
& Smith, Steve, International Relations Theory Today, (eds.), The Pennsylvania State University
Press, 1-37.
21
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
2. Komunitarian vs Kosmopolitan
22
Teori & Teori Hubungan Internasional
3. Tiga Rs
23
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
24
Teori & Teori Hubungan Internasional
5. Perdebatan Antar-Paradigma
25
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
6. Negara-Sentris vs Transnasionalisme
7. Neo-realisme vs Neo-liberalisme
26
Teori & Teori Hubungan Internasional
27
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
8. Perdebatan Pasca-Positivis
28
Teori & Teori Hubungan Internasional
29
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
Penutup
31
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
Daftar Pustaka
32
Teori & Teori Hubungan Internasional
33
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
<<<<<>>>>>
34
Bab 2
Realisme
I Basis Susilo
Pengantar
37
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
38
Realisme
40
Realisme
41
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
42
Realisme
43
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
44
Realisme
45
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
46
Realisme
Tabel 2.1
Asumsi-Asumsi Dasar Realisme
The state-centric
Aktor penting Negara
assumption
47
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
49
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
Tabel 2.2
Fitur Hubungan Internasional Ala-realisme
Variabel Realisme
Aktor/unit analisis Negara
Pandangan tentang aktor Unitary
Negara aktor rasional - konsisten
Dinamika perilaku memaksimalkan tujuan nasional
melalui kebijakan luar negeri
Isu utama Keamanan nasional
Kompetisi demi kepentingan nasi-
Proses yang berlangsung
onal
Ketertiban terbatas (limited order)
Hasil (outcome)
dalam masyarakat yang anarkis
Struktur sistem interna-
Negara-sentris (state-centric)
sional
Prinsip-prinsip dasar
Anarki – kompetisi demi kekuatan
penanda sistem interna-
dan pengaruh politik
sional
Distribusi power dan Terfrakmentasi – distribusi power
pengaruh yang tidak seimbang antarnegara
Penutup
50
Realisme
51
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
Daftar Pustaka
<<<<<>>>>>
53
54
Bab 3
Liberalisme
Vinsensio Dugis
Pengantar
ada satupun dari para tokoh penulis awal ini yang mengklaim
diri sebagai kaum liberalis. Adalah para penstudi hubungan
internasional di era setelah lahirnya hubungan internasional
sebagai disiplin ilmu mandiri, yang merujuk pemikiran kaum
liberalis terdahulu ini sebagai pijakan untuk mengembangkan
lebih lanjut perspektif liberalisme. Kedua, pemikiran-
pemikiran dasar para liberalis pendahulu ini belumlah secara
utuh menyinggung hubungan internasional sebagai fokus
kajian utama mereka, kendati satu-dua di antaranya seperti
halnya Jeremy Bentham telah sedikit menyinggung tentang
hukum internasional dan bentuk-bentuk interaksi yang
timbal-balik. Oleh karena itu, sebagai suatu perspektif teoritik
dalam hubungan internasional, pembentukan liberalisme
baru terjadi setelah 1919, ketika ilmu hubungan internasional
secara resmi dipelajari sebagai suatu disiplin ilmu yang
mandiri.
Terdapat banyak tokoh yang dapat dikategorikan
sebagai liberalis pendahulu. Tetapi di dalam berbagai literatur
hubungan internasional, nama-nama berikut ini; John Locke
(1632-1704), Adam Smith (1723-1790), Immanuel Kant (1724-
1804), Jeremy Bentham (1748-1832), umumnya dianggap
sebagai para pemikir terdahulu yang meletakkan dasar
berpikir perspektif liberalis. Tokoh-tokoh liberalis pendahulu
inilah yang oleh para penstudi hubungan internasional
kontemporer dijuluki sebagai kaum liberalis klasik dan karya-
karya pemikiran dasar mereka disebut liberalisme klasik.
Liberalisme klasik pada dasarnya teori yang berkembang
dari bawah (bottom-up theory), menganggap hubungan
internasional sebagai politik yang berkembang keluar
yang tadinya bermula dari wilayah politik domestik. Titik
tekan pandangannya mulai dari dalam yang selanjutnya
diproyeksikan ke luar batas wilayah -beyond the border (van
de Haar, 2009: 17).
John Locke (1632-1704) adalah salah satu filsuf
terbesar di Eropa pada akhir abad ketujuh belas yang telah
57
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
58
Liberalisme
60
Liberalisme
61
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
63
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
64
Liberalisme
65
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
67
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
68
Liberalisme
69
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
Liberalisme Republikan
70
Liberalisme
Liberalisme Sosiologis
71
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
72
Liberalisme
Liberalisme Interdependen
Liberalisme Institusionalis
74
Liberalisme
75
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
Penutup
76
Liberalisme
Daftar Pustaka
79
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
<<<<<>>>>>
80
Bab 4
Neorealisme
Radityo Dharmaputra
Pengantar
82
Neorealisme
83
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
84
Neorealisme
85
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
87
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
88
Neorealisme
90
Neorealisme
91
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
92
Neorealisme
93
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
94
Neorealisme
95
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
96
Neorealisme
97
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
98
Neorealisme
99
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
100
Neorealisme
Penutup
101
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
102
Neorealisme
Daftar Pustaka
104
Neorealisme
93 (3), 881-909.
_____, (1979), Theory of International Politics, McGraw Hill.
_____, (1988), “The Origins of War in Neorealist Theory”,
The Journal of Interdisciplinary History, 18 (4), 615-
628.
_____, (2000), “Structural Realism after the Cold War”,
International Security, 25 (1), 5-41.
<<<<<>>>>>
105
106
Bab 5
Neoliberalisme
Vinsensio Dugis
Pengantar
Kemunculan Neoliberalisme
108
Neoliberalisme
109
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
111
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
Perdebatan Neo-Neo
113
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
114
Neoliberalisme
115
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
116
Neoliberalisme
117
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
118
Neoliberalisme
119
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
Penutup
120
Neoliberalisme
121
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
Daftar Pustaka
122
Neoliberalisme
<<<<<>>>>>
123
124
Bab 6
Marxisme
Baiq L.S.W. Wardhani
Pengantar
126
Marxisme
127
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
128
Marxisme
129
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
130
Marxisme
131
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
132
Marxisme
133
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
134
Marxisme
135
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
136
Marxisme
137
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
138
Marxisme
139
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
140
Marxisme
141
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
142
Marxisme
143
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
144
Marxisme
Daftar Pustaka
145
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
Blackwell, 3-14.
Malo, Egni, “What should Marxism propose to International
Relations?”, London Metropolitan University, London,
UK online [http://www.academicus.edu.al/nr10/
Academicus-MMXIV-10-131-169.pdf.]. Diakses 12
November 2016
Mattick, Paul, (1987), “Anti-Bolshevik Communism Paul
Mattick”, Merlin Press, 1978. Online [https://www.
marxists.org/archive/mattick-paul/1966/monopoly-
capital.htm]. Diakses 20 November 2016.
Murphy, Craig, (2007), “The Promise of Critical IR, partially
kept”, Review of International Studies, Vol.33, hal.121.
Noonan, Murray, (2010), Marxist Theories of Imperialism:
Evolution of a Concept. Ph.D Thesis. Melbourne,
Victoria University.
Steans, Jill, Pettiford, Lloyd & Diez, Thomas, (2005),
Introduction to International Relations, Perspectives &
Themes, 2nd edition, Pearson & Longman.
Walker, RBJ., (1989), “History and Structure in the Theory
of International Relations”, Millennium – Journal of
International Studies, 18(2), 167.
Wesson, R., (1976), Marxism: For and Against, Temple Smith.
Wight, M., (1960), “Why is there no International Theory?”,
International Relations, 2(1), 35-48.
www.sociology.org.uk/as4i4c1.pd. Marxism: Basic
Principles.
<<<<<>>>>>
146
Bab 7
Konstruktivisme
I Gede Wahyu Wicaksana
Pengantar
1 Teori Kritis (dengan awalan huruf besar digunakan untuk merujuk kepada teori-teori sosial dan HI
yang diinspirasi oleh Mazhab Frankfurt. Sedangkan teori kritis (tanpa awalan huruf besar) digunakan
untuk merujuk teori-teori sosial dan HI posstrukturalis secara umum yang mencakup; Mazhab Frank-
furt, posmodernisme, feminisme, dan poskolonialisme.
147
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
148
Konstruktivisme
149
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
150
Konstruktivisme
152
Konstruktivisme
153
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
2 Pengertian transdisiplin dan interdisiplin dalam Studi HI secara sederhana dapat dijelaskan sebagai
berikut. Transdisiplin berarti memanfaatkan perangkat ontologi, epistemologi dan metodologi dari
disiplin di luar HI demi kepentingan keilmuan HI. Sedangkan interdisiplin berarti mengkombinasikan
antara unsur-unsur epistemologi dan metodologi disiplin HI dengan disiplin lain, namun tetap berpijak
pada ontologi HI, demi kepentingan keilmuan HI. Sehingga kedua metode keilmuan hanya berbeda
dalam hal proporsi adopsi, absorbsi dan properti instrumen pengetahuan selain HI.
154
Konstruktivisme
155
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
156
Konstruktivisme
157
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
158
Konstruktivisme
159
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
161
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
162
Konstruktivisme
163
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
164
Konstruktivisme
165
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
166
Konstruktivisme
167
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
Penutup
168
Konstruktivisme
Daftar Pustaka
Acharya, Amitav, (2000), The Quest for Identity: International
Relations of Southeast Asia, Oxford University Press.
Adler, Emanuel, (2005), Communitarian International
Relations, Routledge.
Almezaini, Khalid S., (2012), The UAE and Foreign Policy:
Foreign Aid, Identities and Interests, Routledge.
Archibugi, Daniele, (2008), The Global Commonwealth of
Citizens: toward Cosmopolitan Democracy, Princeton
University Press.
Armstrong, David, Theo Farrell & Helene Lambert (2007),
International Law and International Relations,
Cambridge University Press.
Ashley, Richard, (1986), “The Poverty of Neorealism”, dalam,
Robert O. Keohane, Neorealism and Its Critics, (ed.),
Columbia University Press.
Beach, Derek, (2012), Analyzing Foreign Policy, Palgrave
Macmillan.
Bjola, Corneliu & Markus Komprobst, (2013), Understanding
International Diplomacy: Theory, Practice and Ethics,
Taylor and Francis.
Burchill, Scott (2005), The National Interest in International
Relations Theory, Palgrave Macmillan.
Clunan, Anne L., (2009), The Social Construction of Russia’s
Resurgence: Aspirations, Identity and Security
Interests, Johns Hopkins University Press.
Cochran, Molly, (2004), Normative Theory in International
Relations: A Pragmatic Approach, Cambridge
University Press.
Crowford, Robert M. A., (2000). Idealism and Realism in
International Relations, Routledge.
169
Teori Hubungan Internasional (Perspektif-Perspektif Klasik)
172
Konstruktivisme
<<<<<>>>>>
173
174
Para Penulis
I Basis Susilo
Staf pengajar pada Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Airlangga sejak
tahun 1980 dan membidani
berdirinya Program Studi
Hubungan Internasional di
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Airlangga.
Alumnus S1 Program Studi
Hubungan Internasional dari
Universitas Gadjah Mada, S2
dari Universitas Indonesia
dan University of Minnesotta,
Amerika Serikat.
175
I Gede Wahyu Wicaksana
Staf pengajar pada Departemen
Hubungan Internasional, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Airlangga sejak tahun
2004. Alumnus S1 dai Program
Studi Hubungan Internasional
Universitas Airlangga, S2 dari
Universitas Gadjah Mada dan
S3 dari University of Western
Australia, Australia.
Radityo Dharmaputra
Staf pengajar pada Departemen
Hubungan Internasional, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Airlangga sejak tahun
2011. Alumnus S1 dari Program
Studi Hubungan Internasional
Universitas Airlangga, S2 dari
Universitas Airlangga dan
University of Glasgow, Scotlandia.
176
Vinsensio Dugis
Staf pengajar pada Departemen
Hubungan Internasional, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Airlangga sejak tahun
1989. Alumnus S1 dari Program
Studi Hubungan Internasional
Universitas Airlangga, S2 dari
Adelaide University, Australia
dan S3 dari Flinders University of
South Australia, Australia.
177