Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MIKROBIOLOGI LIMBAH

(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah:


MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN )

Dosen Pengampu :
RIZKI AMELIA NASUTION, M. Si

Disusun oleh:
Kel. 7 /BIOLOGI-1

Dede Nela Safitri 0704181030


Saila 0704183108

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami kelompok 5 ucapkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah
menganugerahi kami dengan nikmat kesehatan dan kesempatan, sehingga mendukung
terselesainya makalah ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Makalah yang berjudul “ Mikrobiologi Limbah” ini disusun dalam rangka memenuhi
tugas mata kuliah Mikrobiologi Lingkungan. Adapun dalam penyusunan makalah ini, kami
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui makalah ini kami hendak
menyampaikan terimakasih yang tulus kepada Ibu Riski Amelia Nasution M. Si. selaku
pendidik mata kuliah Mikrobiologi Lingkungan yang telah membimbing kami dalam
penyusunan makalah ini. Kami juga berterimakasih kepada rekan- rekan yang berpartisipasi
dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari sebagai manusia dengan pengetahuan yang terbatas dan tidak lepas dari
kesalahan, maka makalah ini mungkin masih memiliki kekurangan, Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang instruktif agar makalah ini dapat menjadi lebih baik dan
bermanfaat ke depannya.

Medan, 01 November 2021

Tim Penulis

I
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………...………… I

Daftar Isi …………………………………………………………………………… II

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………………………. 1


B. Rumusan Masalah ……………………………………………….................... 1
C. Tujuan ……………………………………………………………………….. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian mikrobiologi Limbah ……………………..…………………...... 2


B. Pengertian Sampah dan Pengelolaannya ……………….…….…………….. 2
C. Bagaimana proses pengolahan limbah …………………….……………….. 6
D. Bagaimana proses pengolahan limbah infeksius ……….………………….. 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………………........ 8
B. Saran ………………………………………………………………………... 8

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….. 9

II
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani mikros, bios, dan logos. Mikros berarti kecil
yang erat kaitannya dengan mikroorganisme, mikroba, mikrobia, protista, atau jasad renik,
sedangkan bios berarti hidup dan logos artinya ilmu. Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari
semua makhluk mikroskopik dalam bentuk sel tunggal, multiseluler, maupun aseluler seperti
bakteri, fungi, mikroalga, protozoa, dan Archaea. Ilmu mikrobiologi berkembang sejak
ditemukannya mikroskop dan telah menjadi ilmu yang multidisipliner. Penerapannya di masa
kini tidak dapat dipisahkan dengan ilmu yang lain, terutama dalam pengaplikasiannya untuk
memecahkan masalah-masalah praktis seperti farmasi, kedokteran, teknik kimia, arkeologi,
pertanian, gizi, kesehatan, serta pangan.

Limbah adalah sisa atau buangan dari suatu usaha atau kegiatan manusia. Limbah
merupakan bahan buangan yang tidak terpakai yang berdampak negatif jika tidak dikelola
dengan baik. Secara garis besar limbah medis yang dihasilkan sarana pelayanan kesehatan, baik
rumah sakit, puskesmas, atau sarana lain yang terdiri dari limbah yang diproduksi dari beberapa
tindakan seperti hasil suatu diagnosis, pengujian biologis, hasil benda tajam, atau buangan
limbah hasil suatu kegiatan.

I.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian mikrobiologi Limbah ?
2. Pengertian Sampah dan Pengelolaannya ?
3. Bagaimana proses pengolahan limbah ?
4. Bagaimana proses pengolahan limbah infeksius ?

I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian mikrobiologi Limbah
2. Untuk mengetahui Pengertian Sampah dan Pengelolaannya
3. Untuk mengetahui Proses pengolahan limbah
4. Untuk mengetahui Proses pengolahan limbah infeksius

1
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Mikrobiologi Limbah


Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri, rumah
tangga (domestik) maupun rumah sakit, yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu
tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara
kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik. Dengan konsentrasi dan
kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi
kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya
keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
Berdasarkan karakteristiknya, limbah berukuran mikro, bersifat dinamis, berdampak luas dalam
penyebarannya dan berdampak jangka panjang (antar generasi).

Ada dua cara menangani limbah yaitu :

(1) Pemberian perlakuan terhadap limbah agar limbah dapat dimanfaatkan kembali ("reuse")
sebagai bahan mentah baru, produk baru, bahan bakar, makanan atau pupuk. Penanganan dengan
cara ini disebut juga sebagai pemanfaatan limbah sebagai bahan mentah baru, bahan bakar,
pakan atau pupuk. Penanganan dengan cara Ini disebut juga sebagai pemanfaatan limbah.

(2) Pemberian perlakuan terhadap limbah agar limbah sematamata dapat dibuang dalam keadaan
bebas bahaya pencemaran, tanpa usaha mengambil manfaat langsung dari padanya (kecuali
manfaat tak langsung jangka panjang, berupa kelestarian lingkungan).

II.2. Pengertian Sampah dan Pengelolaannya

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam
sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah
dan selama proses alam tersebut berlangsung.

2
Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan
dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya.
Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dan debu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis
limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (Limbah B3).

Pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan


berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Pengelolaan sampah
perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat
secara ekonomi, sehat bagi masyarakat dan aman bagi lingkungan serta dapat mengubah perilaku
masyarakat.

Jenis Sampah Berdasarkan Sifatnya

1. Sampah Organik (Degradable); Pengertian sampah organik adalah sampah yang dapat
membusuk dan terurai sehingga bisa diolah menjadi kompos. Misalnya, sisa makanan, daun
kering, sayuran, dan lain-lain.
2. Sampah Anorganik (Undegradable); Pengertian sampah anorganik adalah sampah yang sulit
membusuk dan tidak dapat terurai. Namun, sampah anorganik dapat didaur ulang menjadi
sesuatu yang baru dan bermanfaat. Misalnya botol plastik, kertas bekas, karton, kaleng bekas,
dan lain-lain.
Berdasarkan bentuknya, sampah dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, diantaranya:

1. Sampah Padat: Sampah pada merupakan material yang dibuang oleh manusia (kecuali kotoran
manusia). Jenis sampah ini diantaranya plastik bekas, pecahan gelas, kaleng bekas, sampah
dapur, dan lain-lain.
2. Sampah Cair: Sampah cair merupakan bahan cair yang tidak dibutuhkan dan dibuang ke
tempah sampah. Misalnya, sampah cair dari toilet, sampai cair dari dapur dan tempat cucian.

3
Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan:

• mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis (pemanfaatan sampah),
atau
• mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup.

❖ Metode Pembuangan

1. Penimbunan darat
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang
sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan
di tanah yang tidak terpakai, lubang bekas pertambangan, atau lubang-lubang dalam. Sebuah
lahan penimbunan darat yang dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat
penimbunan sampah yang higienis dan murah.

Karakteristik desain dari penimbunan darat yang modern di antaranya adalah metode
pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau plastik pelapis. Sampah biasanya
dipadatkan untuk mengurangi volume dan menambah kestabilannya, dan ditutup untuk tidak
menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi gas
yang dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari
tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas
untuk membangkitkan listrik.

2. Daur Ulang (Recyle)

❖ Pengolahan kembali secara fisik


Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan
menggunakan kembali sampah yang dibuang, contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan
untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari
awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur.

4
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminium, kaleng baja
makanan/minuman, Botol HDPE dan PET, botol kaca, kertas karton, koran, majalah, dan kardus.
Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa didaur ulang. Daur ulang dari
produk yang kompleks seperti komputer atau mobil lebih susah, karena bagian-bagiannya harus
diurai dan dikelompokkan menurut jenis bahannya.

❖ Pengolahan biologis
Material sampah organik, seperti residu tanaman, sampah makanan, atau kertas, bisa
diolah dengan menggunakan proses biologis menjadi kompos, atau dikenal dengan istilah
pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagai pupuk dan gas metana
yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik. Contoh dari pengelolaan sampah
menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program di Toronto, Kanada,[1] di mana
sampah organik rumah tangga, seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di
kantong khusus untuk dikomposkan.

❖ Pemulihan energi
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara
menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menjadi
bahan bakar tipe lain. Daur ulang melalui cara perlakuan panas bervariasi mulai dari
menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau pemanas, sampai penggunaannya untuk
memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-
generator. Pirolisis dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakuan panas yang saling terkait, ketika
sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan anaerobik. Proses ini biasanya dilakukan di
wadah tertutup pada tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi
produk berzat padat, gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi
atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk
seperti karbon aktif. Gasifikasi dan gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan untuk
mengkonversi material organik langsung menjadi gas sintetis (campuran antara karbon
monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.

5
II.3. Proses Pengolahan Limbah

Pengolahan limbah adalah proses menghilangkan/menguraikan polutan yang ada dalam


air limbah sehingga hilang sifat-sifat dari polutan tersebut yang meliputi proses fisika, kimia dan
biologi. Proses pengolahan limbah bertujuan meningkatkan akses pelayanan limbah yang ramah
lingkungan, sehingga tercapai peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungan yang
lebih baik dan sehat.

Cara pengolahan limbah dikenal dengan 4R, yakni:

1. Reduce ⇒ Mengurangi jumlah limbah.

2. Reuse ⇒ Menggunakan kembali limbah/barang bekas yang masih dapat digunakan.

3. Recycle ⇒ Mendaur ulang limbah menjadi benda yang berguna.

4. Repair ⇒ Memperbaiki limbah/barang bekas agar dapat digunakan kembali.

Salah satu contoh proses pengolahan limbah keras.


❖ Pemilahan bahan limbah. Seleksi bahan limbah keras perlu dilakukan
sebelum proses produksi.
❖ Pembersihan limbah.
❖ Pengeringan.
❖ Pewarnaan pewarnaan.
❖ Pengeringan setelah pewarnaan.
❖ Penghalusan bahan agar siap pakai.
II.4. Proses Pengolahan Limbah Infeksius

Sedangkan limbah infeksius merupakan limbah yang bisa menjadi sumber penyebaran
penyakit baik kepada petugas, pasien, pengunjung ataupun masyarakat di sekitar lingkungan
rumah sakit. Limbah infeksius biasanya berupa jaringan tubuh pasien, jarum suntik, darah,
perban, biakan kultur, bahan atau perlengkapan yang bersentuhan dengan penyakit menular atau
media lainnya yang diperkirakan tercemari oleh penyakit pasien. Pengelolaan lingkungan yang
tidak tepat akan beresiko terhadap penularan penyakit.

6
Beberapa resiko kesehatan yang mungkin ditimbulkan akibat keberadaan rumah sakit antara lain:
penyakit menular (hepatitis,diare, campak, AIDS, influenza), bahaya radiasi (kanker, kelainan
organ genetik) dan resiko bahaya kimia.

Limbah medis ada berbagai jenis, seperti limbah infeksius, patologis, benda tajam, bahan
kimia kadaluarsa, tumpahan atau sisa kemasan, radioaktif, sitotoksik, farmasi, limbah peralatan
medis yang memiliki kandungan logam berat tinggi, dan limbah tabung gas/kontainer
bertekanan.

Dalam pengelolaan limbah medis, untuk mengurangi dan menghilangkan sifat bahaya
dan beracun, ada enam langkah yang dapat dilakukan. Pertama, pengurangan dan pemilahan.
Hindari material yang mengandung B3 untuk mengurangi penumpukan bahan kadaluarsa dan
perawaran sesuai jadwal. Pisahkan dan wadahi limbah medis berdasarkan jenis, kelompok dan
karakternya. Kedua, penyimpanan. Simpan limbah medis sesuai dengan ketentuan pewarnaan,
simbol dan label. Simpan limbah medis sesuai waktu yang ditentukan. Buat catatan dan laporan
penyimpanan limbah medis.

Ketiga, Pengangkutan. Angkut limbah medis dengan kendaraan bermotor sesuai dengan
aturan yang berlaku. Keempat, Pengolahan. Lakukan pengolahan limbah medis dengan teknologi
termal atau panas seperti, insinerator, autoclave, microwave atau iradasi frekuensi radio.
Lakukan pengolahan dengan teknologi nontermal seperti, enkapsulasi, inertisasi, desinfeksi
kimiawi atau teknologi biologis. Kelima, penguburan. Penguburan dapat dilakukan apabila tidak
tersedia pengolah limbah medis. Kubur limbah medis hanya untuk jenis limbah sesuai ketentuan
yang berlaku. Keenam, penimbunan. Timbun limbah berupa abu insinerator pada fasilitas
penimbunan saniter/terkendali/akhir limbah medis berizin. Lakukan proses penimbunan sesuai
dengan ketentuan berlaku.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari semua makhluk mikroskopik dalam bentuk
sel tunggal, multiseluler, maupun aseluler seperti bakteri, fungi, mikroalga, protozoa, dan
Archaea.

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam
sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah
dan selama proses alam tersebut berlangsung.

Limbah adalah sisa atau buangan dari suatu usaha atau kegiatan manusia. Limbah
merupakan bahan buangan yang tidak terpakai yang berdampak negatif jika tidak dikelola
dengan baik. Secara garis besar limbah medis yang dihasilkan sarana pelayanan kesehatan, baik
rumah sakit, puskesmas, atau sarana lain yang terdiri dari limbah yang diproduksi dari beberapa
tindakan seperti hasil suatu diagnosis, pengujian biologis, hasil benda tajam, atau buangan
limbah hasil suatu kegiatan.

B. Saran

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karna itu penulis mengharapkan kritik dan saran pada pembaca yang sekiranya dapat
membangun dan memotivasi penulis untuk menjadi lebih baik lagi nantinya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Artiningsih, NKA, 2008. Peran Serta Masyarakat Dalam Pengeloaan Sampah Rumah Tangga.
Semarang: Universitas Diponegoro.

Cristian. H. 2008. Modifikasi Sistem Burner. Jakarta: Universitas Indonesia.

Darto, K. A. 2007. Kisah Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai Wilayah di Indonesia.


Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.

Faizah. 2008. Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Semarang: Universitas Diponegoro.

Sulistyawati E dan Ridwan N. Efektivitas Kompos Sampah Perkotaan sebagai Pupuk Organik
dalam Meningkatkan Produktivitas dan Menurunkan Biaya Produksi Budidaya Padi.
Bandung: ITB.

Anda mungkin juga menyukai