Anda di halaman 1dari 10

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU UTARA

DINAS PEKERJAAN UMUM


DAN PENATAAN RUANG
Jalan Jend. A.Yani No. 41 Ternate (0921) 7743550, Fax. (0921) 7747570

SURAT PERJANJIAN PEKERJAAN (KONTRAK)


NOMOR : DPU.02.03./SPK/BL.IX/486112/APBD-P/2015/44
TANGGAL : 03 Juni 2014

ANTARA
PEMERINTAH PROVINSI MALUKU UTARA

DENGAN

CV. BINAKARYA MALUT

MENGENAI JASA KONSULTAN

Penyusunan DID Pelabuhan


Laut Makian

LOKASI :

PULAU MAKIAN

Pada hari ini, Senin tanggal Tujuh bulan April Tahun Dua Ribu Empat Belas, kami
masing-masing yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : Soebagio, ST.MM


Jabatan : Kepala Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang
Provinsi Maluku Utara
Alamat : Jalan Jend. A.Yani No. 41 Ternate (0921) 7743550, Fax
(0921) 7747570

Yang dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Dinas Pekerjaan Umum Dan
Penataan Ruang Provinsi Maluku Utara selaku Kepala Dinas PPK, yang
selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK PERTAMA

2. Nama : ISWAN A LATIEF, SE


Jabatan : Direktur CV. BINAKARYA MALUT
Alamat : Jl. Jati Metro TV Rt.010/Rw.005 Kel Jati Kota Ternate

Yang dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama CV. BINAKARYA MALUT, yang
selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK KEDUA

Dengan ini Kedua belah pihak menyatakan sepakat untuk mengadakan perjanjian kerja
sama dalam melaksanakan PERENCANAAN DID PELABUHAN HIRI
TOGOLOBE, dengan ketentuan dan syarat-syarat yang diatur dalm pasal-pasal berikut
ini :

Pasal 1
PEMBERI PEKERJAAN
PIHAK PERTAMA dalam kedudukannya selaku Kepala Dinas Perhubungan Kota
Ternate, memberi tugas kepada PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA menerima
dengan baik tugas tersebut untuk melaksanakan PERENCANAAN DID
PELABUHAN HIRI TOGOLOBE, yang tercantum dalam APBD.

Pasal 2
JENIS PEKERJAAN
Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah PERENCANAAN DID PELABUHAN
HIRI TOGOLOBE.

Pasal 3
SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN PEKERJAAN
PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA untuk menerima
tugas tersebut yaitu guna melaksanakan PERENCANAAN DID PELABUHAN HIRI
TOGOLOBE.

Dengan Pedoman persyaratan yang telah ditetapkan, meliputi pekerjaan-pekerjaan


sebagai berikut :
Melaksanakan Pekerjaan Perencanaan Teknis yang meliputi pelaksanaan tahap
pengumpulan data, tahap survey lapangan, sampai dengan tahap rencana gambar kerja
dan syarat-syarat serta mengkoordinasikan program kerja yang telah ditetapkan pada
pekerjaan tersebut diatas.
1. Ikut serta hadir dalam rapat penjelasan pekerjaan yang diadakan Panitia Lelang
bersama Pemborong Peserta Lelang.
2. Ikut serta dalam pemasukan penawaran yang diadakan Panitia Lelang, waktu para
Pemborong Peserta Lelang memasukkan penawaran.
3. Ikut serta dalam rapat penilaian hasil lelang bersama Panitia Lelang, menyediakan
data teknis serta membuat analisa hasil penawaran pemborong untuk bahan
pertimbangan bagi panitia guna menetapkan usulan pemenangnya.
4. Memberikan petunjuk dan pengarahan kepada para pemborong yang memenangkan
pelelangan serta cara pelaksanaan pekerjaan yang mengatur jadwal pelaksanaan.
Mengatur prioritas pekerjaan kepada Pimpinan Kegiatan atas pertimbangan Teknis
Teknologis.

Pasal 4
DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan tersebut dalam pasal 1 harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang tidak dapat dipisahkan dari perjanjian kontrak ini, seperti
yang tertera di bawah ini :
1. Rencana Acuan Kerja / TOR ( Pengarahan Penugasan dan Usulan Teknis )
pekerjaan perencanaan dan yang telah ditetapkan.
2. Semua ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan administrasi teknis yang
tercantum dalam dokumen pelaksanaan PERENCANAAN DID PELABUHAN
HIRI TOGOLOBE
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia No : 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah.
4. SPAAP Menteri Keuangan No ; 14/028/A.21/01/2003 tertanggal 01 Januari 2003.
5. Peraturan Pembanguan Gedung untuk Kabupaten yang bersangkutan.
6. Peraturan Konstruksi Beton Indonesia ( PBI ) 1971 yang dikeluarkan oleh Lembaga
normalisasi Indonesia.
7. Peraturan umum tentang Instalasi Listrik.
8. ( PUIL ) Tahun 1971 yang dikeluarkan oleh Dewan Normalisasi Indonesia.
9. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia ( PPKI ) Tahun 1861 yang dikeluarkan oleh
Badan Normalisasi Indonesia.
10. Peraturan lainnya yang berhubungan dengan perencanaan.
11. Penyerahan tugas dari PIHAK PERTAMA yang sudah diberikan kepada PIHAK
KEDUA seperti yang terlampir pada perjanjian ini.

Pasal 5
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
PIHAK KEDUA harus melaksanakan pekerjaan berdasarkan Kerangka Acuan Kerja
dari PIHAK PERTAMA dan berdasarkan Ususlan Teknis yang telah disetujui dan
yang telah dimasukkan oleh PIHAK KEDUA.
1. PIHAK KEDUA harus melaksanakan PERENCANAAN DID PELABUHAN
HIRI TOGOLOBE, berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) dari PIHAK
PERTAMA dan berdasarkan Usulan Teknis yang telah disetujui dan disampaikan
oleh PIHAK PERTAMA.
2. PIHAK KEDUA harus melaksanakan pekerjaannya dengan segala kemampuan,
keahlian dan pengalamannya sebagaimana disyaratkan oleh PIHAK PERTAMA
sesuai dengan yang tercantum dalam kerangka acuan.
3. PIHAK KEDUA wajib bertanggung jawab untuk melakukan pekerjaan
Perencanaan Teknis seperti yang tersebut dalam pasal 1 perjanjian ini dan ketetapan
waktu untuk menyelesaikan pekerjaan dan dokumennya.
4. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan untuk menyerahkan pekerjaan yang diterima
dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KETIGA kecuali mendapat persetujuan
dari PIHAK PERTAMA.
5. PIHAK KEDUA harus bersedia menyerahkan salinan atau cetakan tambahan
dokumen laporan pelaksanaan pekerjaan kepada PIHAK PERTAMA bilamana
diperlukan yang biaya cetakannya dibebankan kepada PIHAK KEDUA.
6. PIHAK KEDUA beserta staf atau penugasannya tidak diperkenankan bertindak
secara langsung sebagai pemasok bahan bangunan ( Leveransir ) atau sub.
Pemborong pekerjaan ini.

Pasal 6
HASIL PEKERJAAN
1. PIHAK KEDUA harus menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA, 5 ( Lima )
salinan dokumen perencanaan yang merupakan gambar kerja, RKS ( Rencana Kerja
dan Syarat-syarat ), BQ ( Bill Of Quantity ), dan EE ( Engineer Estimate ).
2. PIHAK KEDUA harus menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA, 5 ( Lima )
salinan Laporan Perencanaan Teknis.
3. PIHAK KEDUA harus menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA 1 set CD
Perencanaan.

Pasal 7
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Pekerjaan-pekerjaan yang tercantum dalam pasal 1 surat perjanjian pekerjaan
konsultan perencanaan teknis ini harus diselesaikan tahap demi tahap setelah
mendapat persetujuan dari PIHAK PERTAMA dan instansi yang berwenang.
2. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang disebut dalam pasal 1 surat perjanjian ini
ditetapkan 90 ( sembilan puluh ) hari kalender masa perencanaan tanggal 12
Maret 2015 sampai dengan 15 Juni 2015.
Pasal 8
HARGA PEKERJAAN
Harga kontrak untuk pekerjaan sebagaimana tersebut dalam pasal 1 adalah sebesar Rp.
876.300.000,- ( Delapan Ratus Tujuh Puluh Enam Ribu Tiga Ratus Ribu Rupiah ),
harga borongan tersebut sudah termasuk PPN ( Pajak Pertambahan Nilai ), dan
merupakan harga yang tetap dan pasti. Pembayaran rekening dari proyek tersebut
melalui rekening No 0901095775 BPD Maluku Kota Ternate.

Pasal 9
CARA PEMBAYARAN
Biaya konsultan perencanaan PERENCANAAN DID PELABUHAN HIRI
TOGOLOBE akan dibayarkan sebesar 100 % untuk Pengawasan Teknis apabila
PIHAK KEDUA sudah menyerahkan Laporan Perencanaan Akhir kepada PIHAK
PERTAMA.

Pasal 10
TENAGA KERJA DAN UPAH
1. PIHAK KEDUA harus menyediakan tenaga-tenaga ahli untuk melaksanakan
pekerjaan yang sesuai dengan segala petunjuk-petunjuk dari PIHAK PERTAMA
dan harus menjaga pekerjaan selalu dalam keadaan baik.
2. Semua pengeluaran dan upah untuk melaksanakan pekerjaan tersebut dalam pasal 1
pada perjanjian ini menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
3. Ditempat dilaksanakannya pekerjaan, PIHAK KEDUA harus menyediakan ahli-
ahli yang cukup untuk memadai untuk melakukan bagian-bagian pekerjaan yang
ada hubungannya dengan pekerjaan seperti yang tersebut dalam pasal 1 surat
perjanjian ini.
4. Apabila ahli-ahli dari PIHAK KEDUA seperti tersebut dalam ayat 1 pasal ini tidak
memenuhi syarat pertimbangan PIHAK PERTAMA, PUHAK KEDUA akan
diberi tahu dan akan menggantinya, dan PIHAK KEDUA harus menyediakan
wakil yang mampu untuk maksud yang sama yang diterima oleh PIHAK
PERTAMA.
5. PIHAK KEDUA wajib bertanggung jawab atas kerigian PIHAK PERTAMA
yang disebabkan oleh petugas-petugasnya yang dikerjakan oleh PIHAK KEDUA.

Pasal 11
KEADAAN DARURAT ( FORCE MAJURE )
1. Keadaan darurat adalah keadaan yang terjadi diluar kekuasaan PIHAK KEDUA
termasuk :
a. Bencana alam seperti gempa bumi, tanah longsor, banjir, badai, petir dan lain-
lain.
b. Kebakaran
c. Perang, Huru-hara, pemberontakan, pemogokan, wabah penyakit dan sejenisnya
yang mengakibatkan pengaruh langsung tertundanya penyelesaikan pekerjaan.
2. Dalam hal ini terjadi keadaan memaksa, PIHAK KEDUA harus memberitahu
PIHAK PERTAMA secara tertulis sekurang-kurangnya 7 ( Tujuh ) hari kalender
sejak terjadinya keadaan darurat, yang disertai dengan persyaratan resmi dari
Kantor Meteorlogi, Kantor polisi atau Kantor Pemerintah Daerah setempat,
keterangan tertulis tersebut harus juga diberitahukan kepada PIHAK PERTAMA
segera sesudah kejadian tersebut berakhir.
3. Setelah PIHAK PERTAMA menerima laporan dari PIHAK KEDUA, maka
PIHAK PERTAMA harus menyatakan kepada PIHAK KEDUA secara tertulis
untuk menerima atau menolak keadaan memaksa itu dalam waktu 3 x 24 ( Tiga
Kali Dua Puluh Empat ) jam dari tanggal diterimanya laporan dari PIHAK
KEDUA.
4. Apabila dalam waktu 3 x 24 jam dari tanggal penerima laporan tentang keadaan
memaksa itu PIHAK PERTAMA tidak memberikan jawaban, dapat dianggap
bahwa PIHAK PERTAMA menerima kejadian dari diluar kekuasaan.
5. Apabila kejadian memaksa tersebut ditolak oleh PIHAK PERTAMA, ketentuan
pasal 3 ayat 3, pasal 5 ayat 2 dan pasal 11 ayat 1 perjanjian ini akan mengikat.

Pasal 12
PERUBAHAN TUGAS PEKERJAAN
1. Apabila PIHAK PERTAMA mengadakan perubahan-perubahan dalam bagian
pekerjaan tersebut dalam pasal 1 surat Perjanjian ini, maka pada saat itu pula
PIHAK PERTAMA bersama-sama PIHAK KEDUA mengadakan penilaian
terhadap bagian-bagian yang telah diselesaikan oleh PIHAK KEDUA.
2. Biaya Konsultan Perencanaan bagian-bagian yang telah disahkan dan diterima
dengan baik PIHAK PERTAMA, akan dibayarkan kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 13
SANKSI DAN DENDA
1. Apabila PIHAK KEDUA tidak mampu untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan
dalam waktu yang telah ditentukan dalam pasal 5 Surat Perjanjian ini, tanpa alasan
yang dapat diterima oleh PIHAK PERTAMA, untuk setiap hari keterlambatan
akan dikenakan denda sebesar 1/1000 ( Sepermil ) dari nilai kontrak.
2. Apabila PIHAK KEDUA tidak memenuhi ketentuan dalam Term Of Reference
dan PIHAK KEDUA tidak mengindahkan perintah PIHAK PERTAMA terhitung
3 ( Tiga ) hari setelah diterima surat teguran PIHAK PERTAMA, untuk setiap kali
PIHAK KEDUA tidak dapat memenuhi perintah tersebut, maka denda 2/1000
( Dua Per Mil ) dari nilai kontrak, harus dikenakan denda kepada PIHAK KEDUA
dalam hal ini PIHAK KEDUA masih mempunyai kewajiban untuk menyelesaikan
pekerjaan seperti tercantum pada Term Of Reference.
3. Apabila denda telah melampaui 10 % dari harga kontrak, PIHAK PERTAMA,
mempunyai hak untuk menyerahkan kepada pihak lain atas biaya PIHAK KEDUA

Pasal 14
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak pada prinsipnya kedua belah
pihak menyetujui untuk menyelesaikan perselisihan tersebut secara musyawarah.
2. Dalam hal kesepakan untuk perselisihan ini tidak dapat dicapai, maka perselisihan
tersebut akan diselesaikan melalui pengadilan Arbitrasi di bawah Badan Arbitrasi
Nasional Indonesia ( BANI ).
3. Keputusan dari Arbitrasi tersebut akan mengikat secara mutlak kepada kedua belah
pihak. Seluruh pengeluaran untuk penyelesaian perselisihan ini akan ditanggung
bersama oleh kedua belah pihak.
4. Dalam hal keputusan yang disebutkan dalam ayat 3 pada pasal ini tidak dapat
diterima oleh salah satu pihak atau kedua belah pihak, kasus perselisihan tersebut
harus diselesaikan melalui Pengadilan Negeri.

Pasal 15
PEMUTUSAN PERJANJIAN
1. PIHAK PERTAMA dapat mengakhiri perjanjian ini dengan mengabaikan ikatan
pasal 1266 dan 1267 KUHP, segera setelah :
a. PIHAK KEDUA tidak dapat atau tidak mampu menyelesaikan pekerjaan yang
disebutkan pada pasal 1 dalam Surat Perjanjian ini.
b. PIHAK KEDUA gagal untuk menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu yang
telah ditentukan oleh PIHAK PERTAMA seperti yang disebutkan dalam pasal
5 ayat 2 dalam perjanjian ini yang dalam waktu itu PIHAK PERTAMA telah
mengingatkan secara berturut-turut sebanyak 3 kali secara tertulis kepada
PIHAK KEDUA, tetapi tidak dapat ditanggapi dari PIHAK KEDUA.
2. Apabila terjadi pembatalan persetujuan oleh PIHAK PERTAMA, maka PIHAK
PERTAMA akan menunjukkan konsultan baru untuk menyelesaikan pekerjaan
tersebut.
3. Selain disebut pada ayat 1 pasal ini, perjanjian hanya dapat dibatalkan atas
persetujuan tertulis dari kedua belah pihak

Pasal 16
BEA MATERAI DAN PAJAK
1. Semua biaya materai dan biaya lainnya akan ditanggung oleh PIHAK KEDUA dan
harus dibayar sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2. Dua berkas copy perjanjian ini harus ditempel materai senilai Rp 6000.- ( Enam
Ribu Rupiah ) masing-masing berkas. Berkas pertama harus ditanda tangani
melintas materai oleh PIHAK KEDUA dan berkas kedua harus ditanda tangani
melintas materai oleh PIHAK PERTAMA.

Pasal 17
TEMPAT KEDUDUKAN
Untuk segala akibat yang ditimbulkan perjanjian ini, kedua belah pihak bersepakat
tempat kedudukan resmi dan tetap di Pengadilan Negeri

Pasal 18
LAIN - LAIN

1. Segala ketentuan yang belum disebutkan dalam perjanjian ini, atau setiap
perubahan didalamnnya yang dianggap perlu oleh kedua belah pihak, akan diatur
kemudian dengan tambahan ( Addendum ) dan akan merupakan ketentuan yang
tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
2. Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 10 ( Sepuluh ) ganda terdiri dari atas dua buah
asli yang masing-masing dibubuhi materai cukup dan mempunyai kekuatan sama,
masing-masing untuk digunakan oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
Sisanya delapan buah salinan perjanjian ini diperuntukkan bagi pihak-pihak lain
yang ada hubungannya dengan pekerjaan tersebut

Pasal 19
PENUTUP

Surat Perjanjian ini ditandatangani oleh kedua belah pihak pada hari dan tanggal yang
telah ditentukan dan di ketahui oleh instansi yang berwenang.

Sofifi, 03 Juni 2014

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


CV. BINAKARYA MALUT KEPALA DINAS PERHUBUNGAN
KOTA TERNATE

ISWAN A LATIEF, SE SOEBAGIO, ST.MM,


Direktur Nip : 195609181983031014

Anda mungkin juga menyukai