Anda di halaman 1dari 6

UJIAN TENGAH SEMESTER

ISLAM SAINS dan PERADABAN


Dosen Pengampu: Alwan Mahsul

Disusun Oleh:

NAMA : DHINI PUTRI KHARISMA


NIM : 200104005
SEMESTER/KELAS : III/A

PROGRAM STUDI TADRIS IPA BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI MATARAM
2021
SOAL
1. Bagaimana latar belakang histori ilmu medis Islam?
2. Bagaimana kedokteran sepanjang abad permulaan?
3. Bagaimana ilmu medis setelah Ibnu Sina?
4. Bagaimana filososfi dan teori kedokteran Islam?

JAWAB
1. Sejarah Ilmu Kedokteran

Kamu pastinya sudah mengetahui apa itu DOKTER / BIDANG KEDOKTERAN, tapi apakah
kamu tahu bagaimana sejarah dari ilmu yang satu ini? Kedokteran itu merupakan suatu ilmu
sekaligus juga seni yang mempelajari mengenai penyakit, serta juga cara-cara dari
penyembuhannya.

Kedokteran itu juga merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang mempelajari tentang
mempertahankan kesehatan serta keselamatan nyawa manusia dan makhluk hidup lainnya.
Adapun ilmu ini meliputi tentang pengetahuan berupa sistem tubuh manusia serta penyakit dan
bagaimana cara pengobatannya, kemudian penerapan dari pengetahuan tersebut.

Ilmu Kedokteran yang ada pada jaman sekarang ini tidak muncul begitu saja, pastinya. Ilmu ini
sudah dicari, dipelajari, serta dikembangkan selama ribuan tahun! Dalam masa-masa awalnya
ilmu kedokteran ini masih menggunakan tumbuh-tumbuhan herbal serta hewan dalam tindakan
pengobatan, dan hal ini berkembang pada suatu kebudayaan masyarakat di tiap-tiap tempat.

Hal ini juga masih erat kaitannya dengan berbagai kepercayaan dari setiap tempat, karena pada
jaman dulu masih banyak yang menganut kepercayaan magis yaitu aminisme, sihir, serta dewa
dan dewi. Yang memiliki kepercayaan Aminisme meyakini bahwa benda mati pun mempunyai
roh atau memiliki hubungan dengan roh leluhur.

Ilmu Kedokteran sendiri semakin lama semakin berkembang pada berbagai belahan dunia
lainnya seperti di Tiongkok Kuno, India Kuno, Persia, Yunani Kuno, serta Mesir kuno. Sekitar
abad ke 14 lah Ilmu Kedokteran mulai memasuki era baru, karena dilakukan pendekatan
terhadap Sains. Hal ini tentu saja menuai pro kontra, karena tidak semua ilmuwan bisa menerima
berbagai fakta tentang pendekatan Ilmu Kedokteran dengan Sains.

Ilmu Kedokteran Di Arab Kuno

Pada sekitar tahun 700 Masehi, banyak ilmuwan dari Arab yang sangat hebat sehingga mereka
bisa menguasai berbagai ilmu pengetahuan termasuk Ilmu Kedokteran serta kesehatan
masyarakat. Adapun salah satu dari mereka adalah Al-Razi, dokter pertama yang
mengidentifikasi tentang penyakit cacar serta campak. Beliau adalah dokter paling agung pada
jaman itu serta paling produktif dalam menulis buku. Sehingga, kepopuleran al-Razi tidak hanya
di dunia timur, tetapi juga sampai dunia barat sampai-sampai dirinya diberi gelar “The Arabic
Galen” oleh orang-orang barat. Salah satu buku Al-Razi adalah Al-Hawi, ensiklopedia mengenai
Terapeutik yang sangat tebal, beratnya saja mencapai 10kg. Karya tersebut sangat berharga,
sehingga menjadi bahan rujukan di Eropa.

Ilmu Kedokteran Di Mesir kuno

Sekitar tahun 2.600 SM, di Mesir sudah ada banyak dokter serta ahli pengobatan. Dokter
pertama yang ada di Mesir sekitar tahun 2.600 SM bernama Imhotep, dia dikenal dengan
pengetahuannya dalam ilmu faal serta penyakit. Biasanya, para dokter di Mesir Kuno
menghabiskan hidup mereka bertahun-tahun untuk belajar tentang Ilmu Kedokteran di sekolah
yang berupa kuil. Mereka belajar bagaimana bertanya, memeriksa, serta memperlakukan orang
sakit. Selain itu mereka juga belajar mengenai resep dokter, bagaimana menentukan dosis dan
sebagainya. Menurut catatan sejarah, pada saat itu Dokter Gigi merupakan profesi yang sangat
penting dan paling dicari.

Ilmu Kedokteran di China kuno

Kalau di China sendiri, pada jaman dulu percaya bahwa penyakit datang karena
ketidakseimbangan antara Yin serta Yang di dalam tubuh tiap manusia. Adapun obat serta
perawatan yang dilakukan adalah menyeimbangkan kembali Yin serta Yang tersebut. Sampai
sekarang ini, teknik pengobatan China masih paling populer untuk menyembuhkan berbagai
penyakit, dan salah satu teknik pengobatan paling terkenal adalah Akupuntur. Menurut sejarah,
pengobatan China itu didasarkan oleh buku kedokteran kuno terkenal yang bernama Nei Ching,
ditulis oleh Kaisar Huang Ti pada tahun 479-300 SM. Dokter China sangat pintar dalam hal
mengobati luka, patah tulang, alergi, dan juga penyakit lainnya. Cara mengetahui penyakit pasien
mereka biasanya hanya menanyakan gejala apa yang dirasakan, apa yang dimakan terakhir kali,
penyakit yang pernah di derita, dan kemudian biasa memeriksa denyut nadi pasien.

Ilmu Kedokteran yang ada sekarang ini berkembang sekitar tahun 1800-an, kemudian di awal
tahun 1900-an di Inggris (oleh William Harvey), Jerman (Rudof Virchow), serta Prancis (Jean-
Martin Charcot, Claude Bernard). Adapun Ilmu Kedokteran modern saat ini, atau Kedokteran
Ilmiah (hasilnya sudah di uji coba) merupakan penggantu tradisi awal kedokteran Barat,
herbalisme, humorlasime Yunani, serta teori-teori pra-modern. Pusat perkembangan Ilmu
Kedokteran juga seiring berjalannya waktu berganti ke Britania Raya serta Amerika Serikat pada
awal abad ke 19 (dikembangkan William Osler, Harvey Cushing).

Praktek dari kedokteran sendiri adalah kombinasi dari sains serta seni. Sains dan juga teknologi
adalah dasar dari segala masalah klinis dalam masyarakat. Seni kedokteran merupakan gabungan
dari ilmu kedokteran, intuisi, dan juga keputusan medis dalam menentukan diagnosis yang pas
serta perencaan perawatan dalam masing-masing pasien ketika perawat pasien yang sesuai
dengan apa yang diperlukan.
2. Dalam sejarah kedokteran, kedokteran Islam abad permulaan adalah ilmu
pengetahuan mengenai kedokteran yang berkembang pada Zaman Kejayaan Islam, dan ditulis
dalam bahasa Arab, lingua franca peradaban Islam Kedokteran Islam melestarikan, membuat
sistematis, dan mengembangkan pengetahuan medis Era Klasik, termasuk tradisi-tradisi
utama Hippokrates, Galen, dan Pedanius Dioskorides. Selama era pasca klasik, kedokteran Islam
adalah yang paling maju di dunia, mengintegrasikan konsep Yunani kuno, Romawi kuno, Persia,
serta tradisi India kuno Ayurveda. Pada saat yang sama, pengetahuan tentang
kedokteran klasik hampir hilang karena kedokteran Eropa Barat abad pertengahan, baru
diperoleh kembali oleh para dokter Eropa ketika mereka menjadi akrab dengan para penulis
medis Islam pada masa Renaisans abad ke-12. Para dokter Islam abad pertengahan sebagian
besar mempertahankan otoritas mereka sampai munculnya kedokteran sebagai bagian dari ilmu
alam, dimulai dengan Abad Pencerahan, hampir enam ratus tahun setelah buku-buku pelajaran
mereka dibuka oleh banyak orang. Aspek tulisan mereka tetap menarik bagi para dokter bahkan
hingga saat ini.
3. Qanun Kedokteran atau Kaidah Kedokteran (bahasa Arab: ‫ القانون في الطب‬al-Qānūn fī al-Ṭibb)
adalah sebuah ensiklopedia kedokteran dalam lima buku yang disusun oleh dokter filsuf Persia
Ibnu Sina (Avicenna) dan selesai pada tahun 1025. Buku ini dia karang di tengah-tengah
kesibukannya sebagai dokter.~Ensikopedia ini menyajikan gambaran d kontemporer
pengetahuan medis dari dunia Islam abad pertengahan, yang telah dipengaruhi oleh tradisi-tradisi
sebelumnya termasuk pengobatan Yunani-Romawi (terutama Galen), pengobatan Persia, dan
pengobatan India.Qanun Kedokteran tetap menjadi sumber medis selama berabad-abad. Qanun
ini menetapkan standar untuk kedokteran di Eropa dan dunia Islam abad pertengahan dan
digunakan sebagai buku pelajaran medis standar hingga abad ke-18 di Eropa.Sebagai contoh, di
Sekolah Tinggi Kedokteran Montpellier dan Louvin menggunakan buku ini sebagai buku teks
kedokteran pada abad ke-17. Pada 30 tahun terakhir dari abad ke-15 M, buku ini mengalami 15
kali terbit dalam bahasa Latin dan bahasa Ibrani sekali. Penerbitan buku ini berikut
komentar/tafsirnya, salinan langsungnya, sampai ke terjemahannya, berlangsung terus-menerus
sampai abad ke-18.Ia masih digunakan dalam pengobatan Unani, sebuah bentuk pengobatan
tradisional yang dipraktikkan di India.

4. Masa Keemasan Islam terentang antara abad ke-8 hingga 15, menunjukkan banyak kemajuan
di bidang ilmu pengetahuan. Para ilmuwan Islam mengumpulkan berbagai macam sumber
pengetahuan dari seluruh dunia dan menambahkan penemuan mereka adalah salah satu
faktornya. Salah satu bidang penting adalah kedokteran Islam, yang metode pengobatannya
mendekati kedokteran modern yang kini kita miliki. Jelas, selama periode ini mereka jauh lebih
maju daripada Eropa yang masih berkubang dalam Abad Kegelapan. Inti dari kedokteran Islam
adalah kepercayaan terhadap Qur'an dan Hadist, yang menyatakan bahwa para Muslim memiliki
untuk merawat yang sakit dan ini biasa disebut sebagai “Pengobatan Rasul”. Menurut Hadist
Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wassallam, beliau percaya bahwa Allah telah menetapkan
obat bagi setiap penyakit dan tugas seorang Muslim untuk menjaga kesehatan jasmani dan
rohani. Ini berarti meningkatkan kualitas fasilitas kesehatan dan memberikan aksesnya kepada
siapa saja, dengan banyak memberikan petunjuk untuk pendekatan holistik terhadap kesehatan.
Pada awalnya, banyak yang tertarik mengenai boleh tidaknya para dokter Muslim menggunakan
teknik pengobatan dari Yunani, China, dan India, yang dipandang banyak sebagai praktek
paganisme. Setelah menyadari betapa pentingnya para dokter Muslim akhirnya diberikan
kebebasan untuk mempelajari dan mengadopsi teknik-teknik yang diperlukan. Pengobatan Islam,
Rumah Sakit, dan Kualifikasi Kontributor besar Islam dalam sejarah dunia kedokteran adalah
pendirian rumah sakit yang dibiayai oleh uang zakat. Ada bukti-bukti bahwa rumah sakit ini
berdiri pada abad ke-8 dan dengan segera menyebar ke seluruh dunia Islam. Rumah sakit-rumah
sakit ini tidak hanya merawat mereka yang membutuhkan, namun juga mengirim para dokter dan
bidan ke daerah-daerah yang miskin dan padat penduduk, serta memberikan tempat bagi para
dokter dan staf rumah sakit untuk melakukan penelitian dan eksperimen. Tiap rumah sakit
memiliki spesialisasinya sendiri, seperti rumah sakit khusus lepra, orang cacat, dan mereka yang
renta. Sistem pendidikan dokter terdiri dari sangat baik, biasanya menggunakan sistem
bimbingan sebagai dasar, dan dengan banyaknya dokter spesialis yang terkenal di berbagai
daerah membuat perjalanan para murid dari satu kota ke kota lain tidak sia-sia mereka belajar
dari yang terbaik. Sebagai tambahan, para dokter Islam sangat cermat dengan catatan mereka,
sebagian karena catatan mereka akan digunakan untuk menyebarkan ilmu, namun juga dijadikan
bukti jika mereka tidak melakukan malpraktek. Para Dokter Muslim dan Penemuan Mereka
Banyak dokter Islam menghasilkan penemuan luar biasa pada segala bidang kedokteran selama
Masa Keemasan Islam, dengan berdasarkan pengetahuan dari dokter Yunani, termasuk Galenus,
kemudian ditambah dengan penemuan mereka sendiri. Bapak Kedokteran Islam: Ar-Razi
Muhammad ibn Zakariya Ar-Razi dikenal di Eropa dengan nama Rhazes (850- 923), adalah
peneliti Islam terdepan dalam bidang kedokteran. Seorang penulis produktif yang menghasilkan
lebih dari 200 buku tentang kedokteran dan filosofi, termasuk sebuah buku kedokteran yang
belum selesai, yang mengumpulkan seluruh ilmu kedokteran dalam dunia Islam ke dalam satu
buku. Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan menjadi salah satu tulang punggung
sejarah kedokteran Barat. Ar-Razi juga terkenal akan hasil kerjanya dalam memperbaiki metode
ilmiah dan mempromosikan eksperimen dan observasi. Aksi beliau yang paling terkenal adalah
penentuan lokasi rumah sakit di Baghdad. Ketika Ar-Razi ditanya dimanakah beliau akan
membangun rumah sakit di Baghdad, beliau menggantung sejumlah daging di sekeliling
Baghdad, dan memilih tempat dimana dagingnya paling tidak busuk. Beliau menyimpulkan
bahwa para pasien akan memiliki lebih sedikit resiko terkena sejumlah penyakit dan pencemaran
di tempat tersebut. Beliau menjabat sebagai direktur rumah sakit tersebut hampir sepanjang
karirnya dan melakukan sebagian besar penelitiannya yang memajukan dunia kedokteran Islam.

Ar-Razi menulis secara ekstensif pada pentingnya hubugan antara pasien dan dokter, percaya
bahwa dokter dan pasien harus membentuk hubungan yang berdasar pada kepercayaan. Jika
tugas dokter adalah membantu pasien, maka tugas pasien adalah mengikuti petunjuk dokter.
Seperti Galenus, beliau percaya bahwa pendekatan holistik dalam pengobatan adalah hal krusial,
dengan mempertimbangkan background pasien dan penyakit yang diderita oleh keluarga dekat
sebagai bagian dari pengobatan modern.

Pencapaian beliau lainnya yang luar biasa adalah pengertiannya akan sifat sebuah penyakit, yang
sebelumnya hanya melibatkan gejala, namun Ar-Razi membuat sebuah terobosan dengan melihat
faktor apa saja yang menyebabkan gejala-gejala tersebut. Pada kasus cacar dan campak beliau
menyalahkan darah, dan karena saat itu mikroba belum ditemukan, maka ini adalah pernyataan
yang masuk akal. Ar-Razi menulis secara ekstensif mengenai fisiologi manusia dan memahami
bagaimana otak dan sistem syaraf mengoperasikan otot. Sayangnya, Muslim di masa tersebut
dilarang melakukan pembedahan mencegah Rhazes menyempurnakan studinya di area ini.

Anda mungkin juga menyukai