Anda di halaman 1dari 5

Nama : Rizka Fadhila

NIM : A1C020085
Kelompok :6
Asprak : Thoibah

ACC ACARA 5
MEMAHAMI PERPINDAHAN ENERGI KARENA PERBEDAAN SUHU

1. Alat dan bahan (beserta foto)


a. Air (suhu sekitar 20-25℃)

Gambar 1. Air (suhu sekitar 20-25℃).

b. Es batu

Gambar 2. Es batu.

c. Kompor

Gambar 3. Kompor.

d. Panci
Gambar 4. Panci.

e. Pengukur waktu/stopwatch

Gambar 5. Pengukur waktu/stopwatch.

2. Prosedur kerja (beserta foto)


a. Siapkan air dan es batu dengan massa yang sama

Gambar 6. Menyiapkan air dan es batu dengan massa yang sama.

b. Rebus air hingga mendidih, catat waktu yang diperlukan


Gambar 7. Merebus air hingga mendidih.

c. Rebus es batu hingga mendidih, catat waktu yang diperlukan

Gambar 8. Merebus es batu hingga mendidih.

d. Hitung perbedaan waktu antara merebus air dan merebus es

Gambar 9. Waktu perbedaan air dan es batu saat mendidih.

3. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil pengamatan


No. Objek Waktu (detik) Suhu (oC)

1 Air 127 20-25


2 Es 343 -4
4. Deskripsi hasil pengamatan
Setelah dilakukannya praktikum, dibuatlah data dari tabel 1. Didapatkan
hasil data lama waktu perebusan antara es batu dan air dengan massa yang sama.
Waktu perebusan yang paling lama sampai ke titik didih dialami oleh objek es
batu dengan kisaran waktu 343 detik. Hal ini disebabkan karena objek es batu
berada di fase padat, sehingga untuk sampai ke titik didih es batu harus melewati
beberapa fase. Pertama fase padat ke fase cair, kedua fase cair ke fase uap hingga
akhirnya mencapai titik didih. Pada saat es batu di fase padat ke fase cair es batu
berada di titik lebur yang menyebabkan bertambah waktu untuk mencapai titik
didih dan kalor yang terlibat dalam perubahan fase tersebut adalah kalor laten
dan dalam hal ini biasa disebut sebagai kalor lebur. Kalor laten peleburan adalah
jumlah kalor yang diserap ketika material berubah dari fase padat ke fase cair
atau sebaliknya, kemudian kalor laten penguapan adalah jumlah energi panas
yang diserap ketika material berubah dari fase cair ke fase uap atau sebaliknya
(Syuhada, 2012).
Sedangkan objek air yang digunakan memiliki lamanya waktu didih selama
127 detik. Hal ini disebabkan karena air hanya mengalami satu fase yaitu fase
cair ke fase uap hingga akhirnya mendidih. Ketika air dipanaskan dengan
mengalirkan kalor, maka suhu air tersebut akan naik dan jika sudah mencapai
titik didih, akan terbentuk gelembung-gelembung gas dalam air yang bermula
dari bawah/dasar wadah lalu kemudian akan semakin banyak naik ke atas secara
kontinu. Gelembung gas yang dihasilkan oleh proses pendidihan dan dapat
diamati langsung oleh indra penglihatan adalah uap air atau air dalam fase gas
(Firmansyah, 2019).
Dari Sunarmi, dkk., 2016 menjelaskan bahwa perpindahan panas
didefinisikan sebagai berpindahnya energi dari satu daerah ke daerah lainnya
sebagai akibat dari adanya perbedaan temperatur. Perpindahan panas dapat
berlangsung melalui salah satu dari tiga cara yaitu konduksi, radiasi dan
konveksi. Konveksi adalah proses transport energi dengan kerja gabungan dari
konduksi panas, penyimpanan dan gerakan mencampur. Konveksi sangat penting
sebagai mekanisme perpindahan energi antara permukaan benda padat dan cairan
atau gas. Perpindahan energi dengan cara konveksi dari suatu permukaan yang
suhunya di bawah suhu fluida sekitarnya berlangsung dalam beberapa tahap.
Pertama, panas akan mengalir dengan cara konduksi dari permukaan ke
partikel-partikel fluida. Kemudian partikel-partikel fluida tersebut akan bergerak
ke daerah yang bersuhu tinggi, dan memindahkan sebagian energinya pada
partikel-partikel fluida lainnya. (Ambarita, 2011). Sejumlah es batu yang
dipanaskan akan berubah wujud menjadi air. Bila terus-menerus dipanaskan,
maka pada suatu ketika (ketika telah mencapai titik didih) air akan mendidih dan
berubah wujud menjadi uap air (Sunami., dkk, 2016).
Pada saat memasak air hingga mendidih akan mengalami perpindahan
kalor melalui zat penghantar yang disertai dengan perpindahan bagian-bagian zat
tersebut atau biasanya disebut sebagai konveksi dan memasak air hingga
mendidih merupakan salah satu contoh peristiwa konveksi (Triwidiya, 2020).
Dengan demikian, fase-fase yang dilalui oleh objek es baju sebelum
mencapai ke titik didih merupakan proses yang dilalui dan menyebabkan es batu
lebih lama untuk mencapai titik didih, jika dibandingkan dengan air yang
langsung bisa ke titik didih melalui satu fase saja.

Literatur Pendukung :
Firmansyah, J., 2019. Eksplanasi Ilmiah Air Mendidih Dalam Suhu
Ruang. Jurnal Filsafat Indonesia, 1(2): 75-79.
Syuhada, A. 2012. Karakteristik Perpindahan Panas Peleburan Parafin-Al2O3
Sebagai Material Penyimpan Panas. Prosiding Seminar Nasional Energi
Terbarukan Dan Produksi Bersih.
Triwidiya, L. 2020. Analsisis Modul IPA semester 2 untuk Sekolah
Dasar. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
Sunarmi, dkk. 2016. Pengaruh Suhu Terhadap Perpindahan Panas pada Material
Yang Berbeda. Jurnal Dinamika, hal 62-73.

Anda mungkin juga menyukai