Anda di halaman 1dari 2

Nimas aulia perdana

20190660047
D3 kep/semester 4
Artikel pengelolaan bencana, meliputi 3 :
1. Indonesia adalah negara yang memiliki potensi tinggi mengalami bencana, baik bencana
alam maupun bencana yang diakibatkan oleh manusia. Pasca bencana tsunami 2004,
pemerintah Indonesia semakin berbenah diri dalam menghadapi bencana-bencana
selanjutnya. Dalam manajemen penanggulangan bencana, penanggulangan masalah
kesehatan dalam kondisi bencana ditujukan untuk menjamin terselenggaranya pelayanan
kesehatan bagi korban akibat bencana dan pengungsi sesuai standar minimal. Sebagai
bagian dalam tim penanggulangan masalah kesehatan dalam kondisi bencana, tenaga
kefarmasian perlu memahami pentingnya peranan pelayanan kefarmasian dalam tahap
prabencana hingga pascabencana. Tujuan dari artikel ini adalah memberikan gambaran
peran tenaga kefarmasian baik dari sisi penyiapan dan distribusi obat dan perbekalan
kesehatan hingga peran tenaga kefarmasian dalam manajemen terapi, konseling dan
edukasi pasien pada situasi bencana. Artikel ini juga memberikan usulan bagi para
pemangku kebijakan organisasi kefarmasian untuk menyusun suatu rencana dan
kebijakan keprofesian untuk meningkatkan keterlibatan dan pelayanan kefarmasian
dalam situasi bencana.

2. Kabupaten Garut setiap tahunnya tidak terlepas dari namanya bencana alam, salah
satunya yang sempat mengejutkan di tahun 2016 yaitu bencana banjir bandang Garut,
namun proses penyebaran informasi mitigasi bencana dirasakan masih belum optimal
sehingga kebutuhan informasi proses mitigasi bencana alam harus bisa disampaikan
dengan cepat kepada pihak-pihak terkait. Teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG)
merupakan perangkat lunak yang berfungsi untuk memasukan, menyimpan,
memanipulasi serta menampilkan informasi geografis beserta atribut-atributnya,
sehingga teknologi SIG ini sangat cocok diterapkan dalam sistem informasi
pengelolaan dan penanggulangan bencana alam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
membuat sarana informasi dalam hal mitigasi bencana alam dengan memanfaatkan
sistem informasi geografis, yaitu dengan membuat perangkat lunak aplikasi
pengelolaan dan penanggulangan bencana alam Garut berbasis Sistem Informasi
Geografis, sehingga dapat digunakan oleh pihak yang berkepentingan dalam
kemudahan pengelolaan dan pemberian informasi mitigasi bencana alam di Kabupaten
Garut.
3. Kota Semarang memiliki kondisi topografi yang bervariasi seperti dataran rendah,
dataran tinggi, daerah perbukitan dan garis pantai yang dapat berpotensi terhadap
berbagai bencana alam yang menimbulkan kerugian. Bencana yang sering terjadi di Kota
Semarang, yaitu bencana banjir rob, tanah longsor, banjir, dan kekeringan perlunya
sistem informasi bencana untuk mengelola data bencana dengan baik di dalam basisdata.
Sistem informasi yang terintegrasi menyajikan peta bencanaterdiri dari bencanabanjir
rob, tanah longsor, banjir, kekeringan, dan multi bencana yang berbasis website, sehingga
masyarakat bisa mengakses informasi kebencanaan dengan mudah.
Data yang digunakan berupa data spasial ancaman bencana, bangunan rumah yang
terkena dampak bencana pada kelas bencana tinggi dan batas administrasi Kota
Semarang. Metodologi penelitian yang digunakan berorientasi objek untuk tahapan
analisis dan desain menggunakan diagram Unified Modeling Language (UML).
Rancangan sistem dibangun menggunakan aplikasi tidak berbayar, yaitu QGIS sebagai
aplikasi pengolah data spasial, MySQL sebagai aplikasi basisdata, dan bahasa
pemrograman PHP. Visualisasi data spasial dilakukan di atas bidang
peta onlineOpenStreetMap.
Hasil dari penelitian ini adalah desain sistem informasi bencana kota Semarang yang
dinamakan SINAN, yaitu sebuah Sistem Informasi Ancaman Bencana untuk mengelola
dan menyajikan data ancaman bencana di Kota Semarang. Desain sistem informasi ini
akan dikembangkan menjadi Sistem informasi bencana yang bertujuan untuk
mempermudah masyarakat dan stakeholder dalam mendapatkan informasi bencana
dengan teknologi berbasis geospatial.

Menurut opini pribadi :


Pengelolaan bencana sebagai suatu ilmu pengetahuan terapan (aplikatif) yang mencari,
dengan melakukan observasi secara sistematis dan analisis bencana untuk meningkatkan
tindakan-tindakan (measures), terkait dengan pencegahan (preventif), pengurangan
(mitigasi), persiapan, respon darurat dan pemulihan. Manajemen dalam bantuan bencana
merupakan hal-hal yang penting bagi Manajemen puncak yang meliputi perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), kepemimpinan (directing), pengorganisasian
(coordinating) dan pengendalian (controlling). Tujuan dari Manajemen Risiko Bencana di
antaranya:
1. Mengurangi atau menghindari kerugian secara fisik, ekonomi maupun jiwa yang
dialami oleh perorangan atau masyarakat dan negara.
2.Mengurangi penderitaan korban bencana.
3. Mempercepat pemulihan.
4. Memberikan perlindungan kepada pengungsi atau masyarakat yang kehilangan tempat
ketika kehidupannya terancam.

Anda mungkin juga menyukai