Siti Sanisah
Kepala Seksi GTK PAUD dan DIKMAS,
Dinas Pendidikan Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat
Sitisanisah25@gmail.com
Abstract
The research aimed at exploring the education budget policies that carried out in the context of
regional autonomy concerning to: formulation, content, implementation, evaluation and policy
impact. The research was qualitative and using deep interviews, observations and focus group
discussions. The source of information were the related staffs of Educational Board, Regional
Development Planning Bureau, Local government and legislatives in Lombok Tengah which then
run on purposive and snowball sampling technique. It was concluded that formulation stages
applied three main approaches namely participatory, technocratic and political. The contents of the
budget policy met the demands of budgeting regulation (20%), but still focus on infrastructure
development and bureaucratic spending. The implementation process using a top down approach
that automatically implementer predominantly from government agencies. The results were still
below of the standards (criteria) that have been defined previously on planning stage. Finally, the
impact provided less social benefit to the community.
Keywords: policy of analysis and educational budgeting
anggaran selalu jadi alasan klasik RPJMD Lombok Tengah tahun 2011-
sesuai kaidah yang berlaku menjadi NTB (63.667 orang pada tahun 2010);
http://ojs.jpeb.net 102
siswa SD, 63 orang siswa MI, 595 tamat SD). Kualitas sektor pendidikan
kasus di SMP dan MTs 381 kasus). juga dapat dipahami dari capaian APM
Dan rata-rata lama sekolah tahun 2011 dan APK Kabupaten Lombok Tengah
SD SMP SMA
No Tahun
APK APM APK APM APK APM
1 2008 110,65 92,93 93,92 76,27 58,81 40,93
2 2009 117,15 98,89 99,42 85,80 59,57 47,42
3 2010 117,22 99,21 99,51 89,44 59,30 48,29
4 2011 114,01 99,22 99,53 89,45 60,04 55,76
5 2012 113,67 99,23 101,05 89,47 71,51 61,67
6 2013 113,69 99,61 96,40 89,91 61,17 59,06
Sumber: Profil Pendidikan Kabupaten
Loteng Tahun 2013
APK dan APM (terutama di SMP dan tidak berdampak signifikan terhadap
SMA) dan potret kondisi pendidikan penurunan angka drop out maupun
2008 dan 2011. Dalam nota disebutkan Kabupaten Lombok Tengah untuk
rencana pendapatan dan belanja choice (Dye, 1995; Henry, 1975 dan
negara/daerah dalam kurun waktu satu Dror, 1968), rational actor model,
berupa setiap penerimaan yang perlu dan Zelikow, 1999). Dalam setiap
yang akan diterima kembali. Karena itu, kebijakan publik melalui serangkaian
pendidikan dalam suatu masyarakat (Dunn, 1995; Ripley, 1985; Smith dan
untuk kurun waktu tertentu (Tilaar dan Larimer, 2009). Tahap lain yang dapat
model, rational model, game theoretic approval, budget execution and budget
http://ojs.jpeb.net 104
Dalam konteks otonomi daerah di untuk memahami sistem pengelolaan
peraturan bupati dan peraturan bupati. MK). Sumber dominan anggaran dari
(Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis) kriteria pada posisi middle area (tidak
hasil yang fokus pada output (capaian masyarakat minim. Dengan kondisi
http://ojs.jpeb.net 109
masyarakat terhadap program dan formulation, policy legitimation, policy
lemahnya trust masyarakat terhadap (Dye, 1995). Empat dari enam langkah
memadai dari sisi kualitas termasuk ini memiliki aktivitas tersendiri, sebagai
perubahan kondisi yang signifikan pada dapat dilakukan jika kebijakan telah
http://ojs.jpeb.net 110
berdosis politik tinggi, sangat (GPM) (Allison dan Zelikow, 1999).
http://ojs.jpeb.net 111
datang, sumber pengembangan ukuran jumlah anggaran (Toyamah dan
standar untuk evaluasi kinerja, alat Usman, 2004). Dalam konteks ini,
lebih 20% dari APBD maupun APBN). dibiayai melalui anggaran dalam
Faktanya, menurunnya anggaran yang menjawab masalah pendidikan.
dikelola pemerintah pusat dan
Implikasi logis jika langkah untuk
sebaliknya meningkatnya anggaran
memperbaiki dan mengembangkan
pendidikan yang dikelola pemerintah
suatu sistem ke arah tujuan yang
daerah, hanya impact perubahan
dicapai mengalami hambatan,
wewenang bukan karena peningkatan
http://ojs.jpeb.net 112
kelemahan dan penyimpangan adalah sesuai harapan. Dalam sejarah
ekonomi high cost (biaya tinggi) yang kebijakan terdapat dua pendekatan
http://ojs.jpeb.net 113
yang harus dipenuhi, yaitu (1) appropriateness (Dunn, 2004). Aspek
http://ojs.jpeb.net 114
Dampak implementasi kebijakan lengkap, namun kualitasnya belum
anggaran
memadai termasuk pembangunan dan
Dalam konteks kebijakan
pemeliharaan infrastruktur.
anggaran pendidikan, dampak yang
Semestinya tingginya anggaran
dimaksud adalah perubahan kondisi
pendidikan mampu memberikan social
yang terjadi pada masyarakat karena
benefit pada masyarakat. Dapat
adanya intervensi kebijakan berupa
berbentuk penyelenggaraan pendidikan
penyelenggaraan program dan
gratis; pendidikan berkualitas dan
kegiatan pendidikan. Capaian
murah bagi masyarakat di tingkat SLTA
implementasi kebijakan anggaran di
dan PT; peningkatan kualitas pendidik;
Lombok Tengah yang dominan pada
pemberian beasiswa dan bantuan
kategori tidak tercapai, bermakna
bahwa dampak yang diharapkan juga pendidikan bagi warga masyarakat dan
http://ojs.jpeb.net 118
Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2005.
Smith, Kevin B dan Christopher W.
Larimer. The Public Policy Theory
Primer. Boulder: Westview Press,
2009.
Sukardi, Ahmad. Participatory
Governance dalam Pengelolaan
Keuangan Daerah. Yogtyakarta:
LaksBang Press Indo, 2009.
Suryadi, Ace dan HAR Tilaar. Analisis
Kebijakan Pendidikan (Suatu
Pengantar). Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1993.
Tilaar, HAR dan Riant Nugroho.
Kebijakan Pendidikan: Pengantar
untuk Memahami Kebijakan
Pendidikan dan Kebijakan
Pendidikan Sebagai Kebijakan
Publik. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2008.
Toyamah, Nina dan Syaikhu Usman.
Alokasi Anggaran Pendidikan di
Era Otonomi Daerah: Implikasinya
Terhadap Pengelolaan Pelayanan
Pendidikan Dasar. Jakarta:
Lembaga Penelitian SMERU,
2004.
Wholey, Joseph S, HP. Hatry dan KE.
Newcomer, (Ed). Hanbook of
Practical Program Evaluation:
Third Editions. San Fransisco:
Jossey-Bass, 2010.
http://ojs.jpeb.net 119